Lompat ke isi

Samantabhadra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Victor Trevor (bicara | kontrib)
k Membalikkan suntingan oleh Turmadan (bicara) ke revisi terakhir oleh Victor Trevor: penghapusan isi tanpa penjelasan
Tag: Pembatalan SWViewer [1.4]
Faredoka (bicara | kontrib)
add {{Buddhisme Mahayana}}
 
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 18: Baris 18:
| attribute = Tindakan
| attribute = Tindakan
}}
}}
{{Buddhisme|buddha}}{{Buddhisme Mahayana}}
'''Samantabhadra''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]; Devanagari: समन्तभद्र; [[IAST]]: samantabhadra; {{bo|t=ཀུན་ཏུ་བཟང་པོ|w=kun tu bzang po}} pr. ''Kuntuzangpo'', berarti ''Keagungan Universal'' ; "Universal Worthy"), adalah seorang [[Bodhisattva]] dalam mazhab [[Buddhisme]] [[Mahayana]] yang berhubungan dengan pelaksanaan dan [[meditasi]] umat [[Buddha]]. Bersama-sama dengan Buddha [[Shakyamuni]] dan rekan Bodhisattva [[Manjusri]], ia membentuk ''Trinitas Shakyamuni'' dalam Buddhisme. Ia merupakan pemimpi dari [[Sutra Teratai]] dan, menurut [[Sutra Avatamsaka]], membuat sepuluh sumpah agung yang merupakan dasar landasan seorang [[bodhisattva]]. Di [[Cina]], ia diasosiasikan dengan tindakan, yang mana bodhisattva [[Manjusri]] diasosiasikan dengan Kebijaksanaan. Di [[Jepang]], bodhisattva ini sering dipuja oleh sekte [[Tendai]] dan [[Shingon]], dan sebagai penjaga Sutra Teratai oleh sekte [[Nichiren]].
'''Samantabhadra''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]; Devanagari: समन्तभद्र; [[IAST]]: samantabhadra; {{bo|t=ཀུན་ཏུ་བཟང་པོ|w=kun tu bzang po}} pr. ''Kuntuzangpo'', berarti ''Keagungan Universal'' ; "''Universal Worthy''"), adalah seorang [[Bodhisattva]] dalam mazhab [[Buddhisme]] [[Mahayana]] yang berhubungan dengan pelaksanaan dan [[meditasi]] umat [[Buddha]]. Bersama-sama dengan Buddha [[Shakyamuni]] dan rekan Bodhisattva [[Manjusri]], ia membentuk ''Trinitas Shakyamuni'' dalam Buddhisme. Ia merupakan pemimpi dari [[Sutra Teratai]] dan, menurut [[Sutra Avatamsaka]], membuat sepuluh sumpah agung yang merupakan dasar landasan seorang [[bodhisattva]]. Di [[Cina]], ia diasosiasikan dengan tindakan, yang mana bodhisattva [[Manjusri]] diasosiasikan dengan Kebijaksanaan. Di [[Jepang]], bodhisattva ini sering dipuja oleh sekte [[Tendai]] dan [[Shingon]], dan sebagai penjaga Sutra Teratai oleh sekte [[Nichiren]].


Di mazhab [[Nyingma]] dari [[Buddhisme di Tibet|Buddhist]] [[Vajrayana]], Samantabhadra sering dianggap sebagai ''Buddha mula-mula'' dalam persekutuan yang tidak terpisahkan bersama dengan pendampingnya [[Samantabhadri]].
Di mazhab [[Nyingma]] dari [[Buddhisme di Tibet|Buddhist]] [[Vajrayana]], Samantabhadra sering dianggap sebagai ''Buddha mula-mula'' dalam persekutuan yang tidak terpisahkan bersama dengan pendampingnya [[Samantabhadri]].
Baris 26: Baris 27:
{{ChineseText}}
{{ChineseText}}


== Asal usul ==
== Asal-usul ==
[[Berkas:Fugen enmei painting.jpg|jmpl|ka|200px|Samantabhadra, digambarkan dalam ''Bodhisattva dari Kebajikan Universal yang Memperpanjang Kehidupan'' (''Bodhisattva of Universal Virtue who Prolongs Life''), lukisan sutra abad ke-12, periode akhir Heian.]]
[[Berkas:Fugen enmei painting.jpg|jmpl|ka|200px|Samantabhadra, digambarkan dalam ''Bodhisattva dari Kebajikan Universal yang Memperpanjang Kehidupan'' (''Bodhisattva of Universal Virtue who Prolongs Life''), lukisan sutra abad ke-12, periode akhir Heian.]]
Samantabhadra adalah figur utama dalam [[Sutra Bunga Garland]], terutama pada bagian terakhir, Sutra Gandhavyuha. Di penghujung Sutra Gandhavyuha, seorang murid, [[Sudhana]] bertemu dengan Bodhisattva Samantabhadra, yang mengajarkannya bahwa kebijaksanaan hanya ada untuk supaya dilakukan; bahwa hal tersebut hanya baik apabila menguntungkan semua mahluk hidup.
Samantabhadra adalah figur utama dalam [[Sutra Bunga Garland]], terutama pada bagian terakhir, Sutra Gandhavyuha. Di penghujung Sutra Gandhavyuha, seorang murid, [[Sudhana]] bertemu dengan Bodhisattva Samantabhadra, yang mengajarkannya bahwa kebijaksanaan hanya ada untuk supaya dilakukan; bahwa hal tersebut hanya baik apabila menguntungkan semua mahluk hidup.


Dalam [[Sutra Teratai]], ia digambarkan secara luas dalam epilog, ''[[Sutra Meditasi pada Bodhisattva Kebajikan Universal]]'' ( 普賢經 [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]]: Pǔ​xiánjīng, [[Bahasa Jepang|Jepang]]: Fugen Kyō), dengan penjelasan khusus mengenai visualisasi akan bodhisattva, dan kebajikan akan penghormatan kepadanya.<ref>[http://www.buddhistdoor.com/OldWeb/resources/sutras/lotus/sources/lotus28.htm CHAPTER TWENTY-EIGHT - THE ENCOURAGEMENT OF UNIVERSAL WORTHY BODHISATTVA] Translated by The Buddhist Text Translation Society in USA</ref>
Dalam [[Sutra Teratai]], ia digambarkan secara luas dalam epilog, ''[[Sutra Meditasi pada Bodhisattva Kebajikan Universal]]'' ( 普賢經 [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]]: Pǔxiánjīng, [[Bahasa Jepang|Jepang]]: Fugen Kyō), dengan penjelasan khusus mengenai visualisasi akan bodhisattva, dan kebajikan akan penghormatan kepadanya.<ref>[http://www.buddhistdoor.com/OldWeb/resources/sutras/lotus/sources/lotus28.htm CHAPTER TWENTY-EIGHT - THE ENCOURAGEMENT OF UNIVERSAL WORTHY BODHISATTVA] Translated by The Buddhist Text Translation Society in USA</ref>

== Sepuluh Sumpah Samantabhadra ==
Dalam [[Sutra Avatamsaka]], Buddha menyatakan bahwa Bodhisattva Samatabhadra membuat sepuluh sumpah agung dalam perjalannya menuju ke-buddha-an:

<!--
# To pay [[homage]] and respect to all Buddhas.
# To praise all the Buddhas.
# To make abundant offerings. (i.e. give generously)
# To repent misdeeds and evil [[karma]]s.
# To rejoice in others' merits and [[virtue]]s.
# To request the Buddhas to continue teaching.
# To request the Buddhas to remain in the world.
# To follow the teachings of the Buddhas at all times.
# To accommodate and benefit all living beings.
# To transfer all merits and virtues to benefit all beings.

The ten vows have become a common practice in [[East Asian Buddhism]], particularly the tenth vow, with many Buddhists traditionally dedicating their merit and good works to all beings during Buddhist liturgies.

==Iconography==
[[Berkas:Fugen the life preserver full view.jpg|thumb|Fugen Enmei (Japanese: 普賢延命菩薩), the life Preserver. [[Guimet Museum]].]]
Unlike his more popular counterpart Manjusri, Samantabhadra is only rarely depicted alone and is usually found in a trinity on the right side of [[Shakyamuni]], mounted on a white elephant. In those traditions that accept the Avatamsaka Sutra as its root instruction, Samantabhadra and Manjusri flank [[Vairocana]] Buddha, the central Buddha of this particular sutra.

Known as Pǔxián in Chinese, he is sometimes shown in [[Chinese art]] with feminine characteristics, riding an elephant with six pairs of tusks while carrying a lotus leaf 'parasol' (Sanskrit: ''[[chhatra]]''), bearing similar dress and features to some feminine depictions of [[Kuan Yin]]. It is in this guise that Samantabhadra is revered as the patron bodhisattva of the monasteries associated with [[Mount Emei]] in western China. Some believe that the white elephant mount of Samantabhadra was the same elephant that appeared to [[Maya (mother of Buddha)|Queen Maya]], the mother of the Buddha, to herald his birth.

Among those esoteric traditions that treat Samantabhadra as the 'Primordial' (Sanskrit: [[Dharmakaya]]) Buddha, he is often represented 'naked' ("sky clad"; Sanskrit: ''[[digambara]]''), with a dark blue body, in union with his consort [[Samantabhadri]].

===In esoteric traditions===
Samantabhadra is also known as '''[[Vajradhara]]''' and '''Viśvabhadra''', the different names foreground different attributes and essence-qualities, lineagues of [[sadhana]] and [[esoteric transmission]]. Samantabhadra appears in the [[Vajrayana]] [[tantras|tantric text]] the [[Kunjed Gyalpo Tantra]], as the [[Primordial Buddha]], the 'embodiment' (Sanskrit: ''[[kaya]]'') or 'field' (Sanskrit: ''[[kṣetra]]'') of 'timeless awareness, [[gnosis]]' (Sanskrit: ''[[jñāna]]'') awakened since before the very beginning. Therefore in [[Tibetan Buddhism]] the [[Nyingma]], or 'Old Translation' school, the [[Sakya]] and the [[Bön]] schools view Samantabhadra as the Primordial Buddha. However, the [[Kagyu]] and [[Gelug]] schools use [[Vajradhara]] to represent the Primordial Buddha.

[[Dzongsar Khyentse Rinpoche]] following the Nyingmapa [[Dzogchen]] tradition qualifies the nature and essence of Samantabhadra, the Primordial Buddha, as the origin-less wellspring of the timeless and unbounded Atiyoga teachings, and honours the converse view entertained by some interested parties which hold that the Dzogchen teachings originated with either the [[Bonpo]] tradition or the Chinese monk [[Moheyan]] (1990: p.xxi):
<blockquote>
Samantabhadra is not subject to limits of time, place, or physical conditions. Samantabhadra is not a colored being with two eyes, etc. Samantabhadra is the unity of awareness and emptiness, the unity of appearances and emptiness, the nature of mind, natural clarity with unceasing compassion - that is Samantabhadra from the very beginning.<ref>Khyentse, Dzongsar (1990). "Introduction: The Significance of This Biography" in: Palmo, Ani Jima (Eugenie de Jong; translator); Nyingpo, Yudra (compilor, ''et al.'') (2004). ''The Great Image: the Life Story of Vairochana the translator.'' Shambala Publications, Inc.: Boston, Massachusetts, U.S.A. ISBN 1-59030-069-6 (pbk.: alk. paper). p.xxi</ref>
</blockquote>

'[[The Mirror of the Mind of Samantabhadra (kun tu bzang po thugs kyi me long)|The Mirror of the Mind of Samantabhadra]]' ({{bo|t=ཀུན་ཏུ་བཟང་པོ་ཐུགས་ཀྱི་མེ་ལོང|w=kun tu bzang po thugs kyi me long}}) is one of the [[Seventeen Tantras]] of [[Dzogchen]] [[Upadesha]].<ref>Rigpa Shedra (October, 2009). ''Seventeen Tantras.'' Source: [http://www.rigpawiki.org/index.php?title=Seventeen_Tantras] (accessed: Monday April 5, 2010)</ref>
-->


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 73: Baris 38:
== Bacaan lanjutan ==
== Bacaan lanjutan ==
* ''Ancient Tibet: Research materials from the Yeshe De Project''. 1986. Dharma Publishing, California. ISBN 0-89800-146-3
* ''Ancient Tibet: Research materials from the Yeshe De Project''. 1986. Dharma Publishing, California. ISBN 0-89800-146-3
* Dudjom Rinpoche and Jikdrel Yeshe Dorje. ''The Nyingma School of Tibetan Buddhism: its Fundamentals and History''. Two Volumes. 1991. Translated and edited by Gyurme Dorje with Matthew Kapstein. Wisdom Publications, Boston. ISBN 0-86171-087-8</ref>
* Dudjom Rinpoche and Jikdrel Yeshe Dorje. ''The Nyingma School of Tibetan Buddhism: its Fundamentals and History''. Two Volumes. 1991. Translated and edited by Gyurme Dorje with Matthew Kapstein. Wisdom Publications, Boston. ISBN 0-86171-087-8


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 83: Baris 48:
{{Bodhisattva}}
{{Bodhisattva}}
{{Topik Buddhisme}}
{{Topik Buddhisme}}
<!-- [[Kategori:Shingon Buddhism]] ; [[Kategori:Vajrayana Buddhism]] ; [[Kategori:Nyingma]] ; [[Kategori:Tendai]] -->


[[Kategori:Bodhisatwa]]
[[Kategori:Bodhisatta]]

Revisi terkini sejak 17 Agustus 2024 14.07

Samantabhadra

Sanskerta:  Samantabhadra
অবলোকিতেশ্বর
Tionghoa:  普賢菩薩 pŭ xián pú sà
Jepang:  普賢菩薩 Fugen Bosatsu
Tibet:  ཀུན་ཏུ་བཟང་པོ། Kun-tu bzang-po
Vietnam:  Phổ Hiền Bồ Tát
Informasi
Dipuja oleh:  Mahayana, Vajrayana
Attribute:  Tindakan

Samantabhadra (Sanskerta; Devanagari: समन्तभद्र; IAST: samantabhadra; Tibet: ཀུན་ཏུ་བཟང་པོWylie: kun tu bzang po pr. Kuntuzangpo, berarti Keagungan Universal ; "Universal Worthy"), adalah seorang Bodhisattva dalam mazhab Buddhisme Mahayana yang berhubungan dengan pelaksanaan dan meditasi umat Buddha. Bersama-sama dengan Buddha Shakyamuni dan rekan Bodhisattva Manjusri, ia membentuk Trinitas Shakyamuni dalam Buddhisme. Ia merupakan pemimpi dari Sutra Teratai dan, menurut Sutra Avatamsaka, membuat sepuluh sumpah agung yang merupakan dasar landasan seorang bodhisattva. Di Cina, ia diasosiasikan dengan tindakan, yang mana bodhisattva Manjusri diasosiasikan dengan Kebijaksanaan. Di Jepang, bodhisattva ini sering dipuja oleh sekte Tendai dan Shingon, dan sebagai penjaga Sutra Teratai oleh sekte Nichiren.

Di mazhab Nyingma dari Buddhist Vajrayana, Samantabhadra sering dianggap sebagai Buddha mula-mula dalam persekutuan yang tidak terpisahkan bersama dengan pendampingnya Samantabhadri.

Samantabhadra biasanya ditampilkan dengan warna hitam. Topi Dorje Zahorma, sebuah bentuk topi spesial dari Dorje Zahorma yang merupakan ciri tradisi Chatral Rinpoche, dibubuhi dengan gambar Samantabhadra.[1]

Asal-usul

[sunting | sunting sumber]
Samantabhadra, digambarkan dalam Bodhisattva dari Kebajikan Universal yang Memperpanjang Kehidupan (Bodhisattva of Universal Virtue who Prolongs Life), lukisan sutra abad ke-12, periode akhir Heian.

Samantabhadra adalah figur utama dalam Sutra Bunga Garland, terutama pada bagian terakhir, Sutra Gandhavyuha. Di penghujung Sutra Gandhavyuha, seorang murid, Sudhana bertemu dengan Bodhisattva Samantabhadra, yang mengajarkannya bahwa kebijaksanaan hanya ada untuk supaya dilakukan; bahwa hal tersebut hanya baik apabila menguntungkan semua mahluk hidup.

Dalam Sutra Teratai, ia digambarkan secara luas dalam epilog, Sutra Meditasi pada Bodhisattva Kebajikan Universal ( 普賢經 Tionghoa: Pǔxiánjīng, Jepang: Fugen Kyō), dengan penjelasan khusus mengenai visualisasi akan bodhisattva, dan kebajikan akan penghormatan kepadanya.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Ancient Tibet: Research materials from the Yeshe De Project. 1986. Dharma Publishing, California. ISBN 0-89800-146-3
  • Dudjom Rinpoche and Jikdrel Yeshe Dorje. The Nyingma School of Tibetan Buddhism: its Fundamentals and History. Two Volumes. 1991. Translated and edited by Gyurme Dorje with Matthew Kapstein. Wisdom Publications, Boston. ISBN 0-86171-087-8

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]