Tarling: Perbedaan antara revisi
k Berkas Tarlingan.gif dibuang karena dihapus dari Commons oleh Fastily |
Hak Cipta pencipta Musik Tarling Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(94 revisi perantara oleh 56 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox music genre |
|||
{{rapikan}} |
|||
| name = Tarling |
|||
| color = |
|||
| bgcolor = black |
|||
| stylistic_origins = |
|||
* [[Gamelan]] |
|||
* [[Dangdut]] |
|||
| cultural_origins = [[Kabupaten Indramayu]], [[Jawa Barat]] |
|||
| instruments = |
|||
* [[Gitar Klasik]]/[[Gitar Akustik|Akustik]] |
|||
* [[Suling]] |
|||
* [[Gamelan]] |
|||
| popularity = |
|||
| derivatives = |
|||
| subgenrelist = |
|||
| subgenres = |
|||
| fusiongenres = Tarling-Dangdut |
|||
| regional_scenes = |
|||
| local_scenes = |
|||
| other_topics = |
|||
'''Tarling''' adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen ''itar'' (gitar) dan ''suling'' (seruling) serta istilah ''Yen wis mlatar gage eling'' (Andai banyak berdosa segera bertaubat). Asal-usul tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.{{citation needed}}<!-- Saat itu, ada seorang komisaris Belanda yang meminta tolong kepada warga setempat yang bernama '''Mang Sakim''', untuk memperbaiki gitar miliknya. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang komisaris Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya. Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan. |
|||
}} |
|||
{{Musik Indonesia}} |
|||
'''Musik Tarling''' adalah salah satu bentuk kesenian yang berasal dari daerah Indramayu di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen ''itar'' (gitar) dan ''suling'' (seruling). Seni Musik Tarling pertama kali diciptakan oleh Bapak Sakim asal Indramayu<ref>{{Cite web|url=|title=Sejarah Tarling|url=https://www.detik.com/jabar/budaya/d-6336952/asal-usul-seni-tarling-indramayu-dan-kisah-gitar-rusak-belanda/|access-date=}}</ref><ref>{{Cite web|url=|title=Sejarah Terciptanya Musik Tarling|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/tarling-seni-tradisional-pantura/|access-date=}}</ref><ref>{{Cite web|url=|title=Sejarah Terciptanya Musik Tarling|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/132920869/tarling-musik-khas-indramayu-tentang-ketabahan-dalam-penderitaan/|access-date=}}</ref>. |
|||
==Sejarah== |
|||
Hal itupun dilakukan oleh anak Mang Sakim yang bernama Sugra. Bahkan, Sugra kemudian membuat eksperimen dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis. Karenanya, tembang-tembang ''(kiser)'' Dermayonan dan Cerbonan yang biasanya diiringi gamelan, bisa menjadi lebih indah dengan iringan petikan gitar. Keindahan itupun semakin lengkap setelah petikan dawai gitar diiringi dengan suling bambu yang mendayu-dayu. |
|||
--> |
|||
Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Dermayonan dan Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Kala itu, anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu dan Cirebon, menerimanya sebagai suatu gaya hidup. Trend yang disukai dan populer, di jondol atau ranggon* anak muda suka memainkannya, seni musik ini mulai digandrungi. Pada 1935, alunan musik tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong. Kemudian pada 1936, alunan tarling dilengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi. |
|||
Asal mula kesenian TARLING ini muncul dari Seni Musik Tradisional Kesulthonan Dermayu (Indramayu) tahun 1531 Masehi pada masa Kepemerintahaan Sulthonul Wirakusuma (Pangeran Wirakusuma) atau Wirasamudra II (Wiralodra II), yang mana saat itu terdapat tali kekeluargaan antara Dermayu (Indramayu) dengan Pulembang (Palembang) terutama perkawinan antara Sulthan Wirakusuma (Wiralodra II) dengan Nyi Mas Ayu Ilir (anak Raden Husyahin atau Kussen). |
|||
Sugra dan teman-temannya pun sering diundang untuk manggung di pesta-pesta hajatan, meski tanpa honor. Biasanya, panggung itu pun hanya berupa tikar yang diterangi lampu [[petromaks]] (saat malam hari). Tak berhenti sampai di situ, Sugra pun melengkapi pertunjukkan tarlingnya dengan pergelaran drama. Adapun drama yang disampaikannya itu berkisah tentang kehidupan sehari-hari yang terjadi di tengah masyarakat. Akhirnya, lahirlah lakon-lakon seperti ''Saida-Saeni'', ''Pegat-Balen'', maupun ''Lair-Batin'' yang begitu melegenda hingga kini. Bahkan, lakon Saida-Saeni yang berakhir tragis, selalu menguras air mata para penontonnya. |
|||
Pangeran Wirakusuma adalah Putra pertama dari Perkawinan antara Sulthonul Aria Wirasamudra (Raden Khalif) alias Wiralodra I (anak Raden Jaka Samudra) dengan Nyi San Xian (Sandhang Biduk putri Raja Lebar Daun VII Tionghoa Palembang). Sedangkan Nyi Mas Ayu Ilir adalah Putri dari Raden Husyahin atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Kussen (saudara kandung Raden Fatah). |
|||
Namun yang pasti, nama tarling saat itu belum digunakan sebagai jenis aliran musik. Saat itu nama yang digunakan untuk menyebut jenis musik ini adalah '''Melodi Kota Ayu''' untuk wilayah Indramayu dan '''Melodi Kota Udang''' untuk wilayah Cirebon. Dan nama tarling baru diresmikan saat RRI sering menyiarkan jenis musik ini dan oleh Badan Pemerintah Harian (saat ini DPRD) pada tanggal 17 Agustus 1962 meresmikan nama Tarling sebagai nama resmi jenis musiknya. |
|||
Tali kekeluargaan ini sudah dimulai sejak Nyi Mas Pandan Sari (Nyi Mas Ratu Junti asal Kesulthonan Dermayu) dinikahi oleh Syeikh Ban Tiong (Tan Go Hwat asal negeri Tiongkok). Perkawinan keduanya menghasilkan putri bernama Xiu Ban Chi (Siu Ban Chi), Xiu Ban Chi dinikahi oleh Pangeran Aria Damar di Palembang dan keduanya dikaruniai 2 anak putra bernama Raden Husyahin dan Raden Fatah. |
|||
Tapi satu hal yang pasti, seni tarling saat ini meskipun telah hampir punah. Namun demikian, tarling selamanya tidak akan bisa dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir pantura. Dikarenakan tarling adalah jiwa mereka, dengan ikut ''sawer'' keatas panggung atau sekedar melihatnya, dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan di dalamnya, juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan dan menghibur. |
|||
Keduanya diperintahkan oleh neneknya yaitu Nyi Mas Ratu Junti (istri Syeikh Ban Tiong) untuk pergi ke Kesulthonan Dermayu untuk memperdalam agama islam di Pesantren 'Suka Gumi Hwang' (Kecamatan Sukagumihwang Indramayu), karena di Palembang pemeluk agama islam masih belum banyak atau masih didominasi oleh agama konghuchu Tionghoa, jadi Raden Husyahin dan Raden Fatah ini pergi meninggalkan Palembang dan hidup sementara di Dermayu. Dari sinilah tali kekeluargaan itu. |
|||
== Karya tarling legendaris == |
|||
⚫ | |||
Sejak kecil Putri Raden Husyahin yaitu Nyi Mas Ayu Ilir ini sudah dijodohkan dengan Pangeran Wirakusuma. |
|||
* ''Kang Ato Ayame Ilang'' |
|||
Setelah perkawinan keduanya itu, barulah disuguhi dengan Kesenian Musik tertutama Gamelan Kadhaton Dermayu atau dalam pengertian penduduk Indramayu menyebutnya 'tanggapan' atau 'menanggapi tamu raja'. Sebenarnya Tarling ini adalah hasil Kolaborsi antara Gitar Tionghoa Palembang dengan Seruling Khas Dermayu yang terbuat dari Bambu Tulup. Dari Kolaborasi itulah menciptakan Instrument musik unik yang disebut Tarling. |
|||
⚫ | |||
* ''Ajian Semar Mesem'' |
|||
Suara Melodi Gitar pada setiap perpindahan nadanya juga harus diikuti dengan perpindahan nada seruling, hal itu dilakukan agar nada melodi gitar menyatu dengan nada seruling atau dalam bahasa jawa dermayon disebut 'ngleneng kon ngawiji' (seimbang supaya menyatu). |
|||
* ''Kuntilanak'' (Lakon Sruet) |
|||
Pada Gitar Tarling Tradisional Dermayu memiliki 5 Senar. Tali Senar sendiri masih terbuat dari getah pohon damar yang digabung dengan serat kulit dan arang, oleh karenanya suara tarling tradisional dengan tarling modern sangatlah berbeda. |
|||
Pada awalnya musik tarling dermayu hanya suara Gitar dan Seruling saja yang dimainkan atau sebagai pembukaan tanggapa (acara menghormati para tamu raja), namun lama kelama-an musik tarling dermayu ini dikolaborasikan dengan nyanyian Sinden dengan Gamelan Kedhaton Dermayu. |
|||
Hal itulah yang membuat banyak penduduk Dermayu mengembangkan dan pempopulerkan kesenian Gamelan Tarling Dermayonan ke luar daerah. Untuk pertama kalinya Gamelan Tarling menjadi tanggapan (acara) tanpa Kasta, yang mana rakyat sipil biasa, menteri pemajeg, prajurit, pengusaha atau pedagang juga diperbolehkan menggelar Gamelan Tarling sebagai hiburan. |
|||
Meskipun kesenian tarling ini sudah ada sejak lama di Dermayu (Indramayu), namun baru dipatenkan atau sebagai Hak Cipta Dermayu pada tahun 1920 pasca berdirinya Karesidenan Indramaya (Dermayu) tahun 1817 (Sebelum Kemerdekaan Indonesia). |
|||
== Penyebaran Musik Tarling == |
|||
Awalnya tarling hanya berkembang di daerah [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]] namun seiring berjalannya waktu tarling mulai merambah ke daerah tetangga seperti [[Kabupaten Subang|Subang]] dan [[Kabupaten Karawang|Karawang]] serta daerah pantura [[Jawa Tengah]] seperti [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Kota Tegal|Tegal]], dan [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]]. Bahasa dalam lagu tarling yang selaras dengan bahasa keseharian masyarakat menjadi faktor utama penyebaran tarling hingga ke luar daerah asal. |
|||
== Beberapa lagu tarling populer == |
== Beberapa lagu tarling populer == |
||
* ''Warung Pojok'' (Abdul Adjib) |
* ''Warung Pojok'' (Abdul Adjib) |
||
* ''Juragan Empang'' |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
* ''Sekulit Bawang'' (Yoyo S) |
|||
* ''Kembang Kilaras'' |
* ''Kembang Kilaras'' |
||
* ''Waru Doyong'' |
* ''Waru Doyong'' |
||
Baris 32: | Baris 66: | ||
* [[Abdul Adjib]] (pencipta lagu ''Warung Pojok'') |
* [[Abdul Adjib]] (pencipta lagu ''Warung Pojok'') |
||
* [[Lulut Casmaya]] |
* [[Lulut Casmaya]] |
||
* [[Hj. Dariyah]] |
* [[Dariyah|Hj. Dariyah]] |
||
* [[Maman Suparman]] |
* [[Maman Suparman]] |
||
* [[Pepen Effendi]] |
* [[Pepen Effendi]] |
||
* [[Uun Kurniasih]] |
|||
* Yayah Darsiyah |
|||
* Udin Zein (Kama Jaya) |
|||
* Dadang Darniah (Endang Darma) |
|||
== Penyanyi tarling dangdut == |
== Penyanyi tarling dangdut == |
||
⚫ | |||
* [[Aas Rolani]] (pelantun ''Mabok Bae'', ''Kembang Kilaras'') |
* [[Aas Rolani]] (pelantun ''Mabok Bae'', ''Kembang Kilaras'') |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
* [[Yoyo Suwaryo]] (penyanyi ''Jawa Sunda'', ''Mboke Bocah'') |
* [[Yoyo Suwaryo]] (penyanyi ''Jawa Sunda'', ''Mboke Bocah'') |
||
* [[ |
* [[Cucun Novia]] (penyanyi ''Waru Doyong'', ''SMS versi Tarling'') |
||
⚫ | |||
* [[Ella Susanti]] (penyanyi ''Sambel Goang'') |
|||
* [[Dian Anic]] (penyanyi ''Rebutan Lanang, ''Rangda ABG'') |
|||
* [[Susy Arzetty]] (penyanyi ''Mega Nyisik, ''Iwak Peda'') |
|||
* [[Besiken Band]] (Grup Band "Kesepian") |
|||
* [[Tiny Joseph]] (Juragan Empang) |
|||
* [[Sultan Trenggono]] (Dagang Pindang) |
|||
* [[Siti Aliyah]] (Penyanyi Terlalu Sayang, Jare Sema) |
|||
* [[Dadang Anesa]] |
|||
* [[Ella Nurhayati]] |
|||
* [[Ini Damini]] |
|||
* [[Atin Anatin]] |
|||
* [[Dede S]] |
|||
* [[Eddy Zacky]] |
|||
* [[Rudy Setro]] |
|||
* [[Ocholl Dhut]] |
|||
* [[Dede Risty]] |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* {{en}} Cohen, M.I. 1999. [http://muse.jhu.edu/journals/asian_theatre_journal/v016/16.2cohen.html The Incantation of Semar Smiles: A Tarling Musical Drama by Pepen Effendi]. Asian Theatre Journal 16:139-193 (pranala mungkin terlindungi). |
* {{en}} Cohen, M.I. 1999. [http://muse.jhu.edu/journals/asian_theatre_journal/v016/16.2cohen.html The Incantation of Semar Smiles: A Tarling Musical Drama by Pepen Effendi]. Asian Theatre Journal 16:139-193 (pranala mungkin terlindungi). |
||
* [http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/30/tarling-dan-evolusinya/ http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/30/tarling-dan-evolusinya/] |
* [http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/30/tarling-dan-evolusinya/ http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/30/tarling-dan-evolusinya/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110203052422/http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/30/tarling-dan-evolusinya |date=2011-02-03 }} |
||
*[https://gudangtarlings.blogspot.com/p/sejarah-kesenian-tarling.html Sejarah Kesenian Tarling] |
|||
* [http://tarling.in/download-klip/7XuRSUFvLz4-diana-sastra-juragan-empang-live-on-inbox. Diana Sastra Artis pantura meramaikan TV Nasional SCTV dalam acara inbox]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. |
|||
[[Kategori:Budaya Indonesia]] |
[[Kategori:Budaya Indonesia]] |
||
[[Kategori:Jawa Barat]] |
[[Kategori:Jawa Barat]] |
||
[[su:Tarling]] |
Revisi terkini sejak 30 Agustus 2024 13.30
Tarling | |
---|---|
Sumber aliran | |
Sumber kebudayaan | Kabupaten Indramayu, Jawa Barat |
Alat musik yang biasa digunakan | |
Genre campuran (fusion) | |
Tarling-Dangdut |
Musik dari Indonesia | ||||||||
Jenis | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bentuk khusus | ||||||||
|
||||||||
Media dan pertunjukan | ||||||||
|
||||||||
Musik nasional | ||||||||
|
||||||||
Musik daerah | ||||||||
|
||||||||
Musik Tarling adalah salah satu bentuk kesenian yang berasal dari daerah Indramayu di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling). Seni Musik Tarling pertama kali diciptakan oleh Bapak Sakim asal Indramayu[1][2][3].
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Asal mula kesenian TARLING ini muncul dari Seni Musik Tradisional Kesulthonan Dermayu (Indramayu) tahun 1531 Masehi pada masa Kepemerintahaan Sulthonul Wirakusuma (Pangeran Wirakusuma) atau Wirasamudra II (Wiralodra II), yang mana saat itu terdapat tali kekeluargaan antara Dermayu (Indramayu) dengan Pulembang (Palembang) terutama perkawinan antara Sulthan Wirakusuma (Wiralodra II) dengan Nyi Mas Ayu Ilir (anak Raden Husyahin atau Kussen).
Pangeran Wirakusuma adalah Putra pertama dari Perkawinan antara Sulthonul Aria Wirasamudra (Raden Khalif) alias Wiralodra I (anak Raden Jaka Samudra) dengan Nyi San Xian (Sandhang Biduk putri Raja Lebar Daun VII Tionghoa Palembang). Sedangkan Nyi Mas Ayu Ilir adalah Putri dari Raden Husyahin atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Kussen (saudara kandung Raden Fatah).
Tali kekeluargaan ini sudah dimulai sejak Nyi Mas Pandan Sari (Nyi Mas Ratu Junti asal Kesulthonan Dermayu) dinikahi oleh Syeikh Ban Tiong (Tan Go Hwat asal negeri Tiongkok). Perkawinan keduanya menghasilkan putri bernama Xiu Ban Chi (Siu Ban Chi), Xiu Ban Chi dinikahi oleh Pangeran Aria Damar di Palembang dan keduanya dikaruniai 2 anak putra bernama Raden Husyahin dan Raden Fatah.
Keduanya diperintahkan oleh neneknya yaitu Nyi Mas Ratu Junti (istri Syeikh Ban Tiong) untuk pergi ke Kesulthonan Dermayu untuk memperdalam agama islam di Pesantren 'Suka Gumi Hwang' (Kecamatan Sukagumihwang Indramayu), karena di Palembang pemeluk agama islam masih belum banyak atau masih didominasi oleh agama konghuchu Tionghoa, jadi Raden Husyahin dan Raden Fatah ini pergi meninggalkan Palembang dan hidup sementara di Dermayu. Dari sinilah tali kekeluargaan itu.
Sejak kecil Putri Raden Husyahin yaitu Nyi Mas Ayu Ilir ini sudah dijodohkan dengan Pangeran Wirakusuma. Setelah perkawinan keduanya itu, barulah disuguhi dengan Kesenian Musik tertutama Gamelan Kadhaton Dermayu atau dalam pengertian penduduk Indramayu menyebutnya 'tanggapan' atau 'menanggapi tamu raja'. Sebenarnya Tarling ini adalah hasil Kolaborsi antara Gitar Tionghoa Palembang dengan Seruling Khas Dermayu yang terbuat dari Bambu Tulup. Dari Kolaborasi itulah menciptakan Instrument musik unik yang disebut Tarling.
Suara Melodi Gitar pada setiap perpindahan nadanya juga harus diikuti dengan perpindahan nada seruling, hal itu dilakukan agar nada melodi gitar menyatu dengan nada seruling atau dalam bahasa jawa dermayon disebut 'ngleneng kon ngawiji' (seimbang supaya menyatu).
Pada Gitar Tarling Tradisional Dermayu memiliki 5 Senar. Tali Senar sendiri masih terbuat dari getah pohon damar yang digabung dengan serat kulit dan arang, oleh karenanya suara tarling tradisional dengan tarling modern sangatlah berbeda.
Pada awalnya musik tarling dermayu hanya suara Gitar dan Seruling saja yang dimainkan atau sebagai pembukaan tanggapa (acara menghormati para tamu raja), namun lama kelama-an musik tarling dermayu ini dikolaborasikan dengan nyanyian Sinden dengan Gamelan Kedhaton Dermayu.
Hal itulah yang membuat banyak penduduk Dermayu mengembangkan dan pempopulerkan kesenian Gamelan Tarling Dermayonan ke luar daerah. Untuk pertama kalinya Gamelan Tarling menjadi tanggapan (acara) tanpa Kasta, yang mana rakyat sipil biasa, menteri pemajeg, prajurit, pengusaha atau pedagang juga diperbolehkan menggelar Gamelan Tarling sebagai hiburan.
Meskipun kesenian tarling ini sudah ada sejak lama di Dermayu (Indramayu), namun baru dipatenkan atau sebagai Hak Cipta Dermayu pada tahun 1920 pasca berdirinya Karesidenan Indramaya (Dermayu) tahun 1817 (Sebelum Kemerdekaan Indonesia).
Penyebaran Musik Tarling
[sunting | sunting sumber]Awalnya tarling hanya berkembang di daerah Cirebon namun seiring berjalannya waktu tarling mulai merambah ke daerah tetangga seperti Subang dan Karawang serta daerah pantura Jawa Tengah seperti Brebes, Tegal, dan Pemalang. Bahasa dalam lagu tarling yang selaras dengan bahasa keseharian masyarakat menjadi faktor utama penyebaran tarling hingga ke luar daerah asal.
Beberapa lagu tarling populer
[sunting | sunting sumber]- Warung Pojok (Abdul Adjib)
- Juragan Empang
- Keloas
- Wong Ala
- Sekulit Bawang (Yoyo S)
- Kembang Kilaras
- Waru Doyong
- Pemuda Idaman (Sadi M.)
Tokoh-tokoh tarling
[sunting | sunting sumber]- Uci Sanusi
- Jayana
- Sunarto Martaatmadja
- Abdul Adjib (pencipta lagu Warung Pojok)
- Lulut Casmaya
- Hj. Dariyah
- Maman Suparman
- Pepen Effendi
- Uun Kurniasih
- Yayah Darsiyah
- Udin Zein (Kama Jaya)
- Dadang Darniah (Endang Darma)
Penyanyi tarling dangdut
[sunting | sunting sumber]- Nunung Alvi (penyanyi Aja Lali, Aja Melang, Nunggu Dudae, & Mega Putih)
- Aas Rolani (pelantun Mabok Bae, Kembang Kilaras)
- Yoyo Suwaryo (penyanyi Jawa Sunda, Mboke Bocah)
- Cucun Novia (penyanyi Waru Doyong, SMS versi Tarling)
- Dewi Kirana (penyanyi Pengen Dikawin, Pecak Welut)
- Ella Susanti (penyanyi Sambel Goang)
- Dian Anic (penyanyi Rebutan Lanang, Rangda ABG)
- Susy Arzetty (penyanyi Mega Nyisik, Iwak Peda)
- Besiken Band (Grup Band "Kesepian")
- Tiny Joseph (Juragan Empang)
- Sultan Trenggono (Dagang Pindang)
- Siti Aliyah (Penyanyi Terlalu Sayang, Jare Sema)
- Dadang Anesa
- Ella Nurhayati
- Ini Damini
- Atin Anatin
- Dede S
- Eddy Zacky
- Rudy Setro
- Ocholl Dhut
- Dede Risty
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Cohen, M.I. 1999. The Incantation of Semar Smiles: A Tarling Musical Drama by Pepen Effendi. Asian Theatre Journal 16:139-193 (pranala mungkin terlindungi).
- http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/30/tarling-dan-evolusinya/ Diarsipkan 2011-02-03 di Wayback Machine.
- Sejarah Kesenian Tarling
- Diana Sastra Artis pantura meramaikan TV Nasional SCTV dalam acara inbox[pranala nonaktif permanen].