Totoh Abdul Fatah Ghazali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali
Lahir(1937-08-07)7 Agustus 1937
Belanda Garut, Masa Penjajahan Hindia Belanda
Meninggal6 Mei 2001(2001-05-06) (umur 63)
Indonesia Bandung
KebangsaanIndonesia
Nama lainAjengan Totoh
Suami/istriHj. Surtiati

Totoh Abdul Fatah Ghazali (31 Agustus 19311 September 2001) adalah seorang ulama asal Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ia merupakan pendakwah di Jawa Barat.

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Drs. K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali putra Rd. Ma'muni Rasyid Ghazali ( Mas Amuni ) putra Syekh Rd. Moh. Syarif putra Syekh Rd. Moh. Aonillah (Mama Serang Cibiuk; Penghulu Priangan) putra Syekh Rd. Moh. Ashim (Parakanmuncang) putra Sunan Bunikasih/Dalem Emas putra Sunan Rumenggong / Prabu Layaran wangi putra Prabu Siliwangi 2 / Raden pamanah rasa + Nyi Putri Inten Dewata. Syekh Rd. Moh. Ashim menikah dengan Rd. Ayu Kebumen, putra Waliyullah Ja'far Shiddiq (Sunan Haruman). Ibunya adalah Rd. Siti Rahmah putri K.H. Abdurrahman Alatas, adik Syekh Rd. Moh. Syarif. Ajengan Totoh Lahir di Limbangan, Garut, 7 Agustus 1937 dari keturunan bangsawan juga ulama.[1]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali rahimahullah pernah menimba ilmu di Pesantren Situgede Monggor Limbangan Garut, lalu Pesantren Cikelepu Limbangan Garut, kemudian Pesantren Cikalama Cicalengka, tahun 1951. Pak Totoh melanjutkan pendidikannya ke sekolah umum, SMP dan SMA Muslimin Bandung. Di era 70-an melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung. Sempat menjalankan bisnis sapi di Bandung hingga melanglang ke Tulung Agung. Di Tulung Agung, bersama rekan-rekannya mendirikan Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel kelas jauh, yang sekarang menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung. K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali menjadi Wakil Dekan I periode 1968 hingga 1972, sebelum kembali ke Kota Bandung. Di Kota Bandung Ghazali kemudian aktif berdakwah dan menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia di Kota Bandung dan Jawa Barat.

Dikarenakan kemiripan nama, K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali sering dipertukarkan dengan dua tokoh lain yang masih berkerabat dekat, yaitu almarhum K.H. Totoh Abdul Fatah Maulany (Ketua Majelis Ulama Indonesia; Anggota MPR; Pimpinan Pondok Pesantren Al Jawami), dan almarhum K.H. Totoh Abdul Fatah Muhyidin (Pimpinan Pondok Pesantren Sukaraja; ahli hadits).[2] Ketiganya merupakan keturunan tokoh penyebar agama Islam di Garut, yaitu Kiai Nur Muhammad dan Rd. Moh. Aonillah.

Karya[sunting | sunting sumber]

Totoh lebih dikenal sebagai pendakwah di kalangan masyarakat berbahasa Sunda. Julian Millie, seorang antropolog dari Monash University menyatakan bahwa dia piawai mengemas ajaran-ajaran Islam bagi khalayak sasarannya yang utama, yaitu penduduk desa di Jawa Barat.

  • Julian Millie, The People’s Religion The Sermons of A.F. Ghazali, Monash University, Australia, 2007 (Cupumanik Publishing).</ref>
  • Kumpulan ceramah.[3]

Meninggal[sunting | sunting sumber]

Totoh meninggal pada hari Minggu, tanggal 6 Mei 2001 Masehi atau 1 Ramadan 1422 Hijriah pada pukul 03.00 WIB di rumahnya. Penyebab kematiannya ialah menderita kanker dan dimakamkan di pemakaman keluarga Kyai Abdurrahman Alatas yang terletak di Desa Cikelepu, Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]