Jumadil Qubro: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(24 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{ref improve}} |
|||
{{Infobox Ulama Muslim |
{{Infobox Ulama Muslim |
||
|notability = Syekh Jumadil Qubro |
|notability = Syekh Jumadil Qubro |
||
Baris 4: | Baris 5: | ||
}} |
}} |
||
'''Syekh Jumadil Qubro''' |
'''Syekh Jumadil Qubro''' atau |
||
[[Jamaluddin Akbar al-Husaini]] atau '''Maulana Husain Jumadil Kubro''' berasal dari [[Samarkand]], [[Uzbekistan]], [[Asia Tengah]]. Ia diyakini sebagai keturunan ke-10 dari [[Husain bin Ali|al-Husain]], cucu Nabi [[Muhammad]] SAW. |
[[Jamaluddin Akbar al-Husaini]] atau '''Maulana Husain Jumadil Kubro''' berasal dari [[Samarkand]], [[Uzbekistan]], [[Asia Tengah]]. Ia diyakini sebagai keturunan ke-10 dari [[Husain bin Ali|al-Husain]], cucu Nabi [[Muhammad]] SAW. |
||
== Petilasan == |
== Petilasan == |
||
[[Petilasan]]-(''maqam'')-nya dilaporkan ada di beberapa tempat, yaitu di [[Semarang]]<ref>http://www.suaramerdeka.com/harian/0112/08/kot7.htm</ref>, [[Trowulan]]<ref>http://www.kompas.com/kompas-cetak/0303/19/jatim/192490.htm</ref>, dan di [[Bukit Turgo|Dusun Turgo]] (dekat Plawangan, [[Kaliurang]]), [[Purwobinangun, Pakem, Sleman|Desa Purwobinangun]], [[Pakem, Sleman|Kecamatan Pakem]], [[Kabupaten Sleman]]. Ia wafat dan di makamkan di Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.{{Bio muslim butuh rujukan}} |
[[Petilasan]]-(''maqam'')-nya dilaporkan ada di beberapa tempat, yaitu di [[Semarang]]<ref>{{Cite web |url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0112/08/kot7.htm |title=Salinan arsip |access-date=2006-10-16 |archive-date=2007-03-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070311015322/http://www.suaramerdeka.com/harian/0112/08/kot7.htm |dead-url=yes }}</ref>, [[Trowulan]]<ref>http://www.kompas.com/kompas-cetak/0303/19/jatim/192490.htm</ref>, dan di [[Bukit Turgo|Dusun Turgo]] (dekat Plawangan, [[Kaliurang]]), [[Purwobinangun, Pakem, Sleman|Desa Purwobinangun]], [[Pakem, Sleman|Kecamatan Pakem]], [[Kabupaten Sleman]]. Ia wafat dan di makamkan di Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.{{Bio muslim butuh rujukan}} |
||
== Syiar Islam == |
== Syiar Islam == |
||
Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, [[Maulana Ibrahim Asmoroqondi]], [[Abdullah Asy'ari]], dan [[Maulana Ishaq]], datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah; '''Syekh Jumadil Qubro''' akhirnya ke Wajo, Makassar di mana ia wafat dan dimakamkan,{{Bio muslim butuh rujukan}} Maulana Ibrahim Asmoroqondi ke [[Champa]], di sebelah Selatan Vietnam, yang kemudian mengislamkan Kerajaan Campa, sementara adiknya Maulana Ishaq pergi ke [[Aceh]] dan mengislamkan [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudra Pasai]].{{Bio muslim butuh rujukan}} |
Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, [[Maulana Ibrahim Asmoroqondi]], [[Abdullah Asy'ari]], dan [[Maulana Ishaq]], datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah; '''Syekh Jumadil Qubro''' akhirnya ke Wajo, Makassar di mana ia wafat dan dimakamkan,{{Bio muslim butuh rujukan}} Maulana Ibrahim Asmoroqondi ke [[Champa]], di sebelah Selatan Vietnam, yang kemudian mengislamkan Kerajaan Campa, sementara adiknya [[Maulana Ishaq]] pergi ke [[Aceh]] dan mengislamkan [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudra Pasai]].{{Bio muslim butuh rujukan}} |
||
== Turunan == |
== Turunan == |
Revisi per 23 Juli 2024 02.29
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Syekh Jumadil Qubro | |
---|---|
Keturunan | Maulana Ibrahim Asmoroqondi, Maulana Ishaq, dan Abdullah Asy'ari |
Syekh Jumadil Qubro atau Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Maulana Husain Jumadil Kubro berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah. Ia diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu Nabi Muhammad SAW.
Petilasan
Petilasan-(maqam)-nya dilaporkan ada di beberapa tempat, yaitu di Semarang[1], Trowulan[2], dan di Dusun Turgo (dekat Plawangan, Kaliurang), Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Ia wafat dan di makamkan di Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.[butuh rujukan]
Syiar Islam
Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana Ibrahim Asmoroqondi, Abdullah Asy'ari, dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah; Syekh Jumadil Qubro akhirnya ke Wajo, Makassar di mana ia wafat dan dimakamkan,[butuh rujukan] Maulana Ibrahim Asmoroqondi ke Champa, di sebelah Selatan Vietnam, yang kemudian mengislamkan Kerajaan Campa, sementara adiknya Maulana Ishaq pergi ke Aceh dan mengislamkan Samudra Pasai.[butuh rujukan]
Turunan
Bila demikian, beberapa Walisongo, yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) adalah cucunya. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah buyutnya. Sunan Kudus adalah cicitnya (keturunan keempat). Jadi bisa dikatakan bahwa para Walisongo merupakan keturunan etnis Uzbek.[butuh rujukan]
Hubungan dengan Laksamana Cheng Ho
Menurut catatan di Goa Batu, Semarang, tujuh dari sembilan para Walisongo adalah keluarga dan rekan Panglima Cheng Ho yang juga berasal Xin Kiang (Xinjiang), sekarang berada di wilayah Tiongkok.[butuh rujukan]
Referensi
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-11. Diakses tanggal 2006-10-16.
- ^ http://www.kompas.com/kompas-cetak/0303/19/jatim/192490.htm