Lompat ke isi

Istana Jepang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 114.142.172.38 (bicara) ke revisi terakhir oleh Henri Aja
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(42 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Gambar:MatsumotoCastle.jpg|thumb|right|300px|Istana Matsumoto di [[Prefektur Nagano]] ]]
[[Berkas:MatsumotoCastle.jpg|jmpl|ka|300px|Istana Matsumoto di [[Prefektur Nagano]] ]]
{{nihongo|'''Istana Jepang'''|城, 城郭|shiro atau jōkaku}} adalah [[bangunan]] besar yang dibangun menggunakan [[kayu]] dan [[batu]] sebagai bahan bangunan yang utama, dan dirancang sebagai pusat pertahanan sewaktu musuh datang menyerang. Di masa [[perang]] dijadikan markas besar, tempat menyimpan dana keperluan perang, serta pusat penyimpanan perbekalan seperti [[makanan]] dan [[amunisi]]. Istana yang dianggap penting dijadikan tempat kediaman panglima perang, pusat pemerintahan dan tempat pengumpulan informasi tentang situasi perang. Sama halnya seperti [[kastil]] di [[Eropa]], istana di Jepang umumnya dibangun di dekat jalan utama atau di pinggir [[sungai]] untuk kemudahan transportasi dan menjaga wilayah yang dianggap strategis.
{{nihongo|'''Istana Jepang'''|城, 城郭|shiro atau jōkaku}} adalah [[bangunan]] besar yang dibangun menggunakan [[kayu]] dan [[batu]] sebagai bahan bangunan yang utama, dan dirancang sebagai pusat pertahanan sewaktu musuh datang menyerang. Pada masa [[perang]] dijadikan markas besar, tempat menyimpan dana keperluan perang, serta pusat penyimpanan perbekalan seperti [[makanan]] dan [[amunisi]]. Istana yang dianggap penting dijadikan tempat kediaman panglima perang, pusat pemerintahan dan tempat pengumpulan informasi tentang situasi perang. Sama halnya seperti [[kastel]] di [[Eropa]], istana di Jepang umumnya dibangun di dekat jalan utama atau di pinggir [[sungai]] untuk kemudahan transportasi dan menjaga wilayah yang dianggap strategis.


Aksara [[kanji]] untuk istana adalah {{nihongo||城|shiro}} yang dibaca sebagai ''jō'' jika didahului oleh nama istana, misalnya dalam [[bahasa Jepang]], [[Istana Osaka]] dibaca sebagai osaka-jō.
Aksara [[kanji]] untuk istana adalah {{nihongo||城|shiro}} yang dibaca sebagai ''jō'' jika didahului oleh nama istana, misalnya dalam [[bahasa Jepang]], [[Istana Osaka]] dibaca sebagai osaka-jō.


== Konstruksi ==
== Konstruksi ==
[[Gambar:Hiroshima_castle_top.jpg|thumb|right|300px|Istana Hiroshima ]]
[[Berkas:Hiroshima castle 2.jpg|jmpl|ka|300px|Istana Hiroshima]]
Pada zaman dulu, istana dibangun seluruhnya dari kayu, tapi kemudian di abad ke-16 berkembang penggunaan batu-batu besar untuk memperkuat [[konstruksi]]. Istana di Jepang sebetulnya dirancang agar tahan lama, tapi sebagian besar istana justru hancur akibat perang di [[zaman Sengoku]] karena bangunan istana dibuat dari kayu yang cepat habis bila dibakar. Istana yang terbakar sebagian besar langsung dibangun kembali atau dibangun kemudian di [[zaman Edo]] atau di zaman modern. [[Istana Matsue]] dibangun tahun [[1611]] setelah berakhirnya perang di zaman Sengoku, sehingga bangunan asli istana tetap utuh tidak pernah menderita kerusakan akibat serangan musuh. [[Istana Hiroshima]] justru hancur akibat [[bom atom]] dan sekarang digunakan sebagai [[museum]] setelah dibangun kembali pada tahun [[1958]].
Pada zaman dulu, [[puri]] dibangun seluruhnya dari kayu, tetapi kemudian pada abad ke-16 berkembang penggunaan batu-batu besar untuk memperkuat konstruksi. Istana di Jepang sebetulnya dirancang agar tahan lama, tetapi sebagian besar istana justru hancur akibat perang di [[zaman Sengoku]] karena bangunan istana dibuat dari kayu yang cepat habis bila dibakar. Istana yang terbakar sebagian besar langsung dibangun kembali atau dibangun kemudian di [[zaman Edo]] atau pada zaman modern. [[Istana Matsue]] dibangun tahun [[1611]] setelah berakhirnya perang pada zaman Sengoku, sehingga bangunan asli istana tetap utuh tidak pernah menderita kerusakan akibat serangan musuh. [[Istana Hiroshima]] hancur akibat [[bom atom]] dan sekarang digunakan sebagai [[museum]] setelah dibangun kembali pada tahun [[1958]].


Di Jepang, istana merupakan perkembangan dari {{nihongo||環濠集落|kankōshūraku}} yakni permukiman penduduk yang dikelilingi oleh parit berisi air atau parit kering yang tidak berisi air. Pada awal abad modern, istana mulai menggunakan [[tembok]] [[batu]] dan [[menara pengawas]]. Di akhir [[zaman Edo]], istilah istana juga digunakan untuk pertahanan militer berupa tempat meletakkan [[meriam]] dibangun di sepanjang garis pantai untuk menangkal kedatangan kapal-kapal dari Eropa.
Di Jepang, istana merupakan perkembangan dari {{nihongo||環濠集落|kankōshūraku}} yakni permukiman penduduk yang dikelilingi oleh parit berisi air atau parit kering yang tidak berisi air. Pada awal abad modern, istana mulai menggunakan [[tembok]] [[batu]] dan [[menara pengawas]]. Di akhir [[zaman Edo]], istilah istana juga digunakan untuk pertahanan militer berupa tempat meletakkan [[meriam]] dibangun di sepanjang garis pantai untuk menangkal kedatangan kapal-kapal dari Eropa.


Konstruksi istana dimulai dengan tahap {{nihongo|''fushin''|普請|[[konstruksi sipil]]}} berupa penggalian parit dan pembangunan tembok dari tanah yang dikeraskan, yang dilanjutkan dengan tahap {{nihongo|''sakuji''|作事|[[arsitektur]]}} berupa pembangunan gerbang, tembok yang memagari istana, bangunan istana, menara pengawas (''yagura''), dan menara utama.
Konstruksi istana dimulai dengan tahap {{nihongo|''fushin''|普請|[[teknik sipil]]}} berupa penggalian parit dan pembangunan tembok dari tanah yang dikeraskan, yang dilanjutkan dengan tahap {{nihongo|''sakuji''|作事|[[arsitektur]]}} berupa pembangunan gerbang, tembok yang memagari istana, bangunan istana, menara pengawas (''yagura''), dan menara utama.


Di dalam kompleks istana dikenal pembagian wilayah berdasarkan {{nihongo|zona |曲輪|kuruwa}} yang di antaranya digunakan sebagai tempat pemusatan pasukan.
Di dalam kompleks istana dikenal pembagian wilayah berdasarkan {{nihongo|zona |曲輪|kuruwa}} yang di antaranya digunakan sebagai tempat pemusatan pasukan.


Di Jepang abad pertengahan, bangunan istana dijadikan tempat kediaman resmi [[daimyo]] bersama keluarganya, sejumlah besar pelayan wanita, dan para [[Samurai|bushi]] yang menjadi pengikut. Di sekeliling istana yang besar biasanya dibangun [[kota]] permukiman penduduk. Istana terbesar di Jepang adalah [[Istana Edo]] yang dikelilingi kota yang sangat besar yang sekarang dikenal sebagai [[Tokyo]].
Di Jepang abad pertengahan, bangunan istana dijadikan tempat kediaman resmi [[daimyo]] bersama keluarganya, sejumlah besar pelayan wanita, dan para [[Samurai|bushi]] yang menjadi pengikut. Di sekeliling istana yang besar biasanya dibangun [[kota]] permukiman penduduk. Istana terbesar di Jepang adalah [[Istana Edo]] yang dikelilingi kota yang sekarang dikenal sebagai [[Tokyo]].


Sebelum pemerintah Keshogunan Tokugawa mengeluarkan dekrit "satu negara satu istana" (''Ikkoku-ichijo-rei'') di tahun [[1615]], di berbagai daerah di Jepang terdapat banyak sekali istana yang jumlahnya mungkin mencapai puluhan ribu kalau [[benteng]] yang kecil-kecil juga dihitung.
Sebelum pemerintah Keshogunan Tokugawa mengeluarkan dekret "satu negara satu istana" (''Ikkoku-ichijo-rei'') pada tahun [[1615]], di berbagai daerah di Jepang terdapat banyak sekali istana yang jumlahnya mungkin mencapai puluhan ribu kalau [[benteng]] yang kecil-kecil juga ikut dihitung.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pada [[zaman Yayoi]], tempat permukiman penduduk terdiri dari dua golongan besar:
Pada [[zaman Yayoi]], tempat permukiman penduduk terdiri dari dua golongan besar:
* permukiman penduduk dengan perlindungan parit di sekelilingnya (''kangōshūraku)
* Permukiman penduduk dengan perlindungan parit di sekelilingnya (''kangōshūraku)
* permukiman penduduk di atas gunung dengan perlindungan benteng (''kōchi sei shūraku'').
* Permukiman penduduk di atas gunung dengan perlindungan benteng (''kōchisei shūraku'').
Model permukiman penduduk seperti ini kemudian hilang secara perlahan-lahan sejalan dengan munculnya pemimpin lokal yang mempersatukan penduduk.
Kedua model permukiman penduduk ini hilang secara perlahan-lahan sejalan dengan munculnya pemimpin lokal yang mempersatukan penduduk.


Menurut catatan tertulis tertua yang pernah ditemukan, istana pertama yang dibangun di Jepang adalah istana Mizuki (sekarang terletak di [[Prefektur Fukuoka]]) yang dibangun pada tahun [[664]] atas perintah [kaisar Tenji]]. Selain istana Mizuki, pada saat itu masih terdapat banyak istana yang tidak tercatat di [[Kyushu]] dan dearah [[Laut Pedalaman Seto]]. Di abad ke-7 hingga abad ke-9, di daerah [[Tohoku]] banyak dibangun istana, misalnya [[Istana Taga]], [[Istana Dewanoki]], [[Istana Akita]] akibat perang berkepanjangan dengan suku [[Emishi]] yang merupakan penduduk asli pulau [[Honshu]] bagian timur.
Menurut catatan tertua yang pernah ditemukan, istana pertama di Jepang adalah istana Mizuki (sekarang terletak di [[Prefektur Fukuoka]]) yang dibangun pada tahun [[664]] atas perintah [[kaisar Tenji]]. Selain istana Mizuki, pada saat itu masih terdapat banyak istana lain yang tidak tercatat di [[Kyushu]] dan daerah [[Laut Pedalaman Seto]]. Pada abad ke-7 hingga abad ke-9, di daerah [[Tohoku]] banyak dibangun istana, seperti [[Istana Taga]], [[Istana Dewanoki]], dan [[Istana Akita]] akibat perang berkepanjangan dengan suku [[Emishi]] yang merupakan penduduk asli pulau [[Honshu]] bagian timur.


Di abad pertengahan, istana dibangun dengan tujuan sebagai tempat tinggal [[Samurai|bushi]] di masa damai, dan melindungi prajurit yang ditempatkan di daerah pegunungan di masa perang. Pada awal [[zaman Sengoku]], istana sebagian besar menggunakan model ''Yamajiro'' (istana yang dibangun di atas gunung). Pada pertengahan [[zaman Sengoku]], pembangunan istana umumnya menggunakan model ''Hirayamajiro'' (istana dibangun di bukit yang terletak di tengah dataran), sedangkan model ''Yamajiro'' sedikit demi sedikit mulai tidak digunakan.
Pada abad pertengahan, istana dibangun sebagai tempat tinggal [[Samurai|bushi]] pada masa damai, dan melindungi prajurit yang ditempatkan di daerah pegunungan pada masa perang. Pada awal zaman Sengoku, istana sebagian besar menggunakan model ''Yamajiro'' (istana yang dibangun di atas gunung). Pada pertengahan zaman Sengoku, pembangunan istana umumnya menggunakan model ''Hirayamajiro'' (istana dibangun di bukit yang terletak di tengah dataran), sedangkan model ''Yamajiro'' sedikit demi sedikit mulai tidak digunakan.


[[Istana Tamonyama]] dan [[Istana Shigisan]] di Nara yang dibangun oleh [[Mastunaga Hisahide]] merupakan pelopor model istana Jepang berupa istana dengan menara utama dan menara pengawas (''yagura'') seperti model istana Jepang yang bisa dilihat sekarang ini.
[[Istana Tamonyama]] dan [[Istana Shigisan]] di Nara yang dibangun oleh [[Mastunaga Hisahide]] merupakan pelopor model istana dengan menara utama dan menara pengawas (''yagura'') seperti berbagai istana Jepang yang bisa dilihat sekarang ini.


Puncak pembangunan istana di Jepang terjadi sewaktu [[Oda Nobunaga]] membangun [[Istana Azuchi]] dan [[Toyotomi Hideyoshi]] membangun [[Istana Osaka]] dan [[Istana Fushimi]].
Puncak pembangunan istana di Jepang terjadi sewaktu [[Oda Nobunaga]] membangun [[Istana Azuchi]] dan [[Toyotomi Hideyoshi]] membangun [[Istana Osaka]] dan [[Istana Fushimi]].


Pada [[zaman Edo]], istana banyak yang dihancurkan karena dianggap sudah tidak berguna setelah pemerintah mengeluarkan dekrit "satu negara satu istana." Pada masa itu, jumlah istana juga makin berkurang akibat kebakaran. Istana yang terbakar tidak dibangun kembali karena pemerintah [[Keshogunan Edo]] tidak mengizinkan pembangunan istana.
Di [[zaman Edo]], pemerintah mengeluarkan dekret "satu negara satu istana," sehingga istana banyak yang dihancurkan karena dianggap sudah tidak berguna. Pada masa itu, jumlah istana juga makin berkurang akibat kebakaran. Istana yang sudah terbakar dibiarkan begitu saja karena pembangunan kembali istana dilarang oleh pemerintah [[Keshogunan Edo]].


Pada [[zaman Meiji]], pemerintah mengeluarkan dekrit "penghancuran istana" (''haijōrei'') sehingga banyak sekali istana yang dihancurkan pada zaman ini. Bangunan istana banyak yang dipreteli untuk digunakan sebagai bahan bangunan oleh angkatan bersenjata Jepang. Di kota-kota yang mempunyai istana, pemerintah juga menggunakan bekas istana sebagai pangkalan militer karena lokasinya yang strategis di tengah kota.
Pemerintah mengeluarkan dekret "penghancuran istana" (''haijōrei'') di [[zaman Meiji]]. Bangunan istana dipreteli untuk digunakan sebagai bahan bangunan oleh angkatan bersenjata Jepang. Di kota-kota yang mempunyai istana, pemerintah juga menggunakan bekas istana sebagai pangkalan militer karena lokasinya yang strategis di tengah kota.


Pada [[Perang Dunia II]], istana di Jepang sebagian besar merupakan sasaran [[serangan udara]], sehingga istana seperti [[Istana Nagoya]], [[Istana Wakayama]], dan [[Istana Hiroshima]] semuanya habis terbakar.
Pada [[Perang Dunia II]], istana di Jepang sebagian besar merupakan sasaran [[serangan udara]], sehingga istana seperti [[Istana Nagoya]], [[Istana Wakayama]], dan [[Istana Hiroshima]] habis terbakar.


Pada saat ini hanya ada 12 istana yang masih memiliki menara utama yang dibangun sebelum zaman Edo:
Pada saat ini hanya ada 12 istana yang masih memiliki menara utama yang dibangun sebelum zaman Edo:
Baris 52: Baris 52:
* [[Istana Kōchi]]
* [[Istana Kōchi]]


Pada [[zaman Showa]], pemerintah banyak memugar dan membangun kembali istana di berbagai daerah di Jepang sebagai tujuan [[pariwisata]]. Sebagian istana semata-mata dibangun berdasarkan imajinasi dan tanpa dasar catatan sejarah. Berdasarkan alasan keindahan, ada istana yang tiba-tiba memiliki menara utama, padahal istana yang asli tidak pernah memiliki menara utama. Menara utama juga banyak yang dibangun bagian luarnya saja.
Di [[zaman Showa]], pemerintah banyak memugar dan membangun kembali istana di berbagai daerah di Jepang sebagai tujuan [[pariwisata]]. Sebagian istana semata-mata dibangun berdasarkan imajinasi dan tanpa dasar catatan sejarah. Berdasarkan alasan keindahan, ada istana yang dilengkapi dengan menara utama, padahal istana yang asli tidak pernah memiliki menara utama. Menara utama juga ada yang dibangun cuma tampak luarnya saja.


Istana yang dibangun kembali di zaman modern umumnya dibangun dengan bahan beton agar tahan api dan bisa dimanfaatkan sebagai [[museum]] atau [[perpustakaan]].
Istana yang dibangun kembali pada zaman modern umumnya dibangun dengan bahan beton agar tahan terhadap api dan bisa dimanfaatkan sebagai [[museum]] atau [[perpustakaan]].


== Lihat juga ==
== Lihat pula ==
* [[Kastil]]
* [[Kastel]]
* [[Istana Kumamoto]]
* [[Istana Hiroshima]]
* [[Istana Nagoya]]


{{commons|Castles in Japan}}
{{commons|Category:Castles_in_Japan}}
{{Elemen arsitektur Jepang}}


[[Kategori:Sejarah Jepang]]
[[Kategori:Istana di Jepang|Jepang]]

[[ja:城]]
[[en:Japanese castle]]

Revisi terkini sejak 6 April 2024 02.41

Istana Matsumoto di Prefektur Nagano

Istana Jepang (城, 城郭, shiro atau jōkaku) adalah bangunan besar yang dibangun menggunakan kayu dan batu sebagai bahan bangunan yang utama, dan dirancang sebagai pusat pertahanan sewaktu musuh datang menyerang. Pada masa perang dijadikan markas besar, tempat menyimpan dana keperluan perang, serta pusat penyimpanan perbekalan seperti makanan dan amunisi. Istana yang dianggap penting dijadikan tempat kediaman panglima perang, pusat pemerintahan dan tempat pengumpulan informasi tentang situasi perang. Sama halnya seperti kastel di Eropa, istana di Jepang umumnya dibangun di dekat jalan utama atau di pinggir sungai untuk kemudahan transportasi dan menjaga wilayah yang dianggap strategis.

Aksara kanji untuk istana adalah shiro () yang dibaca sebagai jika didahului oleh nama istana, misalnya dalam bahasa Jepang, Istana Osaka dibaca sebagai osaka-jō.

Konstruksi

[sunting | sunting sumber]
Istana Hiroshima

Pada zaman dulu, puri dibangun seluruhnya dari kayu, tetapi kemudian pada abad ke-16 berkembang penggunaan batu-batu besar untuk memperkuat konstruksi. Istana di Jepang sebetulnya dirancang agar tahan lama, tetapi sebagian besar istana justru hancur akibat perang di zaman Sengoku karena bangunan istana dibuat dari kayu yang cepat habis bila dibakar. Istana yang terbakar sebagian besar langsung dibangun kembali atau dibangun kemudian di zaman Edo atau pada zaman modern. Istana Matsue dibangun tahun 1611 setelah berakhirnya perang pada zaman Sengoku, sehingga bangunan asli istana tetap utuh tidak pernah menderita kerusakan akibat serangan musuh. Istana Hiroshima hancur akibat bom atom dan sekarang digunakan sebagai museum setelah dibangun kembali pada tahun 1958.

Di Jepang, istana merupakan perkembangan dari kankōshūraku (環濠集落) yakni permukiman penduduk yang dikelilingi oleh parit berisi air atau parit kering yang tidak berisi air. Pada awal abad modern, istana mulai menggunakan tembok batu dan menara pengawas. Di akhir zaman Edo, istilah istana juga digunakan untuk pertahanan militer berupa tempat meletakkan meriam dibangun di sepanjang garis pantai untuk menangkal kedatangan kapal-kapal dari Eropa.

Konstruksi istana dimulai dengan tahap fushin (普請, teknik sipil) berupa penggalian parit dan pembangunan tembok dari tanah yang dikeraskan, yang dilanjutkan dengan tahap sakuji (作事, arsitektur) berupa pembangunan gerbang, tembok yang memagari istana, bangunan istana, menara pengawas (yagura), dan menara utama.

Di dalam kompleks istana dikenal pembagian wilayah berdasarkan zona (曲輪, kuruwa) yang di antaranya digunakan sebagai tempat pemusatan pasukan.

Di Jepang abad pertengahan, bangunan istana dijadikan tempat kediaman resmi daimyo bersama keluarganya, sejumlah besar pelayan wanita, dan para bushi yang menjadi pengikut. Di sekeliling istana yang besar biasanya dibangun kota permukiman penduduk. Istana terbesar di Jepang adalah Istana Edo yang dikelilingi kota yang sekarang dikenal sebagai Tokyo.

Sebelum pemerintah Keshogunan Tokugawa mengeluarkan dekret "satu negara satu istana" (Ikkoku-ichijo-rei) pada tahun 1615, di berbagai daerah di Jepang terdapat banyak sekali istana yang jumlahnya mungkin mencapai puluhan ribu kalau benteng yang kecil-kecil juga ikut dihitung.

Pada zaman Yayoi, tempat permukiman penduduk terdiri dari dua golongan besar:

  • Permukiman penduduk dengan perlindungan parit di sekelilingnya (kangōshūraku)
  • Permukiman penduduk di atas gunung dengan perlindungan benteng (kōchisei shūraku).

Kedua model permukiman penduduk ini hilang secara perlahan-lahan sejalan dengan munculnya pemimpin lokal yang mempersatukan penduduk.

Menurut catatan tertua yang pernah ditemukan, istana pertama di Jepang adalah istana Mizuki (sekarang terletak di Prefektur Fukuoka) yang dibangun pada tahun 664 atas perintah kaisar Tenji. Selain istana Mizuki, pada saat itu masih terdapat banyak istana lain yang tidak tercatat di Kyushu dan daerah Laut Pedalaman Seto. Pada abad ke-7 hingga abad ke-9, di daerah Tohoku banyak dibangun istana, seperti Istana Taga, Istana Dewanoki, dan Istana Akita akibat perang berkepanjangan dengan suku Emishi yang merupakan penduduk asli pulau Honshu bagian timur.

Pada abad pertengahan, istana dibangun sebagai tempat tinggal bushi pada masa damai, dan melindungi prajurit yang ditempatkan di daerah pegunungan pada masa perang. Pada awal zaman Sengoku, istana sebagian besar menggunakan model Yamajiro (istana yang dibangun di atas gunung). Pada pertengahan zaman Sengoku, pembangunan istana umumnya menggunakan model Hirayamajiro (istana dibangun di bukit yang terletak di tengah dataran), sedangkan model Yamajiro sedikit demi sedikit mulai tidak digunakan.

Istana Tamonyama dan Istana Shigisan di Nara yang dibangun oleh Mastunaga Hisahide merupakan pelopor model istana dengan menara utama dan menara pengawas (yagura) seperti berbagai istana Jepang yang bisa dilihat sekarang ini.

Puncak pembangunan istana di Jepang terjadi sewaktu Oda Nobunaga membangun Istana Azuchi dan Toyotomi Hideyoshi membangun Istana Osaka dan Istana Fushimi.

Di zaman Edo, pemerintah mengeluarkan dekret "satu negara satu istana," sehingga istana banyak yang dihancurkan karena dianggap sudah tidak berguna. Pada masa itu, jumlah istana juga makin berkurang akibat kebakaran. Istana yang sudah terbakar dibiarkan begitu saja karena pembangunan kembali istana dilarang oleh pemerintah Keshogunan Edo.

Pemerintah mengeluarkan dekret "penghancuran istana" (haijōrei) di zaman Meiji. Bangunan istana dipreteli untuk digunakan sebagai bahan bangunan oleh angkatan bersenjata Jepang. Di kota-kota yang mempunyai istana, pemerintah juga menggunakan bekas istana sebagai pangkalan militer karena lokasinya yang strategis di tengah kota.

Pada Perang Dunia II, istana di Jepang sebagian besar merupakan sasaran serangan udara, sehingga istana seperti Istana Nagoya, Istana Wakayama, dan Istana Hiroshima habis terbakar.

Pada saat ini hanya ada 12 istana yang masih memiliki menara utama yang dibangun sebelum zaman Edo:

Di zaman Showa, pemerintah banyak memugar dan membangun kembali istana di berbagai daerah di Jepang sebagai tujuan pariwisata. Sebagian istana semata-mata dibangun berdasarkan imajinasi dan tanpa dasar catatan sejarah. Berdasarkan alasan keindahan, ada istana yang dilengkapi dengan menara utama, padahal istana yang asli tidak pernah memiliki menara utama. Menara utama juga ada yang dibangun cuma tampak luarnya saja.

Istana yang dibangun kembali pada zaman modern umumnya dibangun dengan bahan beton agar tahan terhadap api dan bisa dimanfaatkan sebagai museum atau perpustakaan.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]