Bir pletok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bir pletok
4 Botol Bir pletok
SajianMinuman
Tempat asalIndonesia[1] Indonesia
DaerahJakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Masakan nasional terkaitIndonesia Indonesia
Suhu penyajianPanas
Bahan utamajahe, daun pandan, serai, air, garam, gula
Bahan yang umum digunakanjahe merah, sereh, kapulaga, kayu manis, cengkeh, bunga lawang, adas, daun jeruk, pandan, cabe jawa, secang dan lada hitam
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bir pletok atau Bir Betawi adalah minuman khas masyarakat Betawi yang sudah populer sejak zaman kolonial. Minuman ini dibuat dari bahan godokan 13 macam rempah, yakni jahe, jahe merah, sereh, kunyit, kayu secang, kayu manis, lada hitam, daun pandan, daun jeruk, biji pala, kapulaga, kembang lawang, serta cengkeh, ditambah gula dan garam.

Hingga saat ini, lantaran banyak sekali pengrajin yang mampu memproduksi Bir Pletok, maka tak ada yang bisa mengklaim bahwa buatan salah satu pengrajin adalah yang asli.

Seiring perkembangan zaman dan perubahan cuaca, tiap pengrajin ada yang menggunakan ke 13 macam rempah tadi, ada juga yang tidak. Bahkan, ada beberapa pengrajin Bir Pletok yang menggunakan cabe arei atau cabe jawa sebagai salah satu bahan baku yang digunakan.

Sementara terkait penggunaan pemanis, ada yang menggunakan gula pasir, gula aren atau madu hutan. Tapi biasanya, agar harga jual bisa dijangkau kebanyakan masyarakat dan ekonomis, biasanya para pengrajin menggunakan gula pasir. Sementara untuk mengejar khasiat, digunakan gula aren atau madu hutan.

Tapi, para konsumen Bir Pletok juga harus jeli apakah pengrajin Bir Pletok menggunakan garam dalam proses pembuatannya dengan cara direbus atau tidak. Sebab jika garam direbus, maka akan merusak khasiat dari rempah-rempah tadi termasuk juga menjadi racun pemicu darah tinggi. Sedangkan jika gula dimasukkan ke dalam Bir Pletok setelah selesai digodok, akan menjadi mineral yang dibutuhkan tubuh.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, banyak masyarakat Betawi yang tergoda untuk mencoba meminum bir seperti yang banyak dilakukan oleh bangsa barat. Namun, setelah melihat efeknya yang kurang baik karena membuat orang menjadi mabuk dan selain itu juga melanggar ajaran agama. Karena orang-orang Betawi dikenal sebagai Muslim yang ta'at, maka berapa orang Betawi mencoba meracik bir yang dapat menghangatkan badan, tetapi tidak menyebabkan efek samping mabuk. Akhirnya terciptalah bir pletok yang rasanya nikmat, berkhasiat menghangatkan badan dan memiliki khasiat-khasiat lainnya yang juga menyehatkan tubuh.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Buku resep Wikibooks memiliki artikel mengenai
  1. ^ "tak bikin mabuk, ini asal usul bir pletok yang kaya manfaat". 


Lihat pula[sunting | sunting sumber]