Lompat ke isi

Sunan Muria: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 23200376 oleh 182.3.46.193 (bicara) Pengembalian vandalisme atau suntingan uji coba
Tag: Pembatalan
Avamauza (bicara | kontrib)
Silsilah selalu diperdebatkan, melindungi halaman
 
(56 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{vlindungi}}
{{Infobox religious biography
| honorific-prefix =
{{Infobox religious biography|honorific-prefix=As-Syaikh|name=Umar Said <br>
| name = Sunan Muria
( Sunan Muria )
| image =
| image= Sunan Muria BW.png
| alt =
| alt=
| caption =
| caption= Ilustrasi Lukisan Sunan Muria
|religion=[[Islam]]|denomination=[[Sunni]]|known_for=[[Wali Songo]]|birth_name=1450|birth_date=|death_date=|death_place=|children={{unbulleted list
| religion = [[Islam]]
|[[Syech Jangkung]]
| denomination = Sunni
|[[Sunan Nyamplungan]]
| known_for = Wali Sanga
| birth_name = Raden 'Umar Said
|Raden Ayu Nasiki
|Pangeran Santri <br>([[Sunan Kadilangu]])
| birth_date =
|Pangeran Jogodipo
| birth_place =
}}|father=Said <br>([[Sunan Kalijaga]])|mother=Dewi Saroh binti [[Maulana Ishaq]]|spouse={{unbulleted list
| death_date =
|Dewi Sujinah binti [[Sunan Ngudung]]
| death_place =
| father = [[Sunan Kalijaga]]
|Dewi Roroyono binti [[Nyai Ageng Ngerang|Sunan Ngerang]]
}}|predecessor=[[Sunan Kalijaga]]|successor=[[Panembahan Pekaos]]}}
| mother = Dewi Saroh

| spouse = {{unbulleted list
'''Sunan Muria''' adalah Ulama yang termasuk dalam anggota dewan [[Wali Songo]]. Nama lahirnya adalah '''Umar Said'''. Ia adalah putra [[Sunan Kalijaga]] dan Dewi Saroh binti [[Maulana Ishaq]].<ref>{{Cite web|last=Nahdliyin|first=Suara|date=2019-01-07|title=Menelusuri Jati Diri dan Jejak Dakwah Sunan Muria|url=http://suaranahdliyin.com/menelusuri-jati-diri-dan-jejak-dakwah-sunan-muria-8507|website=Suara Nahdliyin|language=en-US|access-date=2022-04-29}}</ref><ref>{{Citation|title=Wisata Religi Pulau Mandalika. Ziarah ke makam Sunan Ngudung dan Adipati Patak Warak.|url=https://www.youtube.com/watch?v=ispwM7C5A5U|accessdate=2022-04-29|language=id-ID}}</ref>
|Dewi Sujinah
|Dewi Roroyono
}}
}}
'''Sunan Muria''', lahir dengan nama '''Raden 'Umar Said''', adalah tokoh [[Walisanga]], putra dari Raden Said ([[Sunan Kalijaga]]) dengan Dewi Saroh, putri [[Syekh]][[Maulana Ishaq]], Dewi Saroh juga keturunan trah [[Sultan Malikussaleh]] [[Kesultanan Samudera Pasai]] dari jalur ibu [[Sultanah]] [[Pasai]].<ref>{{Cite web|last=Nahdliyin|first=Suara|date=2019-01-07|title=Menelusuri Jati Diri dan Jejak Dakwah Sunan Muria|url=http://suaranahdliyin.com/menelusuri-jati-diri-dan-jejak-dakwah-sunan-muria-8507|website=Suara Nahdliyin|language=en-US|access-date=2022-04-29}}</ref><ref>{{Citation|title=Wisata Religi Pulau Mandalika. Ziarah ke makam Sunan Ngudung dan Adipati Patak Warak.|url=https://www.youtube.com/watch?v=ispwM7C5A5U|accessdate=2022-04-29|language=id-ID}}</ref>


Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung ([[Gunung Muria]]), yang terletak di sebelah utara kota [[Kudus]], [[Jawa Tengah]], tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M.
Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung ([[Gunung Muria]]), yang terletak di sebelah utara kota [[Kudus]], [[Jawa Tengah]], tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M.


Di dalam tradisi penulisan tembang, Sunan Muria dianggap sebagai pencipta tembang-tembang cilik (sekar alit) jenis Sinom dan Kinanthi.
Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri [[Sunan Ngudung]], adik dari [[Sunan Kudus]] dan Sunan Muria menikah dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan [[Nyai Ageng Ngerang]].<ref>{{Citation|title=Silsilah Sunan Kudus {{!}} Habib Luthfi bin Yahya|url=https://www.youtube.com/watch?v=hGxr4oUUy2c|accessdate=2022-04-29|language=id-ID}}</ref> Sunan Muria menikah dengan dewi sujinah dikaruniai seorang anak bernama Raden Saridin,[[Syech Jangkung]]/Waliyullah Sunan Landoh.


Sunan Muria menjalankan dakwah melalui pendekatan budaya. Dalam seni pewayangan, misal, Sunan Muria diketahui suka menggelar sejumlah lakon carangan pertunjukan wayang gubahan Sunan Kalijaga, seperti : Dewa Ruci, Dewa Srani, Jamus Kalimasada, Begawan Ciptaning, Semar Ambarang Jantur, dan sebagainya.
Sedangkan, pernikahan Sunan Muria dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan [[Nyai Ageng Ngerang]] dikaruniai tiga orang anak sunan nyamplungan, raden ayu nasiki,pangeran santri, Salah satu putra Sunan Muria yang terkenal ialah (Panembahan Pangulu) Pangeran Jogodipo , yang makamnya berada satu kompleks di Colo.

Melalui media pertunjukan wayang, Sunan Muria memberikan penerangan-penerangan kepada masyarakat tentang berbagai hal dalam kaitan dengan tauhid. Dengan pendekatan lewat pertunjukan wayang, tembang-tembang, tradisi-tradisi
lama, dan praktik-praktik keagamaan lama yang sudah diislamkan, Sunan
Muria berhasil mengembangkan dakwah Islam di daerah Jepara, Tayu, Juwana, bahkan sekitar Kudus.


Sumber versi catatan sejarah menyebutkan asal usul Sunan Muria sebagai anak kandung dari sunan ngudung/sunan mandalika sangat tidak sesuai karena bukti kebenaran otentik dewi sujinah istri sunan muria adalah putri dari [[Sunan Ngudung|Sunan Ngudung "Raden Usman Haji"]] bin [[Raden Santri Gresik|As-Sayyid Ali Murtadho Sunan Gisik]] kakak sunan ampel
Sumber versi catatan sejarah menyebutkan asal usul Sunan Muria sebagai anak kandung dari sunan ngudung/sunan mandalika sangat tidak sesuai karena bukti kebenaran otentik dewi sujinah istri sunan muria adalah putri dari [[Sunan Ngudung|Sunan Ngudung "Raden Usman Haji"]] bin [[Raden Santri Gresik|As-Sayyid Ali Murtadho Sunan Gisik]] kakak sunan ampel


== Silsilah ==
== Rekam Jejak ==
=== Menjadi Murid sekaligus menantu Sunan Ngerang ===
Silsilah Raden Umar Said atau Sunan Muria menurut Naskah Pustoko Darah Agung Rangkainya sebagai berikut (1) [[Abdul Muthalib]] (Adipati Mekah) (2) Sayyid [[Abbas bin Abdul-Muththalib]] (3) [[Abdullah bin Abbas]] berputra [[Ali bin Abdullah bin Abbas|Sayyid Abdul Azhar/ Abdullah Al Akbar / Syekh Abdul 'Wahid' Qurnayn Al baghdadi]] (4) Syaikh Wais / Waqid Arumni (5) Syaikh Mudzakir Arumni (6) Syaikh Abdullah (7) Syaikh Kharmia / kharmis (Kurames) (8) Syaikh Mubarak (9) Syaikh Abdullah (10) Syaikh Ma'ruf / Madhra'uf (11) Syaikh Arifin (12) Syaikh Hasanuddin(13) Syaikh Jamal (14) Syaikh Ahmad (15) Syaikh Abdullah (16) Syaikh Abbas (17) Syaikh Abdullah (18) Syaikh Kurames / Khoromis (Ulama di Mekah) (19) [[Arya Wiraraja|Abdur Rahman / Kyai Lanang Baya / Arya Wiraraja]] ([[Daftar Bupati Tuban|Ario Teja, Bupati Tuban]]) (20) [[Daftar Bupati Tuban|Ario Teja I (Bupati Tuban)]] (21) [[Daftar Bupati Tuban|Ario Teja Laku (Bupati Tuban)]] (22) [[Daftar Bupati Tuban|Ario Teja II (Bupati Tuban)]] (23) [[Daftar Bupati Tuban|Raden Sahur Tumenggung Wilatikta (Bupati Tuban)]] (24) Raden Mas Said ([[Sunan Kalijaga]]) (25) Raden Umar Said (Sunan Muria)
Selama berguru kepada Sunan Ngerang, dikisahkan bahwa suatu saat
Sunan Ngerang mengadakan syukuran untuk putrinya, Dewi Roroyono yang
usianya genap dua puluh tahun.


Para murid seperti Sunan Muria, Sunan
Silsilah Raden Umar Said atau Sunan Muria dari jalur ibu Dewi Saroh Rangkainya sebagai berikut (1)Nabi [[Muhammad]] Rasulullah SAW (2) Sayyidah [[Fatimah az-Zahra]] (RHA)(3) Al Imam Al [[Husain bin Ali]] As Syahid (RA) (4) Al Imam ([[Ali bin Husain]]) Ali Zainal Abidin (5) Al Imam [[Muhammad al-Baqir]](6) Al Imam [[Ja'far ash-Shadiq]] (7) Al Imam [[Ali al-Uraidhi]] (8) Al Imam [[Muhammad an-Naqib]] (9) Al Imam [[Isa ar-Rumi]] (10) Al Imam [[Ahmad al-Muhajir]] (11) As Sayyid [[Ubaidillah bin Ahmad]] (12) As sayyid [[Alawi bin Ubaidillah]] Alawi Awwal (13) As Sayyid Muhammad Shahibus Shaumah (14) As Sayyid Alawi Ats Tsani (15) As Sayyid [[Ali Khali' Qasam]] (16) As Sayyid [[Muhammad Shahib Mirbath]] (17) As Sayyid Alawi Ammil Faqih (18) As Sayyid [[Abdul Malik bin Alwi]] [[Azmatkhan]] (19) As Sayyid Amir Khan Abdullah (20) As Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin (21) As Sayyid Husain [[Jamaluddin Akbar al-Husaini]] (22) Syekh [[Maulana Ishaq]] (23) Sayyidah Dewi Saroh(24) Raden Umar Said (Sunan Muria)
Kudus, Adipati Pathak Warak dari Mandalika Jepara, Kapa dan adiknya, Gentiri,
diundang untuk hadir.


Ketika Dewi Roroyono dan adiknya, Roro Pujiwati,
==Referensi==
keluar menghidangkan makanan dan minuman, hati Adipati Pathak Warak
terpesona oleh kecantikan putri gurunya itu. Ia memandang Dewi Roroyono
dengan mata tidak berkedip.

Putri Sunan Ngerang itu telah membuat Adipati Pathak Warak tergila-gila dan melakukan tindakan tidak pantas terhadap putri
gurunya itu. Bahkan, pada malam hari, Dewi Roroyono dibawa lari ke Mandalika.

Sewaktu Sunan Ngerang mengetahui bahwa putrinya diculik oleh
Pathak Warak, ia berikrar akan menikahkan putrinya itu dengan siapa saja
yang berhasil membawanya kembali.

Setelah melalui berbagai rintangan yang berat termasuk melumpuhkan Adipati Pathak Warak, membinasakan Kapa
dan Gentiri yang berkhianat.

Raden Umar Said berhasil membawa kembali
Dewi Roroyono. Lalu Sunan Ngerang menjodohkan putrinya, Dewi Roroyono,
dengan Raden Umar Said (Sunan Muria).

=== Pernikahan ===
Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri [[Sunan Ngudung]], adik dari [[Sunan Kudus]] dan Sunan Muria menikah dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan [[Nyai Ageng Ngerang]].<ref>{{Citation|title=Silsilah Sunan Kudus {{!}} Habib Luthfi bin Yahya|url=https://www.youtube.com/watch?v=hGxr4oUUy2c|accessdate=2022-04-29|language=id-ID}}</ref> Sunan Muria menikah dengan dewi sujinah dikaruniai seorang anak bernama [[Syech Jangkung]].

Sedangkan, pernikahan Sunan Muria dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan [[Nyai Ageng Ngerang]] dikaruniai tiga orang anak, yaitu :
# [[Sunan Nyamplungan]]
# Raden Ayu Nasiki
# Pangeran Santri ([[Sunan Kadilangu]]).

Selain itu adapula putra Sunan Muria yang terkenal ialah (Panembahan Pangulu) Pangeran Jogodipo, yang makamnya berada satu kompleks di Colo.

== Pemakaman ==
Kompleks Makam Sunan Muria berada di Bukit Muria yang terletak di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah dan berada pada ketinggian lebih dari 1600 meter di atas permukaan laut.

== Referensi ==
=== Kutipan ===
{{reflist}}
{{reflist}}


==Daftar pustaka ==
=== Pustaka ===
# Agus Sunyoto, ''Atlas Walisongo,'' Depok: Pustaka Iman, 2016, Halaman 305.
# Agus Sunyoto, ''Atlas Walisongo,'' Depok: Pustaka Iman, 2016, Halaman 305.

# [https://mustafit.blogspot.com/2018/07/ziarah-makam-sunan-muria-raden-umar-said.html Ziarah Sunan Muria]
== Pranala luar ==
# [https://www.fokussemarang.com/ FokusSemarang.com]
{{Walisongo}}
{{Walisongo}}



Revisi terkini sejak 18 Juni 2024 17.12

As-Syaikh

Umar Said
( Sunan Muria )
Ilustrasi Lukisan Sunan Muria
Informasi pribadi
Lahir
1450
AgamaIslam
Pasangan
Anak
Orang tua
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiWali Songo
Pemimpin Muslim
PendahuluSunan Kalijaga
PenerusPanembahan Pekaos

Sunan Muria adalah Ulama yang termasuk dalam anggota dewan Wali Songo. Nama lahirnya adalah Umar Said. Ia adalah putra Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.[1][2]

Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M.

Di dalam tradisi penulisan tembang, Sunan Muria dianggap sebagai pencipta tembang-tembang cilik (sekar alit) jenis Sinom dan Kinanthi.

Sunan Muria menjalankan dakwah melalui pendekatan budaya. Dalam seni pewayangan, misal, Sunan Muria diketahui suka menggelar sejumlah lakon carangan pertunjukan wayang gubahan Sunan Kalijaga, seperti : Dewa Ruci, Dewa Srani, Jamus Kalimasada, Begawan Ciptaning, Semar Ambarang Jantur, dan sebagainya.

Melalui media pertunjukan wayang, Sunan Muria memberikan penerangan-penerangan kepada masyarakat tentang berbagai hal dalam kaitan dengan tauhid. Dengan pendekatan lewat pertunjukan wayang, tembang-tembang, tradisi-tradisi lama, dan praktik-praktik keagamaan lama yang sudah diislamkan, Sunan Muria berhasil mengembangkan dakwah Islam di daerah Jepara, Tayu, Juwana, bahkan sekitar Kudus.

Sumber versi catatan sejarah menyebutkan asal usul Sunan Muria sebagai anak kandung dari sunan ngudung/sunan mandalika sangat tidak sesuai karena bukti kebenaran otentik dewi sujinah istri sunan muria adalah putri dari Sunan Ngudung "Raden Usman Haji" bin As-Sayyid Ali Murtadho Sunan Gisik kakak sunan ampel

Rekam Jejak

[sunting | sunting sumber]

Menjadi Murid sekaligus menantu Sunan Ngerang

[sunting | sunting sumber]

Selama berguru kepada Sunan Ngerang, dikisahkan bahwa suatu saat Sunan Ngerang mengadakan syukuran untuk putrinya, Dewi Roroyono yang usianya genap dua puluh tahun.

Para murid seperti Sunan Muria, Sunan Kudus, Adipati Pathak Warak dari Mandalika Jepara, Kapa dan adiknya, Gentiri, diundang untuk hadir.

Ketika Dewi Roroyono dan adiknya, Roro Pujiwati, keluar menghidangkan makanan dan minuman, hati Adipati Pathak Warak terpesona oleh kecantikan putri gurunya itu. Ia memandang Dewi Roroyono dengan mata tidak berkedip.

Putri Sunan Ngerang itu telah membuat Adipati Pathak Warak tergila-gila dan melakukan tindakan tidak pantas terhadap putri gurunya itu. Bahkan, pada malam hari, Dewi Roroyono dibawa lari ke Mandalika.

Sewaktu Sunan Ngerang mengetahui bahwa putrinya diculik oleh Pathak Warak, ia berikrar akan menikahkan putrinya itu dengan siapa saja yang berhasil membawanya kembali.

Setelah melalui berbagai rintangan yang berat termasuk melumpuhkan Adipati Pathak Warak, membinasakan Kapa dan Gentiri yang berkhianat.

Raden Umar Said berhasil membawa kembali Dewi Roroyono. Lalu Sunan Ngerang menjodohkan putrinya, Dewi Roroyono, dengan Raden Umar Said (Sunan Muria).

Pernikahan

[sunting | sunting sumber]

Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri Sunan Ngudung, adik dari Sunan Kudus dan Sunan Muria menikah dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang.[3] Sunan Muria menikah dengan dewi sujinah dikaruniai seorang anak bernama Syech Jangkung.

Sedangkan, pernikahan Sunan Muria dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang dikaruniai tiga orang anak, yaitu :

  1. Sunan Nyamplungan
  2. Raden Ayu Nasiki
  3. Pangeran Santri (Sunan Kadilangu).

Selain itu adapula putra Sunan Muria yang terkenal ialah (Panembahan Pangulu) Pangeran Jogodipo, yang makamnya berada satu kompleks di Colo.

Pemakaman

[sunting | sunting sumber]

Kompleks Makam Sunan Muria berada di Bukit Muria yang terletak di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah dan berada pada ketinggian lebih dari 1600 meter di atas permukaan laut.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Nahdliyin, Suara (2019-01-07). "Menelusuri Jati Diri dan Jejak Dakwah Sunan Muria". Suara Nahdliyin (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-29. 
  2. ^ Wisata Religi Pulau Mandalika. Ziarah ke makam Sunan Ngudung dan Adipati Patak Warak., diakses tanggal 2022-04-29 
  3. ^ Silsilah Sunan Kudus | Habib Luthfi bin Yahya, diakses tanggal 2022-04-29 
  1. Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka Iman, 2016, Halaman 305.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. FokusSemarang.com