Lompat ke isi

Mi instan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
CWibisana (bicara | kontrib)
Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
→‎Produsen dan merek: Penambahan info.....
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(104 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[File:Nissin Chicken Ramen 001.jpg|jmpl|[[Nissin Chikin Ramen]], mi instan produksi massal pertama yang diciptakan oleh [[Momofuku Ando]].]]
[[Berkas:Korea Ramen.jpg|jmpl|Mi instan]]
'''Mi instan''' atau '''mi dadak'''<ref name="KBBIDmidadak">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:mi_dadak|WIKI}}|title=Arti kata mi dadak|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=31 Desember 2022}}</ref> adalah [[mi]] yang sudah [[pengukusan|dikukus]], [[goreng|digoreng]], dan [[pengeringan (makanan)|dikeringkan]] terlebih dahulu,<ref name="tribun_cara">{{Citation
| last = Suryani
| first = Fifi
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Beginilah Cara Mie Instan Dibuat di Pabrik!
| newspaper = Tribunnews
| pages =
| year =
| date = 17 April 2013
| url = https://jambi.tribunnews.com/2013/04/17/beginilah-cara-mie-instan-dibuat-di-pabrik
}}</ref> agar kemudian dapat langsung disajikan dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada di dalam bungkusnya. [[Adonan]] mi instan umumnya terdiri dari campuran [[tepung terigu]], [[air]], [[minyak goreng]], dan [[garam]].


Mi instan modern diciptakan oleh [[Momofuku Ando]] pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan [[Nissin]] dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia bernama [[Chikin Ramen]]. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek [[Cup Noodles]], mi instan dalam wadah tahan air yang bisa langsung digunakan untuk memasak mi tersebut.
'''Mi instan''' adalah [[mi]] yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.


==Sejarah==
Mi instan diciptakan oleh [[Momofuku Ando]] pada [[1958]], yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia ''Chicken Ramen'' ([[ramen]] adalah sejenis mi Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada [[1971]] ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek ''Cup Noodle''. Kemasan mi adalah wadah [[styrofoam]] tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mi tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mi tersebut.
[[File:Laboratory of Momofuku (3).jpg|jmpl|[[Laboratorium]] pembuatan mi instan [[Momofuku Ando]] diabadikan di Museum CupNoodles, [[Osaka]].]]
Menurut sebuah [[survei]] Jepang pada tahun 2000, mi instan adalah ciptaan terbaik Jepang [[abad ke-20]], ([[Karaoke]] di urutan kedua dan [[CD]] hanya di urutan ketiga). Hingga [[2002]], setidaknya ada 55 juta porsi mi instan dikonsumsi setiap tahunnya.
Setelah [[Perang Dunia II]], terjadi [[krisis pangan]] di [[Jepang]].<ref name="VOI"/> Pada saat itu Jepang mendapatkan bantuan pangan berupa [[tepung terigu]] dari [[Amerika Serikat]], yang banyak diolah menjadi [[roti]].<ref name="tribun_sejarah">{{Citation
| last = Febriani
| first = Rizky Tyas
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Sejarah di Balik Lahirnya Mi Instan, jadi Penyelamat saat Krisis Pangan di Jepang
| newspaper = Tribunnews
| pages =
| year =
| date = 17 Maret 2020
| url = https://travel.tribunnews.com/2020/03/17/sejarah-di-balik-lahirnya-mi-instan-jadi-penyelamat-saat-krisis-pangan-di-jepang
}}</ref> [[Momofuku Ando]], seorang pengusaha kelahiran [[Taiwan]] di Jepang, mencoba mencari cara menggunakan tepung terigu untuk menciptakan makanan yang diminati, tahan lama, dan murah.<ref name="gizmodo">{{Citation
| last = Leibowitz
| first = Karen
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = The Humble Origins of Instant Ramen: From Ending World Hunger to Space Noodles
| newspaper = Gizmodo
| pages =
| year =
| date = 22 Juni 2011
| url = https://gizmodo.com/the-humble-origins-of-instant-ramen-from-ending-world-5814099
}}</ref> Setelah melalui [[metode coba-coba]], akhirnya Ando penciptakan proses [[Pengukusan|mengkukus]], [[Goreng|menggoreng]], dan [[Pengeringan (makanan)|mengeringkan]] mi gandum.<ref name="VOI">{{Citation
| last = Mahabarata
| first = Yudhistira
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Sejarah Singkat Mi Instan Pertama di Dunia
| newspaper = VOI
| pages =
| year =
| date = 29 Jan 2021
| url = https://voi.id/berita/29577/sejarah-singkat-mi-instan-pertama-di-dunia
}}</ref><ref name="kumparanFOOD">{{Citation
| last = Maharani
| first = Safira
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Sejarah Mi Instan, Hidangan Nikmat Zaman Perang
| newspaper = kumparanFOOD
| pages =
| year =
| date = 2 Agustus 2018
| url = https://kumparan.com/kumparanfood/sejarah-mi-instan-hidangan-nikmat-zaman-perang-27431110790558619/full
}}</ref> Pada tahun 1958 Ando mulai memasarkan produk ini dengan nama [[Chikin Ramen]] lewat perusahaannya, [[Nissin]].<ref name="kumparanFOOD"/>

Pada tahun [[1971]], Nissin memperkenalkan produk [[Cup Noodles]], mi instan yang dijual bersama mangkok tahan panas sehingga semakin praktis dikonsumsi.<ref name="gizmodo"/><ref name="kumparanFOOD"/> Produk ini mendapatkan inspirasi dari perjalanan Ando ke Amerika Serikat tahun [[1966]], ketika melihat eksekutif perusahaan [[supermarket]] Amerika menggunakan cangkir [[kopi]] untuk mencoba mi instan, karena tidak tersedianya [[mangkok]].<ref name="gizmodo"/> Inovasi ini membuat mi instan menyebar cepat di Amerika dan Eropa.<ref name="kompas">{{Citation
| last = Dzulfaroh
| first = Ahmad Naufal
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Makanan Sejuta Umat, Ini Sejarah Mi Instan
| newspaper = Kompas
| pages =
| year =
| date = 17 Maret 2020
| url = https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/08/180500865/makanan-sejuta-umat-ini-sejarah-mi-instan?page=all
}}</ref>

Popularitas mi instan menanjak dengan cepat ke seluruh dunia. Pada [[1997]], penjualannya mencapai 42 miliar bungkus. Pada [[2000]], penjualannya sampai 48 miliar bungkus.<ref name="tempo1">{{Citation
| last = Sari
| first = Amelia Rahima
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Dibuat Pasca Perang Dunia II, Inilah Sejarah Mi Instan Pertama di Dunia
| newspaper = Tempo
| pages =
| year =
| date = 17 Maret 2020
| url = https://bisnis.tempo.co/read/1501197/dibuat-pasca-perang-dunia-ii-inilah-sejarah-mi-instan-pertama-di-dunia/full&view=ok
}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada [[2020]], menurut World Instant Noodles Association, konsumsi mi instan global menyentuh angka 116 miliar.<ref name="tempo1"/>

== Komposisi ==
Terdapat tiga bahan utama dalam pembuatan mi instan, yaitu terigu, air dan garam. Terigu yang digunakan memiliki minimal 8,5-12,5% kandungan [[protein]] demi mencegah putusnya adonan ketika proses pengeringan, ditambah mengurangi kandungan lemak dalam proses penggorengan. Air diserap hingga mencapai 30-38% berat adonan, dimana kadar airnya diatur agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Garam digunakan untuk memperkuat kelenturan dan memperkuat struktur [[gluten]] dalam mi. Beberapa jenis garam seperti natrium karbonat dapat ditambahkan untuk menambah warna kuning pada mi.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Fu|first=Binxiao|year=2007|title=Asian noodles: History, classification, raw materials, and processing|journal=Food Research International|volume=41|issue=9|pages=888–902|via=Elsevier Science Direct|doi=10.1016/j.foodres.2007.11.007}}</ref> Sebagai bahan pengganti garam dapat digunakan [[air abu]] (campuran [[alkali]] dari natrium karbonat dan potasium karbonat).<ref name=":2">{{Cite book|title=Asian noodles : science, technology, and processing|others=Hou, Gary G.|isbn=9780470179222|location=Hoboken, N.J.|oclc=907642187|last1=Hou|first1=Gary G.|date=26 October 2010}}</ref> Bahan penting lainnya adalah minyak untuk mengeringkan adonan mi dalam proses penggorengan. Beberapa bahan lain yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas mi instan adalah hidro[[koloid]] (gom) dan pati kentang.<ref name=":1">{{cite web|url=https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Soup,%20Noodle,%20Ramen,%20Instant.pdf|title=Commercial Item Description Soup, Noodle, Ramen, Instant|last=USDA|date=6 November 2010|publisher=USDA|access-date=16 December 2016|archive-date=1 February 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20170201060827/https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Soup,%20Noodle,%20Ramen,%20Instant.pdf|url-status=live}}</ref><ref name=":3">{{Cite journal|last1=Gulia|first1=Neelam|last2=Dhaka|first2=Vandana|last3=Khatkar|first3=B. S.|date=1 January 2014|title=Instant Noodles: Processing, Quality, and Nutritional Aspects|journal=Critical Reviews in Food Science and Nutrition|volume=54|issue=10|pages=1386–1399|doi=10.1080/10408398.2011.638227|issn=1040-8398|pmid=24564594|s2cid=20751842}}</ref>

Air, garam dan terigu dicampurkan menjadi suatu adonan. Setelah siap, adonan dibentuk menjadi berbentuk pipih oleh bantuan ''roller'' secara berulang-ulang untuk menciptakan elastisitasnya. ''Roller'' bertugas membuat ketebalan mi yang diinginkan. Adonan pipih lalu dipotong dan mengalir ke jalur sabuk berjalan (''conveyor'') yang ditekan oleh logam yang berat, sehingga bentuknya menjadi keriting. Mi lalu direbus selama 1-5 menit untuk meningkatkan teksturnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=xteiARU46SQC&q=food+chemistry+book|title=Food Chemistry|last1=Belitz|first1=H.-D.|last2=Grosch|first2=Werner|last3=Schieberle|first3=Peter|date=15 January 2009|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=9783540699330|language=en}}</ref><ref>[https://jambi.tribunnews.com/2013/04/17/beginilah-cara-mie-instan-dibuat-di-pabrik Beginilah Cara Mie Instan Dibuat di Pabrik!]</ref> Setelah perebusan, mi dikeringkan dengan menggorengnya atau dengan bantuan udara (''air dried''). Proses pengeringan ini membentuk pori-pori pada mi yang membuatnya cepat untuk dimasak.<ref>{{Cite journal|last=Mellema|first=M.|title=Mechanism and reduction of fat uptake in deep-fat fried foods|journal=Trends in Food Science & Technology|volume=14|issue=9|pages=364–373|doi=10.1016/s0924-2244(03)00050-5|year=2003}}</ref> Sementara itu, ketahanan mi instan dipengaruhi oleh kelembabannya yang rendah serta kandungan garam (natrium) yang tinggi.<ref>USAID. ''Fortification Basis. Instant Noodles: A Potential Vehicle for Micronutrient Fortification.'' Retrieved from http://www.dsm.com/en_US/nip/public/home/downloads/noodles.pdf{{Dead link|date=June 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>

Mi lalu didinginkan dan siap dikemas, dengan biasanya berada dalam dua bentuk: mi dalam kemasan gelas (mi cup) atau mi dalam kemasan plastik. Dalam sebuah mi instan terdapat blok mi, bumbu dan bahan-bahan pelengkap (seperti sayuran, daging, protein kering, [[bawang goreng]], dll), dimana bumbu/rasa yang dipasarkan dapat bermacam-macam. Di beberapa negara, rasa yang umum biasanya merupakan rasa kaldu daging (ayam, ikan, udang, ''seafood'', sapi, babi, dll) dan pedas, sedangkan di Indonesia dapat ditemukan rasa masakan tradisional seperti [[soto]], [[mi goreng]] hingga [[sate]]. Konsumen yang membeli mi instan dapat menyiapkannya dalam waktu singkat, sekitar 1-5 menit saja dengan dicampur/direbus bersama air panas.

Seiring perkembangan zaman, mi instan juga dikembangkan dengan menambahkan/menggunakan bahan lain. Seperti misalnya upaya mengembangkan mi berbahan tepung [[sorgum]] atau mocaf (tepung [[singkong]] termodifikasi) demi mengurangi impor [[gandum]].<ref>[https://repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2306300001/119350025_3_214002.pdf BAB I]</ref> Produk sejenis seperti [[pasta]] [[spageti]] instan, [[misoa]] instan, [[kwetiau]] instan (ketiganya juga dari terigu) hingga [[bihun]] instan juga sudah beredar luas di masyarakat.<Ref>[https://insight.kontan.co.id/news/bihun-instan Bihun instan]</ref> Pengembangan lain adalah dengan membuat apa yang disebut "mi sehat", biasanya dengan menambahkan bahan-bahan dari sayuran dalam blok mi dan mengurangi penggunaan perisa buatan.<Ref>[https://industri.kontan.co.id/news/masuk-bisnis-mi-sehat-indofood-icbp-keluarkan-supermi-nutrimi-saingi-lemonilo Masuk bisnis mi sehat, Indofood (ICBP) keluarkan Supermi Nutrimi, saingi Lemonilo?]</ref> Modifikasi lainnya seperti bentuk mi (lebih panjang di Jepang dan lebih pendek di AS), hingga keberadaan bubuk cabai/saus sambal yang kebanyakan hanya bisa ditemukan pada mi yang diproduksi di Indonesia.<Ref>[https://tirto.id/penemuan-terbaik-itu-bernama-mi-instan-bWEQ Penemuan Terbaik itu Bernama Mi Instan]</ref>


== Mi instan di Indonesia ==
== Mi instan di Indonesia ==
Kehadiran mi instan sendiri bermula ketika Jepang sebagai negara asal produk tersebut, mengekspor produknya di Indonesia beberapa tahun setelah produk itu diciptakan yang kemudian dikenal dengan nama "super mie". Belakangan, seiring munculnya UU [[Penanaman Modal Asing]] No. 1/1967, sebuah perusahaan dari Negeri Sakura, Sankyo Shokuhin [[Kabushiki Kaisha|KK]], berkeinginan untuk membangun pabrik di Indonesia. Pabrik mi instan itu kemudian diresmikan pada 16 Juli 1969, di bawah PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan. Produknya kemudian dikenal dengan nama [[Supermi]], yang merupakan produk mi instan lokal pertama di negeri ini.<ref name=indom>[https://historia.id/ekonomi/articles/tentang-tiga-mi-instan-DEn0d/page/1 Tentang Tiga Mi Instan]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=DcBUqAlvbMEC&pg=RA2-PA9&dq=SUPER+MI+DJEPANG&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi7lsrXmOn3AhWb4XMBHRnLD8cQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=SUPER%20MI%20DJEPANG&f=false Berita industri]</ref>
[[Berkas:Indomie Pertama.jpg|jmpl|Iklan pertama [[Indomie]], tonggak sejarah mi instan di [[Indonesia]].]]
<!--[[Berkas:Indomie 2010.png|thumb|Kemasan [[Indomie Mi Goreng]] saat ini, sejak tahun [[2010]].]]-->
Mi instan di [[Indonesia]] pertama kali diperkenalkan oleh PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi [[Indonesia]]) dan PT Sanmaru Foods Manufacturing [[Indonesia]] Ltd. yang berdiri pada tahun [[1968]]. Pada tahun yang sama, diluncurkan merek mi instan pertama di [[Indonesia]], [[Supermi]]. Empat tahun kemudian, [[1972]], diluncurkanlah merek mi instan terkenal dan kedua di [[Indonesia]], [[Indomie]].
<ref>[http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/eman/2005/jiunkpe-ns-s1-2005-31401439-2676-mie_instan-chapter4.pdf "Persepsi Konsumen Terhadap Mie Instan - Universitas Kristen Petra"]</ref>


Mulai tahun 1972, masuk juga [[Indomie]] sebagai pesaing yang dirintis [[Djajadi Djaja]] dan kawan-kawan, dan 10 tahun kemudian, masuklah penguasa industri mi instan saat ini, [[Salim Group]] dengan merek [[Sarimi]].<ref name=indom/> (Beberapa merek mi instan awal lainnya yang sempat memasuki pasaran seperti Chicken Mie produksi [[Khong_Guan#Sejarah_Khong_Guan_di_Indonesia|Khong Guan Group]],<reF name=koong>[https://www.facebook.com/ayokeperpusnas/posts/pfbid024CgdGyBK72EN5P4FmgHP6xAKLH4JoZne3yJxjPnhQQzjDaSHNgqT3bL4vpJCG5bZl Sebuah produsen biskuit ternama di Indonesia...]</ref> dan Intermi buatan PT Pandu Djaya Abadi,<ref name=berita>[https://books.google.co.id/books?id=tLRAMsdwy6AC&q=pandu+djaya+abadi&dq=pandu+djaya+abadi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiMgMT6n5-CAxU84TgGHb6TCfUQ6AF6BAgEEAI Berita industri, Volume 8]</ref><ref name=bepete>Buku Penunjuk Telepon Jakarta 1979, hlm. 334.</ref> namun keduanya kalah populer). Dalam perkembangannya, Indomie menjadi merek yang dominan, sehingga ''saking'' terkenalnya, orang Indonesia sering menyebut mi instan dengan sebutan "Indomie", kendati yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie. Baik Indomie, Supermi dan Sarimi sejak 1980-an telah mendominasi penjualan mi instan di Indonesia; ketiga merek tersebut, yang kini diproduksi oleh [[Indofood CBP|Indofood CBP Sukses Makmur]], pada tahun 1992 mencapai 90% pangsa pasar,<ref name=indom9>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=KXntAAAAMAAJ&dq=indofood+90+share&focus=searchwithinvolume&q=baby+food Promoting Agribusiness for Higher Productivity in Asia and the Pacific: Report of an APO Seminar, 4th-14th August, 1992, Jakarta, Indonesia]</ref> 88% pada 2002,<ref name=comp/> dan pada 2014 mencapai 72%. Menggiurkannya industri mi instan telah membuat banyak pengusaha berusaha terjun dalam bisnis ini dengan menawarkan berbagai rasa dan promosi, meskipun faktanya Indofood sebagai pemain dominan tetap sulit untuk disaingi. Mi instan pun telah berkembang dari hanya memiliki tiga merek dan rasa yang terbatas, menjadi banyak merek dengan aneka pilihan rasa.<ref name=comp>[https://www.thefreelibrary.com/1.+New+competitors+begin+to+undermine+Indofood+in+instant+noodle...-a0120129417 1. New competitors begin to undermine Indofood in instant noodle market.]</ref><ref name=saing>[https://tirto.id/mi-instan-gurih-pasarnya-sengit-persaingannya-yeZ Mi Instan, Gurih Pasarnya Sengit Persaingannya]</ref> Tidak hanya sejumlah industri besar, bisnis mi instan juga melibatkan pemain-pemain lain, seperti rumah makan dalam skala kecil seperti [[warung]] Indomie (warmindo) maupun besar (seperti Warunk Upnormal).<ref>[https://www.thejakartapost.com/longform/2018/08/18/indonesians-and-instant-noodles-a-love-affair.html Indonesians & instant noodles: A love affair]</ref>
Mi instan merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera.


Mi instan merupakan salah satu [[makanan]] terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang Indonesia telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Sebagai bukti dari kepopuleran itu, Indonesia merupakan salah satu pembeli mi instan terbesar - urutan kedua (14 miliar bungkus/tahun atau 64 bungkus per konsumen/tahun), setelah [[Tiongkok]] dengan 44,4 miliar bungkus. Angka ini telah jauh bertumbuh dari 886 juta bungkus pada 1985 dan 5,2 miliar bungkus pada 1994.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Q1pOAQAAIAAJ&q=Sarimi+Asli+Jaya&dq=Sarimi+Asli+Jaya&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj-gti97-j3AhUU8XMBHRq-DJE4ChDoAXoECAUQAg Far Eastern Economic Review]</ref> Pada 2013, penjualan mi instan nasional telah mencapai Rp 22,6 triliun, diperebutkan oleh beberapa pemain dengan persaingan yang cukup sengit.<ref name=saing/> [[Korea Selatan]] adalah konsumen mi instan terbanyak [[per kapita]], dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus pada 2005.<ref>[http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html "Instant Ramen Facts - Worldwide"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061117000500/http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html |date=2006-11-17 }} oleh Japan Convenience Foods Industry Association. (note: Angka di sini hanya menggunakan data 2005. Angka-angka ini dibagi dengan jumlah penduduk masing-masing negara untuk mendapatkan angka "per kapita".)</ref>
[[Supermi]] dan [[Indomie]] adalah merek mi instan yang pertama kali hadir dan paling terkenal di [[Indonesia]] - ''saking'' terkenalnya, orang Indonesia memanggil mi instan dengan sebutan "Indomie", kendati yang dikonsumsi tidak bermerek [[Indomie]]. Merek mi instan lainnya yang terkenal antara lain adalah [[Supermi]], [[Sarimi]], [[Salam Mie]], [[Mi ABC]], [[Gaga Mie]], [[Alhami]], [[Santremie]] dan [[Mie Sedaap]]. Produsen yang mendominasi produksi mi instan di Indonesia adalah [[Indofood Sukses Makmur]] yang memproduksi [[Indomie]] ([[1972]]), [[Supermi]] ([[1968]] sebagai mi instan serbaguna dan [[1976]] sebagai mi instan dengan bumbu), dan [[Sarimi]] ([[1982]]).
{| class="wikitable sortable"
|+ Tabel konsumsi mi instan di berbagai negara
!Negara|| 2014 || 2015 || 2016 || 2017 || 2018
!2019
!2020
|-
|{{flagcountry|Tiongkok}}|| 44.40 || 40.43 || 38.52 || 38.97 || 40.25
|41.45
|46.35
|-
|{{flagcountry|Indonesia}}|| 13.43 || 13.20 || 13.01 || 12.62 || 12.54
|12.52
|12.64
|-
|{{flagcountry|India}}|| 5.34 || 3.26 || 4.27 || 5.42 || 6.06
|6.73
|6.73
|-
|{{flagcountry|Jepang}}|| 5.50 || 5.54 || 5.66 || 5.66 || 5.78
|5.63
|5.97
|-
|{{flagcountry|Vietnam}}|| 5.00 || 4.80 || 4.92 || 5.06 || 5.20
|5.43
|7.03
|-
|{{flagcountry|Amerika Serikat}}|| 4.28 || 4.08 || 4.10 || 4.13 || 4.40
|4.63
|5.05
|-
|{{flagcountry|Filipina}}|| 3.32 || 3.48 || 3.41 || 3.75 || 3.98
|3.85
|4.47
|-
|{{flagcountry|Korea Selatan}}|| 3.59 || 3.65 || 3.83 || 3.74 || 3.82
|3.90
|4.13
|-
|{{flagcountry|Thailand}}|| 3.07 || 3.07 || 3.36 || 3.39 || 3.46
|3.57
|3.71
|-
|{{flagcountry|Brasil}}|| 2.37 || 2.37 || 2.35 || 2.23 || 2.37
|2.45
|2.72
|-
|{{flagcountry|Rusia}}|| 1.94 || 1.84 || 1.57 || 1.78 || 1.85
|1.91
|2.00
|-
|{{flagcountry|Nigeria}}|| 1.52 || 1.54 || 1.65 || 1.76 || 1.82
|1.92
|2.46
|-
|{{flagcountry|Nepal}}|| 1.11 || 1.19 || 1.34 || 1.48 || 1.57
|1.64
|1.54
|-
|{{flagcountry|Malaysia}}|| 1.34 || 1.37 || 1.39 || 1.31 || 1.37
|1.45
|1.57
|-
|{{flagcountry|Meksiko}}|| 0.90 || 0.85 || 0.89 || 0.96 || 1.18
|1.17
|1.16
|-
| colspan="8" | Dalam miliaran kemasan/bungkus. Sumber: ''World Instant Noodles Association''<ref name="WINA-Global-Demand">{{cite web|title=Global Demand, World Instant Noodles Association|url=https://instantnoodles.org/en/noodles/market.html|access-date=16 October 2020|website=instantnoodles.org}}</ref>
|}


=== Aspek politis, historis dan kultural ===
Saat ini, Indonesia adalah produsen mi instan terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun [[2005]] [[Tiongkok]] menduduki tempat teratas, dengan 44,3 miliar bungkus, disusul dengan [[Indonesia]] dengan 12,4 miliar bungkus dan [[Jepang]] dengan 5,4 miliar bungkus. Namun [[Korea Selatan]] mengonsumsi mi instan terbanyak [[per kapita]], dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus.<ref>[http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html "Instant Ramen Facts - Worldwide"] oleh Japan Convenience Foods Industry Association. (note: Angka di sini hanya menggunakan data 2005. Angka-angka ini dibagi dengan jumlah penduduk masing-masing negara untuk mendapatkan angka "per kapita".)</ref>
Popularitas mi instan di Indonesia bisa dikatakan merupakan sesuatu yang "baru". Hingga era 1960-an, produk olahan dari gandum masih memiliki konsumen yang terbatas, yaitu hanya dinikmati kelas menengah ke atas yang sudah terbaratkan. Bisa dikatakan peletak dasar dari ketergantungan Indonesia akan produk olahan gandum, termasuk mi instan, adalah [[Soeharto]] dan rezim [[Orde Baru]]-nya. Ketergantungan tersebut mencerminkan beberapa aspek penting pemerintahan Orde Baru: maraknya budaya percukongan, relasinya yang kuat dengan [[Dunia Barat|negara-negara Barat]], khususnya [[Amerika Serikat]],<ref name=jadi>[https://historia.id/ekonomi/articles/tak-ada-beras-gandum-pun-jadi-DWjol/page/2 Tak ada beras, gandum pun jadi]</ref><ref name=orde/> dan kegagalannya mendorong diversifikasi pangan.


Naiknya Orde Baru pada pertengahan 1960-an menjadi pertanda perubahan politik luar negeri Indonesia dari pro negara-negara [[Blok Timur]] menjadi pro-Barat. Amerika Serikat, sebagai penggerak utama Blok Barat, merasa perlu mendukung pemerintahan Soeharto di tengah upayanya mengatasi krisis ekonomi peninggalan [[Orde Lama]].<ref name=orde>[https://books.google.co.id/books?id=BiFJ1p1kekAC&pg=PA87&dq=public+law+480+flour+indonesia+new+order&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi0yZ22y5aCAxUMT2wGHSYDD80Q6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=public%20law%20480%20flour%20indonesia%20new%20order&f=false Hidden Hunger: Gender and the Politics of Smarter Foods]</ref> Meskipun pejabat-pejabat Orde Baru (seperti [[Adam Malik]]) awalnya meminta bantuan [[beras]], AS berhasil merayu pemerintah saat itu untuk menerima bantuan gandum dan mempromosikan penggunaannya di tengah masyarakat.<ref name=Liem>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA293&dq=indomie+wicaksana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjuhr3d5_XuAhUTg-YKHcEbDNgQ6AEwBHoECAYQAg#v=onepage&q=indomie%20wicaksana&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref> Pada tahun 1968 gandum dan terigu bantuan AS pertama didatangkan sebesar 390.000 ton.<ref name=kecanduan>[https://tirto.id/bangsa-yang-kecanduan-mi-instan-crp1 Bangsa yang Kecanduan Mi Instan]</ref> Bantuan ini dikoordinasikan dalam kerangka ''Public Law'' 480<Ref name=jurno>[https://jurno.id/indomie-dan-tangan-tangan-amerika-yang-menciptakan-generasi-micin Indomie dan Tangan-Tangan Amerika yang Menciptakan Generasi Micin]</ref> (''[[Food for Peace]]'').<ref name=Liem/> Kondisi produksi beras nasional yang belum membaik hingga 1980-an, ditambah upaya pengurangan impor beras, membuat pemerintah semakin mendorong konsumsi produk olahan gandum di masyarakat. Bantuan pun diberikan seperti dalam subsidi terigu (sehingga harganya lebih murah dibanding di luar negeri sekalipun), adanya berbagai fasilitas ke penggiling, dan kredit-kredit khusus. AS juga memberikan fasilitas seperti bantuan dan kredit lunak ke Indonesia untuk mengimpor terigunya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=HldaDwAAQBAJ&pg=PA32&dq=ketergantungan+mie+instan+indonesia&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiY0Ou_sZaCAxU4nmMGHQ6DCr0Q6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=ketergantungan%20mie%20instan%20indonesia&f=false Lima Pilar Kedaulatan Pangan Nusantara]</ref><ref name=kecanduan/>
== Pranala luar ==

* {{en}} [http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html Info dan Statistik Mi Instan]
Kualitas tepung yang seringkali kurang baik ketika didatangkan memicu adanya usulan untuk membangun penggilingan gandum di Indonesia. Yang menjadi orang pilihan Soeharto untuk melaksanakan tugas tersebut adalah cukong utamanya, Liem Sioe Liong ([[Sudono Salim]]) dalam wadah [[Bogasari|Bogasari Flour Mills]]. Lebih istimewanya lagi, Liem mendapatkan hak sebagai penggiling gandum utama di Indonesia selama bertahun-tahun secara [[monopoli]]stik. Sebagai "hadiah", 26% keuntungan Bogasari diberikan kepada dua yayasan Soeharto dan 10% sahamnya dikuasai sepupunya, [[Sudwikatmono]].<ref name=orde/><ref name=Liem/> Cerita tidak berhenti sampai di situ. Upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan olahan terigu, lagi-lagi melibatkan Liem. Pada mulanya sebelum dikenal dengan Indofood-nya, pemerintah Orde Baru meminta Salim memproduksi mi untuk keperluan ransum tentara dan pegawai negeri, yang belakangan dipasarkan ke publik dengan merek Sarimi. Dengan bantuan kekuatan monopoli terigunya, Salim berhasil menguasai dua merek lain, Indomie dan Supermi pada pertengahan 1980-an sehingga menjadi pemain dominan.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=8Zw4iOA3ytwC&dq=sarimi+supermi+jangkar+bogasari&focus=searchwithinvolume&q=gandum Menggugah etika bisnis Orde Baru]</ref> Maka pada akhirnya, dengan kekuatan finansial Grup Salim dan dukungan rezim yang berkuasa, mi instan tumbuh sebagai pengganti berbagai [[makanan pokok]], termasuk beras.<ref name=Liem/> Pada saat yang sama dengan merajalelanya mi instan, keuntungan besar didapat oleh Soeharto dan kroninya, Liem.<ref name=mie>[https://books.google.co.id/books?id=i4B84NUWAEoC&pg=PA176&dq=ketergantungan+mie+instan+indonesia&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiY0Ou_sZaCAxU4nmMGHQ6DCr0Q6AF6BAgOEAI#v=onepage&q=ketergantungan%20mie%20instan%20indonesia&f=false Menguak misteri kekuasaan Soeharto]</ref><ref name=orde/> Pasca jatuhnya Orde Baru pun, Indofood (Salim) sebagai pemain lama tetaplah tidak tergoyahkan mengingat struktur pasar yang [[oligopoli]]stik.<ref name=kecanduan/>

Aspek penting lain yang dapat dimaknai dari maraknya konsumsi mi instan adalah kegagalan pemerintah Orde Baru mendorong diversifikasi pangan. Banyak yang menilai, berbeda dengan Orde Lama yang berusaha mengembangkan berbagai alternatif makanan pokok, pemerintah Soeharto cenderung mentitikberatkan penyeragaman pangan, dengan hanya mendorong beras sebagai bahan pokok utama dan produk olahan gandum sebagai substitusinya. Gandum dianggap sebagai "penyelamat" cepat jika pemerintah gagal mengatasi krisis pangan yang ada, yang dalam hal ini adalah memacu produksi beras. Padahal sebenarnya Indonesia memiliki keanekaragaman pangan yang kaya, dengan adanya hasil bumi seperti sagu, umbi-umbian dan biji-bijian yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber [[karbohidrat]] alternatif.<Ref>[https://cemeti.art/2022/04/22/kertas-kerja-pembusukan-indomie-no-1/ Kertas Kerja Pembusukan Indomie No 1]</ref><ref name=gg>[https://www.alinea.id/bisnis/ketika-terigu-menggerogoti-pangsa-konsumsi-beras-b2hSE9Ngt Ketika terigu menggerogoti pangsa konsumsi beras]</ref><ref>[https://lib.ui.ac.id/data/digital/2021-7/20497522-S-Muhamad%20Rafi%20Somantri.pdf Tata Niaga Terigu di Masa Orde Baru]</ref>

Keberadaan mi instan sebagai bahan pangan utama masyarakat sebenarnya sungguh ironis. Tidak seperti bangsa-bangsa [[Asia Timur]], Indonesia tidak memiliki tradisi yang kuat dalam konsumsi mi. Lebih parahnya lagi, gandum sebagai bahan dasar mi tidak mampu dibudidayakan secara masif di Indonesia.<ref name=mie/> Akibatnya, Indonesia muncul sebagai salah satu negara pengimpor gandum terbesar di dunia. Dari hanya 450.000 ton pada 1970, memasuki 1990-an impor gandum menjadi 3 juta ton, dan di tahun 2016 naik pesat menjadi 8,5 juta ton.<ref name=kecanduan/> Di tahun 2021 angkanya sudah mencapai 11,2 juta ton (senilai US$ 2,9 miliar atau Rp 42 triliun).<ref name=pangan>[https://tirto.id/polemik-mi-instan-esensi-gandum-dan-perubahan-pola-pangan-ri-gFeg Polemik Mi Instan: Esensi Gandum dan Perubahan Pola Pangan RI]</ref><ref name=kupmara>[https://kumparan.com/ideas-riset/perubahan-budaya-pangan-hantarkan-indonesia-jadi-importir-gandum-terbesar-dunia-1yVN4ervJmN/1 Perubahan Budaya Pangan Hantarkan Indonesia Jadi Importir Gandum Terbesar Dunia]</ref> Hal ini terjadi seiring konsumsi mi instan Indonesia yang semakin meningkat (berada dalam posisi kedua dunia),<ref name=pangan/> dan tercatat sebagai salah satu pengekspor mi instan terbesar.<ref name=mie/> Pada saat yang sama dengan tren naiknya impor gandum sejak 2010-an, angka produksi beras sebagai makanan pokok utama mengalami stagnasi.<ref name=kupmara/> Diperkirakan, jika tren ini terus berlanjut, di tahun 2050 50% kebutuhan pokok Indonesia akan berasal dari gandum dan olahannya.<ref name=gg/>

Ketergantungan impor gandum (dan konsumsi mi instan) tidaklah berdampak positif. Seperti misalnya ketika [[Perang Rusia-Ukraina]] mencuat sejak awal 2022, kebutuhan gandum Indonesia yang salah satunya disuplai dari kedua negara, mendapat ancaman yang dapat mendorong kenaikan harga mi di dalam negeri.<ref name=jadi/><ref name=pangan/> Sayangnya, upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti rencana substitusi gandum dengan produk pangan lain (sorgum, mocaf, dll), atau upaya mengembangkan gandum yang bisa ditanam di Indonesia,<ref>[https://www.voaindonesia.com/a/pakar-gandum-indonesia-potensial-tetapi-belum-kompetitif-/6703229.html Pakar: Gandum Indonesia Potensial, Tetapi Belum Kompetitif]</ref> sejauh ini cenderung hanya menjadi wacana. Selain itu, harga mi instan yang lebih murah daripada nasi,<ref name=Liem/> juga membuat beberapa kelompok masyarakat bawah, seperti petani dan buruh, dirugikan mengingat harga beras yang bisa ditekan dengan harga mi.<ref name=mie/> Mi instan juga bukanlah produk pangan yang ideal untuk menciptakan masyarakat yang sehat mengingat nutrisinya yang rendah.<Ref name=jurno/>

Pada saat yang bersamaan, tidak bisa dipungkiri mi instan telah menjadi produk pangan tidak terpisahkan pada masyarakat Indonesia. Mi instan telah memicu berbagai usaha, entah kecil atau besar, dimana ribuan orang menggantungkan hidupnya baik dari memproduksi, memasarkan, hingga menyajikan olahannya. Selain itu, mi instan telah dianggap banyak kalangan sebagai simbol nasional, seperti contohnya merek Indomie. Ketika orang-orang asing dan ''public figure'' menyebutkan bahwa Indomie adalah kesukaannya, banyak orang-orang Indonesia yang ikut bangga karenanya.<Ref name=jurno/> Ekspor mi instan, selain mendatangkan devisa (US$ 271,3 juta pada 2020),<ref>[https://ekonomi.republika.co.id/berita/r3u6lg457/mi-instan-indonesia-diminati-lima-negara-ini Mi Instan Indonesia Diminati Lima Negara Ini]</ref> juga seringkali dimanfaatkan sebagai langkah [[gastrodiplomasi]], seperti lewat promosi Indomie di berbagai negara.<ref name=diplom/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=eZNlEAAAQBAJ&pg=PA58&dq=ketergantungan+mie+instan+indonesia&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiY0Ou_sZaCAxU4nmMGHQ6DCr0Q6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=ketergantungan%20mie%20instan%20indonesia&f=false Majalah TAMBANG]</ref>

===Produsen dan merek===
Beberapa pemain-pemain dalam industri mi instan di Indonesia, seperti:
* '''[[Indofood CBP]]''': Produsen mi instan terbesar di Indonesia.<ref name=saing/> Selain mengedarkan produknya di dalam negeri, juga memiliki ''brand'' yang cukup mendunia.<ref name=diplom>[https://tirto.id/diplomasi-indomie-bG1e Diplomasi Indomie]</ref> Produk-produknya meliputi [[Indomie]], [[Supermi]], [[Sarimi]], [[Pop Mie]] (dominan), Intermi, Sakura dan Vitami (terbatas). Produk lama seperti Top Mie, Super Cup,<ref>[https://web.archive.org/web/19981205053430/http://www.indofood.co.id/re_instant_noodles.htm Instant Noodles]</ref> Nikimiku, Aseli Mi, Mi Peduli,<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=NiUuAAAAMAAJ&dq=miPeduli&focus=searchwithinvolume&q=Peduli Panji masyarakat]</ref> Mie Ummah, Mie Sayaaap,<ref name=wing/> Mie Semar, Pop Bihun, [[Anakmas]],<ref name=daptar/> Miqu, dll.<ref name=MUI>[https://adoc.pub/daftar-produk-bersertifikat-halal-mui.html DAFTAR PRODUK BERSERTIFIKAT HALAL MUI]</ref><ref name=miku>[https://text-id.123dok.com/document/nzw3e5e7y-sejarah-perkembangan-1-sejarah-perkembangan-mi-instan-di-dunia.html Sejarah Perkembangan 1. Sejarah Perkembangan Mi Instan di Dunia]</ref>
* '''[[Wings (perusahaan)|Wings Food]]''': Memiliki pangsa pasar terbesar kedua untuk mi instan di Indonesia; termasuk pemain baru (sejak April 2003).<ref name=saing/><ref name=wing>[http://renimariaug.blogspot.com/2009/12/ Pengaruh Iklan Wings]</ref> Mengedarkan produk dengan merek [[Mie Sedaap]], Eko Mie, So Yumie dan [[Mie Suksess]].
* '''[[Jakarana Tama]]''': Produsen mi ini didirikan pada Mei 1993, oleh pendiri Indomie Djajadi Djaja. Produknya saat ini diedarkan dengan merek Gaga dan Arirang; dahulu juga sempat mengedarkan merek Michiyo<ref name=miz>[https://books.google.co.id/books?id=5dnsAAAAMAAJ&q=jakarana+tama+Mei++1993&dq=jakarana+tama+Mei++1993&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi5huLphPbuAhV94XMBHXWdAm8Q6AEwAHoECAEQAg Informasi, Volume 15,Masalah 179-182]</ref> dan Healtimie.<ref name=MUI/><ref name=miku/>
* '''Olagafood''': Produksinya dimulai sejak 1998, dengan merek Alhami, Santremie, Alimi dan Maitri.<ref name=MUI/> Produknya umumnya beredar di [[Sumatera Utara]] dan sekitarnya.<ref name=list>[http://www.datacon.co.id/MieInstan1-2009.html INDUSTRI MIE INSTAN BERSAING KETAT]</ref>
* '''[[ABC Holding]]''': Saat ini, di bawah PT [[ABC President Indonesia]], perusahaan tersebut mengedarkan mi bermerek ABC dan Gurimi. Dahulu juga mengedarkan milik President, Yomp dan Eat & Go.<ref name=list/><ref>[https://www.theramenrater.com/2013/12/19/1259-meet-the-manufacturer-eat-go-chicken-onion-mi-instan-cup/ #1259: Meet The Manufacturer: Eat & Go Chicken Onion Mi Instan Cup]</ref> Selain itu, di bawah perusahaan [[Orang Tua (perusahaan)|Orang Tua]] yang berkaitan, pernah juga dibuat merek Selera Rakyat, Happy Mie dan Kare.<ref>[https://dokumen.tips/documents/analisa-mie-kare.html?page=1 Analisa Mie Kare]</ref>
* '''[[Mayora Indah]]''': Produknya bisa dikatakan inovatif, seperti Bakmi Mewah, Mi Gelas dan Mie Oven. Dahulu juga memproduksi Miduo yang dikenal sebagai pelopor dua keping mi dalam satu kemasan pada 1995,<ref name=eksekutif>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=EUgoAAAAMAAJ&dq=indomie+djajadi&focus=searchwithinvolume&q=miduo Eksekutif, Masalah 208-210]</ref> dan merek Roma.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=MrQVAQAAMAAJ&dq=Roma+mie+delifood&focus=searchwithinvolume&q=Roma Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 387-394]</ref>
* '''Nissin''': Anak usaha dari [[Nissin Foods]] Jepang, produknya seperti Gekikara Ramen, Nissin Ramen (Mikuya), Top Ramen, UFO, dan Cup Noodles. Produksi terdahulu seperti Mi Doraemon, Nissin Mi, Mie Sasa, Goodi, Jumbo-Jumbo dan Newdles.<ref name=eksekutif/><ref name=sharp>[https://www.thefreelibrary.com/Instant+noodle+producers+compete+sharply.-a0335826700 Instant noodle producers compete sharply.]</ref><ref name=ummt/>
* '''Suprama''': Produsen yang lebih dikenal dengan merek "Burung Dara" untuk mi telor, juga baru-baru ini mengenalkan produknya bernama Best Wok.<ref>[https://radarsurabaya.jawapos.com/wisata-dan-kuliner/12/11/2021/penggemar-penasaran-mie-best-wok-mampu-kalahkan-produk-yang-sudah-legend/ Penggemar Penasaran Mie Best Wok Mampu Kalahkan Produk yang Sudah Legend]</ref> Sebelumnya, produk yang pernah diedarkan bermerek Surya Mie, Duta Mie,<ref name=Jaya>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=j75YAAAAMAAJ&dq=Suryamie+instan&focus=searchwithinvolume&q=heinz Eksekutif, Masalah 299-304]</ref> dan Kadabra.<ref name=miku/>
* '''Fonusa Agung Mulia''': Produsen [[permen]] ini memproduksi mi bermerek [[Lemonilo]] (hasil kerjasama dengan PT Lemonilo Indonesia Sehat) yang mengklaim sebagai "mi sehat".
* '''[[Nutrifood|Nutrifood Indonesia]]''': Menggunakan merek Tropicana Slim<ref name=mi3/> dengan ''branding'' sebagai mi sehat.
* '''Kobe Boga Utama''': Produsen bumbu masak ini baru-baru ini telah mengeluarkan merek mi instan pedas bermerek BonCabe dan Kobe Jiwa Pagi yang diklaim sebagai mi sehat dengan [[sayur]]an.
* '''Megahputra Sejahtera''': Produsen mi instan yang produknya diedarkan dalam nama Megah Mie, Mikami dan Bola Dunia.<ref name=sharp/> Mulai memproduksi mi instan sejak 1991 dan berbasis di [[Makassar]].<ref name=miku/>
* '''Surya Mandiri''': Memproduksi mi instan merek Sejati.<ref>{{Cite web |url=https://sejatinoodles.com/mie-goreng/ |title=Sejati |access-date=2022-05-18 |archive-date=2022-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220807195351/https://sejatinoodles.com/mie-goreng/ |dead-url=yes }}</ref>
* '''Indosari Sarana Pangan Abadi''': Produsen mi instan bermerek Tip Top.<ref>[http://radjawaligroup.com/tiptop.php Tip Top]</ref>
* '''Rusindo Prima Food Industri''': Berbasis di [[Deli Serdang]] dan beroperasi sejak 1981. Produk yang diedarkan seperti Sakina, Soleha, Intimi, Halali, Lek-Lek dan Cheriami.<ref>[https://www.rusindoprima.co.id/#sub_page/11/profil-perusahaan Profil perusahaan]</ref>
* '''Burung Layang Terbang''': Menghadirkan [[kwetiau]] goreng dan kuah instan.
* '''[[Kaldu Sari Nabati]]''': Produsen [[makanan ringan]] ini memproduksi mi instan bermerek Nabati Richeese dan Nabati melalui PT Nutribev Nabati Indonesia.
* '''Sentra Pangan Utama''' (SPU): Berbasis di [[Gresik]] sejak 2007,<ref>[http://triloker.com/id/company/detail/441 PT. Sentra Pangan Utama]</ref> produknya beredar secara terbatas dalam merek Umi, Jago, dll.
* '''Fit Indonesia Tama''': Mengklaim sebagai "mi sehat" dari [[mi shirataki]], produksinya dimaklonkan ke Jakarana Tama.
* '''Daai Boga''': Mi instan yang terafiliasi dengan [[Tzu Chi]] ini (diberi nama DAAI) mengklaim dirinya sebagai mi instan [[vegetarian]], dengan produksinya bekerjasama (maklon) dengan Indofood.<ref>[https://tzuchi.or.id/read-berita/menyambut-mi-instan-daai-mi-sehat-dan-vegan/7002 Menyambut Mi Instan DAAI, Mi Sehat dan Vegan]</ref>
* '''''Private label''''': Ada perusahaan [[ritel]] yang mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti [[Indomaret]] bekerjasama dengan Nissin.<ref name=mui2/>
Selain mi instan lokal seperti di atas, juga beredar di pasaran produk mi [[impor]] yang harganya umumnya lebih mahal, seperti [[Nongshim]] dan [[Mi Samyang|Samyang]]. Dalam perkembangannya, tidak hanya produk mi instan, di pasaran juga berkembang [[bihun]] instan, yang dipelopori oleh Indomie pada akhir 1980-an.<ref>[https://www.facebook.com/iklanjadul/posts/bihun-instant-indomie-1989kiriman-mukiyo/1291504391032831/ Bihun Instant Indomie 1989]</ref> Kini, terdapat beberapa produsen bihun instan, seperti [[FKS Food]] (Bihunku), Kuala Pangan (Super Bihun), dan Sungai Budi Sari (Rose Brand). Ada juga [[misoa]] instan yang baru-baru ini muncul di pasaran walaupun masih terbatas.
Adapun pemain lama yang sudah tidak memproduksi mi instan lagi, seperti:
* '''Supmi Sakti''': Perusahaan ini awalnya dimiliki oleh Kakan Sukandinata dan menghasilkan produk mi instan bermerek Dore-Mi dan Sup Mie Ayam sejak 1986.<ref name=eksekutif/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=bODsAAAAMAAJ&q=SUPMI+SAKTI+kakan&dq=SUPMI+SAKTI+kakan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjs3-3rten3AhX0jOYKHYZ0BlQQ6AF6BAgCEAI Informasi, Masalah 227]</ref> Di tanggal 12 Januari 1995,<ref name=miku/> [[Nestle]] mengakuisisi perusahaan ini dan mengubah produknya menjadi [[Maggi]] Mie Kaya Rasa; produksinya kemudian dihentikan pada tahun 2000.<ref>[http://blog.ub.ac.id/gradhitya/2013/10/analisa-faktor-faktor-merger-dan-akuisisi-pada-pt-nestle/ Analisa faktor faktor merger dan akuisisi pada PT Nestle]</ref><ref>[https://www.academia.edu/16645254/Nestle_majik Nestle majik]</ref>
* '''Sentrafood Indonusa''' dan Sentraboga Intiselera: Dimiliki oleh [[Medco Group]] (yang lebih dikenal di industri perminyakan), produknya dikenal dengan nama Salam Mie dan Cinta-mi.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=JecVAQAAMAAJ&dq=sentrafood+medco&focus=searchwithinvolume&q=sentrafood+ Informasi & peluang bisnis SWA sembada, Volume 22,Masalah 17-20]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=C5pyDwAAQBAJ&pg=PA286&dq=sentrafood+indonusa+medco&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwja2-j4tun3AhWaRWwGHb8LBzIQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=sentrafood%20indonusa%20medco&f=false Kewirausahaan]</ref>
* '''[[Khong_Guan#Sejarah_Khong_Guan_di_Indonesia|Khong Guan]]''': Memproduksi merek Mami, Mamee, Khong Guan, dan Top Mie. Perusahaan afiliasinya, PT Serena Pangan/PT Jaya Abadi Corak Biscuit memproduksi mi instan merek Serena, Anak Mami, Gadjah Mie dan Rajami.<ref name=MUI/><ref name=eksekutif/><ref name=Jaya/> Merek lain yang sempat dipasarkan adalah merek Chicken Mie yang merupakan salah satu mi instan terawal.<reF name=koong/>
* '''[[Unilever Indonesia]]''': Pernah mengedarkan mi bermerek Mie & Me untuk anak muda; tidak bertahan lama akibat saingan Indomie yang melempar merek Chatz Mie.<ref>[http://aboutandri.blogspot.com/2008/04/unilever-pun-pernah-gagal.html Unilever pun Pernah Gagal]</ref>
* '''Barokah Inkopontren''': Mengedarkan mi instan bermerek Barokah, dengan slogan "Lebih nikmat, lebih gurih dan yang paling penting adalah lebih barokah".<ref name=daptar>[https://alam-pelajaran.blogspot.com/2014/09/merk-mie-instan-yang-hilang-di-pasaran.html Merk Mie Instan yang Hilang di Pasaran]</ref><ref name=list/>
* '''Karomatul Ummah''': Mereknya adalah "Karomah" (dengan slogan "Dari dan untuk ummat"), diluncurkan pada Februari 1997.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=sb7XAAAAMAAJ&q=PT+Karomatul+karomah&dq=PT+Karomatul+karomah&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjZ5qyNwen3AhVwR2wGHUIuCbYQ6AF6BAgFEAI Ummat, Volume 2,Masalah 14-20]</ref> Sedangkan produksinya bekerjasama dengan Jakarana Tama.<ref name=MUI/>
* '''[[FKS Food|Asia Intiselera]]''' dan Tiga Pillar Sejahtera: PT Asia Intiselera memproduksi mi instan bermerek Ha Ha Mi, Mi-Kita dan Bossmi;<ref name=miku/> sedangkan Tiga Pillar memproduksi merek Superior.<ref>[https://www.liputan6.com/news/read/43898/mi-superior-menawarkan-kenikmatan-yang-berbeda Mi Superior Menawarkan Kenikmatan yang Berbeda]</ref>
* '''[[Siantar Top]]''': Produsen makanan ringan ini dahulu pernah memproduksi mi instan Fajar, Puji Mi, Jaya Mi, Sui Mi, Mister Mi, Wilco, Yoki Mi, GoGo, Saleh Mie, Idola 105, Besto, N-Gy, Tasto Mi, Olala Mi dan Shincan Mi.<ref name=miku/> Sempat juga diproduksi PT Saritama Tunggal yang [[merger]] dengan Siantar Top pada 2000.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=IKdXAAAAMAAJ&q=saritama+tunggal&dq=saritama+tunggal&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj84c-Jvun3AhVykNgFHa33BRUQ6AF6BAgJEAI Indonesian Capital Market Directory]</ref> Produksi mi instannya sendiri berlangsung sejak 1993, dan merek Sui Mi adalah yang pertama.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=UdjsAAAAMAAJ&q=saritama+tunggal&dq=saritama+tunggal&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj84c-Jvun3AhVykNgFHa33BRUQ6AF6BAgLEAI Informasi, Volume 14,Masalah 167-172]</ref>
* '''Myojo Prima Lestari''': [[Perusahaan patungan]] antara Indofood dan Myojo Foods Co. Ltd., memproduksi produk mi instan Myojo yang menawarkan "mi sehat" dan ''air dried''.<ref name=miz/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=McLXAAAAMAAJ&q=myojo+prima+lestari+air+dried&dq=myojo+prima+lestari+air+dried&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiTwJOl4er3AhWeRmwGHf2BAukQ6AF6BAgHEAI Ummat, Volume 3,Masalah 41-50]</ref> Saat ini Myojo masih beredar secara terbatas sebagai produk impor.
* '''Ramien Jaya''': Produknya diedarkan dengan merek Mieku dan Chiamie.<ref name=ummt>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=jMTXAAAAMAAJ&dq=Ramien+Jaya&focus=searchwithinvolume&q=ramien Ummat, Volume 3,Masalah 16-24]</ref>
* '''Radiance''': Produknya bermerek Meita, Okemie, Akamie, Mamamie.<ref name=MUI/><ref name=mi3>{{Cite web |url=https://www.halalmui.org/images/stories/pdf/daftar%20produk%20halal%20Mei%202011.pdf |title=Halal 2011 |access-date=2022-05-18 |archive-date=2022-05-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220524071453/https://www.halalmui.org/images/stories/pdf/daftar%20produk%20halal%20Mei%202011.pdf |dead-url=yes }}</ref>
* '''CNI''': Perusahaan ''[[Pemasaran berjenjang|multi-level marketing]]'' ini pernah memilki mi instannya bernama CNI Sehati,<ref>[http://ottongtralala.blogspot.com/2012/12/cni-mie-sehati-ginseng.html CNI Mie Sehati Ginseng]</ref> yang produksinya bekerjasama dengan PT Sentrafood.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=bDXYAAAAMAAJ&q=sentrafoodIndonusa+sehati&dq=sentrafoodIndonusa+sehati&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiIt43gzOn3AhWM8HMBHYcwAPgQ6AF6BAgCEAI Pedoman verifikasi produk halal]</ref>
*'''Fuji Agung Food Manufacturing''': Pada awal 1970-an, perusahaan ini memproduksi mi instan bermerek Supermi Ayam (ejaan lama: Ajam) dengan kapasitas produksi 9,6 juta bungkus. Akan tetapi, kemudian perusahaan ini digugat oleh pemegang merek Supermi saat itu, PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan dan kalah di pengadilan.<ref>[https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM2018061260288/menjaga-etiket MENJAGA ETIKET]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Ka_ZDwAAQBAJ&pg=PA23&dq=SUPERMI+AYAM&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiz9IfotfP3AhUjUGwGHa9CD_oQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=SUPERMI%20AYAM&f=false Sepak Terjang Pengelolaan Bisnis Perusahaan Air Mineral Terkemuka]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=24hnYVXA1fcC&dq=FujiAgung+Foods&focus=searchwithinvolume&q=Agung+ Laporan tahunan perkembangan dalam Sektor B, Industri selama ... Pelita tahap I.]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=103db4VwswAC&q=FujiAgung+Foods&dq=FujiAgung+Foods&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj78Juit_P3AhXF8XMBHcqSC5cQ6AF6BAgDEAI Pembinaan industri daerah: bidang perindustrian ringan dan keradjinan rakjat]</ref> Nasib perusahaan ini sendiri kurang jelas setelah kekalahan gugatan tersebut.
* '''Pandu Djaya Abadi''': Berbasis di Semarang, memproduksi mi instan Oriental Mi dan Intermi (kini milik Indofood CBP) pada era 1970-an.<ref name=berita/><ref name=bepete/>
* Perusahaan yang telah dimerger ke Indofood CBP (PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., PT Lambang Insan Makmur, PT Sarimi Asli Jaya, CV Super Food Indonesia).
* '''''Private label''''': Beberapa perusahaan ritel yang pernah mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti [[Transmart|Carrefour]], [[Alfamart]] dan [[Giant (toko swalayan)|Giant]] (bekerjasama dengan PT ABC President).<ref name=mui2>{{Cite web |url=https://www.halalmui.org/images/stories/pdf/LSH/produkhalal.pdf |title=Produk halal 2013 |access-date=2022-05-18 |archive-date=2022-05-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220531090043/https://www.halalmui.org/images/stories/pdf/LSH/produkhalal.pdf |dead-url=yes }}</ref>

==Kelebihan dan kekurangan==
Dibandingkan produk pangan lain, mi instan umumnya memiliki harga yang ekonomis, sehingga dapat dinikmati di segala waktu. Rasanya yang banyak digemari dan mudahnya didapatkan produk ini membuat masyarakat sulit lepas dari mi instan. Sebagai salah satu contoh dalam [[budaya populer]] adalah keterkaitan mi instan sebagai "makanan anak kost".<ref>[https://food.detik.com/info-kuliner/d-5271015/anak-kos-buktikan-makan-sehat-bisa-lebih-murah-dari-makan-mie-instan Anak Kos Buktikan Makan Sehat Bisa Lebih Murah dari Makan Mie Instan]</ref> Tidak hanya itu, kepraktisan dalam penyajiannya, penerimaan yang luas dari segala kalangan dan mudahnya pendistribusian membuat mi instan menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera.<ref name=miring>[https://tirto.id/mi-instan-tak-genting-diterpa-isu-miring-9gl#google_vignette Mi Instan Tak Genting Diterpa Isu Miring]</ref>

Akan tetapi, mi instan juga memiliki beberapa kekurangan. Seperti produk ini sering dianggap makanan kurang sehat, atau bahkan ''[[junk food]]''.<ref>{{cite web | title=Stay away from instant noodles to keep healthy|url=https://consumer.org.my/stay-away-from-instant-noodles-to-keep-healthy/| publisher=Consumers Association of Penang| access-date=7 December 2012}}</ref> Hal ini karena mi instan hanya tinggi di [[karbohidrat]], [[lemak]] dan [[garam]], namun rendah dalam [[protein]], [[serat pangan]] ditambah [[vitamin]] dan [[mineral]].<ref>[http://www.livestrong.com/article/519071-ramen-noodles-chronic-illness/ ''Ramen Noodles and Chronic Illness'']</ref><ref>[https://consumer.org.my/stay-away-from-instant-noodles-to-keep-healthy/ ''Stay Away from Instant Noodles to KeepHealthy'']; accessed ???</ref><ref>{{cite web | author=Hope Ngo |url=http://edition.cnn.com/2001/WORLD/asiapcf/east/02/23/hongkong.noodles/index.html |title=CNN.com – Instant noodles a health hazard: report – February 23, 2001 |publisher=CNN |date=23 February 2001 |access-date=7 November 2012}}</ref> Akibat dari banyaknya kandungan bahan tersebut, mi instan dapat dianggap sebagai salah satu penyebab kegemukan dan masalah kardiometabolik, seperti menurut sebuah penelitian di [[Korea Selatan]].<ref>{{cite web | author=Korea Bizwire |url=http://koreabizwire.com/south-korea-ranked-no-1-in-instant-noodle-consumption/19034 |title=South Korea ranked No.1 in instant noodle consumption |publisher=Korea Bizwire |date=13 September 2014 |access-date=11 April 2020}}</ref> Untuk menepis klaim kurang sehat tersebut, beberapa produsen biasanya menambahkan bahan-bahan tertentu. Misalnya, Indomie disebut memiliki kandungan gizi seperti [[protein]], [[niasin]], [[asam folat]], mineral zat besi, [[natrium]], dan berbagai [[vitamin]] seperti vitamin A, B1, B6, dan B12.

Di satu sisi, posisi mi instan sebagai makanan industri (''processed food'') juga seringkali membuat produk ini dipenuhi rumor miring yang tidak jelas kebenarannya. Isu tersebut seperti klaim bahwa mi instan bisa menyebabkan [[usus buntu]], usus "lengket",<ref>[https://health.grid.id/read/352821184/makan-mi-instan-tiap-hari-sebabkan-usus-lengket-dan-usus-buntu-berikut-ini-penjelasan-dari-dekan-fkui?page=all Makan Mi Instan Tiap Hari Sebabkan Usus Lengket dan Usus Buntu, Berikut Ini Penjelasan dari Dekan FKUI]</ref> atau mengandung "lapisan [[lilin]]" dalam air rebusannya.<ref>[https://www.kominfo.go.id/content/detail/17858/disinformasi-air-rebusan-mie-instan-harus-dibuang/0/laporan_isu_hoaks &#91;DISINFORMASI&#93; Air Rebusan Mie Instan Harus Dibuang]</ref> Beberapa kabar angin yang beredar juga menekankan bahaya pengawet (seperti [[TBHQ]]), penyedap [[monosodium glutamat]], hingga ''hoax'' tentang "lemak babi" dalam mi instan. Rumor-rumor tersebut seringkali sampai membuat lembaga pemerintah (seperti [[BPOM]]) turun tangan untuk mengklarifikasi keamanan makanan ini.<ref name=miring/>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
[[Kategori:Masakan Tionghoa]]
* {{en}} [http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html Info dan statistik mi instan]
{{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061117000500/http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html|date=17 November 2006}}

[[Kategori:Hidangan Tionghoa]]
[[Kategori:Mi]]
[[Kategori:Mi]]
[[Kategori:Makanan siap saji]]

Revisi terkini sejak 3 Februari 2024 05.51

Nissin Chikin Ramen, mi instan produksi massal pertama yang diciptakan oleh Momofuku Ando.

Mi instan atau mi dadak[1] adalah mi yang sudah dikukus, digoreng, dan dikeringkan terlebih dahulu,[2] agar kemudian dapat langsung disajikan dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada di dalam bungkusnya. Adonan mi instan umumnya terdiri dari campuran tepung terigu, air, minyak goreng, dan garam.

Mi instan modern diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia bernama Chikin Ramen. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup Noodles, mi instan dalam wadah tahan air yang bisa langsung digunakan untuk memasak mi tersebut.

Laboratorium pembuatan mi instan Momofuku Ando diabadikan di Museum CupNoodles, Osaka.

Setelah Perang Dunia II, terjadi krisis pangan di Jepang.[3] Pada saat itu Jepang mendapatkan bantuan pangan berupa tepung terigu dari Amerika Serikat, yang banyak diolah menjadi roti.[4] Momofuku Ando, seorang pengusaha kelahiran Taiwan di Jepang, mencoba mencari cara menggunakan tepung terigu untuk menciptakan makanan yang diminati, tahan lama, dan murah.[5] Setelah melalui metode coba-coba, akhirnya Ando penciptakan proses mengkukus, menggoreng, dan mengeringkan mi gandum.[3][6] Pada tahun 1958 Ando mulai memasarkan produk ini dengan nama Chikin Ramen lewat perusahaannya, Nissin.[6]

Pada tahun 1971, Nissin memperkenalkan produk Cup Noodles, mi instan yang dijual bersama mangkok tahan panas sehingga semakin praktis dikonsumsi.[5][6] Produk ini mendapatkan inspirasi dari perjalanan Ando ke Amerika Serikat tahun 1966, ketika melihat eksekutif perusahaan supermarket Amerika menggunakan cangkir kopi untuk mencoba mi instan, karena tidak tersedianya mangkok.[5] Inovasi ini membuat mi instan menyebar cepat di Amerika dan Eropa.[7]

Popularitas mi instan menanjak dengan cepat ke seluruh dunia. Pada 1997, penjualannya mencapai 42 miliar bungkus. Pada 2000, penjualannya sampai 48 miliar bungkus.[8] Pada 2020, menurut World Instant Noodles Association, konsumsi mi instan global menyentuh angka 116 miliar.[8]

Komposisi

[sunting | sunting sumber]

Terdapat tiga bahan utama dalam pembuatan mi instan, yaitu terigu, air dan garam. Terigu yang digunakan memiliki minimal 8,5-12,5% kandungan protein demi mencegah putusnya adonan ketika proses pengeringan, ditambah mengurangi kandungan lemak dalam proses penggorengan. Air diserap hingga mencapai 30-38% berat adonan, dimana kadar airnya diatur agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Garam digunakan untuk memperkuat kelenturan dan memperkuat struktur gluten dalam mi. Beberapa jenis garam seperti natrium karbonat dapat ditambahkan untuk menambah warna kuning pada mi.[9] Sebagai bahan pengganti garam dapat digunakan air abu (campuran alkali dari natrium karbonat dan potasium karbonat).[10] Bahan penting lainnya adalah minyak untuk mengeringkan adonan mi dalam proses penggorengan. Beberapa bahan lain yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas mi instan adalah hidrokoloid (gom) dan pati kentang.[11][12]

Air, garam dan terigu dicampurkan menjadi suatu adonan. Setelah siap, adonan dibentuk menjadi berbentuk pipih oleh bantuan roller secara berulang-ulang untuk menciptakan elastisitasnya. Roller bertugas membuat ketebalan mi yang diinginkan. Adonan pipih lalu dipotong dan mengalir ke jalur sabuk berjalan (conveyor) yang ditekan oleh logam yang berat, sehingga bentuknya menjadi keriting. Mi lalu direbus selama 1-5 menit untuk meningkatkan teksturnya.[13][14] Setelah perebusan, mi dikeringkan dengan menggorengnya atau dengan bantuan udara (air dried). Proses pengeringan ini membentuk pori-pori pada mi yang membuatnya cepat untuk dimasak.[15] Sementara itu, ketahanan mi instan dipengaruhi oleh kelembabannya yang rendah serta kandungan garam (natrium) yang tinggi.[16]

Mi lalu didinginkan dan siap dikemas, dengan biasanya berada dalam dua bentuk: mi dalam kemasan gelas (mi cup) atau mi dalam kemasan plastik. Dalam sebuah mi instan terdapat blok mi, bumbu dan bahan-bahan pelengkap (seperti sayuran, daging, protein kering, bawang goreng, dll), dimana bumbu/rasa yang dipasarkan dapat bermacam-macam. Di beberapa negara, rasa yang umum biasanya merupakan rasa kaldu daging (ayam, ikan, udang, seafood, sapi, babi, dll) dan pedas, sedangkan di Indonesia dapat ditemukan rasa masakan tradisional seperti soto, mi goreng hingga sate. Konsumen yang membeli mi instan dapat menyiapkannya dalam waktu singkat, sekitar 1-5 menit saja dengan dicampur/direbus bersama air panas.

Seiring perkembangan zaman, mi instan juga dikembangkan dengan menambahkan/menggunakan bahan lain. Seperti misalnya upaya mengembangkan mi berbahan tepung sorgum atau mocaf (tepung singkong termodifikasi) demi mengurangi impor gandum.[17] Produk sejenis seperti pasta spageti instan, misoa instan, kwetiau instan (ketiganya juga dari terigu) hingga bihun instan juga sudah beredar luas di masyarakat.[18] Pengembangan lain adalah dengan membuat apa yang disebut "mi sehat", biasanya dengan menambahkan bahan-bahan dari sayuran dalam blok mi dan mengurangi penggunaan perisa buatan.[19] Modifikasi lainnya seperti bentuk mi (lebih panjang di Jepang dan lebih pendek di AS), hingga keberadaan bubuk cabai/saus sambal yang kebanyakan hanya bisa ditemukan pada mi yang diproduksi di Indonesia.[20]

Mi instan di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Kehadiran mi instan sendiri bermula ketika Jepang sebagai negara asal produk tersebut, mengekspor produknya di Indonesia beberapa tahun setelah produk itu diciptakan yang kemudian dikenal dengan nama "super mie". Belakangan, seiring munculnya UU Penanaman Modal Asing No. 1/1967, sebuah perusahaan dari Negeri Sakura, Sankyo Shokuhin KK, berkeinginan untuk membangun pabrik di Indonesia. Pabrik mi instan itu kemudian diresmikan pada 16 Juli 1969, di bawah PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan. Produknya kemudian dikenal dengan nama Supermi, yang merupakan produk mi instan lokal pertama di negeri ini.[21][22]

Mulai tahun 1972, masuk juga Indomie sebagai pesaing yang dirintis Djajadi Djaja dan kawan-kawan, dan 10 tahun kemudian, masuklah penguasa industri mi instan saat ini, Salim Group dengan merek Sarimi.[21] (Beberapa merek mi instan awal lainnya yang sempat memasuki pasaran seperti Chicken Mie produksi Khong Guan Group,[23] dan Intermi buatan PT Pandu Djaya Abadi,[24][25] namun keduanya kalah populer). Dalam perkembangannya, Indomie menjadi merek yang dominan, sehingga saking terkenalnya, orang Indonesia sering menyebut mi instan dengan sebutan "Indomie", kendati yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie. Baik Indomie, Supermi dan Sarimi sejak 1980-an telah mendominasi penjualan mi instan di Indonesia; ketiga merek tersebut, yang kini diproduksi oleh Indofood CBP Sukses Makmur, pada tahun 1992 mencapai 90% pangsa pasar,[26] 88% pada 2002,[27] dan pada 2014 mencapai 72%. Menggiurkannya industri mi instan telah membuat banyak pengusaha berusaha terjun dalam bisnis ini dengan menawarkan berbagai rasa dan promosi, meskipun faktanya Indofood sebagai pemain dominan tetap sulit untuk disaingi. Mi instan pun telah berkembang dari hanya memiliki tiga merek dan rasa yang terbatas, menjadi banyak merek dengan aneka pilihan rasa.[27][28] Tidak hanya sejumlah industri besar, bisnis mi instan juga melibatkan pemain-pemain lain, seperti rumah makan dalam skala kecil seperti warung Indomie (warmindo) maupun besar (seperti Warunk Upnormal).[29]

Mi instan merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang Indonesia telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Sebagai bukti dari kepopuleran itu, Indonesia merupakan salah satu pembeli mi instan terbesar - urutan kedua (14 miliar bungkus/tahun atau 64 bungkus per konsumen/tahun), setelah Tiongkok dengan 44,4 miliar bungkus. Angka ini telah jauh bertumbuh dari 886 juta bungkus pada 1985 dan 5,2 miliar bungkus pada 1994.[30] Pada 2013, penjualan mi instan nasional telah mencapai Rp 22,6 triliun, diperebutkan oleh beberapa pemain dengan persaingan yang cukup sengit.[28] Korea Selatan adalah konsumen mi instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus pada 2005.[31]

Tabel konsumsi mi instan di berbagai negara
Negara 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
 Tiongkok 44.40 40.43 38.52 38.97 40.25 41.45 46.35
 Indonesia 13.43 13.20 13.01 12.62 12.54 12.52 12.64
 India 5.34 3.26 4.27 5.42 6.06 6.73 6.73
 Jepang 5.50 5.54 5.66 5.66 5.78 5.63 5.97
 Vietnam 5.00 4.80 4.92 5.06 5.20 5.43 7.03
 Amerika Serikat 4.28 4.08 4.10 4.13 4.40 4.63 5.05
 Filipina 3.32 3.48 3.41 3.75 3.98 3.85 4.47
 Korea Selatan 3.59 3.65 3.83 3.74 3.82 3.90 4.13
 Thailand 3.07 3.07 3.36 3.39 3.46 3.57 3.71
 Brasil 2.37 2.37 2.35 2.23 2.37 2.45 2.72
 Rusia 1.94 1.84 1.57 1.78 1.85 1.91 2.00
 Nigeria 1.52 1.54 1.65 1.76 1.82 1.92 2.46
   Nepal 1.11 1.19 1.34 1.48 1.57 1.64 1.54
 Malaysia 1.34 1.37 1.39 1.31 1.37 1.45 1.57
 Meksiko 0.90 0.85 0.89 0.96 1.18 1.17 1.16
Dalam miliaran kemasan/bungkus. Sumber: World Instant Noodles Association[32]

Aspek politis, historis dan kultural

[sunting | sunting sumber]

Popularitas mi instan di Indonesia bisa dikatakan merupakan sesuatu yang "baru". Hingga era 1960-an, produk olahan dari gandum masih memiliki konsumen yang terbatas, yaitu hanya dinikmati kelas menengah ke atas yang sudah terbaratkan. Bisa dikatakan peletak dasar dari ketergantungan Indonesia akan produk olahan gandum, termasuk mi instan, adalah Soeharto dan rezim Orde Baru-nya. Ketergantungan tersebut mencerminkan beberapa aspek penting pemerintahan Orde Baru: maraknya budaya percukongan, relasinya yang kuat dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat,[33][34] dan kegagalannya mendorong diversifikasi pangan.

Naiknya Orde Baru pada pertengahan 1960-an menjadi pertanda perubahan politik luar negeri Indonesia dari pro negara-negara Blok Timur menjadi pro-Barat. Amerika Serikat, sebagai penggerak utama Blok Barat, merasa perlu mendukung pemerintahan Soeharto di tengah upayanya mengatasi krisis ekonomi peninggalan Orde Lama.[34] Meskipun pejabat-pejabat Orde Baru (seperti Adam Malik) awalnya meminta bantuan beras, AS berhasil merayu pemerintah saat itu untuk menerima bantuan gandum dan mempromosikan penggunaannya di tengah masyarakat.[35] Pada tahun 1968 gandum dan terigu bantuan AS pertama didatangkan sebesar 390.000 ton.[36] Bantuan ini dikoordinasikan dalam kerangka Public Law 480[37] (Food for Peace).[35] Kondisi produksi beras nasional yang belum membaik hingga 1980-an, ditambah upaya pengurangan impor beras, membuat pemerintah semakin mendorong konsumsi produk olahan gandum di masyarakat. Bantuan pun diberikan seperti dalam subsidi terigu (sehingga harganya lebih murah dibanding di luar negeri sekalipun), adanya berbagai fasilitas ke penggiling, dan kredit-kredit khusus. AS juga memberikan fasilitas seperti bantuan dan kredit lunak ke Indonesia untuk mengimpor terigunya.[38][36]

Kualitas tepung yang seringkali kurang baik ketika didatangkan memicu adanya usulan untuk membangun penggilingan gandum di Indonesia. Yang menjadi orang pilihan Soeharto untuk melaksanakan tugas tersebut adalah cukong utamanya, Liem Sioe Liong (Sudono Salim) dalam wadah Bogasari Flour Mills. Lebih istimewanya lagi, Liem mendapatkan hak sebagai penggiling gandum utama di Indonesia selama bertahun-tahun secara monopolistik. Sebagai "hadiah", 26% keuntungan Bogasari diberikan kepada dua yayasan Soeharto dan 10% sahamnya dikuasai sepupunya, Sudwikatmono.[34][35] Cerita tidak berhenti sampai di situ. Upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan olahan terigu, lagi-lagi melibatkan Liem. Pada mulanya sebelum dikenal dengan Indofood-nya, pemerintah Orde Baru meminta Salim memproduksi mi untuk keperluan ransum tentara dan pegawai negeri, yang belakangan dipasarkan ke publik dengan merek Sarimi. Dengan bantuan kekuatan monopoli terigunya, Salim berhasil menguasai dua merek lain, Indomie dan Supermi pada pertengahan 1980-an sehingga menjadi pemain dominan.[39] Maka pada akhirnya, dengan kekuatan finansial Grup Salim dan dukungan rezim yang berkuasa, mi instan tumbuh sebagai pengganti berbagai makanan pokok, termasuk beras.[35] Pada saat yang sama dengan merajalelanya mi instan, keuntungan besar didapat oleh Soeharto dan kroninya, Liem.[40][34] Pasca jatuhnya Orde Baru pun, Indofood (Salim) sebagai pemain lama tetaplah tidak tergoyahkan mengingat struktur pasar yang oligopolistik.[36]

Aspek penting lain yang dapat dimaknai dari maraknya konsumsi mi instan adalah kegagalan pemerintah Orde Baru mendorong diversifikasi pangan. Banyak yang menilai, berbeda dengan Orde Lama yang berusaha mengembangkan berbagai alternatif makanan pokok, pemerintah Soeharto cenderung mentitikberatkan penyeragaman pangan, dengan hanya mendorong beras sebagai bahan pokok utama dan produk olahan gandum sebagai substitusinya. Gandum dianggap sebagai "penyelamat" cepat jika pemerintah gagal mengatasi krisis pangan yang ada, yang dalam hal ini adalah memacu produksi beras. Padahal sebenarnya Indonesia memiliki keanekaragaman pangan yang kaya, dengan adanya hasil bumi seperti sagu, umbi-umbian dan biji-bijian yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat alternatif.[41][42][43]

Keberadaan mi instan sebagai bahan pangan utama masyarakat sebenarnya sungguh ironis. Tidak seperti bangsa-bangsa Asia Timur, Indonesia tidak memiliki tradisi yang kuat dalam konsumsi mi. Lebih parahnya lagi, gandum sebagai bahan dasar mi tidak mampu dibudidayakan secara masif di Indonesia.[40] Akibatnya, Indonesia muncul sebagai salah satu negara pengimpor gandum terbesar di dunia. Dari hanya 450.000 ton pada 1970, memasuki 1990-an impor gandum menjadi 3 juta ton, dan di tahun 2016 naik pesat menjadi 8,5 juta ton.[36] Di tahun 2021 angkanya sudah mencapai 11,2 juta ton (senilai US$ 2,9 miliar atau Rp 42 triliun).[44][45] Hal ini terjadi seiring konsumsi mi instan Indonesia yang semakin meningkat (berada dalam posisi kedua dunia),[44] dan tercatat sebagai salah satu pengekspor mi instan terbesar.[40] Pada saat yang sama dengan tren naiknya impor gandum sejak 2010-an, angka produksi beras sebagai makanan pokok utama mengalami stagnasi.[45] Diperkirakan, jika tren ini terus berlanjut, di tahun 2050 50% kebutuhan pokok Indonesia akan berasal dari gandum dan olahannya.[42]

Ketergantungan impor gandum (dan konsumsi mi instan) tidaklah berdampak positif. Seperti misalnya ketika Perang Rusia-Ukraina mencuat sejak awal 2022, kebutuhan gandum Indonesia yang salah satunya disuplai dari kedua negara, mendapat ancaman yang dapat mendorong kenaikan harga mi di dalam negeri.[33][44] Sayangnya, upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti rencana substitusi gandum dengan produk pangan lain (sorgum, mocaf, dll), atau upaya mengembangkan gandum yang bisa ditanam di Indonesia,[46] sejauh ini cenderung hanya menjadi wacana. Selain itu, harga mi instan yang lebih murah daripada nasi,[35] juga membuat beberapa kelompok masyarakat bawah, seperti petani dan buruh, dirugikan mengingat harga beras yang bisa ditekan dengan harga mi.[40] Mi instan juga bukanlah produk pangan yang ideal untuk menciptakan masyarakat yang sehat mengingat nutrisinya yang rendah.[37]

Pada saat yang bersamaan, tidak bisa dipungkiri mi instan telah menjadi produk pangan tidak terpisahkan pada masyarakat Indonesia. Mi instan telah memicu berbagai usaha, entah kecil atau besar, dimana ribuan orang menggantungkan hidupnya baik dari memproduksi, memasarkan, hingga menyajikan olahannya. Selain itu, mi instan telah dianggap banyak kalangan sebagai simbol nasional, seperti contohnya merek Indomie. Ketika orang-orang asing dan public figure menyebutkan bahwa Indomie adalah kesukaannya, banyak orang-orang Indonesia yang ikut bangga karenanya.[37] Ekspor mi instan, selain mendatangkan devisa (US$ 271,3 juta pada 2020),[47] juga seringkali dimanfaatkan sebagai langkah gastrodiplomasi, seperti lewat promosi Indomie di berbagai negara.[48][49]

Produsen dan merek

[sunting | sunting sumber]

Beberapa pemain-pemain dalam industri mi instan di Indonesia, seperti:

  • Indofood CBP: Produsen mi instan terbesar di Indonesia.[28] Selain mengedarkan produknya di dalam negeri, juga memiliki brand yang cukup mendunia.[48] Produk-produknya meliputi Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie (dominan), Intermi, Sakura dan Vitami (terbatas). Produk lama seperti Top Mie, Super Cup,[50] Nikimiku, Aseli Mi, Mi Peduli,[51] Mie Ummah, Mie Sayaaap,[52] Mie Semar, Pop Bihun, Anakmas,[53] Miqu, dll.[54][55]
  • Wings Food: Memiliki pangsa pasar terbesar kedua untuk mi instan di Indonesia; termasuk pemain baru (sejak April 2003).[28][52] Mengedarkan produk dengan merek Mie Sedaap, Eko Mie, So Yumie dan Mie Suksess.
  • Jakarana Tama: Produsen mi ini didirikan pada Mei 1993, oleh pendiri Indomie Djajadi Djaja. Produknya saat ini diedarkan dengan merek Gaga dan Arirang; dahulu juga sempat mengedarkan merek Michiyo[56] dan Healtimie.[54][55]
  • Olagafood: Produksinya dimulai sejak 1998, dengan merek Alhami, Santremie, Alimi dan Maitri.[54] Produknya umumnya beredar di Sumatera Utara dan sekitarnya.[57]
  • ABC Holding: Saat ini, di bawah PT ABC President Indonesia, perusahaan tersebut mengedarkan mi bermerek ABC dan Gurimi. Dahulu juga mengedarkan milik President, Yomp dan Eat & Go.[57][58] Selain itu, di bawah perusahaan Orang Tua yang berkaitan, pernah juga dibuat merek Selera Rakyat, Happy Mie dan Kare.[59]
  • Mayora Indah: Produknya bisa dikatakan inovatif, seperti Bakmi Mewah, Mi Gelas dan Mie Oven. Dahulu juga memproduksi Miduo yang dikenal sebagai pelopor dua keping mi dalam satu kemasan pada 1995,[60] dan merek Roma.[61]
  • Nissin: Anak usaha dari Nissin Foods Jepang, produknya seperti Gekikara Ramen, Nissin Ramen (Mikuya), Top Ramen, UFO, dan Cup Noodles. Produksi terdahulu seperti Mi Doraemon, Nissin Mi, Mie Sasa, Goodi, Jumbo-Jumbo dan Newdles.[60][62][63]
  • Suprama: Produsen yang lebih dikenal dengan merek "Burung Dara" untuk mi telor, juga baru-baru ini mengenalkan produknya bernama Best Wok.[64] Sebelumnya, produk yang pernah diedarkan bermerek Surya Mie, Duta Mie,[65] dan Kadabra.[55]
  • Fonusa Agung Mulia: Produsen permen ini memproduksi mi bermerek Lemonilo (hasil kerjasama dengan PT Lemonilo Indonesia Sehat) yang mengklaim sebagai "mi sehat".
  • Nutrifood Indonesia: Menggunakan merek Tropicana Slim[66] dengan branding sebagai mi sehat.
  • Kobe Boga Utama: Produsen bumbu masak ini baru-baru ini telah mengeluarkan merek mi instan pedas bermerek BonCabe dan Kobe Jiwa Pagi yang diklaim sebagai mi sehat dengan sayuran.
  • Megahputra Sejahtera: Produsen mi instan yang produknya diedarkan dalam nama Megah Mie, Mikami dan Bola Dunia.[62] Mulai memproduksi mi instan sejak 1991 dan berbasis di Makassar.[55]
  • Surya Mandiri: Memproduksi mi instan merek Sejati.[67]
  • Indosari Sarana Pangan Abadi: Produsen mi instan bermerek Tip Top.[68]
  • Rusindo Prima Food Industri: Berbasis di Deli Serdang dan beroperasi sejak 1981. Produk yang diedarkan seperti Sakina, Soleha, Intimi, Halali, Lek-Lek dan Cheriami.[69]
  • Burung Layang Terbang: Menghadirkan kwetiau goreng dan kuah instan.
  • Kaldu Sari Nabati: Produsen makanan ringan ini memproduksi mi instan bermerek Nabati Richeese dan Nabati melalui PT Nutribev Nabati Indonesia.
  • Sentra Pangan Utama (SPU): Berbasis di Gresik sejak 2007,[70] produknya beredar secara terbatas dalam merek Umi, Jago, dll.
  • Fit Indonesia Tama: Mengklaim sebagai "mi sehat" dari mi shirataki, produksinya dimaklonkan ke Jakarana Tama.
  • Daai Boga: Mi instan yang terafiliasi dengan Tzu Chi ini (diberi nama DAAI) mengklaim dirinya sebagai mi instan vegetarian, dengan produksinya bekerjasama (maklon) dengan Indofood.[71]
  • Private label: Ada perusahaan ritel yang mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti Indomaret bekerjasama dengan Nissin.[72]

Selain mi instan lokal seperti di atas, juga beredar di pasaran produk mi impor yang harganya umumnya lebih mahal, seperti Nongshim dan Samyang. Dalam perkembangannya, tidak hanya produk mi instan, di pasaran juga berkembang bihun instan, yang dipelopori oleh Indomie pada akhir 1980-an.[73] Kini, terdapat beberapa produsen bihun instan, seperti FKS Food (Bihunku), Kuala Pangan (Super Bihun), dan Sungai Budi Sari (Rose Brand). Ada juga misoa instan yang baru-baru ini muncul di pasaran walaupun masih terbatas. Adapun pemain lama yang sudah tidak memproduksi mi instan lagi, seperti:

  • Supmi Sakti: Perusahaan ini awalnya dimiliki oleh Kakan Sukandinata dan menghasilkan produk mi instan bermerek Dore-Mi dan Sup Mie Ayam sejak 1986.[60][74] Di tanggal 12 Januari 1995,[55] Nestle mengakuisisi perusahaan ini dan mengubah produknya menjadi Maggi Mie Kaya Rasa; produksinya kemudian dihentikan pada tahun 2000.[75][76]
  • Sentrafood Indonusa dan Sentraboga Intiselera: Dimiliki oleh Medco Group (yang lebih dikenal di industri perminyakan), produknya dikenal dengan nama Salam Mie dan Cinta-mi.[77][78]
  • Khong Guan: Memproduksi merek Mami, Mamee, Khong Guan, dan Top Mie. Perusahaan afiliasinya, PT Serena Pangan/PT Jaya Abadi Corak Biscuit memproduksi mi instan merek Serena, Anak Mami, Gadjah Mie dan Rajami.[54][60][65] Merek lain yang sempat dipasarkan adalah merek Chicken Mie yang merupakan salah satu mi instan terawal.[23]
  • Unilever Indonesia: Pernah mengedarkan mi bermerek Mie & Me untuk anak muda; tidak bertahan lama akibat saingan Indomie yang melempar merek Chatz Mie.[79]
  • Barokah Inkopontren: Mengedarkan mi instan bermerek Barokah, dengan slogan "Lebih nikmat, lebih gurih dan yang paling penting adalah lebih barokah".[53][57]
  • Karomatul Ummah: Mereknya adalah "Karomah" (dengan slogan "Dari dan untuk ummat"), diluncurkan pada Februari 1997.[80] Sedangkan produksinya bekerjasama dengan Jakarana Tama.[54]
  • Asia Intiselera dan Tiga Pillar Sejahtera: PT Asia Intiselera memproduksi mi instan bermerek Ha Ha Mi, Mi-Kita dan Bossmi;[55] sedangkan Tiga Pillar memproduksi merek Superior.[81]
  • Siantar Top: Produsen makanan ringan ini dahulu pernah memproduksi mi instan Fajar, Puji Mi, Jaya Mi, Sui Mi, Mister Mi, Wilco, Yoki Mi, GoGo, Saleh Mie, Idola 105, Besto, N-Gy, Tasto Mi, Olala Mi dan Shincan Mi.[55] Sempat juga diproduksi PT Saritama Tunggal yang merger dengan Siantar Top pada 2000.[82] Produksi mi instannya sendiri berlangsung sejak 1993, dan merek Sui Mi adalah yang pertama.[83]
  • Myojo Prima Lestari: Perusahaan patungan antara Indofood dan Myojo Foods Co. Ltd., memproduksi produk mi instan Myojo yang menawarkan "mi sehat" dan air dried.[56][84] Saat ini Myojo masih beredar secara terbatas sebagai produk impor.
  • Ramien Jaya: Produknya diedarkan dengan merek Mieku dan Chiamie.[63]
  • Radiance: Produknya bermerek Meita, Okemie, Akamie, Mamamie.[54][66]
  • CNI: Perusahaan multi-level marketing ini pernah memilki mi instannya bernama CNI Sehati,[85] yang produksinya bekerjasama dengan PT Sentrafood.[86]
  • Fuji Agung Food Manufacturing: Pada awal 1970-an, perusahaan ini memproduksi mi instan bermerek Supermi Ayam (ejaan lama: Ajam) dengan kapasitas produksi 9,6 juta bungkus. Akan tetapi, kemudian perusahaan ini digugat oleh pemegang merek Supermi saat itu, PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan dan kalah di pengadilan.[87][88][89][90] Nasib perusahaan ini sendiri kurang jelas setelah kekalahan gugatan tersebut.
  • Pandu Djaya Abadi: Berbasis di Semarang, memproduksi mi instan Oriental Mi dan Intermi (kini milik Indofood CBP) pada era 1970-an.[24][25]
  • Perusahaan yang telah dimerger ke Indofood CBP (PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., PT Lambang Insan Makmur, PT Sarimi Asli Jaya, CV Super Food Indonesia).
  • Private label: Beberapa perusahaan ritel yang pernah mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti Carrefour, Alfamart dan Giant (bekerjasama dengan PT ABC President).[72]

Kelebihan dan kekurangan

[sunting | sunting sumber]

Dibandingkan produk pangan lain, mi instan umumnya memiliki harga yang ekonomis, sehingga dapat dinikmati di segala waktu. Rasanya yang banyak digemari dan mudahnya didapatkan produk ini membuat masyarakat sulit lepas dari mi instan. Sebagai salah satu contoh dalam budaya populer adalah keterkaitan mi instan sebagai "makanan anak kost".[91] Tidak hanya itu, kepraktisan dalam penyajiannya, penerimaan yang luas dari segala kalangan dan mudahnya pendistribusian membuat mi instan menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera.[92]

Akan tetapi, mi instan juga memiliki beberapa kekurangan. Seperti produk ini sering dianggap makanan kurang sehat, atau bahkan junk food.[93] Hal ini karena mi instan hanya tinggi di karbohidrat, lemak dan garam, namun rendah dalam protein, serat pangan ditambah vitamin dan mineral.[94][95][96] Akibat dari banyaknya kandungan bahan tersebut, mi instan dapat dianggap sebagai salah satu penyebab kegemukan dan masalah kardiometabolik, seperti menurut sebuah penelitian di Korea Selatan.[97] Untuk menepis klaim kurang sehat tersebut, beberapa produsen biasanya menambahkan bahan-bahan tertentu. Misalnya, Indomie disebut memiliki kandungan gizi seperti protein, niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12.

Di satu sisi, posisi mi instan sebagai makanan industri (processed food) juga seringkali membuat produk ini dipenuhi rumor miring yang tidak jelas kebenarannya. Isu tersebut seperti klaim bahwa mi instan bisa menyebabkan usus buntu, usus "lengket",[98] atau mengandung "lapisan lilin" dalam air rebusannya.[99] Beberapa kabar angin yang beredar juga menekankan bahaya pengawet (seperti TBHQ), penyedap monosodium glutamat, hingga hoax tentang "lemak babi" dalam mi instan. Rumor-rumor tersebut seringkali sampai membuat lembaga pemerintah (seperti BPOM) turun tangan untuk mengklarifikasi keamanan makanan ini.[92]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Arti kata mi dadak". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 31 Desember 2022. 
  2. ^ Suryani, Fifi (17 April 2013), "Beginilah Cara Mie Instan Dibuat di Pabrik!", Tribunnews 
  3. ^ a b Mahabarata, Yudhistira (29 Jan 2021), "Sejarah Singkat Mi Instan Pertama di Dunia", VOI 
  4. ^ Febriani, Rizky Tyas (17 Maret 2020), "Sejarah di Balik Lahirnya Mi Instan, jadi Penyelamat saat Krisis Pangan di Jepang", Tribunnews 
  5. ^ a b c Leibowitz, Karen (22 Juni 2011), "The Humble Origins of Instant Ramen: From Ending World Hunger to Space Noodles", Gizmodo 
  6. ^ a b c Maharani, Safira (2 Agustus 2018), "Sejarah Mi Instan, Hidangan Nikmat Zaman Perang", kumparanFOOD 
  7. ^ Dzulfaroh, Ahmad Naufal (17 Maret 2020), "Makanan Sejuta Umat, Ini Sejarah Mi Instan", Kompas 
  8. ^ a b Sari, Amelia Rahima (17 Maret 2020), "Dibuat Pasca Perang Dunia II, Inilah Sejarah Mi Instan Pertama di Dunia", Tempo [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ Fu, Binxiao (2007). "Asian noodles: History, classification, raw materials, and processing". Food Research International. 41 (9): 888–902. doi:10.1016/j.foodres.2007.11.007 – via Elsevier Science Direct. 
  10. ^ Hou, Gary G. (26 October 2010). Asian noodles : science, technology, and processing. Hou, Gary G. Hoboken, N.J. ISBN 9780470179222. OCLC 907642187. 
  11. ^ USDA (6 November 2010). "Commercial Item Description Soup, Noodle, Ramen, Instant" (PDF). USDA. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 February 2017. Diakses tanggal 16 December 2016. 
  12. ^ Gulia, Neelam; Dhaka, Vandana; Khatkar, B. S. (1 January 2014). "Instant Noodles: Processing, Quality, and Nutritional Aspects". Critical Reviews in Food Science and Nutrition. 54 (10): 1386–1399. doi:10.1080/10408398.2011.638227. ISSN 1040-8398. PMID 24564594. 
  13. ^ Belitz, H.-D.; Grosch, Werner; Schieberle, Peter (15 January 2009). Food Chemistry (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. ISBN 9783540699330. 
  14. ^ Beginilah Cara Mie Instan Dibuat di Pabrik!
  15. ^ Mellema, M. (2003). "Mechanism and reduction of fat uptake in deep-fat fried foods". Trends in Food Science & Technology. 14 (9): 364–373. doi:10.1016/s0924-2244(03)00050-5. 
  16. ^ USAID. Fortification Basis. Instant Noodles: A Potential Vehicle for Micronutrient Fortification. Retrieved from http://www.dsm.com/en_US/nip/public/home/downloads/noodles.pdf[pranala nonaktif permanen]
  17. ^ BAB I
  18. ^ Bihun instan
  19. ^ Masuk bisnis mi sehat, Indofood (ICBP) keluarkan Supermi Nutrimi, saingi Lemonilo?
  20. ^ Penemuan Terbaik itu Bernama Mi Instan
  21. ^ a b Tentang Tiga Mi Instan
  22. ^ Berita industri
  23. ^ a b Sebuah produsen biskuit ternama di Indonesia...
  24. ^ a b Berita industri, Volume 8
  25. ^ a b Buku Penunjuk Telepon Jakarta 1979, hlm. 334.
  26. ^ Promoting Agribusiness for Higher Productivity in Asia and the Pacific: Report of an APO Seminar, 4th-14th August, 1992, Jakarta, Indonesia
  27. ^ a b 1. New competitors begin to undermine Indofood in instant noodle market.
  28. ^ a b c d Mi Instan, Gurih Pasarnya Sengit Persaingannya
  29. ^ Indonesians & instant noodles: A love affair
  30. ^ Far Eastern Economic Review
  31. ^ "Instant Ramen Facts - Worldwide" Diarsipkan 2006-11-17 di Wayback Machine. oleh Japan Convenience Foods Industry Association. (note: Angka di sini hanya menggunakan data 2005. Angka-angka ini dibagi dengan jumlah penduduk masing-masing negara untuk mendapatkan angka "per kapita".)
  32. ^ "Global Demand, World Instant Noodles Association". instantnoodles.org. Diakses tanggal 16 October 2020. 
  33. ^ a b Tak ada beras, gandum pun jadi
  34. ^ a b c d Hidden Hunger: Gender and the Politics of Smarter Foods
  35. ^ a b c d e Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia
  36. ^ a b c d Bangsa yang Kecanduan Mi Instan
  37. ^ a b c Indomie dan Tangan-Tangan Amerika yang Menciptakan Generasi Micin
  38. ^ Lima Pilar Kedaulatan Pangan Nusantara
  39. ^ Menggugah etika bisnis Orde Baru
  40. ^ a b c d Menguak misteri kekuasaan Soeharto
  41. ^ Kertas Kerja Pembusukan Indomie No 1
  42. ^ a b Ketika terigu menggerogoti pangsa konsumsi beras
  43. ^ Tata Niaga Terigu di Masa Orde Baru
  44. ^ a b c Polemik Mi Instan: Esensi Gandum dan Perubahan Pola Pangan RI
  45. ^ a b Perubahan Budaya Pangan Hantarkan Indonesia Jadi Importir Gandum Terbesar Dunia
  46. ^ Pakar: Gandum Indonesia Potensial, Tetapi Belum Kompetitif
  47. ^ Mi Instan Indonesia Diminati Lima Negara Ini
  48. ^ a b Diplomasi Indomie
  49. ^ Majalah TAMBANG
  50. ^ Instant Noodles
  51. ^ Panji masyarakat
  52. ^ a b Pengaruh Iklan Wings
  53. ^ a b Merk Mie Instan yang Hilang di Pasaran
  54. ^ a b c d e f DAFTAR PRODUK BERSERTIFIKAT HALAL MUI
  55. ^ a b c d e f g Sejarah Perkembangan 1. Sejarah Perkembangan Mi Instan di Dunia
  56. ^ a b Informasi, Volume 15,Masalah 179-182
  57. ^ a b c INDUSTRI MIE INSTAN BERSAING KETAT
  58. ^ #1259: Meet The Manufacturer: Eat & Go Chicken Onion Mi Instan Cup
  59. ^ Analisa Mie Kare
  60. ^ a b c d Eksekutif, Masalah 208-210
  61. ^ Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 387-394
  62. ^ a b Instant noodle producers compete sharply.
  63. ^ a b Ummat, Volume 3,Masalah 16-24
  64. ^ Penggemar Penasaran Mie Best Wok Mampu Kalahkan Produk yang Sudah Legend
  65. ^ a b Eksekutif, Masalah 299-304
  66. ^ a b "Halal 2011" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-05-24. Diakses tanggal 2022-05-18. 
  67. ^ "Sejati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-07. Diakses tanggal 2022-05-18. 
  68. ^ Tip Top
  69. ^ Profil perusahaan
  70. ^ PT. Sentra Pangan Utama
  71. ^ Menyambut Mi Instan DAAI, Mi Sehat dan Vegan
  72. ^ a b "Produk halal 2013" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 2022-05-18. 
  73. ^ Bihun Instant Indomie 1989
  74. ^ Informasi, Masalah 227
  75. ^ Analisa faktor faktor merger dan akuisisi pada PT Nestle
  76. ^ Nestle majik
  77. ^ Informasi & peluang bisnis SWA sembada, Volume 22,Masalah 17-20
  78. ^ Kewirausahaan
  79. ^ Unilever pun Pernah Gagal
  80. ^ Ummat, Volume 2,Masalah 14-20
  81. ^ Mi Superior Menawarkan Kenikmatan yang Berbeda
  82. ^ Indonesian Capital Market Directory
  83. ^ Informasi, Volume 14,Masalah 167-172
  84. ^ Ummat, Volume 3,Masalah 41-50
  85. ^ CNI Mie Sehati Ginseng
  86. ^ Pedoman verifikasi produk halal
  87. ^ MENJAGA ETIKET
  88. ^ Sepak Terjang Pengelolaan Bisnis Perusahaan Air Mineral Terkemuka
  89. ^ Laporan tahunan perkembangan dalam Sektor B, Industri selama ... Pelita tahap I.
  90. ^ Pembinaan industri daerah: bidang perindustrian ringan dan keradjinan rakjat
  91. ^ Anak Kos Buktikan Makan Sehat Bisa Lebih Murah dari Makan Mie Instan
  92. ^ a b Mi Instan Tak Genting Diterpa Isu Miring
  93. ^ "Stay away from instant noodles to keep healthy". Consumers Association of Penang. Diakses tanggal 7 December 2012. 
  94. ^ Ramen Noodles and Chronic Illness
  95. ^ Stay Away from Instant Noodles to KeepHealthy; accessed ???
  96. ^ Hope Ngo (23 February 2001). "CNN.com – Instant noodles a health hazard: report – February 23, 2001". CNN. Diakses tanggal 7 November 2012. 
  97. ^ Korea Bizwire (13 September 2014). "South Korea ranked No.1 in instant noodle consumption". Korea Bizwire. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  98. ^ Makan Mi Instan Tiap Hari Sebabkan Usus Lengket dan Usus Buntu, Berikut Ini Penjelasan dari Dekan FKUI
  99. ^ [DISINFORMASI] Air Rebusan Mie Instan Harus Dibuang

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Diarsipkan 17 November 2006 di Wayback Machine.