Lompat ke isi

Abdul Hadi (pemeran): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: di era → pada era (WP:BAHASA)
Fattah Ali (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{nofootnote}}
[[File:Rakit (1970) Rima Melati, Wolly Sutinah dan Abdul Hadi.jpg|jmpl|[[Rima Melati]] beradu akting dengan [[Wolly Sutinah]], dan Abdul Hadi dalam film ''[[Rakit (film)|Rakit]]'' (1970)]]
'''Abdul Hadi''' adalah nama panggung dari '''Eddy Mendieta''' ({{lahirmati|[[Manila]], [[Filipina]]|14|8|1907|[[Jakarta]]|23|6|1971}}) seorang aktor Indonesia yang terkenal pada era 50-an.
'''Abdul Hadi''' adalah nama panggung dari '''Eddy Mendieta''' ({{lahirmati|[[Manila]], [[Filipina]]|14|8|1907|[[Jakarta]]|23|6|1971}}) seorang aktor Indonesia yang terkenal pada era 50-an.


== Biografi ==
== Biografi ==
Eddy memasuki dunia akting sejak berusia 15 tahun, ketika ia bergabung pada perkumpulan sandiwara Iberia Light Op­era Co. di Manila. Pertunjukan panggung ini, sebagaimana lazimnya [[opera]], dialog-dialognya diucapkan dengan nyanyian. Eddy memang mempunyai suara yang bagus sehingga dia sering tampil di acara-acara grup tersebut. Ia pertama kali muncul dalam operet tiga babak, yaitu "The Merry Widow". Lazimnya rombongan teater masa itu, ia turut hidup berkelana dan berpindah dari satu grup ke grup lain. Eddy yang masih memiliki keturunan [[Spanyol]] Filipina ini ikut mengembara sampai ke [[Medan]] pada tahun [[1934]]. Di kota ini dia bergabung dengan rombongan panggung Indonesia, "Miss Riboet Orion", dan selanjutnya ia menjadi penduduk tetap [[Indonesia]]. Pada masa pendudukan [[Jepang]] ia mulai masuk dunia perfilman ([[1942]]-[[1945]] dan tergabung sebagai pemain pada dinas perfilman Jepang, Nippon Eiga Sha. Sesudah itu, ketika pada masa revolusi, ia kembali ke pentas dengan nama Abdul Hadi, antara lain di rombongan Bintang Soerabaia. Pada tahun [[1950]], ia menjadi pemain tetap di perusahaan film [[Persari]], dan tampil di hampir semua produk perusahaan tersebut sejak produksi film pertama, [[Sedap Malam]] (1950). Pada [[Festival Film Indonesia 1955|FFI pertama]], Abdul Hadi meraih gelar sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film [[Tarmina]] ([[1954]]) bersama dengan [[A.N. Alcaff]] dalam film [[Lewat Djam Malam]]. Selanjutnya ia hanya tampil dalam berbagai peran kecil, antara lain dalam film [[Dewi (film)|Dewi]] ([[1957]]).
Eddy memasuki dunia akting sejak berusia 15 tahun, ketika ia bergabung pada perkumpulan sandiwara Iberia Light Op­era Co. di Manila. Pertunjukan panggung ini, sebagaimana lazimnya [[opera]], dialog-dialognya diucapkan dengan nyanyian. Eddy memang mempunyai suara yang bagus sehingga dia sering tampil di acara-acara grup tersebut. Ia pertama kali muncul dalam operet tiga babak, yaitu "The Merry Widow". Lazimnya rombongan teater masa itu, ia turut hidup berkelana dan berpindah dari satu grup ke grup lain. Eddy yang masih memiliki keturunan [[Spanyol]] Filipina ini ikut mengembara sampai ke [[Medan]] pada tahun [[1934]]. Di kota ini dia bergabung dengan rombongan panggung Indonesia, "Miss Riboet Orion", dan selanjutnya ia menjadi penduduk tetap [[Indonesia]]. Pada masa pendudukan [[Jepang]] ia mulai masuk dunia perfilman ([[1942]]-[[1945]] dan tergabung sebagai pemain pada dinas perfilman Jepang, Nippon Eiga Sha. Sesudah itu, ketika pada masa revolusi, ia kembali ke pentas dengan nama Abdul Hadi, antara lain di rombongan Bintang Soerabaia. Pada tahun [[1950]], ia menjadi pemain tetap di perusahaan film [[Persari]], dan tampil di hampir semua produk perusahaan tersebut sejak produksi film pertama, [[Sedap Malam]] (1950). Pada [[Festival Film Indonesia 1955|FFI pertama]], Abdul Hadi meraih gelar sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film [[Tarmina]] ([[1954]]) bersama dengan [[A.N. Alcaff]] dalam film [[Lewat Djam Malam]]. Selanjutnya ia hanya tampil dalam berbagai peran kecil, antara lain dalam film [[Dewi (film)|Dewi]] ([[1957]]).

== Penghargaan dan nominasi ==
{| class="wikitable"
|-
! Tahun
! Penghargaan
! Kategori
! Karya yang dinominasikan
! Hasil
|-
| 1955
| [[Festival Film Indonesia 1955|Festival Film Indonesia]]
| [[Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Utama Pria Terbaik]]
| ''[[Tarmina]]''
| {{won}}
|-
|}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 19: Baris 38:
{{Aktor Terbaik (FFI)}}
{{Aktor Terbaik (FFI)}}


{{DEFAULTSORT:Hadi, Abdul}}
{{Authority control}}
{{Authority control}}

{{DEFAULTSORT:Hadi, Abdul}}
[[Kategori:Pemeran laki-laki Indonesia]]
[[Kategori:Pemeran laki-laki Indonesia]]

Revisi terkini sejak 22 November 2023 03.09

Rima Melati beradu akting dengan Wolly Sutinah, dan Abdul Hadi dalam film Rakit (1970)

Abdul Hadi adalah nama panggung dari Eddy Mendieta (14 Agustus 1907 – 23 Juni 1971) seorang aktor Indonesia yang terkenal pada era 50-an.

Biografi[sunting | sunting sumber]

Eddy memasuki dunia akting sejak berusia 15 tahun, ketika ia bergabung pada perkumpulan sandiwara Iberia Light Op­era Co. di Manila. Pertunjukan panggung ini, sebagaimana lazimnya opera, dialog-dialognya diucapkan dengan nyanyian. Eddy memang mempunyai suara yang bagus sehingga dia sering tampil di acara-acara grup tersebut. Ia pertama kali muncul dalam operet tiga babak, yaitu "The Merry Widow". Lazimnya rombongan teater masa itu, ia turut hidup berkelana dan berpindah dari satu grup ke grup lain. Eddy yang masih memiliki keturunan Spanyol Filipina ini ikut mengembara sampai ke Medan pada tahun 1934. Di kota ini dia bergabung dengan rombongan panggung Indonesia, "Miss Riboet Orion", dan selanjutnya ia menjadi penduduk tetap Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang ia mulai masuk dunia perfilman (1942-1945 dan tergabung sebagai pemain pada dinas perfilman Jepang, Nippon Eiga Sha. Sesudah itu, ketika pada masa revolusi, ia kembali ke pentas dengan nama Abdul Hadi, antara lain di rombongan Bintang Soerabaia. Pada tahun 1950, ia menjadi pemain tetap di perusahaan film Persari, dan tampil di hampir semua produk perusahaan tersebut sejak produksi film pertama, Sedap Malam (1950). Pada FFI pertama, Abdul Hadi meraih gelar sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film Tarmina (1954) bersama dengan A.N. Alcaff dalam film Lewat Djam Malam. Selanjutnya ia hanya tampil dalam berbagai peran kecil, antara lain dalam film Dewi (1957).

Penghargaan dan nominasi[sunting | sunting sumber]

Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
1955 Festival Film Indonesia Pemeran Utama Pria Terbaik Tarmina Menang

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
tidak ada
Pemeran Utama Pria Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Tarmina bersama dengan A.N. Alcaff dalam Lewat Djam Malam
(1955)
Diteruskan oleh:
Soekarno M. Noor
Film : Anakku Sajang (1960)