Lompat ke isi

Kompang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Qipehe (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Taylorbot (bicara | kontrib)
Mainarticle -> "Main" | t=322 su=32 in=32 at=32 -- only 0 edits left of totally 33 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000
 
(24 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox intangible heritage
| Image = [[File:Pentas Gamelan Bali.jpg|325px]]
| Caption = Kompang adalah salah satu bagian dari Gamelan yang kerap dimainkan oleh para [[Suku Bali|pria Bali]] dalam pertunjukan Gamelan di [[Pulau Bali|Bali]]
| ICH = Gamelan
| State Party = Indonesia
| Type =
| Domains = Kerajinan tradisional, tradisi lisan dan ekspresi, seni drama, pengetahuan dan praktik tentang alam dan alam semesta, praktik sosial, ritual dan acara pesta
| ID = 01607
| Region = APA
| Year = 2021
| Session = 16
| List = Daftar Perwakilan
| Link = https://ich.unesco.org/en/RL/gamelan-01607
| Below = [[File:Unesco Cultural Heritage logo.svg|100px]]}}
{{Infobox instrument
{{Infobox instrument
| background = percussion
| background = percussion
| names = ''Terbangan''
| image = Pentas Gamelan Bali.jpg
| classification =
| names = ''Terbangan''
| classification =
| hornbostel_sachs = 211.311
| hornbostel_sachs = 211.311
| hornbostel_sachs_desc = [[Membranofon]]
| hornbostel_sachs_desc = [[Membranofon]]
| inventors = [[Suku Jawa|Jawa]]
| inventors = [[Suku Jawa|Jawa Ponorogo]]
| developed = [[Indonesia]] ([[Pulau Jawa|Jawa]] dan [[Pulau Bali|Bali]])
| developed = [[Indonesia]] ([[Pulau Jawa|Jawa]] dan [[Pulau Bali|Bali]])
}}
}}
'''Kompang''' ([[Aksara Jawa|Jawa]]: ꦏꦺꦴꦩ꧀ꦥꦁ; [[Aksara Bali|Bali]]: ᬓᭀᬫ᭄ᬧᬂ) adalah salah satu jenis alat musik pukul atau [[perkusi]] yang termasuk kedalam perangkat [[gamelan]] yang berasal dari daerah [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].<ref>https://www.asliponorogo.com/2017/10/rebana-asliponorogo-terkenal-di.html</ref> Alat musik ini berupa seperti [[gendang]] namun berbentuk pipih dan bundar, dibuat dari tabung kayu pendek, ujungnya agak lebar, dan pada satu sisinya dilapisi atau diberi tutup yang berbahan kulit.


'''Kompang''' ([[Aksara Jawa|Jawa]]: ꦏꦺꦴꦩ꧀ꦥꦁ; [[Aksara Bali|Bali]]: ᬓᭀᬫ᭄ᬧᬂ) adalah salah satu jenis alat musik pukul atau [[perkusi]] yang termasuk kedalam perangkat [[gamelan]] yang berasal dari daerah [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].<ref>https://www.asliponorogo.com/2017/10/rebana-asliponorogo-terkenal-di.html</ref> Alat musik ini berupa seperti [[gendang]] namun berbentuk pipih dan bundar, dibuat dari tabung kayu pendek, ujungnya agak lebar, dan pada satu sisinya dilapisi atau diberi tutup yang berbahan kulit. Kompang digolongkan sebagai keluarga [[rebana]].<ref>{{Cite web|last=Sinaga|first=Raja Malo|title=Mengenal Alat Musik Tradisional Kompang: Sejarah hingga Cara Memainkannya|url=https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6520913/mengenal-alat-musik-tradisional-kompang-sejarah-hingga-cara-memainkannya|website=detiksumut|language=id-ID|access-date=2024-05-16}}</ref>
Sejak tahun 2011, beberapa jenis kesenian Kompang telah tercatat dan diakui oleh [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]] sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] khas Indonesia. Dan pada tahun 2021, [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] atau yang kerap dikenali sebagai UNESCO telah menetapkan Gamelan (satu kesatuan perangkat alat musik yang telah mencakup Kompang) sebagai Warisan Budaya Takbenda asli yang berasal dari Indonesia.<ref name=UNESCO>{{cite web |title= Gamelan|url= https://ich.unesco.org/en/RL/gamelan-01607|publisher=UNESCO |access-date=18 December 2021 }}</ref>

Sejak tahun 2011, beberapa jenis kesenian Kompang telah tercatat dan diakui oleh [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]] sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] khas Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Kompang|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?pencatatan&&list&vieww=per100&limitto&keywords=kompang|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Secara [[etimologi]]nya, kata ‘kompang’ diserap dari istilah {{lang-jv|ꦏꦺꦴꦩ꧀ꦥ꧀ꦭꦁ|komplang}} yang artinya "kopong", hal ini merujuk kepada bentuk dari alat musik kompang itu sendiri yang memiliki bagian kopong atau berongga (pada bagian belakang yang tidak terlapis kulit) sehingga dapat menghasilkan bunyi-bunyian ketika dipukul.<ref>{{Cite book|last=Poerwadharminta|first=WJS|title=Bausastra}}</ref>
Secara [[etimologi]]nya, kata ‘kompang’ diserap dari istilah {{lang-jv|ꦏꦺꦴꦩ꧀ꦥ꧀ꦭꦁ|komplang}} yang artinya "kopong", hal ini merujuk kepada bentuk dari alat musik kompang itu sendiri yang memiliki bagian kopong atau berongga (pada bagian belakang yang tidak terlapis kulit) sehingga dapat menghasilkan bunyi-bunyian nyaring ketika dipukul.<ref>{{Cite book|last=Poerwadharminta|first=WJS|title=Bausastra}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Sejarah terkait kompang tidak dapat dipisahkan dari sejarah [[gamelan]] itu sendiri yang merupakan sebuah kesatuan perangkat alat musik yang tercipta di [[pulau Jawa]] sejak berabad-abad yang lalu. Kompang ini secara khusus pada awalnya diciptakan oleh masyarakat Ponorogo yang kala itu masih banyak menganut kepercayaan Animisme dan [[Kejawen]], hingga akhirnya ajaran [[Hinduisme]] maupun [[Buddhisme]] masuk. Gamelan (sudah termasuk kompang sebagai salah satu bagian darinya) masih terus lestari hingga pada era ajaran [[Islam]] masuk ke Ponorogo, rakyat Ponorogo yang suka akan kesenian gamelan ini mengasimilasikan gamelan sebagai salah satu sarana pemeriah kegiatan religiositas Muslim yang lazim dikenali oleh [[Suku Jawa|masyarakat Jawa]] sebagai ''[[Selawat|sholawatan]]''.
[[File:Musician Borobudur.jpg|jmpl|Salah satu relief di dinding candi [[Borobudur]] menggambarkan pertunjukan ensambel [[gamelan]]]]


Konon pada mulanya, bentuk kompang itu sendiri awalnya sangat besar, hanya saja lebih ramping yang memudahkan dipegang dengan satu sisi kulit hewan pada bingkai kompang. Dengan berjalannya waktu, kini kompang memiliki berbagai macam bentuk yang bervariatif; mulai dari yang kecil hingga besar. Meski saat ini bentuk kompang didominasi ukuran yang sedang, di Ponorogo ukuran yang sangat besar masih ada dan dimainkan. ada dan dimainkan.
Sejarah terkait kompang tidak dapat dipisahkan dari sejarah [[gamelan]] itu sendiri yang merupakan sebuah kesatuan perangkat alat musik yang tercipta di [[pulau Jawa]] sejak berabad-abad yang lalu. Kompang ini secara khusus pada awalnya diciptakan oleh masyarakat Ponorogo yang kala itu masih banyak menganut kepercayaan Animisme dan [[Kejawen]], hingga akhirnya ajaran [[Hinduisme]] maupun [[Buddhisme]] masuk. Gamelan (sudah termasuk kompang sebagai salah satu bagian darinya) masih terus lestari hingga pada era ajaran [[Islam]] masuk ke Ponorogo, rakyat Ponorogo yang suka akan kesenian gamelan ini mengasimilasikan gamelan sebagai salah satu sarana pemeriah kegiatan religiusitas Muslim yang lazim dikenali oleh [[Suku Jawa|masyarakat Jawa]] sebagai ''[[Selawat|sholawatan]]''.
[[Berkas:Kompang Ponorogo dan gambar seseorang menabuh kompang pada wayang beber.jpg|jmpl|423x423px|Kompang Ponorogo dan lukisan kompang pada wayang beber tua]]
Instrumen gamelan diperkenalkan menjadi bentuk seperangkat peranti musik lengkap dan berkembang pada zaman [[Majapahit|kemaharajaan Majapahit]], dan menyebar keberbagai daerah seperti [[Bali]], [[Sunda]], dan [[Lombok]]. Menurut prasasti dan manuskrip yang bertanggal dari periode Majapahit, kemaharajaan Majapahit bahkan memiliki balai seni yang bertugas mengawasi seni pertunjukan, termasuk diantaranya ialah gamelan (yang mencakup kompang). Balai seni tersebut mengawasi konstruksi alat musik, serta menjadwalkan pentas pertunjukan.<ref name="ThoughtCo-Gamelan" />


Di Ponorogo sendiri, terdapat kesenian Terbangan Ponoragan yang masih penggunakan perkusi kompang dari berbagai ukuran kecil hingga terbesar. Selain kompang, pada kesenian Terbangan ini juga diiringi dengan alat musik [[Reog]], seperti Kendang reog dan gamelan reog. Selain itu, kompang di Ponorogo masih turut juga digunakan dalam kegiatan-kegiatan religiositas komunitas Muslim Jawa seperti ''diba'an'', pernikahan, perayaan hari-hari raya Islam, hingga acara-acara peresmian.
Konon pada mulanya, bentuk kompang itu sendiri awalnya sangat besar, hanya saja lebih ramping yang memudahkan dipegang dengan satu sisi kulit hewan pada bingkai kompang. Dengan berjalannya waktu, kini kompang memiliki berbagai macam bentuk yang bervariatif; mulai dari yang kecil hingga besar.


== Kompang Di Kebudayaan Melayu ==
Instrumen gamelan diperkenalkan menjadi bentuk seperangkat peranti musik lengkap dan berkembang pada zaman [[Majapahit|kemaharajaan Majapahit]], dan menyebar keberbagai daerah seperti [[Bali]], [[Sunda]], dan [[Lombok]]. Menurut prasasti dan manuskrip yang bertanggal dari periode Majapahit, kemaharajaan Majapahit bahkan memiliki balai seni yang bertugas mengawasi seni pertunjukan, termasuk diantaranya ialah gamelan (yang mencakup kompang). Balai seni tersebut mengawasi konstruksi alat musik, serta menjadwalkan pentas pertunjukan.<ref name="ThoughtCo-Gamelan"/>
[[File:Musician Borobudur.jpg|jmpl|Salah satu relief di dinding candi [[Borobudur]] menggambarkan pertunjukan ensambel [[gamelan]]|180x180px]]Banyaknya pesantren Tradisional di Ponorogo yang terkenal, membuat para santri alumni Pesantren di Ponorogo ini membawa alat musik Kompang ke berbagai daerah di pulau Jawa yang kemudian dikembangkan di masing - masing daerah para alumni santri.


Kompang Ponorogo juga menyebar ke kawasan Melayu karena dari pernikahan putra kiayi [[Pesantren Tegalsari]] menikah dengan Putri [[Sultan Selangor]]. Delegasi pesantren Tegalsari ini membawa persembahan Kompang saat pernikahan berlangsung, hingga pada Kompang Ponorogo digemari juga oleh masyarakat Melayu di Selangor. Dari Selangor, Kompang menyebar ke kesultanan tetangga seperti [[Johor]], [[Riau]], [[Provinsi Pattani|Pattani]] hingga [[Brunei Darussalam|Brunei]] dan [[Sabah]], di kawasan Melayu Kompang Ponorogo disebut dengan istilah ''Kompang Jawa''.<ref>https://jaringansantri.com/kisah-petualangan-kyai-zainal-abidin-tegalsari-ke-selangor-dan-perjuangan-kyai-muhammad-bin-umar-banjarsari/</ref>
Di Ponorogo sendiri, terdapat kesenian Terbangan Ponoragan yang masih penggunakan perkusi kompang dari berbagai ukuran kecil hingga terbesar. Selain kompang, pada kesenian Terbangan ini juga diiringi dengan kesenian [[Reog]]. Selain itu, kompang di Ponorogo masih turut juga digunakan dalam kegiatan-kegiatan religiusitas komunitas Muslim Jawa seperti ''diba'an'', pernikahan, perayaan hari-hari raya Islam, hingga acara-acara peresmian.

== Tari Kompang ==
{{Main|Tari Kompang}}
[[File:Balinese men - traditional percussion instrument.jpg|jmpl|350px|Masyarakat Bali melestarikan kesenian budaya dengan instrumen perkusinya]]
Tari Kompang adalah salah satu tarian tradisional Bali yang diiringi oleh instrumen [[gamelan]] (yang sudah mencakup peranti seperti [[angklung]], kompang, dsb.). Tarian ini dibawakan lebih dari satu orang dengan gerakan yang cenderung dinamis mengikuti lantunan instrumen [[gamelan]] yang rancak.

Tari Kompang merupakan salah satu jenis tarian tradisional Indonesia yang kerap kali ditampilkan dalam acara berbasis internasional, contohnya seperti dalam acara-acara kedutaan Indonesia di luar negeri.


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
[[Kategori:Alat musik]]
{{Commonscat}}

{{Instrumen gamelan}}
{{Authority control}}

[[Kategori:Alat musik gamelan| ]]
[[Kategori:Kesenian Jawa]]
[[Kategori:Alat musik perkusi]]
[[Kategori:Perkusi tangan]]
[[Kategori:Membranofon langsung]]
[[Kategori:Drum tangan]]

Revisi terkini sejak 14 Juni 2024 19.45

Kompang
Alat musik perkusi
Nama lainTerbangan
Hornbostel–Sachs211.311
(Membranofon)
PenciptaJawa Ponorogo
DikembangkanIndonesia (Jawa dan Bali)

Kompang (Jawa: ꦏꦺꦴꦩ꧀ꦥꦁ; Bali: ᬓᭀᬫ᭄ᬧᬂ) adalah salah satu jenis alat musik pukul atau perkusi yang termasuk kedalam perangkat gamelan yang berasal dari daerah Ponorogo di Jawa Timur, Indonesia.[1] Alat musik ini berupa seperti gendang namun berbentuk pipih dan bundar, dibuat dari tabung kayu pendek, ujungnya agak lebar, dan pada satu sisinya dilapisi atau diberi tutup yang berbahan kulit. Kompang digolongkan sebagai keluarga rebana.[2]

Sejak tahun 2011, beberapa jenis kesenian Kompang telah tercatat dan diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai Warisan Budaya Takbenda khas Indonesia.[3]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Secara etimologinya, kata ‘kompang’ diserap dari istilah bahasa Jawa: ꦏꦺꦴꦩ꧀ꦥ꧀ꦭꦁ, translit. komplang yang artinya "kopong", hal ini merujuk kepada bentuk dari alat musik kompang itu sendiri yang memiliki bagian kopong atau berongga (pada bagian belakang yang tidak terlapis kulit) sehingga dapat menghasilkan bunyi-bunyian nyaring ketika dipukul.[4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sejarah terkait kompang tidak dapat dipisahkan dari sejarah gamelan itu sendiri yang merupakan sebuah kesatuan perangkat alat musik yang tercipta di pulau Jawa sejak berabad-abad yang lalu. Kompang ini secara khusus pada awalnya diciptakan oleh masyarakat Ponorogo yang kala itu masih banyak menganut kepercayaan Animisme dan Kejawen, hingga akhirnya ajaran Hinduisme maupun Buddhisme masuk. Gamelan (sudah termasuk kompang sebagai salah satu bagian darinya) masih terus lestari hingga pada era ajaran Islam masuk ke Ponorogo, rakyat Ponorogo yang suka akan kesenian gamelan ini mengasimilasikan gamelan sebagai salah satu sarana pemeriah kegiatan religiositas Muslim yang lazim dikenali oleh masyarakat Jawa sebagai sholawatan.

Konon pada mulanya, bentuk kompang itu sendiri awalnya sangat besar, hanya saja lebih ramping yang memudahkan dipegang dengan satu sisi kulit hewan pada bingkai kompang. Dengan berjalannya waktu, kini kompang memiliki berbagai macam bentuk yang bervariatif; mulai dari yang kecil hingga besar. Meski saat ini bentuk kompang didominasi ukuran yang sedang, di Ponorogo ukuran yang sangat besar masih ada dan dimainkan. ada dan dimainkan.

Kompang Ponorogo dan lukisan kompang pada wayang beber tua

Instrumen gamelan diperkenalkan menjadi bentuk seperangkat peranti musik lengkap dan berkembang pada zaman kemaharajaan Majapahit, dan menyebar keberbagai daerah seperti Bali, Sunda, dan Lombok. Menurut prasasti dan manuskrip yang bertanggal dari periode Majapahit, kemaharajaan Majapahit bahkan memiliki balai seni yang bertugas mengawasi seni pertunjukan, termasuk diantaranya ialah gamelan (yang mencakup kompang). Balai seni tersebut mengawasi konstruksi alat musik, serta menjadwalkan pentas pertunjukan.[5]

Di Ponorogo sendiri, terdapat kesenian Terbangan Ponoragan yang masih penggunakan perkusi kompang dari berbagai ukuran kecil hingga terbesar. Selain kompang, pada kesenian Terbangan ini juga diiringi dengan alat musik Reog, seperti Kendang reog dan gamelan reog. Selain itu, kompang di Ponorogo masih turut juga digunakan dalam kegiatan-kegiatan religiositas komunitas Muslim Jawa seperti diba'an, pernikahan, perayaan hari-hari raya Islam, hingga acara-acara peresmian.

Kompang Di Kebudayaan Melayu[sunting | sunting sumber]

Salah satu relief di dinding candi Borobudur menggambarkan pertunjukan ensambel gamelan

Banyaknya pesantren Tradisional di Ponorogo yang terkenal, membuat para santri alumni Pesantren di Ponorogo ini membawa alat musik Kompang ke berbagai daerah di pulau Jawa yang kemudian dikembangkan di masing - masing daerah para alumni santri.

Kompang Ponorogo juga menyebar ke kawasan Melayu karena dari pernikahan putra kiayi Pesantren Tegalsari menikah dengan Putri Sultan Selangor. Delegasi pesantren Tegalsari ini membawa persembahan Kompang saat pernikahan berlangsung, hingga pada Kompang Ponorogo digemari juga oleh masyarakat Melayu di Selangor. Dari Selangor, Kompang menyebar ke kesultanan tetangga seperti Johor, Riau, Pattani hingga Brunei dan Sabah, di kawasan Melayu Kompang Ponorogo disebut dengan istilah Kompang Jawa.[6]

Tari Kompang[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Bali melestarikan kesenian budaya dengan instrumen perkusinya

Tari Kompang adalah salah satu tarian tradisional Bali yang diiringi oleh instrumen gamelan (yang sudah mencakup peranti seperti angklung, kompang, dsb.). Tarian ini dibawakan lebih dari satu orang dengan gerakan yang cenderung dinamis mengikuti lantunan instrumen gamelan yang rancak.

Tari Kompang merupakan salah satu jenis tarian tradisional Indonesia yang kerap kali ditampilkan dalam acara berbasis internasional, contohnya seperti dalam acara-acara kedutaan Indonesia di luar negeri.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ https://www.asliponorogo.com/2017/10/rebana-asliponorogo-terkenal-di.html
  2. ^ Sinaga, Raja Malo. "Mengenal Alat Musik Tradisional Kompang: Sejarah hingga Cara Memainkannya". detiksumut. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  3. ^ "Kompang". Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia. 
  4. ^ Poerwadharminta, WJS. Bausastra. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ThoughtCo-Gamelan
  6. ^ https://jaringansantri.com/kisah-petualangan-kyai-zainal-abidin-tegalsari-ke-selangor-dan-perjuangan-kyai-muhammad-bin-umar-banjarsari/

Pranala luar[sunting | sunting sumber]