Lompat ke isi

Batik keraton: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib)
k Gunarta memindahkan halaman Batik Kraton ke Batik keraton: menyesuaikan KBBI
Fhikri Latifi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Orphan|date=April 2012}}
[[Berkas:BatikKraton.JPG|200px|ka|jmpl|Salah satu motif Batik Kraton]]
[[Berkas:BatikKraton.JPG|200px|ka|jmpl|Salah satu motif Batik Kraton]]
'''Batik keraton''' (dikenal juga dengan istilah '''batik larangan''' atau '''batik vorstenlanden''') adalah batik yang berkembang dalam lingkungan [[keraton]], baik [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]] maupun [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Surakarta]]. Batik keraton merupakan awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di [[Indonesia]]. Motifnya mengandung beragam makna filosofi hidup yang banyak terilhami dari kebudayaan Hindu-Jawa. Batik-batik ini dibuat oleh para putri keraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan keraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif ''Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak'' termasuk ''Batik Udan Liris'', dan beberapa motif lainnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=czynDwAAQBAJ&pg=PA5&dq=batik+keraton+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj8opHbyKLpAhXDlOYKHQVLAlwQ6AEILzAB#v=onepage&q=batik%20keraton%20adalah&f=false|title=Strategi Pengembangan Sentra Industri Kecil Menengah Kerajinan Batik|last=Prasnowo|first=M. Adhi|last2=Baskoro|first2=Gembong|last3=Astuti|first3=Murti|date=2019-06-12|publisher=Jakad Media Publishing|isbn=978-623-7033-38-7|language=id}}</ref>


== Motif ''larangan'' ==
'''Batik Keraton''' atau '''batik larangan''' awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di [[Indonesia]]. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif ''[[Batik Parang Barong]], [[Batik Parang Rusak]]'' termasuk ''[[Batik Udan Liris]]'', dan beberapa motif lainnya.
Dalam Keraton Yogyakarta dan Surakarta Hadiningrat, beberapa motif batik yang dianggap ''larangan'' adalah:<ref>{{Cite web|url=https://fitinline.com/article/read/7-motif-batik-larangan-keraton-yogyakarta-dan-makna-yang-terkandung-didalamnya/|title=Fitinline.com: 7 Motif Batik Larangan Keraton Yogyakarta dan Makna Yang Terkandung Didalamnya|website=fitinline.com|language=en|access-date=2020-05-07}}</ref>

* [[Batik Parang|Parang]]
* Udan Liris
* Rujak Senthe
* [[Cemukiran]]
* [[Batik Kawung|Kawung]]
* Huk
* Semen
Setiap motif larangan juga memiliki rincian penggunaanya, sehingga suatu batik tidak mutlak terlarang. Batik Larangan dalam lingkup keraton disebut juga ''bathik awisan'' atau ''awisan dalem''<ref>{{Cite web|last=author|first=admin|date=2018-03-19|title=Motif Batik Larangan Keraton Yogyakarta|url=https://www.kratonjogja.id/kagungan-dalem/12-motif-batik-larangan-keraton-yogyakarta/|website=kratonjogja.id|access-date=2024-08-19}}</ref>. Semisal motif parang sering dipadupadankan dengan motif batik lain ada yang tetap sebagi motif utama ada yang sebagai ''isen-isen.'' Pada beberapa kreasi motif parang masih boleh dipergunakan asal tidak penuh atau dominan pada kain dan bukan disusun dalam struktur diagonal (motif lereng) seperti pada kain bermotif parang biasanya.

== Catatan kaki ==
<references />
{{Batik}}


[[Kategori:Batik]]
[[Kategori:Batik]]

Revisi terkini sejak 19 Agustus 2024 14.03

Salah satu motif Batik Kraton

Batik keraton (dikenal juga dengan istilah batik larangan atau batik vorstenlanden) adalah batik yang berkembang dalam lingkungan keraton, baik Yogyakarta maupun Surakarta. Batik keraton merupakan awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung beragam makna filosofi hidup yang banyak terilhami dari kebudayaan Hindu-Jawa. Batik-batik ini dibuat oleh para putri keraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan keraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.[1]

Motif larangan

[sunting | sunting sumber]

Dalam Keraton Yogyakarta dan Surakarta Hadiningrat, beberapa motif batik yang dianggap larangan adalah:[2]

Setiap motif larangan juga memiliki rincian penggunaanya, sehingga suatu batik tidak mutlak terlarang. Batik Larangan dalam lingkup keraton disebut juga bathik awisan atau awisan dalem[3]. Semisal motif parang sering dipadupadankan dengan motif batik lain ada yang tetap sebagi motif utama ada yang sebagai isen-isen. Pada beberapa kreasi motif parang masih boleh dipergunakan asal tidak penuh atau dominan pada kain dan bukan disusun dalam struktur diagonal (motif lereng) seperti pada kain bermotif parang biasanya.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Prasnowo, M. Adhi; Baskoro, Gembong; Astuti, Murti (2019-06-12). Strategi Pengembangan Sentra Industri Kecil Menengah Kerajinan Batik. Jakad Media Publishing. ISBN 978-623-7033-38-7. 
  2. ^ "Fitinline.com: 7 Motif Batik Larangan Keraton Yogyakarta dan Makna Yang Terkandung Didalamnya". fitinline.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-07. 
  3. ^ author, admin (2018-03-19). "Motif Batik Larangan Keraton Yogyakarta". kratonjogja.id. Diakses tanggal 2024-08-19.