Lompat ke isi

Laudato si': Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan
 
(41 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9: Baris 9:
| papal_coat_of_arms = Coat of arms of Franciscus.svg
| papal_coat_of_arms = Coat of arms of Franciscus.svg
| pages = 184
| pages = 184
| number = 2 dari 3
| number = 2 dari 4
|Acta Apostolicae Sedis=107 (9): 847-945| before = Lumen fidei
|Acta Apostolicae Sedis=107 (9): 847-945| before = Lumen fidei
| after = Fratelli tutti
| after = Fratelli tutti
Baris 15: Baris 15:
| web_la =https://www.vatican.va/content/francesco/la/encyclicals/documents/papa-francesco_20150524_enciclica-laudato-si.html
| web_la =https://www.vatican.va/content/francesco/la/encyclicals/documents/papa-francesco_20150524_enciclica-laudato-si.html
}}
}}
{{Ajaran sosial Katolik}}
[[Berkas:John Zizioulas presents the encyclical Laudato si' at the press conference in Rome.webm|jmpl|start=04|[[Uskup metropolitan|Metropolit]] [[Pergamon]] [[John Zizioulas]] dari [[Gereja Ortodoks Timur]] (di kiri [[Kardinal]] [[Peter Turkson]]), mempresentasikan ensiklik ''Laudato si<nowiki>'</nowiki>'' dalam [[b:en:Development Cooperation Handbook/Interviews/Press Conference Presentation Laudato si'|konferensi pers]] di [[Roma]]]]

'''''Laudato si' ''''' (bahasa Italia Tengah yang berarti "Puji Bagi-Mu") adalah [[ensiklik]] kedua dari [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] [[Paus Fransiskus|Fransiskus]]. Ensiklik ini memiliki subjudul ''On the care for our common home'' (Dalam kepedulian untuk rumah kita bersama).<ref name="OfficialEngText">{{en}} {{cite web | url =http://w2.vatican.va/content/francesco/en/encyclicals/documents/papa-francesco_20150524_enciclica-laudato-si.html | title = Encyclical Letter Laudato Si’ Of The Holy Father Francis On Care For Our Common Home (official English-language text of encyclical) |accessdate=18 June 2015}}</ref> Dalam ensiklik ini Paus mengritik [[konsumerisme]] dan pembangunan yang tak terkendali, menyesalkan terjadinya [[kerusakan lingkungan]] dan [[pemanasan global]], serta mengajak semua orang di seluruh dunia untuk mengambil "aksi global yang terpadu dan segera" sebagaimana dijelaskan oleh Jim Yardley dari ''The New York Times''.<ref name="NYT">{{en}} {{cite news|first1 = Jim|last1 = Yardley|first2 = Laurie|last2 = Goodstein|url = http://www.nytimes.com/2015/06/19/world/europe/pope-francis-in-sweeping-encyclical-calls-for-swift-action-on-climate-change.html|title = Pope Francis, in Sweeping Encyclical, Calls for Swift Action on Climate Change|work = The New York Times|date = 18 June 2015}}</ref>
'''''Laudato si' ''''' (bahasa Italia Tengah yang berarti "Puji Bagi-Mu") adalah [[ensiklik]] kedua dari [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] [[Paus Fransiskus|Fransiskus]]. Ensiklik ini memiliki subjudul ''On the care for our common home'' (Dalam kepedulian untuk rumah kita bersama).<ref name="OfficialEngText">{{en}} {{cite web | url =http://w2.vatican.va/content/francesco/en/encyclicals/documents/papa-francesco_20150524_enciclica-laudato-si.html | title = Encyclical Letter Laudato Si’ Of The Holy Father Francis On Care For Our Common Home (official English-language text of encyclical) |accessdate=18 June 2015}}</ref> Dalam ensiklik ini Paus mengritik [[konsumerisme]] dan pembangunan yang tak terkendali, menyesalkan terjadinya [[kerusakan lingkungan]] dan [[pemanasan global]], serta mengajak semua orang di seluruh dunia untuk mengambil "aksi global yang terpadu dan segera" sebagaimana dijelaskan oleh Jim Yardley dari ''The New York Times''.<ref name="NYT">{{en}} {{cite news|first1 = Jim|last1 = Yardley|first2 = Laurie|last2 = Goodstein|url = http://www.nytimes.com/2015/06/19/world/europe/pope-francis-in-sweeping-encyclical-calls-for-swift-action-on-climate-change.html|title = Pope Francis, in Sweeping Encyclical, Calls for Swift Action on Climate Change|work = The New York Times|date = 18 June 2015}}</ref>


Baris 22: Baris 21:


Ensiklik ''Laudato si<nowiki>'</nowiki>'' merupakan ensiklik kedua yang dibuat Paus Fransiskus setelah ''[[Lumen fidei]]'' (Terang Iman), yang dirilis pada tahun 2013. Karena sebagian besar isi ''Lumen fidei'' merupakan karya pendahulunya, Paus [[Benediktus XVI]], ''Laudato si<nowiki>'</nowiki>'' umumnya dipandang sebagai ensiklik pertama yang seluruhnya adalah hasil karya Paus Fransiskus.<ref name="Crux">{{en}} {{cite news|first = Inés|last = San Martín|url = http://www.cruxnow.com/church/2015/06/17/laudato-si-will-be-an-encyclical-for-the-ages/|title = 'Laudato Si' will be an encyclical for the ages|date = 17 June 2015|publisher = Crux|access-date = 2015-07-13|archive-date = 2015-06-18|archive-url = https://web.archive.org/web/20150618211209/http://www.cruxnow.com/church/2015/06/17/laudato-si-will-be-an-encyclical-for-the-ages/|dead-url = yes}}</ref><ref name=things>{{en}} {{cite news|first1 = Francis X.|last1 = Rocca|first2 = Stephen|last2 = Nakrosis|url = http://blogs.wsj.com/briefly/2015/06/18/5-things-to-know-about-pope-francis-encyclical-laudato-si/|title = 5 Things to Know About Pope Francis' Encyclical 'Laudato Si'|work = Wall Street Journal|date = 18 June 2015}}</ref>
Ensiklik ''Laudato si<nowiki>'</nowiki>'' merupakan ensiklik kedua yang dibuat Paus Fransiskus setelah ''[[Lumen fidei]]'' (Terang Iman), yang dirilis pada tahun 2013. Karena sebagian besar isi ''Lumen fidei'' merupakan karya pendahulunya, Paus [[Benediktus XVI]], ''Laudato si<nowiki>'</nowiki>'' umumnya dipandang sebagai ensiklik pertama yang seluruhnya adalah hasil karya Paus Fransiskus.<ref name="Crux">{{en}} {{cite news|first = Inés|last = San Martín|url = http://www.cruxnow.com/church/2015/06/17/laudato-si-will-be-an-encyclical-for-the-ages/|title = 'Laudato Si' will be an encyclical for the ages|date = 17 June 2015|publisher = Crux|access-date = 2015-07-13|archive-date = 2015-06-18|archive-url = https://web.archive.org/web/20150618211209/http://www.cruxnow.com/church/2015/06/17/laudato-si-will-be-an-encyclical-for-the-ages/|dead-url = yes}}</ref><ref name=things>{{en}} {{cite news|first1 = Francis X.|last1 = Rocca|first2 = Stephen|last2 = Nakrosis|url = http://blogs.wsj.com/briefly/2015/06/18/5-things-to-know-about-pope-francis-encyclical-laudato-si/|title = 5 Things to Know About Pope Francis' Encyclical 'Laudato Si'|work = Wall Street Journal|date = 18 June 2015}}</ref>

==Isi==
[[Berkas:John Zizioulas presents the encyclical Laudato si' at the press conference in Rome.webm|jmpl|start=04|[[Uskup metropolitan|Metropolit]] [[Pergamon]] [[John Zizioulas]] dari [[Gereja Ortodoks Timur]] (di kiri [[Kardinal]] [[Peter Turkson]]), mempresentasikan ensiklik ''Laudato si<nowiki>'</nowiki>'' dalam [[b:en:Development Cooperation Handbook/Interviews/Press Conference Presentation Laudato si'|konferensi pers]] di [[Roma]]]]
Judul ensiklik sosial ini adalah sebuah frase [[Italia Tengah]]<ref name="Crux" /> dari "[[Kidung Matahari]]" karya [[Fransiskus dari Assisi]] abad ke-13 (juga disebut the Canticle of the Creatures), sebuah puisi dan doa yang memuji Tuhan atas penciptaan berbagai makhluk dan aspek Bumi.<ref name=bulletin />

Nada dari ungkapan Paus digambarkan sebagai "hati-hati dan tidak dogmatis, dan ia secara khusus menyerukan diskusi dan dialog".<ref name=good/> Misalnya, ia menyatakan dalam ensikliknya (#188):

<blockquote>
Terdapat isu-isu lingkungan tertentu yang tidak mudah untuk mencapai konsensus luas. Di sini saya ingin menyatakan sekali lagi bahwa Gereja tidak bermaksud untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan ilmiah atau menggantikan politik. Namun saya ingin mendorong perdebatan yang jujur dan terbuka sehingga kepentingan atau ideologi tertentu tidak merugikan kebaikan bersama.<ref name=good/>
</blockquote>

Ia menambahkan bahwa “Meskipun periode pasca-industri mungkin dikenang sebagai salah satu periode yang paling tidak bertanggung jawab dalam sejarah, namun ada alasan untuk berharap bahwa umat manusia di awal abad kedua puluh satu akan dikenang karena telah dengan murah hati memikul tanggung jawab besar mereka. ."<ref name="OfficialEngText"/> Fransiskus menyatakan bahwa kepedulian terhadap alam bukan lagi "'opsional' tetapi merupakan bagian integral dari ajaran Gereja tentang keadilan sosial."<ref name=visitor/>

Kabarnya, Paus Fransiskus telah mengatakan bahwa ensiklik tersebut sebenarnya bukan dokumen lingkungan hidup sama sekali.<ref name=vow/> Pemanasan bumi adalah gejala dari masalah yang lebih besar: ketidakpedulian negara-negara maju terhadap kehancuran planet ini seiring dengan upaya mereka dalam jangka pendek. -keuntungan ekonomi jangka panjang.<ref name=vow/> Hal ini mengakibatkan "[[budaya membuang]]" di mana barang-barang yang tidak diinginkan dan orang-orang yang tidak diinginkan, seperti bayi dalam kandungan, orang lanjut usia, dan orang miskin, dibuang sebagai sampah. <ref name=vow/><ref name=return/> Subteks ini membuat dokumen "lebih subversif" daripada yang terlihat di permukaan.<ref name=vow/>

Permasalahan sebenarnya, menurut Paus Fransiskus, terletak pada kenyataan bahwa manusia tidak lagi memandang Tuhan sebagai [[Dewa Pencipta#Kekristenan|Pencipta]].<ref name=return/> Jadi kita melihat "makhluk hidup lain hanya sebagai objek yang tunduk pada dominasi manusia yang sewenang-wenang" dan tidak menyadari bahwa "tujuan akhir makhluk lain tidak terdapat pada diri kita".<ref name=return/> Paus Fransiskus mengatakan bahwa alih-alih memandang umat manusia memiliki "kekuasaan" atas bumi, kita harus melihat bahwa segala sesuatunya saling berhubungan dan semua ciptaan adalah sebuah "keluarga universal".<ref name=visitor/> Alam tidak bisa dilihat sebagai sesuatu yang terpisah dari kemanusiaan, atau sekadar tempat di mana kita hidup.<ref name=visitor/> He mengatakan bahwa krisis sosial dan lingkungan hidup kita merupakan krisis kompleks yang harus diselesaikan secara holistik.<ref name=visitor/>

===Lingkungan Hidup===
Gereja Katolik, bahkan setelah [[Konsili Vatikan Kedua]], telah membuat jarak antara dirinya dan gerakan [[pelestarian lingkungan hidup|environmentalis]] modern. Hal ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran mengenai konsep turunan [[Thomas Malthus]] tentang [[pengendalian populasi]] dan bagaimana hal tersebut terkait dengan ajaran moral Katolik mengenai aspek-aspek seperti [[kontrasepsi buatan]] dan [[aborsi]], seperti yang ditekankan dalam Ensiklik [[Paus Paulus VI]] ''[[Humanae Vitae]]''.<ref name="tab">Pepinster, Catherine. (2020). [https://www.thetablet.co.uk/news/12979/church-should-be-bolder-on-environment "Gereja harus 'lebih berani' terhadap lingkungan"]. Tablet</ref> [[Martin Palmer]], seorang Anglikan yang sebelumnya adalah Sekretaris Jenderal Aliansi Agama dan Konservasi (sebuah LSM yang didirikan oleh Pangeran [[Philip, Adipati Edinburgh]], pada tahun 1995 untuk mengubah pandangan agama mengenai lingkungan hidup dan [[pemanasan global]]) klaim bahwa ensiklik [[Paus Fransiskus]] "sangat membantu, namun sayangnya, orang-orang di Vatikan masih takut mereka akan diserang atau dikompromikan karena hal ini."<ref name=" tab"/>

[[Paus Fransiskus]] "tidak mampu berkata-kata" ketika meratapi polusi, [[pemanasan global|perubahan iklim]], kurangnya air bersih, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menurunnya kehidupan manusia secara keseluruhan serta kehancuran masyarakat.<ref name =visitor/> "Belum pernah kita menyakiti dan menganiaya rumah kita bersama seperti yang kita alami dalam dua ratus tahun terakhir," katanya.<ref name="OfficialEngText"/>

Dia "menggambarkan eksploitasi dan [[Degradasi lingkungan|penghancuran]] lingkungan yang tiada henti, yang mana dia menyalahkan sikap apatis, pengejaran keuntungan secara sembrono, kepercayaan berlebihan pada teknologi, dan kepicikan politik."<ref name="NYT" /> ''Laudato si''' "dengan jelas menerima konsensus ilmiah bahwa [[pemanasan global|perubahan iklim]] sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia dibuat"<ref name=eco /> dan menyatakan bahwa "perubahan iklim adalah masalah global yang mempunyai implikasi besar: lingkungan hidup, sosial, ekonomi, politik dan distribusi barang. Hal ini merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi umat manusia di hari ini" dan memperingatkan akan "penghancuran ekosistem yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan konsekuensi serius bagi kita semua" jika upaya [itigasi perubahan iklim tidak segera dilakukan.<ref name="OfficialEngText"/><ref name="NYT" />

Ensiklik ini juga menyoroti peran [[bahan bakar fosil]] dalam menyebabkan perubahan iklim. “Kita tahu bahwa teknologi yang berbasis pada penggunaan [[bahan bakar fosil]] yang sangat berpolusi – terutama batu bara, minyak bumi, dan, pada tingkat lebih rendah, gas – perlu diganti secara bertahap tanpa penundaan,” ujar Paus Fransiskus. "Sampai ada kemajuan yang lebih besar dalam pengembangan sumber-sumber energi terbarukan yang dapat diakses secara luas, adalah sah untuk memilih alternatif yang tidak terlalu berbahaya atau mencari solusi jangka pendek."<ref name="OfficialEngText"/> Komentar-komentar ensiklik tersebut mengenai perubahan iklim adalah konsisten dengan konsensus ilmiah mengenai perubahan iklim.<ref name="GillisScience" />

===Kemiskinan===
Kepedulian terhadap lingkungan dipadukan dengan kepedulian terhadap masyarakat:<ref name=calif>California Catholic Conference, kantor staf California Catholic Conference of Bishops, [https://cacatholic.org/teachings/catholic-social-teaching/laudato -si-praise-be/ Laudato si' (Praise Be)], diterbitkan 18 Juni 2015, diakses 30 Desember 2023</ref> "Kita tidak dihadapkan pada dua krisis yang terpisah, yang satu krisis lingkungan hidup dan yang lainnya krisis sosial, melainkan satu krisis kompleks yang meliputi sifat-sifat sosial dan lingkungan."<ref name="OfficialEngText" />{{rp|Para. 139}} Ensiklik tersebut "menunjukkan bahwa kita terus menoleransi [[ketimpangan ekonomi|ketimpangan]], yang mana sebagian orang menganggap diri mereka lebih berharga dibandingkan yang lain,<ref name=calif /> dan selanjutnya menegaskan bahwa [[negara maju]] secara moral berkewajiban untuk membantu [[negara berkembang]] dalam memerangi krisis perubahan iklim.<ref name="NYT" /> Negara-negara miskin, kata Paus, tidak siap untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan akan menanggung beban terberat dari efek pemanasan global.<ref name=eco/> Menghubungkan isu-isu [[kemiskinan]], yang telah menjadi isu besar di kepausannya, dan lingkungan hidup, ia menegaskan bahwa dunia harus "mendengar baik tangisan bumi maupun tangisan orang miskin."<ref name=eco />

Dia tidak percaya, menurut editor ''[[First Things]]'', [[R.&nbsp;R. Reno]], bahwa "terlepas dari segala kekurangan yang kita miliki, masyarakat Barat lebih demokratis, lebih egaliter, dan lebih inklusif dibandingkan masyarakat mana pun dalam sejarah."<ref name=return/> Mengutip ''Pernyataan tentang Isu-Isu Lingkungan Hidup' Konferensi Waligereja Selandia Baru ', Paus Fransiskus bertanya "apa arti perintah 'Jangan membunuh' ketika 'dua puluh persen populasi dunia mengonsumsi sumber daya dengan kecepatan yang merampas apa yang dibutuhkan negara-negara miskin dan generasi mendatang untuk bertahan hidup.'"<ref name=" TeksInggris Resmi"/>

===Sains dan modernisme===
“Ilmu pengetahuan dan agama, dengan pendekatan mereka yang berbeda dalam memahami realitas, dapat memasuki dialog intens yang bermanfaat bagi keduanya”, menurut [[Paus Fransiskus]].<ref name="OfficialEngText"/> Agama, terlebih Katolik, dapat memberikan "kontribusi yang besar menuju ekologi integral dan pengembangan umat manusia secara utuh,"<ref name="OfficialEngText"/> Namun, "metode ilmiah dan eksperimental" itu sendiri dapat menjadi bagian dari masalah jika metode ini memisahkan ciptaan dari Sang Pencipta.<ref name= kembali/>

Reno mengkritik ensiklik tersebut, dengan menulis Laudato si membuat "banyak kecaman keras terhadap tatanan global saat ini". Tatanan global ini “menghancurkan lingkungan, menindas banyak orang, dan membuat kita buta terhadap keindahan ciptaan.”<ref name=return/> Menurut Reno, kritik terhadap arus ilmiah dan teknokratis yang terkandung dalam ensiklik tersebut menjadikan hal ini "mungkin ensiklik paling anti-modern sejak ''[[Syllabus Errorum]]'', karya [[Paus Pius IX]] yang angkuh pada tahun 1864 yang mengabaikan kesombongan era modern".<ref name=return/> Ia menambahkan bahwa ensiklik tersebut nada tidak memiliki elemen yang umum ditemukan dalam karya Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI yang, dalam tradisi ''[[Gaudium et spes]]'', akan menegaskan dunia modern sekaligus memperbaiki kesalahannya.<ref name=return/>

===Teknologi===
Teknologi modern, yang merupakan "paradigma teknokratis yang dominan", dipandang sebagai penyebab utama krisis lingkungan dan penderitaan manusia. Sementara [[paradigma]] teknokratis (yaitu simulasi) diaktifkan, Paus Fransiskus menunjukkan, teknologi dipandang sebagai "kunci utama makna keberadaan" dan meminta dunia untuk "menolak" "serangan" paradigma teknokratis.{{blockquote|"Paradigma teknokratis telah menjadi begitu dominan sehingga sulit untuk dilakukan tanpa sumber dayanya dan bahkan lebih sulit lagi untuk memanfaatkannya tanpa didominasi oleh logika internalnya. Memilih gaya hidup yang tujuannya tidak bergantung pada teknologi sudah menjadi hal yang berlawanan dengan budaya… Teknologi cenderung menyerap segalanya ke dalam logikanya yang kuat, dan mereka yang dikelilingi oleh teknologi 'tahu betul bahwa hal itu bisa membantu pada analisis akhir mereka tidak maju demi keuntungan maupun kesejahteraan umat manusia.'"<ref name="OfficialEngText"/>}}

B. P. Green mengamati bahwa "penolakan terus-menerus terhadap 'paradigma teknokratis' Paus Fransiskus dalam ensikliknya" tidak boleh membingungkan pembaca sehingga berpikir bahwa ia menolak kemajuan teknologi itu sendiri.<ref>Green, B. P., [https://www.mdpi.com/2077-1444/8/6/106 Gereja Katolik dan Kemajuan Teknologi: Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan], ''Religions'', 2017, 8(6), edisi khusus tentang Agama dan Teknologi Baru, diakses 11 September 2023</ref>

Teknologi tidak netral nilai dan perkembangan teknologi diarahkan oleh motif keuntungan, menurut Paus Fransiskus. Hal ini merupakan bentuk keserakahan yang terlembaga dan umumnya tidak memperhatikan dampak lingkungan dan sosial. "Perekonomian menerima setiap kemajuan teknologi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, tanpa mempedulikan potensi dampak negatifnya terhadap umat manusia".<ref name="OfficialEngText"/> Ensiklik ini memperingatkan terhadap "kepercayaan buta terhadap solusi teknis", khususnya dalam pandangan fakta bahwa "spesialisasi yang dimiliki oleh teknologi menyulitkan untuk melihat gambaran besarnya", yang "sebenarnya dapat menjadi bentuk ketidaktahuan".<ref name="OfficialEngText"/> Akibatnya, banyak solusi teknologi yang tidak berarti apa-apa lebih dari sekadar perbaikan teknologi jangka pendek yang berupaya menghilangkan gejala-gejala dan bukannya mengatasi masalah-masalah lingkungan, sosial, ekonomi, dan bahkan moral dan spiritual yang mendasarinya: “Teknologi, yang terkait dengan kepentingan bisnis, ditampilkan sebagai satu-satunya cara untuk memecahkan masalah-masalah ini.”, pada kenyataannya, terbukti tidak mampu melihat jaringan misterius hubungan antar benda sehingga terkadang menyelesaikan satu masalah dan menciptakan masalah lain."<ref name="OfficialEngText"/>

Mengingat kekurangan teknologi yang signifikan ini, “kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat disamakan dengan kemajuan umat manusia dan sejarah”, dan kita tertipu oleh mitos kemajuan yang percaya bahwa “masalah ekologi akan teratasi dengan sendirinya hanya dengan penerapan teknologi baru dan tanpa memerlukan pertimbangan etis atau perubahan besar."<ref name="OfficialEngText"/> Diperlukan redefinisi kemajuan yang mendalam dan "pembebasan dari paradigma teknokratis yang dominan", yaitu, "kita memiliki kebebasan yang diperlukan untuk membatasi dan mengarahkan teknologi; kita dapat memanfaatkannya untuk mencapai kemajuan lain, yang lebih sehat, lebih manusiawi, lebih sosial, lebih integral."<ref name="OfficialEngText"/> Yang lebih mendasar, menurut Paus, kita perlu menyadari bahwa “teknologi yang dipisahkan dari etika tidak akan dengan mudah dapat membatasi kekuatannya sendiri”, dan bahwa “kemajuan ilmu pengetahuan yang paling luar biasa, kemampuan teknis yang paling menakjubkan, pertumbuhan ekonomi yang paling menakjubkan, kecuali jika hal-hal tersebut dibarengi dengan kemajuan sosial dan moral yang otentik, akan terjadi. secara pasti berbalik melawan manusia."<ref name="OfficialEngText"/> Paus Fransiskus menambahkan bahwa krisis lingkungan hidup pada akhirnya hanya dapat diselesaikan jika perkembangan teknologi kita yang sangat besar dibarengi dengan "perkembangan tanggung jawab, nilai-nilai, dan hati nurani manusia."<ref name="OfficialEngText"/>

===Topik lainnya===
Menurut ringkasan ''[[New York Times]]'', ensiklik ini memiliki cakupan yang "lebar" dan luas (80 halaman/45.000 kata), termasuk menyebutkan topik-topik seperti [[perencanaan kota]] , [[ekonomi pertanian]], dan [[keanekaragaman hayati]].<ref name="NYT"/>

Laju evolusi sosial yang semakin intensif di [[modern|zaman modern]] mengarah pada fenomena yang disebut [[Paus Fransiskus]] sebagai "rapidifikasi" (paragraf 18).<ref>Camille, A. L., [https://vocationnetwork.org/en/blog /questions_catholics_ask/2017/09/what_does_pope_francis_mean_by_rapidification Apa yang dimaksud Paus Fransiskus dengan "rapidifikasi"?], diterbitkan 12 September 2017, diakses 10 Juni 2023</ref> Istilah ini menerjemahkan kata "rapidación" ([[bahasa Spanyol|Spanyol]]) dan "rapidizzazione" ([[bahasa Italia|Italia]]), yang muncul bersamaan dalam teks surat berbahasa Italia.<ref>Paus Fransiskus, [https://www.vatican.va/content/francesco/it/ encyclicals/documents/papa-francesco_20150524_enciclica-laudato-si.html Laudato si'] dalam bahasa Italia, paragraf 18, diterbitkan 24 Mei 2015, diakses 10 Agustus 2023</ref> Celia Hammond, dari [[Universitas Notre Dame Australia]] , menganggap istilah tersebut, meskipun baru baginya, adalah "deskripsi sempurna tentang dunia abad ke-21, khususnya di negara-negara maju seperti [[Australia]]".<ref>Hammond, C., [https://researchonline.nd.edu .au/cgi/viewcontent.cgi?article=1013&context=in_principio2010s Dari Wakil Rektor], ''InPrincipio'', Vol 28, Maret 2016, hal. 3, diakses 8 Agustus 2023</ref>

Ensiklik tersebut juga menyuarakan penolakan Paus dan [[Gereja Katolik]] terhadap [[aborsi]], penelitian sel induk embrionik dan [[pengendalian populasi]], dengan mengatakan bahwa penghormatan terhadap ciptaan dan martabat manusia harus berjalan beriringan.<ref name="CNA" /> "Karena segala sesuatunya saling terkait", kata Paus Fransiskus, "kepedulian terhadap perlindungan alam juga tidak sesuai dengan pembenaran aborsi."<ref name="TheIndependent"/> Menurut Paus, kita tidak dapat "dengan tulus mengajarkan pentingnya kepedulian terhadap makhluk rentan lainnya, betapapun menyusahkan atau menyusahkan mereka, jika kita gagal melindungi embrio manusia, meskipun kehadirannya tidak nyaman dan menimbulkan kesulitan."<ref name="OfficialEngText"/>

''Laudato si'' menentang teori gender dan mendukung "menghargai tubuh sendiri dalam hal feminitas atau maskulinitas". Dalam mengakui perbedaan, Paus menyatakan “kita dapat dengan gembira menerima karunia spesifik dari pria atau wanita lain, karya Tuhan Sang Pencipta, dan saling memperkaya.”<ref name="CNA"/>

===Sumber===

Ensiklik ini mempunyai 172 kutipan catatan kaki,<ref name="OfficialEngText"/> banyak yang berasal dari pendahulu Fransiskus, [[Paus Yohanes Paulus II]] dan [[Paus Benediktus XVI|Benediktus XVI]].<ref name= "NYT" /> Ensiklik ini juga "mereferensikan secara jelas dari" [[Bartolomeus I dari Konstantinopel]], patriark [[Gereja Konstantinopel]] [[Ortodoks Timur]] dan sekutu Paus.<ref name= "NYT"/> Sangat tidak biasa mengutip seorang uskup Ortodoks dalam dokumen kepausan.<ref name=vow/> Lebih dari 10 persen dari semua catatan kaki, 21, mengutip dokumen dari 16 konferensi uskup di seluruh dunia, sebagian besar dari selatan global.<ref name=vow/><ref name=footnote /> Ini adalah ensiklik pertama yang mengutip konferensi para uskup.<ref name=footnote/> Ini adalah upaya, menurut para ahli, untuk membangun aliansi mengenai topik yang kontroversial.<ref name=vow/> Ensiklik ini juga mengutip [[Thomas Aquinas]], [[mistisisme Islam|Mistik sufi]] [[Ali al-Khawas]] abad ke-9,<ref name ="NYT" /><ref name=mystic/> [[Pierre Teilhard de Chardin]], dan [[Romano Guardini]].<ref name=Faggioli/>

== Sejarah ==

=== Tahap awal ===
Spekulasi mengenai "ensiklik lingkungan hidup" yang akan dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pertama kali dimulai pada bulan November 2013.<ref name="RoeweProgress"/> Pada tanggal 24 Januari 2014, Vatikan mengonfirmasi bahwa penyusunannya telah dimulai. [[Federico Lombardi]], direktur [[Kantor Pers Takhta Suci]], mengatakan bahwa dokumen tersebut masih dalam tahap awal, belum ada tanggal penerbitan yang ditetapkan, dan bahwa ensiklik tersebut akan membahas tentang ekologi (dan khususnya " ekologi manusia").<ref name="RoeweProgress" />

Kardinal [[Peter Turkson]], presiden [[Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian]], dan timnya menulis draf pertama ensiklik tersebut.<ref name="Kaleem" /><ref name="VaticanRadio"/> Draf tersebut kemudian ditinjau oleh beberapa teolog dan dikirim (sekitar tiga minggu sebelum ensiklik tersebut diterbitkan) ke [[Dikasteri untuk Ajaran Iman]], bagian kedua dari [[Sekretariat Negara Tahta Suci|Sekretariat Negara]], dan [[Teolog Rumah Tangga Kepausan]].<ref name="VaticanRadio" /> Pengeditan dilakukan berdasarkan tanggapan mereka.<ref name="VaticanRadio" />

Dalam menyusun ensiklik tersebut, Vatikan berkonsultasi dengan para ahli ilmiah terkemuka selama berbulan-bulan.<ref name="GillisScience"/> Salah satu ahli yang diajak berkonsultasi adalah [[Hans Joachim Schellnhuber]], pendiri dan kepala Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim dan ketua Dewan Penasihat Jerman untuk Perubahan Global.<ref name="GillisScience" /> Uskup Agung (kemudian Kardinal) [[Víctor Manuel Fernández]] juga termasuk di antara mereka yang mengambil bagian dalam redaksi dokumen tersebut.<ref>{{cite web|last=San Martín|first=Inés|date=5 Oktober 2020|title=Paus Fransiskus tidak mengusulkan 'welfarisme', kata penasihat dekat kepausan|url=https://cruxnow.com/ church-in-the-americas/2020/10/pope-francis-doesnt-propose-welfarism-says-close-papal-advisor/|tanggal akses=7 Oktober 2020|website=Crux}}</ref>

Pada tanggal 28 April 2015, sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, [[Vatikan]] menjadi tuan rumah konferensi satu hari mengenai perubahan iklim, menampilkan Turkson, [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa]] [[Ban Ki-moon]] (yang menyampaikan pidato utama), Presiden Ekuador [[Rafael Correa]] dan ekonom Amerika [[Jeffrey Sachs]].<ref name=weight /><ref name="Kirchgaessner" />

Judul dan subjudul ensiklik ini pertama kali dilaporkan dalam pesan [[Twitter]] oleh jurnalis berbahasa Spanyol Mercedes De La Torre pada tanggal 30 Mei 2015.<ref name=titled /> Vatikan mengonfirmasi bahwa judulnya adalah '' Laudato si' '' pada tanggal 10 Juni.<ref name=confirms /> Meskipun beberapa laporan awal mengatakan ensiklik tersebut akan diberi nama ''Laudato Sii'', hal ini tidak benar; Paus memilih untuk menggunakan bentuk dan ejaan puisi Umbria asli, dengan satu ''i''.<ref name="Crux" />

Pada tanggal 4 Juni, kantor pers Vatikan mengumumkan bahwa ensiklik tersebut – yang "telah menarik perhatian global karena wacana yang diharapkan mengenai teologi Katolik mengenai ekologi, kerusakan lingkungan saat ini, dan perubahan iklim" – akan dirilis pada tanggal 18 Juni.<ref name= dirilis />

=== Kebocoran ===
Empat hari sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, majalah Italia ''[[L'Espresso]]'' memuat bocoran draf dokumen tersebut secara online.<ref name="Koffler" /> Dokumen yang bocor tersebut "hampir sama persis" dengan dokumen akhir.<ref name="NYT" /> Kebocoran tersebut membuat marah [[Kuria Roma|pejabat Vatikan]],<ref name="NYT" /> yang menyebutnya sebagai "tindakan keji"<ref name="Koffler" /> dan mencabut kredensial pers koresponden lama ''L'Espresso'' di Vatikan [[Sandro Magister]].<ref name="Winfield"/> ''The New York Times'' dan surat kabar Italia ''[[La Stampa]]'' keduanya mencatat dugaan bahwa kebocoran tersebut berasal dari kelompok konservatif di Vatikan yang ingin mempermalukan Paus dan menghalangi peluncuran ensiklik tersebut.<ref name="NYT"/><ref name="Winfield"/>

=== Perilisan ===
Ensiklik tersebut secara resmi dirilis pada sebuah acara di Aula Sinode Baru [[Kota Vatikan]].<ref name="VaticanRadio" /> Berbicara pada konferensi pers tersebut ialah Turkson, Schellnhuber, dan [[John Zizioulas]] ( [[Uskup metropolit|metropolitan]] dari [[Pergamon]], mewakili Gereja Ortodoks).<ref name=expert /> Pada hari peluncuran resmi ensiklik tersebut, [[Paus Fransiskus]] mengeluarkan dua pesan tentang hal tersebut di akun Twitter resminya, @Pontifex.<ref name="Kaleem"/> Ada pendapat yang menyatakan bahwa penerbitan ensiklik tersebut diatur waktunya untuk mempengaruhi tiga pertemuan puncak yang diadakan di [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] mengenai bantuan keuangan, pembangunan berkelanjutan, dan perubahan iklim pada akhir tahun 2015.

== Tanggapan berbagai pihak ==
Setelah ensiklik tersebut dirilis, situs web Vatikan sempat tidak dapat diakses karena banyak orang yang mencoba membacanya.<ref name=eco /> Ensiklik tersebut digambarkan sebagai "salah satu dokumen paling cerdik yang dikeluarkan oleh Vatikan selama abad yang lalu" dan "telah mengungkap Fransiskus sebagai politisi tingkat pertama yang cerdik dan canggih."<ref name=vow/> Di dalamnya, menurut [[Paul Vallely]], berisi "serangkaian pembelaan terhadap kritik yang menganggapnya sebagai karya semacam maverick sayap kiri."<ref name=vow/>

=== Dalam Gereja Katolik Roma ===
[[Gerakan Laudato Si']], sebuah jaringan global yang terdiri dari lebih dari 900 organisasi Katolik dan lebih dari 10.000 pemimpin akar rumput terlatih yang dikenal sebagai Animator Laudato Si', telah memainkan peran penting dalam mendukung Gereja untuk menerima dan menerapkan ensiklik tersebut.<ref>{{cite web |title=Landing LSM |url=https://laudatosimovement.org/ |access-date=2023-11-23 |website=Gerakan Laudato Si |bahasa=en-US}}</ref> Dalam bermitra erat dengan Dikasteri Vatikan untuk Pembangunan Manusia Integral, Gerakan Laudato Si' telah mengadakan berbagai inisiatif global untuk meningkatkan kesadaran dan memicu tindakan, seperti perayaan tahunan Pekan Laudato Si',<ref>{{Cite web |title=Laudato Si' Minggu 2023: Harapan bagi Bumi. Harapan bagi umat manusia. |url=https://laudatosiweek.org/ |access-date=2023-11-23 |website=Pekan Laudato Si |bahasa=en-US}}</ref> perayaan ekumenis Musim Penciptaan,<ref>{ {Kutip web |title=Musim Penciptaan |url=https://seasonofcreation.org/ |access-date=2023-11-23 |website=Musim Penciptaan |bahasa=en-US}}</ref> dan film "Surat".<ref>{{cite web |title=Beranda |url=https://www.theletterfilm.org/ |access-date=2023-11-23 |website=Surat |bahasa=en- AS}}</ref>

[[Konferensi Waligereja Amerika Serikat]], yang dipimpin oleh presidennya Yang Mulia Mgr. [[Joseph Edward Kurtz]], [[Keuskupan Agung Louisville|Uskup Agung Louisville]], menggambarkan ensiklik tersebut sebagai "perintah kami untuk advokasi" <ref name="Guardian" /> dan rencana pengarahan mengenai ensiklik tersebut dengan kedua kamar [[Kongres Amerika Serikat|Kongres]] dan dengan [[Gedung Putih]].<ref name=cama /> Kardinal [[Seán Patrick O'Malley|Sean O'Malley]] dari Boston mengatakan bahwa "hubungan yang terus-menerus di seluruh ensiklik antara kebutuhan ganda untuk menghormati dan melindungi "Rumah Kita Bersama" dan kebutuhan untuk menghormati dan melindungi martabat dan kehidupan orang miskin mungkin dianggap sebagai ciri khas dari pesan kuat Paus Fransiskus ini."<ref name=omalley/>

Kardinal Filipina Yang Utama Mgr. [[Luis Antonio Tagle]], [[Keuskupan Agung Manila|Uskup Agung Manila]], menulis bahwa "Dalam '' Laudato si '' Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk mengganti konsumsi dengan rasa pengorbanan, keserakahan dengan kemurahan hati dan pemborosan dengan rasa pengorbanan. semangat berbagi. Kita harus "memberi, dan tidak menyerah begitu saja." Kita dipanggil untuk membebaskan diri dari semua hal yang berat, negatif, dan sia-sia, serta berdialog dengan keluarga global kita."<ref name=tagle/>

Tiga uskup California Utara dan Tengah, [[Stephen Blaire]], [[Armando Xavier Ochoa]], dan [[Jaime Soto]], mengeluarkan pernyataan bersama yang menyoroti bagaimana perubahan iklim berdampak secara tidak proporsional terhadap masyarakat miskin. “Perspektif Katolik adalah bahwa ekologi manusia dan alam berjalan beriringan,” kata ketiganya. “Kita dipanggil untuk bersolidaritas dengan kaum miskin serta pengelolaan Bumi. Penghormatan mendalam kita terhadap martabat setiap orang memerintahkan kita untuk memupuk iklim kehidupan di mana setiap anak Tuhan tumbuh dan berkembang. bergabunglah dengan ciptaan dalam memuji Pencipta kita. Inilah 'ekologi integral' yang dibicarakan oleh Paus Fransiskus."<ref name=bee/>

Uskup Yang Mulia Mgr. [[Richard Pates]] dari [[Des Moines, Iowa]], yang menyelenggarakan pemilihan pendahuluan presiden besar pertama di Amerika Serikat, meminta para kandidat untuk menunjukkan keberanian dan kepemimpinan dalam masalah ini, dengan mengatakan, "Karena para kandidat presiden telah mengunjungi kami secara teratur, saya mendorong umat Katolik di seluruh negara bagian kami, dan semua orang yang berkehendak baik, untuk berbicara dengan mereka dan bertanya bukan apakah, namun bagaimana, mereka berencana berupaya mencapai solusi terhadap perubahan iklim."<ref name=plates/>

[[Keuskupan Agung Hamburg|Uskup Agung Hamburg]] Yang Mulia Mgr. [[Stefan Heße]] memuji ensiklik tersebut, menyebutnya sebagai "momentum berharga untuk reorientasi ekologi dunia." Beliau berkomentar lebih lanjut:<blockquote>Ia memperjelas bahwa permasalahan mendesak di masa depan bagi seluruh dunia dan seluruh umat manusia harus diselesaikan. Tanpa perubahan mentalitas yang radikal, hal ini tidak akan berhasil. Oleh karena itu, ia menggarisbawahi bahwa masalah yang menjadi perhatian semua orang hanya dapat diselesaikan oleh semua orang.<ref name=":4">{{cite news|url = http://www.erzbistum-hamburg.de/ebhh/layer/layer_suchergebnis. php?we_objectID=4408&pid=2|title = Erzbischof würdigt Umwelt-Enzyklika des Papstes|tanggal = 18 Juni 2015|karya = Erzbistum Hamburg|bahasa = de|trans-title = Uskup Agung memuji ensiklik kepausan lingkungan hidup|tanggal akses = 11 Maret 2016 }}</ref><ref>{{cite web|url = https://incaelo.wordpress.com/2015/06/19/bishops-react-to-laudato-si/|title = Reaksi para uskup terhadap Laudato si '|terakhir = de Vries|pertama = Mark|tanggal = 19 Juni 2015|situs web = Di Caelo et in Terra|tanggal akses = 11 Maret 2016}}</ref></blockquote>[[Vatikanologi|Vatikanologis]] [[John L. Allen Jr.]], mengatakan dalam sebuah analisis, "''Laudato si''' tampaknya ditakdirkan untuk menjadi titik balik besar, momen ketika paham lingkungan hidup mengklaim tempat yang setara dengan [[martabat ]] dalam kehidupan manusia dan [[keadilan ekonomi]] sebagai landasan [[Ajaran sosial Katolik]] Hal ini juga segera menjadikan Gereja Katolik sebagai suara moral utama di media untuk memerangi pemanasan global dan dampak perubahan iklim."

Kaum Milenial Katolik telah menulis secara luas dan memberikan pendapat mereka tentang ensiklik tersebut.<ref name=mil/>

====Kritik====
Samuel Gregg, direktur penelitian di libertarian Acton Institute, telah mengkritik "penjangkauan berlebihan yang melanda" ''Laudato si'''.<ref name="spoken">{{cite news | url = http://www.cruxnow.com/church/2015/06/25/pope-francis-has-spoken-on-the-environment-will-us-lawmakers-listen/ | title = Paus Fransiskus telah berbicara tentang lingkungan hidup. Akankah Kongres AS mendengarkan? | pertama = Michael | terakhir = O'Loughlin | tanggal = 25 Juni 2015 | access-date = 26 Juni 2015 }}</ref> Editor [[RealClearReligion]] Nicholas Hahn mengatakan bahwa "Umat Katolik yang baik bisa saja berbeda pendapat tentang cara memerangi perubahan iklim dan tidak perlu khawatir dikirim ke kamar pengakuan dosa jika mereka mengemudikan mobil SUV."<ref name="spoken"/>

Kritik ini muncul meskipun Paus Fransiskus "berhati-hati untuk menempatkan teksnya secara tegas dalam inti ajaran yang ditetapkan oleh para paus sebelumnya", khususnya Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI.<ref name="vow">{{cite news | url = https://www.nytimes.com/2015/06/29/opinion/the-popes-ecological-vow.html?_r=0 | judul = Sumpah Ekologis Paus | pertama = Paulus | terakhir = Lembah | kerja = The New York Times | tautan penulis = Paul Vallely | tanggal = 28 Juni 2015 | tanggal akses = 29 Juni 2015 }}</ref>

Pada bulan Juli 2015, Kardinal [[George Pell]] mengkritik ''Laudato si''' karena mengaitkan gereja dengan kebutuhan untuk mengatasi iklim, dengan menyatakan:<ref>{{cite news |url=https://www.americamagazine.org/issue/cardinal-pell-church-tidak memiliki-keahlian-khusus-sains |title=Kardinal Pell tentang ensiklik lingkungan: Gereja 'tidak memiliki keahlian khusus dalam sains.'|access-date = 27 Februari 2019 |date=17 Juli 2015 | pertama = Rosie | terakhir = Penipuan | agency = Layanan Berita Agama |work=[[Amerika (majalah)|Amerika]]}}</ref>
{{blockquote|Ada banyak sekali elemen menarik. Ada bagian yang indah. Namun gereja tidak mempunyai keahlian khusus di bidang ilmu pengetahuan... gereja tidak mendapat mandat dari Tuhan untuk mengumumkan hal-hal ilmiah. Kami percaya pada otonomi sains.}}

=== Dari agama lain ===
Tiga hari sebelum ensiklik tersebut dirilis, [[Dalai Lama ke-14]] mengeluarkan pesan Twitter yang menyatakan: "Karena perubahan iklim dan ekonomi global kini mempengaruhi kita semua, kita harus mengembangkan rasa kesatuan umat manusia."

Dua hari sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, [[Uskup Agung Canterbury]] [[Justin Welby]], ketua [[Persekutuan Anglikan]], mengeluarkan "deklarasi hijau" (juga ditandatangani oleh [[Gereja Metodis Inggris Raya |Konferensi Metodis]] serta perwakilan [[Gereja Katolik di Inggris]] dan [[Gereja Katolik di Wales|Wales]] dan komunitas Muslim, Sikh, dan Yahudi Inggris) mendesak transisi ke ekonomi rendah karbon dan berpuasa serta berdoa untuk kesuksesan pada [[Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015|Konferensi Perubahan Iklim PBB Desember 2015]] di Paris.<ref name="Crux" /><ref name=joins />

Pada hari yang sama, [[Gerakan Lausanne]] [[Kristen Evangelis]] global mengatakan itu Mereka menantikan ensiklik ini dan bersyukur karenanya.<ref name="Crux" /> Ensiklik ini juga disambut baik oleh [[Dewan Gereja Dunia]] dan [[Gereja Reformasi Kristen di Amerika Utara]].

[[File:One Earth one family - Interfaith march in Rome to call for climate action.webm|thumb|upright=1.2|Ensiklik lingkungan hidup Paus Fransiskus ''Laudato si''' telah disambut baik oleh banyak organisasi lingkungan hidup dari berbagai agama. Video pawai antaragama di Roma untuk menyerukan aksi iklim.]]

=== Dari para pemimpin dunia ===
[[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa]], [[Ban Ki-moon]], menyambut baik ensiklik tersebut dalam pernyataannya pada hari peluncurannya.<ref name="Guardian" /><ref name=spokesman/> [[Kofi Annan]], mantan sekretaris jenderal PBB dan ketua Panel Kemajuan Afrika, juga mengeluarkan pernyataan untuk mendukung ensiklik tersebut, dengan menyatakan "Seperti yang ditegaskan kembali oleh Paus Fransiskus, perubahan iklim adalah masalah yang sangat serius." mencakup ancaman. … Saya memuji Paus atas kepemimpinan moral dan etika yang kuat. Kita membutuhkan lebih banyak kepemimpinan yang terinspirasi seperti itu. Apakah kita akan melihatnya pada pertemuan puncak iklim di Paris?"<ref name=chair/>

[[Christiana Figueres]], sekretaris eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim] mengatakan: "Paus Fransiskus secara pribadi berkomitmen terhadap masalah ini tidak seperti Paus lain sebelumnya. Saya pikir ensiklik ini akan berdampak pada memiliki dampak yang besar. Hal ini mencerminkan pentingnya moral untuk mengatasi perubahan iklim secara tepat waktu guna melindungi kelompok yang paling rentan."<ref name="Vidal"/>

Pada hari yang sama, [[Jim Yong Kim]], presiden [[Bank Dunia]], juga memuji ensiklik tersebut.<ref name="Guardian"/>

=== Dari komunitas ilmiah ===
Sejarawan sains [[Naomi Oreskes]] mengamati bahwa ''Laudato si''' "menekankan bahwa kita merangkul dimensi moral dari permasalahan yang selama ini dipandang terutama sebagai sains, teknologi, dan ekonomi."<ref name=Heald/><ref name=oreskes/>

Ensiklik tersebut mendorong gerakan [[divestasi bahan bakar fosil]].<ref name=schwartz /> Hans Joachim Schellnhuber, direktur pendiri [[Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim]] (PIK) dan ketua [[Dewan Penasihat Jerman untuk Perubahan Global]], yang memberi nasihat kepada Vatikan mengenai penyusunan ensiklik tersebut, mengatakan bahwa "ilmu Laudato si'' kedap air" dan memberi Paus nilai "A" untuk penguasaan subjek tersebut.

Sebuah editorial di ''[[Nature (journal)|Nature]]'' memuji ensiklik tersebut karena pernyataannya tentang [[keberlanjutan]] dan kemiskinan global serta [[transisi energi|transisi]] dari [[bahan bakar fosil]] kepada [[energi terbarukan|sumber energi terbarukan]]: "Seruan Paus untuk mengakhiri kemiskinan dan membagi ruang ekologi dunia dengan cara yang adil adalah tujuan yang mencerminkan [[Tujuan Pembangunan Berkelanjutan]] Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang akan dirilis pada bulan September . Surat Paus menambahkan aspek penting dalam diskusi ini: menjamin masa depan yang baik bagi peradaban manusia tidak hanya bisa dicapai tanpa bergantung pada batu bara, minyak, dan gas – namun hal ini merupakan sebuah prasyarat."<ref name=hope/> Namun, ini adalah sebuah prasyarat."<ref name=hope/> mengkritik Paus Fransiskus karena mengabaikan isu-isu penting seperti [[keluarga berencana]] dan [[pengendalian kelahiran]]. “Sayangnya, dia tetap bungkam mengenai masalah kontrasepsi. Dengan populasi dunia yang diperkirakan mencapai 10 miliar jiwa, pentingnya keluarga berencana sudah jelas. Vatikan telah berani menghadapi perubahan iklim. Jika mereka serius dengan nasib planet ini dan kesejahteraan penduduknya, maka harus lebih berani lagi dalam persoalan kontrasepsi."<ref name=hope/>

Tinjauan yang dilakukan oleh sembilan ilmuwan iklim di bawah proyek [[Umpan Balik Iklim]] menyimpulkan bahwa ensiklik tersebut "menggambarkan secara akurat realitas perubahan iklim saat ini" dan "mewakili secara adil kekhawatiran yang diangkat oleh komunitas ilmiah saat ini."<ref name=feedback/>

[[Nicholas Stern, Baron Stern dari Brentford|Nicholas Stern]], ketua [[Grantham Research Institute on Climate Change and the Environment]] dan penulis laporan berpengaruh mengenai perubahan iklim, menyatakan bahwa "Penerbitan ensiklik Paus sangat penting. Dia telah menunjukkan kebijaksanaan dan kepemimpinan yang luar biasa. Paus Fransiskus benar sekali bahwa perubahan iklim menimbulkan masalah moral dan etika yang penting.... Kepemimpinan moral mengenai perubahan iklim dari Paus sangat penting karena kegagalan banyak pemimpin negara bagian dan pemerintahan di seluruh dunia untuk menunjukkan kepemimpinan politik."<ref name="Guardian" />

[[Ekonomi ekologi|Ekonom ekologi]] dan ahli teori kondisi mapan [[Herman Daly]] memuji ensiklik Paus dengan alasan bahwa " ... menyatukan perpecahan utama [[Kekristenan]] setidaknya berdasarkan pengakuan mendasar bahwa kita mempunyai tugas yang sangat diabaikan untuk merawat [[Bumi]] tempat kita berevolusi, dan untuk berbagi dukungan kehidupan di Bumi secara lebih adil satu sama lain, dengan masa depan, dan dengan yang lainer makhluk." Daly bahkan percaya bahwa Paus "berjalan cukup dekat dengan gagasan [[Ekonomi kondisi mapan#konsep ekonomi kondisi mapan Herman Daly|ekonomi kondisi mapan]]," meskipun isu-isu penting dari stabilisasi populasi, [[keluarga berencana]] dan [[Pengendalian kelahiran|kontrasepsi]] yang bertanggung jawab "hampir tidak ada" dalam ensiklik tersebut.<ref name=Daly/>

===Dampak pada sistem politik Amerika Serikat===
[[Stephen F. Schneck]], direktur Institute for Policy Research & Catholic Studies di [[Universitas Katolik Amerika]], mengatakan bahwa "Akan ada hasil dari hal ini dan pasti akan berdampak pada kebijakan publik di AS."<ref name=spoken/> Namun, Kathy Saile, mantan direktur lama kantor uskup AS untuk keadilan sosial dalam negeri, tidak percaya bahwa "hal ini akan memicu rancangan undang-undang perubahan iklim, tetapi suatu hari nanti ketika negosiasi mengenai rancangan undang-undang atau perjanjian sedang berlangsung, ajaran moral semacam ini dapat memiliki pengaruh."<ref name=spoken/> Meskipun demikian, dia menambahkan, "Nada bicara Paus Fransiskus, kejujurannya, cara dia berbicara tentang belas kasihan dan kepedulian terhadap masyarakat miskin, dan keinginan tulusnya untuk menjadi jembatan," dapat mempengaruhi budaya politik di Washington. "Jika dia bisa mengubah cara perdebatan, itu akan menjadi hadiah yang luar biasa."

[[Uskup Agung]] [[Keuskupan Agung Miami]], Yang Mulia Mgr. [[Thomas Wenski]], ketua komite uskup AS untuk perdamaian dan keadilan dalam negeri, menulis surat kepada Kongres untuk memberi tahu mereka bahwa "[para] uskup AS bersatu dengan Bapa Suci dalam seruannya untuk melindungi ciptaan."<ref name=spoken/> Ia juga meminta mereka untuk "menolak segala upaya yang mengganggu pengembangan standar karbon nasional dan sebaliknya mendukung kemampuan negara kita untuk mengatasi tantangan global mendesak yang dihadapi umat manusia."< ref name=spoken/> Schneck berpendapat bahwa "Ini berbeda dari surat-surat biasa yang dikirimkan USCCB sepanjang waktu mengenai berbagai isu. Surat ini benar-benar melampaui batas-batas politik AS dan politik di seluruh dunia."<ref name=spoken/>

Antropolog Cornell [[Annelise Riles]] dan [[Vincent Ialenti]] mengatakan kepada [[NPR|NPR.org]]: "Kami menganggap ''Laudato Si''' penting karena menentang imajinasi politik Amerika Serikat di setiap kesempatan. Pada saat-saat tertentu, Paus bersikap seperti seorang konservatif, pada saat lain seorang liberal. Kadang-kadang ia menentang para ilmuwan, pada saat lain ia mengutip kitab suci, dan pada saat yang lain, ia mengkritik dasar-dasar ekonomi. Mencampur ide-ide yang dianggap tidak sejalan oleh banyak orang. dia memaksa kita untuk berpikir."<ref>*[https://www.npr.org/sections/13.7/2015/09/26/442485534/ Excited-about-the-popes-visit-read-laudato-si " Gembira Dengan Kunjungan Paus? Baca 'Laudato Si'"] Cosmos & Culture, NPR.org (26 September 2015)</ref>

''The New York Times'' melaporkan bahwa ensiklik tersebut memberikan tekanan pada umat Katolik yang mencari [[kandidat presiden Partai Republik, 2016|nominasi Partai Republik untuk presiden Amerika Serikat]] pada tahun 2016, termasuk [[Jeb Bush]], [ [Marco Rubio]], dan [[Rick Santorum]], yang "mempertanyakan atau menyangkal ilmu pengetahuan yang sudah mapan tentang perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, dan dengan keras mengkritik kebijakan yang dirancang untuk mengenakan pajak atau mengatur pembakaran bahan bakar fosil."<ref name =davenport /> Jeb Bush berkata: "Saya harap saya tidak akan dihukum karena mengatakan hal ini oleh pendeta saya di negara saya, namun saya tidak mendapatkan kebijakan ekonomi dari uskup, kardinal, atau Paus saya."

====Kritik dan argumen tandingan neokonservatif====
Kalangan [[Neokonservatif]] di Amerika Serikat telah mengkritik ensiklik tersebut sejak diterbitkan di Roma, terkadang dengan istilah yang sangat keras.<ref name="academia.edu"/> Menulis di ''Weekly Standard'', [[Irwin M. Stelzer]] berpendapat bahwa:

<blockquote>
Paus Fransiskus dengan tegas menentang sistem "kapitalisme biadab" Amerika. Dia terkenal mengutip Pujangga Gereja abad keempat, Santo [[Basilius dari Kaisarea]], yang menyebut uang sebagai "kotoran setan", mencerca "pengaruh anonim mamon" dan "kolonialisme baru" yang mencakup "perjanjian perdagangan bebas... [dan] penerapan penghematan," dan menyatakan preferensi untuk "koperasi". Masukkan pandangan Paus Fransiskus bahwa kita sedang menyaksikan "pemanasan sistem iklim yang mengganggu... karena konsentrasi gas rumah kaca yang sangat besar," dan bahwa "ada kebutuhan mendesak akan otoritas politik dunia yang sejati," dan Anda mempunyai pendapat yang sama. bahwa dibutuhkan lebih dari sesendok pesona Paus untuk membuat banyak orang Amerika terpesona.<ref name=Stelzer/>
</blockquote>

=== Dari industri ===
Seorang pelobi dari [[Arch Coal]] mengirim e-mail ke anggota parlemen Partai Republik yang menyatakan bahwa Paus "tampaknya tidak mengatasi tragedi [[kemiskinan energi]] global." Pelobi tersebut berpendapat bahwa gereja seharusnya mempromosikan bahan bakar fosil jika gereja benar-benar peduli terhadap masyarakat miskin.<ref name=backlash /> E-mail tersebut menyarankan "poin pembicaraan" kepada para legislator untuk membela industri batu bara dan menolak argumen Paus. Pelobi tersebut menulis: "Miliaran orang di seluruh dunia hidup tanpa listrik dan sebagai akibatnya menderita kemiskinan dan penyakit yang tak terhitung." Berbeda dengan argumen-argumen tersebut, ensiklik ini berpendapat bahwa bahan bakar fosil secara umum dan batu bara pada khususnya mengancam masyarakat miskin: Bahan bakar fosil merupakan ancaman terhadap kesejahteraan masyarakat miskin. Mereka akan lebih menderita khususnya akibat kenaikan permukaan laut, kekeringan, pemanasan global, dan cuaca ekstrem yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.<ref>[https://newrepublic.com/article/122052/climate-deniers-say-nope-red- Paus Penyangkal Iklim Mengatakan Tidak kepada "Paus Merah"], ''Republik Baru'', 17 Juni 2015</ref>

Pada bulan Juni 2019, dalam sebuah pertemuan di [[Vatikan]] yang digambarkan oleh ahli iklim Hans Joachim Schellnhuber sebagai salah satu pertemuan paling penting dalam 30 tahun karirnya, [[Paus Fransiskus]] "meyakinkan CEO perusahaan minyak besar untuk mengubah pesan mereka mengenai perubahan iklim ." Mereka termasuk CEO [[ExxonMobil]], [[BP]], [[Royal Dutch Shell]], dan [[Chevron Corporation|Chevron]] yang berjanji untuk mencegah apa yang disebut Paus Fransiskus sebagai "[[Krisis iklim|darurat iklim]]" yang berisiko "melakukan tindakan ketidakadilan yang brutal terhadap masyarakat miskin dan generasi mendatang." Paus Fransiskus "menekankan perlunya [[transisi energi]] yang radikal untuk menyelamatkan rumah kita bersama." Mereka berjanji untuk "memajukan transisi energi [...] sambil meminimalkan dampak yang merugikan komunitas yang rentan."<ref>{{Cite web|title=Paus Fransiskus Mendapat CEO Perusahaan Minyak Besar Ini untuk Melawan Pemanasan Global|url=https://Fortune.com/2019/06/17/pope-franci-energy-ceos-change-message-climate-change/|access-date=24 September 2019|website=Fortune|bahasa=en}}</ref><ref>{{cite web|last=Kell|first=Georg|title=Paus Fransiskus dalam Dialog Dengan Perusahaan Minyak Besar dan Investor|url=https://www.forbes.com/sites/georgkell/2019/06/15/pope- francis-dalam-dialog-dengan-minyak-dan-investor/|tanggal akses=24 September 2019|website=Forbes|bahasa=en}}</ref>

=== Dari grup lain ===

[[Bill McKibben]] mengulas ensiklik tersebut di ''[[The New York Review of Books]]''<ref name="McKibben"/> dan kemudian menyebutnya sebagai "dokumen paling penting di milenium ini".<ref>{{cite web |last= |first= |date=2021-08-18 |title=Penulis Bill McKibben, arsitek perjanjian Paris Christiana Figueres mengucapkan selamat kepada Gerakan Laudato Si |url=https://laudatosimovement.org/news/mckibben -figueres-lsm-congratulations/ |tanggal akses=23-11-2023 |website=Gerakan Laudato Si |bahasa=en-US}}</ref>

Majalah [[LGBT]] ''[[The Advocate (majalah LGBT)|The Advocate]]'' mencatat bahwa ensiklik tersebut berisi bagian-bagian yang memperkuat posisi gereja melawan gerakan [[transeksualitas]], menyerukan "penerimaan tubuh kita sebagai anugerah Tuhan."<ref name="TheAdvocate"/>

[[Pankaj Mishra]] menulis bahwa ensiklik tersebut sebagai "Bisa dibilang merupakan kritik intelektual paling penting di zaman kita."<ref>{{cite book
| penulis = Pankaj Mishra
| judul = Zaman Kemarahan
| tautan judul = Zaman Kemarahan
| tahun = 2017
| halaman = 327, 372
| penerbit = [[Buku Penguin]]
|isbn = 9780141984087
| tautan penulis = Pankaj Mishra
}}</ref>

Pada tahun 2019, jurnal ''[[Biological Conservation (journal)|Biological Conservation]]'' menerbitkan penelitian<ref>{{Cite journal|last=McCallum|first=Malcolm|date=2019|title=Global country-by- tanggapan negara terhadap kepentingan publik terhadap lingkungan terhadap ensiklik kepausan, Laudato Si'|journal=Biological Conservation|volume=135|pages=209–225|doi=10.1016/j.biocon.2019.04.010|s2cid=181819204 }}</ref> oleh [[Malcolm L. McCallum|Malcolm McCallum]] menunjukkan bukti pertumbuhan minat terhadap lingkungan yang meluas dan berkelanjutan di banyak negara di seluruh dunia.<ref>{{cite news|url=https://news. mongabay.com/2019/05/interest-in-protecting-environment-up-since-popes-2015-encyclical/|title=Minat dalam melindungi lingkungan sejak ensiklik Paus tahun 2015|last=Cannon|first=John|date=21 Mei 2019|work=Mongabay|tanggal akses=23 Mei 2019}}</ref>

== Dalam film ==
Film dokumenter tahun 2022 [[The Letter: A Message for our Earth]], yang dipersembahkan oleh YouTube Originals, menceritakan kisah ensiklik Laudato Si'.<ref>{{Cite web |title=Home |url=https://www.theletterfilm.org/ |access-date=2023-11-23 |website=Surat |bahasa=en-US}}</ref>

Film ini diproduksi oleh Off The Fence Productions pemenang Oscar dan disutradarai oleh Nicolas Brown, bekerja sama dengan [[Gerakan Laudato Si']].<ref>{{Cite web |last=Vivarelli |first=Nick |date=2022 -10-04 |title=Dokumen YouTube Paus Fransiskus 'Surat: Pesan Untuk Bumi Kita' Diluncurkan Dari Kota Vatikan – Trailer |url=https://variety.com/2022/digital/global/youtube-doc-the- surat-pesan-untuk-bumi-kita-menampilkan-paus-francis-1235392482/ |tanggal-akses=23-11-2023 |website=Variety |bahasa=en-US}}</ref>

Setelah penayangan perdana globalnya di [[Kota Vatikan]] pada tanggal 4 Oktober 2022, film ini langsung sukses dengan mengumpulkan lebih dari 7 juta penayangan dalam dua minggu pertama, dengan dukungan dari selebriti seperti [[Leonardo DiCaprio]] dan [[Arnold Schwarzenegger]].<ref>https://twitter.com/LeoDiCaprio/status/1578504725355409408, diakses 10 Oktober 2022</ref>

== Dalam musik ==
Atas nama [[Keuskupan Limburg|Keuskupan Limburg]], [[Peter Reulein]] menulis musik untuk [[oratorio]] ''[[Laudato si' (oratorio)|Laudato si' – a Fransiskan Magnificat]]'' ke [[libretto]] oleh [[Helmut Schlegel]].<ref name="Laudato si-score">{{cite book | terakhir1 = Reulein | pertama1 = Petrus | tautan penulis = Peter Reulein | terakhir2 = Schlegel | pertama2 = Helmut | penulis-link2 = Helmut Schlegel | judul = Laudato si' / Ein franziskanisches Magnificat | penerbit = [[Patrick Dehm|Dehm Verlag]] | lokasi = [[Limburg an der Lahn]] | tahun = 2016 | ISBN = 978-3-943302-34-9 | halaman = 230 | ismn = 979-0-50226-047-7}}</ref> Karya ini didasarkan pada versi Latin dari [[Magnificat]], sesuai dengan ''[[Yubileum Luar Biasa Kerahiman]],'' dan termasuk teks dari [[anjuran apostolik]] ''[[Evangelii gaudium]]'' dan [[ensiklik]] ''Laudato si'''. Pertunjukan perdana oratorio berlangsung di [[Katedral Limburg]] pada 6 November 2016.<ref name="Laudato si-Liebfrauen">{{Cite web | url = http://www.liebfrauen.net/meldung_volltext.php?si=5807238ed0bee&id=57f955bfc9ddd&view=&lang=&akt=musikkunstkultur_musikmeldungen&k1=main&k2=musikkunstkultur&k3=musikmeldungen&k4= | title = Festkonzert zum Jubiläum des Referates Kirchenmusik / Laudato si' – Oratorium von Peter Reulein (Uraufführung) | penerbit = [[Liebfrauen, Frankfurt]] | tahun = 2016 | bahasa = de | tanggal akses = 25 Desember 2016 | archive-date = 19 Oktober 2016 | archive-url = https://web.archive.org/web/20161019155601/http://www.liebfrauen.net/meldung_volltext.php?si=5807238ed0bee&id=57f955bfc9ddd&view=&lang=&akt=musikkunstkultur_musikmeldungen&k1=main&k2=musikkunstkultur&k3=musikmeldungen& k4= | status-url = mati }}</ref>

== Gerakan Laudato Si' ==

Dengan diterbitkannya ensiklik tersebut pada tahun 2015, [[Gerakan Laudato Si']] didirikan untuk mempertemukan umat Katolik yang tertarik untuk menyebarkan pesannya.<ref>{{Cite web |title=Siapa kita |url=https://laudatosimovement.org/who-we-are/ |access-date=2023-11-23 |website=Gerakan Laudato Si' |bahasa=en-US}}</ref> Pada tahun 2022 Gerakan Laudato Si' terdiri dari 967 organisasi anggota, 11539 Animator Laudato Si', 204 Lingkaran Laudato Si' dan 58 Cabang Nasional di seluruh dunia.

Pada tanggal 4 Oktober 2021, [[Dikasteri untuk Pengupayaan Pembangunan Manusia]] meluncurkan Platform Aksi Laudato Si, bekerja sama dengan Gerakan Laudato Si' dan banyak lembaga Katolik lainnya.<ref>[https://laudatosiactionplatform.org// Program Aksi Laudato Si, diakses 11 Oktober 2022 ]</ref>

Pada tanggal 4 Oktober 2022 adalah pemutaran perdana film [[The Letter: A Message for our Earth]] oleh pembuat film dokumenter pemenang penghargaan Nicolas Brown dan tim produksi "Off The Fence" (pemenang Oscar untuk "My Octopus Teacher" ), bekerja sama dengan Gerakan Laudato Si' dan Vatikan.<ref>"[https://www.vaticannews.va/en/vatican-city/news/2022-10/vatican-unveils-new-documentary-on- Climate-change.html Film "Laudato sí" bersama Paus Fransiskus], Berita Vatikan 5 Oktober 2022 -</ref>

== Laudato Si' dan Laudate Deum ==
{{Main|Laudate Deum}}
Nasihat apostolik [[Laudate Deum]], yang dianggap sebagai teks lanjutan dari Laudato si', diterbitkan pada tanggal 4 Oktober 2023. Paus Fransiskus mengatakan bahwa {{quote|Delapan tahun telah berlalu sejak saya menerbitkan Surat Ensiklik ''Laudato si' '', ketika saya ingin berbagi dengan Anda semua, saudara dan saudari saya di planet kita yang sedang menderita, keprihatinan saya yang tulus terhadap pemeliharaan rumah kita bersama. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa tanggapan kita belum memadai, sementara dunia tempat kita hidup sedang runtuh dan mungkin mendekati titik puncaknya. (LD 2)}}

Paus Fransiskus bertujuan untuk memperjelas dan menyelesaikan ide-idenya mengenai ekologi integral, sekaligus menyuarakan peringatan, dan seruan untuk saling bertanggung jawab, dalam menghadapi darurat iklim. Jurnalis Jason Horowitz dan Elisabetta Povoledo menyatakan bahwa “delapan tahun setelah surat penting mengenai kewajiban umat manusia untuk melindungi lingkungan, Paus Fransiskus memperingatkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan, dan harus dilaksanakan secepatnya.”<ref name=":0">{{cite news|last=Horowitz |first=Jason |last2=Povoledo |first2=Elisabetta |date=2023-10-04 |title=Francis Mengeluarkan Seruan Mendesak untuk Menyelamatkan Planet di Dekat 'Titik Puncaknya' |bahasa=en-US | work=The New York Times |url=https://www.nytimes.com/2023/10/04/world/europe/pope-francis-letter-climate-change.html |access-date=2023-11-29 |issn=0362-4331}}</ref>

Secara khusus, Seruan tersebut menyebutkan [[Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023]], yang diadakan di [[Dubai]] pada akhir November dan awal Desember 2023. Ia mendesak pemerintah agar menjadikan konferensi ini sebagai titik balik dalam perubahan iklim. perjuangan mendesak melawan krisis iklim.<ref>{{cite news|last=Harvey |first=Fiona |last2= |first2= |date=2023-10-04 |title=Paus mendesak negara-negara kaya untuk melakukan perubahan besar dalam mengatasi iklim krisis |bahasa=en-ID |work=The Guardian |url=https://www.theguardian.com/environment/2023/oct/04/pope-francis-mendesak-dunia-kaya-untuk-melakukan-perubahan-mendalam-untuk-menangani-krisis-iklim |tanggal-akses=29-11-2023 |issn=0261-3077}}</ref>

Meskipun Laudato si' “memiliki dampak transversal dan sangat mendalam di dalam dan di luar Gereja Katolik”, menurut Paolo Conversi, koordinator Observatorium Laudato Si', sebuah kelompok interdisipliner di [[Universitas Kepausan Gregoriana]] di Roma, Laudate Deum menjadi bukti bahwa Paus Fransiskus merasa pesannya belum cukup didengar.<ref name=":0" /> “Apa yang diminta dari kita tidak lain adalah tanggung jawab tertentu atas warisan yang akan kita tinggalkan”, kata Paus Fransiskus, “begitu kita lulus dari dunia ini.”<ref name=":0" />


==Lihat juga==
==Lihat juga==
*[[Gereja Katolik Roma]]
*[[Paus Fransiskus]]
*[[Paus Fransiskus]]
*[[Teologi Paus Fransiskus]]
*[[Teologi Paus Fransiskus]]
*[[Gereja Katolik Roma]]
*[[Ajaran sosial Katolik]]
*[[Gerakan Laudato Si']]
*[[The Letter: A Message for our Earth]] (2022)

===Dokumen terkait===
*[[Laudate Deum]] (2023)


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi terkini sejak 27 Oktober 2024 03.11

Laudato si'
Italia: Puji Bagi-Mu
Surat ensiklik dari Paus Fransiskus
Tanggal24 Mei 2015 (2015-05-24)
ArgumenTentang merawat rumah kita bersama
Halaman184
Nomor ensiklik2 dari 4 dari kepausan
Naskah

Laudato si' (bahasa Italia Tengah yang berarti "Puji Bagi-Mu") adalah ensiklik kedua dari Paus Fransiskus. Ensiklik ini memiliki subjudul On the care for our common home (Dalam kepedulian untuk rumah kita bersama).[1] Dalam ensiklik ini Paus mengritik konsumerisme dan pembangunan yang tak terkendali, menyesalkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global, serta mengajak semua orang di seluruh dunia untuk mengambil "aksi global yang terpadu dan segera" sebagaimana dijelaskan oleh Jim Yardley dari The New York Times.[2]

Ensiklik tersebut, tertanggal 24 Mei 2015, dipublikasikan secara resmi pada siang hari (waktu setempat) tanggal 18 Juni 2015 dan disertai dengan konferensi pers.[2] Vatikan merilis dokumen tersebut dalam bahasa Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Prancis, Polandia, Portugis, dan Arab.[3]

Ensiklik Laudato si' merupakan ensiklik kedua yang dibuat Paus Fransiskus setelah Lumen fidei (Terang Iman), yang dirilis pada tahun 2013. Karena sebagian besar isi Lumen fidei merupakan karya pendahulunya, Paus Benediktus XVI, Laudato si' umumnya dipandang sebagai ensiklik pertama yang seluruhnya adalah hasil karya Paus Fransiskus.[4][5]

Metropolit Pergamon John Zizioulas dari Gereja Ortodoks Timur (di kiri Kardinal Peter Turkson), mempresentasikan ensiklik Laudato si' dalam konferensi pers di Roma

Judul ensiklik sosial ini adalah sebuah frase Italia Tengah[4] dari "Kidung Matahari" karya Fransiskus dari Assisi abad ke-13 (juga disebut the Canticle of the Creatures), sebuah puisi dan doa yang memuji Tuhan atas penciptaan berbagai makhluk dan aspek Bumi.[6]

Nada dari ungkapan Paus digambarkan sebagai "hati-hati dan tidak dogmatis, dan ia secara khusus menyerukan diskusi dan dialog".[7] Misalnya, ia menyatakan dalam ensikliknya (#188):

Terdapat isu-isu lingkungan tertentu yang tidak mudah untuk mencapai konsensus luas. Di sini saya ingin menyatakan sekali lagi bahwa Gereja tidak bermaksud untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan ilmiah atau menggantikan politik. Namun saya ingin mendorong perdebatan yang jujur dan terbuka sehingga kepentingan atau ideologi tertentu tidak merugikan kebaikan bersama.[7]

Ia menambahkan bahwa “Meskipun periode pasca-industri mungkin dikenang sebagai salah satu periode yang paling tidak bertanggung jawab dalam sejarah, namun ada alasan untuk berharap bahwa umat manusia di awal abad kedua puluh satu akan dikenang karena telah dengan murah hati memikul tanggung jawab besar mereka. ."[1] Fransiskus menyatakan bahwa kepedulian terhadap alam bukan lagi "'opsional' tetapi merupakan bagian integral dari ajaran Gereja tentang keadilan sosial."[8]

Kabarnya, Paus Fransiskus telah mengatakan bahwa ensiklik tersebut sebenarnya bukan dokumen lingkungan hidup sama sekali.[9] Pemanasan bumi adalah gejala dari masalah yang lebih besar: ketidakpedulian negara-negara maju terhadap kehancuran planet ini seiring dengan upaya mereka dalam jangka pendek. -keuntungan ekonomi jangka panjang.[9] Hal ini mengakibatkan "budaya membuang" di mana barang-barang yang tidak diinginkan dan orang-orang yang tidak diinginkan, seperti bayi dalam kandungan, orang lanjut usia, dan orang miskin, dibuang sebagai sampah. [9][10] Subteks ini membuat dokumen "lebih subversif" daripada yang terlihat di permukaan.[9]

Permasalahan sebenarnya, menurut Paus Fransiskus, terletak pada kenyataan bahwa manusia tidak lagi memandang Tuhan sebagai Pencipta.[10] Jadi kita melihat "makhluk hidup lain hanya sebagai objek yang tunduk pada dominasi manusia yang sewenang-wenang" dan tidak menyadari bahwa "tujuan akhir makhluk lain tidak terdapat pada diri kita".[10] Paus Fransiskus mengatakan bahwa alih-alih memandang umat manusia memiliki "kekuasaan" atas bumi, kita harus melihat bahwa segala sesuatunya saling berhubungan dan semua ciptaan adalah sebuah "keluarga universal".[8] Alam tidak bisa dilihat sebagai sesuatu yang terpisah dari kemanusiaan, atau sekadar tempat di mana kita hidup.[8] He mengatakan bahwa krisis sosial dan lingkungan hidup kita merupakan krisis kompleks yang harus diselesaikan secara holistik.[8]

Lingkungan Hidup

[sunting | sunting sumber]

Gereja Katolik, bahkan setelah Konsili Vatikan Kedua, telah membuat jarak antara dirinya dan gerakan environmentalis modern. Hal ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran mengenai konsep turunan Thomas Malthus tentang pengendalian populasi dan bagaimana hal tersebut terkait dengan ajaran moral Katolik mengenai aspek-aspek seperti kontrasepsi buatan dan aborsi, seperti yang ditekankan dalam Ensiklik Paus Paulus VI Humanae Vitae.[11] Martin Palmer, seorang Anglikan yang sebelumnya adalah Sekretaris Jenderal Aliansi Agama dan Konservasi (sebuah LSM yang didirikan oleh Pangeran Philip, Adipati Edinburgh, pada tahun 1995 untuk mengubah pandangan agama mengenai lingkungan hidup dan pemanasan global) klaim bahwa ensiklik Paus Fransiskus "sangat membantu, namun sayangnya, orang-orang di Vatikan masih takut mereka akan diserang atau dikompromikan karena hal ini."[11]

Paus Fransiskus "tidak mampu berkata-kata" ketika meratapi polusi, perubahan iklim, kurangnya air bersih, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menurunnya kehidupan manusia secara keseluruhan serta kehancuran masyarakat.[8] "Belum pernah kita menyakiti dan menganiaya rumah kita bersama seperti yang kita alami dalam dua ratus tahun terakhir," katanya.[1]

Dia "menggambarkan eksploitasi dan penghancuran lingkungan yang tiada henti, yang mana dia menyalahkan sikap apatis, pengejaran keuntungan secara sembrono, kepercayaan berlebihan pada teknologi, dan kepicikan politik."[2] Laudato si' "dengan jelas menerima konsensus ilmiah bahwa perubahan iklim sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia dibuat"[12] dan menyatakan bahwa "perubahan iklim adalah masalah global yang mempunyai implikasi besar: lingkungan hidup, sosial, ekonomi, politik dan distribusi barang. Hal ini merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi umat manusia di hari ini" dan memperingatkan akan "penghancuran ekosistem yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan konsekuensi serius bagi kita semua" jika upaya [itigasi perubahan iklim tidak segera dilakukan.[1][2]

Ensiklik ini juga menyoroti peran bahan bakar fosil dalam menyebabkan perubahan iklim. “Kita tahu bahwa teknologi yang berbasis pada penggunaan bahan bakar fosil yang sangat berpolusi – terutama batu bara, minyak bumi, dan, pada tingkat lebih rendah, gas – perlu diganti secara bertahap tanpa penundaan,” ujar Paus Fransiskus. "Sampai ada kemajuan yang lebih besar dalam pengembangan sumber-sumber energi terbarukan yang dapat diakses secara luas, adalah sah untuk memilih alternatif yang tidak terlalu berbahaya atau mencari solusi jangka pendek."[1] Komentar-komentar ensiklik tersebut mengenai perubahan iklim adalah konsisten dengan konsensus ilmiah mengenai perubahan iklim.[13]

Kemiskinan

[sunting | sunting sumber]

Kepedulian terhadap lingkungan dipadukan dengan kepedulian terhadap masyarakat:[14] "Kita tidak dihadapkan pada dua krisis yang terpisah, yang satu krisis lingkungan hidup dan yang lainnya krisis sosial, melainkan satu krisis kompleks yang meliputi sifat-sifat sosial dan lingkungan."[1]:Para. 139 Ensiklik tersebut "menunjukkan bahwa kita terus menoleransi ketimpangan, yang mana sebagian orang menganggap diri mereka lebih berharga dibandingkan yang lain,[14] dan selanjutnya menegaskan bahwa negara maju secara moral berkewajiban untuk membantu negara berkembang dalam memerangi krisis perubahan iklim.[2] Negara-negara miskin, kata Paus, tidak siap untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan akan menanggung beban terberat dari efek pemanasan global.[12] Menghubungkan isu-isu kemiskinan, yang telah menjadi isu besar di kepausannya, dan lingkungan hidup, ia menegaskan bahwa dunia harus "mendengar baik tangisan bumi maupun tangisan orang miskin."[12]

Dia tidak percaya, menurut editor First Things, R. R. Reno, bahwa "terlepas dari segala kekurangan yang kita miliki, masyarakat Barat lebih demokratis, lebih egaliter, dan lebih inklusif dibandingkan masyarakat mana pun dalam sejarah."[10] Mengutip Pernyataan tentang Isu-Isu Lingkungan Hidup' Konferensi Waligereja Selandia Baru ', Paus Fransiskus bertanya "apa arti perintah 'Jangan membunuh' ketika 'dua puluh persen populasi dunia mengonsumsi sumber daya dengan kecepatan yang merampas apa yang dibutuhkan negara-negara miskin dan generasi mendatang untuk bertahan hidup.'"[15]

Sains dan modernisme

[sunting | sunting sumber]

“Ilmu pengetahuan dan agama, dengan pendekatan mereka yang berbeda dalam memahami realitas, dapat memasuki dialog intens yang bermanfaat bagi keduanya”, menurut Paus Fransiskus.[1] Agama, terlebih Katolik, dapat memberikan "kontribusi yang besar menuju ekologi integral dan pengembangan umat manusia secara utuh,"[1] Namun, "metode ilmiah dan eksperimental" itu sendiri dapat menjadi bagian dari masalah jika metode ini memisahkan ciptaan dari Sang Pencipta.[16]

Reno mengkritik ensiklik tersebut, dengan menulis Laudato si membuat "banyak kecaman keras terhadap tatanan global saat ini". Tatanan global ini “menghancurkan lingkungan, menindas banyak orang, dan membuat kita buta terhadap keindahan ciptaan.”[10] Menurut Reno, kritik terhadap arus ilmiah dan teknokratis yang terkandung dalam ensiklik tersebut menjadikan hal ini "mungkin ensiklik paling anti-modern sejak Syllabus Errorum, karya Paus Pius IX yang angkuh pada tahun 1864 yang mengabaikan kesombongan era modern".[10] Ia menambahkan bahwa ensiklik tersebut nada tidak memiliki elemen yang umum ditemukan dalam karya Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI yang, dalam tradisi Gaudium et spes, akan menegaskan dunia modern sekaligus memperbaiki kesalahannya.[10]

Teknologi

[sunting | sunting sumber]

Teknologi modern, yang merupakan "paradigma teknokratis yang dominan", dipandang sebagai penyebab utama krisis lingkungan dan penderitaan manusia. Sementara paradigma teknokratis (yaitu simulasi) diaktifkan, Paus Fransiskus menunjukkan, teknologi dipandang sebagai "kunci utama makna keberadaan" dan meminta dunia untuk "menolak" "serangan" paradigma teknokratis.

"Paradigma teknokratis telah menjadi begitu dominan sehingga sulit untuk dilakukan tanpa sumber dayanya dan bahkan lebih sulit lagi untuk memanfaatkannya tanpa didominasi oleh logika internalnya. Memilih gaya hidup yang tujuannya tidak bergantung pada teknologi sudah menjadi hal yang berlawanan dengan budaya… Teknologi cenderung menyerap segalanya ke dalam logikanya yang kuat, dan mereka yang dikelilingi oleh teknologi 'tahu betul bahwa hal itu bisa membantu pada analisis akhir mereka tidak maju demi keuntungan maupun kesejahteraan umat manusia.'"[1]

B. P. Green mengamati bahwa "penolakan terus-menerus terhadap 'paradigma teknokratis' Paus Fransiskus dalam ensikliknya" tidak boleh membingungkan pembaca sehingga berpikir bahwa ia menolak kemajuan teknologi itu sendiri.[17]

Teknologi tidak netral nilai dan perkembangan teknologi diarahkan oleh motif keuntungan, menurut Paus Fransiskus. Hal ini merupakan bentuk keserakahan yang terlembaga dan umumnya tidak memperhatikan dampak lingkungan dan sosial. "Perekonomian menerima setiap kemajuan teknologi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, tanpa mempedulikan potensi dampak negatifnya terhadap umat manusia".[1] Ensiklik ini memperingatkan terhadap "kepercayaan buta terhadap solusi teknis", khususnya dalam pandangan fakta bahwa "spesialisasi yang dimiliki oleh teknologi menyulitkan untuk melihat gambaran besarnya", yang "sebenarnya dapat menjadi bentuk ketidaktahuan".[1] Akibatnya, banyak solusi teknologi yang tidak berarti apa-apa lebih dari sekadar perbaikan teknologi jangka pendek yang berupaya menghilangkan gejala-gejala dan bukannya mengatasi masalah-masalah lingkungan, sosial, ekonomi, dan bahkan moral dan spiritual yang mendasarinya: “Teknologi, yang terkait dengan kepentingan bisnis, ditampilkan sebagai satu-satunya cara untuk memecahkan masalah-masalah ini.”, pada kenyataannya, terbukti tidak mampu melihat jaringan misterius hubungan antar benda sehingga terkadang menyelesaikan satu masalah dan menciptakan masalah lain."[1]

Mengingat kekurangan teknologi yang signifikan ini, “kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat disamakan dengan kemajuan umat manusia dan sejarah”, dan kita tertipu oleh mitos kemajuan yang percaya bahwa “masalah ekologi akan teratasi dengan sendirinya hanya dengan penerapan teknologi baru dan tanpa memerlukan pertimbangan etis atau perubahan besar."[1] Diperlukan redefinisi kemajuan yang mendalam dan "pembebasan dari paradigma teknokratis yang dominan", yaitu, "kita memiliki kebebasan yang diperlukan untuk membatasi dan mengarahkan teknologi; kita dapat memanfaatkannya untuk mencapai kemajuan lain, yang lebih sehat, lebih manusiawi, lebih sosial, lebih integral."[1] Yang lebih mendasar, menurut Paus, kita perlu menyadari bahwa “teknologi yang dipisahkan dari etika tidak akan dengan mudah dapat membatasi kekuatannya sendiri”, dan bahwa “kemajuan ilmu pengetahuan yang paling luar biasa, kemampuan teknis yang paling menakjubkan, pertumbuhan ekonomi yang paling menakjubkan, kecuali jika hal-hal tersebut dibarengi dengan kemajuan sosial dan moral yang otentik, akan terjadi. secara pasti berbalik melawan manusia."[1] Paus Fransiskus menambahkan bahwa krisis lingkungan hidup pada akhirnya hanya dapat diselesaikan jika perkembangan teknologi kita yang sangat besar dibarengi dengan "perkembangan tanggung jawab, nilai-nilai, dan hati nurani manusia."[1]

Topik lainnya

[sunting | sunting sumber]

Menurut ringkasan New York Times, ensiklik ini memiliki cakupan yang "lebar" dan luas (80 halaman/45.000 kata), termasuk menyebutkan topik-topik seperti perencanaan kota , ekonomi pertanian, dan keanekaragaman hayati.[2]

Laju evolusi sosial yang semakin intensif di zaman modern mengarah pada fenomena yang disebut Paus Fransiskus sebagai "rapidifikasi" (paragraf 18).[18] Istilah ini menerjemahkan kata "rapidación" (Spanyol) dan "rapidizzazione" (Italia), yang muncul bersamaan dalam teks surat berbahasa Italia.[19] Celia Hammond, dari Universitas Notre Dame Australia , menganggap istilah tersebut, meskipun baru baginya, adalah "deskripsi sempurna tentang dunia abad ke-21, khususnya di negara-negara maju seperti Australia".[20]

Ensiklik tersebut juga menyuarakan penolakan Paus dan Gereja Katolik terhadap aborsi, penelitian sel induk embrionik dan pengendalian populasi, dengan mengatakan bahwa penghormatan terhadap ciptaan dan martabat manusia harus berjalan beriringan.[21] "Karena segala sesuatunya saling terkait", kata Paus Fransiskus, "kepedulian terhadap perlindungan alam juga tidak sesuai dengan pembenaran aborsi."[22] Menurut Paus, kita tidak dapat "dengan tulus mengajarkan pentingnya kepedulian terhadap makhluk rentan lainnya, betapapun menyusahkan atau menyusahkan mereka, jika kita gagal melindungi embrio manusia, meskipun kehadirannya tidak nyaman dan menimbulkan kesulitan."[1]

Laudato si menentang teori gender dan mendukung "menghargai tubuh sendiri dalam hal feminitas atau maskulinitas". Dalam mengakui perbedaan, Paus menyatakan “kita dapat dengan gembira menerima karunia spesifik dari pria atau wanita lain, karya Tuhan Sang Pencipta, dan saling memperkaya.”[21]

Ensiklik ini mempunyai 172 kutipan catatan kaki,[1] banyak yang berasal dari pendahulu Fransiskus, Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI.[2] Ensiklik ini juga "mereferensikan secara jelas dari" Bartolomeus I dari Konstantinopel, patriark Gereja Konstantinopel Ortodoks Timur dan sekutu Paus.[2] Sangat tidak biasa mengutip seorang uskup Ortodoks dalam dokumen kepausan.[9] Lebih dari 10 persen dari semua catatan kaki, 21, mengutip dokumen dari 16 konferensi uskup di seluruh dunia, sebagian besar dari selatan global.[9][23] Ini adalah ensiklik pertama yang mengutip konferensi para uskup.[23] Ini adalah upaya, menurut para ahli, untuk membangun aliansi mengenai topik yang kontroversial.[9] Ensiklik ini juga mengutip Thomas Aquinas, Mistik sufi Ali al-Khawas abad ke-9,[2][24] Pierre Teilhard de Chardin, dan Romano Guardini.[25]

Tahap awal

[sunting | sunting sumber]

Spekulasi mengenai "ensiklik lingkungan hidup" yang akan dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pertama kali dimulai pada bulan November 2013.[26] Pada tanggal 24 Januari 2014, Vatikan mengonfirmasi bahwa penyusunannya telah dimulai. Federico Lombardi, direktur Kantor Pers Takhta Suci, mengatakan bahwa dokumen tersebut masih dalam tahap awal, belum ada tanggal penerbitan yang ditetapkan, dan bahwa ensiklik tersebut akan membahas tentang ekologi (dan khususnya " ekologi manusia").[26]

Kardinal Peter Turkson, presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, dan timnya menulis draf pertama ensiklik tersebut.[27][28] Draf tersebut kemudian ditinjau oleh beberapa teolog dan dikirim (sekitar tiga minggu sebelum ensiklik tersebut diterbitkan) ke Dikasteri untuk Ajaran Iman, bagian kedua dari Sekretariat Negara, dan Teolog Rumah Tangga Kepausan.[28] Pengeditan dilakukan berdasarkan tanggapan mereka.[28]

Dalam menyusun ensiklik tersebut, Vatikan berkonsultasi dengan para ahli ilmiah terkemuka selama berbulan-bulan.[13] Salah satu ahli yang diajak berkonsultasi adalah Hans Joachim Schellnhuber, pendiri dan kepala Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim dan ketua Dewan Penasihat Jerman untuk Perubahan Global.[13] Uskup Agung (kemudian Kardinal) Víctor Manuel Fernández juga termasuk di antara mereka yang mengambil bagian dalam redaksi dokumen tersebut.[29]

Pada tanggal 28 April 2015, sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, Vatikan menjadi tuan rumah konferensi satu hari mengenai perubahan iklim, menampilkan Turkson, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon (yang menyampaikan pidato utama), Presiden Ekuador Rafael Correa dan ekonom Amerika Jeffrey Sachs.[30][31]

Judul dan subjudul ensiklik ini pertama kali dilaporkan dalam pesan Twitter oleh jurnalis berbahasa Spanyol Mercedes De La Torre pada tanggal 30 Mei 2015.[32] Vatikan mengonfirmasi bahwa judulnya adalah Laudato si' pada tanggal 10 Juni.[33] Meskipun beberapa laporan awal mengatakan ensiklik tersebut akan diberi nama Laudato Sii, hal ini tidak benar; Paus memilih untuk menggunakan bentuk dan ejaan puisi Umbria asli, dengan satu i.[4]

Pada tanggal 4 Juni, kantor pers Vatikan mengumumkan bahwa ensiklik tersebut – yang "telah menarik perhatian global karena wacana yang diharapkan mengenai teologi Katolik mengenai ekologi, kerusakan lingkungan saat ini, dan perubahan iklim" – akan dirilis pada tanggal 18 Juni.[34]

Kebocoran

[sunting | sunting sumber]

Empat hari sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, majalah Italia L'Espresso memuat bocoran draf dokumen tersebut secara online.[35] Dokumen yang bocor tersebut "hampir sama persis" dengan dokumen akhir.[2] Kebocoran tersebut membuat marah pejabat Vatikan,[2] yang menyebutnya sebagai "tindakan keji"[35] dan mencabut kredensial pers koresponden lama L'Espresso di Vatikan Sandro Magister.[36] The New York Times dan surat kabar Italia La Stampa keduanya mencatat dugaan bahwa kebocoran tersebut berasal dari kelompok konservatif di Vatikan yang ingin mempermalukan Paus dan menghalangi peluncuran ensiklik tersebut.[2][36]

Perilisan

[sunting | sunting sumber]

Ensiklik tersebut secara resmi dirilis pada sebuah acara di Aula Sinode Baru Kota Vatikan.[28] Berbicara pada konferensi pers tersebut ialah Turkson, Schellnhuber, dan John Zizioulas ( metropolitan dari Pergamon, mewakili Gereja Ortodoks).[37] Pada hari peluncuran resmi ensiklik tersebut, Paus Fransiskus mengeluarkan dua pesan tentang hal tersebut di akun Twitter resminya, @Pontifex.[27] Ada pendapat yang menyatakan bahwa penerbitan ensiklik tersebut diatur waktunya untuk mempengaruhi tiga pertemuan puncak yang diadakan di Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai bantuan keuangan, pembangunan berkelanjutan, dan perubahan iklim pada akhir tahun 2015.

Tanggapan berbagai pihak

[sunting | sunting sumber]

Setelah ensiklik tersebut dirilis, situs web Vatikan sempat tidak dapat diakses karena banyak orang yang mencoba membacanya.[12] Ensiklik tersebut digambarkan sebagai "salah satu dokumen paling cerdik yang dikeluarkan oleh Vatikan selama abad yang lalu" dan "telah mengungkap Fransiskus sebagai politisi tingkat pertama yang cerdik dan canggih."[9] Di dalamnya, menurut Paul Vallely, berisi "serangkaian pembelaan terhadap kritik yang menganggapnya sebagai karya semacam maverick sayap kiri."[9]

Dalam Gereja Katolik Roma

[sunting | sunting sumber]

Gerakan Laudato Si', sebuah jaringan global yang terdiri dari lebih dari 900 organisasi Katolik dan lebih dari 10.000 pemimpin akar rumput terlatih yang dikenal sebagai Animator Laudato Si', telah memainkan peran penting dalam mendukung Gereja untuk menerima dan menerapkan ensiklik tersebut.[38] Dalam bermitra erat dengan Dikasteri Vatikan untuk Pembangunan Manusia Integral, Gerakan Laudato Si' telah mengadakan berbagai inisiatif global untuk meningkatkan kesadaran dan memicu tindakan, seperti perayaan tahunan Pekan Laudato Si',[39] perayaan ekumenis Musim Penciptaan,[40] dan film "Surat".[41]

Konferensi Waligereja Amerika Serikat, yang dipimpin oleh presidennya Yang Mulia Mgr. Joseph Edward Kurtz, Uskup Agung Louisville, menggambarkan ensiklik tersebut sebagai "perintah kami untuk advokasi" [42] dan rencana pengarahan mengenai ensiklik tersebut dengan kedua kamar Kongres dan dengan Gedung Putih.[43] Kardinal Sean O'Malley dari Boston mengatakan bahwa "hubungan yang terus-menerus di seluruh ensiklik antara kebutuhan ganda untuk menghormati dan melindungi "Rumah Kita Bersama" dan kebutuhan untuk menghormati dan melindungi martabat dan kehidupan orang miskin mungkin dianggap sebagai ciri khas dari pesan kuat Paus Fransiskus ini."[44]

Kardinal Filipina Yang Utama Mgr. Luis Antonio Tagle, Uskup Agung Manila, menulis bahwa "Dalam Laudato si Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk mengganti konsumsi dengan rasa pengorbanan, keserakahan dengan kemurahan hati dan pemborosan dengan rasa pengorbanan. semangat berbagi. Kita harus "memberi, dan tidak menyerah begitu saja." Kita dipanggil untuk membebaskan diri dari semua hal yang berat, negatif, dan sia-sia, serta berdialog dengan keluarga global kita."[45]

Tiga uskup California Utara dan Tengah, Stephen Blaire, Armando Xavier Ochoa, dan Jaime Soto, mengeluarkan pernyataan bersama yang menyoroti bagaimana perubahan iklim berdampak secara tidak proporsional terhadap masyarakat miskin. “Perspektif Katolik adalah bahwa ekologi manusia dan alam berjalan beriringan,” kata ketiganya. “Kita dipanggil untuk bersolidaritas dengan kaum miskin serta pengelolaan Bumi. Penghormatan mendalam kita terhadap martabat setiap orang memerintahkan kita untuk memupuk iklim kehidupan di mana setiap anak Tuhan tumbuh dan berkembang. bergabunglah dengan ciptaan dalam memuji Pencipta kita. Inilah 'ekologi integral' yang dibicarakan oleh Paus Fransiskus."[46]

Uskup Yang Mulia Mgr. Richard Pates dari Des Moines, Iowa, yang menyelenggarakan pemilihan pendahuluan presiden besar pertama di Amerika Serikat, meminta para kandidat untuk menunjukkan keberanian dan kepemimpinan dalam masalah ini, dengan mengatakan, "Karena para kandidat presiden telah mengunjungi kami secara teratur, saya mendorong umat Katolik di seluruh negara bagian kami, dan semua orang yang berkehendak baik, untuk berbicara dengan mereka dan bertanya bukan apakah, namun bagaimana, mereka berencana berupaya mencapai solusi terhadap perubahan iklim."[47]

Uskup Agung Hamburg Yang Mulia Mgr. Stefan Heße memuji ensiklik tersebut, menyebutnya sebagai "momentum berharga untuk reorientasi ekologi dunia." Beliau berkomentar lebih lanjut:

Ia memperjelas bahwa permasalahan mendesak di masa depan bagi seluruh dunia dan seluruh umat manusia harus diselesaikan. Tanpa perubahan mentalitas yang radikal, hal ini tidak akan berhasil. Oleh karena itu, ia menggarisbawahi bahwa masalah yang menjadi perhatian semua orang hanya dapat diselesaikan oleh semua orang.[48][49]

Vatikanologis John L. Allen Jr., mengatakan dalam sebuah analisis, "Laudato si' tampaknya ditakdirkan untuk menjadi titik balik besar, momen ketika paham lingkungan hidup mengklaim tempat yang setara dengan martabat dalam kehidupan manusia dan keadilan ekonomi sebagai landasan Ajaran sosial Katolik Hal ini juga segera menjadikan Gereja Katolik sebagai suara moral utama di media untuk memerangi pemanasan global dan dampak perubahan iklim."

Kaum Milenial Katolik telah menulis secara luas dan memberikan pendapat mereka tentang ensiklik tersebut.[50]

Samuel Gregg, direktur penelitian di libertarian Acton Institute, telah mengkritik "penjangkauan berlebihan yang melanda" Laudato si'.[51] Editor RealClearReligion Nicholas Hahn mengatakan bahwa "Umat Katolik yang baik bisa saja berbeda pendapat tentang cara memerangi perubahan iklim dan tidak perlu khawatir dikirim ke kamar pengakuan dosa jika mereka mengemudikan mobil SUV."[51]

Kritik ini muncul meskipun Paus Fransiskus "berhati-hati untuk menempatkan teksnya secara tegas dalam inti ajaran yang ditetapkan oleh para paus sebelumnya", khususnya Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI.[9]

Pada bulan Juli 2015, Kardinal George Pell mengkritik Laudato si' karena mengaitkan gereja dengan kebutuhan untuk mengatasi iklim, dengan menyatakan:[52]

Ada banyak sekali elemen menarik. Ada bagian yang indah. Namun gereja tidak mempunyai keahlian khusus di bidang ilmu pengetahuan... gereja tidak mendapat mandat dari Tuhan untuk mengumumkan hal-hal ilmiah. Kami percaya pada otonomi sains.

Dari agama lain

[sunting | sunting sumber]

Tiga hari sebelum ensiklik tersebut dirilis, Dalai Lama ke-14 mengeluarkan pesan Twitter yang menyatakan: "Karena perubahan iklim dan ekonomi global kini mempengaruhi kita semua, kita harus mengembangkan rasa kesatuan umat manusia."

Dua hari sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, Uskup Agung Canterbury Justin Welby, ketua Persekutuan Anglikan, mengeluarkan "deklarasi hijau" (juga ditandatangani oleh Konferensi Metodis serta perwakilan Gereja Katolik di Inggris dan Wales dan komunitas Muslim, Sikh, dan Yahudi Inggris) mendesak transisi ke ekonomi rendah karbon dan berpuasa serta berdoa untuk kesuksesan pada Konferensi Perubahan Iklim PBB Desember 2015 di Paris.[4][53]

Pada hari yang sama, Gerakan Lausanne Kristen Evangelis global mengatakan itu Mereka menantikan ensiklik ini dan bersyukur karenanya.[4] Ensiklik ini juga disambut baik oleh Dewan Gereja Dunia dan Gereja Reformasi Kristen di Amerika Utara.

Ensiklik lingkungan hidup Paus Fransiskus Laudato si' telah disambut baik oleh banyak organisasi lingkungan hidup dari berbagai agama. Video pawai antaragama di Roma untuk menyerukan aksi iklim.

Dari para pemimpin dunia

[sunting | sunting sumber]

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, menyambut baik ensiklik tersebut dalam pernyataannya pada hari peluncurannya.[42][54] Kofi Annan, mantan sekretaris jenderal PBB dan ketua Panel Kemajuan Afrika, juga mengeluarkan pernyataan untuk mendukung ensiklik tersebut, dengan menyatakan "Seperti yang ditegaskan kembali oleh Paus Fransiskus, perubahan iklim adalah masalah yang sangat serius." mencakup ancaman. … Saya memuji Paus atas kepemimpinan moral dan etika yang kuat. Kita membutuhkan lebih banyak kepemimpinan yang terinspirasi seperti itu. Apakah kita akan melihatnya pada pertemuan puncak iklim di Paris?"[55]

Christiana Figueres, sekretaris eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim] mengatakan: "Paus Fransiskus secara pribadi berkomitmen terhadap masalah ini tidak seperti Paus lain sebelumnya. Saya pikir ensiklik ini akan berdampak pada memiliki dampak yang besar. Hal ini mencerminkan pentingnya moral untuk mengatasi perubahan iklim secara tepat waktu guna melindungi kelompok yang paling rentan."[56]

Pada hari yang sama, Jim Yong Kim, presiden Bank Dunia, juga memuji ensiklik tersebut.[42]

Dari komunitas ilmiah

[sunting | sunting sumber]

Sejarawan sains Naomi Oreskes mengamati bahwa Laudato si' "menekankan bahwa kita merangkul dimensi moral dari permasalahan yang selama ini dipandang terutama sebagai sains, teknologi, dan ekonomi."[57][58]

Ensiklik tersebut mendorong gerakan divestasi bahan bakar fosil.[59] Hans Joachim Schellnhuber, direktur pendiri Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim (PIK) dan ketua Dewan Penasihat Jerman untuk Perubahan Global, yang memberi nasihat kepada Vatikan mengenai penyusunan ensiklik tersebut, mengatakan bahwa "ilmu Laudato si kedap air" dan memberi Paus nilai "A" untuk penguasaan subjek tersebut.

Sebuah editorial di Nature memuji ensiklik tersebut karena pernyataannya tentang keberlanjutan dan kemiskinan global serta transisi dari bahan bakar fosil kepada sumber energi terbarukan: "Seruan Paus untuk mengakhiri kemiskinan dan membagi ruang ekologi dunia dengan cara yang adil adalah tujuan yang mencerminkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang akan dirilis pada bulan September . Surat Paus menambahkan aspek penting dalam diskusi ini: menjamin masa depan yang baik bagi peradaban manusia tidak hanya bisa dicapai tanpa bergantung pada batu bara, minyak, dan gas – namun hal ini merupakan sebuah prasyarat."[60] Namun, ini adalah sebuah prasyarat."[60] mengkritik Paus Fransiskus karena mengabaikan isu-isu penting seperti keluarga berencana dan pengendalian kelahiran. “Sayangnya, dia tetap bungkam mengenai masalah kontrasepsi. Dengan populasi dunia yang diperkirakan mencapai 10 miliar jiwa, pentingnya keluarga berencana sudah jelas. Vatikan telah berani menghadapi perubahan iklim. Jika mereka serius dengan nasib planet ini dan kesejahteraan penduduknya, maka harus lebih berani lagi dalam persoalan kontrasepsi."[60]

Tinjauan yang dilakukan oleh sembilan ilmuwan iklim di bawah proyek Umpan Balik Iklim menyimpulkan bahwa ensiklik tersebut "menggambarkan secara akurat realitas perubahan iklim saat ini" dan "mewakili secara adil kekhawatiran yang diangkat oleh komunitas ilmiah saat ini."[61]

Nicholas Stern, ketua Grantham Research Institute on Climate Change and the Environment dan penulis laporan berpengaruh mengenai perubahan iklim, menyatakan bahwa "Penerbitan ensiklik Paus sangat penting. Dia telah menunjukkan kebijaksanaan dan kepemimpinan yang luar biasa. Paus Fransiskus benar sekali bahwa perubahan iklim menimbulkan masalah moral dan etika yang penting.... Kepemimpinan moral mengenai perubahan iklim dari Paus sangat penting karena kegagalan banyak pemimpin negara bagian dan pemerintahan di seluruh dunia untuk menunjukkan kepemimpinan politik."[42]

Ekonom ekologi dan ahli teori kondisi mapan Herman Daly memuji ensiklik Paus dengan alasan bahwa " ... menyatukan perpecahan utama Kekristenan setidaknya berdasarkan pengakuan mendasar bahwa kita mempunyai tugas yang sangat diabaikan untuk merawat Bumi tempat kita berevolusi, dan untuk berbagi dukungan kehidupan di Bumi secara lebih adil satu sama lain, dengan masa depan, dan dengan yang lainer makhluk." Daly bahkan percaya bahwa Paus "berjalan cukup dekat dengan gagasan ekonomi kondisi mapan," meskipun isu-isu penting dari stabilisasi populasi, keluarga berencana dan kontrasepsi yang bertanggung jawab "hampir tidak ada" dalam ensiklik tersebut.[62]

Dampak pada sistem politik Amerika Serikat

[sunting | sunting sumber]

Stephen F. Schneck, direktur Institute for Policy Research & Catholic Studies di Universitas Katolik Amerika, mengatakan bahwa "Akan ada hasil dari hal ini dan pasti akan berdampak pada kebijakan publik di AS."[51] Namun, Kathy Saile, mantan direktur lama kantor uskup AS untuk keadilan sosial dalam negeri, tidak percaya bahwa "hal ini akan memicu rancangan undang-undang perubahan iklim, tetapi suatu hari nanti ketika negosiasi mengenai rancangan undang-undang atau perjanjian sedang berlangsung, ajaran moral semacam ini dapat memiliki pengaruh."[51] Meskipun demikian, dia menambahkan, "Nada bicara Paus Fransiskus, kejujurannya, cara dia berbicara tentang belas kasihan dan kepedulian terhadap masyarakat miskin, dan keinginan tulusnya untuk menjadi jembatan," dapat mempengaruhi budaya politik di Washington. "Jika dia bisa mengubah cara perdebatan, itu akan menjadi hadiah yang luar biasa."

Uskup Agung Keuskupan Agung Miami, Yang Mulia Mgr. Thomas Wenski, ketua komite uskup AS untuk perdamaian dan keadilan dalam negeri, menulis surat kepada Kongres untuk memberi tahu mereka bahwa "[para] uskup AS bersatu dengan Bapa Suci dalam seruannya untuk melindungi ciptaan."[51] Ia juga meminta mereka untuk "menolak segala upaya yang mengganggu pengembangan standar karbon nasional dan sebaliknya mendukung kemampuan negara kita untuk mengatasi tantangan global mendesak yang dihadapi umat manusia."< ref name=spoken/> Schneck berpendapat bahwa "Ini berbeda dari surat-surat biasa yang dikirimkan USCCB sepanjang waktu mengenai berbagai isu. Surat ini benar-benar melampaui batas-batas politik AS dan politik di seluruh dunia."[51]

Antropolog Cornell Annelise Riles dan Vincent Ialenti mengatakan kepada NPR.org: "Kami menganggap Laudato Si' penting karena menentang imajinasi politik Amerika Serikat di setiap kesempatan. Pada saat-saat tertentu, Paus bersikap seperti seorang konservatif, pada saat lain seorang liberal. Kadang-kadang ia menentang para ilmuwan, pada saat lain ia mengutip kitab suci, dan pada saat yang lain, ia mengkritik dasar-dasar ekonomi. Mencampur ide-ide yang dianggap tidak sejalan oleh banyak orang. dia memaksa kita untuk berpikir."[63]

The New York Times melaporkan bahwa ensiklik tersebut memberikan tekanan pada umat Katolik yang mencari nominasi Partai Republik untuk presiden Amerika Serikat pada tahun 2016, termasuk Jeb Bush, [ [Marco Rubio]], dan Rick Santorum, yang "mempertanyakan atau menyangkal ilmu pengetahuan yang sudah mapan tentang perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, dan dengan keras mengkritik kebijakan yang dirancang untuk mengenakan pajak atau mengatur pembakaran bahan bakar fosil."[64] Jeb Bush berkata: "Saya harap saya tidak akan dihukum karena mengatakan hal ini oleh pendeta saya di negara saya, namun saya tidak mendapatkan kebijakan ekonomi dari uskup, kardinal, atau Paus saya."

Kritik dan argumen tandingan neokonservatif

[sunting | sunting sumber]

Kalangan Neokonservatif di Amerika Serikat telah mengkritik ensiklik tersebut sejak diterbitkan di Roma, terkadang dengan istilah yang sangat keras.[65] Menulis di Weekly Standard, Irwin M. Stelzer berpendapat bahwa:

Paus Fransiskus dengan tegas menentang sistem "kapitalisme biadab" Amerika. Dia terkenal mengutip Pujangga Gereja abad keempat, Santo Basilius dari Kaisarea, yang menyebut uang sebagai "kotoran setan", mencerca "pengaruh anonim mamon" dan "kolonialisme baru" yang mencakup "perjanjian perdagangan bebas... [dan] penerapan penghematan," dan menyatakan preferensi untuk "koperasi". Masukkan pandangan Paus Fransiskus bahwa kita sedang menyaksikan "pemanasan sistem iklim yang mengganggu... karena konsentrasi gas rumah kaca yang sangat besar," dan bahwa "ada kebutuhan mendesak akan otoritas politik dunia yang sejati," dan Anda mempunyai pendapat yang sama. bahwa dibutuhkan lebih dari sesendok pesona Paus untuk membuat banyak orang Amerika terpesona.[66]

Dari industri

[sunting | sunting sumber]

Seorang pelobi dari Arch Coal mengirim e-mail ke anggota parlemen Partai Republik yang menyatakan bahwa Paus "tampaknya tidak mengatasi tragedi kemiskinan energi global." Pelobi tersebut berpendapat bahwa gereja seharusnya mempromosikan bahan bakar fosil jika gereja benar-benar peduli terhadap masyarakat miskin.[67] E-mail tersebut menyarankan "poin pembicaraan" kepada para legislator untuk membela industri batu bara dan menolak argumen Paus. Pelobi tersebut menulis: "Miliaran orang di seluruh dunia hidup tanpa listrik dan sebagai akibatnya menderita kemiskinan dan penyakit yang tak terhitung." Berbeda dengan argumen-argumen tersebut, ensiklik ini berpendapat bahwa bahan bakar fosil secara umum dan batu bara pada khususnya mengancam masyarakat miskin: Bahan bakar fosil merupakan ancaman terhadap kesejahteraan masyarakat miskin. Mereka akan lebih menderita khususnya akibat kenaikan permukaan laut, kekeringan, pemanasan global, dan cuaca ekstrem yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.[68]

Pada bulan Juni 2019, dalam sebuah pertemuan di Vatikan yang digambarkan oleh ahli iklim Hans Joachim Schellnhuber sebagai salah satu pertemuan paling penting dalam 30 tahun karirnya, Paus Fransiskus "meyakinkan CEO perusahaan minyak besar untuk mengubah pesan mereka mengenai perubahan iklim ." Mereka termasuk CEO ExxonMobil, BP, Royal Dutch Shell, dan Chevron yang berjanji untuk mencegah apa yang disebut Paus Fransiskus sebagai "darurat iklim" yang berisiko "melakukan tindakan ketidakadilan yang brutal terhadap masyarakat miskin dan generasi mendatang." Paus Fransiskus "menekankan perlunya transisi energi yang radikal untuk menyelamatkan rumah kita bersama." Mereka berjanji untuk "memajukan transisi energi [...] sambil meminimalkan dampak yang merugikan komunitas yang rentan."[69][70]

Dari grup lain

[sunting | sunting sumber]

Bill McKibben mengulas ensiklik tersebut di The New York Review of Books[71] dan kemudian menyebutnya sebagai "dokumen paling penting di milenium ini".[72]

Majalah LGBT The Advocate mencatat bahwa ensiklik tersebut berisi bagian-bagian yang memperkuat posisi gereja melawan gerakan transeksualitas, menyerukan "penerimaan tubuh kita sebagai anugerah Tuhan."[73]

Pankaj Mishra menulis bahwa ensiklik tersebut sebagai "Bisa dibilang merupakan kritik intelektual paling penting di zaman kita."[74]

Pada tahun 2019, jurnal Biological Conservation menerbitkan penelitian[75] oleh Malcolm McCallum menunjukkan bukti pertumbuhan minat terhadap lingkungan yang meluas dan berkelanjutan di banyak negara di seluruh dunia.[76]

Dalam film

[sunting | sunting sumber]

Film dokumenter tahun 2022 The Letter: A Message for our Earth, yang dipersembahkan oleh YouTube Originals, menceritakan kisah ensiklik Laudato Si'.[77]

Film ini diproduksi oleh Off The Fence Productions pemenang Oscar dan disutradarai oleh Nicolas Brown, bekerja sama dengan Gerakan Laudato Si'.[78]

Setelah penayangan perdana globalnya di Kota Vatikan pada tanggal 4 Oktober 2022, film ini langsung sukses dengan mengumpulkan lebih dari 7 juta penayangan dalam dua minggu pertama, dengan dukungan dari selebriti seperti Leonardo DiCaprio dan Arnold Schwarzenegger.[79]

Dalam musik

[sunting | sunting sumber]

Atas nama Keuskupan Limburg, Peter Reulein menulis musik untuk oratorio Laudato si' – a Fransiskan Magnificat ke libretto oleh Helmut Schlegel.[80] Karya ini didasarkan pada versi Latin dari Magnificat, sesuai dengan Yubileum Luar Biasa Kerahiman, dan termasuk teks dari anjuran apostolik Evangelii gaudium dan ensiklik Laudato si'. Pertunjukan perdana oratorio berlangsung di Katedral Limburg pada 6 November 2016.[81]

Gerakan Laudato Si'

[sunting | sunting sumber]

Dengan diterbitkannya ensiklik tersebut pada tahun 2015, Gerakan Laudato Si' didirikan untuk mempertemukan umat Katolik yang tertarik untuk menyebarkan pesannya.[82] Pada tahun 2022 Gerakan Laudato Si' terdiri dari 967 organisasi anggota, 11539 Animator Laudato Si', 204 Lingkaran Laudato Si' dan 58 Cabang Nasional di seluruh dunia.

Pada tanggal 4 Oktober 2021, Dikasteri untuk Pengupayaan Pembangunan Manusia meluncurkan Platform Aksi Laudato Si, bekerja sama dengan Gerakan Laudato Si' dan banyak lembaga Katolik lainnya.[83]

Pada tanggal 4 Oktober 2022 adalah pemutaran perdana film The Letter: A Message for our Earth oleh pembuat film dokumenter pemenang penghargaan Nicolas Brown dan tim produksi "Off The Fence" (pemenang Oscar untuk "My Octopus Teacher" ), bekerja sama dengan Gerakan Laudato Si' dan Vatikan.[84]

Laudato Si' dan Laudate Deum

[sunting | sunting sumber]

Nasihat apostolik Laudate Deum, yang dianggap sebagai teks lanjutan dari Laudato si', diterbitkan pada tanggal 4 Oktober 2023. Paus Fransiskus mengatakan bahwa

Delapan tahun telah berlalu sejak saya menerbitkan Surat Ensiklik Laudato si' , ketika saya ingin berbagi dengan Anda semua, saudara dan saudari saya di planet kita yang sedang menderita, keprihatinan saya yang tulus terhadap pemeliharaan rumah kita bersama. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa tanggapan kita belum memadai, sementara dunia tempat kita hidup sedang runtuh dan mungkin mendekati titik puncaknya. (LD 2)

Paus Fransiskus bertujuan untuk memperjelas dan menyelesaikan ide-idenya mengenai ekologi integral, sekaligus menyuarakan peringatan, dan seruan untuk saling bertanggung jawab, dalam menghadapi darurat iklim. Jurnalis Jason Horowitz dan Elisabetta Povoledo menyatakan bahwa “delapan tahun setelah surat penting mengenai kewajiban umat manusia untuk melindungi lingkungan, Paus Fransiskus memperingatkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan, dan harus dilaksanakan secepatnya.”[85]

Secara khusus, Seruan tersebut menyebutkan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023, yang diadakan di Dubai pada akhir November dan awal Desember 2023. Ia mendesak pemerintah agar menjadikan konferensi ini sebagai titik balik dalam perubahan iklim. perjuangan mendesak melawan krisis iklim.[86]

Meskipun Laudato si' “memiliki dampak transversal dan sangat mendalam di dalam dan di luar Gereja Katolik”, menurut Paolo Conversi, koordinator Observatorium Laudato Si', sebuah kelompok interdisipliner di Universitas Kepausan Gregoriana di Roma, Laudate Deum menjadi bukti bahwa Paus Fransiskus merasa pesannya belum cukup didengar.[85] “Apa yang diminta dari kita tidak lain adalah tanggung jawab tertentu atas warisan yang akan kita tinggalkan”, kata Paus Fransiskus, “begitu kita lulus dari dunia ini.”[85]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Dokumen terkait

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r (Inggris) "Encyclical Letter Laudato Si' Of The Holy Father Francis On Care For Our Common Home (official English-language text of encyclical)". Diakses tanggal 18 June 2015. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l (Inggris) Yardley, Jim; Goodstein, Laurie (18 June 2015). "Pope Francis, in Sweeping Encyclical, Calls for Swift Action on Climate Change". The New York Times. 
  3. ^ (Inggris) Rocca, Francis X. (18 June 2015). "Pope Delivers Strong Message on Climate Change in Encyclical 'Laudato Si". Wall Street Journal.  The languages were Arabic, English, French, German, Italian, Polish, Portuguese, and Spanish.
  4. ^ a b c d e (Inggris) San Martín, Inés (17 June 2015). "'Laudato Si' will be an encyclical for the ages". Crux. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-18. Diakses tanggal 2015-07-13. 
  5. ^ (Inggris) Rocca, Francis X.; Nakrosis, Stephen (18 June 2015). "5 Things to Know About Pope Francis' Encyclical 'Laudato Si'". Wall Street Journal. 
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bulletin
  7. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama good
  8. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama visitor
  9. ^ a b c d e f g h i j https://www.nytimes.com/2015/06/29/opinion/the-popes-ecological-vow.html?_r=0.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  10. ^ a b c d e f g Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama return
  11. ^ a b Pepinster, Catherine. (2020). "Gereja harus 'lebih berani' terhadap lingkungan". Tablet
  12. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama eco
  13. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama GillisScience
  14. ^ a b California Catholic Conference, kantor staf California Catholic Conference of Bishops, -si-praise-be/ Laudato si' (Praise Be), diterbitkan 18 Juni 2015, diakses 30 Desember 2023
  15. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama TeksInggris Resmi
  16. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama kembali
  17. ^ Green, B. P., Gereja Katolik dan Kemajuan Teknologi: Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan, Religions, 2017, 8(6), edisi khusus tentang Agama dan Teknologi Baru, diakses 11 September 2023
  18. ^ Camille, A. L., /questions_catholics_ask/2017/09/what_does_pope_francis_mean_by_rapidification Apa yang dimaksud Paus Fransiskus dengan "rapidifikasi"?, diterbitkan 12 September 2017, diakses 10 Juni 2023
  19. ^ Paus Fransiskus, encyclicals/documents/papa-francesco_20150524_enciclica-laudato-si.html Laudato si' dalam bahasa Italia, paragraf 18, diterbitkan 24 Mei 2015, diakses 10 Agustus 2023
  20. ^ Hammond, C., .au/cgi/viewcontent.cgi?article=1013&context=in_principio2010s Dari Wakil Rektor, InPrincipio, Vol 28, Maret 2016, hal. 3, diakses 8 Agustus 2023
  21. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama CNA
  22. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama TheIndependent
  23. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama footnote
  24. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama mystic
  25. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Faggioli
  26. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama RoeweProgress
  27. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kaleem
  28. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama VaticanRadio
  29. ^ San Martín, Inés (5 Oktober 2020). church-in-the-americas/2020/10/pope-francis-doesnt-propose-welfarism-says-close-papal-advisor/ "Paus Fransiskus tidak mengusulkan 'welfarisme', kata penasihat dekat kepausan" Periksa nilai |url= (bantuan). Crux. 
  30. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama weight
  31. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kirchgaessner
  32. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama titled
  33. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama confirms
  34. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama dirilis
  35. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Koffler
  36. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Winfield
  37. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama expert
  38. ^ "Landing LSM". Gerakan Laudato Si. Diakses tanggal 2023-11-23. 
  39. ^ "Laudato Si' Minggu 2023: Harapan bagi Bumi. Harapan bagi umat manusia". Pekan Laudato Si. Diakses tanggal 2023-11-23. 
  40. ^ { {Kutip web |title=Musim Penciptaan |url=https://seasonofcreation.org/ |access-date=2023-11-23 |website=Musim Penciptaan |bahasa=en-US}}
  41. ^ "Beranda". Surat. Diakses tanggal 2023-11-23. 
  42. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Guardian
  43. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama cama
  44. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama omalley
  45. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama tagle
  46. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bee
  47. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama plates
  48. ^ php?we_objectID=4408&pid=2 "Erzbischof würdigt Umwelt-Enzyklika des Papstes" Periksa nilai |url= (bantuan) [Uskup Agung memuji ensiklik kepausan lingkungan hidup]. 
  49. ^ "Reaksi para uskup terhadap Laudato si '". 
  50. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama mil
  51. ^ a b c d e f "Paus Fransiskus telah berbicara tentang lingkungan hidup. Akankah Kongres AS mendengarkan?". Diakses tanggal 26 Juni 2015. 
  52. ^ memiliki-keahlian-khusus-sains "Kardinal Pell tentang ensiklik lingkungan: Gereja 'tidak memiliki keahlian khusus dalam sains.'" Periksa nilai |url= (bantuan). Amerika. Layanan Berita Agama. 17 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Februari 2019. 
  53. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama joins
  54. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama spokesman
  55. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama chair
  56. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Vidal
  57. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Heald
  58. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama oreskes
  59. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama schwartz
  60. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama hope
  61. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama feedback
  62. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Daly
  63. ^ *Excited-about-the-popes-visit-read-laudato-si " Gembira Dengan Kunjungan Paus? Baca 'Laudato Si'" Cosmos & Culture, NPR.org (26 September 2015)
  64. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama davenport
  65. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama academia.edu
  66. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Stelzer
  67. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama backlash
  68. ^ Paus Penyangkal Iklim Mengatakan Tidak kepada "Paus Merah", Republik Baru, 17 Juni 2015
  69. ^ "Paus Fransiskus Mendapat CEO Perusahaan Minyak Besar Ini untuk Melawan Pemanasan Global". Fortune. Diakses tanggal 24 September 2019. 
  70. ^ Kell, Georg. francis-dalam-dialog-dengan-minyak-dan-investor/ "Paus Fransiskus dalam Dialog Dengan Perusahaan Minyak Besar dan Investor" Periksa nilai |url= (bantuan). Forbes. 
  71. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama McKibben
  72. ^ -figueres-lsm-congratulations/ "Penulis Bill McKibben, arsitek perjanjian Paris Christiana Figueres mengucapkan selamat kepada Gerakan Laudato Si" Periksa nilai |url= (bantuan). Gerakan Laudato Si. 2021-08-18. 
  73. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama TheAdvocate
  74. ^ . ISBN 9780141984087.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  75. ^ McCallum, Malcolm (2019). "Global country-by- tanggapan negara terhadap kepentingan publik terhadap lingkungan terhadap ensiklik kepausan, Laudato Si'". Biological Conservation. 135: 209–225. doi:10.1016/j.biocon.2019.04.010. 
  76. ^ Cannon, John (21 Mei 2019). mongabay.com/2019/05/interest-in-protecting-environment-up-since-popes-2015-encyclical/ "Minat dalam melindungi lingkungan sejak ensiklik Paus tahun 2015" Periksa nilai |url= (bantuan). Mongabay. 
  77. ^ "Home". Surat. Diakses tanggal 2023-11-23. 
  78. ^ Vivarelli, Nick (2022 -10-04). surat-pesan-untuk-bumi-kita-menampilkan-paus-francis-1235392482/ "Dokumen YouTube Paus Fransiskus 'Surat: Pesan Untuk Bumi Kita' Diluncurkan Dari Kota Vatikan – Trailer" Periksa nilai |url= (bantuan). Variety. 
  79. ^ https://twitter.com/LeoDiCaprio/status/1578504725355409408, diakses 10 Oktober 2022
  80. ^ . ISBN 978-3-943302-34-9. ISMN 979-0-50226-047-7.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  81. ^ k4= "Festkonzert zum Jubiläum des Referates Kirchenmusik / Laudato si' – Oratorium von Peter Reulein (Uraufführung)" Periksa nilai |archive-url= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Oktober 2016. 
  82. ^ "Siapa kita". Gerakan Laudato Si'. Diakses tanggal 2023-11-23. 
  83. ^ Program Aksi Laudato Si, diakses 11 Oktober 2022
  84. ^ "Climate-change.html Film "Laudato sí" bersama Paus Fransiskus, Berita Vatikan 5 Oktober 2022 -
  85. ^ a b c Horowitz, Jason; Povoledo, Elisabetta (2023-10-04). "Francis Mengeluarkan Seruan Mendesak untuk Menyelamatkan Planet di Dekat 'Titik Puncaknya'". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2023-11-29. 
  86. ^ Harvey, Fiona (2023-10-04). "Paus mendesak negara-negara kaya untuk melakukan perubahan besar dalam mengatasi iklim krisis". The Guardian. ISSN 0261-3077.