Lompat ke isi

Kebajikan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(64 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Untuk|kebajikan dalam pengertian umum|Kebajikan}}{{Seealso|Kesempurnaan (Buddhisme)|Pelimpahan jasa}}
{{Buddhisme}}
[[Berkas:Monks in Thailand.JPG|thumb|upright=1|Seorang [[Upāsaka_dan_Upāsikā|umat perumahtangga]] sedang bederma makanan kepada [[bhikkhu]]]]{{Buddhisme|dhamma}}
'''Dasa Kusala-Kamma''' atau Dasapunnakiriyavatthu berasal dari kata [[Dasa]], [[Punnakiriya]], dan [[Vatthu]]. '''Dasa''' artinya sepuluh. '''Punna kiriya''' artinya jasa atau berbuat kebajikan. Dan '''Vatthu''' artinya perihal atau cara. Jadi, Dasapunnakiriyavatthu artinya sepuluh cara untuk berbuat kebajikan atau jasa. Dasapunnakiriyavatthu ini disebut juga Dasa Kusala-Kamma. Sepuluh cara tersebut adalah:


'''Kebajikan''', '''jasa''', atau '''jasa kebajikan''' ([[Bahasa Pali|Pali]]: ''puñña''; [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''puṇya'') adalah konsep yang dianggap mendasar bagi [[etika Buddhis]]. Kebajikan merujuk pada berbagai perbuatan baik (''kusala-kamma'') melalui pikiran, ucapan, dan jasmani sesuai [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]].
# [[Dana]], artinya beramal, murah hati, membantu orang, memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan keperluannya tanpa pamrih.
# [[Sila]], artinya melakukan perbuatan, ucapan, dan penghidupan yang benar.
# [[Bhavana]] artinya pengembangan batin, yaitu upaya untuk membersihkan pikiran dan mengembangkan sikap selalu sadar.
# [[Apacayana]] artinya sifat rendah hati, tidak sombong, serta menghormat kepada yang pantas dihormati.
# [[Veyyavaca]] artinya berbakti serta bersemangat dalam melakukan hal-hal yang patut dilakukan.
# [[Pattidana]] artinya membagi kebahagiaan dengan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri.
# [[Pattanumodana]] artinya bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, tidak merasa iri hati, sikap menerima dan bergembira dalam ikut menikmati hasil perbuatan baik orang lain.
# [[Dhammasavana]] artinya mempelajari dan sering mendengarkan [[Dhamma]].
# [[Dhammadesana]] artinya menyebarkan atau membabarkan Dhamma.
# [[Ditthujukamma]] artinya berpandangan hidup yang benar atau meluruskan pandangan hidup yang salah menjadi pandangan hidup yang benar.


Dalam aliran [[Theravāda]], kebajikan didasarkan pada kerangka "sepuluh landasan kebajikan" (Pāli: ''dasa-puñña-kiriya-vatthu'') dan "sepuluh jalan perbuatan baik" (Pāli: ''kusalakammapatha''). Kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian [[Nibbana|Nibbāna]], alih-alih keuntungan duniawi, terakumulasi menjadi paramita atau kesempurnaan (Pāli: ''pāramī;'' Sanskerta: ''pāramitā'').
== Lihat pula ==
:* [[Buddha]]
:* [[Hukum Karma]]
:* [[Surga Tusita]]


Dalam aliran [[Mahāyāna]], kebajikan didasarkan pada "sepuluh jalan [[Bodhisatta|Bodhisattva]] mencegah penderitaan dari semua buah karma buruk."
[[Kategori:Buddhisme]]


== Theravāda ==
{{Lihat pula|Theravāda}}


Dalam [[Atthakatha|kitab komentar]] [[Abhidhamma Piṭaka]], kebajikan didefinisikan sebagai berikut:

{{Verse translation|Tattha punāti attano kārakaṁ, pūreti cassa ajjhāsayaṁ, pujjañca bhavaṁ nibbattetīti puñño.|Sehubungan dengan hal itu, disebut sebagai kebajikan karena membersihkan pelakunya sendiri, memenuhi kecenderungannya, dan menghasilkan kelahiran yang terhormat.|attr1=VibhA 142}}

Terdapat tiga poin utama, yaitu:

* Membersihkan arus batin dari siapa pun yang melakukannya. Ketika seseorang melakukan kebajikan dengan benar, maka pada saat itu arus batin dia berada dalam keadaan yang bersih dari [[pengotor batin]] (''kilesa'') [secara temporer].
* Memenuhi atau menyempurnakan kecenderungan untuk orang yang melakukan kebajikan. Kebajikan yang dilakukan seseorang akan memperkuat kecenderungan dia untuk melakukannya lagi sehingga akhirnya menjadi sifat dan karakter atau kebiasaan seseorang.
* Menghasilkan kelahiran yang terhormat atau mulia. Semua jenis kebajikan yang dilakukan, apabila berfungsi sebagai [[Karma dalam Buddhisme|karma]] produktif, maka kebajikan tersebut akan membuahkan kelahiran di [[Alam Kehidupan|alam-alam]] yang baik.
Dalam kitab-kitab [[Theravāda]], terdapat enam pengerahan usaha untuk melakukan kebajikan (''puññāyūhana''):
# Mengembangkan kebiasaan untuk melakukan kebajikan seperti berdana, mengajar [[Dhamma]], atau kebajikan lain secara rutin. Dengan cara ini, kebajikan pun terakumulasi melalui kebiasaan-kebiasaan yang telah berkembang.
# Mencontoh kebajikan ''kalyāṇamitta'' (teman-teman spiritual yang baik) yang telah terbiasa melakukan perbuatan baik.
# Melakukan kebajikan dengan tangan sendiri.
# Melakukan kebajikan dengan meminta orang lain untuk melakukannya.
# Melakukan kebajikan dengan pengetahuan atau [[Kebijaksanaan (Buddhisme)|kebijaksanaan]], artinya dengan pemahaman atas hukum karma dan buahnya.
# Melakukan kebajikan tanpa pengetahuan atau [[Kebijaksanaan (Buddhisme)|kebijaksanaan]], artinya tanpa pemahaman atas hukum karma dan buahnya.

=== '''Sepuluh landasan''' '''kebajikan''' ===
"Sepuluh landasan kebajikan" (Pāli: ''dasa-puñña-kiriya-vatthu'') didasarkan pada Puññakiriyavatthu Sutta ([[Aṅguttara Nikāya]] 8.36):<ref name=kamma>{{Cite book|last=Kheminda|first=Ashin|date=2020-02-01|url=https://books.google.co.id/books?id=XcHsDwAAQBAJ&printsec=copyright&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=KAMMA: Pusaran Kelahiran & Kematian Tanpa Awal|publisher=Yayasan Dhammavihari|isbn=978-623-94011-0-8|language=id}}</ref>
#[[Dāna|Bederma]] (''dāna'')
# [[Sīla|Moralitas]] atau akhlak (''sīla'')
# [[Meditasi Buddhis|Meditasi]] (''bhāvanā'')
# Rasa hormat (''apaciti'')
# Pelayanan (''veyyāvacca'')
# Persembahan kebajikan atau [[pelimpahan jasa]] (''pattānuppadāna'' atau ''pattidāna'')
# Ungkapan kebahagiaan (''abbhanumodanā'' atau ''pattanumodanā'')
# Pengajaran [[Dhamma]] (''Dhammadesanā'')
# Pendengaran [[Dhamma]] (''Dhammasavana'')
# Pelurusan [[Diṭṭhi|pandangan]] (''diṭṭhijukamma'')
'''Sepuluh landasan kebajikan''' tersebut juga sering dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ''dāna'' (derma), ''sīla'' (moralitas atau akhlak), dan ''bhāvanā'' (pengembangan batin) dengan skema berikut ini:<ref name=kamma/>
#Kelompok derma (''dāna'')
#* Bederma (''dāna'')
#* Persembahan kebajikan atau [[Pattidāna|pelimpahan jasa]] (''pattānuppadāna'' atau ''pattidāna'')
#* Ungkapan kebahagiaan (''abbhanumodanā'' atau ''pattanumodanā'')
#Keompok moralitas atau akhlak (''sīla'')
#* [[Etika Buddhis|Moralitas]] atau akhlak (''sīla'')
#* Rasa hormat (''apaciti'')
#* Pelayanan (''veyyāvacca'')
# Kelompok meditasi atau pengembangan batin (''bhāvanā'')
#* [[Meditasi Buddhis|Meditasi]] (''bhāvanā'')
#* Pengajaran [[Dhamma]] (''Dhammadesanā'')
#* Pendengaran [[Dhamma]] (''Dhammasavana'')
#* Pelurusan [[Diṭṭhi|pandangan]] (''diṭṭhijukamma'')

==== Bederma ====
{{Lihat pula|Dāna}}
Landasan kebajikan yang dibuat melalui bederma (''dāna'') merujuk kepada kehendak (''cetanā'') yang muncul di arus batin pada tiga waktu:<ref name=kamma/>

# Sebelum, yaitu saat mempersiapkan objek yang akan didanakan.
# Berlangsung, yaitu saat sedang memberikan dana.
# Sesudah, yaitu saat merenungkan kembali dengan hati yang sangat bahagia. Tradisi Buddhis mengajarkan untuk mengucapkan "''[[Sādhu (Buddhisme)|sādhu]], sādhu, sādhu''" setelah melakukan kebajikan.

==== Sila ====
{{Lihat pula|Sila (Buddhisme)}}
Landasan kebajikan yang dibuat melalui akhlak (''sīla-mayaṁ puññakiriyavatthu'') mencakup kemunculan kehendak (''cetanā'') di tiga waktu (sebelum, pada saat, dan sesudah) yang menjadi satu pada saat seseorang mengamalkan lima, delapan, atau sepuluh ''[[Etika Buddhis|sīla]]''.<ref name=kamma/>

==== Meditasi ====
{{Lihat pula|Meditasi (Buddhisme)}}
Landasan kebajikan yang dibuat melalui meditasi (''bhāvanā-mayaṁ puññakiriyavatthu'') adalah kehendak (''cetanā'') yang muncul di arus batin seseorang yang bermeditasi untuk merealisasi bahwa mata, telinga, batin, kesadaran indrawi, kesadaran batin, kontak-kontak indra, objek-objek indra, perasaan yang muncul, persepsi atas objek indra, usia tua, dan kematian memiliki karakteristik ketidakkekalan (''[[anicca]]''), ketidakpuasan (''[[dukkha]]''), dan tanpa-diri (''[[anatta]]'').<ref name=kamma/>

==== Rasa hormat ====
Landasan kebajikan yang dibuat melalui rasa hormat (''apaciti-sahagata'') dapat dilakukan dengan membantu seseorang yang lebih tua atau ''[[Biksu|bhikkhu]]'' yang lebih senior dalam melakukan aktivitasnya.<ref name=kamma/>

==== Pelayanan ====
Landasan kebajikan yang dibuat melalui pelayanan (''veyyāvacca-sahagata'') dapat dilakukan dengan melayani para ''[[Biksu|bhikkhu]]'' dengan penuh tanggung jawab, membawakan mangkuk makanan seorang ''bhikkhu'', dan melayani persembahan [[Dhamma]].<ref name=kamma/>

==== Pelimpahan jasa ====
{{Lihat pula|Pelimpahan jasa}}
Landasan kebajikan yang dibuat melalui [[Pattidāna|persembahan kebajikan]] atau pelimpahan jasa yang telah diperoleh (''pattānuppadāna'' atau ''pattidāna'') dapat dilakukan dengan mempersembahkan kebajikan yang sudah dilakukan untuk orang yang sudah meninggal dengan mengatakan, "''Semoga kebajikan ini melimpah kepada si A''", "''Saya membagian kebajikan ini untuk si A''", atau dipersembahkan untuk semua makhluk dengan berkata, "''Semoga kebajikan ini melimpah kepada semua makhluk''."<ref name=kamma/>

==== Ungkapan kebahagiaan ====
{{Lihat pula|Sādhu|Mudita}}

Landasan kebajikan yang dibuat melalui ungkapan kebahagiaan atas kebajikan yang telah dilakukan (''abbhanumodanā'' atau ''pattanumodanā'') dapat dilakukan pada saat seseorang memberikan ucapan terima kasih dengan mengucapkan, "''[[Sādhu (Buddhisme)|sādhu]] sādhu''" sebagai apresiasi atau ungkapan rasa bahagia kepada mereka yang telah membagikan kebajikannya atau diberikan ketika mereka sedang melakukan kebajikan.<ref name=kamma/>

==== Pengajaran Dhamma ====
{{Lihat pula|Dhamma}}
Landasan kebajikan yang dibuat melalui mengajarkan [[Dhamma]] (''desanā-mayaṁ puññakiriyavatthu'') adalah ketika seseorang telah hapal Dhamma (''paguṇadhamma'') dan mengajarkannya dengan menjadikan pencapaian [[Nirwana|Nibbāna]] sebagai tujuan tertinggi, bukan dengan motivasi ingin mendapatkan keuntungan pribadi.<ref name=kamma/>

==== Pendengaran Dhamma ====
Landasan kebajikan yang dibuat melalui mendengarkan [[Dhamma]] (''dhammasavana-mayaṁ puññakiriyavatthu'') ada dua jenis:<ref name=kamma/>

# Seseorang mendengarkan Dhamma dengan berpikir, "''Dengan mendengarkan Dhamma maka mereka akan menganggap saya sebagai seseorang yang mempunyai keyakinan (''saddhā'')''." Niat hati yang demikian tidak akan menghasilkan buah yang besar.
# Ketika seseorang mendengarkan Dhamma dengan hati yang lembut, dipenuhi dengan kualitas hati yang penuh kebaikan sembari berpikir, "''Dhamma yang dibabarkan akan membawa banyak manfaat untuk kehidupanku."'' Niat hati yang demikian akan menghasilkan buah yang besar.

==== Pelurusan pandangan ====
{{Lihat pula|Pandangan (Buddhisme)}}
Landasan kebajikan yang dibuat melalui meluruskan pandangan (''diṭṭhijukammaṁ puññakiriyavatthu'') adalah memperbaiki opini atau pandangan pribadi yang masih kurang baik. Buddha telah mengajarkan tentang 62 jenis pandangan salah yang patut diluruskan.<ref name=kamma/>

=== Sepuluh jalan perbuatan baik ===
{{Lihat pula|Pancasila Buddhis|Karma dalam Buddhisme}}

Buddha juga mengenalkan kerangka "sepuluh jalan perbuatan baik" (Pāli: ''kusalakammapatha'') untuk melakukan kebajikan. Kerangka tersebut didasarkan pada tiga pintu, yaitu pintu-tubuh, pintu-ucapan, dan pintu-mental, sebagai berikut:<ref name=kamma/>

* Tiga perbuatan baik melalui tubuh (Pāli: ''kusala kāyakamma'')
<ol start=1>
<li> Menahan diri dari pembunuhan (Pāli: ''pāṇātipātā veramaṇī'')</li>
<li> Menahan diri dari pencurian (Pāli: ''adinnādānā veramaṇī'')</li>
<li> Menahan diri dari perzinaan (Pāli: ''kāmesumicchācārā veramaṇī'')</li>
</ol>
* Empat perbuatan baik melalui ucapan (Pāli: ''kusala vacīkamma'')
<ol start=4>
<li> Menahan diri dari perkataan tidak benar (Pāli: ''musāvādā veramaṇī'')</li>
<li> Menahan diri dari ucapan fitnah (Pāli: ''pisuṇāya vācāya veramaṇī'')</li>
<li> Menahan diri dari ucapan kasar (Pāli: ''pharusāya vācāya veramaṇī'')</li>
<li> Menahan diri dari omong kosong (Pāli: ''samphappalāpā veramaṇī'')</li>
</ol>
* Tiga perbuatan baik melalui mental (Pāli: ''kusala manokamma'')
<ol start=8>
<li> Tiadanya dambaan (Pāli: ''anabhijjhā'')</li>
<li> Tiadanya [[Nīvaraṇa|niat jahat]] (Pāli: ''abyāpāda'')</li>
<li> [[Pandangan (Buddhisme)|Pandangan]]-benar (Pāli: ''sammādiṭṭhi'')</li>
</ol>

=== Kebajikan vs paramita ===
{{Main article|0=Paramita (Buddhisme)}}

Kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian [[Nibbana|Nirwana]], alih-alih keuntungan duniawi, terakumulasi menjadi [[paramita]] (Pāli: ''pāramī''). Paramita (''pāramī'') berbeda dari kebajikan (''puñña'') dalam arti apabila menghasilkan kelahiran kembali, maka kebajikan yang akan melahirkan makhluk di [[Alam Kehidupan|alam-alam]] tertentu. Kebajikan tidak akan bisa membuat suatu makhluk keluar dari ''[[saṃsāra]]'' karena kebajikan berbuah di dalam ''saṃsāra''. Kebajikan mengendorkan ikatan suatu makhluk di ''saṃsāra,'' tidak melepaskannya. Dengan kebajikan, seseorang mendapatkan kehidupan yang baik sehingga mempermudah seseorang untuk belajar (''pariyatti'') dan berlatih meditasi (''paṭipatti''). Namun, untuk keluar dari ''saṃsāra,'' dibutuhkan paramita atau ''pāramī.'' Paramita membantu penembusan [[Empat Kebenaran Mulia]] (''paṭivedha'') dan pencapaian [[Nibbana|Nibbāna]].<ref>{{Cite web|last=Kheminda|first=Ashin|date=2017|title=Tentang Kebajikan dan Pāramī|url=https://www.dhammavihari.or.id/blog/post/tentang-kebajikan-dan-parami|website=Dhammavihārī Buddhist Studies|language=id|access-date=2024-04-11}}</ref>

== Mahayana ==
Dalam aliran Mahāyāna, kebajikan didasarkan pada sepuluh jalan ''[[Bodhisatwa]]'' mencegah “penderitaan dari semua buah karma buruk”.<!--Saya tidak menyebutkan penerjemahnya secara khusus, karena kedua terjemahan yang ditautkan diterjemahkan dengan cara yang sama seperti "takdir jahat". Tampaknya itu bukan istilah buatan.--> Sepuluh jalan tersebut adalah:

* Dengan menghentikan pembunuhan, praktisi akan mencapai kebebasan dari gangguan;
* Dengan menghentikan pencurian, praktisi akan menemukan keamanan dalam hidup, secara ekonomi, sosial dan spiritual;
* Dengan menghentikan perilaku salah (seksual), praktisi akan menemukan kedamaian batin dan kedamaian dalam kehidupan keluarga;
* Dengan menghentikan kebohongan, praktisi akan mencapai kemurnian ucapan dan pikiran;
* Dengan menghentikan fitnah, praktisi akan dilindungi secara sosial dan spiritual;
* Dengan menghentikan bahasa kasar, kata-kata praktisi akan lebih efektif;
* Dengan menghentikan ucapan yang tidak senonoh, praktisi akan menjadi bijak dan bermartabat;
* Dengan menghentikan nafsu, praktisi menemukan kebebasan dalam hidup melalui kepuasan dan kesederhanaan;
* Dengan menghentikan kebencian, praktisi akan mengembangkan kebaikan dan kelembutan;
* Dengan melepaskan pandangan salah, praktisi tidak akan goyah di jalan yang baik dan spiritual.<ref>{{cite web|last1=Bhikkhu|first1=Saddhaloka|title=The Discourse on the Ten Wholesome Ways of Action|url=http://www.buddhistdoor.com/OldWeb/resources/sutras/wholesome_sutra.htm|website=Buddhistdoor|access-date=13 November 2014}}</ref>

== Referensi ==
[[Kategori:Buddhisme]]
<references />
{{buddha-stub}}
{{buddha-stub}}

Revisi terkini sejak 10 Oktober 2024 04.09

Seorang umat perumahtangga sedang bederma makanan kepada bhikkhu

Kebajikan, jasa, atau jasa kebajikan (Pali: puñña; Sanskerta: puṇya) adalah konsep yang dianggap mendasar bagi etika Buddhis. Kebajikan merujuk pada berbagai perbuatan baik (kusala-kamma) melalui pikiran, ucapan, dan jasmani sesuai Jalan Mulia Berunsur Delapan.

Dalam aliran Theravāda, kebajikan didasarkan pada kerangka "sepuluh landasan kebajikan" (Pāli: dasa-puñña-kiriya-vatthu) dan "sepuluh jalan perbuatan baik" (Pāli: kusalakammapatha). Kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian Nibbāna, alih-alih keuntungan duniawi, terakumulasi menjadi paramita atau kesempurnaan (Pāli: pāramī; Sanskerta: pāramitā).

Dalam aliran Mahāyāna, kebajikan didasarkan pada "sepuluh jalan Bodhisattva mencegah penderitaan dari semua buah karma buruk."

Theravāda

[sunting | sunting sumber]

Dalam kitab komentar Abhidhamma Piṭaka, kebajikan didefinisikan sebagai berikut:

Terdapat tiga poin utama, yaitu:

  • Membersihkan arus batin dari siapa pun yang melakukannya. Ketika seseorang melakukan kebajikan dengan benar, maka pada saat itu arus batin dia berada dalam keadaan yang bersih dari pengotor batin (kilesa) [secara temporer].
  • Memenuhi atau menyempurnakan kecenderungan untuk orang yang melakukan kebajikan. Kebajikan yang dilakukan seseorang akan memperkuat kecenderungan dia untuk melakukannya lagi sehingga akhirnya menjadi sifat dan karakter atau kebiasaan seseorang.
  • Menghasilkan kelahiran yang terhormat atau mulia. Semua jenis kebajikan yang dilakukan, apabila berfungsi sebagai karma produktif, maka kebajikan tersebut akan membuahkan kelahiran di alam-alam yang baik.

Dalam kitab-kitab Theravāda, terdapat enam pengerahan usaha untuk melakukan kebajikan (puññāyūhana):

  1. Mengembangkan kebiasaan untuk melakukan kebajikan seperti berdana, mengajar Dhamma, atau kebajikan lain secara rutin. Dengan cara ini, kebajikan pun terakumulasi melalui kebiasaan-kebiasaan yang telah berkembang.
  2. Mencontoh kebajikan kalyāṇamitta (teman-teman spiritual yang baik) yang telah terbiasa melakukan perbuatan baik.
  3. Melakukan kebajikan dengan tangan sendiri.
  4. Melakukan kebajikan dengan meminta orang lain untuk melakukannya.
  5. Melakukan kebajikan dengan pengetahuan atau kebijaksanaan, artinya dengan pemahaman atas hukum karma dan buahnya.
  6. Melakukan kebajikan tanpa pengetahuan atau kebijaksanaan, artinya tanpa pemahaman atas hukum karma dan buahnya.

Sepuluh landasan kebajikan

[sunting | sunting sumber]

"Sepuluh landasan kebajikan" (Pāli: dasa-puñña-kiriya-vatthu) didasarkan pada Puññakiriyavatthu Sutta (Aṅguttara Nikāya 8.36):[1]

  1. Bederma (dāna)
  2. Moralitas atau akhlak (sīla)
  3. Meditasi (bhāvanā)
  4. Rasa hormat (apaciti)
  5. Pelayanan (veyyāvacca)
  6. Persembahan kebajikan atau pelimpahan jasa (pattānuppadāna atau pattidāna)
  7. Ungkapan kebahagiaan (abbhanumodanā atau pattanumodanā)
  8. Pengajaran Dhamma (Dhammadesanā)
  9. Pendengaran Dhamma (Dhammasavana)
  10. Pelurusan pandangan (diṭṭhijukamma)

Sepuluh landasan kebajikan tersebut juga sering dikelompokkan menjadi tiga, yaitu dāna (derma), sīla (moralitas atau akhlak), dan bhāvanā (pengembangan batin) dengan skema berikut ini:[1]

  1. Kelompok derma (dāna)
    • Bederma (dāna)
    • Persembahan kebajikan atau pelimpahan jasa (pattānuppadāna atau pattidāna)
    • Ungkapan kebahagiaan (abbhanumodanā atau pattanumodanā)
  2. Keompok moralitas atau akhlak (sīla)
    • Moralitas atau akhlak (sīla)
    • Rasa hormat (apaciti)
    • Pelayanan (veyyāvacca)
  3. Kelompok meditasi atau pengembangan batin (bhāvanā)

Landasan kebajikan yang dibuat melalui bederma (dāna) merujuk kepada kehendak (cetanā) yang muncul di arus batin pada tiga waktu:[1]

  1. Sebelum, yaitu saat mempersiapkan objek yang akan didanakan.
  2. Berlangsung, yaitu saat sedang memberikan dana.
  3. Sesudah, yaitu saat merenungkan kembali dengan hati yang sangat bahagia. Tradisi Buddhis mengajarkan untuk mengucapkan "sādhu, sādhu, sādhu" setelah melakukan kebajikan.

Landasan kebajikan yang dibuat melalui akhlak (sīla-mayaṁ puññakiriyavatthu) mencakup kemunculan kehendak (cetanā) di tiga waktu (sebelum, pada saat, dan sesudah) yang menjadi satu pada saat seseorang mengamalkan lima, delapan, atau sepuluh sīla.[1]

Landasan kebajikan yang dibuat melalui meditasi (bhāvanā-mayaṁ puññakiriyavatthu) adalah kehendak (cetanā) yang muncul di arus batin seseorang yang bermeditasi untuk merealisasi bahwa mata, telinga, batin, kesadaran indrawi, kesadaran batin, kontak-kontak indra, objek-objek indra, perasaan yang muncul, persepsi atas objek indra, usia tua, dan kematian memiliki karakteristik ketidakkekalan (anicca), ketidakpuasan (dukkha), dan tanpa-diri (anatta).[1]

Rasa hormat

[sunting | sunting sumber]

Landasan kebajikan yang dibuat melalui rasa hormat (apaciti-sahagata) dapat dilakukan dengan membantu seseorang yang lebih tua atau bhikkhu yang lebih senior dalam melakukan aktivitasnya.[1]

Pelayanan

[sunting | sunting sumber]

Landasan kebajikan yang dibuat melalui pelayanan (veyyāvacca-sahagata) dapat dilakukan dengan melayani para bhikkhu dengan penuh tanggung jawab, membawakan mangkuk makanan seorang bhikkhu, dan melayani persembahan Dhamma.[1]

Pelimpahan jasa

[sunting | sunting sumber]

Landasan kebajikan yang dibuat melalui persembahan kebajikan atau pelimpahan jasa yang telah diperoleh (pattānuppadāna atau pattidāna) dapat dilakukan dengan mempersembahkan kebajikan yang sudah dilakukan untuk orang yang sudah meninggal dengan mengatakan, "Semoga kebajikan ini melimpah kepada si A", "Saya membagian kebajikan ini untuk si A", atau dipersembahkan untuk semua makhluk dengan berkata, "Semoga kebajikan ini melimpah kepada semua makhluk."[1]

Ungkapan kebahagiaan

[sunting | sunting sumber]

Landasan kebajikan yang dibuat melalui ungkapan kebahagiaan atas kebajikan yang telah dilakukan (abbhanumodanā atau pattanumodanā) dapat dilakukan pada saat seseorang memberikan ucapan terima kasih dengan mengucapkan, "sādhu sādhu" sebagai apresiasi atau ungkapan rasa bahagia kepada mereka yang telah membagikan kebajikannya atau diberikan ketika mereka sedang melakukan kebajikan.[1]

Pengajaran Dhamma

[sunting | sunting sumber]

Landasan kebajikan yang dibuat melalui mengajarkan Dhamma (desanā-mayaṁ puññakiriyavatthu) adalah ketika seseorang telah hapal Dhamma (paguṇadhamma) dan mengajarkannya dengan menjadikan pencapaian Nibbāna sebagai tujuan tertinggi, bukan dengan motivasi ingin mendapatkan keuntungan pribadi.[1]

Pendengaran Dhamma

[sunting | sunting sumber]

Landasan kebajikan yang dibuat melalui mendengarkan Dhamma (dhammasavana-mayaṁ puññakiriyavatthu) ada dua jenis:[1]

  1. Seseorang mendengarkan Dhamma dengan berpikir, "Dengan mendengarkan Dhamma maka mereka akan menganggap saya sebagai seseorang yang mempunyai keyakinan (saddhā)." Niat hati yang demikian tidak akan menghasilkan buah yang besar.
  2. Ketika seseorang mendengarkan Dhamma dengan hati yang lembut, dipenuhi dengan kualitas hati yang penuh kebaikan sembari berpikir, "Dhamma yang dibabarkan akan membawa banyak manfaat untuk kehidupanku." Niat hati yang demikian akan menghasilkan buah yang besar.

Pelurusan pandangan

[sunting | sunting sumber]

Landasan kebajikan yang dibuat melalui meluruskan pandangan (diṭṭhijukammaṁ puññakiriyavatthu) adalah memperbaiki opini atau pandangan pribadi yang masih kurang baik. Buddha telah mengajarkan tentang 62 jenis pandangan salah yang patut diluruskan.[1]

Sepuluh jalan perbuatan baik

[sunting | sunting sumber]

Buddha juga mengenalkan kerangka "sepuluh jalan perbuatan baik" (Pāli: kusalakammapatha) untuk melakukan kebajikan. Kerangka tersebut didasarkan pada tiga pintu, yaitu pintu-tubuh, pintu-ucapan, dan pintu-mental, sebagai berikut:[1]

  • Tiga perbuatan baik melalui tubuh (Pāli: kusala kāyakamma)
  1. Menahan diri dari pembunuhan (Pāli: pāṇātipātā veramaṇī)
  2. Menahan diri dari pencurian (Pāli: adinnādānā veramaṇī)
  3. Menahan diri dari perzinaan (Pāli: kāmesumicchācārā veramaṇī)
  • Empat perbuatan baik melalui ucapan (Pāli: kusala vacīkamma)
  1. Menahan diri dari perkataan tidak benar (Pāli: musāvādā veramaṇī)
  2. Menahan diri dari ucapan fitnah (Pāli: pisuṇāya vācāya veramaṇī)
  3. Menahan diri dari ucapan kasar (Pāli: pharusāya vācāya veramaṇī)
  4. Menahan diri dari omong kosong (Pāli: samphappalāpā veramaṇī)
  • Tiga perbuatan baik melalui mental (Pāli: kusala manokamma)
  1. Tiadanya dambaan (Pāli: anabhijjhā)
  2. Tiadanya niat jahat (Pāli: abyāpāda)
  3. Pandangan-benar (Pāli: sammādiṭṭhi)

Kebajikan vs paramita

[sunting | sunting sumber]

Kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian Nirwana, alih-alih keuntungan duniawi, terakumulasi menjadi paramita (Pāli: pāramī). Paramita (pāramī) berbeda dari kebajikan (puñña) dalam arti apabila menghasilkan kelahiran kembali, maka kebajikan yang akan melahirkan makhluk di alam-alam tertentu. Kebajikan tidak akan bisa membuat suatu makhluk keluar dari saṃsāra karena kebajikan berbuah di dalam saṃsāra. Kebajikan mengendorkan ikatan suatu makhluk di saṃsāra, tidak melepaskannya. Dengan kebajikan, seseorang mendapatkan kehidupan yang baik sehingga mempermudah seseorang untuk belajar (pariyatti) dan berlatih meditasi (paṭipatti). Namun, untuk keluar dari saṃsāra, dibutuhkan paramita atau pāramī. Paramita membantu penembusan Empat Kebenaran Mulia (paṭivedha) dan pencapaian Nibbāna.[2]

Dalam aliran Mahāyāna, kebajikan didasarkan pada sepuluh jalan Bodhisatwa mencegah “penderitaan dari semua buah karma buruk”. Sepuluh jalan tersebut adalah:

  • Dengan menghentikan pembunuhan, praktisi akan mencapai kebebasan dari gangguan;
  • Dengan menghentikan pencurian, praktisi akan menemukan keamanan dalam hidup, secara ekonomi, sosial dan spiritual;
  • Dengan menghentikan perilaku salah (seksual), praktisi akan menemukan kedamaian batin dan kedamaian dalam kehidupan keluarga;
  • Dengan menghentikan kebohongan, praktisi akan mencapai kemurnian ucapan dan pikiran;
  • Dengan menghentikan fitnah, praktisi akan dilindungi secara sosial dan spiritual;
  • Dengan menghentikan bahasa kasar, kata-kata praktisi akan lebih efektif;
  • Dengan menghentikan ucapan yang tidak senonoh, praktisi akan menjadi bijak dan bermartabat;
  • Dengan menghentikan nafsu, praktisi menemukan kebebasan dalam hidup melalui kepuasan dan kesederhanaan;
  • Dengan menghentikan kebencian, praktisi akan mengembangkan kebaikan dan kelembutan;
  • Dengan melepaskan pandangan salah, praktisi tidak akan goyah di jalan yang baik dan spiritual.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m Kheminda, Ashin (2020-02-01). KAMMA: Pusaran Kelahiran & Kematian Tanpa Awal. Yayasan Dhammavihari. ISBN 978-623-94011-0-8. 
  2. ^ Kheminda, Ashin (2017). "Tentang Kebajikan dan Pāramī". Dhammavihārī Buddhist Studies. Diakses tanggal 2024-04-11. 
  3. ^ Bhikkhu, Saddhaloka. "The Discourse on the Ten Wholesome Ways of Action". Buddhistdoor. Diakses tanggal 13 November 2014.