Art Deco: Perbedaan antara revisi
Lita Widi H (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
|||
(22 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Chrysler building- top.jpg| |
[[Berkas:Chrysler building- top.jpg|jmpl|Lingkaran spiral Art Deco di [[Gedung Chrysler]] di New York, dibangun pada 1928–1930.]] |
||
[[Berkas:"Roemah Passir", villa in art-decostijl, Prins Karelaan 42, Zoute (Knokke-Heist).JPG| |
[[Berkas:"Roemah Passir", villa in art-decostijl, Prins Karelaan 42, Zoute (Knokke-Heist).JPG|jmpl|"Roemah Passir", sebuah villa Art Deco di [[Knokke-Heist]] ([[Belgia]] barat)]] |
||
'''Art Deco''' adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain dari 1920 hingga 1939<ref name="Bandung">http://www.bandungheritage.org/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=1</ref> |
'''Art Deco''' adalah gaya hias yang lahir setelah [[Perang Dunia I]] dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain dari 1920 hingga 1939,<ref name="Bandung">{{Cite web |url=http://www.bandungheritage.org/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=1 |title=Salinan arsip |access-date=2010-05-04 |archive-date=2012-01-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120126230650/http://www.bandungheritage.org/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=1 |dead-url=yes }}</ref> yang memengaruhi [[seni dekoratif]] seperti [[arsitektur]], [[desain interior]], dan [[desain industri]], maupun [[seni visual]] seperti misalnya [[pakaian|fesyen]], [[lukisan]], [[seni grafis]], dan [[film]]. Gerakan ini, dalam pengertian tertentu, adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal [[abad ke-20]], termasuk [[Konstruksionisme]], [[Kubisme]], [[Modernisme]], [[Bauhaus]], [[Art Nouveau]], dan [[Futurisme (seni)|Futurisme]]. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern. |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
[[Berkas:Helsinki Railway Station 20050604.jpg| |
[[Berkas:Helsinki Railway Station 20050604.jpg|jmpl|ka|Stasiun Kereta Api Eliel Saarinen di Helsinki, Finlandia [[1904]] - [[1914]].]] |
||
Art Deco merepresentasikan modernisasi dunia yang begitu cepat. Ketika gaya ini sudah menyebar luas dan sudah ada di dunia |
Art Deco merepresentasikan modernisasi dunia yang begitu cepat. Ketika gaya ini sudah menyebar luas dan sudah ada di dunia ''[[fashion]]'' di Amerika dan Eropa, kata - kata "Art Deco" sendiri tidak dikenal. [[Modernistik]] atau [[1925]] ''Style'' yang menjadi namanya. Kata Art Deco sendiri mulai muncul dari tahun [[1925]] di sebuah konferensi ''l'Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et Modernes'' yang diadakan di Paris, Prancis<ref name="huntfor">http://www.huntfor.com/arthistory/C20th/artdeco.htm</ref>.Kata Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional ''l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs Industriels et Modernes''. Sejak saat itu nama Art Deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama Art Deco eksis. Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969.<ref name="indis">http://www.arsitekturindis.com/?p=87{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> |
||
<ref name="indis">http://www.arsitekturindis.com/?p=87</ref>. |
|||
Dalam perjalanannya Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia<ref name="Bandung"/> |
Dalam perjalanannya Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia.<ref name="Bandung"/> Meskipun Art Deco terlihat seperti ultra modern, sebenarnya bisa ditelaah kembali ke zaman kuburan [[Mesir Kuno|Mesir kuno]]. Secara khusus, penemuan kubur [[Raja Tut]] pada tahun [[1920]] membuka pintu lebar terhadap gaya ini. Garis yang tegas, warna - warna yang kuat dan fitur - fitur arsitektural yang berbentuk [[zig-zag]] ditambahkan ke dalam objek - objek yang diletakkan di dalam kubur untuk menghibur dan mencerahkan raja yang sedang tertidur.<ref name="miami">{{Cite web |url=http://miami.about.com/cs/arts/a/aa010603a.htm |title=Salinan arsip |access-date=2010-05-04 |archive-date=2011-05-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110515183356/http://miami.about.com/cs/arts/a/aa010603a.htm |dead-url=yes }}</ref> |
||
⚫ | [[Eksposisi]] Paris benar - benar menjadi momok, namun itu bukan awalnya. Tahun 1925 berbagai bangunan mengaplikasikan elemen - elemen yang menuju ke gaya Art Deco. Contohnya adalah Stasiun Kereta Api Eliel Saarinen di Helsinki, Finlandia [[1904]] - [[1914]]. Dengan 4 figur raksasa, setiap figurnya memiliki ''Globe of Light'' atau bola lampu, yang sangat esensial bagi Art Deco<ref name="decopix">{{Cite web |url=http://www.decopix.com/New%20Site/Pages/Directory%20Pages/Intro.html |title=Salinan arsip |access-date=2010-05-04 |archive-date=2008-10-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20081029202446/http://www.decopix.com/New%20Site/Pages/Directory%20Pages/Intro.html |dead-url=yes }}</ref> |
||
The Paris exposition serves as a useful bookmark but it wasn't the beginning. By 1925 numerous buildings incorporated elements that would find their way into the Art Deco style. Consider Eliel Saarinen's train station at Helsinki (1904-1914). With its four giant figures, each holding a globe of light, it is the very essence of Art Deco. |
|||
⚫ | [[Eksposisi]] Paris benar - benar menjadi momok, namun itu bukan awalnya. Tahun 1925 berbagai bangunan mengaplikasikan elemen - elemen yang menuju ke gaya Art Deco. Contohnya adalah Stasiun Kereta Api Eliel Saarinen di Helsinki, Finlandia [[1904]] - [[1914]]. Dengan 4 figur raksasa, setiap figurnya memiliki ''Globe of Light'' atau bola lampu, yang sangat esensial bagi Art Deco<ref name="decopix">http://www.decopix.com/New%20Site/Pages/Directory%20Pages/Intro.html</ref> |
||
== Sumber-sumber dan Atribut-atribut == |
== Sumber-sumber dan Atribut-atribut == |
||
[[Berkas:Beau Brownie.jpg| |
[[Berkas:Beau Brownie.jpg|jmpl|ka|Kamera "Beau Brownie" karya [[Walter Dorwin Teague]] untuk [[Eastman Kodak]].]] |
||
secara umum dianggap sebagai suatu bentuk eklektik dari keanggunan dan gaya modernisme, yang dipengaruhi berbagai sumber. |
Art Deco secara umum dianggap sebagai suatu bentuk eklektik dari keanggunan dan gaya modernisme, yang dipengaruhi berbagai sumber. Di antaranya adalah seni tradisional Afrika, Mesir, atau Aztek Meksiko, dan juga [[Abad Mesin]] atau teknologi [[Streamline]] seperti [[penerbangan]] modern, [[Penerangan]] listrik, [[radio]], dan bangunan [[pencakar langit]]. Pengaruh desain ini terlihat pada fractionated, crystalline, bentuk facet dari dekorasi [[Kubisme]] dan [[Futurisme]], dalam wadah [[Fauvisme]]. Tema populer lain dalam Art Deco adalah bentuk-bentuk bersifat trapezoid, zigzag, geometri, dan bentuk puzzle, yang banyak terlihat pada karya mula-mula. |
||
Sejalan dengan pengaruh-pengaruh ini,Art Deco dikarakterkan dengan penggunaan bahan-bahan seperti [[aluminum]], [[stainless steel]],[[lacquer]] |
Sejalan dengan pengaruh-pengaruh ini,Art Deco dikarakterkan dengan penggunaan bahan-bahan seperti [[aluminum]], [[stainless steel]],[[lacquer]], inlaid wood, kulit hiu ([[shagreen]]), dan kulit zebra. Penggunaan berani dari bentuk bertingkat, sapuan kurva (unlike the sinuous, natural curves of the [[Art Nouveau]]), pola-pola [[Chevron (insignia)|chevron]], dan motif [[pancaran matahari]] adalah tipikal dari Art Deco. Beberapa dari motif ini sering muncul pada saat ini— contohnya, motif pancaran matahari dalam berbagai konteks seperti sepatu wanita, radiator grilles, auditorium dari [[Radio City Music Hall]], dan puncak dari [[Gedung Chrysler]]. |
||
<!--== nanti dilanjutin ^^ == |
<!--== nanti dilanjutin ^^ == |
||
Baris 55: | Baris 52: | ||
== Art Deco di Indonesia == |
== Art Deco di Indonesia == |
||
[[Berkas:Gedung Merdeka Bandung.jpg|jmpl|[[Gedung Merdeka]], Bandung. Arsitek Van Galen Last dan [[C.P. Wolff Schoemaker|C.P. Wolff Schoemake]] ]] |
|||
<gallery> |
<gallery> |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Villa Isola aan de Lembangweg bij Bandoeng TMnr 60026636.jpg|[[Villa Isola]], Bandung. Arsitek Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]]. |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Villa Isola aan de Lembangweg bij Bandoeng TMnr 60026636.jpg|[[Villa Isola]], Bandung. Arsitek Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]]. |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Becak bij bioscoop Megaria TMnr 20018029.jpg|[[Bioskop Megaria, Jakarta]]. |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Becak bij bioscoop Megaria TMnr 20018029.jpg|[[Bioskop Megaria, Jakarta]]. |
||
Berkas:Grand Preanger Bandung 2008 sk.jpg|[[Grand Hotel Preanger]], Bandung. Arsitek Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]]. |
Berkas:Grand Preanger Bandung 2008 sk.jpg|[[Grand Hotel Preanger]], Bandung. Arsitek Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]]. |
||
Berkas:Savoy Homann Hotel - Oceanwave.jpg|[[Hotel Savoy Homann|Hotel Bidakara Grand Savoy Homann]], Bandung. Arsitek [[A.F. Aalbers]]. |
|||
Berkas:Jakarta Indonesia Bus-stop-Museum-Fatahillah-01.jpg|[[Museum Fatahillah (Transjakarta)|Halte Museum Fatahillah]] yang terletak pada jalur [[Koridor 12 Transjakarta]]. Salah satu bangunan bergaya Art Deco yang dibangun pasca kemerdekaan Indonesia, juga merupakan satu dari dua halte [[Transjakarta Koridor 1]] (yang satunya adalah [[Halte Transjakarta Kali Besar Barat|Halte Kali Besar Barat]], keduanya sama-sama menjadi titik transit menuju [[Transjakarta Koridor 12|Koridor 12]]) yang bergaya Art Deco. |
|||
Berkas:Sky Bridge CSW.jpg|[[Pumpunan Moda CSW]] yang menjadi titik pertemuan bagi Koridor 1, [[Transjakarta Koridor 13|Koridor 13]], serta [[Lin Utara–Selatan (MRT Jakarta)]]. |
|||
</gallery> |
</gallery> |
||
Baris 71: | Baris 69: | ||
* [http://www.artdecosociety.org/ The Art Deco Society of California] |
* [http://www.artdecosociety.org/ The Art Deco Society of California] |
||
* [http://www.achome.co.uk/artdeco/index.php?page=links Art Deco Resource] |
* [http://www.achome.co.uk/artdeco/index.php?page=links Art Deco Resource] |
||
* [http://www.pal-bell.com/ The Art Deco industrial design of Maurice Ascalon's Pal-Bell] |
* [http://www.pal-bell.com/ The Art Deco industrial design of Maurice Ascalon's Pal-Bell] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080618065851/http://www.pal-bell.com/ |date=2008-06-18 }} |
||
{{Westernart}} |
{{Westernart}} |
||
<!-- {{Modernarch}} --> |
<!-- {{Modernarch}} --> |
||
Baris 78: | Baris 76: | ||
[[Kategori:Gaya arsitektur]] |
[[Kategori:Gaya arsitektur]] |
||
[[Kategori:Seni dekoratif]] |
[[Kategori:Seni dekoratif]] |
||
[[Kategori:Seni |
[[Kategori:Seni rupa]] |
||
[[Kategori:Gerakan seni]] |
[[Kategori:Gerakan seni]] |
||
[[Kategori:Seni modern]] |
[[Kategori:Seni modern]] |
Revisi terkini sejak 22 Februari 2024 06.56
Art Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain dari 1920 hingga 1939,[1] yang memengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visual seperti misalnya fesyen, lukisan, seni grafis, dan film. Gerakan ini, dalam pengertian tertentu, adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal abad ke-20, termasuk Konstruksionisme, Kubisme, Modernisme, Bauhaus, Art Nouveau, dan Futurisme. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Art Deco merepresentasikan modernisasi dunia yang begitu cepat. Ketika gaya ini sudah menyebar luas dan sudah ada di dunia fashion di Amerika dan Eropa, kata - kata "Art Deco" sendiri tidak dikenal. Modernistik atau 1925 Style yang menjadi namanya. Kata Art Deco sendiri mulai muncul dari tahun 1925 di sebuah konferensi l'Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et Modernes yang diadakan di Paris, Prancis[2].Kata Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs Industriels et Modernes. Sejak saat itu nama Art Deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama Art Deco eksis. Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969.[3]
Dalam perjalanannya Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia.[1] Meskipun Art Deco terlihat seperti ultra modern, sebenarnya bisa ditelaah kembali ke zaman kuburan Mesir kuno. Secara khusus, penemuan kubur Raja Tut pada tahun 1920 membuka pintu lebar terhadap gaya ini. Garis yang tegas, warna - warna yang kuat dan fitur - fitur arsitektural yang berbentuk zig-zag ditambahkan ke dalam objek - objek yang diletakkan di dalam kubur untuk menghibur dan mencerahkan raja yang sedang tertidur.[4]
Eksposisi Paris benar - benar menjadi momok, namun itu bukan awalnya. Tahun 1925 berbagai bangunan mengaplikasikan elemen - elemen yang menuju ke gaya Art Deco. Contohnya adalah Stasiun Kereta Api Eliel Saarinen di Helsinki, Finlandia 1904 - 1914. Dengan 4 figur raksasa, setiap figurnya memiliki Globe of Light atau bola lampu, yang sangat esensial bagi Art Deco[5]
Sumber-sumber dan Atribut-atribut
[sunting | sunting sumber]Art Deco secara umum dianggap sebagai suatu bentuk eklektik dari keanggunan dan gaya modernisme, yang dipengaruhi berbagai sumber. Di antaranya adalah seni tradisional Afrika, Mesir, atau Aztek Meksiko, dan juga Abad Mesin atau teknologi Streamline seperti penerbangan modern, Penerangan listrik, radio, dan bangunan pencakar langit. Pengaruh desain ini terlihat pada fractionated, crystalline, bentuk facet dari dekorasi Kubisme dan Futurisme, dalam wadah Fauvisme. Tema populer lain dalam Art Deco adalah bentuk-bentuk bersifat trapezoid, zigzag, geometri, dan bentuk puzzle, yang banyak terlihat pada karya mula-mula. Sejalan dengan pengaruh-pengaruh ini,Art Deco dikarakterkan dengan penggunaan bahan-bahan seperti aluminum, stainless steel,lacquer, inlaid wood, kulit hiu (shagreen), dan kulit zebra. Penggunaan berani dari bentuk bertingkat, sapuan kurva (unlike the sinuous, natural curves of the Art Nouveau), pola-pola chevron, dan motif pancaran matahari adalah tipikal dari Art Deco. Beberapa dari motif ini sering muncul pada saat ini— contohnya, motif pancaran matahari dalam berbagai konteks seperti sepatu wanita, radiator grilles, auditorium dari Radio City Music Hall, dan puncak dari Gedung Chrysler.
Art Deco di Indonesia
[sunting | sunting sumber]-
Villa Isola, Bandung. Arsitek Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker.
-
Grand Hotel Preanger, Bandung. Arsitek Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker.
-
Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, Bandung. Arsitek A.F. Aalbers.
-
Halte Museum Fatahillah yang terletak pada jalur Koridor 12 Transjakarta. Salah satu bangunan bergaya Art Deco yang dibangun pasca kemerdekaan Indonesia, juga merupakan satu dari dua halte Transjakarta Koridor 1 (yang satunya adalah Halte Kali Besar Barat, keduanya sama-sama menjadi titik transit menuju Koridor 12) yang bergaya Art Deco.
-
Pumpunan Moda CSW yang menjadi titik pertemuan bagi Koridor 1, Koridor 13, serta Lin Utara–Selatan (MRT Jakarta).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-26. Diakses tanggal 2010-05-04.
- ^ http://www.huntfor.com/arthistory/C20th/artdeco.htm
- ^ http://www.arsitekturindis.com/?p=87[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-15. Diakses tanggal 2010-05-04.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-29. Diakses tanggal 2010-05-04.