Sate matang: Perbedaan antara revisi
membetulkan ejaan |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto #WPWP |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Lamb satay, soup, peanut sauce served on a table; 2014.jpg|jmpl|Sate matang, sup, saus kacang disajikan di atas meja; (2014)]] |
|||
'''Sate matang''' adalah tusukan [[daging]] berupa [[sate]] yang ada di [[provinsi]] [[Aceh]]. Sate ini dinamakan dengan sate matang karena awal mulanya sate ini diperkenalkan oleh penjualnya di kota [[Matang Geuleumpang Dua]] sebuah kota kecamatan di [[kabupaten Bireuen]]. Pada tahun 1990-an sate ini populer dibeberapa kota besar di Aceh, kini banyak sekali bertebaran penjual sate di Aceh dan kota [[Medan]] [[ |
'''Sate matang''' adalah tusukan [[daging]] berupa [[sate]] yang ada di [[provinsi]] [[Aceh]]. Sate ini dinamakan dengan sate matang karena awal mulanya sate ini diperkenalkan oleh penjualnya di kota [[Matang Geuleumpang Dua]] sebuah kota kecamatan di [[kabupaten Bireuen]]. Pada tahun 1990-an sate ini populer dibeberapa kota besar di Aceh, kini banyak sekali bertebaran penjual sate di Aceh dan kota [[Medan]] [[Sumatera Utara]] yang menjajakan sate dengan label "sate matang". |
||
Bahan utama masakan sate matang adalah daging kambing, berhubung dengan harga daging kambing yang lebih mahal maka sering kali sate matang dibuat menggunakan daging sapi. Proses pembuatan dan memasak sate matang tidak jauh berbeda dengan sate daerah lain di [[Indonesia]], potongan daging yang telah dibersihkan dan dipotong dadu dalam ukuran kecil. Setelah disematkan pada tusukan sate lalu direndam dalam adonan bumbu berupa rempah-rempah dalam waktu yang agak lama. Selanjutnya sate siap untuk dibakar di pemanggangan. |
Bahan utama masakan sate matang adalah daging kambing, berhubung dengan harga daging kambing yang lebih mahal maka sering kali sate matang dibuat menggunakan daging sapi. Proses pembuatan dan memasak sate matang tidak jauh berbeda dengan sate daerah lain di [[Indonesia]], potongan daging yang telah dibersihkan dan dipotong dadu dalam ukuran kecil. Setelah disematkan pada tusukan sate lalu direndam dalam adonan bumbu berupa rempah-rempah dalam waktu yang agak lama. Selanjutnya sate siap untuk dibakar di pemanggangan. |
||
Baris 6: | Baris 7: | ||
{{Masakan Indonesia}} |
{{Masakan Indonesia}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Hidangan Aceh]] |
[[Kategori:Hidangan Aceh]] |
||
⚫ |
Revisi terkini sejak 31 Juli 2024 06.36
Sate matang adalah tusukan daging berupa sate yang ada di provinsi Aceh. Sate ini dinamakan dengan sate matang karena awal mulanya sate ini diperkenalkan oleh penjualnya di kota Matang Geuleumpang Dua sebuah kota kecamatan di kabupaten Bireuen. Pada tahun 1990-an sate ini populer dibeberapa kota besar di Aceh, kini banyak sekali bertebaran penjual sate di Aceh dan kota Medan Sumatera Utara yang menjajakan sate dengan label "sate matang".
Bahan utama masakan sate matang adalah daging kambing, berhubung dengan harga daging kambing yang lebih mahal maka sering kali sate matang dibuat menggunakan daging sapi. Proses pembuatan dan memasak sate matang tidak jauh berbeda dengan sate daerah lain di Indonesia, potongan daging yang telah dibersihkan dan dipotong dadu dalam ukuran kecil. Setelah disematkan pada tusukan sate lalu direndam dalam adonan bumbu berupa rempah-rempah dalam waktu yang agak lama. Selanjutnya sate siap untuk dibakar di pemanggangan.
Sebagai pelengkap adalah kuah kaldu kambing yang khas karena taburan daun bawang, agak kental dan berasa rempah seperti masakan kari. Rempah-rempah yang digunakan dalam membuat kuah kaldu ini menghasilkan aroma yang kuat, segar dan hangat. Adapun rempah yang digunakan terdiri dari kapulaga, bunga lawang, cengkih, kayu manis dan merica.