Lompat ke isi

Konfusianisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Ganti #REDIRECT ke #ALIH
Faredoka (bicara | kontrib)
+{{Kepercayaan tradisional Tionghoa|pemikira
 
(20 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{tak netral}}
#ALIH [[Agama Khonghucu]]
{{rapikan}}
{{Infobox Chinese
| c = 儒家<br />儒<br />儒教
| l = "''ru'' sekolah pemikiran"
| p = Rújiā
| w = Ju<sup>2</sup>-chia<sup>1</sup>
| gr = Rujia
| mi = {{IPAc-cmn|r|u|2|.|j|ia|1}}
| suz = Zyú-ka
| j = Jyu<sup>4</sup>-gaa<sup>1</sup>
| y = Yùh-gāa
| ci = {{IPAc-yue|j|yu|4|-|g|aa|1}}
| tl = Jû-ka, Lû-ka
| mc = Nyu-kæ
| oc-bs = *{{IPA|no kˤra}}
| qn =
| chuhan =
| hangul =
| hanja =
| rr =
| kanji =
| kana =
| romaji =
}}
[[File:Jiangyin wenmiao dachengdian.jpg|thumb|upright=1.15|[[Kuil Konfusius]] di [[Jiangyin]], [[Wuxi]], [[Jiangsu]]. Ini adalah wénmiào (文庙), artinya kuil tempat Konfusius disembah sebagai Wéndì, "Dewa Kebudayaan" (文帝).<ref>{{cite journal | vauthors = Fornerod M, Ohno M, Yoshida M, Mattaj IW | title = CRM1 is an export receptor for leucine-rich nuclear export signals | journal = Cell | volume = 90 | issue = 6 | pages = 1051–60 | date = September 1997 | pmid = 9323133 | doi = 10.1016/s0092-8674(00)80371-2 | s2cid = 15119502 | doi-access = free }}</ref>]]
{{Kepercayaan tradisional Tionghoa|pemikiran}}
'''Konfusianisme''' atau '''Konghucu''' adalah sebuah [[kepercayaan]] yang resmi dan diakui di [[Indonesia]] bersama dengan 5 kepercayaan lain. Konfusianisme dianggap sebagai agama yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di [[Indonesia]] pada era [[Orde Baru]]. Konfusianisme lazim dikaburkan makna dan hakikatnya sebagai [[filsafat]] atau [[pandangan hidup]]. <!-- Mengapa yang dibahas selalu yang di Indonesia ? Dimana ringkasan ajarannya? -->

Konfusius menganggap dirinya sebagai pemancar nilai-nilai budaya yang diwarisi dari [[dinasti Xia|Xia]] (c. 2070–1600 SM), [[dinasti Shang|Shang]] (c. 1600–1046 SM) dan [[dinasti Zhou Barat]] (c. 1046–771 SM).{{sfnb|Fung|2008|p=163}} Konfusianisme ditekan selama [[Dinasti Qin]] yang Legalis dan otokratis (221–206 SM), tetapi bertahan. Selama [[dinasti Han]] (206 SM–220 M), pendekatan Konfusianisme mengesampingkan "proto-Taois" Huang–Lao sebagai ideologi resmi, sementara para kaisar mencampurkan keduanya dengan teknik Legalisme realis.<ref name="Lin">{{cite book|last=Lin|first=Justin Yifu|title=Demystifying the Chinese Economy|url=https://books.google.com/books?id=rxzJoskK_rwC|year=2012|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-19180-7|page=107}}</ref>

== Sejarah ==
<!--
==Prasejarah==
Pada akhir jaman prasejarah terdapat sejenis peradaban Proto Melayu di Indonesia (+ 300 th s.M.) mereka berkebudayaan Neolithicum yang mereka terima dari kebudayaan tetangganya yakni Tiongkok. Kebudayaan inilah yang berkembang menjadi kebudayaan tersendiri yang oleh ahli prasejarah dinamai kebudayaan Dong Son (Tang Shan / Teng Swa). Tang Shan adalah wilayah kediaman raja suci Yao maka disebut juga Yao Shan yang hidup pada 23 abad s.M. Sebuah benda sejenis benda prasejarah, kapak sepatu misalnya yang terdapat di Indochina dan Indonesia tidak terdapat di India atau Asia Kecil, melainkan banyak terdapat di Tiongkok, Siberia dan Eropa Timur. Hal ini menunjukkan telah terjadi hubungan budaya Ru Jiao di Tiongkok dengan Indonesia langsung atau lewat Indochina / semenanjung Malaka telah terjadi sejak jaman prasejarah. Sejak masuk agama Hindu di Indonesia telah terjadi akulturasi antara budaya Dong Son dan budaya asli yang menjadi tuan rumah di Indonesia disamping menerima sistem budaya Hindu dan Buddha. Ru Jiao atau kita sebut Agama Khonghucu sudah dikenal sejak jaman Yao dan Shun dan menjadi agama resmi di Tiongkok sejak jaman dinasti Han (136 s.M.), dengan demikian orang-orang Tionghoa yang datang ke Indonesia juga membawa sistem budaya dan nilai-nilai agama Ru Jiao.
-->
=== Konfusianisme sebagai agama dan filsafat ===

Konfusianisme umumnya memang tidak muncul dalam bentuk agama di dunia, bahkan di berbagai negara asia seperti [[Korea]], [[Jepang]], [[Taiwan]], Hongkong dan [[Tiongkok]] sekalipun. Namun di Indonesia Konghucu diakui sebagai salah satu dari 6 agama yang dianut masyarakat. Konghucu sebagai agama digagas Kang Youwei menjelang keruntuhan Dinasti Qing tahun 1900. Namun gagasan Kang Youwei tampaknya tidak diterima oleh komunitas Tionghoa perantauan di berbagai negara, apalagi di Tiongkok sendiri pemerintah merekognisi 5 agama yaitu Buddha, Tao, Kristen, Katolik, dan [[Islam]].<ref>{{Cite web|title=2019 Report on International Religious Freedom: China (Includes Tibet, Xinjiang, Hong Kong, and Macau.|url=https://www.state.gov/reports/2019-report-on-international-religious-freedom/china/#:~:text=The%20government%20recognizes%20five%20official,Islam%2C%20Protestantism%2C%20and%20Catholicism.|website=State Government|access-date=2023-04-11}}</ref> Dalam [[bahasa Tionghoa]], ajaran Konghucu dikenal dengan istilah ''Kongjiao'' (孔教) atau ''Rujiao'' (儒教). Alih-alih merekognisi sebagai agama, Tiongkok mendirikan Confusius Institutes di 146 negara untuk memperkenalkan bahasa mandarin dan kultur Tiongkok serta memfasilitasi pertukaran budaya. Hal yang dicurigai barat sebagai kuda troya pemerintah Cina dalam memperluas pengaruhnya secara global.

Konghucu sebagai institusi agama di Indonesia menerapkan hal-hal berikut.

* Mengangkat [[Konfusius]] sebagai salah satu [[nabi]] (先知)
* Menetapkan ''Litang'' (Gerbang Kebajikan) dan [[klenteng]] sebagai [[tempat ibadah]] resmi bagi umat Khonghucu. Penggunaan istilah kelenteng ini melahirkan kerancuan, karena klenteng sesungguhnya adalah istilah umum yang digunakan masyarakat awam untuk menyebut semua tempat ibadah berarsitektur Tiongkok. Di Indonesia, kelenteng-kelenteng tertua justru adalah tempat ibadah umat Buddha, dan Tao. Sedangkan untuk Konghucu baru hadir pada 1906 di Surabaya dan satu-satunya di Asia Tenggara. Sebelum 1906 tidak ada tempat ibadah Agama Konghucu di Indonesia.
* Menetapkan [[Sishu]] [[Wujing]] (四書五經) sebagai [[kitab suci]] resmi
* Menetapkan [[tahun baru Imlek]], sebagai hari raya keagamaan resmi, meskipun menyebabkan kontroversi karena di berbagai belahan dunia Imlek bukanlah hari raya agama tertentu.
* Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.<ref>{{Cite web|title=Konghucu Indonesia:Hari Besar|url=http://www.khonghucuindonesia.com/agama-khonghucu/hari-besar-keagamaan|archive-url=https://web.archive.org/web/20101107024731/http://www.khonghucuindonesia.com/agama-khonghucu/hari-besar-keagamaan|archive-date=2010-11-07|dead-url=yes|access-date=2018-03-29}}</ref>
* Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
* Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Kongzi (Konfusius). Nabi Kongzi mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata kembali oleh Nabi Khongcu.{{citation needed}}

Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 Februari pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi Imlek bukan perayaan musim semi.
Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.{{Explain}}

=== Agama Konghucu pada zaman [[Orde Baru]] ===

Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaan dan tradisi [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa di Indonesia]]. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai [[Ateisme|ateis]] dan [[komunis]]), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk [[agama Buddha]], [[Islam]], [[Katolik]], atau [[Protestanisme|Protestan]]. [[Klenteng]] yang merupakan tempat ibadah umat Buddha Tionghoa terpaksa mengubah nama dari Mandarin ke terjemahan Sansekertanya. Hal ini dilakukan karena penguasa Orba melarang segala hal yang terkait Tiongkok, termasuk aksara dan bahasa melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Maka Kwan Im Teng di berbagai wilayah berganti nama menjadi Wihara Avalokitesvara atau pun menggunakan bahasa Indonesia menjadi Wihara Dewi Welas Asih. Ho Tek Ceng Sin menjadi Wihara Amurwabumi dan sebagainya. Namun sebagian lainnya tetap menggunakan nama Mandarin tapi mengganti aksara Tiongkok menjadi huruf latin.

Sejak berdirinya Boen Bio di Surabaya pada 1906, lalu diikuti berdirinya organisasi Kong Kau Hwe di Surakarta 1923, Kong Tju Bio di Cirebon 1932, dan lain-lain, jumlah penganut Konghucu memang tidak berkembang sebagaimana diharapkan. Hal ini diakibatkan sejak semula, gagasan dari Kang Youwei ini di Hindia Belanda ditentang mayoritas masyarakat Tionghoa. Perdebatan di media massa pada jaman tersebut menunjukkan bahwa gagasan ini tidak menjadi arusutama. Apalagi setelah masa orde baru, kondisi sosial politik sangat tidak kondusif bagi perkembangan Agama Konghucu.

=== Agama Konghucu pada zaman [[Orde Reformasi]] ===

Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

== Ajaran Konfusianisme ==
{{essay-like}}
Ajaran '''Konfusianisme''' dalam [[bahasa Tionghoa]], istilah aslinya adalah '''Rujiao''' (儒教), yang berarti kepercayaan dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Konfusius memang bukanlah pencipta kepercayaan ini melainkan dia hanya menyempurnakan kepercayaan yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut." Meskipun orang-orang kadang mengira bahwa Konfusianisme adalah merupakan suatu pengajaran [[filsafat]] untuk meningkatkan [[moral]] dan menjaga [[etika]] manusia, sebenarnya jika seseorang ingin memahami secara benar dan utuh tentang Konfusianisme, maka ia akan mengetahui bahwa dalam Konfusianisme juga terdapat ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Konfusianisme juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Ajaran falsafah ini diasaskan oleh [[Konfusius]] yang lahir pada tahun 551 SM dengan nama Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Ia dikenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Konfusius banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia wafat pada tahun 479 SM.

Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya [[Mengzi]] ke seluruh [[Tiongkok]] dengan beberapa penyempurnaan.

== Intisari ajaran Konghucu ==
=== Falsafah Dasar ===
1. '''Tian'''
: [[Tian]] adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:<ref name="Matrisia">Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. 2007. "Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma", Edisi pertama. Semarang: Benih Bersemi.</ref>
:: ''Yuan'': yang selalu hadir.
:: ''Heng'': yang selalu berhasil.
:: ''Li'': yang selalu membawa berkah.
:: ''Zhen'': yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.

2. '''Xing'''
: Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman [[Tian]] (''Tian Ming'') dalam diri manusia. Xing menghubungkan [[Tian]] dengan segala ciptaannya. Manusia sulit mengenali ''xing''nya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia harus dibimbing dengan pedoman etika. Meskipun ''xing'' setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu persamaan yaitu ''Ren'' (perikemanusiaan).<ref name="Matrisia"/>

3. '''Ren'''
: Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ''Zhong'' (setia) dan ''Shu'' (solidaritas).<ref name="Matrisia"/>
:: Zhong merupakan kependekan dari istilah '''zhong yi Tian''' (<small>lit.</small> ''setia kepada Tuhan''), yaitu berserah diri,lahir dan batin kepada Tuhan.
:: Shu merupakan kependekan dari istilah '''shu yi ren''' (<small>lit.</small> ''solider kepada sesama manusia'' atau "cinta kasih sejati".

: Terdapat dua istilah yang menerangkan arti ''Shu'' lebih lanjut.<ref name="Matrisia"/>
:: ''Ji suo bu yu, wu shi yu ren'', yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain". (Lunyu)
:: ''Ji yu li er li ren, ji yu da er da ren'', yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak; jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".

=== Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) ===
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
# Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
# Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
# Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
# Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
# Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
# Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
# Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
# Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)

=== Lima Sifat Mulia (Wu Chang) ===
Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):<ref name="Matrisia"/>

1. Ren - Cinta Kasih
: yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat manusia yang paling mulia dan luhur.
2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban
: yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila ''Ren'' sudah ditegakkan, maka ''Yi'' harus menyertai.
3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan
: yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Semula ''Li'' hanya dikaitkan dengan perilaku yang benar dalam upacara keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam masyarakat.
4. Zhi - Bijaksana
: yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian. [[Kong Hu Cu (filsuf)|Kong Hu Cu]] merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil tindakan, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
5. Xin - Dapat dipercaya
: yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menepati janji.

=== Lima Etika (Wu Lun) ===
Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.<ref name="Matrisia"/>
* Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
* Hubungan antara Suami dan Isteri
* Hubungan antara Orang tua dan anak
* Hubungan antara Kakak dan Adik
* Hubungan antara Kawan dan Sahabat

=== Delapan Kebajikan (Ba De) ===
Delapan Kebajikan (Ba De):<ref name="Matrisia"/>
# Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orang tua, leluhur, dan guru.
# Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
# Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
# Xin - Dapat Dipercaya
# Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
# Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
# Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
# Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti.

== Kitab suci ==
Kitab suci agama Konghucu dibagi menjadi dua kelompok:
* [[Wu Jing]] (五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:
*# Kitab Sanjak Suci [[詩經]] [[Shi Jing]]
*# Kitab Dokumen Sejarah [[書經]] [[Shu Jing]]
*# Kitab Wahyu Perubahan [[易經]] [[I-Ching|Yi Jing]]
*# Kitab Suci Kesusilaan [[禮經]] [[Li Jing (kitab|Li Jing]]
*# Kitab Chun-qiu [[春秋經]] [[Chunqiu Jing]]
* [[Si Shu]] (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:
*# Kitab Ajaran Besar - [[大學]] [[Da Xue]]
*# Kitab Tengah Sempurna - [[中庸]] [[Zhong Yong]]
*# Kitab Sabda Suci - [[論語]] [http://www.confucius.org/main01.htm/ Lun Yu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180517103843/http://www.confucius.org/main01.htm |date=2018-05-17 }}
*# Kitab Mengzi - [[孟子]] [[Meng Zi]]

Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bakti).

== Definisi agama menurut agama Konghucu ==
Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

== Nabi == <!-- Nabi? awokawok😂 -->
{{lihat pula|Sheng Ren}}
Para nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang tercantum di bawah ini.

=== Masa prasejarah (sebelum 2205 SM) ===
{{lihat pula|Tiga Maharaja dan Lima Kaisar}}
*Dalam ajaran Konghucu tidak dikenal istilah Nabi Purba, demikian pula mantra dan ritual untuk dewa. Konghucu tidak menambahkan apapun pada kosmologi dewata Tiongkok kuno yang telah diisi oleh dua agama yaitu Tao dan Buddha. Hal ini sejalan dengan penetapan gunung suci di Tiongkok dari masa klasik, untuk agama Buddha ditetapkan gunung Wutai, Putuo, Emei, dan Jiuhua.<ref>{{Cite book|last=Litian|first=Fang|date=2022|title=Chinese Buddhism and Traditional Culture|location=London|publisher=Routledge|isbn=9780367663919|pages=47-58|url-status=live}}</ref> Sedangkan untuk Agama Tao ditetapkan gunung Heng Shan, Tai Shan, Hua Shan, Song Shan, dan Heng Shan.<ref>{{Cite book|last=Brockman|first=Norbert C|date=1999|title=Encylopedia of Sacred Places|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0195127393|pages=542-544|url-status=live}}</ref> Sedangkan untuk Konghucu tidak ada satupun gunung yang ditetapkan sebagai gunung sucinya, karena di Tiongkok sejak masa klasik hingga saat ini Konghucu tidak ditetapkan sebagai agama.
*Fu Xi, Shennong, Huang Di dan lain-lain yang disebutkan di bagian bawah sebagai nabi adalah bagian dari mitologi Tiongkok kuno, jauh sebelum perkembangan agama. Apalagi gagasan menjadikan ajaran Konghucu sebagai agama sebagaimana pendekatan barat (religion) baru digagas pada awal abad keduapuluh oleh Kang Youwei menjelang keruntuhan dinasti Qing.
* Nabi Purba [[Fu Xi]] ([[Hanzi]]: 伏羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.
:Dia menerima wahyu ''He tu'' (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor hewan gaib [[Long ma]], yang keluar dari dalam [[Sungai Kuning|Sungai Huang Ho]]. Lambang wahyu tersebut kini dikenal sebagai lambang [[Bagua]]. Nabi [[Nüwa|Nu Wa]] ([[Hokkien]]:Lie Kwa), istri Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.<ref name="Matrisia"/>

* Nabi Purba [[Shen Nong]] ([[Hanzi]]:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.
* Nabi Purba [[Huang Di]] ([[Hanzi]]:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.
: Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).

* Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.
:Pada zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika bulan sedang bulat penuh.

* Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.

=== Zaman [[Dinasti Xia]] ===
* Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.
:Sewaktu berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air. Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi yang kemudian dinamakan ''Luo Shu'' (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal ''houtian bagua''. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari [[I-Ching|falsafah perubahan]] yang disebut ''Lian Shan Yi'' (Rangkaian Gunung) dan ''Hong Fan'' ditulis.<ref name="Matrisia"/>

=== Zaman [[Dinasti Shang]] ===
* Nabi Purba [[Tang dari Shang|Shang Tang]] ([[Hanzi]]=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646 SM.
* Nabi Wen Wang ([[Hanzi]]=文王).
:Menerima wahyu ilahi ''Dan Shu'' (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang ''houtian bagua'' dan mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.<ref name="Matrisia"/>

* Nabi Jiang Ziya.

=== Zaman [[Dinasti Zhou]] ===
* Nabi [[Raja Wu dari Zhou|Wu Wang]] ([[Hanzi]]=武王).
:Ia merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu Wang menerima persembahan kitab ''Hong Fan'' dari [[Jizi]], bekas menteri Dinasti Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari zaman Kaisar Yu yang disimpan olehnya.<ref name="Matrisia"/>

* Nabi [[Raja Gong dari Zhou|Zhou Gong]] ([[Hanzi]]=周公).
:Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti ''komentar Xiang''), sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai ''Zhou Yi'' (falsafah perubahan [[Dinasti Zhou]]). Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam ajaran Ru.<ref name="Matrisia"/>

* Nabi Besar (孔 子) [[Konfusius|Kong Zi]] 551 – 479 SM.

== Lihat pula ==
* [[Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia]]
* [[Klenteng]]
* [[Agama]]
* [[Daftar agama]]
* [[Tempat ibadah agama Khonghucu|Tempat ibadah]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Sumber ==
{{Refbegin|40em}}
* {{citation|last=Adler|first=Joseph A.|title=Confucianism as a Religious Tradition: Linguistic and Methodological Problems|location=Gambier, OH|publisher=Kenyon College|year=2014|url=http://www2.kenyon.edu/Depts/Religion/Fac/Adler/Writings/Still%20Hazy%20-%20Minzu.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://www2.kenyon.edu/Depts/Religion/Fac/Adler/Writings/Still%20Hazy%20-%20Minzu.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}.
* {{cite book|author=William Theodore De Bary|title=Neo-Confucian Education: The Formative Stage|url=https://books.google.com/books?id=Gb0RcMQ-sOkC|year=1989|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-06393-8|pages=455–}}
* {{cite book|last1=Billioud|first1=Sébastien|last2=Thoraval|first2=Joël|year=2015|title=The Sage and the People: The Confucian Revival in China|publisher=Oxford University Press|url=https://books.google.com/books?id=jZLxCQAAQBAJ|isbn=978-0-19-025814-6}}
* {{cite journal|last=Billioud|first=Sébastien|title=Carrying the Confucian Torch to the Masses: The Challenge of Structuring the Confucian Revival in the People's Republic of China|journal=OE|volume=49|year=2010|url=http://www.oriens-extremus.de/inhalt/pdf/49/OE49-09.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://www.oriens-extremus.de/inhalt/pdf/49/OE49-09.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}
* {{cite journal|last=Clart|first=Philip|title=Confucius and the Mediums: Is There a "Popular Confucianism"?|journal=T'oung Pao|volume=LXXXIX|year=2003|url=http://home.uni-leipzig.de/clartp/Clart%202003.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://home.uni-leipzig.de/clartp/Clart%202003.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}
* {{cite book|last=Chan|first=Joseph|year=2013|title=Confucian Perfectionism: A Political Philosophy for Modern Times|publisher=Princeton University Press|url=https://books.google.com/books?id=VW2YDwAAQBAJ&q=%22Confucian+Perfectionism%22|isbn=9780691168166}}
* {{cite book|last=Chen|first=Yong|year=2012|title=Confucianism as Religion: Controversies and Consequences|publisher=Brill|url=https://books.google.com/books?id=I-JpRmACSdYC|isbn=978-90-04-24373-6}}
* {{cite book|last=Creel|first=Herrlee|author-link=Herrlee Creel|title=Confucius and the Chinese Way|publisher=Harper Torchbooks|location=New York|year=1949}}
* {{cite book|author=John W. Dardess|title=Confucianism and Autocracy: Professional Elites in the Founding of the Ming Dynasty|url=https://books.google.com/books?id=OvdqvKxbCc4C|year=1983|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-04733-4}}
* {{cite journal|last=Didier|first=John C.|title=In and Outside the Square: The Sky and the Power of Belief in Ancient China and the World, c. 4500 BC – AD 200|journal=[[Sino-Platonic Papers]]|issue=192|year=2009}} ''[http://sino-platonic.org/complete/spp192_vol1.pdf Volume I: The Ancient Eurasian World and the Celestial Pivot]'', ''[http://sino-platonic.org/complete/spp192_vol2.pdf Volume II: Representations and Identities of High Powers in Neolithic and Bronze China]'', ''[http://sino-platonic.org/complete/spp192_vol3.pdf Volume III: Terrestrial and Celestial Transformations in Zhou and Early-Imperial China]''.
* {{citation|last=Elman|first=Benjamin A.|title=On Their Own Terms: Science in China, 1550–1900|year=2005|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-01685-9}}.
* {{cite journal|last1=Fan|first1=Lizhu|first2=Na|last2=Chen|title=The Religiousness of "Confucianism" and the Revival of Confucian Religion in China Today|journal=Cultural Diversity in China|volume=1|issue=1|pages=27–43|year=2015|issn=2353-7795|doi=10.1515/cdc-2015-0005|doi-access=free}}
* {{citation|last1=Fan|first1=Lizhu|last2=Chen|first2=Na|contribution=Revival of Confucianism and Reconstruction of Chinese Identity|title=The Presence and Future of Humanity in the Cosmos|publisher=ICU|location=Tokyo, 18–23 March|year=2015a}}.
* {{citation|author-last=Feuchtwang|author-first=Stephan|author-link=Stephan Feuchtwang|chapter=Chinese religions|pages=143–172|editor-last1=Woodhead|editor-first1=Linda|editor-last2=Kawanami|editor-first2=Hiroko|editor-last3=Partridge|editor-first3=Christopher H.|title=Religions in the Modern World: Traditions and Transformations|edition=3nd|year=2016|publisher=Routledge|location=London|isbn=978-1-317-43960-8}}.
* {{cite book|last=Fingarette|first=Herbert|author-link=Herbert Fingarette|year=1972|title=Confucius: The Secular as Sacred|publisher=Harper|location=New York|url=https://books.google.com/books?id=lawUAAAAQBAJ|isbn=978-1-4786-0866-0}}
* {{citation|author-last=Fung|author-first=Yiu-ming|article=Problematizing Contemporary Confucianism in East Asia|editor-first=Jeffrey|editor-last=Richey|title=Teaching Confucianism|url=https://books.google.com/books?id=w8vSE2lN0H4C|isbn=978-0-19-804256-3|year=2008|publisher=Oxford University Press}}.
* {{citation|last=Gunn|first=Geoffrey C.|title=First Globalization: The Eurasian Exchange, 1500 to 1800|year=2003|publisher=Rowman & Littlefield|isbn=978-0-7425-2662-4}}.
* {{citation|last=Haynes|first=Jeffrey|title=Routledge Handbook of Religion and Politics|year=2008|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-0-415-41455-5}}.
* {{cite book|last=Ivanhoe|first=Philip J.|author-link=Philip J. Ivanhoe|title=Confucian Moral Self Cultivation|url=https://archive.org/details/confucianmoralse0000ivan_2ed|edition=2nd rev.|year=2000|location=Indianapolis|publisher=Hackett Publishing|isbn=978-0-87220-508-6}}
* {{cite book|last=Li-Hsiang|first=Lisa Rosenlee|title=Confucianism and Women: A Philosophical Interpretation|url=https://books.google.com/books?id=yTvLQbaH81wC|year=2012|publisher=SUNY Press|isbn=978-0-7914-8179-0|pages=164–}}
* {{cite book|last=Libbrecht|first=Ulrich|author-link=Ulrich Libbrecht|url=https://books.google.com/books?id=rmT3ZHGxJPgC|year=2007|title=Within the Four Seas...: Introduction to Comparative Philosophy|publisher=Peeters Publishers|isbn=978-90-429-1812-2}}
* {{citation|last=Littlejohn|first=Ronnie|title=Confucianism: An Introduction|url=https://books.google.com/books?id=_RZe8Hr57NEC|year=2010|publisher=I.B. Tauris|isbn=978-1-84885-174-0}}.
* {{cite book|last=Nivison|first=David S.|title=The Ways of Confucianism: Investigations in Chinese Philosophy|location=Chicago|publisher=Open Court Press|year=1996|isbn=978-0-8126-9340-9}}
* {{citation|last=Payette|first=Alex|contribution=Shenzhen's Kongshengtang: Religious Confucianism and Local Moral Governance|title=Panel RC43: Role of Religion in Political Life|location=23rd World Congress of Political Science, 19–24 July|year=2014|url=http://paperroom.ipsa.org/papers/paper_30036.pdf|access-date=9 May 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20171023011728/http://paperroom.ipsa.org/papers/paper_30036.pdf|archive-date=23 October 2017|url-status=dead}}.
* {{cite book|last1=Pankenier|first1=David W.|year=2013|title=Astrology and Cosmology in Early China|publisher=Cambridge University Press|url=https://books.google.com/books?id=wUuyAAAAQBAJ|isbn=978-1-107-00672-0}}
* {{citation|last1=Shen|first1=Qingsong|last2=Shun|first2=Kwong-loi|title=Confucian Ethics in Retrospect and Prospect|publisher=Council for Research in Values and Philosophy|year=2007|isbn=978-1-56518-245-5}}.
* {{citation|last=Sinaiko|first=Herman L.|title=Reclaiming the Canon: Essays on Philosophy, Poetry, and History|year=1998|publisher=Yale University Press|isbn=978-0-300-06529-9|url=https://archive.org/details/reclaimingcanone00sina}}.
* {{cite journal|last=Tay|first=Wei Leong|title=Kang Youwei: The Martin Luther of Confucianism and His Vision of Confucian Modernity and Nation|journal=Secularization, Religion and the State|year=2010|url=http://utcp.c.u-tokyo.ac.jp/publications/pdf/UTCPBooklet17_08_Tay.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://utcp.c.u-tokyo.ac.jp/publications/pdf/UTCPBooklet17_08_Tay.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}
* {{cite book|last=Yang|first=C.K.|author-link=C. K. Yang (sociologist)|year=1961|title=Religion in Chinese Society; a Study of Contemporary Social Functions of Religion and Some of Their Historical Factors|publisher=University of California Press|location=Berkeley|url=https://books.google.com/books?id=N2d09EhGBgkC|isbn=978-0-520-01371-1}}
* {{cite book|last=Yao|first=Xinzhong|author-link=Xinzhong Yao|year=2000|title=An Introduction to Confucianism|url=https://books.google.com/books?id=tAE2OJ9bPG0C|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-64312-2}}
* {{cite journal|last=Zhou|first=Youguang|author-link=Zhou Youguang|title=To Inherit the Ancient Teachings of Confucius and Mencius and Establish Modern Confucianism|journal=[[Sino-Platonic Papers]]|issue=226|year=2012|url=http://www.sino-platonic.org/complete/spp226_zhou_youguang_modern_confucianism.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://www.sino-platonic.org/complete/spp226_zhou_youguang_modern_confucianism.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}
;Articles
* {{cite journal|last=Hsu|first=Promise|title=The Civil Theology of Confucius' "Tian" Symbol|journal=Voegelin View|date=16 November 2014|url=https://voegelinview.com/civil-theology-confucius-tian-symbol/|access-date=25 February 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20191224202106/https://voegelinview.com/civil-theology-confucius-tian-symbol/|archive-date=24 December 2019|url-status=dead}}
{{Refend}}

== Terjemahan teks yang dikaitkan dengan Konfusius ==
=== Analek (Lun Yu) ===
* [http://www.sacred-texts.com/cfu/conf1.htm Confucian Analects] (1893) Diterjemahkan oleh [[James Legge]].
* ''The Analects of Confucius'' (1915; rpr. NY: Paragon, 1968). Diterjemahkan oleh [[William Edward Soothill]].
* ''The Analects of Confucius: A Philosophical Translation'' (New York: Ballantine, 1998). Diterjemahkan oleh Roger T. Ames, Henry Rosemont.
* ''Konfusius: The Analects (Lun yü)'' (London: Penguin, 1979; rp. Hong Kong: Chinese University Press, 1992). Diterjemahkan oleh DC Lau
* ''The Analects of Confucius'' ( Oxford: Oxford University Press, 1997). Diterjemahkan oleh Chichung Huang.
* ''The Analects of Confucius'' (New York: WW Norton, 1997). Diterjemahkan oleh [[Simon Leys]].
* ''Analects: Dengan Pilihan dari Komentar Tradisional'' (Indianapolis: Hackett Publishing, 2003). Diterjemahkan oleh Edward Slingerland.

== Pranala luar ==
{{Sister project links|commonscat=Confucianism}}
* [http://plato.stanford.edu/entries/confucius/#ConPol/ Ensiklopedia Filsafat Stanford: Konfusius]
* [https://web.archive.org/web/20150619113741/http://www.interfaith.org/confucianism/ Antaragama Online: Konfusianisme]
* [http://www.sacred-texts.com/cfu/index.htm Dokumen Konfusianisme] di Internet Sacred Texts Archive..
* [http://philosophy.lander.edu/oriental/confucism.html Filsafat Oriental, "Topik: Konfusianisme"]

;Kelembagaan
* [http://www.rujiazg.com/ Filsafat Konfusianisme Tiongkok]
* [https://web.archive.org/web/20150814223204/http://www.rjzg.net/ Agama Konfusian Tiongkok]
* [http://www.chinakongzi.org/ Jaringan Kongzi Tiongkok]
{{Agama di Indonesia}}

{{Authority control}}

[[Kategori:Agama]]
[[Kategori:Budaya Tionghoa]]
[[Kategori:Filsafat]]
[[Kategori:Kepercayaan]]
[[Kategori:Konfusianisme]]

Revisi terkini sejak 9 November 2024 03.21

Konfusianisme
Hanzi: 儒家

儒教
Makna harfiah: "ru sekolah pemikiran"
Kuil Konfusius di Jiangyin, Wuxi, Jiangsu. Ini adalah wénmiào (文庙), artinya kuil tempat Konfusius disembah sebagai Wéndì, "Dewa Kebudayaan" (文帝).[1]

Konfusianisme atau Konghucu adalah sebuah kepercayaan yang resmi dan diakui di Indonesia bersama dengan 5 kepercayaan lain. Konfusianisme dianggap sebagai agama yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia pada era Orde Baru. Konfusianisme lazim dikaburkan makna dan hakikatnya sebagai filsafat atau pandangan hidup.

Konfusius menganggap dirinya sebagai pemancar nilai-nilai budaya yang diwarisi dari Xia (c. 2070–1600 SM), Shang (c. 1600–1046 SM) dan dinasti Zhou Barat (c. 1046–771 SM).[2] Konfusianisme ditekan selama Dinasti Qin yang Legalis dan otokratis (221–206 SM), tetapi bertahan. Selama dinasti Han (206 SM–220 M), pendekatan Konfusianisme mengesampingkan "proto-Taois" Huang–Lao sebagai ideologi resmi, sementara para kaisar mencampurkan keduanya dengan teknik Legalisme realis.[3]

Konfusianisme sebagai agama dan filsafat

[sunting | sunting sumber]

Konfusianisme umumnya memang tidak muncul dalam bentuk agama di dunia, bahkan di berbagai negara asia seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hongkong dan Tiongkok sekalipun. Namun di Indonesia Konghucu diakui sebagai salah satu dari 6 agama yang dianut masyarakat. Konghucu sebagai agama digagas Kang Youwei menjelang keruntuhan Dinasti Qing tahun 1900. Namun gagasan Kang Youwei tampaknya tidak diterima oleh komunitas Tionghoa perantauan di berbagai negara, apalagi di Tiongkok sendiri pemerintah merekognisi 5 agama yaitu Buddha, Tao, Kristen, Katolik, dan Islam.[4] Dalam bahasa Tionghoa, ajaran Konghucu dikenal dengan istilah Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒教). Alih-alih merekognisi sebagai agama, Tiongkok mendirikan Confusius Institutes di 146 negara untuk memperkenalkan bahasa mandarin dan kultur Tiongkok serta memfasilitasi pertukaran budaya. Hal yang dicurigai barat sebagai kuda troya pemerintah Cina dalam memperluas pengaruhnya secara global.

Konghucu sebagai institusi agama di Indonesia menerapkan hal-hal berikut.

  • Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
  • Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) dan klenteng sebagai tempat ibadah resmi bagi umat Khonghucu. Penggunaan istilah kelenteng ini melahirkan kerancuan, karena klenteng sesungguhnya adalah istilah umum yang digunakan masyarakat awam untuk menyebut semua tempat ibadah berarsitektur Tiongkok. Di Indonesia, kelenteng-kelenteng tertua justru adalah tempat ibadah umat Buddha, dan Tao. Sedangkan untuk Konghucu baru hadir pada 1906 di Surabaya dan satu-satunya di Asia Tenggara. Sebelum 1906 tidak ada tempat ibadah Agama Konghucu di Indonesia.
  • Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
  • Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi, meskipun menyebabkan kontroversi karena di berbagai belahan dunia Imlek bukanlah hari raya agama tertentu.
  • Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.[5]
  • Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
  • Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Kongzi (Konfusius). Nabi Kongzi mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata kembali oleh Nabi Khongcu.[butuh rujukan]

Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 Februari pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi Imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.[perlu dijelaskan]

Agama Konghucu pada zaman Orde Baru

[sunting | sunting sumber]

Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai ateis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha, Islam, Katolik, atau Protestan. Klenteng yang merupakan tempat ibadah umat Buddha Tionghoa terpaksa mengubah nama dari Mandarin ke terjemahan Sansekertanya. Hal ini dilakukan karena penguasa Orba melarang segala hal yang terkait Tiongkok, termasuk aksara dan bahasa melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Maka Kwan Im Teng di berbagai wilayah berganti nama menjadi Wihara Avalokitesvara atau pun menggunakan bahasa Indonesia menjadi Wihara Dewi Welas Asih. Ho Tek Ceng Sin menjadi Wihara Amurwabumi dan sebagainya. Namun sebagian lainnya tetap menggunakan nama Mandarin tapi mengganti aksara Tiongkok menjadi huruf latin.

Sejak berdirinya Boen Bio di Surabaya pada 1906, lalu diikuti berdirinya organisasi Kong Kau Hwe di Surakarta 1923, Kong Tju Bio di Cirebon 1932, dan lain-lain, jumlah penganut Konghucu memang tidak berkembang sebagaimana diharapkan. Hal ini diakibatkan sejak semula, gagasan dari Kang Youwei ini di Hindia Belanda ditentang mayoritas masyarakat Tionghoa. Perdebatan di media massa pada jaman tersebut menunjukkan bahwa gagasan ini tidak menjadi arusutama. Apalagi setelah masa orde baru, kondisi sosial politik sangat tidak kondusif bagi perkembangan Agama Konghucu.

Agama Konghucu pada zaman Orde Reformasi

[sunting | sunting sumber]

Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Ajaran Konfusianisme

[sunting | sunting sumber]

Ajaran Konfusianisme dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教), yang berarti kepercayaan dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Konfusius memang bukanlah pencipta kepercayaan ini melainkan dia hanya menyempurnakan kepercayaan yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut." Meskipun orang-orang kadang mengira bahwa Konfusianisme adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia, sebenarnya jika seseorang ingin memahami secara benar dan utuh tentang Konfusianisme, maka ia akan mengetahui bahwa dalam Konfusianisme juga terdapat ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Konfusianisme juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Konfusius yang lahir pada tahun 551 SM dengan nama Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Ia dikenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Konfusius banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia wafat pada tahun 479 SM.

Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mengzi ke seluruh Tiongkok dengan beberapa penyempurnaan.

Intisari ajaran Konghucu

[sunting | sunting sumber]

Falsafah Dasar

[sunting | sunting sumber]

1. Tian

Tian adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:[6]
Yuan: yang selalu hadir.
Heng: yang selalu berhasil.
Li: yang selalu membawa berkah.
Zhen: yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.

2. Xing

Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian Ming) dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya. Manusia sulit mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia harus dibimbing dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu persamaan yaitu Ren (perikemanusiaan).[6]

3. Ren

Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zhong (setia) dan Shu (solidaritas).[6]
Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia kepada Tuhan), yaitu berserah diri,lahir dan batin kepada Tuhan.
Shu merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada sesama manusia atau "cinta kasih sejati".
Terdapat dua istilah yang menerangkan arti Shu lebih lanjut.[6]
Ji suo bu yu, wu shi yu ren, yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain". (Lunyu)
Ji yu li er li ren, ji yu da er da ren, yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak; jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)

[sunting | sunting sumber]

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:

  1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
  2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
  3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
  4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
  5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
  6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
  7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
  8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)

Lima Sifat Mulia (Wu Chang)

[sunting | sunting sumber]

Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):[6]

1. Ren - Cinta Kasih

yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat manusia yang paling mulia dan luhur.

2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban

yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.

3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan

yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benar dalam upacara keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam masyarakat.

4. Zhi - Bijaksana

yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian. Kong Hu Cu merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil tindakan, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

5. Xin - Dapat dipercaya

yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menepati janji.

Lima Etika (Wu Lun)

[sunting | sunting sumber]

Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.[6]

  • Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
  • Hubungan antara Suami dan Isteri
  • Hubungan antara Orang tua dan anak
  • Hubungan antara Kakak dan Adik
  • Hubungan antara Kawan dan Sahabat

Delapan Kebajikan (Ba De)

[sunting | sunting sumber]

Delapan Kebajikan (Ba De):[6]

  1. Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orang tua, leluhur, dan guru.
  2. Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
  3. Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
  4. Xin - Dapat Dipercaya
  5. Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
  6. Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
  7. Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
  8. Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti.

Kitab suci

[sunting | sunting sumber]

Kitab suci agama Konghucu dibagi menjadi dua kelompok:

Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bakti).

Definisi agama menurut agama Konghucu

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

Para nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang tercantum di bawah ini.

Masa prasejarah (sebelum 2205 SM)

[sunting | sunting sumber]
  • Dalam ajaran Konghucu tidak dikenal istilah Nabi Purba, demikian pula mantra dan ritual untuk dewa. Konghucu tidak menambahkan apapun pada kosmologi dewata Tiongkok kuno yang telah diisi oleh dua agama yaitu Tao dan Buddha. Hal ini sejalan dengan penetapan gunung suci di Tiongkok dari masa klasik, untuk agama Buddha ditetapkan gunung Wutai, Putuo, Emei, dan Jiuhua.[7] Sedangkan untuk Agama Tao ditetapkan gunung Heng Shan, Tai Shan, Hua Shan, Song Shan, dan Heng Shan.[8] Sedangkan untuk Konghucu tidak ada satupun gunung yang ditetapkan sebagai gunung sucinya, karena di Tiongkok sejak masa klasik hingga saat ini Konghucu tidak ditetapkan sebagai agama.
  • Fu Xi, Shennong, Huang Di dan lain-lain yang disebutkan di bagian bawah sebagai nabi adalah bagian dari mitologi Tiongkok kuno, jauh sebelum perkembangan agama. Apalagi gagasan menjadikan ajaran Konghucu sebagai agama sebagaimana pendekatan barat (religion) baru digagas pada awal abad keduapuluh oleh Kang Youwei menjelang keruntuhan dinasti Qing.
  • Nabi Purba Fu Xi (Hanzi: 伏羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.
Dia menerima wahyu He tu (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor hewan gaib Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho. Lambang wahyu tersebut kini dikenal sebagai lambang Bagua. Nabi Nu Wa (Hokkien:Lie Kwa), istri Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.[6]
  • Nabi Purba Shen Nong (Hanzi:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.
  • Nabi Purba Huang Di (Hanzi:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.
Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).
  • Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.
Pada zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika bulan sedang bulat penuh.
  • Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.
  • Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.
Sewaktu berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air. Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi yang kemudian dinamakan Luo Shu (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal houtian bagua. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah perubahan yang disebut Lian Shan Yi (Rangkaian Gunung) dan Hong Fan ditulis.[6]
  • Nabi Purba Shang Tang (Hanzi=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646 SM.
  • Nabi Wen Wang (Hanzi=文王).
Menerima wahyu ilahi Dan Shu (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang houtian bagua dan mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.[6]
  • Nabi Jiang Ziya.
Ia merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu Wang menerima persembahan kitab Hong Fan dari Jizi, bekas menteri Dinasti Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari zaman Kaisar Yu yang disimpan olehnya.[6]
Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti komentar Xiang), sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai Zhou Yi (falsafah perubahan Dinasti Zhou). Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam ajaran Ru.[6]
  • Nabi Besar (孔 子) Kong Zi 551 – 479 SM.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Fornerod M, Ohno M, Yoshida M, Mattaj IW (September 1997). "CRM1 is an export receptor for leucine-rich nuclear export signals". Cell. 90 (6): 1051–60. doi:10.1016/s0092-8674(00)80371-2alt=Dapat diakses gratis. PMID 9323133. 
  2. ^ Fung (2008), hlm. 163.
  3. ^ Lin, Justin Yifu (2012). Demystifying the Chinese Economy. Cambridge University Press. hlm. 107. ISBN 978-0-521-19180-7. 
  4. ^ "2019 Report on International Religious Freedom: China (Includes Tibet, Xinjiang, Hong Kong, and Macau". State Government. Diakses tanggal 2023-04-11. 
  5. ^ "Konghucu Indonesia:Hari Besar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-07. Diakses tanggal 2018-03-29. 
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. 2007. "Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma", Edisi pertama. Semarang: Benih Bersemi.
  7. ^ Litian, Fang (2022). Chinese Buddhism and Traditional Culture. London: Routledge. hlm. 47–58. ISBN 9780367663919. 
  8. ^ Brockman, Norbert C (1999). Encylopedia of Sacred Places. Oxford: Oxford University Press. hlm. 542–544. ISBN 978-0195127393. 
Articles

Terjemahan teks yang dikaitkan dengan Konfusius

[sunting | sunting sumber]

Analek (Lun Yu)

[sunting | sunting sumber]
  • Confucian Analects (1893) Diterjemahkan oleh James Legge.
  • The Analects of Confucius (1915; rpr. NY: Paragon, 1968). Diterjemahkan oleh William Edward Soothill.
  • The Analects of Confucius: A Philosophical Translation (New York: Ballantine, 1998). Diterjemahkan oleh Roger T. Ames, Henry Rosemont.
  • Konfusius: The Analects (Lun yü) (London: Penguin, 1979; rp. Hong Kong: Chinese University Press, 1992). Diterjemahkan oleh DC Lau
  • The Analects of Confucius ( Oxford: Oxford University Press, 1997). Diterjemahkan oleh Chichung Huang.
  • The Analects of Confucius (New York: WW Norton, 1997). Diterjemahkan oleh Simon Leys.
  • Analects: Dengan Pilihan dari Komentar Tradisional (Indianapolis: Hackett Publishing, 2003). Diterjemahkan oleh Edward Slingerland.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Kelembagaan