Lompat ke isi

Sunan Gunung Jati: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tanda baca & tebal huruf
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(84 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox religious biography|honorific-prefix=As-Syekh|name=Syarif Hidayatullah <br> ( Sunan Gunung Jati )|image=Sunan Gunung Jati.jpeg|alt=|caption=|religion=[[Islam]]|denomination=[[Sunni]]|known_for=[[Wali Sanga]]|birth_name=Syarif Hidayatullah |birth_date=1448|birth_place=|death_date=19 September 1568|death_place=[[Kesultanan Cirebon]]|father=[[Syarif Abdullah Umdatuddin]]|mother=[[Rara Santang|Syarifah Mudaim]]|children=*Pangeran Jaya Kelana
{{Infobox religious biography|honorific-prefix=|name=Sunan Gunung Jati
*Pangeran Bratakelana
(Syarif Hidayatulloh)|image=Sunan Gunung Jati.jpeg|alt=|caption=|religion=[[Islam]]|denomination=[[Sunni]] dan [[Asy'ariyah]]|known_for=[[Wali Sanga]]|birth_name=Syarif Hidayatullah |birth_date=1448|birth_place=|death_date=19 September 1568|death_place=[[Kesultanan Cirebon]]|father=[[Syarif Abdullah Umdatuddin]]|mother=[[Rara Santang]]|children={{unbulleted list|
*Ratu Ayu Winahon
|[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sabakingking]]
*[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Pangeran Sebakingking]]
|Pasarean
|Ratu Ayu
*[[Ratu Wulung Ayu]]
*Pangeran Pasarean|resting_place=[[Astana Gunung Sembung]]|spouse=*Nyai Gedeng Babadan
|Winahon
*Nyai Rara Jati
|Trusmi
*Nyai Mas Pakungwati
|Bratakelana
*Nyai Ageng Tepasari
|Jayalelana
*Nyai Kawunganten
}}|resting_place=[[Astana Gunung Sembung]]|spouse={{unbulleted list
*Syarifah Baghdad
|Nyai Ratu Dewi Pakungwati
*Ong Tien Nio|office1=[[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]] ke-1|term_start1=1482|term_end1=1568|predecessor1=Jabatan baru|successor1=[[Fatahillah]]|office2=[[Kerajaan Cirebon Larang|Tumenggung Cirebon]]|term_start2=1479|term_end2=1482|predecessor2=[[Pangeran Walangsungsang|Pangeran Cakrabuana]]|successor2=Jabatan dihapus|predecessor=[[Maulana Muhammad Ali Al-Akbar]]|successor=}}'''Sunan Gunung Jati''' atau lebih di kenal sebagai Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari [[Walisongo]], ia dilahirkan Tahun [[1448]] [[Masehi]] dari pasangan [[Syarif Abdullah Umdatuddin]] dan '''[[Rara Santang|Syarifah Mudaim]]''', putri dari [[Sri Baduga Maharaja]] dari [[Kerajaan Sunda|Kerajaan Padjajaran]].
|Nyai Ratu Kawunganten
|Nyai Babadan
|Nyai Ageng Tepasari
|Nyai Lara Baghdad
|Ong Tien Nio
}}|office1=[[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]] ke-1|term_start1=1482|term_end1=1568|predecessor1=Jabatan baru|successor1=[[Fatahillah]]|office2=[[Kerajaan Cirebon Larang|Tumenggung Cirebon]]|term_start2=1479|term_end2=1482|predecessor2=[[Pangeran Walangsungsang|Pangeran Cakrabuana]]|successor2=Jabatan dihapus|predecessor=[[Maulana Muhammad Ali Akbar]]|successor=[[Maulana Hasanuddin]]}}'''Sunan Gunung Jati''', lahir dengan nama '''Hidayatullah''' atau lebih di kenal sebagai Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari [[Walisongo]], ia dilahirkan Tahun [[1448]] [[Masehi]] dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang, Putri [[Prabu Siliwangi|Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi]] dari [[Kerajaan Sunda|Kerajaan Padjajaran]] (yang setelah masuk [[Islam]] berganti nama menjadi '''Syarifah Mudaim''').


Beliau dinobatkan menjadi [[Tumenggung]] Cirebon ke-2 pada tahun [[1479]] dengan gelar Maulana Jati. Beliau juga menikahi seorang Syarifah bernama Nyai Ageng Tepasari (putri dari Ki Gede Tepasan/ Arya Jaka Semprung yang merupakan Keturunan Brawijaya V yang menurunkan sultan-sultan [[Kota Cirebon|Cirebon.]] Dari pernikahan tersebut maka Sayyid Al-Kamil mendapat sebutan Syarif Hidayatullah.
Syarif Hidayatullah sampai di [[Cirebon]] pada tahun [[1470]] [[Masehi]], yang kemudian dengan dukungan [[Kesultanan Demak]] dan [[Pangeran Walangsungsang]] atau [[Pangeran Cakrabuana]] ([[Tumenggung Cirebon]] pertama sekaligus ''uwak'' Syarif Hidayatullah dari pihak ibu), ia dinobatkan menjadi [[Tumenggung]] Cirebon ke-2 pada tahun [[1479]] dengan gelar Maulana Jati.


Nama Syarif Hidayatullah kemudian diabadikan menjadi nama [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]] di daerah [[Tangerang Selatan]], [[Banten]]. Sedangkan nama Sunan Gunung Jati diabadikan menjadi nama [[Universitas Islam negeri]] di [[Bandung]], yaitu [[UIN Sunan Gunung Djati|Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati]]<ref>{{Cite web|last=UIN Sunan Gunung Djati Bandung|title=Sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung|url=https://uinsgd.ac.id/sejarah/|website=UIN Sunan Gunung Djati Bandung}}</ref>, dan [[Komando Resor Militer 063|Korem 063/Sunan Gunung Jati]] di [[Cirebon]].
Nama Syarif Hidayatullah kemudian diabadikan menjadi nama [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]] di daerah [[Tangerang Selatan]], [[Banten]].


Sedangkan nama Sunan Gunung Jati diabadikan menjadi nama [[Universitas Islam negeri]] di [[Bandung]], yaitu [[UIN Sunan Gunung Djati|Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati]]<ref>{{Cite web|last=UIN Sunan Gunung Djati Bandung|title=Sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung|url=https://uinsgd.ac.id/sejarah/|website=UIN Sunan Gunung Djati Bandung}}</ref>, dan [[Komando Resor Militer 063|Korem 063/Sunan Gunung Jati]] di [[Cirebon]].
== Silsilah ==


== Asal Usul ==
Syarif Hidayatullah adalah putra dari [[Syarif Abdullah Umdatuddin]] bin [[Ali Nurul Alam]] yang menikah dengan [[Nyi Mas]] [[Rara Santang]] putri dari [[Jayadewata]] yang bergelar [[Sri Baduga Maharaja]] yang setelah menikah dengan Syarif Abdullah bergelar ''Syarifah Mudaim''. Ayah Syarif Hidayatullah adalah seorang penguasa [[Mesir]], putra dari Ali Nurul Alim bin [[Jamaluddin Akbar al-Husaini]], seorang keturunan dari Rasulullah dari sayyid fam [[Husain bin Ali|Al-Husaini]]
Sunan Gunung Jati lahir di Makkah Al-Mukarramah dengan nama Syarif Hidayatullah tahun 1448 Masehi. Ibunya bernama Nyai Rara Santang binti Prabu Siliwangi. Nyai Rara Santang pergi haji ke Makkah bersama kakaknya Pangeran Cakrabuana. Selama tinggal di Makkah, beliau nyantri di Syaikh Bayanullah, adik Syaikh Datuk Kahfi. [[Syekh Datuk Kahfi|Syaikh Datuk Kahfi]] adalah ulama asal Makkah yang menyebarkan Islam di Cirebon. Nyai Rara Santang dan Kakaknya berguru kepadanya, dan gurunya tersebut yang memerintahkannya untuk segera menunaikan ibadah haji ke Makkah bersama kakaknya, Pangeran Cakrabuana.


Di Makkah, Nyai Rara Santang menikah dengan Syarif Abdullah Al-Hasyimi yang kemudian setelah menjadi sultan bergelar Sultan Maulana Umdatuddin Al-Hasyimi. Ia menguasai wilayah Bani Ismail di Mesir dan Bani israil di Palestina. Nyai Rara Santang kemudian mendapat nama baru Syarifah Muda’im dan tinggal di Mesir bersama suami dan anaknya.
Pada masa lalu terdapat puluhan naskah yang menjelaskan tentang silsilah Syarif Hidayatullah yang diklaim oleh beberapa pihak dan menimbulkan [[kesimpangsiuran]] sehingga pada masa pertemuan agung para [[cendekiawan]], [[sejarawan]], [[bangsawan]] dan [[alim]] [[ulama]] se[[nusantara]] dan [[mancanegara]] ([[bahasa Cirebon]]: Gotra Sawala) pertama yang dimulai pada tahun 1677 di [[Cirebon]] maka [[Pangeran Raja]] Nasiruddin (bergelar [[Naskah Wangsakerta|Wangsakerta]]) mengadakan penelitian dan penelusuran serta pengkajian naskah-naskah tersebut bersama para ahli-ahli di bidangnya.


Ketika berumur dua puluh tahun, Syarif Hidayatullah pergi ke Makkah dan nyantri di ulama-ulama Makkah. Setelah itu ia pergi ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat, lalu ke Kerajaan Samudra Pasai. Di Pasai ia nyantri di Sayyid Maulana Ishaq. Dari Pasai ia berlayar menuju Banten. Dari Banten kemudian menuju Surabaya untuk nyantri di Sunan Ampel. Setelah beberapa lama barulah ia diperintahkan menemani pamannya di Cirebon untuk menyebarkan agama Islam. Ia membangun pesantren di daerah Gunung Jati. Kemudian ia dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Hasilnya pada tahun 1680 disusunlah [[Pustaka Nagarakretabhumi]] yang di dalamnya memuat bab tentang silsilah Syarif Hidayatullah (Tritiya Sarga) yang sudah diluruskan dari kesimpangsiuran klaim oleh banyak pihak.


Paragrap di atas, adalah kisah Sunan Gunung Jati yang diambil dari manuskrip Carita Purwaka Caruban Nagari dari mulai pupuh duabelas sampai tujuhbelas. Manuskrip Carita Purawaka Caruban nagari adalah sebah kitab yang ditulis Pangeran Arya Cirebon tahun 1720.
=== Pelurusan Sejarah Silsilah Dalam [[Pustaka Nagarakretabhumi]] versi keturunan Ubaidillah bin Ahmad<ref name=nasiruddin>Pangeran Raja (PR) Nasiruddin. 1680. Negara Kertabumi. [[Cirebon]]: [[kesultanan Cirebon]]</ref> ===


== Silsilah ==
Penelusuran sejarah tentang asal-usul Syarief Hidayatullah telah dilakukan oleh Pangeran Raja (PR) Nasiruddin dengan melakukan penelitian terhadap naskah naskah yang ada dengan dibantu oleh para ahli di bidangngnya dalam pertemuan agung [[Gotra Sawala]] pertama di [[Cirebon]], penelusuran tersebut menghasilkan sebuah kitab yang diberi nama [[Pustaka Nagarakretabhumi]] yang memuat bab tentang silsilah Syarief Hidayatullah dalam Tritiya Sarga, isinya sebagai berikut:


'''Pendapat ke-1 :''' Silsilah ini berjalur muasal Uzbekistan Asia Tengah sesuai dengan data pihak Keprabon Cirebon bernasab via jalur Al-Musawi Al-Kadzimi Al-Husaini, diakui jalur ini dan di isbat oleh Naqib Internasional melalui Naqib Hasyimiyyun Turki.
* Syarif Hidayatullah / Sayyid Al-Kamil / Susuhunan Jati / Susuhunan Cirebon, bin
* [[Syarif Abdullah Umdatuddin]] + Nyi Hajjah Syarifah Mudaim binti [[Sri Baduga Maharaja]] (Nyi Mas [[Rara Santang]])
* Ali Nurul Alam + Puteri Mesir
* [[Jamaluddin Akbar al-Husaini|Jamaluddin Al-Husein]]
* Al-Amir Akhmad Syekh Jalaludin
* Amir Abdullah Khan
* [[Abdul Malik bin Alwi|Abdul Malik]] (India)
* Alwi 'Ammul faqih Hadhramaut
* [[Muhammad Shahib Mirbath|Muhammad Shohib Mirbath]]
* [[Ali Khali' Qasam]]
* Alwi Shohib Bait Jubair
* Muhammad Maula As-Shauma'ah
* [[Alawi bin Ubaidillah|Alwi Al-Mubtakir]]
* [[Ubaidillah bin Ahmad|Ubaidillah]]
* [[Ahmad al-Muhajir]]
* [[Isa ar-Rumi|Isa]] al-Rumi
* [[Muhammad an-Naqib]]
* [[Ali bin Ja'far|Ali al-Uraidhi]]
* [[Ja'far ash-Shadiq]] ([[Madinah]])
* [[Muhammad al-Baqir]]
* [[Ali bin Husain|Ali Zainal Abiddin]]
* [[Husain bin Ali|Husein]] As-Syahid
* Sayyidah [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] Al-Zahra' RA
* Nabi [[Muhammad]] Rasulullah SAW
* [[Abdullah bin Abdul Muthalib|Abdullah]]
* [[Abdul Muthalib]]
* [[Hasyim bin Abdu Manaf |Hasyim]]
* [[Abdu Manaf bin Qushay|Abdul Manaf]]
* [[Qushay bin Kilab |Qusay]]
* [[Kilab bin Murrah |Kilab]]
* [[Murrah bin Ka'ab|Murroh]]
* [[Ka'ab bin Lu'ay|Ka'ab]]
* [[Lu'ay bin Ghalib|Luay]]
* [[Ghalib bin Fihr|Ghalib]]
* Dst.


Silsilah :
=== Naskah Kaprabonan. Silsilah Sunan Gunung Jati versi keturunan Kalijam bin [[Musa al-Kadzim]] ===


1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
* Kanjeng Nabi [[Muhamad]] SAW
* Sarifah Siti [[Fatimah]]
*[[Husain bin Ali| Husen]]
* [[Ali bin Husain|Jaenal Abidin]]
* [[Muhammad al-Baqir|Muhammad Mubarakin]]
* Imam [[Ja'far ash-Shadiq|Ja’far Sidiq]]
* [[Musa al-Kadzim|Musa]]
* Kalijam
* Habi Jamali
* Amad Nakiddi
* Ali Nakiddi
* Hasan Sukri,
* Muhammad Dadi
* Raja Banissrail
* Ratu Mesir
* Raja Duta
* Kanjeng Sinuhun Carbon / Syarif Hidayatullah Sunan Gunungjati


2. Husein Asy-Syahid (imam III [[Syiah]] Dua Belas Imam)
=== Kitab Purwaka Caruban Nagari<ref>Pangeran Raja (PR) Aria Cirebon. 1720. Purwaka Caruban Nagari. [[Cirebon]]: [[Kesultanan Kacirebonan]]</ref> Silsilah Sunan Gunung Jati versi keturunan Kasim al-Malik bin [[Ja'far ash-Shadiq]] dan Ubaidillah bin Ahmad ===


3. Ali Zainal Abidin (imam IV [[Syiah Dua Belas Imam]])
* Nabi [[Muhammad]] SAW
* Siti [[Fatimah]]
* Sayid [[Husain bin Ali|Husen]]
* Sayid [[Ali bin Husain|Abidin]]
* [[Muhammad al-Baqir|Muhammad Baqir]]
* [[Ja'far ash-Shadiq|Ja’far Sidik]]
* Kasim al-Malik
* Idris
* Al-Baqir
* Ahmad
* Baidillah
* Muhammad
* Alwi al-Mishri
* Abdul Malik
* Amir
* Ali Nurul Alim
* [[Syarif Abdullah Umdatuddin|Syarif Abdullah]] (Sultan Hut / Sultan Mahmud)
* Sunan Gunung Jati


4. Muhammad Al-Baqir (imam V Syiah Dua Belas Imam)
==== Sedangkan salah satu versi yang menjadi rujukan R.TB Mogi Nurfadhil adalah ====


=== Silsilah Sunan Gunung Jati versi keturunan Ali bin [[Muhammad al-Mahdi]] ([[Syiah Dua Belas Imam]])===
6. Ja'far Ash-Shadiq (imam VI Syiah Dua Belas Imam)


7. Musa Al-Kadzim (imam VII Syiah [[Dua Belas Imam]])
* 1. Nabi [[Muhammad]] Saw
* 2. Sayyidah [[Fatimah]] Az Zahra + Sayyidina Ali
* 3. Sayyidina [[Husain bin Ali|Hussein]] As Sibthi
* 4. Syarif [[Ali bin Husain |Ali Zainal Abidin]]
* 5. Syarif [[Muhammad al-Baqir]]
* 6. Syarif [[Ja'far ash-Shadiq|Ja'far As Shodiq]]
* 7. Syarif [[Musa al-Kadzim]]
* 8. Syarif [[Ali ar-Ridha]]
* 9. Syarif [[Muhammad al-Jawad|Muhammad]] At Taqi
* 10. Syarif [[Ali al-Hadi |Ali]] An Naqi
* 11. Syarif [[Hasan al-Askari]]
* 12. Syarif [[Muhammad al-Mahdi]]
* 13. Syarif Ali
* 14. Syarif isa
* 15. Syarif Yahya (Uzbekistan)
* 16. Syarif Abdullah
* 17. Syarif Ahmad
* 18. Syarif Jalaludin
* 19. Syarif Ahmad Jumadil Kubro
* 20. Syarif Ali Nurul Alam
* 21. [[Syarif Abdullah Umdatuddin]]
* 22. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)


8. Ali Ar-Ridha (imam VIII Syiah Dua Belas Imam)
==== Ada pula berdasarkan Deklarasi Kraton Kanoman Cirebon yang berdasarkan kajian Manuskrip Pesoccen Bangkalan, Manuskrip Tapal Kuda, Manuskrip Pamekasan, Manuskrip Syekh Hasan Muhyi, asal-usul kesultanan Cirebon, Tinjauan kritis Sejarah banten, Manuskrip Kuningan, Piagam Kraton Kanoman, Kitab Umdatuttholib & Isbat Nasab Naqobah Iraq, Mesir, & India. Silsilah Sunan Gunung Jati versi keturunan Ja'far bin [[Ali al-Hadi]] ====


9. Muhammad Al-Jawad (imam IX Syiah Dua Belas Imam)
* 1. Rasulullah S. A. W.
* 2. Sayyidah [[Fatimah]] Az Zahro + Sayyid Ali Bin Abi Thalib
* 3. Sayyid [[Husain bin Ali|Husein]]
* 4. Sayyid Ali Zainal Abidin
* 5. Sayyid [[Muhammad al-Baqir]]
* 6. Sayyid [[Ja'far ash-Shadiq]]
* 7. Sayyid [[Musa al-Kadzim]]
* 8. Sayyid [[Ali ar-Ridha]]
* 9. Sayyid [[Muhammad al-Jawad|Muhammad]] at-Taqi al-Jawad
* 10. Sayyid [[Ali al-Hadi|Ali]] an-Naqi al-Hadi
* 11. Sayyid Ja'far az Zaki
* 12. Sayyid ali Al Asyqori
* 13. Sayyid Abdullah
* 14. Sayyid ahmad
* 15. Sayyid Mahmud
* 16. Sayyid Muhammad
* 17. Sayyid Ja'far
* 18. Sayyid Ali
* 19. Sayyid Husein Jalaluddin Al Bukhori
* 20. Sayyid Ahmad Al Kabir
* 21. Sayyid Jalaluddin Husein
* 22. Sayyid Mahmud Nasiruddin
* 23. Sayyid Jamaluddin Husein Akbar (Jumadil Kubro)
* 24. Sayyid Ali nurul alam
* 25. Sayyid [[Syarif Abdullah Umdatuddin]]
* 26. Sayyid [[Syarif Hidayatullah]] (Sunan Gunung Jati II)


10. Ali Al-Hadi (imam X Syiah Dua Belas Imam)
=== Kajian Manaqib Sayyid Yusuf Al-Anggawi Al-Hasani Songenep ===
Kajian ini berdasarkan silsilah raja-raja [[keraton Sumenep|Sumenep]] yang bersambung pada trah [[Kesultanan Banten]] yaitu Panembahan Somala bin Raden Mas Tirtanegara bin Mas Tumenggung Kartonegoro (Jayapuspita) bin Mas Adipati Djoyodirono Onggowongso (Jangrana/Pangeran Purbaya) bin Sultan Ageng Tirtayasa. Manaqib Sayyid Yusuf Al-Anggawi Al-Hasani Songenep ditulis oleh Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan dan Habib Alwi bin Abi Bakri bin Bil Faqqi.


11. Ja'far Az-Zaki
* Kanjeng Nabi Muhammad SAW
* Syarifah Fatimah Az-Zahra
* Imam [[Hasan bin Ali|Hasan]] As-sibith
* Syarif [[Hasan al-Mutsanna]] (Syarif Mekah ke-1)
* Syarif [[Abdullah bin Hasan|Abdullah]] Al-kamil / Al-mahdi (Syarif Mekah ke-3)
* Syarif [[Musa al-Jun|Musa Al-jaun]] (Syarif Mekah ke-7)
* Syarif [[Abdullah as-Saleh|Abdullah]] Al-kiram (Syarif Mekah ke-9)
* Syarif Musa (Syarif Mekah ke-12)
* Syarif Muhammad Ats-Tsa-ir (Syarif Mekah ke-21)
* Syarif Abdullah (Syarif Mekah ke-22)
* Ali
* Sulaiman
* Husin
* Isa
* Abdul Karim
* Mutha’in
* Idris
* [[Syarif Mekkah]] [[Qatadah bin Idris|Qatadah]] (Syarif Mekah ke-43)
* Ali
* Hasan
* Abi Nami
* Abi Dzabih Muhammad
* Athifah
* Muhammad
* Jarullah Abdul Aziz
* Syarif Abdullah (Sultan Malaka)
* Maulana Syarif Hidayatullah (Pendiri Kesultanan Banten)


12. Ali Al-Asykar
== Beberapa versi silsilah ==
{{chart top|Jalur silsilah}}
{{chart/start|align=center}}


13. Abdullah At-Taqi
{{familytree/start|style=font-size:88%;}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR= [[Adam]] آدم}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=[[Set|Syits]] شيث }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=[[Enos|Anusy]] أنوش}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=[[Kenan|Qinan]] قينان}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=[[Mahalaleel|Mahla-il]] مهلائيل}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=[[Yared|Al-Yarid]] يارد}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=[[Henokh|Akhnuh خنوخ]] <br>([[Idris]])}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=[[Metusalah|Mattusyalekh]] متوشلخ}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Lamekh|Lamik]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Nuh]] نوح}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Sem|Sam]] سام}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Arpakhsad|Arfakhsyad]] أرفخشذ}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Selah|Saleh]] شالح}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Eber|'Abir]] عابر<br>([[Hud]])}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Peleg|Falikh]] فالج}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Rehu|Raghu]] رعو}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Serug|Sarukh]] ساروغ}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Nahor|Nahur]] ناحور}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Terah|Azar]] آزَر}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Ibrahim]] إبراهيم}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QUR='''[[Nabi Ismail|ISMAIL]]''' إسماعيل<ref name="yeshivainstitute.wordpress.com">https://yeshivainstitute.wordpress.com/2018/12/19/gematria-of-ishmael-in-the-torah-quran/</ref><ref>https://yeshivainstitute.wordpress.com/2018/12/29/hagar-the-princess/</ref><ref>https://yeshivainstitute.wordpress.com/2018/12/12/torahs-hidden-message-muhammad-%ef%b7%ba-and-jesus-%d8%b9-in-the-light-of-gematria-part-ii/</ref>}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |)|-|-|-|.| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | KED| | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR= [[Nebayot|Nabit]] نابت<br>([[Nabath]])| KED=[[Kedar|Qidra]] قيدار<br>([[Arab]])}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | KED| | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=Yashjub | KED=Haml}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | KED| | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=[[Ya'rub]] يعرب| KED=Banat }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | KED| | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=Terah/Tarikh| KED= salaman}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | KED| | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=Nahor/Naahur | KED= Humaisa}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=Muqawwam }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!|F|~|~|J| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR=Udad }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QUR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||QUR='Add }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Adnan]] عدنان}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Ma'ad bin Adnan|Ma'ad]] مَعْد}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Nizar bin Ma'ad|Nizar]] نزار}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Mudhar bin Nizar|Mudhar]] مُضَرْ }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Ilyas bin Mudhar|Ilyas]] إلياس}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Mudrikah bin Ilyas|Mudrikah]] مدركة }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Khuzaimah bin Mudrikah]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Kinanah bin Khuzaimah|Kinanah]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[An-Nadhar bin Kinanah|An-Nadhar (Qais)]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Malik bin An-Nadhr|Malik]] مالك}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |QOR=[[Fihr bin Malik|Fihr]] فهر<br />'''[[Suku Quraisy|(QURAISY)]]'''<ref>https://www.familytreedna.com/public/Qurayishj1c3d?iframe=yresults</ref>}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |)|-|-|-|-|-|-|-|.| | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | ATI | | | | | | | | | | | |QOR=[[Ghalib bin Fihr|Ghalib]]|ATI=Harits bin Fihr bin Malik}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | ATI | | | | | | | | | | | |QOR=[[Lu'ay bin Ghalib|Lu'ay]]|ATI=Tsa'labah bin Harits bin Fihr bin Malik}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QOR | | | | | | ATI | | | | | | | | | | | |QOR=[[Ka'ab bin Lu'ay|Ka'ab]]|ATI=Surair bin Tsa'labah bin Harits bin Fihr bin Malik}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QIR |~|~|y|~|~| ATI | | | | | | | | | | | |QIR=[[Murrah bin Ka'ab|Murrah]]|ATI=[[Hindun binti Surair]] bin Tsa'labah bin Harits bin Fihr bin Malik}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |,|-|-|-|'| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QIR |~|~|y|~|~| ATI | | | | | | | | | | | |QIR=[[Kilab bin Murrah|Kilab]]|ATI=[[Fatimah binti Sad]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |,|-|-|-|'| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | QAR |~|~|y|~|~| ATA | | | | | | | | | | | |QAR=[[Qushay bin Kilab|Qushay]]|ATA=[[Hubba binti Hulail]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |,|-|-|-|'| | | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | WAQ |~|~|y|~|~|~|~|~|~|~|~|~| AMQ |~|~|y|~|~| ATM | | | | | | | | | | | |AMQ=[[Abdu Manaf bin Qushay|Abdu Manaf]]|ATM=[[Atikah binti Murrah|Ātikah binti Murrah]]|WAQ=[[Waqidah binti Amr]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | |!| | | | |,|-|-|-|v|-|-|-|v|-|^|-|v|-|-|-|.| | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | NAW | | | ASH | | BAR | | HAL | | MUT | | HSM |y| SLM | | | | | |ASH=[[Abdu Syams bin Abdu Manaf|Abdu Syams]]|HSM=[[Hasyim bin Abdu Manaf|Hasyim]]|MUT=[[Muthalib]]|HAL=[[Hallah bin Abdul Manaf|Hallah]]|BAR=[[Barrah bin Abdul Manaf|Barrah]]|SLM=[[Salma binti Amr]]<ref name="yeshivainstitute.wordpress.com">https://yeshivainstitute.wordpress.com/2018/12/19/gematria-of-ishmael-in-the-torah-quran/</ref><ref>https://yeshivainstitute.wordpress.com/2018/12/08/torahs-hidden-message-muhammad-%ef%b7%ba-and-jesus-%d8%b9-in-the-light-of-gematria/</ref>|NAW=[[Naufal bin Abdul Manaf|Naufal]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | |,|-|-|-|-|-|-|-|-|-|-|'| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | UMY | | | | | | | | | | AMN | | | | | | | | | | | | | | | MTL | | | | | | | |AMN=[[ʿÂmine]]|KLD=Kalde|NEF=Nevfel|HVY=Huveylid|UMY=[[Umayyah bin 'Abd asy-Syams|Umayyah]]|MTL=[[Abdul Muthalib]] |AMN= [[Wahb bin Abdu Manaf]] bin [[Zuhrah bin Kilab|Zuhrah]] bin [[Kilab bin Murrah|Kilab]] }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| |,|-|^|-|-|-|.| | | | | | | |!| | | |,|-|-|-|v|-|-|-|v|-|-|-|v|^|-|-|v|-|-|-|.| |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| HRB | | | | ALA | | | | | | AMN |y| ALH | | HMZ | | TLB | | AZZ | | ABS | | ABL |ABL=[[Abu Lahab|Abū Lahab]]|HRB=[[Harb bin Umayyah|Harb]]|ALA=[[Abul Ash bin Umayyah|Abūl-Āsh]]|AMN=[[Aminah]]|ALH=[[Abdullah bin Abdul Muthalib|Abdullāh]]|TLB=[[Abu Thalib|Abū Thālib]]|HMZ=[[Hamzah bin Abdul Muthalib|Hamzah]]|ABS=[[Abbas bin Abdul Muthalib|Abbās]]|AZZ=[[Zubair bin Abdul Muthalib|Zubair]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| |!| | | |,|-|^|-|v|-|-|-|.| | | |!| | | | | | | | | |!| | | | | | | |!| | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| SFY | | HKM | | UAL | | AFF | | MHD |y| KHD | | |F| ALI |y| KHL | | ABA | | | | |SFY=[[Abu Sufyan bin Harb|Abū Sufyān]]|HKM=[[Hakam bin Abul Ash|al-Ḥakam]]|UAL=[[Utsman bin Abul Ash|ʿUtsmān I]]|AFF=[[Affan bin Abul Ash|ʿAffān]]|MHD=1. [[Muhammad|'''MUHAMMAD''']]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d1.htm#g1</ref><br />''([[Silsilah keluarga Muhammad|Silsilah]])''|KHD=[[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]]|ALI=[[Berkas:Branch_of_Shi'a_Islam.png|20px|Syiah Ali]] [[Ali|Ali bin Abū Thālib]]<br>[[Dua Belas Imam]]|KHL=[[Khaulah binti Ja'far]]|ABA=[[Abdullah bin Abbas|Abdullāh bin Abbās]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| |!| | | |!| | | |,|-|-|-|#|-|-|-|v|-|^|-|.| | | |:| | | |!| | | | | |!| | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| MWY | | MRN | | ZBM |y| UTS |y| RUQ | | FAT |y|~|J| | | MLI | | | | ALB | | | | |MWY=[[Muawiyah I|Muʿāwiyah I]]|MRN= [[Marwan I|Marwān I]]|UTS=[[Utsman|Utsmān bin ʿAffān]]|RUQ=[[Ruqayyah binti Muhammad|Ruqayah]]<br>(Ummu Abdillah)| ZBM=[[Zainab binti Muhammad ]]|FAT=2. [[Fatimah az-Zahra]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d2.htm#g2</ref>|MLI=[[Muhammad bin al-Hanafiyah]]<br>([[Berkas:Branch_of_Shi'a_Islam.png|20px|Syiah Ali]] [[Kaisaniyyah]])|ALB=[[Ali bin Abdullāh]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| |:|F|~|~|J| | | | | | | |,|-|-|-|v|-|-|-|v|-|^|-|.| | | |!| | | | | |!| | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| SUF | | ZBM |y| UBK |y| UKS | | HAS | | HUS | | ZBA | | HSY | | | | MIM | | | | |SUF=''[[Kekhalifahan Umayyah|Bani Umayyah]]''| UKS=[[Ummu Kultsum binti Ali|Ummu Kultsum]]| UBK=[[Umar bin Khattab|Umar]] | ZBA=[[Zainab binti Ali| Zainab ]]| ZBM=[[Zaynab binti Madh’un|Zaynab]] |HUS=3. [[Husain bin Ali|Ḥusain]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d3.htm#g3</ref>|HSY=[[Abdullah bin Muhammad bin al-Hanafiyah|Abu Hasyim]] |MIM=[[Muhammad bin Ali al-Abbas|Imam Muhammad al-Kamil]]|HAS= [[Hasan bin Ali|Hasan al-Mujtaba]]<ref>https://www.royalark.net/Arabia/mecca1.htm</ref>}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | |!| | | |!| | | | | |!| | | |!| | | | | |,|-|-|-|v|-|-|-|+|-|-|-|.| |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | HBU | | ZBU | | | | HAS | | HUS | | | | MII | | MAN | | SAF | | MUS |MII=[[Ibrahim al-Imam|Ibrāhim]]|SAF=[[As-Saffah|Saffāḥ]]|MAN=[[al-Mansur|Mansur]]|MUS=[[Musa bin Muhammad|Musa]]| HBU=[[Hafshah binti Umar |Hafshah]]<br>
(istri [[Muhammad]])| ZBU=[[Zaid bin Umar |Zaid ]]|HUS=4. [[Ali bin Husain| 'Ali Zainal 'Abidin as-Sajad ]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d4.htm#i22</ref>|HAS=[[Hasan al-Mutsanna]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |)|-|-|-|.| | | | | |L|~|~|7|:| | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | HOS | | | | | | | | BAN | | | | |BAN=''[[Kekhalifahan Abbasiyah|Bani Abbāsiyah]]''|HUS=5. [[Muhammad al-Baqir]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d5.htm#i21</ref> |HOS= [[Zaid bin Ali]] asy-Syahid<br>([[Berkas:Branch_of_Shi'a_Islam.png|20px|Syiah Ali]] [[Zaidiyah]])<br>([[Butriyah]])<br>([[Jarudiyah]])<br>([[Hutsi]])<br>([[Syiah]] 5 Imam)|HAS=[[Abdullah bin Hasan|Abdullah al-Mahd al-Kamil]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |,|-|-|-|(| | | |!| | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | MOR | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | |HUS=6. [[Ja'far ash-Shadiq]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d6.htm#i20</ref>|HAS=[[Musa al-Jun]]|MOR=[[Muhammad an-Nafs az-Zakiya]]<ref>https://www.royalark.net/Morocco/morocco2.htm</ref>}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |)|-|-|-|v|-|-|-|v|-|-|-|v|-|-|-|.| | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | HIS | | HOS | | MAD | | IAM| | | | ||HUS=7. [[Ali al-Uraidhi]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d7.htm#i19</ref>|HOS=[[Berkas:Branch_of_Shi'a_Islam.png|20px|Syiah Ali]] [[Musa al-Kadzim]]<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d7.htm#i440</ref> |HIS=[[Isma'il bin Ja'far]] al-Aaraj<br>([[Berkas:Branch_of_Shi'a_Islam.png|20px|Syiah Ali]] [[Ismailiyah]])<br>([[Syiah]] 7 Imam)<ref>{{Cite web|title=ISMAIL BIN JAFAR SADIK (148-158/765-775)|url=https://www.ismaili.net/histoire/history04/history401.html|website=www.ismaili.net|access-date=2023-08-27}}</ref>)
|HAS=[[Abdullah as-Saleh]] |MAD=Muhammad al-Dibaj|IAM=Ishaq al-Mu'taman}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | |)|-|-|-|.| | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | HIS | | HOS | | HOS | | | | | ||HUS=8. [[Muhammad an-Naqib|Muhammad Jamaluddin an-Naqib]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d8.htm#i18</ref>|HOS= [[Ali ar-Ridha]]<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d8.htm#i564</ref><ref>http://www.ezsoftech.com/stories/infallible10.asp</ref>|HAS=Musa ats-Tsani|HIS= Muhammad al-Maktum }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | |)|-|-|-|.| | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | HOT | | HOS | | | | | ||HUS=9. [[Isa ar-Rumi]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d9.htm#i17</ref>|HOS=[[Muhammad al-Jawad]]<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d9.htm#i565</ref>|HAS=Muhammad ats-Tsa'ir | HOT=Hamzah }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |,|-|-|-|(| | | |!| | | | | | | |:| | | |!| | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | HSE | | HAS | | HUS | | | | | | HOT | | HOS | | | | | ||HUS=10. [[Ahmad al-Muhajir|Ahmad al-Abah]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d10.htm#i16</ref><ref>https://id.rodovid.org/wk/Orang:359674</ref>|HOS=[[Ali al-Hadi]]<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d10.htm#i566</ref>|HAS= 'Abdullah |HSE=Husain| HOT=Firuz-Shah Zarrin-Kolah, nama terakhir dalam silsilah [[Dinasti Safawi|Keshahan Safawi]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | |,|-|-|-|(| | | |!| | | |!| | | | | | | |,|-|-|-|(| | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | HSE | | HSN | | HAS | | HUS | | | | | | HQS | | HOS | | | | | | | ||HUS=11. [[Ubaidillah bin Ahmad]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d11.htm#i15</ref>|HOS=[[Hasan al-Askari]]<br>(Sekte [[Alawi]])
<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d11.htm#i567</ref>|HAS='Ali |HQS= Ja'far az-Zaki<br>(versi [[Kesultanan Kanoman|Kanoman]]|HSE=Ja'far<br>([[Syarif Mekkah]] ke-1)|HSN=Abdullah<br>([[Syarif Mekkah]] ke-2)
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | |!| | | |!| | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | HQS | | HOS | | | | | | | ||HUS=12. ♂ [[Alawi bin Ubaidillah|Alwi al-Awwal]] ([[Alawiyyin]]) Abi [[Sayyid|Sa'adah]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d12.htm#i14</ref><ref>https://www.familytreedna.com/public/baalawi?iframe=yresults</ref>|HOS=[[Muhammad al-Mahdi]] al-Munthazar<br>(al-Imam Mustatir)<br>[[Syiah Dua Belas Imam|Syiah 12 Imam]]
|HAS=Sulaiman |HQS=ali Al Asyqori}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | |!| | | |!|}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | HQS | | HOS| | | | | | | | ||HUS=13. Muhammad Maula Shama’ah<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d13.htm#i13</ref>|HAS=Husain|HOS=Ali |HQS=Abdullah }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | |!| | | |!| | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | HOS | | ABC | | | | | | | | ||HUS=14. Alwi ats-Tsani<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d14.htm#i12</ref>|HAS='Isa|HOS= Ahmad| ABC= 'Isa}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | |!| | | |!| | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | HOS | | ABC | | | | | | | | ||HUS=15. [[Ali Khali' Qasam]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d15.htm#i11</ref>|HAS=Abdul Karim|HOS= Mahmud| ABC=Yahya (Uzbekistan)}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | |!| | | |!| | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | HOS | | ABC | | | | | | | | ||HUS=16. [[Muhammad Shahib Mirbath]]<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d16.htm#c81</ref>|HAS=Mutha'in|HOS=Muhammad| ABC= Abdullah}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |)|-|-|-|.| | | |!| | | |!| | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | HIS | | HOS | | ABC | | | | | | | | | | ||HUS=17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin<br>al-A'dham al-Faqih al-Muqaddam<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d17.htm#i9</ref>|HAS=Idris|HIS= Alwi 'Ammul Faqihi<br>(versi [[Pustaka Nagarakretabhumi|Nagara kretabhumi]])<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d17.htm#i81</ref>|HOS=Ja'far| ABC=Ahmad}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | HIS | | HOS | | ABC | | | | | | ||HUS=18. [[Muhammad al-Faqih Muqaddam]]<br>(+ 1232 M)<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d18.htm#i8</ref>|HAS= [[Qatadah bin Idris|Qatadah]] Abu 'Aziz <br>([[Syarif Mekkah]] 1174 Masehi<br>)
|HIS=[[Abdul Malik bin Alwi|Abdul-Malik]] [[Azmatkhan]]| ADL=Abdullah | ADR=Abdurrahman|HOS=Ali | ABC=Jalaludin
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | HIS | | HOS | | |!| | | | | ||HUS=19. Ali<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d19.htm#i82</ref>|HAS='Ali|GHY= Alwi al Ghayyur<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d19.htm#i7</ref>
|AHM=Ahmad<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d19.htm#i415</ref>
|HOS=Husein Jalaluddin Al Bukhori
|HIS=Abdullah al-Amir<ref>{{Cite web|title=1. Al-Amir Abdullah Azmatkhan b. 636c d. 696 - Rodovid ID|url=https://id.rodovid.org/wk/Orang:359650|website=id.rodovid.org|access-date=2020-12-07}}</ref>
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | HIS | | HOS | | |!| | | | | ||HUS=20. Hasan al Turabi<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d20.htm#i85</ref>|HAS=Hasan Abu Sa'ad<br>([[Syarif Mekkah]]) |GHY=Ali Maula Ad Dark| GHA=Abdullah <ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d20.htm#i84</ref>|HOS=Ahmad Al Kabir
|HIS=Ahmad Syah Jalaluddin<ref>{{Cite web|title=Asy Syaikh Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin b. 636c d. 711 - Rodovid ID|url=https://id.rodovid.org/wk/Orang:359646|website=id.rodovid.org|access-date=2020-12-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Unknown|date=2012-11-04|title=Majelis Dakwah Walisongo (MADAWIS): (20 F) Imam As-Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin Azmatkhan|url=http://madawis.blogspot.com/2012/11/20-f-imam-as-sayyid-ahmad-syah.html|website=Majelis Dakwah Walisongo (MADAWIS)|access-date=2020-12-07}}</ref>
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | |!||||}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | HIS | | HOS | | |!||HUS=21. Muhammad Asadillah<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d21.htm#i86</ref>
|MLD= Muhammad al-Mauladawilah<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d21.htm#i5</ref>| GHA=Ali | GHB=Muh.Shohib*Masjid*Magalib
|HAS=Abi Nami <br>(Muhammad Abu Numay I Najmuddin)<br>([[Syarif Mekkah]])|HOS=Jalaluddin Husein|HIS=[[Jamaluddin Akbar al-Husaini|Husain Jamaluddin Akbar]]<ref>{{Cite web|title=1. Asy Syaikh Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra b. ~ 1310 d. ~ 1453 - Rodovid ID|url=https://id.rodovid.org/wk/Orang:359642|website=id.rodovid.org|access-date=2020-12-07}}</ref>
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |,|-|-|-|(| | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | SGJ | | HAS | | HUS | | |!| | | HOS | | |!| | ||HUS=22. Hasan Mu'allim<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d22.htm#i89</ref>
| ASG= Abdurrahman [[Assegaf]]<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d22.htm#i4</ref>| ASI=Ali | ASW=Alwi
|HAS=Rumaitsah Abu Ridha Asaduddin <br>([[Syarif Mekkah]])
|SGJ= Abi Dzabih Muhammad<br>(Versi [[Keraton Sumenep|Songenep]])|HOS= Mahmud Nasiruddin
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | SGJ | | HAS | | HUS | | |!| | | HOS | | ABC | | | | | | | ||HUS=23. Muhammad al-Jamalullail<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d23.htm#i95</ref>
|HAS='Ajlan Abu Sarjah <br>([[Syarif Mekkah]])
|ASG=Abu Bakar As Sakran <ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d23.htm#i3</ref>
|SGJ= Athifah|HOS=[[Jamaluddin Akbar al-Husaini |Jamaluddin Husein Akbar]] | ABC= Ahmad Jumadil Kubro
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | |L|~|~|7|:|F|~|~|J| | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | SGJ | | HAS | | HUS | | | | | | HOS | | | | | | ||HUS=24. Ali<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d24.htm#i97</ref>
| ASG= Ali Shohib Al Wirid Al Sakran |ALD= Abdullah Al Idrus Al Akbar | AMD= Ahmad (l. Al-Musawa)<ref>https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d24.htm#i2</ref>
|HAS='[[Syarif Ali dari Brunei|Syarif Ali ]]<br>([[Syarif Mekkah]])
|SGJ= Muhammad|HOS=Ali Nurul Alam
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | | | | | |!| | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | SGJ | | HAS | | HUS | | | | | | HOS | | | | | | | | | | ||HUS=25. Abdurrahman<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d25.htm#i102</ref>
|HAS=Hasan II<br>([[Syarif Mekkah]])
|SGJ= Jarullah Abdul Aziz|HOS= [[Syarif Abdullah Umdatuddin]]
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | | | | | |!| | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | SGJ | | HAS | | HUS | | | | | | HOS | | | | | | | | | | ||HUS=26. Ahmad <ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d26.htm#i103</ref>|HAS=Barakat I<br>([[Syarif Mekkah]])
|SGJ= Syarif Abdullah (Sultan Malaka)|HOS=[[File:Ströhl-Regentenkronen-Fig. 41.png|20px|Monarch]] [[Syarif Hidayatullah]] (Sunan Gunung Jati II)}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | SGJ | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=27. Salim<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d27.htm#i104</ref>
|HAS=Muhammad<br>([[Syarif Mekkah]])
|SGJ=[[File:Ströhl-Regentenkronen-Fig. 41.png|20px|Monarch]] Maulana asy-[[Syarif Hidayatullah]] (Pendiri [[Kesultanan Banten]])|HOS= }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=28. Muhammad<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d28.htm#i105</ref>|HAS=Barakat II<br>([[Syarif Mekkah]] 1517 Masehi)
}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=29. Abdullah<ref>http://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d29.htm#i106</ref>
|HAS=Muhammad Abu Numay II<br>([[Syarif Mekkah]]) }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=30. Salim
|HAS=Hasan<br>([[Syarif Mekkah]])}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=31. Muhammad al-Qadri
|HAS='Abdullah }}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=32. Husain
|HAS=Husain}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=33. Ahmad
|HAS='Abdullah}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=34. Habib Husain
|HAS=Muhsin}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=35. Sultan Syarif [[Abdurrahman Alkadrie dari Pontianak]]
|HAS='Awn}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |)|-|-|-|.| | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | SKA | | | | | | | | | | | | ||HUS=36. Sultan Syarif Osman Alkadrie dari Pontianak |SKA= Sultan Syarif Kasim Alkadrie dari Pontianak
|HAS='Abdul Mu'in}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=37. Sultan Syarif Abdul Hamid I Alkadrie dari Pontianak
|HAS=[[Muhammad bin Abd al-Mu'in|Muhammad]]<br>([[Syarif Mekkah]] 1827-1851 & 1856-1858)}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | |,|-|-|-|v|-|-|-|v|-|-|-|(| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | HSN | | HST | | HSE | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=38. Sultan Syarif Yusuf Alkadrie dari Pontianak
|HAS=Syarif 'Ali Bey|HSE=Syarif 'Abdulah Kamil Pasha<br>([[Syarif Mekkah]] 1858-1877)|HSN=Syarif Husain<br>([[Syarif Mekkah]] 1877-1880)|HST=Syarif 'Aunur Rofiq<br>([[Syarif Mekkah]] 1882-1905)|HSM='Abdillah<br>([[Syarif Mekkah]] 1882)}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | HSE | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=39. Sultan Syarif Muhammad Alkadrie dari Pontianak
|HAS=[[Syarif Husain ]]<br>([[Syarif Mekkah]] 1908-1916)<br>(Raja [[Hijaz]] 1916-1924)|HSE=Syarif 'Ali Pasha<br>([[Syarif Mekkah]] 1905-1908)}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | |,|-|-|-|v|-|-|-|(| | | |)|-|-|-|.| | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | IRK | | ALI | | HAS | | HUS | | SHD | | | | | | | | | | | | ||HUS=40. Pangeran Agung Syarif Mahmud Alkadrie| SHD= Sultan [[Syarif Hamid II dari Pontianak]]
|HAS=[[Abdullah I dari Yordania]]
| ALI= [[Ali dari Hejaz]]<br>([[Kerajaan Hijaz|Raja Hijaz]]) | IRK= [[Faisal I dari Irak ]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | |!| | | |!| | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | IRK | | ALI | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=41. Sultan [[Syarif Abubakar Alkadrie]] dari Pontianak
|HAS=[[Talal dari Yordania ]]|ALI= [[Abd al-Ilah dari Hejaz]]<br>([[Kerajaan Hijaz|Raja Hijaz]]) | IRK= [[Ghazi I dari Irak ]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | |!| | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | IRK | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=42. Sultan Syarif Melvin Alkadrie dari Pontianak
|HAS=[[Hussein dari Yordania ]]| IRK= [[Faisal II dari Irak ]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=43. Syarif .....
|HAS=[[ Abdullah II dari Yordania]]}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | |!| | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |}}
{{familytree|boxstyle=background:LightBlue;| | | | | | | | | | | | | | | | | HAS | | HUS | | | | | | | | | | | | | | | | ||HUS=44. Syarif .....
|HAS=[[ Hussein, Putra Mahkota Yordania]]}}


14. Ahmad


15. Mahmud
{{familytree/end}}
{{chart/end}}
{{chart bottom}}


16. Muhammad
== Riwayat Hidup ==
=== Proses Belajar ===
Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecenderungan spiritual dari kakek buyutnya, [[Jamaluddin Akbar al-Husaini]], sehingga ketika telah selesai menimba ilmu di pesantren [[Datuk Kahfi|Syekh Datuk Kahfi]] ia meneruskan pembelajaran agamanya ke [[Timur Tengah]].


17. Ja'far
Babad Cirebon menyebutkan, ketika Pangeran Cakrabuwana membangun [[Kota Cirebon]] dan tidak mempunyai pewaris, maka sepulang dari Timur Tengah Syarif Hidayatullah mengambil peranan mambangun kota dan menjadi pemimpin perkampungan Muslim yang baru dibentuk itu setelah ''Uwak''nya wafat.


18. Ali Al-Mu'ayyid
=== Pernikahan ===
Memasuki usia dewasa (sekitar tahun 1470 - 1480) ia menikahi adik dari Bupati Banten saat itu, [[Nyai Kawunganten]]. Dari pernikahan ini lahirlah [[Ratu Wulung Ayu]] dan [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]]. Maulana Hasanuddin inilah yang kelak menjadi [[Daftar Sultan Banten|Raja Banten]] pertama.


19. Sayyid Husain Jalaluddin Al-Bukhari
=== Kesultanan Cirebon ===
Pada tahun 1478 diadakan sebuah musyawarah para wali di [[Tuban]], [[Jawa Timur]] untuk mencari pengganti [[Sunan Ampel]] sebagai pimpinan para wali, akhirnya terpilihlah Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), sejak saat itu, pusat kegiatan para wali dipindahkan ke gunung Sembung, [[Gunungjati, Cirebon|kecamatan Gunung Jati]], [[kabupaten Cirebon]], [[Jawa Barat|propinsi Jawa Barat]]. Pusat kegiatan keagamaan ini kemudian disebut sebagai ''Puser Bumi'' (bahasa Indonesia: pusatnya dunia).<ref name=rohmat>Kurnia, Rohmat. 2009. Tempat dan Peristiwa Sejarah di Jawa Barat. [[Bandung]]: Sarana Pancakarya Nusa</ref>


20. Ahmad Al-Kabir
Pada tahun 1479 M, kedudukan pangeran Walangsungsang sebagai penguasa [[Cirebon]] kemudian digantikan putra adiknya yakni Syarif Hidayatullah (anak dari pernikahan ''Nyai'' Rarasantang dengan Syarif Abdullah dari [[Mesir]]) yang sebelumnya menikahi ''Nyimas'' Pakungwati (putri dari Pangeran Walangsungsang dan ''Nyai'' Indang Geulis) yang setelah wafat dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah dan bergelar pula sebagai ''Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah''.<ref name=kabcirebon>{{Cite web |url=http://www.cirebonkab.go.id/id_ID/sekilas-kab-cirebon/sejarah-kabupaten-cirebon/ |title=Kabupaten Cirebon - Sejarah Kabupaten Cirebon |access-date=2015-10-16 |archive-date=2016-07-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160729214221/http://www.cirebonkab.go.id/id_ID/sekilas-kab-cirebon/sejarah-kabupaten-cirebon/ |dead-url=yes }}</ref>


21. Makhdum Husein Jalaluddin An-Naqwi
Syarif Hidayatullah melalui lembaga [[Wali Sanga]] selalu mendekati kakeknya yakni Jaya Dewata (prabu ''Silih Wangi'') agar berkenan memeluk agama Islam seperti halnya neneknya ''Nyai'' Subang Larang yang memang sudah lama menjadi seorang [[muslim]] jauh sebelum menikah dengan prabu ''Silih Wangi'', tetapi hal tersebut tidak membuahkan hasil, pada tahun 1482 (pada saat kekuasaan [[kerajaan Galuh]] dan [[kerajaan Sunda|Sunda]] sudah menjadi satu kembali di tangan prabu ''Silih Wangi''), seperti yang tertuang dalam naskah ''Purwaka Caruban Nagari'' karya Pangeran Arya Carbon.


22. Mahmud Nasiruddin
{{cquote | Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala.
<br>(bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijriah) }}


23. Husein Jamaluddin Al-Akbar
Pada tanggal 12 [[Safar]] 887 [[Hijriyah]] atau tepatnya pada tanggal [[2 April]] [[1482]] Masehi, akhirnya Syarif Hidayatullah membuat maklumat yang ditujukan kepada prabu ''Silih Wangi'' selaku Raja [[Pakwan Pajajaran]] bahwa mulai saat itu Cirebon tidak akan lagi mengirimkan upeti.<ref name=rohmat/><ref name=kabcirebon/> Maklumat tersebut kemudian diikuti oleh para pembesar di wilayah Cirebon ([[bahasa Cirebon]]: ''gegeden'').


24. Ali Nuruddin
Untuk memperkuat hubungan dengan [[kesultanan Demak]] dilakukan dengan pernikahan putra putri kedua kesultanan.<ref name=iskandar1/>
* Pangeran Maulana Hasanudin dengan Ratu Ayu Kirana.
* Pangeran Jayakelana dengan Ratu Ayu Pembayun
* Pangeran Bratakelana dengan Ratu Nyawa (Ratu Ayu Wulan)
* Ratu Ayu dengan Yunus Abdul Kadir ([[Pangeran Sabrang Lor]]) menikah pada 1511 yang menjadi Sultan Demak kedua pada 1518 .


25. Abdullah Umdatuddin
Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati kemudian diyakini sebagai leluhur dari dinasti raja-raja kesultanan Cirebon dan [[kesultanan Banten]] serta penyebar agama Islam di Jawa Barat seperti [[Majalengka]], [[Kuningan]], [[Kawali]] (Galuh), [[Sunda Kelapa]], dan [[Banten]].<ref name="Muljana">{{cite book|pages=72|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA72#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|first=Slamet|last=Muljana|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163}}</ref>


26. Sultan Syarif Hidayatullah Al-Hidayat Sunan Gunung Jati ll Cirebon
=== Kesultanan Demak ===
Masa ini kurang banyak diteliti para sejarawan hingga tiba masa pendirian [[Kesultanan Demak]] tahun 1487, yang mana [[Walisongo]] memberikan peranan penting dalam sejarah pendiriannya. Pada masa ini, Syarif Hidayatullah berusia sekitar 37 tahun (kurang lebih sama dengan usia [[Raden Patah]] yang baru diangkat menjadi Sultan Demak pertama).


'''Pendapat ke-2 :''' Silsilah yang bersumber pada catatan Syajarotu al-Muluk dan sudah disesuaikan dengan berbagai catatan Kesultanan Kelantan, Kerajaan Palembang dan beberapa catatan yang lebih ma'ruf (diketahui) dan masyhur (lebih banyak dikenal).
Dengan diangkatnya Raden Patah sebagai Sultan di [[Pulau Jawa]] (bukan hanya di Demak), maka Cirebon menjadi semacam Negara Bagian atau Vasal dari Kesultanan Demak.


Syeikh Jumadil Kubro adalah anak dari Sayyid Ahmad Jalaluddin Ahsan (Azmat) Khan bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Malik bin ‘Alwi (‘Ammul Faqih) bin Muhammad (Shahib Mirbath) bin ‘Ali (Khola Qosam) bin ‘Alwi bin Muhammad bin ‘Alwi (‘Alawiyyin) bin ‘Ubaidullah bin Ahmad (al-Muhajir) bin ‘Isa (an-Naqib) bin ‘Ali (al-‘Uroidli) bin Ja’far (as-Shodiq) bin Muhammad (al-Baqir) bin ‘Ali (Zainul ‘Abidin) bin al-Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib dan Fathimah (az-Zahro al-Batul) binti Muhammad Rasulullah SAW.
Hal ini sesuai dengan strategi yang telah digariskan [[Sunan Ampel]], Ulama yang paling dituakan di Dewan Muballigh ([[Walisongo]]), bahwa agama Islam akan disebarkan di Pulau Jawa dengan Kesultanan Demak sebagai pelopornya.


== Riwayat Hidup ==
== Pendirian [[Kesultanan Banten]] & Jatuhnya Sunda Kelapa ==
=== Proses Belajar ===
Babad Cirebon menyebutkan, ketika Pangeran Cakrabuwana membangun [[Kota Cirebon]] dan tidak mempunyai pewaris, maka sepulang dari Timur Tengah Syarif Hidayatullah mengambil peranan mambangun kota dan menjadi pemimpin perkampungan Muslim yang baru dibentuk itu setelah ''Uwak''nya wafat.


=== Kesultanan Cirebon ===
Setelah pendirian [[Kesultanan Demak]], antara tahun [[1490]] hingga [[1518]] adalah masa-masa paling sulit baik bagi Syarif Hidayatullah maupun [[Raden Patah]], karena proses Islamisasi secara damai mengalami gangguan internal dari [[Kerajaan Sunda]], [[Kerajaan Galuh|Galuh]] (sekarang bagian dari [[Jawa Barat]]) dan [[Majapahit]] (di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]]) serta gangguan eksternal dari [[Portugis]] yang telah mulai melakukan ekspansi di wilayah [[Asia Tenggara]].
Pada tahun 1478 diadakan sebuah musyawarah para wali di [[Tuban]], [[Jawa Timur]] untuk mencari pengganti [[Sunan Ampel]] sebagai pimpinan para wali, akhirnya terpilihlah Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), sejak saat itu, pusat kegiatan para wali dipindahkan ke gunung Sembung, [[Gunungjati, Cirebon|kecamatan Gunung Jati]], [[kabupaten Cirebon]], [[Jawa Barat|propinsi Jawa Barat]]. Pusat kegiatan keagamaan ini kemudian disebut sebagai ''Puser Bumi'' (bahasa Indonesia: pusatnya dunia).<ref name=rohmat>Kurnia, Rohmat. 2009. Tempat dan Peristiwa Sejarah di Jawa Barat. [[Bandung]]: Sarana Pancakarya Nusa</ref>


Pada tahun 1479 M, kedudukan pangeran Walangsungsang sebagai penguasa [[Cirebon]] kemudian digantikan putra adiknya yakni Syarif Hidayatullah (anak dari pernikahan ''Nyai'' Rarasantang dengan Syarif Abdullah dari [[Mesir]]) yang sebelumnya menikahi ''Nyimas'' Pakungwati (putri dari Pangeran Walangsungsang dan ''Nyai'' Indang Geulis) yang setelah wafat dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah dan bergelar pula sebagai ''Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah''.<ref name=kabcirebon>{{Cite web |url=http://www.cirebonkab.go.id/id_ID/sekilas-kab-cirebon/sejarah-kabupaten-cirebon/ |title=Kabupaten Cirebon - Sejarah Kabupaten Cirebon |access-date=2015-10-16 |archive-date=2016-07-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160729214221/http://www.cirebonkab.go.id/id_ID/sekilas-kab-cirebon/sejarah-kabupaten-cirebon/ |dead-url=yes }}</ref>
Raja Pakuan di awal abad 16, seiring masuknya [[Portugis]] di [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] dan [[Kesultanan Malaka|Malaka]], merasa mendapat sekutu untuk mengurangi pengaruh Syarif Hidayatullah yang telah berkembang di [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] dan [[Kesultanan Banten|Banten]]. Di saat yang genting inilah Syarif Hidayatullah berperan dalam membimbing [[Pati Unus]] dalam pembentukan armada gabungan [[Kesultanan Banten]]-[[Kesultanan Demak|Demak]]-[[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] di [[Pulau Jawa]] dengan misi utama mengusir [[Portugis]] dari wilayah [[Asia Tenggara]].


Syarif Hidayatullah melalui lembaga [[Wali Sanga]] selalu mendekati kakeknya yakni Jaya Dewata (prabu ''Silih Wangi'') agar berkenan memeluk agama Islam seperti halnya neneknya ''Nyai'' Subang Larang yang memang sudah lama menjadi seorang [[muslim]] jauh sebelum menikah dengan prabu ''Silih Wangi'', tetapi hal tersebut tidak membuahkan hasil, pada tahun 1482 (pada saat kekuasaan [[kerajaan Galuh]] dan [[kerajaan Sunda|Sunda]] sudah menjadi satu kembali di tangan prabu ''Silih Wangi''), seperti yang tertuang dalam naskah ''Purwaka Caruban Nagari'' karya Pangeran Arya Carbon.
Kegagalan [[Pati Unus#Ekspedisi Jihad II|Ekspedisi Jihad II]] [[Pati Unus]] yang sangat fatal pada tahun [[1521]] kemudian memaksa Syarif Hidayatullah merombak pimpinan armada gabungan yang masih tersisa dan mengangkat [[Tubagus Pasai]] sebagai Panglima berikutnya yang menyusun strategi baru untuk memancing Portugis bertempur di [[Pulau Jawa]], menggantikan Pati Unus yang syahid di [[Malaka]].


{{cquote | Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala.
=== Syiar Islam ke Banten dan Pendirian Kesultanan Banten ===
<br>(bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijriah) }}


Pada tanggal 12 [[Safar]] 887 [[Hijriyah]] atau tepatnya pada tanggal [[2 April]] [[1482]] Masehi, akhirnya Syarif Hidayatullah membuat maklumat yang ditujukan kepada prabu ''Silih Wangi'' selaku Raja [[Pakwan Pajajaran]] bahwa mulai saat itu Cirebon tidak akan lagi mengirimkan upeti.<ref name=rohmat/><ref name=kabcirebon/> Maklumat tersebut kemudian diikuti oleh para pembesar di wilayah Cirebon ([[bahasa Cirebon]]: ''gegeden'').
Pada masa awal kedatangannya ke Cirebon, Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) bersama dengan Pangeran Walangsungsang sempat melakukan syiar Islam di wilayah Banten yang pada masa itu disebut sebagai ''Wahanten'', Syarif Hidayatullah dalam syiarnya menjelaskan bahwa arti ''jihad'' (perang) tidak hanya dimaksudkan perang melawan musuh-musuh saja namun juga perang melawan hawa nafsu, penjelasan inilah yang kemudian menarik hati masyarakat ''Wahanten'' dan ''Pucuk Umun'' <ref>Nafsiah, Siti. 2000. Prof. Hembing pemenang the Star of Asia Award: pertama di Asia ketiga di dunia. [[Jakarta]]: Gema Insani Press</ref>(penguasa) ''Wahanten Pasisir''. Pada masa itu di wilayah ''Wahanten'' terdapat dua penguasa yaitu Sang Surosowan (anak dari Prabu Jaya Dewata atau Silih Wangi) yang menjadi ''Pucuk Umun'' (penguasa) untuk wilayah ''Wahanten Pasisir'' dan Arya Suranggana yang menjadi ''Pucuk Umun'' untuk wilayah ''Wahanten Girang''.<ref>Ekajati, Edi Suhardi, Etti R. S, Abdurrahman. 1991. Carita Parahiyangan karya Pangeran Wangsakerta: ringkasan, konteks, sejarah, isi naskah, dan peta. [[kota Bandung|Bandung]]: Yayasan Pembangunan Jawa Barat</ref>

Di wilayah ''Wahanten Pasisir'' Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nyai Kawung Anten (putri dari Sang Surosowan), keduanya kemudian menikah dan dikaruniai dua orang anak yaitu Ratu Winaon (lahir pada 1477 M) dan Pangeran [[Maulana Hasanuddin]] (Pangeran Sabakingkin: nama pemberian dari kakeknya Sang Surosowan) yang lahir pada 1478 M.<ref name=iskandar1>Iskandar, Yoseph. 2005. Sejarah Jawa Barat. Bandung: Geger Sunten</ref> Sang Surosowan walaupun tidak memeluk agama Islam namun sangat toleran kepada para pemeluk Islam yang datang ke wilayahnya.

Syarif Hidayatullah kemudian kembali ke Kesultanan Cirebon untuk menerima tanggung jawab sebagai penguasa Kesultanan Cirebon pada 1479 setelah sebelumnya menghadiri rapat para Wali di Tuban yang menghasilkan keputusan menjadikan Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin dari para Wali.

==== Latar Belakang Penguasaan [[Banten]] ====

Perkawinan Pangeran Sabrang Lor (Yunus Abdul Kadir)dengan Ratu Ayu (putri Sunan Gunung Jati) terjadi 1511. Sebagai Senapati Sarjawala, panglima angkatan laut, Kerajaan Demak, Sabrang Lor untuk sementara berada di Cirebon, kelak Yunus Abdul Kadir akan menjadi Sultan Demak pada 1518.

Persekutuan [[Kesultanan Cirebon]] dan [[Kesultanan Demak]] ini sangat mencemaskan Jaya Dewata ([[Siliwangi]]) di Pakuan. Tahun 1512, ia mengutus putra mahkota Surawisesa menghubungi Panglima Portugis [[Afonso de Albuquerque]] di [[Kota Melaka|Malaka]] yang ketika itu baru saja gagal merebut Pelabuhan Pasai milik Kesultanan Samudera Pasai.<ref name=zahorka1>Zahorka, Herwig. 2007. The Sunda Kingdoms of West Java, From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with Royal Center of Bogor, Over 1000 Years of Propsperity and Glory. [[Jakarta]]. Yayasan Cipta Loka Caraka</ref>

Pada tahun 1513 M, [[Tome Pires]] pelaut Portugis menyatakan dalam catatannya bahwa sudah banyak dijumpai orang Islam di pelabuhan [[Banten]].<ref>Michrob, Drs Halwani, Drs A. Mudjahid Chudori. 1993. Catatan Masa Lalu Banten. [[kota Serang|Serang]]: Penerbit Saudara</ref>

Syarif Hidayatullah mengajak putranya [[Maulana Hasanuddin]] untuk berangkat ke [[Mekah]],<ref name=pudjiastuti1>Pudjiastuti, Titik. 2007. Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten. [[Jakarta]]: Yayasan Obor Indonesia</ref> sekembalinya dari [[Mekah]] Syarif Hidayatullah dan putranya yaitu Maulana Hasanuddin kemudian melakukan dakwah Islam dengan sopan, ramah serta suka membantu masyarakat sehingga secara sukarela sebagian dari mereka memeluk dan taat menjalankan agama Islam, dari aktivitas dakwah ini di wilayah Banten.

Syarif Hidayatullah dikenal dengan nama ''Syekh Nurullah'' (Syekh yang membawa cahaya Allah SWT),<ref>Firdaus, Endang. 2009. Cerita Rakyat dari Serang. [[Jakarta]]: Grasindo</ref> yang kemudian aktivitas dakwah ini dilanjutkan oleh Maulana Hasanuddin hingga ke pedalaman ''Wahanten'' seperti gunung Pulosari di [[kabupaten Pandeglang]] di mana ia pernah tinggal selama sekitar 10 tahun untuk berdakwah kepada para ''ajar'' (pendeta), gunung Karang, gunung Lor, hingga ke Ujung Kulon dan pulau Panaitan<ref>Tim Balitbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia. 2007. Kepemimpinan kiai-jawara: relasi kuasa dalam kepemimpinan tradisional religio-magis di pedesaan Banten. [[Jakarta]]: Kementrian Agama Republik Indonesia</ref> dengan pola syiar yang kurang lebih sama seperti yang dilakukan ayahnya.

Pada tahun 1521, Jaya Dewata (Prabu [[Siliwangi]]) mulai membatasi pedagang muslim yang akan singah di pelabuhan-pelabuhan [[Kerajaan Sunda]] hal ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh Islam yang akan diterima oleh para pedagang pribumi ketika melakukan kontak perdagangan dengan para pedagang muslim, namun upaya tersebut kurang mendatangkan hasil yang memuaskan karena pada kenyataannya pengaruh Islam jauh lebih kuat dibandingkan upaya pembatasan yang dilakukan tersebut, bahkan pengaruh Islam mulai memasuki daerah pedalaman kerajaan Sunda.

Pada tahun itu juga Kerajaan Sunda berusaha mencari mitra koalisi dengan negara yang dipandang memiliki kepentingan yang sama dengan kerajaan Sunda, Jaya Dewata ([[Siliwangi]]) memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan Portugis dengan tujuan dapat mengimbangi kekuatan pasukan [[Kesultanan Demak]] dan Kesultanan Cirebon.

Pada tahun 1521 untuk merealisasikan persahabatan tersebut Jaya Dewata ([[Siliwangi]]) mengirim beberapa utusan ke Malaka di bawah pimpinan Ratu ''Samiam'' (Surawisesa), mereka berusaha meyakinkan bangsa Portugis bagi suatu persahabatan yang saling menguntungkan antara [[Kerajaan Sunda]] dan [[Portugis]]. Surawisesa memberikan penawaran kepada Portugis untuk melakukan perdagangan secara bebas terutama lada di pelabuhan-pelabuhan milik Kerajaan Sunda sebagai imbalannya, Surawisesa mengharapkan bantuan militer dari Portugis apabila Kerajaan Sunda diserang oleh Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon dengan memberi hak kepada Portugis untuk membangun benteng.<ref name=zahorka1/>

Pada tahun 1522 Gubernur [[Alfonso d'Albuquerque]] yang berkedudukan di Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan Raja Sunda Surawisesa (dalam naskah Portugis disebut sebagai Raja Samiam)<ref>Pusat Studi Sunda. 2006. Mencari gerbang Pakuan dan kajian lainnya mengenai budaya Sunda. [[kota Bandung|Bandung]]: Pusat Studi Sunda</ref> untuk membangun benteng keamanan di Sunda Kalapa guna melawan orang-orang Cirebon yang menurutnya bersifat ekspansif.

Pada tanggal [[21 Agustus]] [[1522]] dibuatlah suatu perjanjian yang menyebutkan bahwa orang Portugis akan membuat [[loji]] (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng) di Sunda Kelapa<ref>De Haan, Frederik. 1932. Oud Batavia. [[Den Haag]]: Antiquariaat Minerva</ref> dan Banten, sedangkan Sunda Kelapa akan menerima barang-barang yang diperlukan. Raja Sunda Surawisesa akan memberikan kepada orang-orang Portugis 1.000 keranjang lada sebagai tanda persahabatan, sebuah batu peringatan atau ''[[padraõ]]'' (dibaca: Padraun) dibuat untuk memperingati peristiwa itu.

[[Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal|Padrão dimaksud]] disebut dalam cerita masyarakat [[Sunda]] sebagai Layang Salaka Domas dalam cerita rakyat [[Mundinglaya Dikusumah]], dari pihak [[kerajaan Sunda]] perjanjian ditandatangani oleh ''Padam Tumungo'' (yang terhormat Tumenggung), ''Samgydepaty'' (Sang Depati), ''e outre Benegar'' (dan bendahara) ''e easy o xabandar'' (dan Syahbandar) <ref>Heuken, A. 1982. Historical Sites of Jakarta. [[Jakarta]]. Yayasan Cipta Loka Caraka</ref>

==== Penguasaan [[Banten]] ====

Pada tahun 1522,<ref name=pudjiastuti2>Pudjiastuti, Titik 2000, 'Sadjarah Banten: suntingan teks dan terjemahan disertai tinjauan aksara dan amanat. [[Depok]]: Universitas Indonesia</ref> Maulana Hasanuddin membangun kompleks istana yang diberi nama keraton Surosowan, pada masa tersebut dia juga membangun alun-alun, pasar, masjid agung serta masjid di kawasan Pacitan.<ref>Untoro, Heriyanti Ongkodharma, 2007. Kapitalisme Pribumi Awal Kesultanan Banten 1522 - 1684. [[Depok]]: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia</ref> Sementara yang menjadi ''pucuk umum'' (penguasa) di ''Wahanten Pasisir'' adalah Arya Surajaya (putra dari Sang Surosowan dan paman dari [[Maulana Hasanuddin]]) setelah meninggalnya Sang Surosowan pada 1519 M. Arya Surajaya diperkirakan masih memegang pemerintahan ''Wahanten Pasisir'' hingga tahun 1526 M.<ref>Effendy, Khasan. Sumanang Rana Dipaprana. 1994. Pertalian keluarga raja-raja Jawa Kulon dengan Keraton Pakungwati: Sunan Gunung Djati muara terakhir keluarga raja-raja Jawa Kulon. [[kota Bandung]]: Indra Prahasta</ref>

Pada tahun 1524 M, Sunan Gunung Jati bersama pasukan gabungan dari kesultanan Cirebon dan [[kesultanan Demak]] mendarat di pelabuhan [[Banten]]<ref>Hendarsyah, Amir. 2010. Cerita Kerajaan Nusantara. [[Yogyakarta]]: Great Publisher</ref> Pada masa ini tidak ada pernyataan yang menyatakan bahwa ''Wahanten Pasisir'' menghalangi kedatangan pasukan gabungan Sunan Gunung Jati sehingga pasukan difokuskan untuk merebut ''Wahanten Girang''

Dalam Carita Sajarah Banten dikatakan ketika pasukan gabungan [[kesultanan Cirebon]] dan [[kesultanan Demak]] mencapai ''Wahanten Girang'', ''Ki'' Jongjo (seorang kepala prajurit penting) dengan sukarela memihak kepada Maulana Hasanuddin.<ref>{{Cite web |url=http://m.bantenhits.com/babad-banten/2767/banten-girang-jejak-peradaban-banten-yang-berkembang |title=Syahdana, Darussalam Jagad. 2013. Banten Girang Jejak Peradaban Banten yang Berkembang. &#91;&#91;kota Tangerang&#93;&#93;: Banten Hits |access-date=2017-08-24 |archive-date=2016-08-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160809034919/http://m.bantenhits.com/babad-banten/2767/banten-girang-jejak-peradaban-banten-yang-berkembang |dead-url=yes }}</ref>

Dalam sumber-sumber lisan dan tradisional di ceritakan bahwa ''Pucuk Umun'' (penguasa) Banten Girang yang terusik dengan banyaknya aktivitas dakwah [[Maulana Hasanuddin]] yang berhasil menarik simpati masyarakat termasuk masyarakat pedalaman ''Wahanten'' yang merupakan wilayah kekuasaan ''Wahanten Girang'', sehingga ''pucuk umum'' Arya Suranggana meminta Maulana Hasanuddin untuk menghentikan aktivitas dakwahnya dan menantangnya ''sabung ayam'' (adu ayam) dengan syarat jika ''sabung ayam'' dimenangkan Arya Suranggana maka Maulana Hasanuddin harus menghentikan aktivitas dakwahnya.

''Sabung Ayam'' pun dimenangkan oleh Maulana Hasanuddin dan dia berhak melanjutkan aktivitas dakwahnya<ref>Sariyun, Yugo. 1991. Nilai Budaya dalam Permainan Rakyat Jawa Barat. [[Jakarta]]: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan</ref> Arya Suranggana dan masyarakat yang menolak untuk masuk Islam kemudian memilih masuk hutan di wilayah Selatan. Sepeninggal Arya Suranggana, kompleks Banten Girang digunakan sebagai pesanggrahan bagi para penguasa Islam, paling tidak sampai di penghujung abad ke-17.<ref>{{Cite web |url=http://m.bantenhits.com/babad-banten/38969/gunung-pulasari-kunci-penaklukkan-banten-girang-oleh-sunan-gunung-jati |title=Syahdana, Darussalam Jagad. 2015. Gunung Pulasari; Kunci Penaklukkan Banten Girang oleh Sunan Gunung Jati. &#91;&#91;kota Tangerang{{!}}Tangerang&#93;&#93;: Banten Hits |access-date=2017-08-24 |archive-date=2016-08-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160808161345/http://m.bantenhits.com/babad-banten/38969/gunung-pulasari-kunci-penaklukkan-banten-girang-oleh-sunan-gunung-jati |dead-url=yes }}</ref>

==== Penyatuan [[Banten]] ====

Atas petunjuk ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati, [[Maulana Hasanuddin]] kemudian memindahkan pusat pemerintahan ''Wahanten Girang'' ke pesisir di kompleks Surosowan sekaligus membangun kota pesisir.<ref name=depdikbud1>Tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1997. Kongres Nasional Sejarah, 1996: Sub tema dinamika sosial ekonomi. [[Jakarta]]: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia</ref>

Kompleks istana Surosowan tersebut akhirnya selesai pada tahun 1526.<ref name=pudjiastuti2/> Pada tahun yang sama juga Arya Surajaya ''Pucuk Umun'' (penguasa) ''Wahanten Pasisir'' dengan sukarela menyerahkan kekuasannya atas wilayah ''Wahanten Pasisir'' kepada Sunan Gunung Jati, hal ini dilakukan agar tidak terjadi pertumpahan darah banyak rakyat (karena raja amat sayang dengan rakyatnya, sehingga diberikanlah kekuasaan berikutnya ke tangan Sunan Gunung Jati) akhirnya kedua wilayah ''Wahanten Girang'' dan ''Wahanten Pasisir'' disatukan menjadi ''Wahanten'' yang kemudian disebut sebagai ''Banten'' dengan status sebagai ''depaten'' (provinsi) dari [[kesultanan Cirebon]] pada tanggal 1 Muharram 933 Hijriah (sekitar tanggal 8 Oktober 1526 M),<ref>Lubis, Nina Herlina, 2004. Banten dalam pergumulan sejarah: sultan, ulama, jawara. [[Jakarta]]: LP3ES</ref> kemudian Sunan Gunung Jati kembali ke kesultanan Cirebon dan pengurusan wilayah [[Banten]] diserahkan kepada Maulana Hasanuddin.

Dari kejadian tersebut sebagian ahli berpendapat bahwa Sunan Gunung Jati adalah Sultan pertama di Banten,<ref>Ruhimat, Mamat, Nana Supriatna, Kosim. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah). [[kota Bandung|Bandung]]: Grafindo Media Pratama</ref> meskipun demikian Sunan Gunung Jati tidak mentasbihkan dirinya menjadi penguasa (sultan) di Banten.<ref>Adhyatman, Sumarah. 1981. Antique ceramics found in Indonesia. [[Jakarta]]: Himpunan Keramik Indonesia</ref> Alasan-alasan demikianlah yang membuat pakar sejarah seperti Hoesein Djajadiningrat berpendapat bahwa Sunan Gunung Jatilah yang menjadi pendiri Banten dan bukannya Maulana Hasanuddin. Menurut catatan dari Joao de Barros, semenjak Banten dan Sunda Kelapa dikuasai oleh kesultanan Islam, Banten lah yang lebih ramai dikunjungi oleh kapal dari berbagai negara.<ref name="depdikbud1" />

Pada tahun 1552, [[Maulana Hasanuddin]] diangkat menjadi sultan di wilayah Banten oleh ayahnya Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).<ref name=taher1>Taher, Prof. dr. Tarmizi. 2002. Menyegarkan Akidah Tauhid Insani: Mati di Era Klenik. [[Jakarta]]: Gema Insani Press</ref>

Perebutan pengaruh antara [[Kerajaan Sunda Galuh]] dengan [[Kesultanan Banten]]-[[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] segera bergeser kembali ke darat. Tetapi Kerajaan Sunda Galuh yang telah kehilangan banyak wilayah menjadi sulit menjaga keteguhan moral para pembesarnya. Satu persatu dari para Pangeran dan Putri Pakuan di banyak wilayah jatuh ke dalam pelukan agama Islam. Begitu pula sebagian Panglima Perangnya.

=== Perundingan Yang Sangat Menentukan ===
Setelah [[Pakuan Pajajaran]] yang merupakan ibu kota [[Kerajaan Sunda]] mengalami serbuan besar dari [[Maulana Yusuf dari Banten|Maulana Yusuf]] di tahun [[1567]] (hanya satu tahun sebelum ia wafat pada tahun [[1568]] dalam usia yang hampir 120 tahun), terjadi perundingan terakhir Cirebon-Sunda antara Maulana Yusuf yang mewakili Syarif Hidayatullah dengan para pembesar istana Pakuan. Maulana Yusuf kemudian memberikan 2 opsi sebagai berikut:
# Bagi para pembesar istana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan martabatnya, seperti gelar pangeran-putri atau panglima akan tetap disandang mereka, juga kemudian dipersilakan tetap tinggal di keraton masing-masing.
# Bagi para pembesar istana Pakuan yang tidak bersedia masuk Islam, maka harus keluar dari keraton masing-masing serta keluar dari ibu kota [[Pakuan Pajajaran]] untuk keselamatan mereka sendiri dari serangan tentara Banten & Cirebon di masa depan.

Dalam perundingan terakhir yang sangat menentukan dari riwayat Pakuan ini, sebagian besar para pangeran dan putri raja menerima opsi pertama. Sedangkan para pasukan pengawal istana dan panglimanya sebanyak 40 orang yang merupakan korps elite dari angkatan darat Kerajaan Sunda memilih opsi kedua karena kesetiaan mereka terhadap prabu [[Ratu Nilakendra|Nilakendra]]. Para panglima dan pengawal istana tersebut lalu berangkat menuju desa [[kabuyutan]] di pedalaman Banten (wilayah [[Kanekes, Leuwidamar, Lebak|Cibeo]] sekarang) untuk menetap disana. Diyakini mereka inilah cikal bakal penduduk [[Urang Kanekes|Baduy Dalam]] saat ini yang terus menjaga anggota pemukiman hanya sebanyak 40 keluarga (untuk menandakan keturunan dari 40 pengawal istana Pakuan). Keluarga yang tidak terpilih untuk menetap harus pindah ke pemukiman [[Baduy Luar]]. Sementara Pakuan Pajajaran sendiri masih berdiri sebagai kota biasa sampai kosong dan ditelantarkan di tahun [[1579]].

Prabu Nilakendra sebagai raja Sunda saat itu mengasingkan diri ke selatan, sementara penggantinya [[Raga Mulya]] atau Prabu Pucuk Umun, berkedudukan di Pulasari ([[Kabupaten Pandeglang|Pandeglang]]). Dengan segala jasa Syarif Hidayatullah inilah yang kemudian umat Islam di Jawa Barat memanggilnya dengan nama lengkap Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah.<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/967015/29/kisah-sunan-gunung-jati-dan-misteri-hilangnya-istana-pakuan-1424443589|title=Kisah Sunan Gunung Jati dan Misteri Hilangnya Istana Pakuan|date=2015-02-21|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2017-03-24}}</ref>


== Wafat ==
== Wafat ==
Baris 561: Baris 107:
Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati berpulang ke rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 19 September 1568 Masehi. Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka.
Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati berpulang ke rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 19 September 1568 Masehi. Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka.


Sunan Gunung Jati meninggal dalam usia 120 tahun, di mana putra dan cucunya tidak sempat memimpin Cirebon karena meninggal terlebih dahulu. Kepemimpinan Cirebon dipegang sementara oleh [[Fatahillah]] selama 2 tahun, antara tahun 1568 sampai ia wafat di tahun 1570 Masehi. Takhta Cirebon lalu diwarisi oleh cicitnya, [[Panembahan Ratu I|Zainul Arifin]] yang naik takhta di usia 23 tahun dengan gelar Panembahan Ratu.
Sunan Gunung Jati meninggal dalam usia 120 tahun. Takhta Cirebon lalu diwarisi oleh cicitnya, [[Panembahan Ratu I|Zainul Arifin]] yang naik takhta di usia 23 tahun dengan gelar Panembahan Ratu.


Syekh Syarif Hidayatullah kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati oleh warga Cirebon karena ia dimakamkan di komplek pemakaman bukit [[Gunungjati, Cirebon|Gunung Jati]], yang sekarang dikenal dengan nama [[Astana Gunung Sembung]].
Syekh Syarif Hidayatullah kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati oleh warga Cirebon karena ia dimakamkan di komplek pemakaman bukit [[Gunungjati, Cirebon|Gunung Jati]], yang sekarang dikenal dengan nama [[Astana Gunung Sembung]].
Baris 573: Baris 119:
* Kitab '''Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al-Bait''' oleh [https://archive.org/search.php?query=creator%3A%22Sayyid+Abdurrohman+bin+Muhammad+al-Masyhur%22 Sayyid Abdurrohman bin Muhammad al-Masyhur]
* Kitab '''Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al-Bait''' oleh [https://archive.org/search.php?query=creator%3A%22Sayyid+Abdurrohman+bin+Muhammad+al-Masyhur%22 Sayyid Abdurrohman bin Muhammad al-Masyhur]
{{S-start}}
{{S-start}}
{{s-hou|[[Azmatkhan|Wangsa Azmatkhan]]||1448||1568}}
{{s-hou|al-Huseini al Kadzimi||1448||1568}}
{{s-reg|}}
{{s-reg|}}
{{s-bef|before=[[Pangeran Walangsungsang|Walangsungsang]]<br><small>Tumenggung Cirebon}}
{{s-bef|before=[[Pangeran Walangsungsang|Walangsungsang]]<br><small>Tumenggung Cirebon}}
{{s-ttl|title=[[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]]|years=1482–1568}}
{{s-ttl|title=[[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]]|years=1482–1568}}
{{s-aft|after=[[Fatahillah]]}}
{{s-aft|after=Pangeran Pasarean}}
{{end}}{{Walisongo}}
{{end}}{{Walisongo}}



Revisi terkini sejak 8 November 2024 20.56

As-Syekh

Syarif Hidayatullah
( Sunan Gunung Jati )
Sultan Cirebon ke-1
Masa jabatan
1482–1568
Sebelum
Pendahulu
Jabatan baru
Pengganti
Fatahillah
Sebelum
Tumenggung Cirebon
Masa jabatan
1479–1482
Sebelum
Pengganti
Jabatan dihapus
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Syarif Hidayatullah

1448
Meninggal19 September 1568
MakamAstana Gunung Sembung
AgamaIslam
Pasangan
  • Nyai Gedeng Babadan
  • Nyai Rara Jati
  • Nyai Mas Pakungwati
  • Nyai Ageng Tepasari
  • Nyai Kawunganten
  • Syarifah Baghdad
  • Ong Tien Nio
Anak
Orang tua
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiWali Sanga
Pemimpin Muslim
PendahuluMaulana Muhammad Ali Al-Akbar

Sunan Gunung Jati atau lebih di kenal sebagai Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari Walisongo, ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin dan Syarifah Mudaim, putri dari Sri Baduga Maharaja dari Kerajaan Padjajaran.

Beliau dinobatkan menjadi Tumenggung Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati. Beliau juga menikahi seorang Syarifah bernama Nyai Ageng Tepasari (putri dari Ki Gede Tepasan/ Arya Jaka Semprung yang merupakan Keturunan Brawijaya V yang menurunkan sultan-sultan Cirebon. Dari pernikahan tersebut maka Sayyid Al-Kamil mendapat sebutan Syarif Hidayatullah.

Nama Syarif Hidayatullah kemudian diabadikan menjadi nama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di daerah Tangerang Selatan, Banten.

Sedangkan nama Sunan Gunung Jati diabadikan menjadi nama Universitas Islam negeri di Bandung, yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati[1], dan Korem 063/Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Asal Usul

[sunting | sunting sumber]

Sunan Gunung Jati lahir di Makkah Al-Mukarramah dengan nama Syarif Hidayatullah tahun 1448 Masehi. Ibunya bernama Nyai Rara Santang binti Prabu Siliwangi. Nyai Rara Santang pergi haji ke Makkah bersama kakaknya Pangeran Cakrabuana. Selama tinggal di Makkah, beliau nyantri di Syaikh Bayanullah, adik Syaikh Datuk Kahfi. Syaikh Datuk Kahfi adalah ulama asal Makkah yang menyebarkan Islam di Cirebon. Nyai Rara Santang dan Kakaknya berguru kepadanya, dan gurunya tersebut yang memerintahkannya untuk segera menunaikan ibadah haji ke Makkah bersama kakaknya, Pangeran Cakrabuana.

Di Makkah, Nyai Rara Santang menikah dengan Syarif Abdullah Al-Hasyimi yang kemudian setelah menjadi sultan bergelar Sultan Maulana Umdatuddin Al-Hasyimi. Ia menguasai wilayah Bani Ismail di Mesir dan Bani israil di Palestina. Nyai Rara Santang kemudian mendapat nama baru Syarifah Muda’im dan tinggal di Mesir bersama suami dan anaknya.

Ketika berumur dua puluh tahun, Syarif Hidayatullah pergi ke Makkah dan nyantri di ulama-ulama Makkah. Setelah itu ia pergi ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat, lalu ke Kerajaan Samudra Pasai. Di Pasai ia nyantri di Sayyid Maulana Ishaq. Dari Pasai ia berlayar menuju Banten. Dari Banten kemudian menuju Surabaya untuk nyantri di Sunan Ampel. Setelah beberapa lama barulah ia diperintahkan menemani pamannya di Cirebon untuk menyebarkan agama Islam. Ia membangun pesantren di daerah Gunung Jati. Kemudian ia dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.

Paragrap di atas, adalah kisah Sunan Gunung Jati yang diambil dari manuskrip Carita Purwaka Caruban Nagari dari mulai pupuh duabelas sampai tujuhbelas. Manuskrip Carita Purawaka Caruban nagari adalah sebah kitab yang ditulis Pangeran Arya Cirebon tahun 1720.

Pendapat ke-1 : Silsilah ini berjalur muasal Uzbekistan Asia Tengah sesuai dengan data pihak Keprabon Cirebon bernasab via jalur Al-Musawi Al-Kadzimi Al-Husaini, diakui jalur ini dan di isbat oleh Naqib Internasional melalui Naqib Hasyimiyyun Turki.

Silsilah :

1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

2. Husein Asy-Syahid (imam III Syiah Dua Belas Imam)

3. Ali Zainal Abidin (imam IV Syiah Dua Belas Imam)

4. Muhammad Al-Baqir (imam V Syiah Dua Belas Imam)

6. Ja'far Ash-Shadiq (imam VI Syiah Dua Belas Imam)

7. Musa Al-Kadzim (imam VII Syiah Dua Belas Imam)

8. Ali Ar-Ridha (imam VIII Syiah Dua Belas Imam)

9. Muhammad Al-Jawad (imam IX Syiah Dua Belas Imam)

10. Ali Al-Hadi (imam X Syiah Dua Belas Imam)

11. Ja'far Az-Zaki

12. Ali Al-Asykar

13. Abdullah At-Taqi

14. Ahmad

15. Mahmud

16. Muhammad

17. Ja'far

18. Ali Al-Mu'ayyid

19. Sayyid Husain Jalaluddin Al-Bukhari

20. Ahmad Al-Kabir

21. Makhdum Husein Jalaluddin An-Naqwi

22. Mahmud Nasiruddin

23. Husein Jamaluddin Al-Akbar

24. Ali Nuruddin

25. Abdullah Umdatuddin

26. Sultan Syarif Hidayatullah Al-Hidayat Sunan Gunung Jati ll Cirebon

Pendapat ke-2 : Silsilah yang bersumber pada catatan Syajarotu al-Muluk dan sudah disesuaikan dengan berbagai catatan Kesultanan Kelantan, Kerajaan Palembang dan beberapa catatan yang lebih ma'ruf (diketahui) dan masyhur (lebih banyak dikenal).

Syeikh Jumadil Kubro adalah anak dari Sayyid Ahmad Jalaluddin Ahsan (Azmat) Khan bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Malik bin ‘Alwi (‘Ammul Faqih) bin Muhammad (Shahib Mirbath) bin ‘Ali (Khola Qosam) bin ‘Alwi bin Muhammad bin ‘Alwi (‘Alawiyyin) bin ‘Ubaidullah bin Ahmad (al-Muhajir) bin ‘Isa (an-Naqib) bin ‘Ali (al-‘Uroidli) bin Ja’far (as-Shodiq) bin Muhammad (al-Baqir) bin ‘Ali (Zainul ‘Abidin) bin al-Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib dan Fathimah (az-Zahro al-Batul) binti Muhammad Rasulullah SAW.

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Proses Belajar

[sunting | sunting sumber]

Babad Cirebon menyebutkan, ketika Pangeran Cakrabuwana membangun Kota Cirebon dan tidak mempunyai pewaris, maka sepulang dari Timur Tengah Syarif Hidayatullah mengambil peranan mambangun kota dan menjadi pemimpin perkampungan Muslim yang baru dibentuk itu setelah Uwaknya wafat.

Kesultanan Cirebon

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1478 diadakan sebuah musyawarah para wali di Tuban, Jawa Timur untuk mencari pengganti Sunan Ampel sebagai pimpinan para wali, akhirnya terpilihlah Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), sejak saat itu, pusat kegiatan para wali dipindahkan ke gunung Sembung, kecamatan Gunung Jati, kabupaten Cirebon, propinsi Jawa Barat. Pusat kegiatan keagamaan ini kemudian disebut sebagai Puser Bumi (bahasa Indonesia: pusatnya dunia).[2]

Pada tahun 1479 M, kedudukan pangeran Walangsungsang sebagai penguasa Cirebon kemudian digantikan putra adiknya yakni Syarif Hidayatullah (anak dari pernikahan Nyai Rarasantang dengan Syarif Abdullah dari Mesir) yang sebelumnya menikahi Nyimas Pakungwati (putri dari Pangeran Walangsungsang dan Nyai Indang Geulis) yang setelah wafat dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah dan bergelar pula sebagai Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah.[3]

Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga selalu mendekati kakeknya yakni Jaya Dewata (prabu Silih Wangi) agar berkenan memeluk agama Islam seperti halnya neneknya Nyai Subang Larang yang memang sudah lama menjadi seorang muslim jauh sebelum menikah dengan prabu Silih Wangi, tetapi hal tersebut tidak membuahkan hasil, pada tahun 1482 (pada saat kekuasaan kerajaan Galuh dan Sunda sudah menjadi satu kembali di tangan prabu Silih Wangi), seperti yang tertuang dalam naskah Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Arya Carbon.

Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala.
(bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijriah)

Pada tanggal 12 Safar 887 Hijriyah atau tepatnya pada tanggal 2 April 1482 Masehi, akhirnya Syarif Hidayatullah membuat maklumat yang ditujukan kepada prabu Silih Wangi selaku Raja Pakwan Pajajaran bahwa mulai saat itu Cirebon tidak akan lagi mengirimkan upeti.[2][3] Maklumat tersebut kemudian diikuti oleh para pembesar di wilayah Cirebon (bahasa Cirebon: gegeden).

Makam Sunan Gunung Jati

Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati berpulang ke rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 19 September 1568 Masehi. Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka.

Sunan Gunung Jati meninggal dalam usia 120 tahun. Takhta Cirebon lalu diwarisi oleh cicitnya, Zainul Arifin yang naik takhta di usia 23 tahun dengan gelar Panembahan Ratu.

Syekh Syarif Hidayatullah kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati oleh warga Cirebon karena ia dimakamkan di komplek pemakaman bukit Gunung Jati, yang sekarang dikenal dengan nama Astana Gunung Sembung.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ UIN Sunan Gunung Djati Bandung. "Sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung". UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 
  2. ^ a b Kurnia, Rohmat. 2009. Tempat dan Peristiwa Sejarah di Jawa Barat. Bandung: Sarana Pancakarya Nusa
  3. ^ a b "Kabupaten Cirebon - Sejarah Kabupaten Cirebon". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-29. Diakses tanggal 2015-10-16. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Rujukan Kitab

[sunting | sunting sumber]
Sunan Gunung Jati
al-Huseini al Kadzimi
Lahir: 1448 Meninggal: 1568
Gelar
Didahului oleh:
Walangsungsang
Tumenggung Cirebon
Sultan Cirebon
1482–1568
Diteruskan oleh:
Pangeran Pasarean