Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengembalikan suntingan oleh 114.122.37.30 (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(45 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{pp-protected|reason=Suntingan yang tidak berguna secara berulang-ulang|small=yes}} |
|||
{{Infobox United Nations |
{{Infobox United Nations |
||
| |
| flag = Emblem of the United Nations.svg |
||
| flag_caption = {{clear}} |
|||
| image_size = 20px |
|||
| name = Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi<br> (UNHCR) |
| name = Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi<br> (UNHCR) |
||
| |
| logo = UNHCR.svg |
||
| logo_caption = {{clear}} |
|||
| map_size = 90px |
|||
| map_caption = |
| map_caption = |
||
| type = United Nations Programme |
| type = United Nations Programme |
||
| abbreviation = UNHCR, HCR |
| abbreviation = UNHCR, HCR |
||
| leader_title = Head |
| leader_title = Head |
||
| leader_name = ''Komisaris Tinggi untuk Pengungsi'' <br /> [[Filippo Grandi]] |
| leader_name = ''Komisaris Tinggi untuk Pengungsi'' <br /> [[Filippo Grandi]] |
||
| status = [[Nonprofit organization|Nonprofit]] |
| status = [[Nonprofit organization|Nonprofit]] |
||
| formation = {{start date and age|1950|12|14|df=yes}} |
| formation = {{start date and age|1950|12|14|df=yes}} |
||
| headquarters = [[Jenewa]], [[Swiss]] |
| headquarters = [[Jenewa]], [[Swiss]] |
||
| website = {{URL|https://www.unhcr.org/|unhcr.org}} |
| website = {{URL|https://www.unhcr.org/|unhcr.org}} |
||
| parent_organization |
| parent_organization = [[United Nations General Assembly]] <br /> [[United Nations Economic and Social Council]] |
||
| subsidiaries = |
| subsidiaries = |
||
| footnotes = {{portal-inline|Politics|size=tiny}} |
| footnotes = {{portal-inline|Politics|size=tiny}} |
||
}} |
}} |
||
'''Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi''' atau '''Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB''' ({{lang-en|United Nations High Commissioner for Refugees}}; '''UNHCR''') bermarkas di [[Jenewa]], [[Swiss]]. Badan ini didirikan pada tanggal [[14 Desember]] [[1950]], bertujuan untuk melindungi para |
'''Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi''' atau '''Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB''' ({{lang-en|United Nations High Commissioner for Refugees}}; '''UNHCR''') bermarkas di [[Jenewa]], [[Swiss]]. Badan ini didirikan pada tanggal [[14 Desember]] [[1950]], bertujuan untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada pengungsi berdasarkan permintaan sebuah pemerintahan atau Perserikatan Bangsa-Bangsa ([[PBB]]) kemudian untuk mendampingi para [[pengungsi]] tersebut dalam proses pemindahan tempat menetap mereka ke tempat yang baru. |
||
Ini mah organisasi buat Rohingya alias WNA ilegal |
|||
== Tugas dan Fungsi == |
== Tugas dan Fungsi == |
||
Baris 120: | Baris 120: | ||
== UNHCR di Indonesia == |
== UNHCR di Indonesia == |
||
Walaupun [[Indonesia]] tidak termasuk sebagai negara yang meratifikasi Konvensi PBB tentang Pengungsi pada |
Walaupun [[Indonesia]] tidak termasuk sebagai negara yang meratifikasi Konvensi PBB tentang Pengungsi pada 1951 dan [[Protokol 1967]], tetapi Indonesia tetap membuka diri untuk bekerjasama degan UNHCR terkait masalah pengungsi. Mengingat Indonesia juga sering menjadi negara transit bagi para pengungsi dari [[Afghanistan]], [[Myanmar]], hingga negara-negara di kawasan [[Afrika]] dan [[Timur Tengah]]. UNHCR juga bukan satu-satunya lembaga PBB yang mengurusi para pengungsi di Indonesia, mereka juga dibantu oleh lembaga PBB lainnya, yaitu [[Organisasi Internasional untuk Migrasi]] (IOM). Selain IOM, UNHCR juga mendapatkan bantuan dari lembaga kemanusiaan [[Kristen]], ''[[Church World Service]]'' (CWS).{{Sfnp|Fathiyah Khairani dan Tulus Yuniasih|2021|p=6}} |
||
UNHCR juga tidak hanya memberikan pendampingan kepada pengungsi di Indonesia, banyak dari pengungsi yang ada di Indonesia kemudian dipulangkan ke negara asal mereka. Pada 2015, UNHCR memulangkan kurang lebih 201.400 orang pengungsi yang berasal dari Afghanistan, [[Sudan]], dan [[Somalia]]. Tetapi pada tahun yang sama pula UNHCR berhasil menyalurkan sebanyak 107.100 orang pengungsi ke negara ketiga yang relatif lebih aman dan maju seperti [[Kanada]], [[Prancis]], [[Belgia]], dan sebagainya.{{Sfnp|Fathiyah Khairani dan Tulus Yuniasih|2021|p=6}} |
UNHCR juga tidak hanya memberikan pendampingan kepada pengungsi di Indonesia, banyak dari pengungsi yang ada di Indonesia kemudian dipulangkan ke negara asal mereka. Pada 2015, UNHCR memulangkan kurang lebih 201.400 orang pengungsi yang berasal dari Afghanistan, [[Sudan]], dan [[Somalia]]. Tetapi pada tahun yang sama pula UNHCR berhasil menyalurkan sebanyak 107.100 orang pengungsi ke negara ketiga yang relatif lebih aman dan maju seperti [[Kanada]], [[Prancis]], [[Belgia]], dan sebagainya.{{Sfnp|Fathiyah Khairani dan Tulus Yuniasih|2021|p=6}} |
Revisi terkini sejak 23 Juli 2024 04.08
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) | |
---|---|
| |
Data | |
Nama singkat | UNHCR |
Tipe | organisasi yang didirikan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa organisasi antarpemerintah organisasi internasional |
Spesialisasi | refugee law (en) dan Bantuan kemanusiaan |
Sejak | 14 Desember 1950 |
Tata kelola perusahaan | |
Kantor pusat | |
Manajer/direktur | Filippo Grandi (2016–) |
Organisasi induk | Perserikatan Bangsa-Bangsa |
Lain-lain | |
Penghargaan
| |
Situs web | unhcr.org |
Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB (bahasa Inggris: United Nations High Commissioner for Refugees; UNHCR) bermarkas di Jenewa, Swiss. Badan ini didirikan pada tanggal 14 Desember 1950, bertujuan untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada pengungsi berdasarkan permintaan sebuah pemerintahan atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian untuk mendampingi para pengungsi tersebut dalam proses pemindahan tempat menetap mereka ke tempat yang baru.
Tugas dan Fungsi
[sunting | sunting sumber]Sebagai bagian dari PBB, tugas dan fungsi UNHCR tertuang dalam Konvensi PBB tentang Pengungsi pada 1951, namun selain itu UNHCR juga mengampu mandat dari PBB terkait nasib para pengungsi, artinya setiap pengungsi yang ada di seluruh dunia merupakan tanggungjawab UNHCR. Dalam realisasinya menjalankan mandat tersebut, UNHCR berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan membantu para pengungsi dengan memberikan solusi jangka panjang terkait keberlangsungan hidup mereka.[1]
Bentuk perlindungan dan bantuan yang diberikan UNHCR terhadap para pengungsi salah satunya adalah mencegah para pangungsi mengalami refoulement atau deportasi paksa ke negara asal mereka. Bentuk perlindungan lainnya yang diberikan UNHCR adalah memverifikasi data para pengungsi secara individu agar mudah diawasi dan diarsipkan datanya sebagai pengungsi yang berada di bawah tanggungjawab UNHCR.[2]
Selain memberikan perlindungan, UNHCR juga memberikan bantuan berupa solusi jangka panjang bagi para pengungsi. UNHCR akan menawarkan tiga solusi utama untuk menentukan nasib para pengungsi, tiga solusi itu antara lain: (1) ditempatkan ke negara ketiga yang menjadi tujuan, (2) dikembalikan ke negara asal dengan kemauan sendiri setelah konflik dan krisis di negara asalnya sudah selesai, atau (3) mengintegrasikan para pengungsi dengan penduduk lokal yang menampung mereka. Dalam menentukan keputusannya UNHCR akan mempertimbangkan kebutuhan para pengungsi dan menyesuaikannya dengan negara terkait, sehingga proses pengambilan keputusan dalam memutuskan solusi yang terbaik tidak merugikan pihak manapun.[2]
Selama proses penampungan, UNHCR juga bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, seperti menyediakan makanan, air, pakaian, hunian dan fasilitas kesehatan serta pendidikan bagi para pengungsi. Dalam hal menyediakan kamp pengungsi sebagai hunian sementara, UNHCR biasanya akan bekerjasama dengan negara terkait dan melakukan intervensi langsung agar fasilitas-fasilitas di kamp pengungsi menjadi manusawi dan layak untuk ditempati.[2]
Ketua komisioner
[sunting | sunting sumber]No | Foto | Nama | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Asal Negara |
---|---|---|---|---|---|
1 | Gerrit Jan van Heuven Goedhart | 1951 | 1956 | Belanda | |
2 | Auguste Lindt | 1956 | 1960 | Swiss | |
3 | Félix Schnyder | 1960 | 1965 | Swiss | |
4 | Pangeran Sadruddin Aga Khan | 1960 | 1977 | Iran | |
5 | Poul Hartling | 1978 | 1985 | Denmark | |
6 | Jean-Pierre Hocké | 1986 | 1989 | Swiss | |
7 | Thorvald Stoltenberg | 1990 | 1990 | Norwegia | |
8 | Sadako Ogata | 1990 | 2000 | Jepang | |
9 | Ruud Lubbers | 2001 | 2005 | Belanda | |
10 | António Guterres | 2005 | 2015 | Portugal | |
11 | Filippo Grandi | 2016 | Sekarang | Italia |
UNHCR di Indonesia
[sunting | sunting sumber]Walaupun Indonesia tidak termasuk sebagai negara yang meratifikasi Konvensi PBB tentang Pengungsi pada 1951 dan Protokol 1967, tetapi Indonesia tetap membuka diri untuk bekerjasama degan UNHCR terkait masalah pengungsi. Mengingat Indonesia juga sering menjadi negara transit bagi para pengungsi dari Afghanistan, Myanmar, hingga negara-negara di kawasan Afrika dan Timur Tengah. UNHCR juga bukan satu-satunya lembaga PBB yang mengurusi para pengungsi di Indonesia, mereka juga dibantu oleh lembaga PBB lainnya, yaitu Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Selain IOM, UNHCR juga mendapatkan bantuan dari lembaga kemanusiaan Kristen, Church World Service (CWS).[2]
UNHCR juga tidak hanya memberikan pendampingan kepada pengungsi di Indonesia, banyak dari pengungsi yang ada di Indonesia kemudian dipulangkan ke negara asal mereka. Pada 2015, UNHCR memulangkan kurang lebih 201.400 orang pengungsi yang berasal dari Afghanistan, Sudan, dan Somalia. Tetapi pada tahun yang sama pula UNHCR berhasil menyalurkan sebanyak 107.100 orang pengungsi ke negara ketiga yang relatif lebih aman dan maju seperti Kanada, Prancis, Belgia, dan sebagainya.[2]
Banyaknya arus pengungsi ke Indonesia membuat UNHCR dan pemerintah Indonesia mendirikan Rumah Detensi Imigrasi untuk mendata dan menamoung para pengungsi. Di Rumah Detensi Imigrasi yang berada di bawah wewenang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham), para pengungsi akan diberikan fasilitas dukungan dari pemerintah Indonesia dan UNHCR agar dapat hidup layak sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia sambil menunggu kepastian untuk diberangkatkan ke negara ketiga.[3]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Fathiyah Khairani dan Tulus Yuniasih (2021), hlm. 5-6.
- ^ a b c d e Fathiyah Khairani dan Tulus Yuniasih (2021), hlm. 6.
- ^ Fathiyah Khairani dan Tulus Yuniasih (2021), hlm. 6-7.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Khairani, Fathiyah dan Tulus Yuniasih. Peran UNHCR dalam Melindungi Pengungsi Rohingya di Indonesia pada tahun 2016-2020. Jakarta: Universitas Budi Luhur. 2021.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) "Seoul Train" documentary A critically acclaimed PBS documentary on North Korean refugees (Incite Productions)
- (Inggris) Official web site
- (Inggris) "Basic facts" from official website Diarsipkan 2021-01-26 di Wayback Machine.
- (Inggris) "Who is a Refugee and who is not - the Crisis of Identity as a Challenge to Protection" Diarsipkan 2007-07-11 di Wayback Machine. Online video of an address by Ms. Erika Feller, Director, Department of International Protection, UNHCR, in 2005