Anwar Musaddad: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
(20 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:K.H. Anwar Musaddad.jpg|thumb|200px|]] |
|||
{{Infobox Officeholder |
{{Infobox Officeholder |
||
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/pangkat) --> |
|||
|honorific-prefix = [[Profesor|Prof.]] [[Kiai|K.]] [[Haji|H.]] |
|||
|name |
|name = Anwar Musaddad |
||
|image = |
|||
|honorific-suffix = |
|||
|imagesize = 200px |
|||
|honorific-suffix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis) --> |
|||
|caption = |
|caption = |
||
|office = Rektor |
|office = Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung |
||
|order = |
|order = |
||
|term_start = [[1968]] |
|term_start = [[1968]] |
||
|term_end = [[1972]] |
|term_end = [[1972]] |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
|predecessor2 = |
|predecessor2 = |
||
|successor2 = |
|successor2 = |
||
|birth_date = {{Birth date| |
|birth_date = {{Birth date|1910|04|3}} |
||
|birth_place = |
|birth_place = [[Garut]], [[Hindia Belanda]] |
||
|death_date = |
|death_date = {{Death date and age|2000|07|21|1910|04|3}} |
||
|death_place = |
|death_place = [[Garut]] |
||
|nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara asing --> |
|||
|nationality = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]] |
|||
|party = |
|party = |
||
|spouse = |
|spouse = |
||
|relations = |
|relations = |
||
|children = |
|children = |
||
|alma_mater = [[HIS]] |
|alma_mater = {{ubl|[[HIS]]|[[MULO]]|[[AMS]] Garut}} |
||
|occupation = |
|occupation = |
||
|profession = Ulama |
|profession = Ulama |
||
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan --> |
|||
|religion = Islam |
|||
|signature = |
|signature = |
||
|website = |
|website = |
||
Baris 40: | Baris 40: | ||
}} |
}} |
||
'''Anwar Musaddad''' atau terkenal dengan sebutan '''Prof. K.H. Anwar Musaddad''' ( |
'''Anwar Musaddad''' atau terkenal dengan sebutan '''Prof. K.H. Anwar Musaddad''' ({{lahirmati|di Desa Ciledug, [[Kabupaten Garut]]|03|04|1910|di [[Garut]]|21|07|2000}})<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.nu.or.id/post/read/99632/riwayat-hidup-dan-perjuangan-ajengan-kh-anwar-musaddad|title=Riwayat Hidup dan Perjuangan Ajengan KH Anwar Musaddad|website=www.nu.or.id|language=en|access-date=2019-07-31}}</ref> adalah seorang ulama terkemuka asal [[Suku Sunda|tanah Sunda]], seorang guru besar [[Ilmu Perbandingan Agama]] dan [[kristologi]] serta seorang di antara lima ulama kharismatik (KH. Muhammad [[Ilyas Ruhiat]], K.H. [[Totoh Abdul Fatah Ghazali]], K.H. [[Irfan Hielmy]], K.H. [[Abdulah Abbas]]) [[Jawa Barat]] yang ''[[Hafiz|hafidz al-Qur'an]]''.<ref name="Ensiklopedi">{{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-980661114-5}} Halaman 252-257.</ref> |
||
== Riwayat Hidup == |
== Riwayat Hidup == |
||
=== Masa Kecil === |
=== Masa Kecil === |
||
K.H. Anwar Musaddad memiliki nama kecil Dede Masdiad.<ref name="anwar"> |
K.H. Anwar Musaddad memiliki nama kecil Dede Masdiad.<ref name="anwar">{{cite book|author=Yies Sa'diyah|title=Prof. K.H. anwar Musaddad: Biografi, Pengabdian, dan Pemikiran Ulama-Intelektual|publisher=Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI|year=2012|id=ISBN 978-602-8766-50-0}} Halaman 23-35, 101-109.</ref> Ia adalah putra dari pasangan Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir dan Marfuah binti Kasriyo.<ref name="anwar"/> Ia masih memiliki garis keturunan dari dua kesultanan besar, yakni [[Kesultanan Mataram]] dan [[Kesultanan Cirebon]].<ref name="anwar"/><ref name="scribd">[http://www.scribd.com/doc/138959326/Prof-KH-Anwar-Musaddad www.scribd.com: Prof KH Anwar Musaddad]. Diakses 25 April 2014</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/ramadan/read/3965568/kh-anwar-musaddad-ulama-kharismatik-pencetus-konsep-universitas-islam-di-indonesia|title=KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Pencetus Konsep Universitas Islam di Indonesia|last=Supriadin|date=2019-05-14|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-07-31|editor-last=Apriyono|editor-first=Ahmad|first=Jayadi}}</ref> Ibunya adalah keturunan dari [[Pangeran Diponegoro]] dari Mataram, sedangkan dari pihak ayah masih memiliki garis keturunan dari [[Sunan Kalijaga]] dan [[Sunan Gunung Djati]], Cirebon.<ref name="anwar"/><ref name="scribd"/> |
||
Ketika Kiai Anwar berusia empat tahun, ayahnya meninggal.<ref name="pariwisata"/> Selanjutnya ia dibesarkan ibunya dan neneknya yang pada saat itu mengelola usaha [[batik]] dan [[Dodol Garut]] bermerek "Kuraetin".<ref name="pariwisata"/> |
Ketika Kiai Anwar berusia empat tahun, ayahnya meninggal.<ref name="pariwisata"/> Selanjutnya ia dibesarkan ibunya dan neneknya yang pada saat itu mengelola usaha [[batik]] dan [[Dodol Garut]] bermerek "Kuraetin".<ref name="pariwisata"/> |
||
=== Pendidikan === |
=== Pendidikan === |
||
Sejak kecil Kiai Anwar memperoleh pendidikan agama [[Islam]] dari guru ''ngaji'' yang tidak jauh dari rumahnya.<ref name="anwar"/> Sedangkan pendidikan formal pertamanya ia tempuh dengan masuk ke HIS ([[Hollandsch-Inlandsche School|Hollandsche Indische School]]) atau Sekolah Dasar milik Pemerintah [[Hindia Belanda]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="anwar"/> Namun karena dipandang tidak memenuhi syarat, Kiai As'ad tidak diterima sekolah di sana dan akhirnya memilih masuk ke HIS Cristeljik, Sekolah Dasar milik lembaga pendidikan Nasrani.<ref name="anwar"/> Setelah menyelesaikan sekolah HIS nya dengan baik, Kiai As'ad melanjutkan ke |
Sejak kecil Kiai Anwar memperoleh pendidikan agama [[Islam]] dari guru ''ngaji'' yang tidak jauh dari rumahnya.<ref name="anwar"/> Sedangkan pendidikan formal pertamanya ia tempuh dengan masuk ke HIS ([[Hollandsch-Inlandsche School|Hollandsche Indische School]]) atau Sekolah Dasar milik Pemerintah [[Hindia Belanda]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="anwar"/> Namun karena dipandang tidak memenuhi syarat, Kiai As'ad tidak diterima sekolah di sana dan akhirnya memilih masuk ke HIS Cristeljik, Sekolah Dasar milik lembaga pendidikan Nasrani.<ref name="anwar"/> Setelah menyelesaikan sekolah HIS nya dengan baik, Kiai As'ad melanjutkan ke [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)]] Cristeljik atau pendidikan tingkat SMP di [[Sukabumi]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="anwar"/> Setelah itu, ia melanjutkan ke AMS ([[Algemeene Middelbare School|Algemene Middlebare School]]) atau tingkat SMA di [[Jakarta]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="anwar"/> Pada saat itulah Kiai Anwar mulai banyak mempelajari kitab [[Injil]] ([[Perjanjian Baru]]) dan Kristologi (Ilmu Agama [[Kristen]]) dengan baik.<ref name="Ensiklopedi"/> |
||
Kondisi tersebut yang membuat orang tuanya khawatir apabila Kiai Anwar benar-benar masuk agama Kristen.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian Kiai Anwar dipanggil untuk pulang ke Ciledug untuk belajar ilmu-ilmu keislaman kepada [[K.H. Yusuf Tauziri]], seorang ulama yang cukup berpengaruh di Garut.<ref name="Ensiklopedi"/> |
Kondisi tersebut yang membuat orang tuanya khawatir apabila Kiai Anwar benar-benar masuk agama Kristen.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian Kiai Anwar dipanggil untuk pulang ke Ciledug untuk belajar ilmu-ilmu keislaman kepada [[K.H. Yusuf Tauziri]], seorang ulama yang cukup berpengaruh di Garut.<ref name="Ensiklopedi"/> |
||
Pada tahun 1931, Kiai Anwar yang telah beranjak dewasa dikirim orang tuanya ke [[Mekah]] untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan belajarnya di sana.<ref name="Ensiklopedi"/> Selama kurang lebih sebelas tahun belajar di Mekah, ia telah berguru kepada banyak ulama, baik yang berasal dari al-Jawi ([[Semenanjung Malaya|melayu]]) maupun dari [[Timur Tengah]].<ref name="Ensiklopedi"/> Di sana ia berhasil menghafalkan al-Qur'an 30 juz dan lebih fasih dalam berbahasa [[Arab]], disamping ia juga fasih berbahasa [[Belanda]], [[Jerman]], dan [[Inggris]] yang didapatnya ketika belajar di Jakarta.<ref |
Pada tahun 1931, Kiai Anwar yang telah beranjak dewasa dikirim orang tuanya ke [[Mekah]] untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan belajarnya di sana.<ref name="Ensiklopedi"/> Selama kurang lebih sebelas tahun belajar di Mekah, ia telah berguru kepada banyak ulama, baik yang berasal dari al-Jawi ([[Semenanjung Malaya|melayu]]) maupun dari [[Timur Tengah]].<ref name="Ensiklopedi"/> Di sana ia berhasil menghafalkan al-Qur'an 30 juz dan lebih fasih dalam berbahasa [[Arab]], disamping ia juga fasih berbahasa [[Belanda]], [[Jerman]], dan [[Inggris]] yang didapatnya ketika belajar di Jakarta.<ref |
||
name="Ensiklopedi"/> Pulang ke tanah air, masa berakhirnya penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, ia diangkat menjadi kepala Kantor Urusan Agama Priangan. |
|||
name="Ensiklopedi"/> |
|||
=== Masa Kemerdekaan Indonesia === |
|||
Pada [[Revolusi Nasional Indonesia|masa revolusi kemerdekaan (1945-1949)]], bersama KH Yusuf Taujiri dan KH Mustofa Kamil, ia memimpin pasukan Hizbullah untuk melawan agresi Belanda yang ingin kembali menjajah RI. Sempat ditangkap Belanda (1948) dan mendekam di penjara, ia baru dibebaskan setelah [[Konferensi Meja Bundar|pengakuan kedaulatan (1950)]].<ref name=":0" /> |
|||
Pada tahun 1953, ia mendapat tugas dari Menteri Agama [[Fakih Usman|KH. Fakih Usman]] untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) di Yogyakarta, yang menjadi cikal-bakal [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta|Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang kini berkembang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)]]. Ia diangkat menjadi guru besar dalam bidang [[Akidah Islam|Ushuluddin (akidah Islam)]] di IAIN Yogyakarta dan menjadi fakultas tersebut pada tahun 1962-1967.<ref name=":0" /> Dalam Dies Natalis IAIN Al-Jami’ah ke-5, Ia menyampaikan pidato berjudul ''Peranan Agama dalam Menyelesaikan Revolusi''. Kemudian pada tahun 1967, ia ditugaskan merintis [[Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati|IAIN Sunan Gunung Djati Bandung]] dan kemudian menjadi rektor pertamanya hingga tahun 1974.<ref name=":0" /> Selain itu, di bidang pendidikan, untuk mengggembleng sumberdaya manusia yang lengkap sempurna, ketika menjadi Rektor IAIN Sunan Gunung Jati, Anwar Musaddad juga mendirikan Sekolah Persiapan IAIN (SP IAIN) di Garut, [[Cipakat, Singaparna, Tasikmalaya|Cipasung, Tasikmalaya]] ([[Institut Agama Islam Cipasung]]), [[Bogor Barat, Bogor|Cilendek Bogor]], [[Ciparay, Bandung]], dan [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]]. Tujuannya, agar jumlah mahasiswa IAIN meningkat. Tujuan lainnya, sebagai perwujudan obsesi Anwar Musaddad “mengulamakan intelektual” dan “mengintelktualkan ulama”.<ref name=":0" /> |
|||
=== Karier Politik === |
|||
Di bidang politik, Anwar Musaddad menjadi anggota parlemen (DPR) dari [[Partai Nahdlatul Ulama|Partai Nahdlatul Ulama (NU)]] hasil [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan umum tahun 1955]] dan menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR-GR]] 1960-1971.<ref name=":0" /> |
|||
Kiprahnya di NU adalah menjadi Wakil Rais ‘Am PBNU pada Muktamar NU di Semarang (1980). Sejak tahun 1976, Anwar Musaddad tinggal di Garut dengan mendirikan Pesantren Al-Musaddadiyah yang mengelola pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Kiai yang terkenal sebagai ahli perbandingan agama, khususnya kristologi ini wafat pada tahun 2000 dalam usia 91 tahun.<ref name=":0" /> |
|||
== Kiprah Sang Ulama Kharismatik == |
== Kiprah Sang Ulama Kharismatik == |
||
Ia adalah pendiri sekaligus rektor pertama [[UIN Sunan Gunung Djati|Universitas Islam Negeri (UIN) Gunung Jati]], [[Bandung]].<ref name="Ensiklopedi"/> Ia juga pendiri Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan [[Al-Musaddadiyah]] di Garut.<ref name="nu">[http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,40982-lang,id-c,tokoh-t,Anwar+Musaddad++Kiai+yang+Dosen-.phpx www.nu.or.id: Anwar Musaddad, Kiai yang Dosen] |
Ia adalah pendiri sekaligus rektor pertama [[UIN Sunan Gunung Djati|Universitas Islam Negeri (UIN) Gunung Jati]], [[Bandung]].<ref name="Ensiklopedi"/> Ia juga pendiri Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan [[Al-Musaddadiyah]] di Garut.<ref name="pariwisata">[http://pariwisata.garutkab.go.id/index.php?mindex=daf_det_budaya&s_name=Tokoh_Sejarah&id_det=51 www.pariwisata.garutkab.go.id: Tokoh Sejarah - Anwar Musaddad] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140425000904/http://pariwisata.garutkab.go.id/index.php?mindex=daf_det_budaya&s_name=Tokoh_Sejarah&id_det=51 |date=2014-04-25 }}. Diakses 25 April 2014</ref><ref name="nu">[http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,40982-lang,id-c,tokoh-t,Anwar+Musaddad++Kiai+yang+Dosen-.phpx www.nu.or.id: Anwar Musaddad, Kiai yang Dosen] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140522002450/http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,40982-lang,id-c,tokoh-t,Anwar+Musaddad++Kiai+yang+Dosen-.phpx |date=2014-05-22 }}. Diakses 25 April 2014</ref> Kiai Anwar juga pernah menjabat sebagai Wakil Rais Am Syuriyah Pengurus Besar [[Nahdlatul Ulama]] (PBNU) dengan ketua K.H. [[Bisri Syansuri]].<ref name="nu"/> Kemudian ia menjabat sebagai Dewan Penasihat (''Musytasar'') PBNU hingga akhir hayatnya.<ref name="Ensiklopedi"/> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
=== Catatan Kaki === |
|||
{{reflist}} |
{{reflist|30em}} |
||
{{Kotak mulai}} |
{{Kotak mulai}} |
||
Baris 72: | Baris 83: | ||
{{Kotak selesai}} |
{{Kotak selesai}} |
||
[[Kategori:Tanggal kelahiran 3 April]] |
[[Kategori:Tanggal kelahiran 3 April|Musaddad]] |
||
[[Kategori:Kelahiran 1909]] |
[[Kategori:Kelahiran 1909|Musaddad]] |
||
[[Kategori:Tanggal kematian 21 Juli]] |
[[Kategori:Tanggal kematian 21 Juli|Musaddad]] |
||
[[Kategori:Kematian 2000]] |
[[Kategori:Kematian 2000|Musaddad]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung|Musaddad]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Tokoh Sunda|Musaddad]] |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Tokoh dari Garut]] |
[[Kategori:Tokoh dari Garut]] |
||
[[Kategori:Tokoh |
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama|Musaddad]] |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Ulama Garut|Musaddad]] |
|||
[[Kategori:Politikus Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Politikus Partai Nahdlatul Ulama]] |
|||
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]] |
Revisi terkini sejak 30 Agustus 2024 07.31
Anwar Musaddad | |
---|---|
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung | |
Masa jabatan 1968 – 1972 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Garut, Hindia Belanda | 3 April 1910
Meninggal | 21 Juli 2000 Garut | (umur 90)
Almamater | |
Profesi | Ulama |
Sunting kotak info • L • B |
Anwar Musaddad atau terkenal dengan sebutan Prof. K.H. Anwar Musaddad (03 April 1910 – 21 Juli 2000)[1] adalah seorang ulama terkemuka asal tanah Sunda, seorang guru besar Ilmu Perbandingan Agama dan kristologi serta seorang di antara lima ulama kharismatik (KH. Muhammad Ilyas Ruhiat, K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali, K.H. Irfan Hielmy, K.H. Abdulah Abbas) Jawa Barat yang hafidz al-Qur'an.[2]
Riwayat Hidup
[sunting | sunting sumber]Masa Kecil
[sunting | sunting sumber]K.H. Anwar Musaddad memiliki nama kecil Dede Masdiad.[3] Ia adalah putra dari pasangan Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir dan Marfuah binti Kasriyo.[3] Ia masih memiliki garis keturunan dari dua kesultanan besar, yakni Kesultanan Mataram dan Kesultanan Cirebon.[3][4][5] Ibunya adalah keturunan dari Pangeran Diponegoro dari Mataram, sedangkan dari pihak ayah masih memiliki garis keturunan dari Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Djati, Cirebon.[3][4]
Ketika Kiai Anwar berusia empat tahun, ayahnya meninggal.[6] Selanjutnya ia dibesarkan ibunya dan neneknya yang pada saat itu mengelola usaha batik dan Dodol Garut bermerek "Kuraetin".[6]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Sejak kecil Kiai Anwar memperoleh pendidikan agama Islam dari guru ngaji yang tidak jauh dari rumahnya.[3] Sedangkan pendidikan formal pertamanya ia tempuh dengan masuk ke HIS (Hollandsche Indische School) atau Sekolah Dasar milik Pemerintah Hindia Belanda.[2][3] Namun karena dipandang tidak memenuhi syarat, Kiai As'ad tidak diterima sekolah di sana dan akhirnya memilih masuk ke HIS Cristeljik, Sekolah Dasar milik lembaga pendidikan Nasrani.[3] Setelah menyelesaikan sekolah HIS nya dengan baik, Kiai As'ad melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Cristeljik atau pendidikan tingkat SMP di Sukabumi.[2][3] Setelah itu, ia melanjutkan ke AMS (Algemene Middlebare School) atau tingkat SMA di Jakarta.[2][3] Pada saat itulah Kiai Anwar mulai banyak mempelajari kitab Injil (Perjanjian Baru) dan Kristologi (Ilmu Agama Kristen) dengan baik.[2]
Kondisi tersebut yang membuat orang tuanya khawatir apabila Kiai Anwar benar-benar masuk agama Kristen.[2] Kemudian Kiai Anwar dipanggil untuk pulang ke Ciledug untuk belajar ilmu-ilmu keislaman kepada K.H. Yusuf Tauziri, seorang ulama yang cukup berpengaruh di Garut.[2]
Pada tahun 1931, Kiai Anwar yang telah beranjak dewasa dikirim orang tuanya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan belajarnya di sana.[2] Selama kurang lebih sebelas tahun belajar di Mekah, ia telah berguru kepada banyak ulama, baik yang berasal dari al-Jawi (melayu) maupun dari Timur Tengah.[2] Di sana ia berhasil menghafalkan al-Qur'an 30 juz dan lebih fasih dalam berbahasa Arab, disamping ia juga fasih berbahasa Belanda, Jerman, dan Inggris yang didapatnya ketika belajar di Jakarta.[2] Pulang ke tanah air, masa berakhirnya penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, ia diangkat menjadi kepala Kantor Urusan Agama Priangan.
Masa Kemerdekaan Indonesia
[sunting | sunting sumber]Pada masa revolusi kemerdekaan (1945-1949), bersama KH Yusuf Taujiri dan KH Mustofa Kamil, ia memimpin pasukan Hizbullah untuk melawan agresi Belanda yang ingin kembali menjajah RI. Sempat ditangkap Belanda (1948) dan mendekam di penjara, ia baru dibebaskan setelah pengakuan kedaulatan (1950).[1]
Pada tahun 1953, ia mendapat tugas dari Menteri Agama KH. Fakih Usman untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) di Yogyakarta, yang menjadi cikal-bakal Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang kini berkembang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Ia diangkat menjadi guru besar dalam bidang Ushuluddin (akidah Islam) di IAIN Yogyakarta dan menjadi fakultas tersebut pada tahun 1962-1967.[1] Dalam Dies Natalis IAIN Al-Jami’ah ke-5, Ia menyampaikan pidato berjudul Peranan Agama dalam Menyelesaikan Revolusi. Kemudian pada tahun 1967, ia ditugaskan merintis IAIN Sunan Gunung Djati Bandung dan kemudian menjadi rektor pertamanya hingga tahun 1974.[1] Selain itu, di bidang pendidikan, untuk mengggembleng sumberdaya manusia yang lengkap sempurna, ketika menjadi Rektor IAIN Sunan Gunung Jati, Anwar Musaddad juga mendirikan Sekolah Persiapan IAIN (SP IAIN) di Garut, Cipasung, Tasikmalaya (Institut Agama Islam Cipasung), Cilendek Bogor, Ciparay, Bandung, dan Majalengka. Tujuannya, agar jumlah mahasiswa IAIN meningkat. Tujuan lainnya, sebagai perwujudan obsesi Anwar Musaddad “mengulamakan intelektual” dan “mengintelktualkan ulama”.[1]
Karier Politik
[sunting | sunting sumber]Di bidang politik, Anwar Musaddad menjadi anggota parlemen (DPR) dari Partai Nahdlatul Ulama (NU) hasil Pemilihan umum tahun 1955 dan menjadi anggota DPR-GR 1960-1971.[1]
Kiprahnya di NU adalah menjadi Wakil Rais ‘Am PBNU pada Muktamar NU di Semarang (1980). Sejak tahun 1976, Anwar Musaddad tinggal di Garut dengan mendirikan Pesantren Al-Musaddadiyah yang mengelola pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Kiai yang terkenal sebagai ahli perbandingan agama, khususnya kristologi ini wafat pada tahun 2000 dalam usia 91 tahun.[1]
Kiprah Sang Ulama Kharismatik
[sunting | sunting sumber]Ia adalah pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Islam Negeri (UIN) Gunung Jati, Bandung.[2] Ia juga pendiri Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan Al-Musaddadiyah di Garut.[6][7] Kiai Anwar juga pernah menjabat sebagai Wakil Rais Am Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan ketua K.H. Bisri Syansuri.[7] Kemudian ia menjabat sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) PBNU hingga akhir hayatnya.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan Kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g "Riwayat Hidup dan Perjuangan Ajengan KH Anwar Musaddad". www.nu.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ a b c d e f g h i j k l H.M. Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara. Gelegar Media Indonesia. ISBN 979-980661114-5. Halaman 252-257.
- ^ a b c d e f g h i Yies Sa'diyah (2012). Prof. K.H. anwar Musaddad: Biografi, Pengabdian, dan Pemikiran Ulama-Intelektual. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. ISBN 978-602-8766-50-0. Halaman 23-35, 101-109.
- ^ a b www.scribd.com: Prof KH Anwar Musaddad. Diakses 25 April 2014
- ^ Supriadin, Jayadi (2019-05-14). Apriyono, Ahmad, ed. "KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Pencetus Konsep Universitas Islam di Indonesia". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ a b c www.pariwisata.garutkab.go.id: Tokoh Sejarah - Anwar Musaddad Diarsipkan 2014-04-25 di Wayback Machine.. Diakses 25 April 2014
- ^ a b www.nu.or.id: Anwar Musaddad, Kiai yang Dosen Diarsipkan 2014-05-22 di Wayback Machine.. Diakses 25 April 2014
Didahului oleh: Tidak ada |
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung 8 Agustus 1968–1972 |
Diteruskan oleh: Letkol H. Abjan Soelaeman |