Lompat ke isi

Lawang Sewu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ris (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''GEDUNG NIS (Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij)''' Merupakan sebuah Gedung di Semarang yang merupakan kantor dari Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij a...'
 
k Cagar
 
(186 revisi perantara oleh 94 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox building
'''GEDUNG NIS (Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij)'''
| name = Lawang Sewu
| seating_capacity =
| opened_date = 1907
| inauguration_date =
| renovation_date =
| height =
| roof =
| top_floor =
| other_dimensions =
| floor_count = 3
| floor_area =
| seating_type =
| main_contractor =
| start_date =
| architect = [[Cosman Citroen|C. Citroen]]
| architecture_firm = [[J. F. Klinkhamer]] dan [[B. J. Ouëndag]]
| structural_engineer =
| services_engineer =
| civil_engineer =
| other_designers =
| awards =
| designations =
| ren_architect =
| ren_firm =
| completion_date = 1919
| groundbreaking_date = 1904
| native_name =
| building_type = Gedung perkantoran
| native_name_lang = nl
| alternate_names =
| status =
| image = Lawang sewu semarang.jpg
| image_alt =
| caption = Lawang Sewu, {{circa|2021}}
| map_type =
| map_alt = Lawang Sewu
| map_caption = Lokasi di kota [[Semarang]]
| altitude =
| architectural_style = [[Arsitektur Hindia Baru]]
| coordinates = {{coord|6|59|2.13|S|110|24|38.28|E|display=inline}}
| structural_system =
| cost =
| ren_cost =
| client =
| owner = [[PT Kereta Api Indonesia (Persero)]]
| current_tenants =
| landlord = [[KAI Wisata]]
| location =
| address = Jalan Pemuda
| location_town = [[Semarang]]
| location_country = [[Indonesia]]
| references =
| embedded = {{Infobox cagar budaya|child=yes
| Name = Lawang Sewu
| embed = yes
| Image =
|caption =
| Type = Nasional
| Criteria =Bangunan
| ID =CB.30
| Location = [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]
| Year = 1992, 2010 & 2014
| ownership = [[PT Kereta Api Indonesia (Persero)]]
| management = [[KAI Wisata]]
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015071300003/lawang-sewu
}}
| former_names = ''Administratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang''
}}
'''Lawang Sewu''' ([[Bahasa Jawa|Bahasa Jawa:]] ꧋ꦭꦮꦁꦱꦺꦮꦸ ''artinya'' '''Seribu Pintu)''', sebelumnya '''Gedung Administrasi N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij di Samarang''' ({{lang-nl|Administratiegebouw van de N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang}}) adalah bekas bangunan perkantoran yang terletak di seberang [[Tugu Muda]], [[Kota Semarang]], [[Jawa Tengah]], Indonesia. Bangunan ini dahulu merupakan kantor pusat [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS), dan saat ini berstatus sebagai aset [[Kereta Api Indonesia]] (KAI). Hal ini terjadi karena merupakan hasil dari perebutan aset-aset NIS dan perusahaan kereta api lain oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) pada masa Perang Kemerdekaan. Saat ini bangunan tersebut dijadikan sebagai museum dan galeri sejarah perkeretaapian oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur dan kini dioperasikan [[KAI Wisata]], anak perusahaan KAI yang bergerak di bidang pariwisata.<ref>{{Cite news|date=2021-07-27|title=Jelajah Kereta Api: Lawang Sewu, Bermula dari Kantor KA Swasta Belanda Hingga Jadi Tempat Edukasi|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20210727/98/1422597/jelajah-kereta-api-lawang-sewu-bermula-dari-kantor-ka-swasta-belanda-hingga-jadi-tempat-edukasi|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2022-03-13|last=Ajijah|editor-last=Andriyawan|editor-first=Dea}}</ref><ref>{{Cite news|date=2021-08-21|title=KAI Wisata Buka Kembali Museum Lawang Sewu, Ini Syarat Masuknya|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20210821/98/1432269/kai-wisata-buka-kembali-museum-lawang-sewu-ini-syarat-masuknya|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2022-03-14|last=Pradana|first=Rio Sandy|editor-last=Puspa|editor-first=Anitana Widya}}</ref>


== Etimologi ==
Merupakan sebuah Gedung di Semarang yang merupakan kantor dari Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1903 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda Semarang yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.
Nama ''lawang sewu'' aslinya merupakan julukan gedung itu dalam [[bahasa Jawa]] yang berarti "bangunan berpintu seribu".{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} Desain bangunan ini memiliki banyak ruang,{{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} serta memiliki sekitar 1.000 jendela yang tinggi-tinggi dan besar-besar sehingga dikira sebagai "pintu".{{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}} Pintu-pintu di bangunan tersebut hanya berjumlah 429 buah.<ref>{{Cite news|last=Khairally|first=Elmy Tasya|title=Ingin ke Semarang? Jangan Lewatkan 5 Wisata Ikonik Ini|url=https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5255261/ingin-ke-semarang-jangan-lewatkan-5-wisata-ikonik-ini|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2022-03-14}}</ref>
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu). Ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang banyak sekali (dalam kenyataannya pintu yang ada tidak sampai seribu, mungkin juga karena jendela bangunan ini tinggi dan lebar, masyarakat juga menganggapnya sebagai pintu).

Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa pertempuran lima hari di Semarang, di gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan [[Kempetai]] dan [[Kidobutai]] [[Jepang]]. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan SK Wali Kota 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Jendela ukuran besar sering ditemukan pada bangunan Belanda di Indonesia. Banyak bangunan, rumah, atau struktur lain pada masa itu memiliki jendela dengan ukuran yang mirip. Hal itu dilakukan untuk beradaptasi dengan iklim lembap dan panas di Indonesia. Dengan banyaknya jendela ini, akan lebih banyak masuknya udara dan membuatnya menjadi dingin<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2021-04-11|title=Lawang Sewu, Ikon Kota Semarang Dengan Sejarah Kelam|url=https://www.kabarwisata.id/objek-rekreasi/lawang-sewu-ikon-kota-semarang-dengan-sejarah-kelam/|website=Kabar Wisata|language=id-ID|access-date=2021-12-16}}</ref>
Saat ini bangunan yang berusia 100 th tersebut kosong dan bereputasi buruk sebagai bangunan angker dan seram. Sesekali digunakan sebagai tempat pameran, diantaranya Semarang Expo, Tourism Expo, dll.Pernah ada juga wacana yang ingin mengubahnya menjadi hotel.

== Tata letak ==
[[Berkas:Blueprints_for_Lawang_Sewu.jpg|kiri|jmpl| Cetak biru Gedung B ]]
Kompleks Lawang Sewu terdiri dari dua bangunan; yaitu gedung A dan B serta C dan D, menghadap Jalan Pemuda. {{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} {{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Bangunan A menghadap bundaran Tugu Muda.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}{{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Terdapat dua menara kembar di gedung A yang awalnya digunakan untuk menyimpan air, masing-masing dengan kapasitas {{Convert|7000|l|USgal}}.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Bangunan ini memiliki jendela [[kaca patri]] besar dan tangga besar di tengahnya.{{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Di bawah bangunan terdapat sebuah lorong bawah tanah.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}

Gedung B terletak di belakang gedung A,{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} setinggi tiga lantai dengan dua lantai pertama terdiri dari perkantoran dan yang ketiga adalah loteng.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Bangunan dengan jendela-jendela besar ini juga memiliki lorong bawah tanah yang berfungsi sebagai saluran air.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}

Di depan gedung berdiri [[Tugu Muda]] untuk memperingati [[Pertempuran Lima Hari]].{{Sfn|Tio|2011|p=62}}{{Clear left}}

== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_hoofdkantoor_van_de_Nederlandsch-Indische_Spoorweg_Maatschappij_(NIS)_in_Semarang_TMnr_10032316.jpg|kiri|jmpl| Gambar bangunan pada awal 1900-an ]]
[[Berkas:Teak_Table_and_Chairs_in_hall_of_Lawang_Sewu,_Semarang.jpg|kiri|jmpl| Aula samping gedung ]]
Lawang Sewu diarsiteki oleh [[Cosman Citroen]], dari firma yang dibentuk arsitek senior [[J. F. Klinkhamer]] dan [[B. J. Ouëndag]].{{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Bangunan ini dirancang dalam [[Arsitektur Hindia Baru|Gaya Hindia Baru]], istilah yang diterima secara akademis untuk Rasionalisme Belanda di Hindia.<ref name="Heritage6-120">{{Cite book|url=https://archive.org/details/architecture00indo/page/120|title=Architecture|publisher=Archipelago Press|year=1998|isbn=981-3018-30-5|editor-last=Gunawan Tjahjono|series=Indonesian Heritage|volume=6|location=Singapore|page=[https://archive.org/details/architecture00indo/page/120 120]|url-access=registration}}</ref> Mirip dengan Rasionalisme Belanda, gaya adalah hasil dari upaya untuk mengembangkan solusi baru untuk mengintegrasikan preseden tradisional (klasisisme) dengan kemungkinan teknologi baru. Ini dapat digambarkan sebagai gaya transisi antara Tradisionalis dan Modernis serta dipengaruhi oleh desain Berlage.<ref name="indische">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=wUa4nQEACAAJ&dq=het+indische+bouwen&hl=en&sa=X&ei=JNkYVdHMCcS2uASovIDQDg&redir_esc=y|title=Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950|last=|first=|date=1990|publisher=Gemeentemuseum Helmond|isbn=|location=Helmond|pages=20–23|language=Dutch|chapter=Rationalisme, Traditionalisme, Americanisme|access-date=}}</ref>

Konstruksi dimulai pada tahun 1904 dengan bangunan A yang selesai pada tahun 1907.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Sisanya rampung pada tahun 1919.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Awalnya digunakan oleh [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]], perusahaan kereta api pertama di Hindia Belanda.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}

Setelah [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Jepang menduduki Hindia Belanda]] pada tahun 1942, tentara Jepang mengambil alih Lawang Sewu.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Ruang bawah tanah gedung B diubah menjadi penjara dengan eksekusi mati dilakukan di dalamnya.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Ketika Semarang direbut kembali oleh Belanda dalam pertempuran di Semarang pada Oktober 1945, pasukan Belanda menggunakan terowongan yang mengarah ke gedung A untuk menyelinap ke kota.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Pertempuran terjadi dengan banyak pejuang Indonesia gugur.{{Sfn|Semarang City Government, Lawang Sewu}} Lima pegawai yang bekerja di sana juga gugur.{{Sfn|Tio|2011|p=62}}

Setelah perang, [[Tentara Nasional Indonesia|tentara Indonesia]] mengambil alih kompleks.{{Sfn|Tio|2011|p=62}} Bangunan tersebut kemudian dioperasikan oleh [[Djawatan Kereta Republik Indonesia]] (DKARI).{{Sfn|Tio|2011|p=62}} Pada tahun 1992 bangunan ini ditetapkan sebagai [[cagar budaya]].{{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}

=== Pelestarian ===
Pada 2009, kompleks Lawang Sewu berada dalam keadaan mengenaskan.{{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Simon Marcus Gower, dalam kolomnya di ''[[The Jakarta Post]]'', menuliskan bahwa bangunan tersebut "gelap dan tak terawat. Dinding putihnya dihitamkan oleh polusi dan penelantaran. Dindingnya terkelupas dan dipenuhi coretan-coretan vandal. Lumut pun tumbuh di sebagian besar bangunan dan tikus menjadi penghuni celah-celah bangunan." {{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}}

Bangunan ini kelak menjalani renovasi dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata.{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}{{Sfn|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}} Gubernur Jawa Tengah [[Bibit Waluyo]] mengerahkan prajurit TNI untuk membantu renovasi; khususnya pada bagian luar gedung.{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} Namun warga setempat kecewa dengan hasil renovasi tersebut karena dianggap menghilangkan keasliannya.{{Sfn|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}}

Pada tanggal 5 Juli 2011 gedung tersebut diresmikan oleh Ibu Negara [[Ani Yudhoyono]].{{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}} Namun, pada saat itu hanya bangunan B yang dapat dikunjungi.{{Sfn|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}} Ia berharap bahwa peresmian ini menjadi daya tarik utama dalam menyukseskan program pariwisata pemerintah Jawa Tengah pada tahun 2013. {{Sfn|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}

Gedung B kelak direncanakan untuk dijadikan perkantoran, [[pujasera]], dan [[pusat kebugaran]].{{Sfn|Vann 2013, Haunted House}} Pada akhir 2013, Pemerintah Kota Semarang mengumumkan rencana untuk menghilangkan "citra seram" bangunan itu untuk menarik lebih banyak pengunjung. Hal ini dilakukan dengan cara menata kembali kawasan untuk kegiatan sosial dan budaya, beserta renovasi lanjutan bangunan. Pada saat itu, Lawang Sewu menarik rata-rata 1.000 pengunjung setiap hari.{{Sfn|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}

== Legenda urban ==
[[Berkas:Basement_of_Lawang_Sewu_2011.JPG|jmpl|Ruang bawah tanah gedung B, yang diklaim berhantu]]
[[Berkas:Underground_Access_of_Lawang_Sewu,_Semarang,_Central_Java,_Indonesia.jpg|jmpl| Akses ke bawah tanah gedung Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia ]]
Lawang Sewu dikenal sangat angker karena ruangan bawah tanahnya pernah dijadikan tempat penyiksaan oleh serdadu tentara Jepang. Banyak wisatawan memasuki ruangan itu semata-mata untuk melihat hantu.{{Sfn|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}} Di antara hantu yang dilaporkan menghuni tempat itu adalah seorang Noni Belanda yang melakukan bunuh diri di dalam serta penampakan "hantu tanpa kepala". Lantai dasar gedung B di huni kuntilanak, dan pocong di tempat bak penyiksaan Penjara Jongkok.{{Butuh rujukan}}

Pada tahun 2007, sebuah film horor berjudul ''[[Lawang Sewu (film)|Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak]]'' dirilis berdasarkan legenda urban itu.{{Sfn|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}} Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa SMA dari [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang terjebak di Lawang Sewu setelah beberapa harus buang air kecil dan menampilkan hantu seorang noni Belanda, seorang pria yang bergerak dengan diberati bola berantai di kakinya, dan sosok [[kuntilanak]].{{Sfn|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}}

== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Didalamlawangsewu.jpg|Kaca patri Lawang Sewu
Berkas:Lawang Sewu (Seribu Tiang).jpg|Salah satu sudut Lawang Sewu
Berkas:Lawang Sewu Semarang cropped.jpg|Salah satu sudut Lawang Sewu
Berkas:Lawang Sewu on the night.jpg|Lawang Sewu di malam hari
Berkas:Hall of Lawang Sewu (Timothy Subroto) - Flickr.jpg|Koridor atau Lorong di Lawang Sewu
Berkas:To The Other Parallel Place (30047311).jpeg|Ruangan-ruangan terhubung dengan pintu
Berkas:Becak Tugu Muda Semarang Central Java.jpg|Tugu Muda Semarang dengan latar belakang Lawang Sewu
Berkas:Building in Lawang Sewu.jpg|Kompleks Lawang Sewu
</gallery>

== Referensi ==
;Catatan kaki
{{Reflist|30em}}

;Daftar pustaka
{{refbegin}}
*{{Cite news|last=Ariwibowo|first=AA|title=First Lady Inaugurates Renovated Lawang Sewu Building|date=5 July 2011|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|url=http://www.antaranews.com/en/news/73444/first-lady-inaugurates-renovated-lawang-sewu-building|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zyIxSjH?url=http://www.antaranews.com/en/news/73444/first-lady-inaugurates-renovated-lawang-sewu-building|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates}}|url-status=dead|editor-last=Ariwibowo|editor-first=AA}}
*{{Cite news|date=13 October 2011|title=Banyak Warga Kecewa Lawang Sewu Direnovasi|trans-title=Many Citizens are Disappointed that Lawang Sewu is being Renovated|language=Indonesian|url=http://travel.okezone.com/read/2011/10/13/407/514739/banyak-warga-kecewa-lawang-sewu-direnovasi|work=[[Okezone.com]]|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/6405RdrPF?url=http://travel.okezone.com/read/2011/10/13/407/514739/banyak-warga-kecewa-lawang-sewu-direnovasi|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa}}|url-status=dead|last=Akbar|first=Aulia}}
*{{cite news|last=Gower|first=Simon Marcus|title=Lawang Sewu: Ahaunted, sad place|date=9 February 2009|work=The Jakarta Post|url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/09/lawang-sewu-ahaunted-sad-place.html|accessdate=18 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/641A0Vxk2?url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/09/lawang-sewu-ahaunted-sad-place.html|archivedate=18 December 2011|ref={{harvid|Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://semarangkota.go.id/cms/pemerintahan/dinas/pariwisata/gedung/Lawang%20Sewu.php|title=Lawang Sewu|publisher=Semarang City Government|language=Indonesian|archiveurl=https://www.webcitation.org/64046AbuC?url=http://semarangkota.go.id/cms/pemerintahan/dinas/pariwisata/gedung/Lawang%20Sewu.php|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|Semarang City Government, Lawang Sewu}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.indonesia.travel/id/destination/543|title=Lawang Sewu : Keindahan Seni di Balik Mistis|publisher=Ministry of Tourism of Indonesia|language=Indonesian|trans-title=Lawang Sewu: Beautiful Art behind a Mystical Screen|archiveurl=https://www.webcitation.org/64069h7G4?url=http://www.indonesia.travel/id/destination/543|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|Ministry of Tourism, Lawang Sewu: Keindahan}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/lawang-sewu-film-hantu-semarang.html|title='Lawang Sewu', Film Hantu Semarang|date=21 September 2007|work=KapanLagi.com|language=Indonesian|trans-title='Lawang Sewu': A Ghost Movie in Semarang|archiveurl=https://www.webcitation.org/6402yZtWD?url=http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/lawang-sewu-film-hantu-semarang.html|archivedate=17 December 2011|accessdate=17 December 2011|ref={{harvid|KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film}}|url-status=dead}}
*{{Cite news|last=Prihadi|first=Susetyo Dwi|date=24 July 2011|title=Lawang Sewu Kini Tak Lagi Mistis|trans-title=Lawang Sewu is No Longer Mystical|language=Indonesian|url=http://travel.okezone.com/read/2011/07/24/408/483607/lawang-sewu-kini-tak-lagi-mistis|work=[[Okezone.com]]|accessdate=17 December 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/63zz1IFqm?url=http://travel.okezone.com/read/2011/07/24/408/483607/lawang-sewu-kini-tak-lagi-mistis|archivedate=17 December 2011|ref={{harvid|Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini}}|url-status=dead}}
*{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/12/28/lawang-sewu-s-spooky-image-eliminated-lure-more-visitors.html|title=Lawang Sewu's spooky image eliminated to lure more visitors|last=Rohmah|first=Ainur|date=28 December 2013|archiveurl=https://www.webcitation.org/6MCHejszY?url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/12/28/lawang-sewu-s-spooky-image-eliminated-lure-more-visitors.html|archivedate=28 December 2013|ref={{sfnRef|Rohmah 2013, Lawang Sewu}}|url-status=dead}}
*{{cite book|title=Semarang CIty, A Glance into the Past|last=Tio|first=Jongkie|year=2011|ref=harv}}
*{{cite web|url=http://www.insideindonesia.org/current-edition/haunted-house-haunted-history|title=Haunted house, haunted history|last=Vann|first=Michael G.|authorlink=Michael G. Vann|date=July 2013|work=Inside Indonesia|accessdate=29 November 2013|ref={{sfnRef|Vann 2013, Haunted House}}}}
{{refend}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}

[[Kategori:Bangunan dan struktur di Kota Semarang]]
[[Kategori:CS1 sumber berbahasa Inggris (en)]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Museum di Semarang]]

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2024 05.40

Lawang Sewu
Lawang Sewu, ca 2021
Peta
Nama sebelumnyaAdministratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang
Informasi umum
JenisGedung perkantoran
Gaya arsitekturArsitektur Hindia Baru
AlamatJalan Pemuda
KotaSemarang
NegaraIndonesia
Koordinat6°59′2.13″S 110°24′38.28″E / 6.9839250°S 110.4106333°E / -6.9839250; 110.4106333
Peletakan batu pertama1904
Rampung1919
Dibuka1907
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Tuan tanahKAI Wisata
Data teknis
Jumlah lantai3
Desain dan konstruksi
ArsitekC. Citroen
Firma arsitekturJ. F. Klinkhamer dan B. J. Ouëndag
Cagar budaya Indonesia
Lawang Sewu
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasCB.30
Lokasi
keberadaan
Semarang, Jawa Tengah
Tanggal SK1992, 2010 & 2014
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
PengelolaKAI Wisata
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Lawang Sewu (Bahasa Jawa: ꧋ꦭꦮꦁꦱꦺꦮꦸ artinya Seribu Pintu), sebelumnya Gedung Administrasi N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij di Samarang (bahasa Belanda: Administratiegebouw van de N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang) adalah bekas bangunan perkantoran yang terletak di seberang Tugu Muda, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Bangunan ini dahulu merupakan kantor pusat Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), dan saat ini berstatus sebagai aset Kereta Api Indonesia (KAI). Hal ini terjadi karena merupakan hasil dari perebutan aset-aset NIS dan perusahaan kereta api lain oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) pada masa Perang Kemerdekaan. Saat ini bangunan tersebut dijadikan sebagai museum dan galeri sejarah perkeretaapian oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur dan kini dioperasikan KAI Wisata, anak perusahaan KAI yang bergerak di bidang pariwisata.[1][2]

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama lawang sewu aslinya merupakan julukan gedung itu dalam bahasa Jawa yang berarti "bangunan berpintu seribu".[3] Desain bangunan ini memiliki banyak ruang,[4] serta memiliki sekitar 1.000 jendela yang tinggi-tinggi dan besar-besar sehingga dikira sebagai "pintu".[5] Pintu-pintu di bangunan tersebut hanya berjumlah 429 buah.[6]

Jendela ukuran besar sering ditemukan pada bangunan Belanda di Indonesia. Banyak bangunan, rumah, atau struktur lain pada masa itu memiliki jendela dengan ukuran yang mirip. Hal itu dilakukan untuk beradaptasi dengan iklim lembap dan panas di Indonesia. Dengan banyaknya jendela ini, akan lebih banyak masuknya udara dan membuatnya menjadi dingin[7]

Tata letak

[sunting | sunting sumber]
Cetak biru Gedung B

Kompleks Lawang Sewu terdiri dari dua bangunan; yaitu gedung A dan B serta C dan D, menghadap Jalan Pemuda. [8] [4] Bangunan A menghadap bundaran Tugu Muda.[8][4] Terdapat dua menara kembar di gedung A yang awalnya digunakan untuk menyimpan air, masing-masing dengan kapasitas 7.000 liter (1.800 US gal).[8] Bangunan ini memiliki jendela kaca patri besar dan tangga besar di tengahnya.[9] Di bawah bangunan terdapat sebuah lorong bawah tanah.[8]

Gedung B terletak di belakang gedung A,[8] setinggi tiga lantai dengan dua lantai pertama terdiri dari perkantoran dan yang ketiga adalah loteng.[8] Bangunan dengan jendela-jendela besar ini juga memiliki lorong bawah tanah yang berfungsi sebagai saluran air.[8]

Di depan gedung berdiri Tugu Muda untuk memperingati Pertempuran Lima Hari.[10]

Gambar bangunan pada awal 1900-an
Aula samping gedung

Lawang Sewu diarsiteki oleh Cosman Citroen, dari firma yang dibentuk arsitek senior J. F. Klinkhamer dan B. J. Ouëndag.[4] Bangunan ini dirancang dalam Gaya Hindia Baru, istilah yang diterima secara akademis untuk Rasionalisme Belanda di Hindia.[11] Mirip dengan Rasionalisme Belanda, gaya adalah hasil dari upaya untuk mengembangkan solusi baru untuk mengintegrasikan preseden tradisional (klasisisme) dengan kemungkinan teknologi baru. Ini dapat digambarkan sebagai gaya transisi antara Tradisionalis dan Modernis serta dipengaruhi oleh desain Berlage.[12]

Konstruksi dimulai pada tahun 1904 dengan bangunan A yang selesai pada tahun 1907.[8] Sisanya rampung pada tahun 1919.[8] Awalnya digunakan oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, perusahaan kereta api pertama di Hindia Belanda.[8]

Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada tahun 1942, tentara Jepang mengambil alih Lawang Sewu.[8] Ruang bawah tanah gedung B diubah menjadi penjara dengan eksekusi mati dilakukan di dalamnya.[8] Ketika Semarang direbut kembali oleh Belanda dalam pertempuran di Semarang pada Oktober 1945, pasukan Belanda menggunakan terowongan yang mengarah ke gedung A untuk menyelinap ke kota.[8] Pertempuran terjadi dengan banyak pejuang Indonesia gugur.[4] Lima pegawai yang bekerja di sana juga gugur.[10]

Setelah perang, tentara Indonesia mengambil alih kompleks.[10] Bangunan tersebut kemudian dioperasikan oleh Djawatan Kereta Republik Indonesia (DKARI).[10] Pada tahun 1992 bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya.[5]

Pelestarian

[sunting | sunting sumber]

Pada 2009, kompleks Lawang Sewu berada dalam keadaan mengenaskan.[9] Simon Marcus Gower, dalam kolomnya di The Jakarta Post, menuliskan bahwa bangunan tersebut "gelap dan tak terawat. Dinding putihnya dihitamkan oleh polusi dan penelantaran. Dindingnya terkelupas dan dipenuhi coretan-coretan vandal. Lumut pun tumbuh di sebagian besar bangunan dan tikus menjadi penghuni celah-celah bangunan." [9]

Bangunan ini kelak menjalani renovasi dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata.[3][13] Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengerahkan prajurit TNI untuk membantu renovasi; khususnya pada bagian luar gedung.[3] Namun warga setempat kecewa dengan hasil renovasi tersebut karena dianggap menghilangkan keasliannya.[13]

Pada tanggal 5 Juli 2011 gedung tersebut diresmikan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono.[3] Namun, pada saat itu hanya bangunan B yang dapat dikunjungi.[8] Ia berharap bahwa peresmian ini menjadi daya tarik utama dalam menyukseskan program pariwisata pemerintah Jawa Tengah pada tahun 2013. [3]

Gedung B kelak direncanakan untuk dijadikan perkantoran, pujasera, dan pusat kebugaran.[14] Pada akhir 2013, Pemerintah Kota Semarang mengumumkan rencana untuk menghilangkan "citra seram" bangunan itu untuk menarik lebih banyak pengunjung. Hal ini dilakukan dengan cara menata kembali kawasan untuk kegiatan sosial dan budaya, beserta renovasi lanjutan bangunan. Pada saat itu, Lawang Sewu menarik rata-rata 1.000 pengunjung setiap hari.[5]

Legenda urban

[sunting | sunting sumber]
Ruang bawah tanah gedung B, yang diklaim berhantu
Akses ke bawah tanah gedung Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Lawang Sewu dikenal sangat angker karena ruangan bawah tanahnya pernah dijadikan tempat penyiksaan oleh serdadu tentara Jepang. Banyak wisatawan memasuki ruangan itu semata-mata untuk melihat hantu.[9] Di antara hantu yang dilaporkan menghuni tempat itu adalah seorang Noni Belanda yang melakukan bunuh diri di dalam serta penampakan "hantu tanpa kepala". Lantai dasar gedung B di huni kuntilanak, dan pocong di tempat bak penyiksaan Penjara Jongkok.[butuh rujukan]

Pada tahun 2007, sebuah film horor berjudul Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak dirilis berdasarkan legenda urban itu.[15] Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa SMA dari Jakarta yang terjebak di Lawang Sewu setelah beberapa harus buang air kecil dan menampilkan hantu seorang noni Belanda, seorang pria yang bergerak dengan diberati bola berantai di kakinya, dan sosok kuntilanak.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki
  1. ^ Ajijah (2021-07-27). Andriyawan, Dea, ed. "Jelajah Kereta Api: Lawang Sewu, Bermula dari Kantor KA Swasta Belanda Hingga Jadi Tempat Edukasi". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-03-13. 
  2. ^ Pradana, Rio Sandy (2021-08-21). Puspa, Anitana Widya, ed. "KAI Wisata Buka Kembali Museum Lawang Sewu, Ini Syarat Masuknya". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  3. ^ a b c d e Ariwibowo 2011, First Lady Inaugurates.
  4. ^ a b c d e Semarang City Government, Lawang Sewu.
  5. ^ a b c Rohmah 2013, Lawang Sewu.
  6. ^ Khairally, Elmy Tasya. "Ingin ke Semarang? Jangan Lewatkan 5 Wisata Ikonik Ini". detikcom. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  7. ^ "Lawang Sewu, Ikon Kota Semarang Dengan Sejarah Kelam". Kabar Wisata. 2021-04-11. Diakses tanggal 2021-12-16. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k l m n Prihadi 2011, Lawang Sewu Kini.
  9. ^ a b c d Gower 2009, Lawang Sewu: Ahaunted.
  10. ^ a b c d Tio 2011, hlm. 62.
  11. ^ Gunawan Tjahjono, ed. (1998). ArchitecturePerlu mendaftar (gratis). Indonesian Heritage. 6. Singapore: Archipelago Press. hlm. 120. ISBN 981-3018-30-5. 
  12. ^ "Rationalisme, Traditionalisme, Americanisme". Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950 (dalam bahasa Dutch). Helmond: Gemeentemuseum Helmond. 1990. hlm. 20–23. 
  13. ^ a b Okezone.com 2011, Banyak Warga Kecewa.
  14. ^ Vann 2013, Haunted House.
  15. ^ a b KapanLagi.com 2007, 'Lawang Sewu', Film.
Daftar pustaka