Lompat ke isi

Perang Candu Kedua: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(27 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{redirects|Arrow War|the Korean film|War of the Arrows}}
{{Infobox Military Conflict

|conflict=Perang Candu Kedua
{{Use dmy dates|date=August 2019}}
|partof=[[Perang Candu]]

|image=[[Berkas:Upper North Taku Fort.jpg|300px]]
{{Infobox military conflict
|caption=
| conflict = Perang Candu Kedua
|date=[[1856]]-[[1860]]
| partof = [[Perang Candu]]
|place=[[Tiongkok]]
| image = La bataille de Palikiao.jpg
|casus=
| image_size = 290px
|territory=
| caption = Lukisan Jembatan Palikao {{Efn|simplified Chinese: 八里桥, traditional Chinese: 八里橋, pinyin: bālǐqiáo, yang berarti Jembatan Delapan Li. Di mana 1 li sekitar 500 meter.}} karya ''Émile Bayard''
|result=Kemenangan Perancis-Inggris; [[Traktat Tianjin]]
| date = 8 Oktober 1856 – 24 Oktober 1860
|combatant1=[[Berkas:Flag_of_the_Qing_dynasty_(1889-1912).svg|22px]] [[Dinasti Qing]]
(4 tahun, 2 minggu, 2 hari)
|combatant2={{negaranama|Britania Raya}}{{br}} {{negara|Perancis}} [[Kekaisaran Perancis Kedua|Perancis]]
| place = Tiongkok
|commander1=[[Berkas:Flag_of_the_Qing_dynasty_(1889-1912).svg|22px]] [[Kaisar Xianfeng]]
| territory = [[Kowloon|Semenanjung Kowloon]] and Pulau Stonecutters diserahkan kepada [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]] sebagai bagian dari [[Hong Kong Britania|Hong Kong]]
|commander2={{negara|Britania Raya}} [[Michael Seymour]]{{br}}{{negara|Britania Raya}} [[James Bruce]]{{br}}{{negara|Perancis}} [[Jean-Baptiste Louis Gros]]
[[Akuisisi Amur|Manchuria Luar diserahkan ke Kekaisaran Rusia]]
|strength1=
| result = Kemenangan Prancis (Franco)-Inggris (Anglo)
|strength2=
* Traktat Tientsin (Tianjin)
|casualties1=
* [[Konvensi Peking]]
|casualties2=
| combatant1 = {{flagicon|Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia}} [[Britania Raya]]<br />{{flagicon|Kekaisaran Kedua Prancis}} [[Kekaisaran Kedua Prancis]] <hr />{{flagicon|Amerika Serikat|1912|size=22px}} [[Amerika Serikat]]
|casualties3=
| combatant2 = [[Berkas:Flag of the Qing Dynasty (1862-1889).svg|22px|tepi]] [[Dinasti Qing]]
|notes=
| commander1 = {{plainlist|
* {{flagicon|UKGBI}} [[James Bruce, 8th Earl of Elgin|The Earl of Elgin]]
* {{flagicon|UKGBI}} Michael Seymour
* {{flagicon|UKGBI}} Charles van Straubenzee
* {{flagicon|UKGBI}} James Hope Grant
* {{flagicon|Kekaisaran Kedua Prancis}} Jean-Baptiste Louis Gros
* {{flagicon|Kekaisaran Kedua Prancis}} [[Charles Rigault de Genouilly|Rigault de Genouilly]]
* {{flagicon|Kekaisaran Kedua Prancis}} Charles Cousin-Montauban}}
----
{{plainlist|
* {{flagicon|United States|1858}} Andrew Hull Foote
* {{flagicon|United States|1858}} Masekal James Armstrong
* {{flagicon|United States|1858}} Josiah Tattnall}}
| commander2 = {{plainlist|
* {{flagicon image|Flag of the Qing Dynasty (1862-1889).svg|border=no}} [[Kaisar Xianfeng]]
* {{flagicon image|Flag of the Qing Dynasty (1862-1889).svg|border=no}} [[Pangeran Gong (Dinasti Qing)|Pangeran Gong]]
* {{flagicon image|Flag of the Qing Dynasty (1862-1889).svg|border=no}} [[Ye Mingchen]]
* {{flagicon image|Flag of the Qing Dynasty (1862-1889).svg|border=no}} [[Sengge Rinchen]]}}
| strength1 = '''Britania:'''<br />13,127<ref>''[https://archive.org/stream/frontieroverseas06indi#page/446 Frontier and Overseas Expeditions from India]''. Volume 6. Calcutta: Superintendent Government Printing. 1911. p.&nbsp;446.</ref><br />'''Prancis:'''<br />7,000<ref>Wolseley, G. J. (1862). ''[https://books.google.com/books?id=JDIQAAAAYAAJ&pg=PA1 Narrative of the War with China in 1860]''. London: Longman, Green, Longman, and Roberts. p.&nbsp;1.</ref>
| strength2 = 200,000<br /><small>([[Delapan Panji]] dan Tentara Standar Hijau)</small>
| notes = <sup>1</sup> AS secara resmi netral, tetapi kemudian membantu Inggris dalam ''Pertempuran Benteng Penghalang (1856)'' dan ''Pertempuran Benteng Taku (1859)''.<ref>Magoc, Chris J.; Bernstein, David (2016). ''Imperialism and Expansionism in American History''. Volume 1. Santa Barbara, California: ABC-CLIO. p.&nbsp;295. {{ISBN|9781610694308}}.</ref>
}}
}}
'''[[Perang Candu]] Kedua''', '''Perang Opium Kedua''', '''Perang Inggris-Tiongkok Kedua''', '''Perang Panah''', atau '''Ekspedisi Inggris-Perancis ke Tiongkok''',<ref>Michel Vié, ''Histoire du Japon des origines a Meiji'', PUF, p.99. ISBN 2-13-052893-7</ref> adalah perang antara [[Britania Raya]] dan [[Kekaisaran Perancis Kedua]] melawan [[Dinasti Qing]] di [[Tiongkok]] dari tahun [[1856]] sampai tahun [[1860]].


'''Perang Candu Kedua''' ({{zh | t =第二 次鴉片戰爭 | p = Dì'èrcì Yāpiàn Zhànzhēng}}), juga dikenal sebagai '' Perang Anglo-Tiongkok Kedua'', ''Perang Tiongkok Kedua'', ''Perang Panah'', atau ''Ekspedisi Anglo-Prancis ke Tiongkok'' <ref>Michel Vié, ''Histoire du Japon des origines a Meiji'', PUF, p.&nbsp;99. {{ISBN|2-13-052893-7}}.</ref> adalah perang antara [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Inggris]],[[Kekaisaran Kedua Prancis|Prancis]], dan [[Amerika Serikat]] melawan [[Dinasti Qing]] Tiongkok, yang berlangsung dari 1856 sampai 1860.
==Pemicu perang==

Perang ini merupakan kelanjutan dari [[Perang Candu Pertama]]. Pada tahun 1842, [[Traktat Nanking]] - yang pertama dari apa yang orang Tiongkok kemudian sebut sebagai [[perjanjian tidak adil]] - menghadiahkan [[ganti rugi]] dan ekstrateritorialitas kepada Inggris, pembukaan lima [[pelabuhan perjanjian]], dan pengambilalihan [[Pulau Hong Kong]].
Ini adalah perang besar kedua dalam [[Perang Candu]], yang berkaitan dengan masalah ekspor candu ke Tiongkok, dan mengakibatkan kekalahan kedua bagi [[Dinasti Qing]]. Kesepakatan [[Konvensi Peking]] menyebabkan [[Kowloon|Semenanjung Kowloon]] menjadi bagian dari [[Hong Kong Britania|Hong Kong]].

== Nama ==
Istilah ''"Perang Kedua"'' dan ''"Perang Panah"'' keduanya digunakan dalam literatur. "Perang Candu Kedua" mengacu pada salah satu tujuan strategis Inggris: melegalkan perdagangan candu, memperluas perdagangan umum lainnya, membuka semua akses ke Tiongkok untuk para pedagang Inggris, dan membebaskan impor asing dari bea transit internal.{{citation needed|date = September 2015}} ''"Perang Panah"'' diambil dari nama Kapal yang menjadi penyebab terjadinya konflik ini.

== Kronologi kejadian utama ==

=== <u>Sebelum perang candu</u> ===
* [[1729]] : Larangan impor opium ke Tiongkok oleh [[dinasti Qing]].
* [[1757]] : [[Perusahaan Hindia Timur Britania]] memperoleh hak untuk membudidayakan opium di [[Benggala]].

=== <u>Perang Candu Pertama (1839-1842)</u> ===
* [[1816]] : Perusahaan Hindia Timur Britania mengembangkan perdagangan opium di Tiongkok.
* [[1840]] : Pada 5 Januari, [[Lin Zexu]] memerintahkan penutupan pelabuhan [[Kanton]].
* [[1842]] : [[Perjanjian Nanking]].
* [[1850]] : Pada 25 Februari, [[Kaisar Daoguang]] wafat, digantikan oleh [[Kaisar Xianfeng]].
* [[1851|1851-64]]: Pemberontakan Taiping.

=== <u>Perang Candu Kedua (1856-1860)</u> ===
* [[1856]] : Pada 8 Oktober Sebuah kapal penyelundup Inggris ditahan, Inggris sedang bersiap untuk menyerang.
* [[1856]] : 5.000 Tentara [[Britania Raya]] ditempatkan di Kanton.
* [[1857]] : Inggris dan Prancis membombardir Kanton.
* [[1858]] : Pengeboman [[Benteng Taku]] oleh [[Angkatan Laut Britania Raya]].
* [[1858]] : [[Perjanjian Tientsin]].
* [[1859]] : Pada 25 Juni Pasukan Inggris-Prancis mencoba menembus Tientsin ([[Tianjin]]).
* [[1860]] : Pada 17 Juli Pasukan dan Armada tambahan Inggris-Prancis tiba di Tiongkok.
* [[1860]] : Pada 21 Agustus Benteng Taku di pinggiran [[Sungai Hai|sungai Peiho]] dikuasai Inggris.
* [[1860]] : Pada 2 September Pasukan Inggris-Prancis berhasil merebut [[Tianjin]].
* [[1860]] : Pada 5 Oktober Penjarahan [[Istana Musim Panas Lama]] di [[Peking]].
* [[1860]] : Pada 13 Oktober Beijing diduduki pasukan Inggris-Prancis.
* [[1860]] : Pada 18 Oktober Istana Musim Panas Lama dibakar oleh Inggris.
* [[1860]] : Pada 24 Oktober [[Konvensi Peking]].

=== <u>Setelah perang candu</u> ===
* [[1861]] : [[Kaisar Xianfeng]] wafat, digantikan oleh [[Kaisar Tongzhi]] yang baru berumur 5 tahun. Kekuasaan sebenarnya dipegang oleh ibunya: [[Cixi|Janda Permaisuri Cixi]].

== Asal usul perang ==
Perang ini merupakan kelanjutan dari [[Perang Candu Pertama]]. Pada tahun 1842, [[Perjanjian Nanking]] - yang merupakan perjanjian pertama dari apa yang orang Tiongkok kemudian sebut sebagai [[Perjanjian Tidak Adil]] - memberi ''ganti rugi'' dan hak ekstrateritorial kepada Inggris, pembukaan lima [[pelabuhan perjanjian]], dan pengambilalihan [[Pulau Hong Kong]]. Kegagalan perjanjian ini untuk memenuhi keinginan Inggris dalam meningkatkan hubungan perdagangan dan diplomatik memicu pecahnya Perang Candu Kedua (1856-1860).<ref>Tsang 2004, p. 29</ref><ref>{{cite book|title = A Modern History of Hong Kong: 1841–1997|first = Steve|last = Tsang|date = 2007|publisher = I.B. Tauris|isbn = 9781845114190 |page = 29|url = https://books.google.com/books?id=7JC856mG72EC&lpg=PP1&pg=PA29}}</ref> Di Tiongkok sendiri, [[Perang Candu Pertama]] dianggap sebagai awal dari sejarah Tiongkok modern.

Selama Perang Candu Pertama dan Kedua, Inggris berkali-kali mengalami serangan agresif di Tiongkok sehingga pada tahun 1847 Inggris meluncurkan [[Ekspedisi ke Kanton]] untuk menyerang dan mengambil dengan cara ''coup de main'' {{Efn|Coup de main, bahasa Prancis untuk pukulan dengan tangan maksudnya adalah serangan cepat yang mengandalkan kecepatan dan kejutan untuk mencapai tujuannya dalam satu pukulan.}}, benteng di ''Bocca Tigris'' {{Efn|Humen, yang secara historis dikenal oleh orang Eropa sebagai Bocca Tigris atau Bogue, adalah selat sempit di Delta Sungai Mutiara yang memisahkan Shiziyang di utara dan Lingdingyang di selatan dekat Kota Humen di provinsi [[Guangdong]].}} yang dibombardir oleh meriam Inggris sebanyak 879 kali.<ref name="HCRE"/>

=== Meletusnya Perang Candu Kedua ===
[[Berkas:Ly-ee-moon.jpg|jmpl|270px|''The Illustrated London News'' gambar kapal dagang bertenaga uap ''Ly-ee-moon'' tipe ''[[kliper]]'' yang digunakan untuk perdagangan opium, sekitar tahun 1859.]]

Karena melihat perkembangan yang pesat dan hasil yang diperoleh dari penyebaran [[imperialisme]] Barat tahun 1850an, negara-negara kekuatan Barat yang mempunya kesamaan visi dan misi semakin bersemangat untuk memperluas pasar perdagangan luar negeri dan menambah [[pelabuhan perjanjian]] yang baru di berbagai negara. Prancis dalam [[Perjanjian Huangpu]] dan Amerika dalam [[Perjanjian Wanghia]], keduanya berisi klausul yang memungkinkan untuk melakukan negosiasi ulang perjanjian tersebut setelah 12 tahun berlaku. Dalam upaya untuk memperluas hak istimewa mereka di Tiongkok, [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Inggris]] menuntut pihak berwenang Qing untuk menegosiasi ulang [[Perjanjian Nanking]] yang ditandatangani pada tahun 1842, dengan menyebutkan status ''"Negara yang paling disukai"'' oleh mereka. Permintaan-permintaan dari pihak Inggris antara lain: mendirikan berbagai perusahan Inggris di Tiongkok, melegalkan perdagangan opium, membebaskan impor asing dari bea transit internal, mengatasi masalah [[perompak]], regulasi yang mengatur perdagangan [[kuli]], mengizinkan duta besar Inggris untuk bertempat tinggal di [[Beijing]] dan dalam semua Perjanjian, versi [[bahasa Inggris]] lebih diutamakan daripada [[bahasa Mandarin]].{{citation needed|date = September 2015}}

Supaya kapal-kapal dagang Tiongkok juga bisa beroperasi di sekitar [[pelabuhan perjanjian]], salah satu hak istimewa yang diperoleh Inggris dari [[Perjanjian Nanjing]], maka otoritas Inggris mendaftarkan kapal-kapal Tiongkok tersebut di Hong Kong atas nama Inggris. Pada bulan Oktober 1856, marinir Tiongkok di [[Kanton]] menangkap sebuah kapal kargo bernama ''"Arrow" (Panah)'' karena dicurigai melakukan [[perompakan]], menahan selusin awak kapal dari total empat belas awak kapal yang berasal dari Tiongkok sendiri. Kapal ''Panah'' ini sebelumnya pernah digunakan oleh para perompak, lalu ditangkap oleh pemerintah Tiongkok, tetapi kemudian dijual kembali. Pada saat ditahan, kapal ini terdaftar sebagai kapal Inggris meskipun sudah kadaluwarsa masa berlakunya dan masih mengibarkan bendera Inggris. Kapten kapalnya adalah Thomas Kennedy, dia melaporkan melihat marinir Tiongkok menarik dan menurunkan bendera Inggris dari kapal tersebut.{{sfn|Hanes|Sanello|2004|pp=176–77}} Konsul Inggris di Kanton, [[Harry Smith Parkes|Harry Parkes]], menghubungi komisioner kekaisaran [[Ye Mingchen]] yang juga adalah Raja Muda Liangguang{{Efn|Raja Muda Liangguang atau Raja Muda Dua Guang (Liang berarti Dua, Dua Guang merujuk pada dua provinsi yaitu [[Guangdong]] dan [[Guangxi]].), dalam bahasa Mandarin disebut sebagai Gubernur Jenderal, Komandan dan Intendans, Pengawas Perairan, serta Inspektur Jenderal dari Dua Hamparan dan Wilayah Sekitarnya, adalah salah satu dari delapan Raja Muda Tiongkok selama dinasti Ming dan Qing.}}, untuk menuntut pembebasan segera para kru kapal itu, dan permintaan maaf karena diduga ada aksi pelecehan terhadap bendera Inggris. Ye membebaskan sembilan anggota kru, tetapi menolak untuk melepaskan tiga kru terakhir.{{citation needed|date = September 2015}}

Pada tanggal 23 Oktober Inggris menghancurkan empat benteng penghalang.<ref name=JYW/> Pada tanggal 25 Oktober Inggris mengajukan permintaan untuk diizinkan memasuki kota. Keesokan harinya, Inggris mulai membombardir kota, melepaskan satu tembakan setiap 10 menit.<ref name="JYW">{{cite book |first=J. Y. |last=Wong |title=Deadly Dreams: Opium and the Arrow War (1856–1860) in China |ISBN=9780521526197}}</ref> Ye Mingchen memberi hadiah bagi siapa saja yang bisa mengambil kepala orang Inggris.<ref name=JYW/> Pada 29 Oktober, tembok kota diledakan sehingga berlubang untuk digunakan sebagai jalan masuk pasukan, bendera Amerika Serikat ditancapkan oleh James Keenan (Konsul AS) pada tembok tersebut dan juga di tempat tinggal Ye Mingchen. Kejadian ini menewaskan 3 orang dan 12 lainnya luka-luka. Negosiasi gagal dan kota tetap dibombardir. Pada tanggal 6 November 23 [[kapal jung|kapal-kapal Jung]] diserang dan dihancurkan.<ref name="MJ">{{cite news |title=Bombardment at Canton |newspaper=Morning Journal |date=19 January 1857 |page=3}}</ref> Ada jeda selama berlangsungnya negosiasi, tetapi secara berkala Inggris tetap membombardir yang menyebabkan kebakaran di beberapa titik, kemudian pada 5 Januari 1857, Inggris kembali ke Hong Kong.<ref name=JYW/>

=== Penundaan Inggris ===

Pemerintah Inggris kalah voting di Parlemen karena insiden kapal ''"Panah"'' tersebut dan apa yang telah terjadi di Kanton hingga akhir tahun pada 3 Maret 1857. Setelah itu ada [[pemilihan umum]] di Inggris pada April 1857 yang meningkatkan suara mayoritas pemerintah.{{citation needed|date = September 2015}}

Pada bulan April, pemerintah Inggris bertanya kepada Amerika Serikat dan Rusia apakah mereka tertarik dengan aliansi, tetapi pertanyaan itu dijawab dengan penolakan.{{citation needed|date = September 2015}} Pada bulan Mei 1857, [[Pemberontakan di India 1857|Pemberontakan di India]] menjadi serius. Pasukan Inggris yang tadinya ditempatkan di Tiongkok dialihkan ke India,<ref name=HCRE/> karena keadaan di India dianggap sebagai masalah prioritas.{{citation needed|date = September 2015}}

=== Intervensi Prancis ===
[[Berkas:Auguste Chapdelaine.jpg|jmpl|195px|Eksekusi terhadap [[misionaris]] [[Pastor]] [[Auguste Chapdelaine]]<small> (namanya dalam bahasa Mandarin adalah Ma Lai, 馬賴)</small> dari ''Perhimpunan Misionaris Asing Paris'', hal ini yang menjadi alasan resmi keterlibatan Prancis dalam Perang Candu Kedua.]]

Prancis bergabung dengan Inggris melawan Tiongkok karena adanya pengaduan dari utusan mereka, [[Gelar kebangsawanan Eropa|Baron]] Jean-Baptiste Louis Gros mengenai seorang [[misionaris]] Prancis bernama Pastor [[Auguste Chapdelaine]] (namanya dalam bahasa Mandarin adalah Ma Lai, 馬賴)<ref> name=David>{{cite book|last1=David|first1=Saul|authorlink1=Saul David|title=Victoria's Wars: The Rise of Empire|year=2007|publisher=[[Penguin Books]]|location=[[London]]|pages=360–61|isbn=978-0-14-100555-3}}</ref> yang dieksekusi mati oleh otoritas lokal Tiongkok di provinsi [[Guangxi]], yang pada waktu itu tertutup orang asing.{{sfn|Hsü|2000|p=206}}

Inggris dan Prancis bergabung dengan Laksamana Sir Michael Seymour dari [[Angkatan Laut Britania Raya]]. Tentara Inggris dipimpin oleh [[James Bruce, 8th Earl of Elgin]] (Lord Elgin) dan tentara Prancis yang dipimpin oleh Jean-Baptiste Louis Gros, mereka bersama-sama menyerang dan menduduki Kanton ([[Guangzhou]]), pada akhir 1857 Komite gabungan Aliansi dibentuk. Sekutu membiarkan gubernur kota tetap dengan jabatan aslinya untuk bekerja menjaga ketertiban atas nama Sekutu. Aliansi Inggris-Perancis mengendalikan Kanton selama hampir empat tahun.{{citation needed|date = September 2015}}

Aliansi ini kemudian bergerak ke utara untuk menguasai [[Benteng Taku]] dekat kota [[Tientsin]] (sekarang [[Tianjin]]) pada Mei 1858.{{citation needed|date = September 2015}}

=== Intervensi oleh negara-negara lain ===
Amerika Serikat dan Rusia mengirim utusan ke Hong Kong untuk menawarkan bantuan militer kepada Inggris dan Prancis, meskipun pada akhirnya Rusia tidak jadi mengirimkan bantuan militer.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.mtholyoke.edu/~goldf20s/politics116/secondwar.html|title=Opium Wars|website=www.mtholyoke.edu|access-date=2018-09-04|archive-date=2017-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20171019111935/https://www.mtholyoke.edu/~goldf20s/politics116/secondwar.html|dead-url=yes}}</ref>

AS terlibat dalam konflik kecil bersamaan selama perang, meskipun mereka mengabaikan tawaran aliansi Inggris dan tidak berkoordinasi dengan pasukan Inggris-Prancis. Pada tahun 1856, pasukan [[garnisun]] Tiongkok di Kanton menembaki kapal uap milik [[Angkatan Laut Amerika Serikat]].<ref name=MJ/> Angkatan Laut AS membalas dalam [[Pertempuran Benteng Sungai Mutiara]]. Kapal-kapal AS membombardir dan kemudian menyerang serta merebut benteng-benteng yang ada di tepian sungai dekat Kanton. Upaya diplomatik diperbarui setelah kejadian tersebut, hasilnya pemerintah Amerika dan Tiongkok menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa AS berada dalam posisi netral selama Perang Candu Kedua.{{citation needed|date = September 2015}}

Terlepas dari janji netralitas pemerintah AS, kapal perang AS ''USS San Jacinto'' tetap membantu aliansi Inggris-Prancis dalam pemboman selama terjadi ''Pertempuran Benteng Taku 1859''.

=== Pertempuran Kanton (1857) ===
{{Utama|Pertempuran Kanton (1857)}}
[[Berkas:1858, Canton Commissioner Yeh Men.jpg|jmpl|kiri|235px|Penangkapan Raja Muda Liangguang Ye Mingchen setelah jatuhnya Kanton.]]

Tahun 1857, pasukan Inggris mulai berkumpul di Hong Kong, bergabung dengan pasukan Prancis. Pada bulan Desember 1857, mereka memiliki cukup banyak kapal dan sumber daya manusia untuk menyelesaikan masalah tidak terpenuhinya kewajiban seperti yang tercantum dalam Perjanjian, di mana mereka ternyata tidak diperbolehkan masuk ke Kanton.<ref name="HCRE"/>{{rp|502}} Parkes menyampaikan ultimatum, didukung oleh [[Gubernur Hong Kong]] Sir John Bowring dan Laksamana Sir Michael Seymour, mengancam pada 14 Desember untuk membombardir Kanton jika orang-orang itu ''(para kru kapal "Panah")'' tidak dibebaskan dalam 24 jam.<Ref name = JYW /> {{sfn | Hevia | 2003 | pp = 32-33}}

Kru yang tersisa dari kapal ''Panah'' itu kemudian dibebaskan, tanpa permintaan maaf dari Raja Muda Liangguang Ye Mingchen, dia juga menolak untuk menghormati isi Perjanjian. Seymour, Mayor Jenderal Charles van Straubenzee dan Laksamana Charles Rigault de Genouilly menyetujui rencana untuk menyerang Kanton sesuai perintah.<ref name="HCRE">{{cite book |last=Porter |first=Maj Gen Whitworth |title=History of the Corps of Royal Engineers Vol I |year=1889 |publisher=The Institution of Royal Engineers |location=Chatham}}</ref>{{rp|503}} Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Insiden ''Panah'' dan memberikan nama alternatif dari konflik berikutnya.<ref>Tsai, Jung-fang. [1995] (1995). Hong Kong in Chinese History: community and social unrest in the British Colony, 1842–1913. {{ISBN|0-231-07933-8}}</ref>

Pendudukan Kanton terjadi pada 1 Januari 1858,<ref name=JYW/> sebuah kota dengan populasi lebih dari 1.000.000 orang pada saat itu,<ref>{{cite web |url=https://sagethoughts.files.wordpress.com/2011/08/the-anglo-french-occupation-of-canton.pdf |title=The Anglo-French Occupation of Canton, 1858–1861 |publisher=Royal Asiatic Society Hong Kong Branch}}</ref> termasuk 6.000 pasukannya, korban di pihak Inggris dan Prancis berjumlah 15 tewas dan 113 terluka. Sekitar 200 sampai 650 penduduk lokal juga ikut menjadi korban.{{citation needed|date = September 2015}} Raja Muda Liangguang Ye Mingchen ditangkap dan diasingkan ke [[Kolkata|Kalkuta]], [[India]], tempat dia menderita kelaparan sampai mati.{{sfn|Hsü|2000|p=207}}

=== Serangan Inggris ===
Meskipun Inggris tertunda oleh [[Pemberontakan di India 1857|Pemberontakan yang terjadi di India]], mereka tetap menindaklanjuti Insiden ''"Panah"'' pada tahun 1856 dan menyerang [[Guangzhou]] dari [[Sungai Mutiara (Tiongkok)|Sungai Mutiara]]. Raja Muda Liangguang Ye Mingchen memerintahkan semua prajurit Tiongkok yang berjaga di benteng untuk tidak melawan serbuan Inggris. Dengan hanya mengeluarkan sedikit usaha saja maka Angkatan Darat Inggris berhasil merebut benteng itu, kemudian mereka menyerang Guangzhou.{{citation needed|date = September 2015}}

Sementara itu di Hong Kong terjadi [[Insiden Esing Bakery]], suatu upaya untuk meracuni John Bowring dan keluarganya pada Januari 1857. Namun, jika hal itu memang disengaja, maka Cheong Ah-lum, tukang roti itu terlalu ceroboh mencampurkan [[arsen|racun aresenik]] ke dalam adonan rotinya, sehingga para korban sekitar 500 orang asing yang baru makan rotinya langsung muntah sehingga racun belum terlalu banyak yang terserap oleh tubuh. Para petugas segera berkeliling kota untuk memberitahukan masyarakat agar waspada terhadap roti Esing ini dan disarankan untuk mengkonsumsi telur mentah atau ke dokter jika sakit terus berlanjut.<ref>John Thomson 1837–1921, [http://irc.aa.tufs.ac.jp/thomson/vol_1/mother/102.html Chap on Hong Kong], Illustrations of China and Its People (London, 1873–1874)</ref>

Ketika insiden ''Panah'' terdengar di Inggris (dan reaksi militer Inggris), insiden ini menjadi subjek yang kontroversial. [[Majelis Rendah]] Inggris pada 3 Maret meloloskan resolusi setelah menang 263 suara dibanding 249 terhadap pemerintah dengan mengatakan:

{{quote | Majelis ini telah mendengar dengan rasa prihatin atas konflik yang telah terjadi antara pemerintah Inggris dan Tiongkok di Sungai Kanton dan tanpa mengutarakan pendapat sejauh mana Pemerintah Tiongkok mungkin telah memberikan negara ini alasan pengaduan sehubungan dengan tidak terpenuhinya Perjanjian 1842, Majelis ini menganggap bahwa makalah yang telah diletakkan di atas meja gagal untuk membangun alasan yang memuaskan untuk tindakan kekerasan terbaru yang terjadi dalam insiden ''"Panah"'' di Kanton, dan bahwa Komite Pilih akan ditunjuk untuk menyelidiki keadaan hubungan komersial kami dengan Tiongkok.<ref>''Speeches on Questions of Public Policy'' by Richard Cobden</ref>}}

Sebagai tanggapan, Lord Palmerston menyerang patriotisme Whig yang mensponsori resolusi dan Parlemen dibubarkan, menyebabkan diadakannya Pemilu Inggris pada Maret 1857.{{citation needed|date = September 2015}}

Masalah Tiongkok menjadi perhatian utama dalam pemilihan umum, dan Palmerston menang suara mayoritas yang kian meningkat, membungkam suara-suara di dalam [[faksi]] Whig yang mendukung Tiongkok. Parlemen baru memutuskan untuk mencari ganti rugi dari Tiongkok berdasarkan laporan tentang Insiden ''"Panah"'' yang diajukan oleh Harry Parkes. [[Kekaisaran Prancis Kedua|Kekaisaran Prancis]], [[Amerika Serikat]], dan [[Kekaisaran Rusia]] akhirnya menerima permintaan Inggris untuk membentuk Aliansi.

=== Perjanjian Tientsin ===
[[Berkas:Signing of the Treaty of Tientsin-2.jpg|jmpl|250px|Penandatanganan [[Perjanjian Tientsin]] pada tahun 1858.]]

Pada bulan Juni 1858, bagian pertama perang berakhir dengan [[Perjanjian Tientsin]], yang melibatkan empat pihak kekuatan Barat: Inggris, Prancis, Rusia, dan AS dengan pemerintah Tiongkok. Perjanjian ini termasuk membuka 11 [[pelabuhan perjanjian]] tambahan untuk perdagangan pihak Barat. Pihak Tiongkok pada awalnya menolak untuk meratifikasi perjanjian.

Poin-poin utama dalam Perjanjian itu adalah:
# Inggris, Prancis, Rusia, dan AS akan memiliki hak untuk mendirikan kantor legasi diplomatik (kedutaan kecil) di [[Peking]] (kota ini tertutup pada saat itu).
# Sepuluh lebih pelabuhan Tiongkok akan dibuka untuk perdagangan luar negeri, termasuk Niuzhuang, Tamsui, [[Hankou]], dan [[Nanjing]].
# Hak semua kapal asing termasuk kapal komersial bebas berlayar di [[Sungai Yangtze]].
# Hak orang asing untuk bepergian di wilayah internal Cina, yang sebelumnya telah dilarang
# Tiongkok akan membayar ganti rugi empat juta [[tahil|tael]] perak kepada Inggris dan dua juta kepada Prancis.<ref>{{cite web|title=The Evil Trade that Opened China to the West|last1=Ye Shen|first1=Shirley|first2=Eric H.|last2=Shaw|url=http://faculty.quinnipiac.edu/charm/CHARM%20proceedings/CHARM%20article%20archive%20pdf%20format/Volume%2013%202007/201-207_ye-sheng_shaw.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20111203041828/http://faculty.quinnipiac.edu/charm/CHARM%20proceedings/CHARM%20article%20archive%20pdf%20format/Volume%2013%202007/201-207_ye-sheng_shaw.pdf|dead-url=yes|archive-date=3 December 2011|page=197|accessdate=21 September 2014}}</ref>

=== Perjanjian Aigun ===
Sebelumnya pada tanggal 28 Mei 1858, secara terpisah [[Perjanjian Aigun]] ditandatangani dengan Rusia untuk merevisi perbatasan Tiongkok dan Rusia sebagaimana yang ditentukan dalam [[Perjanjian Nerchinsk]] pada tahun 1689. Rusia memperoleh sisi kiri dari [[Sungai Amur]], mendorong perbatasan ke selatan dari pegunungan Stanovoy. Dalam perjanjian [[Konvensi Peking]] pada tahun 1860, memberi Rusia kendali atas daerah yang tidak beku di pantai Pasifik, di mana Rusia mendirikan kota [[Vladivostok]] pada tahun 1860.

== Fase kedua ==

=== Tiga pertempuran Benteng Taku ===
[[Berkas:CousinMontaubanCampaignOf1860.jpg|jmpl|Charles Cousin-Montauban memimpin pasukan Prancis selama kampanye 1860.]]

Pada tanggal 20 Mei Pertempuran Pertama Benteng Taku berhasil dimenangkan pihak Aliansi, tetapi perjanjian perdamaian mengembalikan benteng-benteng itu kepada tentara Qing.

Pada Juni 1858, tak lama setelah majelis kekaisaran Qing menyetujui [[perjanjian tidak adil]] itu, menteri hawkish menang atas Kaisar Xianfeng untuk menentang perambahan Barat. Pada 2 Juni 1858, [[Kaisar Xianfeng]] memerintahkan jenderal Mongol [[Sengge Rinchen]] untuk menjaga [[Benteng Taku]] (juga diromanisasi sebagai Benteng Ta-ku dan juga disebut Benteng Daku) di dekat Tianjin. Sengge Rinchen memperkuat benteng-benteng dengan [[artileri]] tambahan. Dia juga membawa 4.000 [[kavaleri]] Mongol dari [[Chahar]] dan [[Suiyuan]].

Pertempuran Benteng Taku berlangsung pada Juni 1859. Sebuah pasukan angkatan laut Inggris dengan 2.200 tentara dan 21 kapal, di bawah komando Laksamana Sir James Hope, berlayar ke utara dari Shanghai menuju Tianjin membawa para diplomat Inggris-Prancis yang baru ditunjuk untuk menempati kantor legasi (kedutaan kecil) di [[Beijing]]. Mereka berlayar ke [[mulut sungai|mulut]] [[Sungai Hai]] yang dijaga oleh pasukan Benteng Taku dekat [[Tianjin]] dan meminta mereka untuk melanjutkan perjalanan melalui jalan darat ke Beijing. Sengge Rinchen menjawab bahwa para diplomat Inggris-Prancis bisa mendarat di pantai [[Beitang, Distrik Tanggu|Beitang]] dan melanjutkan perjalanan darat ke Beijing, tetapi ia menolak untuk mengizinkan pasukan bersenjata menemani para diplomat itu ke ibu kota Tiongkok. Pasukan Inggris-Perancis bersikeras mendarat di Taku bukannya di Beitang dan mengawal para diplomat ke Beijing.

Pada malam 24 Juni 1859, sekelompok kecil pasukan Inggris meledakkan rintangan besi yang dipasang oleh tentara Tiongkok di Sungai Baihe. Keesokan harinya, pasukan Inggris secara paksa berusaha untuk berlayar di sungai, dan menembaki Benteng Taku. Namun, air surut serta lumpur lunak mencegah pendaratan mereka, dan tembakan akurat dari meriam Sengge Rinchen menenggelamkan empat kapal perang dan merusak dua kapal lainnya. Laksamana Amerika Josiah Tattnall, meskipun berada di bawah perintah untuk menjaga netralitas, menyatakan "darah lebih tebal daripada air," dan ia menembaki pihak Sengge Rinchen untuk melindungi konvoi mundur Inggris. Kegagalan merebut Benteng Taku adalah pukulan besar terhadap reputasi Inggris, dan perlawanan anti-asing mencapai puncaknya dalam istana kekaisaran Qing.{{sfn|Hsü|2000|p=212–13}}

Begitu Pemberontakan India akhirnya berhasil dipadamkan, Colin Campbell, Baron Clyde 1, panglima tertinggi di India, bebas untuk mengumpulkan pasukan dan pasokan untuk aksi selanjutnya di Tiongkok. Sebagai seorang 'jenderal tentara', pengalaman Campbell tentang korban akibat penyakit dalam Perang Candu Pertama membuatnya memberikan bahan dan perlengkapan yang lebih dari cukup kepada pasukan Inggris, dan hasilnya korban karena penyakit sangat sedikit di pihak pasukan Inggris.<ref>Greenwood, ch. 12</ref>

[[Berkas:67th Foot taking fort.jpg|jmpl|198px|Pasukan Inggris merebut benteng Taku pada tahun 1860.]]

Pertempuran Benteng Taku terjadi pada musim panas 1860. London sekali lagi mengirim [[James Bruce, 8th Earl of Elgin|Lord Elgin]] dengan pasukan Inggris-Perancis yang terdiri dari 11.000 tentara Inggris di bawah Jenderal James Hope Grant dan 6.700 pasukan Prancis di bawah Jenderal Charles Cousin-Montauban. Mereka meluncur ke utara dengan 173 kapal dari Hong Kong dan merebut kota-kota pelabuhan [[Yantai]] dan [[Dalian]] kemudian menyegel Teluk [[Bohai]]. Pada 3 Agustus mereka melakukan pendaratan di dekat [[Beitang, Distrik Tanggu|Beitang]], sekitar {{convert | 3 | km | mi}} dari Benteng Taku, yang berhasil mereka kuasai setelah tiga minggu pada 21 Agustus.

Buruh Tiongkok selatan bekerja kepada pasukan Prancis dan Inggris. Seorang pengamat mencatat bahwa "[[kuli]] Tiongkok", demikian ia memanggil mereka, "meskipun mereka adalah pengkhianat bagi Tiongkok, tapi mereka melayani Inggris dengan setia dan riang gembira... Pada serangan ke Benteng Peiho pada tahun 1860 mereka membawa tangga-tangga pasukan Prancis masuk ke dalam parit yang tergenang air setinggi leher mereka, menahan tangga-tangga itu dengan tangannya sehingga pasukan Prancis dapat menyeberang, mereka tidak biasa dilibatkan dalam perang, namun demikian mereka sanggup menanggung risiko dari bahaya desingan peluru dengan ketenangan yang luar biasa, menunjukkan keinginan yang kuat untuk akrab dengan rekan senegaranya, dan terlibat pertempuran dengan sesama mereka sampai titik darah penghabisan dengan menggunakan bambu-bambu mereka."<ref>{{cite book|title=China: Being a Military Report on the North-eastern Portions of the Provinces of Chih-li and Shan-tung, Nanjing and Its Approaches, Canton and Its Approaches: Together with an Account of the Chinese Civil, Naval and Military Administrations, and a Narrative of the Wars Between Great Britain and China|url=https://books.google.com/books?id=O1AMAQAAMAAJ&pg=PA28|year=1884|publisher=Government Central Branch Press|page=28}}</ref>

[[Berkas:Prise de la résidence d'été de l'Empereur de la Chine.jpg|jmpl|kiri|220px|Mengambil alih Istana Musim Panas Kaisar Tiongkok.]]

=== Insiden diplomatik ===

Setelah menguasai Tianjin pada tanggal 23 Agustus, pasukan Anglo-Prancis mars berbaris menuju Beijing. [[Kaisar Xianfeng]] kemudian mengirim menteri untuk mengadakan perundingan damai, tetapi utusan diplomatik Inggris, Sir [[Harry Smith Parkes]] menghina utusan kekaisaran dan tersiar kabar bahwa Inggris telah menculik kepala polisi Tianjin. Parkes kemudian ditangkap sebagai pembalasan pada 18 September. Parkes dan rombongannya dipenjara dan diinterogasi. Setengah dari mereka dilaporkan telah dieksekusi dengan cara [[lingchi]] dan juga menggunakan "tourniquet" untuk memutilasi anggota badan guna memperpanjang penyiksaan. Hal ini membuat Inggris murka ketika mereka menemukan mayat-mayat yang berantakan dan tidak bisa dikenali lagi itu.

=== Pembakaran Istana Musim Panas ===
Pasukan Anglo-Prancis bentrok dengan [[kavaleri]] [[Mongol]] [[Sengge Rinchen]] pada 18 September dalam Pertempuran Zhangjiawan sebelum berlanjut sampai ke pinggiran Beijing dalam pertempuran yang menentukan di [[Tongzhou, Beijing|Tongzhou]] (diromanisasi sebagai Tungchow).{{sfn|Hsü|2000|pp=214–15}}

[[Berkas:oldsummerpalaceruin.jpg|jmpl|220px|ka|Reruntuhan "Xiyang Lou" ''(Gedung Orang Barat)'', Istana Musim Panas Lama yang dibakar oleh pasukan Inggris-Perancis.]]

Pada tanggal 21 September, di [[Pertempuran Palikao]], 10.000 pasukan Sengge Rinchen termasuk kavaleri elit Mongol, dimusnahkan setelah berhadapan secara frontal dengan kekuatan senjata yang sudah terkonsentrasi dari pasukan Anglo-Prancis, yang memasuki Beijing pada 6 Oktober.

Dengan hancurnya pasukan Qing, [[Kaisar Xianfeng]] melarikan diri dari ibu kota dan meninggalkan saudaranya, [[Pangeran Gong]] untuk memimpin negosiasi perdamaian. Xianfeng pertama kali melarikan diri ke [[Bishu Shanzhuang|Gunung Resor Chengde]] dan kemudian ke provinsi Rehe.{{sfn|Hsü|2000|p=215}}

Pasukan Inggris-Prancis di Beijing mulai menjarah [[Yihe Yuan|Istana Musim Panas (Yiheyuan)]] dan [[Istana Musim Panas Lama|Istana Musim Panas Lama (Yuanmingyuan)]], karena di istana-istana ini penuh dengan karya seni yang sangat berharga.

[[Berkas:Looting of the Yuan Ming Yuan by Anglo French forces in 1860.jpg|jmpl|kiri|215px|Penjarahan [[Istana Musim Panas Lama]] oleh pasukan Anglo-Prancis pada 1860.]]

Setelah Parkes dan para tahanan diplomatik yang masih hidup dibebaskan pada 8 Oktober, [[James Bruce, 8th Earl of Elgin|Lord Elgin]] memerintahkan Istana Musim Panas untuk dihancurkan, mulai tanggal 18 Oktober. Beijing tidak diduduki, Pasukan Anglo-Perancis tetap berada di luar kota.

Penghancuran [[Kota Terlarang]] didiskusikan, seperti yang diusulkan oleh [[James Bruce, 8th Earl of Elgin|Lord Elgin]] untuk mencegah Kekaisaran Qing menggunakan penculikan sebagai alat tawar-menawar, dan untuk membalas dendam atas perlakuan buruk terhadap tahanan mereka.<ref name="Endacott">{{cite book |title= A biographical sketch-book of early Hong Kong|last= Endacott|first= G. B.|authorlink=George Beer Endacott|author2=Carroll, John M. |year= 2005|origyear= 1962|publisher= [[Hong Kong University Press]]|location= |isbn=978-962-209-742-1|page= |pages= |url= |accessdate=}}</ref> Keputusan Lord Elgin selanjutnya dimotivasi karena penyiksaan kejam dan pembunuhan hampir dua puluh tahanan orang Barat, termasuk dua utusan Inggris dan seorang jurnalis ''[[The Times]]''.{{sfn|Hsü|2000}} Diplomat Rusia Nicholas Pavlovich Ignatiev dan diplomat Prancis Jean-Baptiste Louis Gros memilih membakar Istana Musim Panas sebagai gantinya, karena hal itu dinilai sebagai "yang paling sedikit risiko keberatannya" dan tidak akan membahayakan penandatanganan perjanjian.<ref name="Endacott"/>

== Penghargaan ==
[[Berkas:Second China War Medal 1857-60.jpg|jmpl|ka|Medali Second China War.{{Efn|Second China War Medal dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1861 untuk anggota pasukan Tentara India Inggris bagian dari [[Kemaharajaan Britania]] dan [[Angkatan Laut Britania Raya]] yang mengambil bagian dalam Perang Candu Kedua tahun 1857 hingga 1860 melawan Tiongkok. Medali itu dirancang oleh William Wyon.}} dengan jepitan bertuliskan Taku Forts 1860.]]
[[Berkas:Medaille de la campagne de Chine 1861.jpg|jmpl|ka|Medali Perancis untuk kampanye di Tiongkok ''"Médaille de la Campagne de Chine"'' {{Efn|Médaille de la Campagne de Chine adalah penghargaan militer dari Kekaisaran Prancis Kedua untuk kepada para prajurit dan pelaut yang berpartisipasi dalam ekspedisi Anglo-Prancis ke Tiongkok selama Perang Opium Kedua. Medali ini dibuat berdasarkan dekret kekaisaran pada 23 Januari 1861, oleh Napoleon III.}}, 1861, di museum ''Musée de la Légion d'Honneur'', Paris. Karakter Mandarin pada pita bertuliskan kata "Beijing".]]

Baik Inggris (Second China War Medal) maupun Prancis ((Commemorative medal of the 1860 China Expedition) mengeluarkan medali kampanye. Medali Inggris memiliki jepitan sebagai berikut: Tiongkok 1842, Fatshan 1857, Kanton 1857, Benteng Taku 1858, Benteng Taku 1860, Peking 1860.

[[Berkas:UK Victoria Cross ribbon bar.svg|50px]] 7 penghargaan berbentuk [[Salib Victoria]], semua untuk Gallantry ditunjukkan pada 21 Agustus 1860 oleh tentara dari Resimen Kaki ke-44 (Essex Timur) dan Resimen Kaki ke-67 di Pertempuran Benteng Taku (1860).

=== Medali Kehormatan ===
[[Berkas:Siegel Martin -16.jpg|jmpl|ka|''Médaille de la Campagne de Chine'', yang dianugerahkan kepada anggota Infanteri ke-101.]]

Resimen-resimen berikut yang berjuang dalam kampanye:
* Inggris dan Kekaisaran
** [[Brigade]] [[Kavaleri]]
*** Pegawal Dragoon Raja Pertama
*** Kuda Sikh Probyn (Kuda ke-5 - Pakistan)
*** Kavaleri Mahratta Fane (Lancer ke-19 - Pakistan)
** [[Infanteri]]
*** [[Resimen]] Kaki Pertama (Skotlandia - Batalion ke-2)
*** Resimen Kaki ke-2 (Queen's)
*** Resimen Kaki ke-3 (Buffs))
*** Resimen ke-8 Punjab Infanteri (Resimen Punjab - [[Batalyon]] ke-6 - Pakistan)
*** Ludhiana Sikhs ke 15 (Resimen Sikh - Batalyon 2 - India)
*** Infanteri ke-19 Punjab (Resimen Punjab - Batalyon 5 - Pakistan)
*** Perintis Punjab ke-23 (Sikh Light Infantry- India)
*** Resimen Kaki ke-31 (Huntingdonshire)
*** Resimen Kaki ke-44 (East Essex)
*** Resimen Kaki ke-60 (King's Royal Rifles)
*** Resimen Kaki ke-67 (South Hampshire)
*** Resimen Kaki ke-99 (Lanarkshire)
*** [[Marinir Kerajaan]]
** Artileri
*** Artileri Kerajaan Britania Raya
** Insinyur
*** Insinyur Britania Raya no.8
*** Madras Sappers and Miners (Korps Insinyur [[Angkatan Darat India]])
* Perancis
** Kavaleri
*** Spahis (Resimen kavaleri Prancis)
** Infanteri
*** 101e régiment d'infanterie
*** 102e Régiment d'Infanterie de Ligne
** Artileri
* AS
** Angkatan Laut
*** USS San Jacinto (1850)

== Kelanjutannya ==
{{Utama | Konvensi Peking}}
[[Berkas:Qing flag seized by the Anglo French.jpg|jmpl|Bendera Qing disita oleh pasukan Anglo-Perancis. Bendera bertuliskan "親兵第五隊右營": "Pengawal, [[skadron]] ke-5, [[batalyon]] kanan" di [[Les Invalides]], Paris.]]

Setelah [[Kaisar Xianfeng]] dan rombongannya melarikan diri dari Beijing, Perjanjian Tianjin pada Juni 1858 disahkan oleh saudara kaisar yaitu [[Pangeran Gong]], dalam [[Konvensi Peking]] pada 18 Oktober 1860, mengakhiri Perang Opium Kedua.

Inggris, Prancis, dan — berkat skema Ignatiev — Rusia diberi hak untuk menempatkan diplomat permanen di Beijing (sesuatu yang dilawan oleh Kekaisaran Qing sampai saat terakhir ketika ia menyarankan kesetaraan antara Tiongkok dan kekuatan Eropa). Tiongkok harus membayar 8 juta [[tahil|tael]] ke Inggris dan Prancis. Inggris mengakuisisi Kowloon (di sebelah Hong Kong). Perdagangan opium dilegalkan dan orang-orang [[kekristenan|Kristen]] diberikan hak sipil penuh, termasuk hak untuk memiliki properti, dan hak untuk [[penginjilan|menginjili]].
Menyerahkan District No.1 [[Kowloon]] ''(arah selatan dari Boundary Street saat ini)'' ke Inggris.
Isi [[Konvensi Peking]] antara lain:
# Penandatanganan Perjanjian Tiongkok di Tianjin.
# Membuka Tianjin sebagai pelabuhan perdagangan.
# Kebebasan beragama berlaku di Tiongkok.
# Menyerahkan District No.1 [[Kowloon]] ''(arah selatan dari Boundary Street saat ini)'' ke Inggris.
# Kapal-kapal Inggris diizinkan membawa orang-orang Tiongkok yang memiliki kontrak legal ke Amerika.
# Ganti rugi ke Inggris dan Prancis meningkat menjadi masing-masing 8 juta [[tahil|tael]] perak.
# Legalisasi perdagangan opium.

Dua minggu kemudian, Ignatiev memaksa pemerintah Qing untuk menandatangani "Perjanjian Tambahan Peking", yang isinya menyerahkan [[Primorsky Krai|Provinsi Maritim]] di sebelah timur [[Sungai Ussuri]] (membentuk bagian dari [[Manchuria Luar]] ) kepada Rusia, yang kemudian membangun pelabuhan [[Vladivostok]] antara 1860-61.
Kemenangan Inggris-Perancis digembar-gemborkan dalam pers Inggris sebagai kemenangan Perdana Menteri Inggris Lord Palmerston, yang membuat popularitasnya naik ke sampai ke level ketinggian yang baru. Para pedagang Inggris sangat senang dengan prospek ekspansi perdagangan di [[Timur Jauh]]. Kekuatan asing lainnya juga senang dengan hasilnya, karena mereka berharap untuk mendapat keuntungan dari terbukanya Tiongkok.

Kekalahan tentara Qing oleh pasukan militer Anglo-Perancis yang relatif kecil (setidaknya 1 banding 11 dengan jumlah tentara Qing) ditambah lagi dengan pelarian [[Kaisar Xianfeng]] disusul dengan kematiannya setelah itu dan pembakaran Istana Musim Panas adalah mengejutkan hal-hal yang sangat mengejutkan bagi dinasti Qing yang dulunya sangat digdaya. "Di luar keraguan, pada tahun 1860 peradaban kuno Tiongkok telah dikalahkan dan dipermalukan oleh Barat.{{sfn|Hsü|2000|p=219}} Setelah perang, ada sebuah gerakan modernisasi yang dikenal sebagai [[Gerakan Penguatan Diri]], dimulai di Tiongkok pada tahun 1860-an dan beberapa reformasi kelembagaan dimulai.

Perdagangan opium menimbulkan perdebatan sengit antara Perdana Menteri Inggris [[William Ewart Gladstone]] saat itu dan mantan Perdana Menteri Inggris [[Henry John Temple, 3rd Viscount Palmerston]].<ref name="Lodwick2015">{{cite book|author=Kathleen L. Lodwick|title=Crusaders Against Opium: Protestant Missionaries in China, 1874–1917|url=https://books.google.com/books?id=DrAeBgAAQBAJ&pg=PA86|date=5 February 2015|publisher=University Press of Kentucky|isbn=978-0-8131-4968-4|page=86}}</ref> Sebagai anggota Parlemen, Gladstone menyebutnya "paling terkenal dan kejam", mengacu pada perdagangan opium antara Tiongkok dan [[Kemaharajaan Britania|India Inggris]] pada khususnya.<ref name="Chouvy2009">{{cite book|author=Pierre-Arnaud Chouvy|title=Opium: Uncovering the Politics of the Poppy|url=https://books.google.com/books?id=qGl4TN_qIsgC&pg=PA9|year=2009|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-05134-8|page=9}}</ref> Gladstone sangat menentang kedua [[Perang Candu]], menentang keras perdagangan opium Inggris ke Tiongkok, dan mengecam kekerasan Inggris terhadap Tiongkok.<ref name="QuinaultWindscheffel2013">{{cite book|author1=Dr Roland Quinault|author2=Dr Ruth Clayton Windscheffel|author3=Mr Roger Swift|title=William Gladstone: New Studies and Perspectives|url=https://books.google.com/books?id=Hve4IOulDlwC&pg=PT238|date=28 July 2013|publisher=Ashgate Publishing, Ltd.|isbn=978-1-4094-8327-4|page=238}}</ref> Gladstone mengecamnya sebagai "Perang Opium Palmerston" dan mengatakan bahwa ia merasa "takut akan hukuman Tuhan atas Inggris karena kesalahan nasional kita terhadap Tiongkok" pada Mei 1840.<ref name="Foxcroft2013">{{cite book|author=Ms Louise Foxcroft|title=The Making of Addiction: The 'Use and Abuse' of Opium in Nineteenth-Century Britain|url=https://books.google.com/books?id=VPosEno3uNYC&pg=PA66|date=28 June 2013|publisher=Ashgate Publishing, Ltd.|isbn=978-1-4094-7984-0|page=66}}</ref> Pidato terkenal dibuat oleh Gladstone di Parlemen yang menentang [[Perang Candu Pertama]].<ref name="HanesSanello2004">{{cite book|author1=William Travis Hanes|author2=Frank Sanello|title=Opium Wars: The Addiction of One Empire and the Corruption of Another|url=https://books.google.com/books?id=jYmFAAAAQBAJ&pg=PA78|year=2004|publisher=Sourcebooks, Inc.|isbn=978-1-4022-0149-3|page=78}}</ref><ref name="IIISanello2004">{{cite book|author1=W. Travis Hanes III|author2=Frank Sanello|title=The Opium Wars: The Addiction of One Empire and the Corruption of Another|url=https://books.google.com/books?id=lXiiAAAAQBAJ&pg=PT88|date=1 February 2004|publisher=Sourcebooks|isbn=978-1-4022-5205-1|page=88}}</ref> Gladstone mengkritiknya sebagai "perang yang lebih tidak adil lagi pada awalnya, perang lebih diperhitungkan dalam kemajuannya untuk menutupi negara ini dengan aib permanen".<ref name="Fay2000">{{cite book|author=Peter Ward Fay|title=The Opium War, 1840-1842: Barbarians in the Celestial Empire in the Early Part of the Nineteenth Century and the War by which They Forced Her Gates Ajar|url=https://books.google.com/books?id=EgSs61pjvS8C&pg=PT290|date=9 November 2000|publisher=Univ of North Carolina Press|isbn=978-0-8078-6136-3|page=290}}</ref> Permusuhannya terhadap opium karena melihat efek kecanduan opium yang dialami oleh Helen, adiknya.<ref name="Isba2006">{{cite book|author=Anne Isba|title=Gladstone and Women|url=https://books.google.com/books?id=gaxDs8_oz_QC&pg=PA224|date=24 August 2006|publisher=A&C Black|isbn=978-1-85285-471-3|page=224}}</ref> Karena perang Candu Pertama yang dibawa oleh Palmerston, Gladstone awalnya enggan bergabung dengan pemerintahan [[Robert Peel]] sebelum 1841.<ref name="Bebbington1993">{{cite book|author=David William Bebbington|title=William Ewart Gladstone: Faith and Politics in Victorian Britain|url=https://books.google.com/books?id=jEzV7PYYe5kC&pg=PA108|year=1993|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|isbn=978-0-8028-0152-4|page=108}}</ref>

== Catatan ==
{{notelist}}
== Referensi ==
{{reflist}}


== Daftar pustaka ==
== Daftar pustaka ==
Baris 31: Baris 280:
* Immanual Hsu, ''The Rise of Modern China'', 1985.
* Immanual Hsu, ''The Rise of Modern China'', 1985.
* Henry Loch, ''Personal narrative of occurrences during Lord Elgin's second embassy to China 1860'', 1869.
* Henry Loch, ''Personal narrative of occurrences during Lord Elgin's second embassy to China 1860'', 1869.
* Erik Ringmar, [http://ringmar.net/europeanfury/ ''Fury of the Europeans: Liberal Barbarism and the Destruction of the Emperor's Summer Palace'']
* Erik Ringmar, [http://ringmar.net/europeanfury/ ''Fury of the Europeans: Liberal Barbarism and the Destruction of the Emperor's Summer Palace''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080130074955/http://ringmar.net/europeanfury/ |date=2008-01-30 }}
* J.W. Wong, ''Deadly Dreams: Opium, Imperialism, and the Arrow War (1856-1860) in China'', (Cambridge: Cambridge University Press) 1998.
* J.W. Wong, ''Deadly Dreams: Opium, Imperialism, and the Arrow War (1856-1860) in China'', (Cambridge: Cambridge University Press) 1998.


== Referensi ==
=== Sumber ===
* {{cite book
{{reflist}}
|last1 = Hanes |first1 = William Travis
|last2 = Sanello |first2 = Frank
|year = 2004
|title = Opium Wars: The Addiction of One Empire and the Corruption of Another
|publisher = [[Sourcebooks]]
|ISBN = 9781402201493
|url = https://books.google.com/books?id=jYmFAAAAQBAJ
|ref = harv
}}
* {{cite book
|last=Hevia |first=James Louis
|year=2003
|title = English lessons: the pedagogy of imperialism in nineteenth-century China
|publisher = [[Duke University Press]]
|location = Durham
|url = https://books.google.com/books?id=A-fRB23OJMcC
|ISBN = 9780822331889
|ref = harv
}}
* {{cite book
|last1 = Hsü
|first1 = Immanuel C. Y.
|year = 2000
|title = The Rise of Modern China
|url = https://books.google.com/books?id=cbzjtZUCtcAC
|publisher = Oxford University Press
|location = New York
|ISBN = 978-0-19-512504-7
|ref = harv
}}

== Bacaan lebih lanjut ==
* {{cite book
|last = Bickers, Robert A.
|first =
|year = 2011
|title = The scramble for China: foreign devils in the Qing empire, 1800–1914
|publisher = Allen Lane
| location = London
|isbn =9780713997491
}}
* Beeching, Jack. ''The Chinese Opium Wars'' (1975), {{ISBN|0-15-617094-9}}
*Chan, May Caroline. "Canton, 1857." ''Victorian Review'' 36.1 (2010): 31-35.
* {{cite book|last=Greenwood|first=Adrian|title=Victoria's Scottish Lion: The Life of Colin Campbell, Lord Clyde |authorlink=Adrian Greenwood
|year=2015|origyear=|publisher=History Press | place=UK | page=496 |isbn =0-75095-685-2| url=http://www.thehistorypress.co.uk/index.php/victoria-s-scottish-lion-26465.html}}
* Leavenworth, Charles S. ''The Arrow War with China'' (1901) [https://books.google.com/books?hl=en&lr=lang_en&id=9G4rAAAAMAAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=+%27Arrow+War%27+in+China,&ots=E5ow0Vpe97&sig=jtUxXdilgpOFW9aSV7LQamZdeLc online free].
* Henry Loch, ''Personal narrative of occurrences during Lord Elgin's second embassy to China 1860'', 1869.
* {{cite book
|last = Lovell, Julia
|first =
|year = 2011
|title = Opium War
|publisher = Picador
| location = London
|isbn =9780330537858
}}
* {{cite book| last =Ringmar| first =Erik| authorlink =| editor =| others =| title =Liberal Barbarism: The European Destruction of the Palace of the Emperor of China| origyear =| month =| url=https://books.google.com/books?id=WSshAQAAQBAJ| format =| accessdate =| edition =| year =2013| publisher =Palgrave Macmillan| location =New York| language =| id =| doi =| chapter =| chapterurl =| quote =| page =}}
* {{cite book
|last = Spence, Jonathan D.
|first =
|year = 2013
|title = The search for modern China
|publisher = Norton
| location = New York
|isbn =9780393934519
}}
* {{cite book
|last = Wong, J. Y.
|first =
|year = 1998
|title = Deadly dreams: opium, imperialism, and the Arrow War (1856–1860) in China
|url = https://archive.org/details/deadlydreamsopiu0000wong
|publisher = Cambridge University Press
| location = Cambridge; New York
|isbn =0521552559
}}
* Wong, J. Y. "Harry Parkes and the 'Arrow War' in China," ''Modern Asian Studies'' (1975) 9#3 pp.&nbsp;303–320.
* Wong, John Yue-wo. ''Deadly dreams: Opium and the Arrow war (1856-1860) in China'' (Cambridge UP, 2002).

{{Topik Dinasti Qing}}
{{sejarah-stub}}
{{sejarah-stub}}
{{terjemahan|en|Second Opium War|12 September 2019|small=yes}}
{{terjemahan|fr|Seconde guerre de l'opium |13 août 2019|small=yes}}


[[Kategori:Tiongkok dalam tahun 1856]]
[[Kategori:Perang Candu Kedua| ]]
[[Kategori:Tiongkok dalam tahun 1857]]
[[Kategori:Perang Candu]]
[[Kategori:Tiongkok dalam tahun 1858]]
[[Kategori:Perang Panah]]
[[Kategori:Tiongkok dalam tahun 1859]]
[[Kategori:Tiongkok dalam tahun 1860]]
[[Kategori:Kekaisaran Britania]]
[[Kategori:Kekaisaran Britania]]
[[Kategori:Penyelundupan]]
[[Kategori:Penyelundupan]]
[[Kategori:Perang melibatkan Britania Raya]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Britania Raya]]
[[Kategori:Perang di Tiongkok]]
[[Kategori:Perang di Tiongkok]]
[[Kategori:Sejarah Hong Kong]]
[[Kategori:Sejarah Hong Kong]]

[[hi:अफ़ीम की लड़ाई]]

Revisi terkini sejak 10 Desember 2023 06.49

Perang Candu Kedua
Bagian dari Perang Candu

Lukisan Jembatan Palikao [a] karya Émile Bayard
Tanggal8 Oktober 1856 – 24 Oktober 1860 (4 tahun, 2 minggu, 2 hari)
LokasiTiongkok
Hasil

Kemenangan Prancis (Franco)-Inggris (Anglo)

Perubahan
wilayah

Semenanjung Kowloon and Pulau Stonecutters diserahkan kepada Britania Raya sebagai bagian dari Hong Kong

Manchuria Luar diserahkan ke Kekaisaran Rusia
Pihak terlibat
Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Britania Raya
Kekaisaran Kedua Prancis Kekaisaran Kedua Prancis
Amerika Serikat Amerika Serikat
Dinasti Qing
Tokoh dan pemimpin

  • Amerika Serikat Andrew Hull Foote
  • Amerika Serikat Masekal James Armstrong
  • Amerika Serikat Josiah Tattnall
Kekuatan
Britania:
13,127[1]
Prancis:
7,000[2]
200,000
(Delapan Panji dan Tentara Standar Hijau)
1 AS secara resmi netral, tetapi kemudian membantu Inggris dalam Pertempuran Benteng Penghalang (1856) dan Pertempuran Benteng Taku (1859).[3]

Perang Candu Kedua (Hanzi: 第二 次鴉片戰爭; Pinyin: Dì'èrcì Yāpiàn Zhànzhēng), juga dikenal sebagai Perang Anglo-Tiongkok Kedua, Perang Tiongkok Kedua, Perang Panah, atau Ekspedisi Anglo-Prancis ke Tiongkok [4] adalah perang antara Inggris,Prancis, dan Amerika Serikat melawan Dinasti Qing Tiongkok, yang berlangsung dari 1856 sampai 1860.

Ini adalah perang besar kedua dalam Perang Candu, yang berkaitan dengan masalah ekspor candu ke Tiongkok, dan mengakibatkan kekalahan kedua bagi Dinasti Qing. Kesepakatan Konvensi Peking menyebabkan Semenanjung Kowloon menjadi bagian dari Hong Kong.

Istilah "Perang Kedua" dan "Perang Panah" keduanya digunakan dalam literatur. "Perang Candu Kedua" mengacu pada salah satu tujuan strategis Inggris: melegalkan perdagangan candu, memperluas perdagangan umum lainnya, membuka semua akses ke Tiongkok untuk para pedagang Inggris, dan membebaskan impor asing dari bea transit internal.[butuh rujukan] "Perang Panah" diambil dari nama Kapal yang menjadi penyebab terjadinya konflik ini.

Kronologi kejadian utama

[sunting | sunting sumber]

Sebelum perang candu

[sunting | sunting sumber]

Perang Candu Pertama (1839-1842)

[sunting | sunting sumber]

Perang Candu Kedua (1856-1860)

[sunting | sunting sumber]

Setelah perang candu

[sunting | sunting sumber]

Asal usul perang

[sunting | sunting sumber]

Perang ini merupakan kelanjutan dari Perang Candu Pertama. Pada tahun 1842, Perjanjian Nanking - yang merupakan perjanjian pertama dari apa yang orang Tiongkok kemudian sebut sebagai Perjanjian Tidak Adil - memberi ganti rugi dan hak ekstrateritorial kepada Inggris, pembukaan lima pelabuhan perjanjian, dan pengambilalihan Pulau Hong Kong. Kegagalan perjanjian ini untuk memenuhi keinginan Inggris dalam meningkatkan hubungan perdagangan dan diplomatik memicu pecahnya Perang Candu Kedua (1856-1860).[5][6] Di Tiongkok sendiri, Perang Candu Pertama dianggap sebagai awal dari sejarah Tiongkok modern.

Selama Perang Candu Pertama dan Kedua, Inggris berkali-kali mengalami serangan agresif di Tiongkok sehingga pada tahun 1847 Inggris meluncurkan Ekspedisi ke Kanton untuk menyerang dan mengambil dengan cara coup de main [b], benteng di Bocca Tigris [c] yang dibombardir oleh meriam Inggris sebanyak 879 kali.[7]

Meletusnya Perang Candu Kedua

[sunting | sunting sumber]
The Illustrated London News gambar kapal dagang bertenaga uap Ly-ee-moon tipe kliper yang digunakan untuk perdagangan opium, sekitar tahun 1859.

Karena melihat perkembangan yang pesat dan hasil yang diperoleh dari penyebaran imperialisme Barat tahun 1850an, negara-negara kekuatan Barat yang mempunya kesamaan visi dan misi semakin bersemangat untuk memperluas pasar perdagangan luar negeri dan menambah pelabuhan perjanjian yang baru di berbagai negara. Prancis dalam Perjanjian Huangpu dan Amerika dalam Perjanjian Wanghia, keduanya berisi klausul yang memungkinkan untuk melakukan negosiasi ulang perjanjian tersebut setelah 12 tahun berlaku. Dalam upaya untuk memperluas hak istimewa mereka di Tiongkok, Inggris menuntut pihak berwenang Qing untuk menegosiasi ulang Perjanjian Nanking yang ditandatangani pada tahun 1842, dengan menyebutkan status "Negara yang paling disukai" oleh mereka. Permintaan-permintaan dari pihak Inggris antara lain: mendirikan berbagai perusahan Inggris di Tiongkok, melegalkan perdagangan opium, membebaskan impor asing dari bea transit internal, mengatasi masalah perompak, regulasi yang mengatur perdagangan kuli, mengizinkan duta besar Inggris untuk bertempat tinggal di Beijing dan dalam semua Perjanjian, versi bahasa Inggris lebih diutamakan daripada bahasa Mandarin.[butuh rujukan]

Supaya kapal-kapal dagang Tiongkok juga bisa beroperasi di sekitar pelabuhan perjanjian, salah satu hak istimewa yang diperoleh Inggris dari Perjanjian Nanjing, maka otoritas Inggris mendaftarkan kapal-kapal Tiongkok tersebut di Hong Kong atas nama Inggris. Pada bulan Oktober 1856, marinir Tiongkok di Kanton menangkap sebuah kapal kargo bernama "Arrow" (Panah) karena dicurigai melakukan perompakan, menahan selusin awak kapal dari total empat belas awak kapal yang berasal dari Tiongkok sendiri. Kapal Panah ini sebelumnya pernah digunakan oleh para perompak, lalu ditangkap oleh pemerintah Tiongkok, tetapi kemudian dijual kembali. Pada saat ditahan, kapal ini terdaftar sebagai kapal Inggris meskipun sudah kadaluwarsa masa berlakunya dan masih mengibarkan bendera Inggris. Kapten kapalnya adalah Thomas Kennedy, dia melaporkan melihat marinir Tiongkok menarik dan menurunkan bendera Inggris dari kapal tersebut.[8] Konsul Inggris di Kanton, Harry Parkes, menghubungi komisioner kekaisaran Ye Mingchen yang juga adalah Raja Muda Liangguang[d], untuk menuntut pembebasan segera para kru kapal itu, dan permintaan maaf karena diduga ada aksi pelecehan terhadap bendera Inggris. Ye membebaskan sembilan anggota kru, tetapi menolak untuk melepaskan tiga kru terakhir.[butuh rujukan]

Pada tanggal 23 Oktober Inggris menghancurkan empat benteng penghalang.[9] Pada tanggal 25 Oktober Inggris mengajukan permintaan untuk diizinkan memasuki kota. Keesokan harinya, Inggris mulai membombardir kota, melepaskan satu tembakan setiap 10 menit.[9] Ye Mingchen memberi hadiah bagi siapa saja yang bisa mengambil kepala orang Inggris.[9] Pada 29 Oktober, tembok kota diledakan sehingga berlubang untuk digunakan sebagai jalan masuk pasukan, bendera Amerika Serikat ditancapkan oleh James Keenan (Konsul AS) pada tembok tersebut dan juga di tempat tinggal Ye Mingchen. Kejadian ini menewaskan 3 orang dan 12 lainnya luka-luka. Negosiasi gagal dan kota tetap dibombardir. Pada tanggal 6 November 23 kapal-kapal Jung diserang dan dihancurkan.[10] Ada jeda selama berlangsungnya negosiasi, tetapi secara berkala Inggris tetap membombardir yang menyebabkan kebakaran di beberapa titik, kemudian pada 5 Januari 1857, Inggris kembali ke Hong Kong.[9]

Penundaan Inggris

[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Inggris kalah voting di Parlemen karena insiden kapal "Panah" tersebut dan apa yang telah terjadi di Kanton hingga akhir tahun pada 3 Maret 1857. Setelah itu ada pemilihan umum di Inggris pada April 1857 yang meningkatkan suara mayoritas pemerintah.[butuh rujukan]

Pada bulan April, pemerintah Inggris bertanya kepada Amerika Serikat dan Rusia apakah mereka tertarik dengan aliansi, tetapi pertanyaan itu dijawab dengan penolakan.[butuh rujukan] Pada bulan Mei 1857, Pemberontakan di India menjadi serius. Pasukan Inggris yang tadinya ditempatkan di Tiongkok dialihkan ke India,[7] karena keadaan di India dianggap sebagai masalah prioritas.[butuh rujukan]

Intervensi Prancis

[sunting | sunting sumber]
Eksekusi terhadap misionaris Pastor Auguste Chapdelaine (namanya dalam bahasa Mandarin adalah Ma Lai, 馬賴) dari Perhimpunan Misionaris Asing Paris, hal ini yang menjadi alasan resmi keterlibatan Prancis dalam Perang Candu Kedua.

Prancis bergabung dengan Inggris melawan Tiongkok karena adanya pengaduan dari utusan mereka, Baron Jean-Baptiste Louis Gros mengenai seorang misionaris Prancis bernama Pastor Auguste Chapdelaine (namanya dalam bahasa Mandarin adalah Ma Lai, 馬賴)[11] yang dieksekusi mati oleh otoritas lokal Tiongkok di provinsi Guangxi, yang pada waktu itu tertutup orang asing.[12]

Inggris dan Prancis bergabung dengan Laksamana Sir Michael Seymour dari Angkatan Laut Britania Raya. Tentara Inggris dipimpin oleh James Bruce, 8th Earl of Elgin (Lord Elgin) dan tentara Prancis yang dipimpin oleh Jean-Baptiste Louis Gros, mereka bersama-sama menyerang dan menduduki Kanton (Guangzhou), pada akhir 1857 Komite gabungan Aliansi dibentuk. Sekutu membiarkan gubernur kota tetap dengan jabatan aslinya untuk bekerja menjaga ketertiban atas nama Sekutu. Aliansi Inggris-Perancis mengendalikan Kanton selama hampir empat tahun.[butuh rujukan]

Aliansi ini kemudian bergerak ke utara untuk menguasai Benteng Taku dekat kota Tientsin (sekarang Tianjin) pada Mei 1858.[butuh rujukan]

Intervensi oleh negara-negara lain

[sunting | sunting sumber]

Amerika Serikat dan Rusia mengirim utusan ke Hong Kong untuk menawarkan bantuan militer kepada Inggris dan Prancis, meskipun pada akhirnya Rusia tidak jadi mengirimkan bantuan militer.[13]

AS terlibat dalam konflik kecil bersamaan selama perang, meskipun mereka mengabaikan tawaran aliansi Inggris dan tidak berkoordinasi dengan pasukan Inggris-Prancis. Pada tahun 1856, pasukan garnisun Tiongkok di Kanton menembaki kapal uap milik Angkatan Laut Amerika Serikat.[10] Angkatan Laut AS membalas dalam Pertempuran Benteng Sungai Mutiara. Kapal-kapal AS membombardir dan kemudian menyerang serta merebut benteng-benteng yang ada di tepian sungai dekat Kanton. Upaya diplomatik diperbarui setelah kejadian tersebut, hasilnya pemerintah Amerika dan Tiongkok menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa AS berada dalam posisi netral selama Perang Candu Kedua.[butuh rujukan]

Terlepas dari janji netralitas pemerintah AS, kapal perang AS USS San Jacinto tetap membantu aliansi Inggris-Prancis dalam pemboman selama terjadi Pertempuran Benteng Taku 1859.

Pertempuran Kanton (1857)

[sunting | sunting sumber]
Penangkapan Raja Muda Liangguang Ye Mingchen setelah jatuhnya Kanton.

Tahun 1857, pasukan Inggris mulai berkumpul di Hong Kong, bergabung dengan pasukan Prancis. Pada bulan Desember 1857, mereka memiliki cukup banyak kapal dan sumber daya manusia untuk menyelesaikan masalah tidak terpenuhinya kewajiban seperti yang tercantum dalam Perjanjian, di mana mereka ternyata tidak diperbolehkan masuk ke Kanton.[7]:502 Parkes menyampaikan ultimatum, didukung oleh Gubernur Hong Kong Sir John Bowring dan Laksamana Sir Michael Seymour, mengancam pada 14 Desember untuk membombardir Kanton jika orang-orang itu (para kru kapal "Panah") tidak dibebaskan dalam 24 jam.[9] [14]

Kru yang tersisa dari kapal Panah itu kemudian dibebaskan, tanpa permintaan maaf dari Raja Muda Liangguang Ye Mingchen, dia juga menolak untuk menghormati isi Perjanjian. Seymour, Mayor Jenderal Charles van Straubenzee dan Laksamana Charles Rigault de Genouilly menyetujui rencana untuk menyerang Kanton sesuai perintah.[7]:503 Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Insiden Panah dan memberikan nama alternatif dari konflik berikutnya.[15]

Pendudukan Kanton terjadi pada 1 Januari 1858,[9] sebuah kota dengan populasi lebih dari 1.000.000 orang pada saat itu,[16] termasuk 6.000 pasukannya, korban di pihak Inggris dan Prancis berjumlah 15 tewas dan 113 terluka. Sekitar 200 sampai 650 penduduk lokal juga ikut menjadi korban.[butuh rujukan] Raja Muda Liangguang Ye Mingchen ditangkap dan diasingkan ke Kalkuta, India, tempat dia menderita kelaparan sampai mati.[17]

Serangan Inggris

[sunting | sunting sumber]

Meskipun Inggris tertunda oleh Pemberontakan yang terjadi di India, mereka tetap menindaklanjuti Insiden "Panah" pada tahun 1856 dan menyerang Guangzhou dari Sungai Mutiara. Raja Muda Liangguang Ye Mingchen memerintahkan semua prajurit Tiongkok yang berjaga di benteng untuk tidak melawan serbuan Inggris. Dengan hanya mengeluarkan sedikit usaha saja maka Angkatan Darat Inggris berhasil merebut benteng itu, kemudian mereka menyerang Guangzhou.[butuh rujukan]

Sementara itu di Hong Kong terjadi Insiden Esing Bakery, suatu upaya untuk meracuni John Bowring dan keluarganya pada Januari 1857. Namun, jika hal itu memang disengaja, maka Cheong Ah-lum, tukang roti itu terlalu ceroboh mencampurkan racun aresenik ke dalam adonan rotinya, sehingga para korban sekitar 500 orang asing yang baru makan rotinya langsung muntah sehingga racun belum terlalu banyak yang terserap oleh tubuh. Para petugas segera berkeliling kota untuk memberitahukan masyarakat agar waspada terhadap roti Esing ini dan disarankan untuk mengkonsumsi telur mentah atau ke dokter jika sakit terus berlanjut.[18]

Ketika insiden Panah terdengar di Inggris (dan reaksi militer Inggris), insiden ini menjadi subjek yang kontroversial. Majelis Rendah Inggris pada 3 Maret meloloskan resolusi setelah menang 263 suara dibanding 249 terhadap pemerintah dengan mengatakan:

Majelis ini telah mendengar dengan rasa prihatin atas konflik yang telah terjadi antara pemerintah Inggris dan Tiongkok di Sungai Kanton dan tanpa mengutarakan pendapat sejauh mana Pemerintah Tiongkok mungkin telah memberikan negara ini alasan pengaduan sehubungan dengan tidak terpenuhinya Perjanjian 1842, Majelis ini menganggap bahwa makalah yang telah diletakkan di atas meja gagal untuk membangun alasan yang memuaskan untuk tindakan kekerasan terbaru yang terjadi dalam insiden "Panah" di Kanton, dan bahwa Komite Pilih akan ditunjuk untuk menyelidiki keadaan hubungan komersial kami dengan Tiongkok.[19]

Sebagai tanggapan, Lord Palmerston menyerang patriotisme Whig yang mensponsori resolusi dan Parlemen dibubarkan, menyebabkan diadakannya Pemilu Inggris pada Maret 1857.[butuh rujukan]

Masalah Tiongkok menjadi perhatian utama dalam pemilihan umum, dan Palmerston menang suara mayoritas yang kian meningkat, membungkam suara-suara di dalam faksi Whig yang mendukung Tiongkok. Parlemen baru memutuskan untuk mencari ganti rugi dari Tiongkok berdasarkan laporan tentang Insiden "Panah" yang diajukan oleh Harry Parkes. Kekaisaran Prancis, Amerika Serikat, dan Kekaisaran Rusia akhirnya menerima permintaan Inggris untuk membentuk Aliansi.

Perjanjian Tientsin

[sunting | sunting sumber]
Penandatanganan Perjanjian Tientsin pada tahun 1858.

Pada bulan Juni 1858, bagian pertama perang berakhir dengan Perjanjian Tientsin, yang melibatkan empat pihak kekuatan Barat: Inggris, Prancis, Rusia, dan AS dengan pemerintah Tiongkok. Perjanjian ini termasuk membuka 11 pelabuhan perjanjian tambahan untuk perdagangan pihak Barat. Pihak Tiongkok pada awalnya menolak untuk meratifikasi perjanjian.

Poin-poin utama dalam Perjanjian itu adalah:

  1. Inggris, Prancis, Rusia, dan AS akan memiliki hak untuk mendirikan kantor legasi diplomatik (kedutaan kecil) di Peking (kota ini tertutup pada saat itu).
  2. Sepuluh lebih pelabuhan Tiongkok akan dibuka untuk perdagangan luar negeri, termasuk Niuzhuang, Tamsui, Hankou, dan Nanjing.
  3. Hak semua kapal asing termasuk kapal komersial bebas berlayar di Sungai Yangtze.
  4. Hak orang asing untuk bepergian di wilayah internal Cina, yang sebelumnya telah dilarang
  5. Tiongkok akan membayar ganti rugi empat juta tael perak kepada Inggris dan dua juta kepada Prancis.[20]

Perjanjian Aigun

[sunting | sunting sumber]

Sebelumnya pada tanggal 28 Mei 1858, secara terpisah Perjanjian Aigun ditandatangani dengan Rusia untuk merevisi perbatasan Tiongkok dan Rusia sebagaimana yang ditentukan dalam Perjanjian Nerchinsk pada tahun 1689. Rusia memperoleh sisi kiri dari Sungai Amur, mendorong perbatasan ke selatan dari pegunungan Stanovoy. Dalam perjanjian Konvensi Peking pada tahun 1860, memberi Rusia kendali atas daerah yang tidak beku di pantai Pasifik, di mana Rusia mendirikan kota Vladivostok pada tahun 1860.

Fase kedua

[sunting | sunting sumber]

Tiga pertempuran Benteng Taku

[sunting | sunting sumber]
Charles Cousin-Montauban memimpin pasukan Prancis selama kampanye 1860.

Pada tanggal 20 Mei Pertempuran Pertama Benteng Taku berhasil dimenangkan pihak Aliansi, tetapi perjanjian perdamaian mengembalikan benteng-benteng itu kepada tentara Qing.

Pada Juni 1858, tak lama setelah majelis kekaisaran Qing menyetujui perjanjian tidak adil itu, menteri hawkish menang atas Kaisar Xianfeng untuk menentang perambahan Barat. Pada 2 Juni 1858, Kaisar Xianfeng memerintahkan jenderal Mongol Sengge Rinchen untuk menjaga Benteng Taku (juga diromanisasi sebagai Benteng Ta-ku dan juga disebut Benteng Daku) di dekat Tianjin. Sengge Rinchen memperkuat benteng-benteng dengan artileri tambahan. Dia juga membawa 4.000 kavaleri Mongol dari Chahar dan Suiyuan.

Pertempuran Benteng Taku berlangsung pada Juni 1859. Sebuah pasukan angkatan laut Inggris dengan 2.200 tentara dan 21 kapal, di bawah komando Laksamana Sir James Hope, berlayar ke utara dari Shanghai menuju Tianjin membawa para diplomat Inggris-Prancis yang baru ditunjuk untuk menempati kantor legasi (kedutaan kecil) di Beijing. Mereka berlayar ke mulut Sungai Hai yang dijaga oleh pasukan Benteng Taku dekat Tianjin dan meminta mereka untuk melanjutkan perjalanan melalui jalan darat ke Beijing. Sengge Rinchen menjawab bahwa para diplomat Inggris-Prancis bisa mendarat di pantai Beitang dan melanjutkan perjalanan darat ke Beijing, tetapi ia menolak untuk mengizinkan pasukan bersenjata menemani para diplomat itu ke ibu kota Tiongkok. Pasukan Inggris-Perancis bersikeras mendarat di Taku bukannya di Beitang dan mengawal para diplomat ke Beijing.

Pada malam 24 Juni 1859, sekelompok kecil pasukan Inggris meledakkan rintangan besi yang dipasang oleh tentara Tiongkok di Sungai Baihe. Keesokan harinya, pasukan Inggris secara paksa berusaha untuk berlayar di sungai, dan menembaki Benteng Taku. Namun, air surut serta lumpur lunak mencegah pendaratan mereka, dan tembakan akurat dari meriam Sengge Rinchen menenggelamkan empat kapal perang dan merusak dua kapal lainnya. Laksamana Amerika Josiah Tattnall, meskipun berada di bawah perintah untuk menjaga netralitas, menyatakan "darah lebih tebal daripada air," dan ia menembaki pihak Sengge Rinchen untuk melindungi konvoi mundur Inggris. Kegagalan merebut Benteng Taku adalah pukulan besar terhadap reputasi Inggris, dan perlawanan anti-asing mencapai puncaknya dalam istana kekaisaran Qing.[21]

Begitu Pemberontakan India akhirnya berhasil dipadamkan, Colin Campbell, Baron Clyde 1, panglima tertinggi di India, bebas untuk mengumpulkan pasukan dan pasokan untuk aksi selanjutnya di Tiongkok. Sebagai seorang 'jenderal tentara', pengalaman Campbell tentang korban akibat penyakit dalam Perang Candu Pertama membuatnya memberikan bahan dan perlengkapan yang lebih dari cukup kepada pasukan Inggris, dan hasilnya korban karena penyakit sangat sedikit di pihak pasukan Inggris.[22]

Pasukan Inggris merebut benteng Taku pada tahun 1860.

Pertempuran Benteng Taku terjadi pada musim panas 1860. London sekali lagi mengirim Lord Elgin dengan pasukan Inggris-Perancis yang terdiri dari 11.000 tentara Inggris di bawah Jenderal James Hope Grant dan 6.700 pasukan Prancis di bawah Jenderal Charles Cousin-Montauban. Mereka meluncur ke utara dengan 173 kapal dari Hong Kong dan merebut kota-kota pelabuhan Yantai dan Dalian kemudian menyegel Teluk Bohai. Pada 3 Agustus mereka melakukan pendaratan di dekat Beitang, sekitar 3 kilometer (1,9 mi) dari Benteng Taku, yang berhasil mereka kuasai setelah tiga minggu pada 21 Agustus.

Buruh Tiongkok selatan bekerja kepada pasukan Prancis dan Inggris. Seorang pengamat mencatat bahwa "kuli Tiongkok", demikian ia memanggil mereka, "meskipun mereka adalah pengkhianat bagi Tiongkok, tapi mereka melayani Inggris dengan setia dan riang gembira... Pada serangan ke Benteng Peiho pada tahun 1860 mereka membawa tangga-tangga pasukan Prancis masuk ke dalam parit yang tergenang air setinggi leher mereka, menahan tangga-tangga itu dengan tangannya sehingga pasukan Prancis dapat menyeberang, mereka tidak biasa dilibatkan dalam perang, namun demikian mereka sanggup menanggung risiko dari bahaya desingan peluru dengan ketenangan yang luar biasa, menunjukkan keinginan yang kuat untuk akrab dengan rekan senegaranya, dan terlibat pertempuran dengan sesama mereka sampai titik darah penghabisan dengan menggunakan bambu-bambu mereka."[23]

Mengambil alih Istana Musim Panas Kaisar Tiongkok.

Insiden diplomatik

[sunting | sunting sumber]

Setelah menguasai Tianjin pada tanggal 23 Agustus, pasukan Anglo-Prancis mars berbaris menuju Beijing. Kaisar Xianfeng kemudian mengirim menteri untuk mengadakan perundingan damai, tetapi utusan diplomatik Inggris, Sir Harry Smith Parkes menghina utusan kekaisaran dan tersiar kabar bahwa Inggris telah menculik kepala polisi Tianjin. Parkes kemudian ditangkap sebagai pembalasan pada 18 September. Parkes dan rombongannya dipenjara dan diinterogasi. Setengah dari mereka dilaporkan telah dieksekusi dengan cara lingchi dan juga menggunakan "tourniquet" untuk memutilasi anggota badan guna memperpanjang penyiksaan. Hal ini membuat Inggris murka ketika mereka menemukan mayat-mayat yang berantakan dan tidak bisa dikenali lagi itu.

Pembakaran Istana Musim Panas

[sunting | sunting sumber]

Pasukan Anglo-Prancis bentrok dengan kavaleri Mongol Sengge Rinchen pada 18 September dalam Pertempuran Zhangjiawan sebelum berlanjut sampai ke pinggiran Beijing dalam pertempuran yang menentukan di Tongzhou (diromanisasi sebagai Tungchow).[24]

Reruntuhan "Xiyang Lou" (Gedung Orang Barat), Istana Musim Panas Lama yang dibakar oleh pasukan Inggris-Perancis.

Pada tanggal 21 September, di Pertempuran Palikao, 10.000 pasukan Sengge Rinchen termasuk kavaleri elit Mongol, dimusnahkan setelah berhadapan secara frontal dengan kekuatan senjata yang sudah terkonsentrasi dari pasukan Anglo-Prancis, yang memasuki Beijing pada 6 Oktober.

Dengan hancurnya pasukan Qing, Kaisar Xianfeng melarikan diri dari ibu kota dan meninggalkan saudaranya, Pangeran Gong untuk memimpin negosiasi perdamaian. Xianfeng pertama kali melarikan diri ke Gunung Resor Chengde dan kemudian ke provinsi Rehe.[25]

Pasukan Inggris-Prancis di Beijing mulai menjarah Istana Musim Panas (Yiheyuan) dan Istana Musim Panas Lama (Yuanmingyuan), karena di istana-istana ini penuh dengan karya seni yang sangat berharga.

Penjarahan Istana Musim Panas Lama oleh pasukan Anglo-Prancis pada 1860.

Setelah Parkes dan para tahanan diplomatik yang masih hidup dibebaskan pada 8 Oktober, Lord Elgin memerintahkan Istana Musim Panas untuk dihancurkan, mulai tanggal 18 Oktober. Beijing tidak diduduki, Pasukan Anglo-Perancis tetap berada di luar kota.

Penghancuran Kota Terlarang didiskusikan, seperti yang diusulkan oleh Lord Elgin untuk mencegah Kekaisaran Qing menggunakan penculikan sebagai alat tawar-menawar, dan untuk membalas dendam atas perlakuan buruk terhadap tahanan mereka.[26] Keputusan Lord Elgin selanjutnya dimotivasi karena penyiksaan kejam dan pembunuhan hampir dua puluh tahanan orang Barat, termasuk dua utusan Inggris dan seorang jurnalis The Times.[27] Diplomat Rusia Nicholas Pavlovich Ignatiev dan diplomat Prancis Jean-Baptiste Louis Gros memilih membakar Istana Musim Panas sebagai gantinya, karena hal itu dinilai sebagai "yang paling sedikit risiko keberatannya" dan tidak akan membahayakan penandatanganan perjanjian.[26]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
Medali Second China War.[e] dengan jepitan bertuliskan Taku Forts 1860.
Medali Perancis untuk kampanye di Tiongkok "Médaille de la Campagne de Chine" [f], 1861, di museum Musée de la Légion d'Honneur, Paris. Karakter Mandarin pada pita bertuliskan kata "Beijing".

Baik Inggris (Second China War Medal) maupun Prancis ((Commemorative medal of the 1860 China Expedition) mengeluarkan medali kampanye. Medali Inggris memiliki jepitan sebagai berikut: Tiongkok 1842, Fatshan 1857, Kanton 1857, Benteng Taku 1858, Benteng Taku 1860, Peking 1860.

7 penghargaan berbentuk Salib Victoria, semua untuk Gallantry ditunjukkan pada 21 Agustus 1860 oleh tentara dari Resimen Kaki ke-44 (Essex Timur) dan Resimen Kaki ke-67 di Pertempuran Benteng Taku (1860).

Medali Kehormatan

[sunting | sunting sumber]
Médaille de la Campagne de Chine, yang dianugerahkan kepada anggota Infanteri ke-101.

Resimen-resimen berikut yang berjuang dalam kampanye:

  • Inggris dan Kekaisaran
    • Brigade Kavaleri
      • Pegawal Dragoon Raja Pertama
      • Kuda Sikh Probyn (Kuda ke-5 - Pakistan)
      • Kavaleri Mahratta Fane (Lancer ke-19 - Pakistan)
    • Infanteri
      • Resimen Kaki Pertama (Skotlandia - Batalion ke-2)
      • Resimen Kaki ke-2 (Queen's)
      • Resimen Kaki ke-3 (Buffs))
      • Resimen ke-8 Punjab Infanteri (Resimen Punjab - Batalyon ke-6 - Pakistan)
      • Ludhiana Sikhs ke 15 (Resimen Sikh - Batalyon 2 - India)
      • Infanteri ke-19 Punjab (Resimen Punjab - Batalyon 5 - Pakistan)
      • Perintis Punjab ke-23 (Sikh Light Infantry- India)
      • Resimen Kaki ke-31 (Huntingdonshire)
      • Resimen Kaki ke-44 (East Essex)
      • Resimen Kaki ke-60 (King's Royal Rifles)
      • Resimen Kaki ke-67 (South Hampshire)
      • Resimen Kaki ke-99 (Lanarkshire)
      • Marinir Kerajaan
    • Artileri
      • Artileri Kerajaan Britania Raya
    • Insinyur
  • Perancis
    • Kavaleri
      • Spahis (Resimen kavaleri Prancis)
    • Infanteri
      • 101e régiment d'infanterie
      • 102e Régiment d'Infanterie de Ligne
    • Artileri
  • AS
    • Angkatan Laut
      • USS San Jacinto (1850)

Kelanjutannya

[sunting | sunting sumber]
Bendera Qing disita oleh pasukan Anglo-Perancis. Bendera bertuliskan "親兵第五隊右營": "Pengawal, skadron ke-5, batalyon kanan" di Les Invalides, Paris.

Setelah Kaisar Xianfeng dan rombongannya melarikan diri dari Beijing, Perjanjian Tianjin pada Juni 1858 disahkan oleh saudara kaisar yaitu Pangeran Gong, dalam Konvensi Peking pada 18 Oktober 1860, mengakhiri Perang Opium Kedua.

Inggris, Prancis, dan — berkat skema Ignatiev — Rusia diberi hak untuk menempatkan diplomat permanen di Beijing (sesuatu yang dilawan oleh Kekaisaran Qing sampai saat terakhir ketika ia menyarankan kesetaraan antara Tiongkok dan kekuatan Eropa). Tiongkok harus membayar 8 juta tael ke Inggris dan Prancis. Inggris mengakuisisi Kowloon (di sebelah Hong Kong). Perdagangan opium dilegalkan dan orang-orang Kristen diberikan hak sipil penuh, termasuk hak untuk memiliki properti, dan hak untuk menginjili. Menyerahkan District No.1 Kowloon (arah selatan dari Boundary Street saat ini) ke Inggris. Isi Konvensi Peking antara lain:

  1. Penandatanganan Perjanjian Tiongkok di Tianjin.
  2. Membuka Tianjin sebagai pelabuhan perdagangan.
  3. Kebebasan beragama berlaku di Tiongkok.
  4. Menyerahkan District No.1 Kowloon (arah selatan dari Boundary Street saat ini) ke Inggris.
  5. Kapal-kapal Inggris diizinkan membawa orang-orang Tiongkok yang memiliki kontrak legal ke Amerika.
  6. Ganti rugi ke Inggris dan Prancis meningkat menjadi masing-masing 8 juta tael perak.
  7. Legalisasi perdagangan opium.

Dua minggu kemudian, Ignatiev memaksa pemerintah Qing untuk menandatangani "Perjanjian Tambahan Peking", yang isinya menyerahkan Provinsi Maritim di sebelah timur Sungai Ussuri (membentuk bagian dari Manchuria Luar ) kepada Rusia, yang kemudian membangun pelabuhan Vladivostok antara 1860-61. Kemenangan Inggris-Perancis digembar-gemborkan dalam pers Inggris sebagai kemenangan Perdana Menteri Inggris Lord Palmerston, yang membuat popularitasnya naik ke sampai ke level ketinggian yang baru. Para pedagang Inggris sangat senang dengan prospek ekspansi perdagangan di Timur Jauh. Kekuatan asing lainnya juga senang dengan hasilnya, karena mereka berharap untuk mendapat keuntungan dari terbukanya Tiongkok.

Kekalahan tentara Qing oleh pasukan militer Anglo-Perancis yang relatif kecil (setidaknya 1 banding 11 dengan jumlah tentara Qing) ditambah lagi dengan pelarian Kaisar Xianfeng disusul dengan kematiannya setelah itu dan pembakaran Istana Musim Panas adalah mengejutkan hal-hal yang sangat mengejutkan bagi dinasti Qing yang dulunya sangat digdaya. "Di luar keraguan, pada tahun 1860 peradaban kuno Tiongkok telah dikalahkan dan dipermalukan oleh Barat.[28] Setelah perang, ada sebuah gerakan modernisasi yang dikenal sebagai Gerakan Penguatan Diri, dimulai di Tiongkok pada tahun 1860-an dan beberapa reformasi kelembagaan dimulai.

Perdagangan opium menimbulkan perdebatan sengit antara Perdana Menteri Inggris William Ewart Gladstone saat itu dan mantan Perdana Menteri Inggris Henry John Temple, 3rd Viscount Palmerston.[29] Sebagai anggota Parlemen, Gladstone menyebutnya "paling terkenal dan kejam", mengacu pada perdagangan opium antara Tiongkok dan India Inggris pada khususnya.[30] Gladstone sangat menentang kedua Perang Candu, menentang keras perdagangan opium Inggris ke Tiongkok, dan mengecam kekerasan Inggris terhadap Tiongkok.[31] Gladstone mengecamnya sebagai "Perang Opium Palmerston" dan mengatakan bahwa ia merasa "takut akan hukuman Tuhan atas Inggris karena kesalahan nasional kita terhadap Tiongkok" pada Mei 1840.[32] Pidato terkenal dibuat oleh Gladstone di Parlemen yang menentang Perang Candu Pertama.[33][34] Gladstone mengkritiknya sebagai "perang yang lebih tidak adil lagi pada awalnya, perang lebih diperhitungkan dalam kemajuannya untuk menutupi negara ini dengan aib permanen".[35] Permusuhannya terhadap opium karena melihat efek kecanduan opium yang dialami oleh Helen, adiknya.[36] Karena perang Candu Pertama yang dibawa oleh Palmerston, Gladstone awalnya enggan bergabung dengan pemerintahan Robert Peel sebelum 1841.[37]

  1. ^ simplified Chinese: 八里桥, traditional Chinese: 八里橋, pinyin: bālǐqiáo, yang berarti Jembatan Delapan Li. Di mana 1 li sekitar 500 meter.
  2. ^ Coup de main, bahasa Prancis untuk pukulan dengan tangan maksudnya adalah serangan cepat yang mengandalkan kecepatan dan kejutan untuk mencapai tujuannya dalam satu pukulan.
  3. ^ Humen, yang secara historis dikenal oleh orang Eropa sebagai Bocca Tigris atau Bogue, adalah selat sempit di Delta Sungai Mutiara yang memisahkan Shiziyang di utara dan Lingdingyang di selatan dekat Kota Humen di provinsi Guangdong.
  4. ^ Raja Muda Liangguang atau Raja Muda Dua Guang (Liang berarti Dua, Dua Guang merujuk pada dua provinsi yaitu Guangdong dan Guangxi.), dalam bahasa Mandarin disebut sebagai Gubernur Jenderal, Komandan dan Intendans, Pengawas Perairan, serta Inspektur Jenderal dari Dua Hamparan dan Wilayah Sekitarnya, adalah salah satu dari delapan Raja Muda Tiongkok selama dinasti Ming dan Qing.
  5. ^ Second China War Medal dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1861 untuk anggota pasukan Tentara India Inggris bagian dari Kemaharajaan Britania dan Angkatan Laut Britania Raya yang mengambil bagian dalam Perang Candu Kedua tahun 1857 hingga 1860 melawan Tiongkok. Medali itu dirancang oleh William Wyon.
  6. ^ Médaille de la Campagne de Chine adalah penghargaan militer dari Kekaisaran Prancis Kedua untuk kepada para prajurit dan pelaut yang berpartisipasi dalam ekspedisi Anglo-Prancis ke Tiongkok selama Perang Opium Kedua. Medali ini dibuat berdasarkan dekret kekaisaran pada 23 Januari 1861, oleh Napoleon III.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Frontier and Overseas Expeditions from India. Volume 6. Calcutta: Superintendent Government Printing. 1911. p. 446.
  2. ^ Wolseley, G. J. (1862). Narrative of the War with China in 1860. London: Longman, Green, Longman, and Roberts. p. 1.
  3. ^ Magoc, Chris J.; Bernstein, David (2016). Imperialism and Expansionism in American History. Volume 1. Santa Barbara, California: ABC-CLIO. p. 295. ISBN 9781610694308.
  4. ^ Michel Vié, Histoire du Japon des origines a Meiji, PUF, p. 99. ISBN 2-13-052893-7.
  5. ^ Tsang 2004, p. 29
  6. ^ Tsang, Steve (2007). A Modern History of Hong Kong: 1841–1997. I.B. Tauris. hlm. 29. ISBN 9781845114190. 
  7. ^ a b c d Porter, Maj Gen Whitworth (1889). History of the Corps of Royal Engineers Vol I. Chatham: The Institution of Royal Engineers. 
  8. ^ Hanes & Sanello 2004, hlm. 176–77.
  9. ^ a b c d e f Wong, J. Y. Deadly Dreams: Opium and the Arrow War (1856–1860) in China. ISBN 9780521526197. 
  10. ^ a b "Bombardment at Canton". Morning Journal. 19 January 1857. hlm. 3. 
  11. ^ name=David>David, Saul (2007). Victoria's Wars: The Rise of Empire. London: Penguin Books. hlm. 360–61. ISBN 978-0-14-100555-3. 
  12. ^ Hsü 2000, hlm. 206.
  13. ^ "Opium Wars". www.mtholyoke.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-19. Diakses tanggal 2018-09-04. 
  14. ^ Hevia 2003, hlm. 32-33.
  15. ^ Tsai, Jung-fang. [1995] (1995). Hong Kong in Chinese History: community and social unrest in the British Colony, 1842–1913. ISBN 0-231-07933-8
  16. ^ "The Anglo-French Occupation of Canton, 1858–1861" (PDF). Royal Asiatic Society Hong Kong Branch. 
  17. ^ Hsü 2000, hlm. 207.
  18. ^ John Thomson 1837–1921, Chap on Hong Kong, Illustrations of China and Its People (London, 1873–1874)
  19. ^ Speeches on Questions of Public Policy by Richard Cobden
  20. ^ Ye Shen, Shirley; Shaw, Eric H. "The Evil Trade that Opened China to the West" (PDF). hlm. 197. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 December 2011. Diakses tanggal 21 September 2014. 
  21. ^ Hsü 2000, hlm. 212–13.
  22. ^ Greenwood, ch. 12
  23. ^ China: Being a Military Report on the North-eastern Portions of the Provinces of Chih-li and Shan-tung, Nanjing and Its Approaches, Canton and Its Approaches: Together with an Account of the Chinese Civil, Naval and Military Administrations, and a Narrative of the Wars Between Great Britain and China. Government Central Branch Press. 1884. hlm. 28. 
  24. ^ Hsü 2000, hlm. 214–15.
  25. ^ Hsü 2000, hlm. 215.
  26. ^ a b Endacott, G. B.; Carroll, John M. (2005) [1962]. A biographical sketch-book of early Hong Kong. Hong Kong University Press. ISBN 978-962-209-742-1. 
  27. ^ Hsü 2000.
  28. ^ Hsü 2000, hlm. 219.
  29. ^ Kathleen L. Lodwick (5 February 2015). Crusaders Against Opium: Protestant Missionaries in China, 1874–1917. University Press of Kentucky. hlm. 86. ISBN 978-0-8131-4968-4. 
  30. ^ Pierre-Arnaud Chouvy (2009). Opium: Uncovering the Politics of the Poppy. Harvard University Press. hlm. 9. ISBN 978-0-674-05134-8. 
  31. ^ Dr Roland Quinault; Dr Ruth Clayton Windscheffel; Mr Roger Swift (28 July 2013). William Gladstone: New Studies and Perspectives. Ashgate Publishing, Ltd. hlm. 238. ISBN 978-1-4094-8327-4. 
  32. ^ Ms Louise Foxcroft (28 June 2013). The Making of Addiction: The 'Use and Abuse' of Opium in Nineteenth-Century Britain. Ashgate Publishing, Ltd. hlm. 66. ISBN 978-1-4094-7984-0. 
  33. ^ William Travis Hanes; Frank Sanello (2004). Opium Wars: The Addiction of One Empire and the Corruption of Another. Sourcebooks, Inc. hlm. 78. ISBN 978-1-4022-0149-3. 
  34. ^ W. Travis Hanes III; Frank Sanello (1 February 2004). The Opium Wars: The Addiction of One Empire and the Corruption of Another. Sourcebooks. hlm. 88. ISBN 978-1-4022-5205-1. 
  35. ^ Peter Ward Fay (9 November 2000). The Opium War, 1840-1842: Barbarians in the Celestial Empire in the Early Part of the Nineteenth Century and the War by which They Forced Her Gates Ajar. Univ of North Carolina Press. hlm. 290. ISBN 978-0-8078-6136-3. 
  36. ^ Anne Isba (24 August 2006). Gladstone and Women. A&C Black. hlm. 224. ISBN 978-1-85285-471-3. 
  37. ^ David William Bebbington (1993). William Ewart Gladstone: Faith and Politics in Victorian Britain. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 108. ISBN 978-0-8028-0152-4. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]