Lompat ke isi

Lawang Sewu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Cagar
(47 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 15: Baris 15:
| start_date =
| start_date =
| architect = [[Cosman Citroen|C. Citroen]]
| architect = [[Cosman Citroen|C. Citroen]]
| architecture_firm = J.F. Klinkhamer and B.J. Quendag
| architecture_firm = [[J. F. Klinkhamer]] dan [[B. J. Ouëndag]]
| structural_engineer =
| structural_engineer =
| services_engineer =
| services_engineer =
Baris 26: Baris 26:
| completion_date = 1919
| completion_date = 1919
| groundbreaking_date = 1904
| groundbreaking_date = 1904
| native_name =
| native_name = Het hoofdkantoor van Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij, N.V. te Semarang
| building_type =
| building_type = Gedung perkantoran
| native_name_lang = nl
| native_name_lang = nl
| former_names = Administratiegebouw Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij
| alternate_names =
| alternate_names =
| status =
| status =
| image = Lawang sewu.jpg
| image = Lawang sewu semarang.jpg
| image_alt =
| image_alt =
| caption = Lawang Sewu tahun 2011
| caption = Lawang Sewu, {{circa|2021}}
| map_type = Indonesia Kota Semarang
| map_type =
| map_alt = Lawang Sewu
| map_alt = Lawang Sewu
| map_caption = Lokasi di kota [[Semarang]]
| map_caption = Lokasi di kota [[Semarang]]
| altitude =
| altitude =
| architectural_style =
| architectural_style = [[Arsitektur Hindia Baru]]
| coordinates = {{coord|6|59|2.13|S|110|24|38.28|E|display=inline}}
| coordinates = {{coord|6|59|2.13|S|110|24|38.28|E|display=inline}}
| structural_system =
| structural_system =
Baris 45: Baris 44:
| ren_cost =
| ren_cost =
| client =
| client =
| owner = [[PT Kereta Api Indonesia]]
| owner = [[PT Kereta Api Indonesia (Persero)]]
| current_tenants =
| current_tenants =
| landlord = [[KAI Wisata]]
| landlord = [[KAI Wisata]]
Baris 63: Baris 62:
| Location = [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]
| Location = [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]
| Year = 1992, 2010 & 2014
| Year = 1992, 2010 & 2014
| ownership = {{INA}}
| ownership = [[PT Kereta Api Indonesia (Persero)]]
| management = [[KAI Wisata]]
| management = [[KAI Wisata]]
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015071300003/lawang-sewu
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015071300003/lawang-sewu
}}
}}
| former_names = ''Administratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang''
}}
}}
'''Lawang Sewu''' ([[Bahasa Jawa|Bahasa Jawa:]] ꧋ꦭꦮꦁꦱꦺꦮꦸ ''artinya'' '''Seribu Pintu)''', sebelumnya '''Gedung Administrasi N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij di Samarang''' ({{lang-nl|Administratiegebouw van de N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang}}) adalah bekas bangunan perkantoran yang terletak di seberang [[Tugu Muda]], [[Kota Semarang]], [[Jawa Tengah]], Indonesia. Bangunan ini dahulu merupakan kantor pusat [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS), dan saat ini berstatus sebagai aset [[Kereta Api Indonesia]] (KAI). Hal ini terjadi karena merupakan hasil dari perebutan aset-aset NIS dan perusahaan kereta api lain oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) pada masa Perang Kemerdekaan. Saat ini bangunan tersebut dijadikan sebagai museum dan galeri sejarah perkeretaapian oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur dan kini dioperasikan [[KAI Wisata]], anak perusahaan KAI yang bergerak di bidang pariwisata.<ref>{{Cite news|date=2021-07-27|title=Jelajah Kereta Api: Lawang Sewu, Bermula dari Kantor KA Swasta Belanda Hingga Jadi Tempat Edukasi|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20210727/98/1422597/jelajah-kereta-api-lawang-sewu-bermula-dari-kantor-ka-swasta-belanda-hingga-jadi-tempat-edukasi|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2022-03-13|last=Ajijah|editor-last=Andriyawan|editor-first=Dea}}</ref><ref>{{Cite news|date=2021-08-21|title=KAI Wisata Buka Kembali Museum Lawang Sewu, Ini Syarat Masuknya|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20210821/98/1432269/kai-wisata-buka-kembali-museum-lawang-sewu-ini-syarat-masuknya|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2022-03-14|last=Pradana|first=Rio Sandy|editor-last=Puspa|editor-first=Anitana Widya}}</ref>
'''Lawang Sewu''' ({{Lang-nl|'''Het hoofdkantor van Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij, N.V. te Samarang'''}}) adalah bangunan kantor pusat yang terletak di seberang [[Tugu Muda]], [[Kota Semarang]], [[Jawa Tengah]], Indonesia, yang dibangun sebagai kantor pusat [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS). Bangunan era kolonial terkenal sebagai peninggalan situs bersejarah di Indonesia, meskipun pemerintah kota Semarang telah berusaha mengubah citra itu.


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Nama Lawang Sewu berasal dari [[bahasa Jawa]]; yang memiliki arti "Seribu Pintu". {{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} Nama ini berasal dari desainnya, dengan banyak ruang. {{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Bangunan ini memiliki sekitar 1.000 jendela besar. {{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}
Nama ''lawang sewu'' aslinya merupakan julukan gedung itu dalam [[bahasa Jawa]] yang berarti "bangunan berpintu seribu".{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} Desain bangunan ini memiliki banyak ruang,{{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} serta memiliki sekitar 1.000 jendela yang tinggi-tinggi dan besar-besar sehingga dikira sebagai "pintu".{{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}} Pintu-pintu di bangunan tersebut hanya berjumlah 429 buah.<ref>{{Cite news|last=Khairally|first=Elmy Tasya|title=Ingin ke Semarang? Jangan Lewatkan 5 Wisata Ikonik Ini|url=https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5255261/ingin-ke-semarang-jangan-lewatkan-5-wisata-ikonik-ini|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2022-03-14}}</ref>


Jendela ukuran besar sering ditemukan pada bangunan Belanda di Indonesia. Banyak bangunan, rumah, atau struktur lain pada masa itu memiliki jendela dengan ukuran yang mirip. Hal itu dilakukan untuk beradaptasi dengan iklim lembap dan panas di Indonesia. Dengan banyaknya jendela ini, akan lebih banyak masuknya udara dan membuatnya menjadi dingin<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2021-04-11|title=Lawang Sewu, Ikon Kota Semarang Dengan Sejarah Kelam|url=https://www.kabarwisata.id/objek-rekreasi/lawang-sewu-ikon-kota-semarang-dengan-sejarah-kelam/|website=Kabar Wisata|language=id-ID|access-date=2021-12-16}}</ref>
Dalam bahasa indonesia Lawang Sewu memiliki arti 1.000 pintu. Nama tersebut mengacu pada fisik bangunan itu sendiri. Bangunan bersejarah ini memiliki banyak pintu dan juga jendela-jendela besar. Ukuran jendelanya sangat besar dan hampir sama lebar dan tingginya dengan pintunya. Hal ini membuat secara keseluruhan kusen memiliki lebih banyak pintu tanpa jendela.

Jendela ukuran besar sering ditemukan pada bangunan Belanda di Indonesia. Banyak bangunan, rumah, atau struktur lain yang dibuat oleh mereka memiliki jendela dengan ukuran yang serupa. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi iklim lembab dan panas di Indonesia. Jendela yang lebih besar berarti lebih banyak masuknya udara dan ini membuat udara di dalam bangunan menjadi lebih dingin.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2021-04-11|title=Lawang Sewu, Ikon Kota Semarang Dengan Sejarah Kelam|url=https://www.kabarwisata.id/objek-rekreasi/lawang-sewu-ikon-kota-semarang-dengan-sejarah-kelam/|website=Kabar Wisata|language=id-ID|access-date=2021-12-16}}</ref>


== Tata letak ==
== Tata letak ==
[[Berkas:Blueprints_for_Lawang_Sewu.jpg|kiri|jmpl| Cetak Biru untuk Bangunan B ]]
[[Berkas:Blueprints_for_Lawang_Sewu.jpg|kiri|jmpl| Cetak biru Gedung B ]]
Kompleks Lawang Sewu terdiri dari beberapa bangunan, dua yang utama bernama A dan B dan dua yang lebih bernama C dan D, di Jalan Pemuda. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} {{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Bangunan A yang berbentuk l menghadap bundaran Tugu Muda. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} {{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Ada dua menara identik di gedung A yang awalnya digunakan untuk menyimpan air, masing-masing dengan kapasitas {{Convert|7000|l|USgal}}{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}. Bangunan ini memiliki [[Kaca patri|jendela-jendela kaca]] besar dan tangga besar di tengahnya. {{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Ada juga sebuah terowongan yang menghubungkan bangunan A ke beberapa situs lain di kota, termasuk rumah gubernur dan pelabuhan. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}
Kompleks Lawang Sewu terdiri dari dua bangunan; yaitu gedung A dan B serta C dan D, menghadap Jalan Pemuda. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} {{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Bangunan A menghadap bundaran Tugu Muda.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}{{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Terdapat dua menara kembar di gedung A yang awalnya digunakan untuk menyimpan air, masing-masing dengan kapasitas {{Convert|7000|l|USgal}}.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Bangunan ini memiliki jendela [[kaca patri]] besar dan tangga besar di tengahnya.{{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Di bawah bangunan terdapat sebuah lorong bawah tanah.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}


Gedung B terletak di belakang gedung A. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Tingginya tiga lantai, dengan dua lantai pertama terdiri dari perkantoran dan yang ketiga memegang ruang dansa. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Bangunan ini dengan jendela-jendela besar juga memiliki lantai bawah tanah yang sebagian dibanjiri untuk mendinginkan bangunan melalui penguapan. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}
Gedung B terletak di belakang gedung A,{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} setinggi tiga lantai dengan dua lantai pertama terdiri dari perkantoran dan yang ketiga adalah loteng.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Bangunan dengan jendela-jendela besar ini juga memiliki lorong bawah tanah yang berfungsi sebagai saluran air.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}


Di depan sebuah gedung berdiri sebuah monumen untuk lima karyawan yang terbunuh selama [[Revolusi Nasional Indonesia|Perang Kemerdekaan Indonesia]] . {{Sfn|Tio|2011|p=62}}{{Clear left}}
Di depan gedung berdiri [[Tugu Muda]] untuk memperingati [[Pertempuran Lima Hari]].{{Sfn|Tio|2011|p=62}}{{Clear left}}


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_hoofdkantoor_van_de_Nederlandsch-Indische_Spoorweg_Maatschappij_(NIS)_in_Semarang_TMnr_10032316.jpg|kiri|jmpl| Gambar bangunan pada awal 1900-an ]]
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_hoofdkantoor_van_de_Nederlandsch-Indische_Spoorweg_Maatschappij_(NIS)_in_Semarang_TMnr_10032316.jpg|kiri|jmpl| Gambar bangunan pada awal 1900-an ]]
[[Berkas:Teak_Table_and_Chairs_in_hall_of_Lawang_Sewu,_Semarang.jpg|kiri|jmpl| Aula samping gedung ]]
[[Berkas:Teak_Table_and_Chairs_in_hall_of_Lawang_Sewu,_Semarang.jpg|kiri|jmpl| Aula samping gedung ]]
Lawang Sewu dirancang oleh [[Cosman Citroen]], dari perusahaan JF Klinkhamer dan BJ Quendag. {{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Bangunan ini dirancang dalam [[Arsitektur Hindia Baru|Gaya Hindia Baru]], istilah yang diterima secara akademis untuk Rasionalisme Belanda di Hindia. <ref name="Heritage6-120">{{Cite book|url=https://archive.org/details/architecture00indo/page/120|title=Architecture|publisher=Archipelago Press|year=1998|isbn=981-3018-30-5|editor-last=Gunawan Tjahjono|series=Indonesian Heritage|volume=6|location=Singapore|page=[https://archive.org/details/architecture00indo/page/120 120]|url-access=registration}}</ref> Mirip dengan Rasionalisme Belanda, gaya adalah hasil dari upaya untuk mengembangkan solusi baru untuk mengintegrasikan preseden tradisional (klasisisme) dengan kemungkinan teknologi baru. Ini dapat digambarkan sebagai gaya transisi antara Tradisionalis dan Modernis dan sangat dipengaruhi oleh desain Berlage . <ref name="indische">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=wUa4nQEACAAJ&dq=het+indische+bouwen&hl=en&sa=X&ei=JNkYVdHMCcS2uASovIDQDg&redir_esc=y|title=Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950|last=|first=|date=1990|publisher=Gemeentemuseum Helmond|isbn=|location=Helmond|pages=20–23|language=Dutch|chapter=Rationalisme, Traditionalisme, Americanisme|access-date=}}</ref>
Lawang Sewu diarsiteki oleh [[Cosman Citroen]], dari firma yang dibentuk arsitek senior [[J. F. Klinkhamer]] dan [[B. J. Ouëndag]].{{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Bangunan ini dirancang dalam [[Arsitektur Hindia Baru|Gaya Hindia Baru]], istilah yang diterima secara akademis untuk Rasionalisme Belanda di Hindia.<ref name="Heritage6-120">{{Cite book|url=https://archive.org/details/architecture00indo/page/120|title=Architecture|publisher=Archipelago Press|year=1998|isbn=981-3018-30-5|editor-last=Gunawan Tjahjono|series=Indonesian Heritage|volume=6|location=Singapore|page=[https://archive.org/details/architecture00indo/page/120 120]|url-access=registration}}</ref> Mirip dengan Rasionalisme Belanda, gaya adalah hasil dari upaya untuk mengembangkan solusi baru untuk mengintegrasikan preseden tradisional (klasisisme) dengan kemungkinan teknologi baru. Ini dapat digambarkan sebagai gaya transisi antara Tradisionalis dan Modernis serta dipengaruhi oleh desain Berlage.<ref name="indische">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=wUa4nQEACAAJ&dq=het+indische+bouwen&hl=en&sa=X&ei=JNkYVdHMCcS2uASovIDQDg&redir_esc=y|title=Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950|last=|first=|date=1990|publisher=Gemeentemuseum Helmond|isbn=|location=Helmond|pages=20–23|language=Dutch|chapter=Rationalisme, Traditionalisme, Americanisme|access-date=}}</ref>


Konstruksi dimulai pada tahun 1904 dengan bangunan A yang selesai pada tahun 1907. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Sisa kompleks selesai pada tahun 1919. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Awalnya digunakan oleh [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]], perusahaan kereta api pertama di [[Hindia Belanda|Belanda Timur. Hindia]] {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}
Konstruksi dimulai pada tahun 1904 dengan bangunan A yang selesai pada tahun 1907.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Sisanya rampung pada tahun 1919.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Awalnya digunakan oleh [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]], perusahaan kereta api pertama di Hindia Belanda.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}


Setelah [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Jepang menginvasi Indonesia]] pada tahun 1942, tentara Jepang mengambil alih Lawang Sewu. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Ruang bawah tanah gedung B diubah menjadi penjara dengan beberapa eksekusi terjadi di sana. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Ketika Semarang direbut kembali oleh Belanda dalam pertempuran di Semarang pada Oktober 1945, pasukan Belanda menggunakan terowongan yang mengarah ke gedung A untuk menyelinap ke kota. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Pertempuran terjadi dengan banyak pejuang Indonesia sekarat. {{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Lima karyawan yang bekerja di sana juga tewas. {{Sfn|Tio|2011|p=62}}
Setelah [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Jepang menduduki Hindia Belanda]] pada tahun 1942, tentara Jepang mengambil alih Lawang Sewu.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Ruang bawah tanah gedung B diubah menjadi penjara dengan eksekusi mati dilakukan di dalamnya.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Ketika Semarang direbut kembali oleh Belanda dalam pertempuran di Semarang pada Oktober 1945, pasukan Belanda menggunakan terowongan yang mengarah ke gedung A untuk menyelinap ke kota.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Pertempuran terjadi dengan banyak pejuang Indonesia gugur.{{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Lima pegawai yang bekerja di sana juga gugur.{{Sfn|Tio|2011|p=62}}


Setelah perang, [[Tentara Nasional Indonesia|tentara Indonesia]] mengambil alih kompleks. {{Sfn|Tio|2011|p=62}} Ia kemudian dikembalikan ke [[Kereta Api Indonesia|perusahaan kereta api nasional]] . {{Sfn|Tio|2011|p=62}} Pada tahun 1992 dinyatakan sebagai [[Cagar budaya|Properti Budaya Indonesia]] . {{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}
Setelah perang, [[Tentara Nasional Indonesia|tentara Indonesia]] mengambil alih kompleks.{{Sfn|Tio|2011|p=62}} Bangunan tersebut kemudian dioperasikan oleh [[Djawatan Kereta Republik Indonesia]] (DKARI).{{Sfn|Tio|2011|p=62}} Pada tahun 1992 bangunan ini ditetapkan sebagai [[cagar budaya]].{{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}


=== Pelestarian ===
Pada 2009, kompleks Lawang Sewu berada dalam keadaan bobrok. {{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Simon Marcus Gower, menulis di ''[[The Jakarta Post]]'', mencatatnya sebagai "gelap dan jelas-jelas sakit. Dinding putihnya memudar di seluruh; dihitamkan oleh polusi dan penelantaran. Dinding yang dirender retak dan kertas dinding telah lama jatuh ke mengungkapkan batu bata merah di bawah. Jamur dan gulma tumbuh di sebagian besar bangunan dan tikus dan tikus adalah penghuni utama." {{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}}
Pada 2009, kompleks Lawang Sewu berada dalam keadaan mengenaskan.{{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Simon Marcus Gower, dalam kolomnya di ''[[The Jakarta Post]]'', menuliskan bahwa bangunan tersebut "gelap dan tak terawat. Dinding putihnya dihitamkan oleh polusi dan penelantaran. Dindingnya terkelupas dan dipenuhi coretan-coretan vandal. Lumut pun tumbuh di sebagian besar bangunan dan tikus menjadi penghuni celah-celah bangunan." {{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}}


Bangunan ini segera menjalani renovasi untuk memastikan bahwa hal tersebut akan menguntungkan sebagai daya tarik wisata. {{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} {{Sfn|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}} Gubernur Jawa Tengah [[Bibit Waluyo]] mengerahkan beberapa lusin tentara untuk membantu renovasi; para prajurit fokus pada perbaikan eksternal. {{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} Penduduk setempat kecewa dengan renovasi tersebut karena berpendapat bahwa itu telah kehilangan keasliannya. {{Sfn|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}}
Bangunan ini kelak menjalani renovasi dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata.{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}{{Sfn|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}} Gubernur Jawa Tengah [[Bibit Waluyo]] mengerahkan prajurit TNI untuk membantu renovasi; khususnya pada bagian luar gedung.{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} Namun warga setempat kecewa dengan hasil renovasi tersebut karena dianggap menghilangkan keasliannya.{{Sfn|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}}


Pada tanggal 5 Juli 2011 kompleks yang baru direnovasi diresmikan oleh Ibu Negara [[Ani Yudhoyono]]{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}. Namun, pada saat itu hanya bangunan B yang tersedia untuk tur.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Diharapkan menjadi daya tarik utama dalam program pariwisata pemerintah Jawa Tengah pada tahun 2013. {{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}
Pada tanggal 5 Juli 2011 gedung tersebut diresmikan oleh Ibu Negara [[Ani Yudhoyono]].{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} Namun, pada saat itu hanya bangunan B yang dapat dikunjungi.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Ia berharap bahwa peresmian ini menjadi daya tarik utama dalam menyukseskan program pariwisata pemerintah Jawa Tengah pada tahun 2013. {{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}


Rencana masa depan termasuk mengubah Gedung B menjadi ruang kantor, [[pujasera]], dan bahkan [[pusat kebugaran]].{{Sfn|Vann 2013, Haunted House}} Pada akhir 2013, pemerintah kota Semarang mengumumkan rencana untuk menghilangkan "gambar seram" bangunan itu untuk menarik lebih banyak pengunjung. Ini untuk mencakup penataan kembali situs sebagai tempat untuk kegiatan sosial dan budaya, didukung oleh renovasi bangunan. Pada saat itu, Lawang Sewu menarik rata-rata 1.000 pengunjung setiap hari.{{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}
Gedung B kelak direncanakan untuk dijadikan perkantoran, [[pujasera]], dan [[pusat kebugaran]].{{Sfn|Vann 2013, Haunted House}} Pada akhir 2013, Pemerintah Kota Semarang mengumumkan rencana untuk menghilangkan "citra seram" bangunan itu untuk menarik lebih banyak pengunjung. Hal ini dilakukan dengan cara menata kembali kawasan untuk kegiatan sosial dan budaya, beserta renovasi lanjutan bangunan. Pada saat itu, Lawang Sewu menarik rata-rata 1.000 pengunjung setiap hari.{{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}


== Legenda urban ==
== Legenda urban ==
[[Berkas:Basement_of_Lawang_Sewu_2011.JPG|jmpl| Lantai dasar gedung B, konon dihantui oleh kuntilanak ]]
[[Berkas:Basement_of_Lawang_Sewu_2011.JPG|jmpl|Ruang bawah tanah gedung B, yang diklaim berhantu]]
[[Berkas:Underground_Access_of_Lawang_Sewu,_Semarang,_Central_Java,_Indonesia.jpg|jmpl| Akses ke bawah tanah gedung Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia ]]
[[Berkas:Underground_Access_of_Lawang_Sewu,_Semarang,_Central_Java,_Indonesia.jpg|jmpl| Akses ke bawah tanah gedung Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia ]]
Lawang Sewu dikatakan berhantu hanya karena ruangan itu menjadi tempat penyiksaan oleh tentara Jepang, dengan banyak wisatawan mengunjungi untuk melihat hantu{{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Di antara hantu yang dilaporkan menghuni tempat itu adalah seorang [[wiktionary:Dutchwoman|wanita Belanda]] yang melakukan bunuh diri di dalam dan "hantu tanpa kepala".{{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}}
Lawang Sewu dikenal sangat angker karena ruangan bawah tanahnya pernah dijadikan tempat penyiksaan oleh serdadu tentara Jepang. Banyak wisatawan memasuki ruangan itu semata-mata untuk melihat hantu.{{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Di antara hantu yang dilaporkan menghuni tempat itu adalah seorang Noni Belanda yang melakukan bunuh diri di dalam serta penampakan "hantu tanpa kepala". Lantai dasar gedung B di huni kuntilanak, dan pocong di tempat bak penyiksaan Penjara Jongkok.{{Butuh rujukan}}


Pada tahun 2007, sebuah film horor berjudul ''[[Lawang Sewu (film)|Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak]]'' ( ''Lawang Sewu: Pembalasan Kuntilanak'' ) dirilis berdasarkan legenda{{Sfn|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}}. Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa sekolah menengah dari [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang terjebak di Lawang Sewu setelah beberapa harus buang air kecil dan menampilkan hantu seorang wanita Belanda, seorang pria dengan bola dan rantai melilit kakinya, dan seorang [[kuntilanak]].{{Sfn|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}}
Pada tahun 2007, sebuah film horor berjudul ''[[Lawang Sewu (film)|Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak]]'' dirilis berdasarkan legenda urban itu.{{Sfn|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}} Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa SMA dari [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang terjebak di Lawang Sewu setelah beberapa harus buang air kecil dan menampilkan hantu seorang noni Belanda, seorang pria yang bergerak dengan diberati bola berantai di kakinya, dan sosok [[kuntilanak]].{{Sfn|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}}


== Galeri ==
== Galeri ==
Baris 117: Baris 116:
Berkas:Lawang Sewu Semarang cropped.jpg|Salah satu sudut Lawang Sewu
Berkas:Lawang Sewu Semarang cropped.jpg|Salah satu sudut Lawang Sewu
Berkas:Lawang Sewu on the night.jpg|Lawang Sewu di malam hari
Berkas:Lawang Sewu on the night.jpg|Lawang Sewu di malam hari
Berkas:Hall of Lawang Sewu (Timothy Subroto) - Flickr.jpg|Lorong di Lawang Sewu
Berkas:Hall of Lawang Sewu (Timothy Subroto) - Flickr.jpg|Koridor atau Lorong di Lawang Sewu
Berkas:To The Other Parallel Place (30047311).jpeg|Ruangan-ruangan terhubung dengan pintu
Berkas:To The Other Parallel Place (30047311).jpeg|Ruangan-ruangan terhubung dengan pintu
Berkas:Becak Tugu Muda Semarang Central Java.jpg|Lawang Sewu dan Tugu Muda Semarang
Berkas:Becak Tugu Muda Semarang Central Java.jpg|Tugu Muda Semarang dengan latar belakang Lawang Sewu
Berkas:Building in Lawang Sewu.jpg|Kompleks Lawang Sewu
Berkas:Building in Lawang Sewu.jpg|Kompleks Lawang Sewu
</gallery>
</gallery>


== Referensi ==
== Referensi ==
;Catatan kaki
Catatan Sekilas{{Reflist|30em}}Bibliografi
{{Reflist|30em}}


;Daftar pustaka
{{refbegin}}
{{refbegin}}
*{{cite news|last=Ariwibowo|first=AA|title=First Lady Inaugurates Renovated Lawang Sewu Building|date=5 July 2011|work=Antara|url=http://www.antaranews.com/en/news/73444/first-lady-inaugurates-renovated-lawang-sewu-building|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zyIxSjH?url=http://www.antaranews.com/en/news/73444/first-lady-inaugurates-renovated-lawang-sewu-building|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}|url-status=dead}}
*{{Cite news|last=Ariwibowo|first=AA|title=First Lady Inaugurates Renovated Lawang Sewu Building|date=5 July 2011|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|url=http://www.antaranews.com/en/news/73444/first-lady-inaugurates-renovated-lawang-sewu-building|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zyIxSjH?url=http://www.antaranews.com/en/news/73444/first-lady-inaugurates-renovated-lawang-sewu-building|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}|url-status=dead|editor-last=Ariwibowo|editor-first=AA}}
*{{cite news|date=13 October 2011|title=Banyak Warga Kecewa Lawang Sewu Direnovasi|trans-title=Many Citizens are Disappointed that Lawang Sewu is being Renovated|language=Indonesian|url=http://travel.okezone.com/read/2011/10/13/407/514739/banyak-warga-kecewa-lawang-sewu-direnovasi|work=Okezone.com|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/6405RdrPF?url=http://travel.okezone.com/read/2011/10/13/407/514739/banyak-warga-kecewa-lawang-sewu-direnovasi|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}}|url-status=dead}}
*{{Cite news|date=13 October 2011|title=Banyak Warga Kecewa Lawang Sewu Direnovasi|trans-title=Many Citizens are Disappointed that Lawang Sewu is being Renovated|language=Indonesian|url=http://travel.okezone.com/read/2011/10/13/407/514739/banyak-warga-kecewa-lawang-sewu-direnovasi|work=[[Okezone.com]]|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/6405RdrPF?url=http://travel.okezone.com/read/2011/10/13/407/514739/banyak-warga-kecewa-lawang-sewu-direnovasi|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}}|url-status=dead|last=Akbar|first=Aulia}}
*{{cite news|last=Gower|first=Simon Marcus|title=Lawang Sewu: Ahaunted, sad place|date=9 February 2009|work=The Jakarta Post|url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/09/lawang-sewu-ahaunted-sad-place.html|accessdate=18 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/641A0Vxk2?url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/09/lawang-sewu-ahaunted-sad-place.html|archivedate=18 December 2011|ref={{harvid|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}}|url-status=dead}}
*{{cite news|last=Gower|first=Simon Marcus|title=Lawang Sewu: Ahaunted, sad place|date=9 February 2009|work=The Jakarta Post|url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/09/lawang-sewu-ahaunted-sad-place.html|accessdate=18 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/641A0Vxk2?url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/09/lawang-sewu-ahaunted-sad-place.html|archivedate=18 December 2011|ref={{harvid|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://semarangkota.go.id/cms/pemerintahan/dinas/pariwisata/gedung/Lawang%20Sewu.php|title=Lawang Sewu|publisher=Semarang City Government|language=Indonesian|archiveurl=https://www.webcitation.org/64046AbuC?url=http://semarangkota.go.id/cms/pemerintahan/dinas/pariwisata/gedung/Lawang%20Sewu.php|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|Semarang City Government, Lawang Sewu}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://semarangkota.go.id/cms/pemerintahan/dinas/pariwisata/gedung/Lawang%20Sewu.php|title=Lawang Sewu|publisher=Semarang City Government|language=Indonesian|archiveurl=https://www.webcitation.org/64046AbuC?url=http://semarangkota.go.id/cms/pemerintahan/dinas/pariwisata/gedung/Lawang%20Sewu.php|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|Semarang City Government, Lawang Sewu}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.indonesia.travel/id/destination/543|title=Lawang Sewu : Keindahan Seni di Balik Mistis|publisher=Ministry of Tourism of Indonesia|language=Indonesian|trans-title=Lawang Sewu: Beautiful Art behind a Mystical Screen|archiveurl=https://www.webcitation.org/64069h7G4?url=http://www.indonesia.travel/id/destination/543|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|Ministry of Tourism, Lawang Sewu: Keindahan}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.indonesia.travel/id/destination/543|title=Lawang Sewu : Keindahan Seni di Balik Mistis|publisher=Ministry of Tourism of Indonesia|language=Indonesian|trans-title=Lawang Sewu: Beautiful Art behind a Mystical Screen|archiveurl=https://www.webcitation.org/64069h7G4?url=http://www.indonesia.travel/id/destination/543|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|Ministry of Tourism, Lawang Sewu: Keindahan}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/lawang-sewu-film-hantu-semarang.html|title='Lawang Sewu', Film Hantu Semarang|date=21 September 2007|work=KapanLagi.com|language=Indonesian|trans-title='Lawang Sewu': A Ghost Movie in Semarang|archiveurl=https://www.webcitation.org/6402yZtWD?url=http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/lawang-sewu-film-hantu-semarang.html|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/lawang-sewu-film-hantu-semarang.html|title='Lawang Sewu', Film Hantu Semarang|date=21 September 2007|work=KapanLagi.com|language=Indonesian|trans-title='Lawang Sewu': A Ghost Movie in Semarang|archiveurl=https://www.webcitation.org/6402yZtWD?url=http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/lawang-sewu-film-hantu-semarang.html|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}}|url-status=dead}}
*{{cite news|last=Prihadi|first=Susetyo Dwi|date=24 July 2011|title=Lawang Sewu Kini Tak Lagi Mistis|trans-title=Lawang Sewu is No Longer Mystical|language=Indonesian|url=http://travel.okezone.com/read/2011/07/24/408/483607/lawang-sewu-kini-tak-lagi-mistis|work=Okezone.com|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zz1IFqm?url=http://travel.okezone.com/read/2011/07/24/408/483607/lawang-sewu-kini-tak-lagi-mistis|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}|url-status=dead}}
*{{Cite news|last=Prihadi|first=Susetyo Dwi|date=24 July 2011|title=Lawang Sewu Kini Tak Lagi Mistis|trans-title=Lawang Sewu is No Longer Mystical|language=Indonesian|url=http://travel.okezone.com/read/2011/07/24/408/483607/lawang-sewu-kini-tak-lagi-mistis|work=[[Okezone.com]]|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zz1IFqm?url=http://travel.okezone.com/read/2011/07/24/408/483607/lawang-sewu-kini-tak-lagi-mistis|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/12/28/lawang-sewu-s-spooky-image-eliminated-lure-more-visitors.html|title=Lawang Sewu's spooky image eliminated to lure more visitors|last=Rohmah|first=Ainur|date=28 December 2013|archiveurl=https://www.webcitation.org/6MCHejszY?url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/12/28/lawang-sewu-s-spooky-image-eliminated-lure-more-visitors.html|archivedate=28 December 2013|ref={{sfnRef|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/12/28/lawang-sewu-s-spooky-image-eliminated-lure-more-visitors.html|title=Lawang Sewu's spooky image eliminated to lure more visitors|last=Rohmah|first=Ainur|date=28 December 2013|archiveurl=https://www.webcitation.org/6MCHejszY?url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/12/28/lawang-sewu-s-spooky-image-eliminated-lure-more-visitors.html|archivedate=28 December 2013|ref={{sfnRef|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}|url-status=dead}}
*{{cite book|title=Semarang CIty, A Glance into the Past|last=Tio|first=Jongkie|year=2011|ref=harv}}
*{{cite book|title=Semarang CIty, A Glance into the Past|last=Tio|first=Jongkie|year=2011|ref=harv}}
Baris 139: Baris 140:
{{refend}}
{{refend}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}

[[Kategori:Bangunan dan struktur di Kota Semarang]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Kota Semarang]]
[[Kategori:CS1 sumber berbahasa Inggris (en)]]
[[Kategori:CS1 sumber berbahasa Inggris (en)]]
[[Kategori:Bangunan Bersejarah]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Cagar budaya di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Museum di Semarang]]

Revisi per 6 Agustus 2024 05.40

Lawang Sewu
Lawang Sewu, ca 2021
Peta
Nama sebelumnyaAdministratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang
Informasi umum
JenisGedung perkantoran
Gaya arsitekturArsitektur Hindia Baru
AlamatJalan Pemuda
KotaSemarang
NegaraIndonesia
Koordinat6°59′2.13″S 110°24′38.28″E / 6.9839250°S 110.4106333°E / -6.9839250; 110.4106333
Peletakan batu pertama1904
Rampung1919
Dibuka1907
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Tuan tanahKAI Wisata
Data teknis
Jumlah lantai3
Desain dan konstruksi
ArsitekC. Citroen
Firma arsitekturJ. F. Klinkhamer dan B. J. Ouëndag
Cagar budaya Indonesia
Lawang Sewu
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasCB.30
Lokasi
keberadaan
Semarang, Jawa Tengah
Tanggal SK1992, 2010 & 2014
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
PengelolaKAI Wisata
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Lawang Sewu (Bahasa Jawa: ꧋ꦭꦮꦁꦱꦺꦮꦸ artinya Seribu Pintu), sebelumnya Gedung Administrasi N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij di Samarang (bahasa Belanda: Administratiegebouw van de N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang) adalah bekas bangunan perkantoran yang terletak di seberang Tugu Muda, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Bangunan ini dahulu merupakan kantor pusat Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), dan saat ini berstatus sebagai aset Kereta Api Indonesia (KAI). Hal ini terjadi karena merupakan hasil dari perebutan aset-aset NIS dan perusahaan kereta api lain oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) pada masa Perang Kemerdekaan. Saat ini bangunan tersebut dijadikan sebagai museum dan galeri sejarah perkeretaapian oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur dan kini dioperasikan KAI Wisata, anak perusahaan KAI yang bergerak di bidang pariwisata.[1][2]

Etimologi

Nama lawang sewu aslinya merupakan julukan gedung itu dalam bahasa Jawa yang berarti "bangunan berpintu seribu".[3] Desain bangunan ini memiliki banyak ruang,[4] serta memiliki sekitar 1.000 jendela yang tinggi-tinggi dan besar-besar sehingga dikira sebagai "pintu".[5] Pintu-pintu di bangunan tersebut hanya berjumlah 429 buah.[6]

Jendela ukuran besar sering ditemukan pada bangunan Belanda di Indonesia. Banyak bangunan, rumah, atau struktur lain pada masa itu memiliki jendela dengan ukuran yang mirip. Hal itu dilakukan untuk beradaptasi dengan iklim lembap dan panas di Indonesia. Dengan banyaknya jendela ini, akan lebih banyak masuknya udara dan membuatnya menjadi dingin[7]

Tata letak

Cetak biru Gedung B

Kompleks Lawang Sewu terdiri dari dua bangunan; yaitu gedung A dan B serta C dan D, menghadap Jalan Pemuda. [8] [4] Bangunan A menghadap bundaran Tugu Muda.[8][4] Terdapat dua menara kembar di gedung A yang awalnya digunakan untuk menyimpan air, masing-masing dengan kapasitas 7.000 liter (1.800 US gal).[8] Bangunan ini memiliki jendela kaca patri besar dan tangga besar di tengahnya.[9] Di bawah bangunan terdapat sebuah lorong bawah tanah.[8]

Gedung B terletak di belakang gedung A,[8] setinggi tiga lantai dengan dua lantai pertama terdiri dari perkantoran dan yang ketiga adalah loteng.[8] Bangunan dengan jendela-jendela besar ini juga memiliki lorong bawah tanah yang berfungsi sebagai saluran air.[8]

Di depan gedung berdiri Tugu Muda untuk memperingati Pertempuran Lima Hari.[10]

Sejarah

Gambar bangunan pada awal 1900-an
Aula samping gedung

Lawang Sewu diarsiteki oleh Cosman Citroen, dari firma yang dibentuk arsitek senior J. F. Klinkhamer dan B. J. Ouëndag.[4] Bangunan ini dirancang dalam Gaya Hindia Baru, istilah yang diterima secara akademis untuk Rasionalisme Belanda di Hindia.[11] Mirip dengan Rasionalisme Belanda, gaya adalah hasil dari upaya untuk mengembangkan solusi baru untuk mengintegrasikan preseden tradisional (klasisisme) dengan kemungkinan teknologi baru. Ini dapat digambarkan sebagai gaya transisi antara Tradisionalis dan Modernis serta dipengaruhi oleh desain Berlage.[12]

Konstruksi dimulai pada tahun 1904 dengan bangunan A yang selesai pada tahun 1907.[8] Sisanya rampung pada tahun 1919.[8] Awalnya digunakan oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, perusahaan kereta api pertama di Hindia Belanda.[8]

Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada tahun 1942, tentara Jepang mengambil alih Lawang Sewu.[8] Ruang bawah tanah gedung B diubah menjadi penjara dengan eksekusi mati dilakukan di dalamnya.[8] Ketika Semarang direbut kembali oleh Belanda dalam pertempuran di Semarang pada Oktober 1945, pasukan Belanda menggunakan terowongan yang mengarah ke gedung A untuk menyelinap ke kota.[8] Pertempuran terjadi dengan banyak pejuang Indonesia gugur.[4] Lima pegawai yang bekerja di sana juga gugur.[10]

Setelah perang, tentara Indonesia mengambil alih kompleks.[10] Bangunan tersebut kemudian dioperasikan oleh Djawatan Kereta Republik Indonesia (DKARI).[10] Pada tahun 1992 bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya.[5]

Pelestarian

Pada 2009, kompleks Lawang Sewu berada dalam keadaan mengenaskan.[9] Simon Marcus Gower, dalam kolomnya di The Jakarta Post, menuliskan bahwa bangunan tersebut "gelap dan tak terawat. Dinding putihnya dihitamkan oleh polusi dan penelantaran. Dindingnya terkelupas dan dipenuhi coretan-coretan vandal. Lumut pun tumbuh di sebagian besar bangunan dan tikus menjadi penghuni celah-celah bangunan." [9]

Bangunan ini kelak menjalani renovasi dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata.[3][13] Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengerahkan prajurit TNI untuk membantu renovasi; khususnya pada bagian luar gedung.[3] Namun warga setempat kecewa dengan hasil renovasi tersebut karena dianggap menghilangkan keasliannya.[13]

Pada tanggal 5 Juli 2011 gedung tersebut diresmikan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono.[3] Namun, pada saat itu hanya bangunan B yang dapat dikunjungi.[8] Ia berharap bahwa peresmian ini menjadi daya tarik utama dalam menyukseskan program pariwisata pemerintah Jawa Tengah pada tahun 2013. [3]

Gedung B kelak direncanakan untuk dijadikan perkantoran, pujasera, dan pusat kebugaran.[14] Pada akhir 2013, Pemerintah Kota Semarang mengumumkan rencana untuk menghilangkan "citra seram" bangunan itu untuk menarik lebih banyak pengunjung. Hal ini dilakukan dengan cara menata kembali kawasan untuk kegiatan sosial dan budaya, beserta renovasi lanjutan bangunan. Pada saat itu, Lawang Sewu menarik rata-rata 1.000 pengunjung setiap hari.[5]

Legenda urban

Ruang bawah tanah gedung B, yang diklaim berhantu
Akses ke bawah tanah gedung Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Lawang Sewu dikenal sangat angker karena ruangan bawah tanahnya pernah dijadikan tempat penyiksaan oleh serdadu tentara Jepang. Banyak wisatawan memasuki ruangan itu semata-mata untuk melihat hantu.[9] Di antara hantu yang dilaporkan menghuni tempat itu adalah seorang Noni Belanda yang melakukan bunuh diri di dalam serta penampakan "hantu tanpa kepala". Lantai dasar gedung B di huni kuntilanak, dan pocong di tempat bak penyiksaan Penjara Jongkok.[butuh rujukan]

Pada tahun 2007, sebuah film horor berjudul Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak dirilis berdasarkan legenda urban itu.[15] Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa SMA dari Jakarta yang terjebak di Lawang Sewu setelah beberapa harus buang air kecil dan menampilkan hantu seorang noni Belanda, seorang pria yang bergerak dengan diberati bola berantai di kakinya, dan sosok kuntilanak.[15]

Galeri

Referensi

Catatan kaki
  1. ^ Ajijah (2021-07-27). Andriyawan, Dea, ed. "Jelajah Kereta Api: Lawang Sewu, Bermula dari Kantor KA Swasta Belanda Hingga Jadi Tempat Edukasi". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-03-13. 
  2. ^ Pradana, Rio Sandy (2021-08-21). Puspa, Anitana Widya, ed. "KAI Wisata Buka Kembali Museum Lawang Sewu, Ini Syarat Masuknya". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  3. ^ a b c d e Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates.
  4. ^ a b c d e Semarang City Government, Lawang Sewu.
  5. ^ a b c Rohmah 2013, Lawang Sewu.
  6. ^ Khairally, Elmy Tasya. "Ingin ke Semarang? Jangan Lewatkan 5 Wisata Ikonik Ini". detikcom. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  7. ^ "Lawang Sewu, Ikon Kota Semarang Dengan Sejarah Kelam". Kabar Wisata. 2021-04-11. Diakses tanggal 2021-12-16. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k l m n Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini.
  9. ^ a b c d Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted.
  10. ^ a b c d Tio 2011, hlm. 62.
  11. ^ Gunawan Tjahjono, ed. (1998). ArchitecturePerlu mendaftar (gratis). Indonesian Heritage. 6. Singapore: Archipelago Press. hlm. 120. ISBN 981-3018-30-5. 
  12. ^ "Rationalisme, Traditionalisme, Americanisme". Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950 (dalam bahasa Dutch). Helmond: Gemeentemuseum Helmond. 1990. hlm. 20–23. 
  13. ^ a b Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa.
  14. ^ Vann 2013, Haunted House.
  15. ^ a b KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film.
Daftar pustaka