Korps Brigade Mobil: Perbedaan antara revisi
k Penambahan referensi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(607 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox military unit |
|||
[[Berkas:lambang_brimob.jpg|right|100px]] |
|||
|unit_name |
|||
'''Brigade Mobil''' atau sering disingkat '''Brimob''' adalah unit (korps) tertua di dalam [[Kepolisian Republik Indonesia]] (Polri) karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia di tahun [[1945]]. Korps ini dikenal sebagai ''Korps Baret Biru''. |
|||
=Korps Brigade Mobile |
|||
|image |
|||
=[[Berkas:Lambang Korps Brimob.svg|150px]] |
|||
|image_size |
|||
=170px |
|||
|caption |
|||
=[[Berkas:RODA_KOMPAS.png|jmpl|Badge Korps Brimob Polri]] |
|||
|dates |
|||
='''[[29 April ]] [[1943]] ''' |
|||
Polisi Istimewa |
|||
Brimob termasuk satuan elit dalam jajaran kesatuan Polri, Brimob juga juga tergolong ke dalam sebuah unit [[paramiliter]] ditinjau dari tanggung jawab dan lingkup tugas kepolisian. |
|||
'''[[21 Agustus ]] [[1945]]''' |
|||
Proklamasi Polisi Republik Indonesia |
|||
|country |
|||
=Republik Indonesia |
|||
|branch |
|||
= |
|||
|type |
|||
=Paramiliter |
|||
|command_structure |
|||
= |
|||
|role |
|||
=Khusus |
|||
|size |
|||
=45.000 |
|||
|motto |
|||
=Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan |
|||
|colors |
|||
={{color box|#00008B|'''BIRU GELAP'''}} |
|||
|colors_label |
|||
=[[Baret]] |
|||
|battles |
|||
=*[[Revolusi Nasional Indonesia]] |
|||
*[[Peristiwa Madiun]] |
|||
*[[Operasi Trikora]] |
|||
*[[Konfrontasi Indonesia-Malaysia]] |
|||
*[[Operasi Pagar Betis]] |
|||
*[[Operasi Seroja]] |
|||
*[[Konflik Aceh]] |
|||
*[[Konflik Ambon]] |
|||
*[[Operasi Tinombala]] |
|||
*[[Operasi Madago Raya]] |
|||
*[[Konflik Papua]] |
|||
*[[Operasi Nemangkawi]] |
|||
*[[Operasi Damai Cartenz]] |
|||
<!-- Rantai Komando --> |
|||
|commander1= [[Berkas:PDU KOMJEN KOM.png|30px]] [[Komisaris Jenderal Polisi|Komjen. Pol.]] [[Imam Widodo|Drs. Imam Widodo, M.Han]] |
|||
|commander2= [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] [[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen. Pol.]] [[Ramdani Hidayat|Drs. Ramdani Hidayat, S.H.]] |
|||
|commander3= [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] [[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]] [[Rudy Harianto|Drs. Rudy Harianto, M.Si.]] |
|||
|commander4= [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] [[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]] [[Waris Agono |Drs. Waris Agono, M.Si.]] |
|||
|commander5= [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] [[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]] [[Reza Arief Dewanto|Reza Arief Dewanto, S.IK.]] |
|||
|commander6= [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] [[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]] [[Firly Ruspang Samosir|Drs. Firly Ruspang Samosir, M.Si.]] |
|||
|commander7= [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] [[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]] [[Arif Budiman (polisi, lahir 1972)|Arif Budiman, S.IK., MH.]] |
|||
|commander8= [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] [[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen. Pol.]] [[Gatot Haribowo|Gatot Haribowo, S.IK., M.AP.]] |
|||
|commander1_label =Komandan Korps Brigade Mobil |
|||
|commander2_label =Wakil Komandan Korps Brigade Mobil |
|||
|commander3_label = Kepala Biro Perencanaan, Administrasi dan Operasi |
|||
|commander4_label =Komandan Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri |
|||
|commander5_label =Komandan Pasukan Gegana Korps Brimob Polri |
|||
|commander6_label =Komandan Pasukan Brimob I |
|||
|commander7_label =Komandan Pasukan Brimob II |
|||
|commander8_label =Komandan Pasukan Brimob III |
|||
|garrison= |
|||
|website= |
|||
|native_name=Korps Brimob Polri}} |
|||
'''Korps Brigade Mobile''' atau sering disingkat '''Korps Brimob''' adalah [[Senjata dan Taktik Khusus|kesatuan operasi khusus]] yang bersifat [[paramiliter]] milik [[Polri]]. Korps Brimob menjadi penerus [[Tokkeitai|Polisi Istimewa]] yang beranggotakan Polisi Pribumi ( Keibodan ) yang dibentuk [https://books.google.co.id/books?id=4t95DwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false 29 April 1943] ,lalu menjalani pendidikan untuk dijadikan Polisi Istimewa / Tokkubetsu Keisatsutai .Korps Brimob merupakan korps tertua dalam tubuh Polri karena menjadi cikal bakal pembentukan institusi Polri. Beberapa tugas utamanya adalah penanganan terorisme domestik, penanganan kerusuhan, penegakan hukum berisiko tinggi, [[pencarian dan penyelamatan]] (SAR), [[Sandera|penyelamatan sandera]], dan penjinakan bom ([[:en:Bomb disposal|EOD]]). Korps Brigade Mobil juga bersifat sebagai komponen besar di dalam Polri yang dilatih untuk melaksanakan tugas-tugas anti-separatis dan anti-pemberontakan, sering kali bersamaan dengan operasi [[Tentara Nasional Indonesia|militer]].<ref>Publikasi Bisnis Internasional Amerika Serikat, Buku Pegangan Hubungan Diplomatik dan Politik AS-Indonesia, 2008.</ref> Korps Brimob tergolong sebagai "Unit Taktis Polisi" (''[[:en:Police tactical unit|Police Tactical Unit]]'' - PTU) dan secara operasional bersifat kesatuan [[Senjata dan Taktik Khusus]] (SWAT) polisi (termasuk [[Densus 88]] dan [[Gegana]]). Sebelum bernama Brimob, satuan ini pernah bernama [[Tokkeitai|Polisi Istimewa]] pada tahun 1944-1946. |
|||
Korps Brimob Polri terdiri dari dua cabang yaitu [[Gegana]], dan [[Resimen III Pasukan Pelopor|Pelopor]]. Gegana bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas operasi kepolisian khusus yang lebih spesifik seperti: Penjinakan Bomb (''bomb disposal''), penanganan senjata KBR (Kimia, Biologi, dan Radioaktif), anti-teror (''counterterrorism''), dan inteligensi. Sementara, Pelopor bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas operasi kepolisian khusus yang lebih luas dan bersifat paramiliter seperti penanganan kerusuhan/huru-hara (''riot control''), pencarian dan penyelamatan (SAR), pengamanan instalasi vital, dan operasi gerilya serta pertempuran hutan terbatas. |
|||
Pada umumnya, kedua cabang ini sama-sama mempunyai kemampuan taktikal sebagai unit kepolisian khusus: kemampuan dalam tugas-tugas pembebasan sandera di area-area perkotaan (''urban setting''), penggerebekan anggota kriminal bersenjata seperti terroris atau separatis, dan operasi-operasi lainnya yang mendukung kinerja kesatuan-kesatuan kepolisian umum. Setiap [[Polda]] di Indonesia dan Mabes Polri memiliki unit pasukan Brimob. |
|||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Brimob pertama-tama terbentuk dengan nama ''Pasukan Polisi Istimewa''. Kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara [[Jepang]], melindungi kepala negara, dan mempertahankan |
Brimob pertama-tama terbentuk dengan nama '''''Pasukan Polisi Istimewa''''' yang berasal dari pasukan {{nihongo||特別警察隊|'''''Tokubetsu Keisatsutai'''''}} yang berkebangsaan Indonesia pada 29 April 1943<ref>{{Cite book|date=2009-12-14|url=https://books.google.co.id/books?id=4t95DwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|title=The Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War: In cooperation with the Netherlands Institute for War Documentation|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-19017-7|language=en}}</ref>. Kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara [[Jepang]], melindungi kepala negara, dan mempertahankan ibu kota. Pada Tanggal 21 Agustus 1945, Polisi Istimewa memproklamasikan bahwa Polisi Istimewa sebagai Polisi Republik Indonesia. Di bawah pimpinan Inspektur Polisi I [[Moehammad Jasin|Mochammad Jasin]], pasukan Polisi Istimewa ini ikut terlibat dalam [[Pertempuran Surabaya]] melawan tentara [[Sekutu]]. Selama era penjajahan Jepang, Pasukan Polisi Isitmewa masih dikenal dengan sebutan Tokubetsu Keisatsutai. Pasukan ini yang pertama kali mendapat penghargaan dari Presiden pertama Republik Indonesia [[Sukarno|Ir. Soekarno]], yakni '''Sakanti Yano Utama.''' |
||
=== Beralih menjadi Mobrig === |
=== Beralih menjadi Mobrig === |
||
Pada [[14 November]] [[1946]] |
Pada tanggal [[14 November]] [[1946]], seluruh kesatuan Polisi Istimewa, Barisan Polisi Istimewa, dan Pasukan Polisi Istimewa dilebur menjadi '''Mobile Brigade''' ('''Mobrig'''). Tanggal itu kemudian diresmikan sebagai hari ulang tahun Mobrig dan tahun [[1945]] dijadikan tahun kelahiran Mobrig berdasarkan '''surat perintah Y.M. Menteri Kepala Polisi Negara No. Pol. 23 /61/ tanggal 12 Agustus 1961'''. Pembentukan Mobrig diprakarsai oleh Perdana Menteri [[Sutan Sjahrir]]. Selain untuk mempertahankan kemerdekaan, pembentukan Mobrig ini ditujukan Sjahrir sebagai perangkat politik untuk menghadapi tekanan politik dari tentara dan sebagai pelindung terhadap kudeta yang melibatkan satuan-satuan militer. |
||
=== Menghadapi gerakan separatis === |
=== Menghadapi gerakan separatis === |
||
[[Berkas:Pelopor brimob.png|jmpl|290px|Personil Pelopor Brimob adalah kesatuan yang memiliki tugas pokok untuk melakukan tugas-tugas operasional bersifat [[Paramiliter]] guna untuk mengatasi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi]] |
|||
Pada [[1 Agustus]] [[1947]], Mobrig dijadikan satuan militer. Dalam kapasitasnya ini, Mobrig terlibat dalam mwenghadapi berbagai gejolak di dalam negeri. Pada tahun 1948, di bawah pimpinan Moehammad Jasin dan Inspektur Polisi II [[Imam Bachri]] bersama pasukan TNI berhasil menumpas pelaku [[Peristiwa Madiun]] di Madiun dan [[Blitar Selatan]] dalam Operasi Trisula. Mobrig juga dikerahkan dalam menghadapi gerakan separatis [[DI/TII]] di Jawa Barat yang dipimpin oleh [[S.M. Kartosuwiryo]] dan di Sulawesi Selatan dan Aceh yang dipimpin oleh [[Kahar Muzakar]] dan [[Daud Beureueh]]. |
|||
Pada [[1 Agustus]] [[1947]], Mobrig dijadikan satuan militer. Dalam kapasitasnya ini, Mobrig terlibat dalam menghadapi berbagai gejolak di dalam negeri. Pada tahun 1948, di bawah pimpinan Moehammad Jasin dan Inspektur Polisi II [[Imam Bachri]], pasukan Mobrig berhasil menumpas pelaku [[Peristiwa Madiun]] di Madiun dan [[Blitar Selatan]] dalam Operasi Trisula. Mobrig juga dikerahkan dalam menghadapi gerakan separatis [[DI/TII]] di Jawa Barat yang dipimpin oleh [[S.M. Kartosuwiryo]] dan di Sulawesi Selatan dan Aceh yang dipimpin oleh [[Kahar Muzakar]] dan [[Daud Beureueh]]. Pada awal tahun 1950 pasukan [[Angkatan Perang Ratu Adil]] (APRA) yang dipimpin Kapten [[Raymond Westerling]] menyerbu kota [[Bandung]]. Untuk menghadapinya, empat kompi Mobrig dikirim untuk menumpasnya. |
|||
Polisi bersama pasukan Mobrig juga dikerahkan pada April 1950 ketika [[Andi Azis]] beserta pengikutnya dinyatakan sebagai pemberontak di Sulawesi Selatan. Kemudian, ketika [[Dr. Soumokil]] memproklamasikan berdirinya [[RMS]] pada [[23 April]] [[1950]], kompi-kompi tempur Mobrig kembali ditugasi untuk menumpasnya. |
|||
Pada awal tahun 1950 pasukan [[Angkatan Perang Ratu Adil]] (APRA) yang dipimpin Kapten [[Raymond Westerling]] menyerbu kota [[Bandung]]. Untuk menghadapinya, empat kompi Mobrig dikirim untuk menumpasnya. |
|||
Pada tahun 1953, Mobrig juga dikerahkan di Kalimantan Selatan untuk memadamkan pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh [[Ibnu Hajar]]. Ketika [[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] ([[PRRI]]) diumumkan pada [[15 Februari]] [[1958]] dengan [[Syafruddin Prawiranegara]] sebagai tokohnya, pemerintah pusat menggelar Operasi Tegas, Operasi Saptamarga, dan Operasi 17 Agustus dengan mengerahkan Mobrig dan melalui pasukan-pasukan tempurnya yang lain. Polisi bersama pasukan-pasukan Batalyon Mobrig berhasil mengatasi gerakan koreksi [[PRRI]] di [[Sumatera Utara]], [[Sumatera Barat]], [[Sumatra Timur]], [[Riau]] dan [[Bengkulu]]. |
|||
Mobrig bersama pasukan TNI juga dikerahkan pada April 1950 ketika [[Andi Azis]] beserta pengikutnya dinyatakan sebagai pemberontak di Sulawesi Selatan. Kemudian ketika [[Dr. Soumokil]] memproklamirkan berdirinya [[RMS]] pada [[23 April]] [[1950]], kompi-kompi tempur Mobrig kembali ditugasi menumpasnya. |
|||
Pada tahun 1953, Mobrig juga dikerahkan di Kalimantan Selatan untuk memadamkan pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh [[Ibnu Hajar]]. Ketika [[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] ([[PRRI]]) diumumkan pada [[15 Februari]] [[1958]] dengan [[Syafruddin Prawiranegara]] sebagai tokohnya, pemerintah pusat menggelar Operasi Tegas, Operasi Saptamarga dan Operasi 17 Agustus dengan mengerahkan Mobrig dan melalui pasukan-pasukan tempurnya yang lain. Batalyon Mobrig bersama pasukan-pasukan TNI berhasil mengatasi gerakan koreksi [[PRRI]] di [[Sumatera Utara]], [[Sumatera Barat]], [[Sumatera Timur]], [[Riau]] dan [[Bengkulu]]. |
|||
Dalam Operasi Mena pada [[11 Maret]] [[1958]] beberapa kompi tempur Mobrig melakukan serangan ke kubu-kubu pertahanan [[Permesta]] di [[Sulawesi Tengah]] dan [[Maluku]]. |
Dalam Operasi Mena pada [[11 Maret]] [[1958]] beberapa kompi tempur Mobrig melakukan serangan ke kubu-kubu pertahanan [[Permesta]] di [[Sulawesi Tengah]] dan [[Maluku]]. |
||
=== Berganti nama menjadi Brimob === |
=== Berganti nama menjadi Brimob === |
||
[[Berkas:Brimob-motorunit.jpg| |
[[Berkas:Brimob-motorunit.jpg|jmpl|280px|kiri|Brimob - Unit Penyergap Bermotor, 16 Juli 2007]] |
||
Berdasarkan '''surat perintah Y.M. Menteri Kepala Kepolisian Negara No. Pol. 23 /61/ tanggal 12 Agustus 1961 ditetapkan bahwa tanggal [[14 November]] [[1961]] merupakan hari Mobile Brigade ke-16''' bersamaan dengan diterimanya Pataka '''Nugraha Sakanti Yana Utama''' dan perubahan nama secara resmi menjadi '''Korps Brigade Mobil''' (Korps Brimob) oleh [[Presiden]] [[Soekarno]]. |
|||
Brimob pernah terlibat dalam beberapa peristiwa penting seperti [[Konfrontasi]] dengan [[Malaysia]] tahun [[1963]] dan aneksasi [[Timor Timur]] tahun [[1975]]. Brimob sampai sekarang ini kira-kira berkekuatan 30.000 |
Brimob pernah terlibat dalam beberapa peristiwa penting seperti [[Konfrontasi]] dengan [[Malaysia]] tahun [[1963]] dan aneksasi [[Timor Timur]] tahun [[1975]]. Brimob sampai sekarang ini kira-kira berkekuatan 30.000 personel dan ditempatkan secara terpusat di Mako Korps Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, dan di bawah kewenangan [[Kepolisian Daerah]] masing-masing [[provinsi]]. |
||
Pada tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak). |
|||
Semenjak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi |
Semenjak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan. Brimob memiliki kekuatan sekitar 12.000 personel. Brigade ini fungsi utamanya adalah sebagai korps untuk menanggulangi situasi darurat, yakni membantu tugas kepolisian kewilayahan dan menangani kejahatan dengan tingkat intensitas tinggi yang menggunakan senjata api dan bahan peledak dalam operasi yang membutuhkan aksi yang cepat. Mereka diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik, dan telah dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus. Mereka telah dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa. Semenjak [[Kerusuhan Mei 1998|huru-hara]] yang terjadi pada bulan Mei 1998, Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) kini telah menerima latihan anti huru-hara khusus dan terus menerus melakukan pembaharuan dalam bidang materi pelaksanaan spesialisasi tersebut. |
||
Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan operasi lintas udara. |
Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan operasi lintas udara serta telah dibekali dengan pelatihan SAR (''search and rescue''). |
||
Dan juga sekarang sudah melakukan pelatiahan SAR(Search And Rescue) |
|||
== |
== Kualifikasi dan peran == |
||
[[Berkas:Brimob Badge.svg|jmpl|Badge Korps Brimob Polri]] |
|||
=== Kualifikasi === |
|||
Kualifikasi setiap anggota Brimob adalah: |
|||
# Kemampuan dasar navigasi Peta dan Kompas. |
|||
# Intelijen. |
|||
# Anti Teror. |
|||
# Pengendali Huru-Hara. |
|||
# Perang Gerilya, Taktik Perang Jarak Dekat / Urban.Gerilya Anti Gerilya |
|||
# Penjinakan Bahan Peledak (disingkat Jihandak). |
|||
# Menangani kejahatan berintensitas tinggi bersenjata. |
|||
# Mampu Mengoperasikan Komputer. |
|||
# Survailen, Penyamaran dan Pembuntutan. |
|||
# Kemampuan Perorangan dan Satuan.<ref>{{citation | title= Motto Brimob | publisher= Brimob Polri | url= https://brimobpolri.wordpress.com/03-motto-brimob | accessdate= 6 May 2017 }}</ref> |
|||
=== Peran === |
|||
# Peran untuk membantu fungsi polisi lainnya, |
|||
# Peran untuk melengkapi operasi kepolisian kewilayahan yang dilakukan bersamaan dengan fungsi polisi lainnya, |
|||
# Peran untuk Melindungi anggota unit Polisi lainnya serta warga sipil yang berada di bawah ancaman, |
|||
# Peranan untuk memperkuat fungsi kepolisian lainnya dalam pelaksanaan tugas operasional daerah, |
|||
# Melayani untuk menggantikan dan menangani tugas-tugas Kepolisian kewilayahan apabila situasi atau sasaran sudah mengarah ke kejahatan tinggi.<ref>{{citation | title= Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan Brimob | publisher= POLDA BABEL | url= http://www.brimobbangkabelitung.com/menu-item/tugas-pokok-fungsi-dan-peranan | accessdate= 6 May 2017 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> |
|||
== Peristiwa == |
|||
[[Berkas:Brimob pelopor.png|jmpl|280px|Personel Brimob, 10 Mei 2017]] |
|||
=== Pendaratan di Irian Barat === |
=== Pendaratan di Irian Barat === |
||
Korps Brimob Polri |
Korps Brimob Polri mempersiapkan sejumlah Resimen Tim Pertempuran (RTP) di pulau-pulau di Provinsi [[Maluku]] yang terdekat dengan [[Irian Barat]] sebagai respons atas perintah Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Perintah Bung Karno itu dikenal sebagai [[Operasi Trikora|Tri Komando Rakyat (Trikora)]]. Dalam operasi ini, Korps Brimob bergabung dalam Komando Mandala pimpinan Mayjen [[Soeharto]]. Satu tim Brimob pimpinan Hudaya Sumarya berhasil mendarat di [[Fakfak, Fakfak|Fakfak]], Irian Barat menggunakan sebuah ''speedboat''. Dari Fak-Fak, pasukan ini menusuk masuk ke pedalaman Irian Barat untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Pada masa olah Yudha sebelum pendaratan di Papua, Brimob sempat dimasukkan ke dalam daftar unit untuk Operasi Naga, tetapi kemudian dibatalkan mengingat terbatasnya kualitas parasut yang dimiliki anggota Brimob saat itu. Operasi Naga akhirnya dilakukan oleh RPKAD di bawah komando [[Kapten]] Inf. [[Benny Moerdani]] yang kemudian mendapatkan penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Soekarno. |
||
=== Peristiwa G-30-S === |
=== Peristiwa G-30-S/PKI === |
||
Pada hari-hari setelah peristiwa [[ |
Pada hari-hari setelah peristiwa [[Gerakan 30 September|G30S]], Brimob tetap netral. Hal ini membingungkan banyak pihak karena pada September 1965 Brimob adalah unsur yang sangat dekat dengan Amerika. Karena sikap ini, sebagian pengamat menganggap Brimob sebagai unsur yang setia kepada Presiden Soekarno. |
||
=== Timor Timur === |
=== Timor Timur === |
||
Pada pembebasan Timor Timur tahun 1975 Brimob membentuk satu detasemen khusus untuk bergabung dalam Operasi Seroja |
Pada pembebasan [[Timor Timur]] tahun 1975, Brimob membentuk satu detasemen khusus untuk bergabung dalam Operasi Seroja dengan pasukan ABRI lainnya. Detesemen khusus ini diberi nama Detasemen Khusus (Densus) Alap-alap. Personel Densus Alap-alap terdiri dari mantan anggota Menpor (Resimen Pelopor). Resimen Pelopor merupakan kesatuan khusus Brimob, yang berkualifikasi layaknya ''ranger''. Resimen ini dibubarkan oleh Kapolri tahun 1974 setelah ikut malang melintang dalam beberapa operasi pertempuran, di antaranya dalam Operasi Trikora di Irian Barat dan Dwikora atau Ganyang Malaysia. |
||
Densus Alap-alap bertugas sebagai pasukan pembantu (supporting) untuk memperkuat posisi yang direbut oleh pasukan ujung tombak yaitu RPKAD. Densus Alap-alap ini dibagi dalam tim-tim kecil yang merupakan tim gabungan TNI/Polri. |
|||
Densus Alap-alap bertugas sebagai pasukan pembantu (supporting) untuk memperkuat posisi yang direbut oleh pasukan ujung tombak yaitu RPKAD. Densus Alap-alap ini dibagi dalam tim-tim kecil yang merupakan tim gabungan ABRI. |
|||
=== Peristiwa Binjai === |
=== Peristiwa Binjai === |
||
Semenjak Polri dipisahkan dari [[ |
Semenjak Polri dipisahkan dari [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]], peristiwa bentrok antara Polri dan TNI (terutama TNI-AD) kerap terjadi. Satu peristiwa bentrok TNI-AD dan Polri dalam hal ini Brimob adalah peristiwa Binjai pada tanggal [[30 September]] [[2002]]. Insiden ini melibatkan unit [[Batalyon Infanteri 100/Raider|Yonif Linud 100/PS]] dengan Korps Brimob [[Polda Sumut]] yang sama-sama bermarkas di Binjai. Banyak pihak merasa kejadian bentrok TNI-POLRI adalah manifestasi politik adu domba yang dilakukan pihak asing untuk memperlemah kesatuan dan persatuan lembaga kepemerintahan RI. Melihat gelagat tersebut, Bapak Jenderal Polisi Soetanto telah mengusulkan kemungkinan penyatuan kembali matrikulasi akademi militer dan kepolisian. Hal ini diharapkan agar dapat meningkatkan persaudaraan dan kohesifnes daripada undur aset unsur bersenjata NKRI. |
||
Dalam insiden dini hari tersebut pertama hanya dipicu oleh keributan kecil antara oknum prajurit |
Dalam insiden dini hari tersebut pertama hanya dipicu oleh keributan kecil antara oknum prajurit Yonif Linud 100/PS dengan oknum kesatuan Polres Langkat. Namun kemudian, insiden pecah menjadi bentrok senjata antara Polres Langkat ditambah Brimob melawan Yonif Linud 100/PS. |
||
== Pelopor == |
|||
[[Berkas:Brimob pelopor2.png|jmpl|280px|Personil Pelopor Brimob]] |
|||
Keuntungan utama membentuk pasukan pada masa konflik adalah pasukan bisa langsung diuji coba di medan pertempuran sebenarnya. Pasukan Brimob Rangers ini menjalani test mission di kawasan [[Cibeber]], Ciawi dan Cikatomas perbatasan Tasikmalaya-Garut [[Jawa Barat]] pada tahun 1959. Dalam penugasan ini mereka sering menghadapi penghadangan oleh gerombolan DI/TII dalam jumlah besar. Teknik bertempur anti gerilya teruji dalam test mission ini. Namun demikian, dalam test mission ini akhirnya ada juga anggota Rangers yang tidak siap mental dalam bertempur dan mereka akhirnya harus keluar dari pasukan. |
|||
Penugasan resmi operasi militer [[Brimob]] Rangers adalah dalam Gerakan Operasi Militer IV di kawasan Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Dalam GOM IV ini pasukan [[Brimob]] Rangers menjadi bagian dari Batalyon Infanteri Bangka-Belitung pimpinan Letkol (Inf) Dani Effendi. Penugasan ke Sumatra ini dalam supervisi langsung dari Letjen Ahmad Yani. Pasukan Rangers mempunyai tugas khusus menangkap sisa-sisa pasukan PRRI yang masih bergerilya di hutan Sumatra pimpinan Mayor Malik. |
|||
Pasukan [[Brimob]] Rangers ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi [[Pelopor]] pada tahun 1961 pada masa Kapolri Soekarno Djoyonegoro. Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Soekarno yang menghendaki nama Indonesia bagi satuan-satuan TNI/Polri. Pada masa ini pula, Rangers/Pelopor menerima senjata yang menjadi trade mark mereka yaitu AR-15. Penugasan selanjutnya dari pasukan ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua dalam rangka menjadi bagian dari Komando Trikora. Pasukan ini berhasil mendarat di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan terlibat dalam pertempuran dengan Angkatan Darat Belanda. Pasukan ini juga terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1964. |
|||
Pada tahun 1972 pasukan ini secara resmi dibubarkan karena perubahan kebijakan politik pemerintah waktu itu nama pasukan ini pada waktu itu adalah [[Resimen Pelopor]] (Menpor) dengan markas di Kelapa Dua Cimanggis. Pada saat persiapan Operasi Seroja tahun 1975, pasukan ini dimobilisasi dan dimasukkan dalam pasukan khusus Detasemen Khusus Alap-alap. Namun, karena sebagian besar anggota Menpor yang masuk dalam Densus Alap-alap sudah bertugas sebagai polisi umum dan tidak pernah lagi berlatih sebagai Brimob, maka insting Brimob mereka jauh berkurang. Akibatnya banyak anggota Menpor yang gugur dalam pertempuran di Timor-Timur saat Operasi Seroja. Sayangnya pada masa inilah pasukan ini dikenang, sehingga kejayaan mereka saat menumpas DI/TII dan PRRI-Permesta, serta penyusupan ke Papua dan Malaysia seolah hilang sama sekali. Oleh karena itu, Brimob Ranger/Resimen Pelopor seolah terlupakan dari sejarah polisi Indonesia. Padahal salah satu mantan Komandan Resimen Pelopor adalah Kapolri yang populer yaitu almarhum Jenderal (Pol) Anton Soedjarwo. |
|||
== Gegana == |
== Gegana == |
||
=== Latar Belakang === |
|||
{{main|Gegana}} |
{{main|Gegana}} |
||
Gegana adalah bagian dari Kepolisian Indonesia (Polri). Pasukan ini mulai muncul sejak dibubarkannya Resimen Pelopor mulai 1972 dan dibentuklah Sat Gegana di Komdak Jakarta 14 November 1974, meski ketika itu baru berupa detasemen. Baru pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan validasi Brimob bahwa kesatuan ini harus memiliki resimen, Detasemen Gegana lalu ditingkatkan menjadi satu resimen tersendiri, yakni Resimen Brimob yang sekarang berubah nama Sat Gegana(2003). Tugas utama Gegana ada tiga: mengatasi [[teror]], [[SAR]], dan jihandak (penjinakan bahan peledak). |
|||
[[Berkas:Gegana1-CQB.jpg|thumb|right|300px|Personel Gegana Brimob bersenapan serbu [[Steyr]] dalam latih tempur CQB.]] |
|||
Gegana adalah bagian dari Kepolisian Indonesia (Polri). Pasukan ini mulai ada sejak tahun 1976, meski ketika itu baru berupa detasemen. Baru pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan validasi Brimob bahwa kesatuan ini harus memiliki resimen, Detasemen Gegana lalu ditingkatkan menjadi satu resimen tersendiri, yakni Resimen II Brimob yang sekarang berubah nama Sat I Gegana(2003). Tugas utama Gegana ada tiga: mengatasi [[teror]], [[SAR]] dan jihandak (penjinakan bahan peledak). |
|||
Secara umum, hampir semua anggota Gegana mampu melaksanakan ketiga tugas utama tersebut. Namun, kemampuan khusus yang lebih tinggi hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Gegana tidak memiliki [[Batalyon]] |
Secara umum, hampir semua anggota Gegana mampu melaksanakan ketiga tugas utama tersebut. Namun, kemampuan khusus yang lebih tinggi hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Gegana tidak memiliki [[Batalyon]] ataupun [[Kompi]]. Kesatuan yang lebih kecil dari resimen adalah detasemen. Setelah itu subden dan yang paling kecil adalah unit. Satu unit biasanya terdiri dari 10 orang. Satu subden 40 orang, dan satu detasemen beranggotakan 280-an orang. |
||
Satu operasi biasanya dilakukan oleh satu unit. Karena itu, dari sepuluh personel dalam satu unit tersebut, harus ada enam orang yang memiliki kemampuan khusus. Masing-masing: dua orang memiliki kemampuan khusus yang lebih tinggi di bidang jihandak, dua orang di bidang SAR dan dua lagi ahli teror. Kedua orang itu disebut operator satu dan operator dua. Yang lainnya mendukung. |
Satu operasi biasanya dilakukan oleh satu unit. Karena itu, dari sepuluh personel dalam satu unit tersebut, harus ada enam orang yang memiliki kemampuan khusus. Masing-masing: dua orang memiliki kemampuan khusus yang lebih tinggi di bidang jihandak, dua orang di bidang SAR dan dua lagi ahli teror. Kedua orang itu disebut operator satu dan operator dua. Yang lainnya mendukung. |
||
Misalnya untuk teror: operatornya harus memiliki keahlian menembak jitu, harus memiliki kemampuan negosiasi, ahli dalam penggebrekan dan penangkapan. Namun semuanya tidak untuk mematikan. Sebab setiap operasi Gegana pertama-tama adalah berusaha untuk menangkap tersangka dan menyeretnya ke pengadilan. Kecuali dalam keadaan terpaksa, yang mengancam jiwa orang yang diteror, barulah terpaksa ada penembakan. Sementara untuk SAR, dituntut memiliki kemampuan dasar seperti [[selam|menyelam]], repling, jumping, menembak, juga [[P3K]]. |
Misalnya untuk teror: operatornya harus memiliki keahlian menembak jitu, harus memiliki kemampuan negosiasi, ahli dalam penggebrekan dan penangkapan. Namun semuanya tidak untuk mematikan. Sebab setiap operasi Gegana pertama-tama adalah berusaha untuk menangkap tersangka dan menyeretnya ke pengadilan. Kecuali dalam keadaan terpaksa, yang mengancam jiwa orang yang diteror, barulah terpaksa ada penembakan. Sementara untuk SAR, dituntut memiliki kemampuan dasar seperti [[selam|menyelam]], repling, jumping, menembak, juga [[P3K]]. |
||
Demikian pula, operator jihandak harus memiliki keahlian khusus di bidangnya. Setiap anggota Gegana secara umum memang sudah diperkenalkan terhadap bom. Ada prosedur-prosedur tertentu yang berbeda untuk menangani setiap jenis bom, termasuk waktu yang dibutuhkan. Kepada anggota Gegana jenis-jenis bom tersebut dan cara-cara menjinakkannya, termasuk risiko-risikonya, sudah dijelaskan. |
Demikian pula, operator jihandak harus memiliki keahlian khusus di bidangnya. Setiap anggota Gegana secara umum memang sudah diperkenalkan terhadap bom. Ada prosedur-prosedur tertentu yang berbeda untuk menangani setiap jenis bom, termasuk waktu yang dibutuhkan. Kepada anggota Gegana jenis-jenis bom tersebut dan cara-cara menjinakkannya, termasuk risiko-risikonya, sudah dijelaskan. |
||
Gegana baru punya tiga kendaraan taktis [[EOD]] (''explosive ordinance disposal'') yang sudah lengkap dengan alat peralatan |
Gegana baru punya tiga kendaraan taktis [[EOD]] (''explosive ordinance disposal'') yang sudah lengkap dengan alat peralatan. Selain di Gegana, kendaraan EOD masing-masing satu unit ada di [[Polda Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], dan [[Jawa Timur]]. Jadi se-Indonesia baru ada enam unit. |
||
Gegana juga bekerjasama dengan pihak luar seperti Amerika Serikat dalam bidang anti terror. Dapat dilihat di periode 2003-2008, teknik dan takti dari Densus-88 semakin mirip dengan teknik dan taktik FBI HRT (Hostage rescue team) Selain itu peralatan yg digunakan oleh Densus-88 juga sama dengan pasukan FBI. Contoh peralatan yang sama adalah senapan serbu AR-15 dengan M-68 sight optik dan kolapsible stock (tipe CQB) Ladder entry teknik, kevlar helmet dll. Sampai saat ini Densus-88 berkonsentrasi untuk pengejaran dan penangkapan terroris yang relatif berkemampuan tempur rendah, sementara pertempuran spesial seperti Pembajakan pesawat dan pembebasan presiden dari penyanderaan masih ditangani oleh unsur TNI. Adapun topik pemberantasan teroris di Indonesia telah menjadi salah satu topik pembicaraan hangat di Trunojoyo III dan Cilangkap mengenai pembagian tugas di dalam pelaksanaan counter terror. POLRI memang telah mendapatkan mandat UU untuk memerangin teror di dalam negeri, tetapi para banyak kalangan merasa POLRI belum dapat beroperasi secara independent untuk memerangi teroris tanpa bantuan unsur luar sehingga para pengamat merasa sangat lebih baik bila POLRI berkerjasama dengan TNI daripada dengan pihak luar. |
|||
== Komandan == |
|||
Komando tertinggi setiap operasi Gegana langsung berada di bawah [[Kapolri]] yang dilaksanakan oleh Asop Kapolri. |
|||
{{utama|Daftar Komandan Korps Brimob}} |
|||
'''Korps Brimob Polri''' dipimpin oleh pejabat Perwira Tinggi Polri berbintang tiga (komjen Pol). Sebelumnya panggilan untuk pimpinan korps Brimob adalah kepala, namun pada Februari [[2017]], berdasarkan Kepres No. 5 Tahun 2017 dan telegram rahasia [[Kapolri]] nomor ST/261/II/2017 bahwa ada perubahan nomenklatur dan beberapa perubahan di tubuh Kepolisian Republik Indonesia salah satunya penyebutan untuk pimpinan korps brimob dari Kepala Korps menjadi Komandan Korps.<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2017/02/04/07030841/nomenklatur.diubah.kepala.densus.88.diganti Nomenklatur Diubah, Kepala Densus 88 Diganti] Kompas</ref> Saat ini Komandan Korps Brimob adalah [[Komisaris Jenderal Polisi|Komjen Pol]] [[Imam Widodo]] dia menggantikan Komandan Korps Brimob sebelumnya, [[Komisaris Jenderal Polisi|Komjen Pol]] [[Anang Revandoko]]. |
|||
'''Berikut ini adalah Komandan Korps Brimob dari masa ke masa''':<ref>[https://www.instagram.com/p/BgattbThZrW/ "Daftar Dankorbrimob dari Masa ke Masa"]</ref> |
|||
== Sat Brimob Daerah == |
|||
---- |
|||
# Sat Brimob Polda NAD |
|||
'''Tokubetsu Keisatsutai''' |
|||
# Sat Brimob Polda Sumatra Utara |
|||
---- |
|||
# Sat Brimob Polda Riau |
|||
1. [[Berkas:PDU KOMBES KOM.png|30px]] Kombes. Pol. [[Raden Soemarto]] (1945—1950)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Sumtra Barat |
|||
---- |
|||
# Sat Brimob Polda Jambi |
|||
'''Pasukan Polisi Istimewa''' |
|||
# Sat Brimob Polda Bengkulu |
|||
---- |
|||
# Sat Brimob Polda Sumsel |
|||
2. [[Berkas:PDU KOMBES KOM.png|30px]] Kombes. Pol. [[stiven afinus Sinaga Politikus posts ]] (1950—1959)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Lampung |
|||
3. [[Berkas:PDU KOMBES KOM.png|30px]] Kombes. Pol. [[Soetjipto Joedodihardjo]] (1959—1963) |
|||
# Sat Brimob Polda Metro |
|||
---- |
|||
# Sat Brimob Polda Jawa Barat |
|||
'''Komandan Mobrig Polisi Pusat''' |
|||
# Sat Brimob Polda Banten |
|||
---- |
|||
# Sat Brimob Polda Jawa Tengah |
|||
4. [[Berkas:PDU KOMBES KOM.png|30px]] Kombes. Pol. [[Soetjipto Danoekoesoemo]] (1963—1965)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda DIY |
|||
5. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[Daryono Wasito]] (1965—1972)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Jawa Timur |
|||
6. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[Benny Hassan]] (1973—1974)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Bali |
|||
7. [[Berkas:Kolonel Polisi.png|30px]] Kolonel Pol. [[Anton Soedjarwo]] (1974—1975)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda NTB |
|||
8. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[K.E. Lumi]] (1975—1978)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda NTT |
|||
9. [[Berkas:Kolonel Polisi.png|30px]] Kolonel Pol. [[Sadiman (Brimob|Sadiman]] (1978—1981)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Kalbar |
|||
10. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[Yusuf Chusen Saputra]] (1981—1982)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Kalteng |
|||
11. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. Soetrisno Ilham (1982—1983)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Kalsel |
|||
12. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[Soekardi (polisi)|Soekardi]] (1983—1986)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda KAltim |
|||
13. [[Berkas:Kolonel Polisi.png|30px]] Kolonel Pol. [[Pranoto]] (1986—1989)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Sulawesi Utara |
|||
14. [[Berkas:Kolonel Polisi.png|30px]] Kolonel Pol. [[R. Soeprapto (militer)|R. Suprapto]] (1989—1990)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Gorontalo |
|||
15. [[Berkas:Kolonel Polisi.png|30px]] Kolonel Pol. [[Fachrie]] (1990—1993)<br> |
|||
# SAt Brimob Polda Sulteng |
|||
16. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[Sutiyono|Drs. Sutiyono]] (1993—1998)<br> |
|||
# Sat Brimob Polda Sultra |
|||
---- |
|||
# Sat Brimob Polda Sulsel |
|||
''' Kepala Korps Brimob''' |
|||
---- |
|||
# Sat Brimob Polda Papua |
|||
17. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[S.Y. Wenas|Drs. Sylvanus Yulian Wenas]] (1998—1999)<br> |
|||
18. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[Firman Gani]] (1999—2000)<br> |
|||
19. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[Nuruddin Amin|Nurudin Usman]] (2000—2001)<br> |
|||
20. [[Berkas:PDU BRIGJEN KOM.png|30px]] Brigjen. Pol. [[Jusuf Manggabarani]] (2001—2002)<br> |
|||
21. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[S.Y. Wenas|Drs. S.Y. Wenas]] (2002—2009)<br> |
|||
22. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[Imam Sudjarwo|Drs. Imam Sudjarwo, M.Si.]] (2009—2010)<br> |
|||
23. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[Syafei Aksal|Drs. Syafei Aksal]] (2010—2012)<br> |
|||
24. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[Unggung Cahyono|Drs. Unggung Cahyono]] (2012—2013)<br> |
|||
25. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[M. Rum Murkal|Drs. M. Rum Murkal]] (2013—2014)<br> |
|||
26. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[Robby Kaligis|Drs. Robby Kaligis]] (2014—2016)<br> |
|||
---- |
|||
'''Komandan Korps Brimob''' |
|||
---- |
|||
27. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[Murad Ismail|Drs. Murad Ismail]] (2016—2018)<br> |
|||
28. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[Rudy Sufahriadi|Drs. Rudy Sufahriadi]] (2018—2019)<br> |
|||
29. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[Ilham Salahudin|Drs. Ilham Salahudin, S.H., M.Hum.]] (2019)<br> |
|||
30. [[Berkas:PDU IRJEN KOM.png|30px]] Irjen. Pol. [[Anang Revandoko|Drs. Anang Revandoko, M.I.Kom.]] (2019—2022)<br> |
|||
---- |
|||
'''Validasi Institusi⭐⭐⭐''' |
|||
---- |
|||
31. [[Berkas:PDU KOMJEN KOM.png|30px]] Komjen. Pol. [[Anang Revandoko|Drs. Anang Revandoko, M.I.Kom.]] (2022—2023)<br> |
|||
32. [[Berkas:PDU KOMJEN KOM.png|30px]] Komjen. Pol. Drs. [[Imam Widodo]], M.Han (2023—Sekarang)<br> |
|||
== Pembagian Satuan Korps Brimob Polri == |
|||
=== Pusat === |
|||
Komando tertinggi setiap operasi Dan Operasional Pasukan Pelopor dan Pasukan Gegana yang langsung berada di bawah [[Kapolri]] yang dilaksanakan oleh Asops Kapolri. |
|||
* '''[[Pasukan Pelopor Korps Brimob]]'''<ref>[http://korbrimob.polri.go.id/satuan/pasukan-pelopor Pasukan Pelopor]</ref> |
|||
** [[Resimen 01 Pasukan Pelopor|Resimen 01 Pasukan Pelopor]] |
|||
** [[Resimen 02 Pasukan Pelopor|Resimen 02 Pasukan Pelopor]] |
|||
** [[Resimen 03 Pasukan Pelopor|Resimen 03 Pasukan Pelopor]] |
|||
** [[Resimen 04 Pasukan Pelopor|Resimen 04 Pasukan Pelopor]] |
|||
* '''[[Gegana|Pasukan Gegana Korps Brimob]]'''<ref>[http://korbrimob.polri.go.id/satuan/pasukan-gegana Pasukan Gegana]</ref> |
|||
** [[Satuan Penjinak Bom Pasukan Gegana]] |
|||
** [[Satuan Perlawanan Teror Pasukan Gegana]] |
|||
** [[Satuan Bantuan Teknis Pasukan Gegana]] |
|||
** [[Satuan Kimia, Biologi, Radioaktif & Nuklir Pasukan Gegana]] |
|||
* '''Unsur Pendukung''' |
|||
** [[Satuan Latihan Korps Brimob]] |
|||
** [[Satuan Intelijen Korps Brimob]] |
|||
** [[Pusat Pendidikan Korps Brimob]] |
|||
* '''Unsur Penugasan Wilayah''' |
|||
** [[Pasukan Brimob 01|Pasukan Brimob 01]] |
|||
(Wilayah Penugasan Indonesia Barat) |
|||
** [[Pasukan Brimob 02|Pasukan Brimob 02]] |
|||
(Wilayah Penugasan Indonesia Tengah) |
|||
** [[Pasukan Brimob 3|Pasukan Brimob 03]] |
|||
(Wilayah Penugasan Indonesia Timur) |
|||
=== Satuan Daerah === |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Aceh|Satuan Brimob Polda Aceh]] |
|||
** Satuan Brimob Polda Sumatera Utara |
|||
** Satuan Brimob Polda Sumatera Barat |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Riau|Satuan Brimob Polda Riau]] |
|||
** Satuan Brimob Polda Kepulauan Riau |
|||
** Satuan Brimob Polda Jambi |
|||
** Satuan Brimob Polda Bengkulu |
|||
** Satuan Brimob Polda Sumatera Selatan |
|||
** Satuan Brimob Polda Kepulauan Bangka Belitung |
|||
** Satuan Brimob Polda Lampung |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Metro Jaya|Satuan Brimob Polda Metro Jaya]] |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Banten|Satuan Brimob Polda Banten]] |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Barat|Satuan Brimob Polda Jawa Barat]] |
|||
** Satuan Brimob Polda Jawa Tengah |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta|Satuan Brimob Polda Daerah Istimewa Yogyakarta]] |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur|Satuan Brimob Polda Jawa Timur]] |
|||
** Satuan Brimob Polda Bali |
|||
** Satuan Brimob Polda Nusa Tenggara Barat |
|||
** Satuan Brimob Polda Nusa Tengggara Timur |
|||
** Satuan Brimob Polda Kalimantan Barat |
|||
** Satuan Brimob Polda Kalimantan Tengah |
|||
** Satuan Brimob Polda Kalimantan Selatan |
|||
** Satuan Brimob Polda Kalimantan Timur |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Kalimantan Utara|Satuan Brimob Polda Kalimantan Utara]] |
|||
** Satuan Brimob Polda Gorontalo |
|||
** Satuan Brimob Polda Sulawesi Utara |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah|Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah]] |
|||
** Satuan Brimob Polda Sulawesi Barat |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan|Satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan]] |
|||
** Satuan Brimob Polda Sulawesi Tenggara |
|||
** Satuan Brimob Polda Maluku Utara |
|||
** Satuan Brimob Polda Maluku |
|||
** [[Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Papua Barat|Satuan Brimob Polda Papua Barat]] |
|||
** Satuan Brimob Polda Papua |
|||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1996/11/15/0034.html/ 51 Tahun Si Baret Biru] |
* {{id}} [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1996/11/15/0034.html/ 51 Tahun Si Baret Biru] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090507190155/http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1996/11/15/0034.html |date=2009-05-07 }} |
||
* {{en}} [ |
* {{en}} [https://archive.today/20121128190551/aga.nvg.org/oppgaver/chapter2.html February 1962 – Summer 1963: In to Action] |
||
{{Polri}} |
|||
[[Kategori:Kepolisian Negara Republik Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Satuan Polri]] |
[[Kategori:Satuan Polri]] |
||
[[Kategori:Paramiliter]] |
|||
[[Kategori:Pasukan khusus di Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Brimob]] |
|||
[[Kategori:Korps Brigade Mobil]] |
|||
{{Polri-stub}} |
|||
[[en:Brigade Mobil (Indonesia)]] |
|||
[[fr:Brigade Mobil]] |
Revisi per 29 Juli 2024 09.15
Korps Brigade Mobile | |
---|---|
Korps Brimob Polri | |
Aktif | 29 April 1943
Polisi Istimewa Proklamasi Polisi Republik Indonesia |
Negara | Republik Indonesia |
Tipe unit | Paramiliter |
Peran | Khusus |
Jumlah personel | 45.000 |
Moto | Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan |
Baret | BIRU GELAP |
Pertempuran | |
Tokoh | |
Komandan Korps Brigade Mobil | Komjen. Pol. Drs. Imam Widodo, M.Han |
Wakil Komandan Korps Brigade Mobil | Irjen. Pol. Drs. Ramdani Hidayat, S.H. |
Kepala Biro Perencanaan, Administrasi dan Operasi | Brigjen. Pol. Drs. Rudy Harianto, M.Si. |
Komandan Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri | Brigjen. Pol. Drs. Waris Agono, M.Si. |
Komandan Pasukan Gegana Korps Brimob Polri | Brigjen. Pol. Reza Arief Dewanto, S.IK. |
Komandan Pasukan Brimob I | Brigjen. Pol. Drs. Firly Ruspang Samosir, M.Si. |
Komandan Pasukan Brimob II | Brigjen. Pol. Arif Budiman, S.IK., MH. |
Komandan Pasukan Brimob III | Brigjen. Pol. Gatot Haribowo, S.IK., M.AP. |
Korps Brigade Mobile atau sering disingkat Korps Brimob adalah kesatuan operasi khusus yang bersifat paramiliter milik Polri. Korps Brimob menjadi penerus Polisi Istimewa yang beranggotakan Polisi Pribumi ( Keibodan ) yang dibentuk 29 April 1943 ,lalu menjalani pendidikan untuk dijadikan Polisi Istimewa / Tokkubetsu Keisatsutai .Korps Brimob merupakan korps tertua dalam tubuh Polri karena menjadi cikal bakal pembentukan institusi Polri. Beberapa tugas utamanya adalah penanganan terorisme domestik, penanganan kerusuhan, penegakan hukum berisiko tinggi, pencarian dan penyelamatan (SAR), penyelamatan sandera, dan penjinakan bom (EOD). Korps Brigade Mobil juga bersifat sebagai komponen besar di dalam Polri yang dilatih untuk melaksanakan tugas-tugas anti-separatis dan anti-pemberontakan, sering kali bersamaan dengan operasi militer.[1] Korps Brimob tergolong sebagai "Unit Taktis Polisi" (Police Tactical Unit - PTU) dan secara operasional bersifat kesatuan Senjata dan Taktik Khusus (SWAT) polisi (termasuk Densus 88 dan Gegana). Sebelum bernama Brimob, satuan ini pernah bernama Polisi Istimewa pada tahun 1944-1946.
Korps Brimob Polri terdiri dari dua cabang yaitu Gegana, dan Pelopor. Gegana bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas operasi kepolisian khusus yang lebih spesifik seperti: Penjinakan Bomb (bomb disposal), penanganan senjata KBR (Kimia, Biologi, dan Radioaktif), anti-teror (counterterrorism), dan inteligensi. Sementara, Pelopor bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas operasi kepolisian khusus yang lebih luas dan bersifat paramiliter seperti penanganan kerusuhan/huru-hara (riot control), pencarian dan penyelamatan (SAR), pengamanan instalasi vital, dan operasi gerilya serta pertempuran hutan terbatas.
Pada umumnya, kedua cabang ini sama-sama mempunyai kemampuan taktikal sebagai unit kepolisian khusus: kemampuan dalam tugas-tugas pembebasan sandera di area-area perkotaan (urban setting), penggerebekan anggota kriminal bersenjata seperti terroris atau separatis, dan operasi-operasi lainnya yang mendukung kinerja kesatuan-kesatuan kepolisian umum. Setiap Polda di Indonesia dan Mabes Polri memiliki unit pasukan Brimob.
Sejarah
Brimob pertama-tama terbentuk dengan nama Pasukan Polisi Istimewa yang berasal dari pasukan Tokubetsu Keisatsutai (特別警察隊 ) yang berkebangsaan Indonesia pada 29 April 1943[2]. Kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, melindungi kepala negara, dan mempertahankan ibu kota. Pada Tanggal 21 Agustus 1945, Polisi Istimewa memproklamasikan bahwa Polisi Istimewa sebagai Polisi Republik Indonesia. Di bawah pimpinan Inspektur Polisi I Mochammad Jasin, pasukan Polisi Istimewa ini ikut terlibat dalam Pertempuran Surabaya melawan tentara Sekutu. Selama era penjajahan Jepang, Pasukan Polisi Isitmewa masih dikenal dengan sebutan Tokubetsu Keisatsutai. Pasukan ini yang pertama kali mendapat penghargaan dari Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, yakni Sakanti Yano Utama.
Beralih menjadi Mobrig
Pada tanggal 14 November 1946, seluruh kesatuan Polisi Istimewa, Barisan Polisi Istimewa, dan Pasukan Polisi Istimewa dilebur menjadi Mobile Brigade (Mobrig). Tanggal itu kemudian diresmikan sebagai hari ulang tahun Mobrig dan tahun 1945 dijadikan tahun kelahiran Mobrig berdasarkan surat perintah Y.M. Menteri Kepala Polisi Negara No. Pol. 23 /61/ tanggal 12 Agustus 1961. Pembentukan Mobrig diprakarsai oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Selain untuk mempertahankan kemerdekaan, pembentukan Mobrig ini ditujukan Sjahrir sebagai perangkat politik untuk menghadapi tekanan politik dari tentara dan sebagai pelindung terhadap kudeta yang melibatkan satuan-satuan militer.
Menghadapi gerakan separatis
Pada 1 Agustus 1947, Mobrig dijadikan satuan militer. Dalam kapasitasnya ini, Mobrig terlibat dalam menghadapi berbagai gejolak di dalam negeri. Pada tahun 1948, di bawah pimpinan Moehammad Jasin dan Inspektur Polisi II Imam Bachri, pasukan Mobrig berhasil menumpas pelaku Peristiwa Madiun di Madiun dan Blitar Selatan dalam Operasi Trisula. Mobrig juga dikerahkan dalam menghadapi gerakan separatis DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo dan di Sulawesi Selatan dan Aceh yang dipimpin oleh Kahar Muzakar dan Daud Beureueh. Pada awal tahun 1950 pasukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Kapten Raymond Westerling menyerbu kota Bandung. Untuk menghadapinya, empat kompi Mobrig dikirim untuk menumpasnya.
Polisi bersama pasukan Mobrig juga dikerahkan pada April 1950 ketika Andi Azis beserta pengikutnya dinyatakan sebagai pemberontak di Sulawesi Selatan. Kemudian, ketika Dr. Soumokil memproklamasikan berdirinya RMS pada 23 April 1950, kompi-kompi tempur Mobrig kembali ditugasi untuk menumpasnya.
Pada tahun 1953, Mobrig juga dikerahkan di Kalimantan Selatan untuk memadamkan pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Ketika Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) diumumkan pada 15 Februari 1958 dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai tokohnya, pemerintah pusat menggelar Operasi Tegas, Operasi Saptamarga, dan Operasi 17 Agustus dengan mengerahkan Mobrig dan melalui pasukan-pasukan tempurnya yang lain. Polisi bersama pasukan-pasukan Batalyon Mobrig berhasil mengatasi gerakan koreksi PRRI di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatra Timur, Riau dan Bengkulu.
Dalam Operasi Mena pada 11 Maret 1958 beberapa kompi tempur Mobrig melakukan serangan ke kubu-kubu pertahanan Permesta di Sulawesi Tengah dan Maluku.
Berganti nama menjadi Brimob
Berdasarkan surat perintah Y.M. Menteri Kepala Kepolisian Negara No. Pol. 23 /61/ tanggal 12 Agustus 1961 ditetapkan bahwa tanggal 14 November 1961 merupakan hari Mobile Brigade ke-16 bersamaan dengan diterimanya Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama dan perubahan nama secara resmi menjadi Korps Brigade Mobil (Korps Brimob) oleh Presiden Soekarno.
Brimob pernah terlibat dalam beberapa peristiwa penting seperti Konfrontasi dengan Malaysia tahun 1963 dan aneksasi Timor Timur tahun 1975. Brimob sampai sekarang ini kira-kira berkekuatan 30.000 personel dan ditempatkan secara terpusat di Mako Korps Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, dan di bawah kewenangan Kepolisian Daerah masing-masing provinsi.
Pada tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).
Semenjak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan. Brimob memiliki kekuatan sekitar 12.000 personel. Brigade ini fungsi utamanya adalah sebagai korps untuk menanggulangi situasi darurat, yakni membantu tugas kepolisian kewilayahan dan menangani kejahatan dengan tingkat intensitas tinggi yang menggunakan senjata api dan bahan peledak dalam operasi yang membutuhkan aksi yang cepat. Mereka diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik, dan telah dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus. Mereka telah dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa. Semenjak huru-hara yang terjadi pada bulan Mei 1998, Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) kini telah menerima latihan anti huru-hara khusus dan terus menerus melakukan pembaharuan dalam bidang materi pelaksanaan spesialisasi tersebut.
Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan operasi lintas udara serta telah dibekali dengan pelatihan SAR (search and rescue).
Kualifikasi dan peran
Kualifikasi
Kualifikasi setiap anggota Brimob adalah:
- Kemampuan dasar navigasi Peta dan Kompas.
- Intelijen.
- Anti Teror.
- Pengendali Huru-Hara.
- Perang Gerilya, Taktik Perang Jarak Dekat / Urban.Gerilya Anti Gerilya
- Penjinakan Bahan Peledak (disingkat Jihandak).
- Menangani kejahatan berintensitas tinggi bersenjata.
- Mampu Mengoperasikan Komputer.
- Survailen, Penyamaran dan Pembuntutan.
- Kemampuan Perorangan dan Satuan.[3]
Peran
- Peran untuk membantu fungsi polisi lainnya,
- Peran untuk melengkapi operasi kepolisian kewilayahan yang dilakukan bersamaan dengan fungsi polisi lainnya,
- Peran untuk Melindungi anggota unit Polisi lainnya serta warga sipil yang berada di bawah ancaman,
- Peranan untuk memperkuat fungsi kepolisian lainnya dalam pelaksanaan tugas operasional daerah,
- Melayani untuk menggantikan dan menangani tugas-tugas Kepolisian kewilayahan apabila situasi atau sasaran sudah mengarah ke kejahatan tinggi.[4]
Peristiwa
Pendaratan di Irian Barat
Korps Brimob Polri mempersiapkan sejumlah Resimen Tim Pertempuran (RTP) di pulau-pulau di Provinsi Maluku yang terdekat dengan Irian Barat sebagai respons atas perintah Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Perintah Bung Karno itu dikenal sebagai Tri Komando Rakyat (Trikora). Dalam operasi ini, Korps Brimob bergabung dalam Komando Mandala pimpinan Mayjen Soeharto. Satu tim Brimob pimpinan Hudaya Sumarya berhasil mendarat di Fakfak, Irian Barat menggunakan sebuah speedboat. Dari Fak-Fak, pasukan ini menusuk masuk ke pedalaman Irian Barat untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Pada masa olah Yudha sebelum pendaratan di Papua, Brimob sempat dimasukkan ke dalam daftar unit untuk Operasi Naga, tetapi kemudian dibatalkan mengingat terbatasnya kualitas parasut yang dimiliki anggota Brimob saat itu. Operasi Naga akhirnya dilakukan oleh RPKAD di bawah komando Kapten Inf. Benny Moerdani yang kemudian mendapatkan penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Soekarno.
Peristiwa G-30-S/PKI
Pada hari-hari setelah peristiwa G30S, Brimob tetap netral. Hal ini membingungkan banyak pihak karena pada September 1965 Brimob adalah unsur yang sangat dekat dengan Amerika. Karena sikap ini, sebagian pengamat menganggap Brimob sebagai unsur yang setia kepada Presiden Soekarno.
Timor Timur
Pada pembebasan Timor Timur tahun 1975, Brimob membentuk satu detasemen khusus untuk bergabung dalam Operasi Seroja dengan pasukan ABRI lainnya. Detesemen khusus ini diberi nama Detasemen Khusus (Densus) Alap-alap. Personel Densus Alap-alap terdiri dari mantan anggota Menpor (Resimen Pelopor). Resimen Pelopor merupakan kesatuan khusus Brimob, yang berkualifikasi layaknya ranger. Resimen ini dibubarkan oleh Kapolri tahun 1974 setelah ikut malang melintang dalam beberapa operasi pertempuran, di antaranya dalam Operasi Trikora di Irian Barat dan Dwikora atau Ganyang Malaysia.
Densus Alap-alap bertugas sebagai pasukan pembantu (supporting) untuk memperkuat posisi yang direbut oleh pasukan ujung tombak yaitu RPKAD. Densus Alap-alap ini dibagi dalam tim-tim kecil yang merupakan tim gabungan ABRI.
Peristiwa Binjai
Semenjak Polri dipisahkan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, peristiwa bentrok antara Polri dan TNI (terutama TNI-AD) kerap terjadi. Satu peristiwa bentrok TNI-AD dan Polri dalam hal ini Brimob adalah peristiwa Binjai pada tanggal 30 September 2002. Insiden ini melibatkan unit Yonif Linud 100/PS dengan Korps Brimob Polda Sumut yang sama-sama bermarkas di Binjai. Banyak pihak merasa kejadian bentrok TNI-POLRI adalah manifestasi politik adu domba yang dilakukan pihak asing untuk memperlemah kesatuan dan persatuan lembaga kepemerintahan RI. Melihat gelagat tersebut, Bapak Jenderal Polisi Soetanto telah mengusulkan kemungkinan penyatuan kembali matrikulasi akademi militer dan kepolisian. Hal ini diharapkan agar dapat meningkatkan persaudaraan dan kohesifnes daripada undur aset unsur bersenjata NKRI.
Dalam insiden dini hari tersebut pertama hanya dipicu oleh keributan kecil antara oknum prajurit Yonif Linud 100/PS dengan oknum kesatuan Polres Langkat. Namun kemudian, insiden pecah menjadi bentrok senjata antara Polres Langkat ditambah Brimob melawan Yonif Linud 100/PS.
Pelopor
Keuntungan utama membentuk pasukan pada masa konflik adalah pasukan bisa langsung diuji coba di medan pertempuran sebenarnya. Pasukan Brimob Rangers ini menjalani test mission di kawasan Cibeber, Ciawi dan Cikatomas perbatasan Tasikmalaya-Garut Jawa Barat pada tahun 1959. Dalam penugasan ini mereka sering menghadapi penghadangan oleh gerombolan DI/TII dalam jumlah besar. Teknik bertempur anti gerilya teruji dalam test mission ini. Namun demikian, dalam test mission ini akhirnya ada juga anggota Rangers yang tidak siap mental dalam bertempur dan mereka akhirnya harus keluar dari pasukan.
Penugasan resmi operasi militer Brimob Rangers adalah dalam Gerakan Operasi Militer IV di kawasan Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Dalam GOM IV ini pasukan Brimob Rangers menjadi bagian dari Batalyon Infanteri Bangka-Belitung pimpinan Letkol (Inf) Dani Effendi. Penugasan ke Sumatra ini dalam supervisi langsung dari Letjen Ahmad Yani. Pasukan Rangers mempunyai tugas khusus menangkap sisa-sisa pasukan PRRI yang masih bergerilya di hutan Sumatra pimpinan Mayor Malik.
Pasukan Brimob Rangers ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi Pelopor pada tahun 1961 pada masa Kapolri Soekarno Djoyonegoro. Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Soekarno yang menghendaki nama Indonesia bagi satuan-satuan TNI/Polri. Pada masa ini pula, Rangers/Pelopor menerima senjata yang menjadi trade mark mereka yaitu AR-15. Penugasan selanjutnya dari pasukan ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua dalam rangka menjadi bagian dari Komando Trikora. Pasukan ini berhasil mendarat di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan terlibat dalam pertempuran dengan Angkatan Darat Belanda. Pasukan ini juga terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1964.
Pada tahun 1972 pasukan ini secara resmi dibubarkan karena perubahan kebijakan politik pemerintah waktu itu nama pasukan ini pada waktu itu adalah Resimen Pelopor (Menpor) dengan markas di Kelapa Dua Cimanggis. Pada saat persiapan Operasi Seroja tahun 1975, pasukan ini dimobilisasi dan dimasukkan dalam pasukan khusus Detasemen Khusus Alap-alap. Namun, karena sebagian besar anggota Menpor yang masuk dalam Densus Alap-alap sudah bertugas sebagai polisi umum dan tidak pernah lagi berlatih sebagai Brimob, maka insting Brimob mereka jauh berkurang. Akibatnya banyak anggota Menpor yang gugur dalam pertempuran di Timor-Timur saat Operasi Seroja. Sayangnya pada masa inilah pasukan ini dikenang, sehingga kejayaan mereka saat menumpas DI/TII dan PRRI-Permesta, serta penyusupan ke Papua dan Malaysia seolah hilang sama sekali. Oleh karena itu, Brimob Ranger/Resimen Pelopor seolah terlupakan dari sejarah polisi Indonesia. Padahal salah satu mantan Komandan Resimen Pelopor adalah Kapolri yang populer yaitu almarhum Jenderal (Pol) Anton Soedjarwo.
Gegana
Latar Belakang
Gegana adalah bagian dari Kepolisian Indonesia (Polri). Pasukan ini mulai muncul sejak dibubarkannya Resimen Pelopor mulai 1972 dan dibentuklah Sat Gegana di Komdak Jakarta 14 November 1974, meski ketika itu baru berupa detasemen. Baru pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan validasi Brimob bahwa kesatuan ini harus memiliki resimen, Detasemen Gegana lalu ditingkatkan menjadi satu resimen tersendiri, yakni Resimen Brimob yang sekarang berubah nama Sat Gegana(2003). Tugas utama Gegana ada tiga: mengatasi teror, SAR, dan jihandak (penjinakan bahan peledak).
Secara umum, hampir semua anggota Gegana mampu melaksanakan ketiga tugas utama tersebut. Namun, kemampuan khusus yang lebih tinggi hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Gegana tidak memiliki Batalyon ataupun Kompi. Kesatuan yang lebih kecil dari resimen adalah detasemen. Setelah itu subden dan yang paling kecil adalah unit. Satu unit biasanya terdiri dari 10 orang. Satu subden 40 orang, dan satu detasemen beranggotakan 280-an orang.
Satu operasi biasanya dilakukan oleh satu unit. Karena itu, dari sepuluh personel dalam satu unit tersebut, harus ada enam orang yang memiliki kemampuan khusus. Masing-masing: dua orang memiliki kemampuan khusus yang lebih tinggi di bidang jihandak, dua orang di bidang SAR dan dua lagi ahli teror. Kedua orang itu disebut operator satu dan operator dua. Yang lainnya mendukung.
Misalnya untuk teror: operatornya harus memiliki keahlian menembak jitu, harus memiliki kemampuan negosiasi, ahli dalam penggebrekan dan penangkapan. Namun semuanya tidak untuk mematikan. Sebab setiap operasi Gegana pertama-tama adalah berusaha untuk menangkap tersangka dan menyeretnya ke pengadilan. Kecuali dalam keadaan terpaksa, yang mengancam jiwa orang yang diteror, barulah terpaksa ada penembakan. Sementara untuk SAR, dituntut memiliki kemampuan dasar seperti menyelam, repling, jumping, menembak, juga P3K.
Demikian pula, operator jihandak harus memiliki keahlian khusus di bidangnya. Setiap anggota Gegana secara umum memang sudah diperkenalkan terhadap bom. Ada prosedur-prosedur tertentu yang berbeda untuk menangani setiap jenis bom, termasuk waktu yang dibutuhkan. Kepada anggota Gegana jenis-jenis bom tersebut dan cara-cara menjinakkannya, termasuk risiko-risikonya, sudah dijelaskan.
Gegana baru punya tiga kendaraan taktis EOD (explosive ordinance disposal) yang sudah lengkap dengan alat peralatan. Selain di Gegana, kendaraan EOD masing-masing satu unit ada di Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jadi se-Indonesia baru ada enam unit.
Gegana juga bekerjasama dengan pihak luar seperti Amerika Serikat dalam bidang anti terror. Dapat dilihat di periode 2003-2008, teknik dan takti dari Densus-88 semakin mirip dengan teknik dan taktik FBI HRT (Hostage rescue team) Selain itu peralatan yg digunakan oleh Densus-88 juga sama dengan pasukan FBI. Contoh peralatan yang sama adalah senapan serbu AR-15 dengan M-68 sight optik dan kolapsible stock (tipe CQB) Ladder entry teknik, kevlar helmet dll. Sampai saat ini Densus-88 berkonsentrasi untuk pengejaran dan penangkapan terroris yang relatif berkemampuan tempur rendah, sementara pertempuran spesial seperti Pembajakan pesawat dan pembebasan presiden dari penyanderaan masih ditangani oleh unsur TNI. Adapun topik pemberantasan teroris di Indonesia telah menjadi salah satu topik pembicaraan hangat di Trunojoyo III dan Cilangkap mengenai pembagian tugas di dalam pelaksanaan counter terror. POLRI memang telah mendapatkan mandat UU untuk memerangin teror di dalam negeri, tetapi para banyak kalangan merasa POLRI belum dapat beroperasi secara independent untuk memerangi teroris tanpa bantuan unsur luar sehingga para pengamat merasa sangat lebih baik bila POLRI berkerjasama dengan TNI daripada dengan pihak luar.
Komandan
Korps Brimob Polri dipimpin oleh pejabat Perwira Tinggi Polri berbintang tiga (komjen Pol). Sebelumnya panggilan untuk pimpinan korps Brimob adalah kepala, namun pada Februari 2017, berdasarkan Kepres No. 5 Tahun 2017 dan telegram rahasia Kapolri nomor ST/261/II/2017 bahwa ada perubahan nomenklatur dan beberapa perubahan di tubuh Kepolisian Republik Indonesia salah satunya penyebutan untuk pimpinan korps brimob dari Kepala Korps menjadi Komandan Korps.[5] Saat ini Komandan Korps Brimob adalah Komjen Pol Imam Widodo dia menggantikan Komandan Korps Brimob sebelumnya, Komjen Pol Anang Revandoko.
Berikut ini adalah Komandan Korps Brimob dari masa ke masa:[6]
Tokubetsu Keisatsutai
1. Kombes. Pol. Raden Soemarto (1945—1950)
Pasukan Polisi Istimewa
2. Kombes. Pol. stiven afinus Sinaga Politikus posts (1950—1959)
3. Kombes. Pol. Soetjipto Joedodihardjo (1959—1963)
Komandan Mobrig Polisi Pusat
4. Kombes. Pol. Soetjipto Danoekoesoemo (1963—1965)
5. Brigjen. Pol. Daryono Wasito (1965—1972)
6. Brigjen. Pol. Benny Hassan (1973—1974)
7. Kolonel Pol. Anton Soedjarwo (1974—1975)
8. Brigjen. Pol. K.E. Lumi (1975—1978)
9. Kolonel Pol. Sadiman (1978—1981)
10. Brigjen. Pol. Yusuf Chusen Saputra (1981—1982)
11. Brigjen. Pol. Soetrisno Ilham (1982—1983)
12. Brigjen. Pol. Soekardi (1983—1986)
13. Kolonel Pol. Pranoto (1986—1989)
14. Kolonel Pol. R. Suprapto (1989—1990)
15. Kolonel Pol. Fachrie (1990—1993)
16. Brigjen. Pol. Drs. Sutiyono (1993—1998)
Kepala Korps Brimob
17. Brigjen. Pol. Drs. Sylvanus Yulian Wenas (1998—1999)
18. Brigjen. Pol. Firman Gani (1999—2000)
19. Brigjen. Pol. Nurudin Usman (2000—2001)
20. Brigjen. Pol. Jusuf Manggabarani (2001—2002)
21. Irjen. Pol. Drs. S.Y. Wenas (2002—2009)
22. Irjen. Pol. Drs. Imam Sudjarwo, M.Si. (2009—2010)
23. Irjen. Pol. Drs. Syafei Aksal (2010—2012)
24. Irjen. Pol. Drs. Unggung Cahyono (2012—2013)
25. Irjen. Pol. Drs. M. Rum Murkal (2013—2014)
26. Irjen. Pol. Drs. Robby Kaligis (2014—2016)
Komandan Korps Brimob
27. Irjen. Pol. Drs. Murad Ismail (2016—2018)
28. Irjen. Pol. Drs. Rudy Sufahriadi (2018—2019)
29. Irjen. Pol. Drs. Ilham Salahudin, S.H., M.Hum. (2019)
30. Irjen. Pol. Drs. Anang Revandoko, M.I.Kom. (2019—2022)
Validasi Institusi⭐⭐⭐
31. Komjen. Pol. Drs. Anang Revandoko, M.I.Kom. (2022—2023)
32. Komjen. Pol. Drs. Imam Widodo, M.Han (2023—Sekarang)
Pembagian Satuan Korps Brimob Polri
Pusat
Komando tertinggi setiap operasi Dan Operasional Pasukan Pelopor dan Pasukan Gegana yang langsung berada di bawah Kapolri yang dilaksanakan oleh Asops Kapolri.
- Pasukan Pelopor Korps Brimob[7]
- Pasukan Gegana Korps Brimob[8]
- Unsur Pendukung
- Unsur Penugasan Wilayah
(Wilayah Penugasan Indonesia Barat)
(Wilayah Penugasan Indonesia Tengah)
(Wilayah Penugasan Indonesia Timur)
Satuan Daerah
- Satuan Brimob Polda Aceh
- Satuan Brimob Polda Sumatera Utara
- Satuan Brimob Polda Sumatera Barat
- Satuan Brimob Polda Riau
- Satuan Brimob Polda Kepulauan Riau
- Satuan Brimob Polda Jambi
- Satuan Brimob Polda Bengkulu
- Satuan Brimob Polda Sumatera Selatan
- Satuan Brimob Polda Kepulauan Bangka Belitung
- Satuan Brimob Polda Lampung
- Satuan Brimob Polda Metro Jaya
- Satuan Brimob Polda Banten
- Satuan Brimob Polda Jawa Barat
- Satuan Brimob Polda Jawa Tengah
- Satuan Brimob Polda Daerah Istimewa Yogyakarta
- Satuan Brimob Polda Jawa Timur
- Satuan Brimob Polda Bali
- Satuan Brimob Polda Nusa Tenggara Barat
- Satuan Brimob Polda Nusa Tengggara Timur
- Satuan Brimob Polda Kalimantan Barat
- Satuan Brimob Polda Kalimantan Tengah
- Satuan Brimob Polda Kalimantan Selatan
- Satuan Brimob Polda Kalimantan Timur
- Satuan Brimob Polda Kalimantan Utara
- Satuan Brimob Polda Gorontalo
- Satuan Brimob Polda Sulawesi Utara
- Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah
- Satuan Brimob Polda Sulawesi Barat
- Satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan
- Satuan Brimob Polda Sulawesi Tenggara
- Satuan Brimob Polda Maluku Utara
- Satuan Brimob Polda Maluku
- Satuan Brimob Polda Papua Barat
- Satuan Brimob Polda Papua
Referensi
- ^ Publikasi Bisnis Internasional Amerika Serikat, Buku Pegangan Hubungan Diplomatik dan Politik AS-Indonesia, 2008.
- ^ The Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War: In cooperation with the Netherlands Institute for War Documentation (dalam bahasa Inggris). BRILL. 2009-12-14. ISBN 978-90-04-19017-7.
- ^ Motto Brimob, Brimob Polri, diakses tanggal 6 May 2017
- ^ Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan Brimob, POLDA BABEL, diakses tanggal 6 May 2017[pranala nonaktif permanen]
- ^ Nomenklatur Diubah, Kepala Densus 88 Diganti Kompas
- ^ "Daftar Dankorbrimob dari Masa ke Masa"
- ^ Pasukan Pelopor
- ^ Pasukan Gegana
Pranala luar
- (Indonesia) 51 Tahun Si Baret Biru Diarsipkan 2009-05-07 di Wayback Machine.
- (Inggris) February 1962 – Summer 1963: In to Action