Lompat ke isi

Yahudi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(390 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Yahudi}}
{{Yahudi}}
[[Berkas:Pembacaan Taurat.jpg|jmpl|Pembacaan ''Sefer Torah'' oleh Jemaat Sha'ar Hashamayim, [[Tondano]].]]
'''[[Yahudi]] di [[Indonesia]]''' berawal dari kedatangan penjelajah Eropa awal dan pemukim pertama. Yahudi di Indonesia saat ini membentuk komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 orang Etnis Yahudi asli,<ref>[http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/vjw/indonesia.html The Jewish Virtual Library - Indonesia]</ref> yang kebanyakan merupakan [[Sefardim|Yahudi Sefardim]] dan beberapa yang [[Yahudi Ashkenazi]], [[Mizrahim|Yahudi Mizrahim]], [[Yahudi Kaifeng]] & [[Yahudi Bene Israel (India)]].
'''Sejarah orang Yahudi di Indonesia''' kemungkinan dimulai dengan kedatangan para penjelajah [[Orang Yahudi|Yahudi]] pada abad ke-7 melalui [[Jalur Sutra Maritim]] dan terus berlanjut seperti penjelajah dan pemukim Eropa awal, hingga masa modern di wilayah Indonesia.<ref name="Epafras 2012">{{cite journal | last=Epafras | first=Leonard Chrysostomos | title=Realitas Sejarah dan Dinamika Identitas Yahudi Nusantara | journal=Religió Jurnal Studi Agama-agama | volume=2 | issue=2 | date=2012-09-03 | issn=2503-3778 | url=http://jurnalfuf.uinsby.ac.id/index.php/religio/article/view/351 | access-date=2023-03-26 | page=}}</ref><ref name="bh.org.il">{{cite web |last1=Klemperer-Markman |first1=Ayala |title=The Jewish Community of Indonesia |url=https://dbs.bh.org.il/place/indonesia |publisher=[[The Museum of the Jewish People at Beit Hatfutsot]] |access-date=25 Juni 2018 |archive-date=2018-06-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180612140955/https://dbs.bh.org.il/place/indonesia |dead-url=yes }}</ref><ref name="Aryani 2022 pp. 199–226"/>

[[Yudaisme|Agama Yahudi]] tidak diakui sebagai salah satu dari enam agama resmi negara Indonesia, dan anggota komunitas Yahudi setempat dapat memilih untuk dikosongkan<ref name="Lestari 2018">{{cite news |first=Sri|last=Lestari| title=Mengenal komunitas Yahudi di Indonesia | website=BBC News Indonesia | date=2018-06-02 | url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42422076 | language=id | access-date=2023-03-26}}</ref> atau mendaftar sebagai "Kepercayaan kepada Tuhan YME (Yang Maha Esa)" atau agama lain yang diakui pada kartu identitas resmi mereka.<ref name="banka">{{cite web|url=https://www.haaretz.com/world-news/asia-and-australia/.premium.MAGAZINE-inside-the-secret-world-of-indonesia-s-jewish-community-1.7138662|website=Haaretz|title=Inside the secret world of Indonesia's Jewish community|last=Banka|first=Neha|date=22 April 2019|access-date=5 September 2020}}</ref> Walaupun tidak mendapat pengakuan resmi sebagai ''agama mayoritas'', [[Kementerian Agama Republik Indonesia]] tetap memperbolehkan komunitas Yahudi untuk mempraktikkan agamanya,<ref name="Aryani 2022 pp. 199–226">{{cite journal | last=Aryani | first=Sekar Ayu | title=Dialectic of Religion and National Identity in North Sulawesi Jewish Communities in The Perspective of Cross-Cultural and Religious Psychology | journal=Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies | publisher=Al-Jamiah Research Centre | volume=60 | issue=1 | date=2022-06-25 | issn=2338-557X | doi=10.14421/ajis.2022.601.199-226 | pages=199–226}}</ref> seperti komunitas [[Sikhisme]], [[Zoroastrianisme]], [[Shinto]], [[Taoisme]], dan lain-lain berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945.<ref name="Armenia 2016">{{cite web | last=Armenia | first=Resty | title=Pemerintah Tidak Melarang Agama Yahudi di Indonesia | website=nasional | date=2016-08-03 | url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160803155847-20-148965/pemerintah-tidak-melarang-agama-yahudi-di-indonesia | language=id | access-date=2023-03-26}}</ref>

Sebagian besar orang Yahudi Indonesia berasal dari [[Eropa Timur]], [[Eropa Selatan]], Inggris, Belanda, Belgia, Jerman, Prancis, [[Timur Tengah]], [[Afrika Utara]], India, Tiongkok, dan [[Amerika Latin]]. Yahudi di [[Indonesia]] saat ini membentuk komunitas Yahudi yang kecil sekitar 100–550 orang,<ref>[https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/vjw/indonesia.html The Jewish Virtual Library - Indonesia]</ref> kebanyakan [[Yahudi Sephardi]] dan [[Yahudi Mizrahi]] (berasal dari [[Semenanjung Iberia]] dan [[Timur Tengah]]). Sedangkan jumlah orang Indonesia keturunan Yahudi bisa mencapai ribuan yang kebanyakan tidak mempraktikkan agama Yahudi.<ref name="Lestari 2018"/> Saat ini, salah satu komunitas orang Yahudi ortodoks yang terbuka di Indonesia tinggal di [[Sulawesi Utara]].<ref name="brieger">{{cite web|url=https://www.timesofisrael.com/jews-live-in-the-shadows-in-muslim-majority-indonesia/|title=On remote island in Muslim-majority Indonesia, Jewish community lives in shadows|last1=Brieger|first1=Peter|last2=Buol|first2=Ronny|date=5 Maret 2019|access-date=5 September 2020|website=The Times of Israel}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Melalui tulisan musafir Abû Zayd Hasan al-Sîrafî tentang [[Pembantaian Guangzhou]] dalam [[Pemberontakan An Shi]] di abad ke-7, menandakan sudah adanya komunitas Yahudi di [[Dinasti Tang|Tiongkok]], setidaknya di [[Guangzhou]] pelabuhan yang menghubungkan Tiongkok dan India, kapal perdagangan untuk pelabuhan tesebut diperkirakan akan melalui wilayah Indonesia. Dengan iklim setempat berupa angin [[monsun]] memerlukan kapal untuk berlabuh berbulan-bulan di berbagai pelabuhan diantara kedua lokasi tersebut, seperti di Semenanjung Malaya dan perairan Sumatra. Gambaran lebih pasti berasal dari penulis Persia [[Buzurg bin Shahriyar]] di ''Kitab [[Aja'ib Al-Hind Barrihi wa Bahrihi wa Jaza'irihi]]'' ("Hal-hal menakjubkan mengenai daratan, lautan, dan kepulauan Hindia") yang ditulis pada abad ke-10. Ia menulis seorang Yahudi dari Oman bernama Ish'âq bin al-Yahûdî yang melakukan perjalanan ke Tiongkok dan sempat singgah di ''Sarîra'' (Serboza atau Sribuza; mungkin ''[[Kerajaan Sriwijaya|Sriwijaya]]''?). Bukti lain bisa dilihat berdasarkan catatan dari Ibrâhîm bin Mûsâ bin Maymûn (Avraham ben ha-Rambam, Abraham Maimonides) seorang pemimpin Yahudi [[Kairo]] (abad ke-13) yang mengeluarkan fatwa (''t’shuva'') bagi seorang istri yang dalam posisi ''aguna'' (terikat), karena ditinggal suaminya yang merupakan pedagang dari [[Aden]] ke bilâd al-Hind (Hindia) yang kemudian meninggal dalam perjalanan kembali. Yang menarik adalah ia merupakan pedagang kapur barus (kâfur) dari Fans'ûr, di [[Pulau Sumatera|Sumatra]] (sekarang [[Barus, Tapanuli Tengah|Barus]]). Bukti-bukti tersebut menandakan adanya kaum Yahudi yang terlibat dalam perdagangan dengan wilayah Indonesia di masa lampau.<ref name="Epafras 2012"/><ref name="Lestari 2018"/>


Pada tahun 1859, pengelana Yahudi, [[Jacob Saphir]], adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di [[Hindia-Belanda]], setelah mengunjungi [[Batavia]]. Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di Kota itu dan beberapa di [[Semarang]]. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia-Belanda pada [[abad ke-19]] adalah [[Yahudi Belanda]] yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan Rezim Kolonial Belanda. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran Yahudi dari [[Yahudi Irak|Irak]] atau [[Yahudi Yaman|Yaman]]. Di masa Pemerintahan Belanda di Indonesia, Agama Yahudi diakui sebagai Agama resmi.
Pada tahun 1850-an, musafir Yahudi [[Jacob Saphir]] adalah orang pertama yang menulis tentang komunitas Yahudi di [[Hindia Belanda]] setelah mengunjungi [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]. Dia telah berbicara dengan seorang Yahudi lokal yang memberitahunya tentang sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa lagi di [[Surabaya]] dan [[Semarang]]. Pada tahun 1921, seorang aktivis Zionis bernama Israel Cohen pergi ke Pulau Jawa dan berdasarkan catatannya ada sekitar 2.000 orang yahudi yang menetap. Beberapa organisasi yang dibangun berbagai komunitas Yahudi ini berupa ''Association for Jewish Interests in the Dutch East Indies'' dan ''[[World Zionist Conference]]'' di [[Batavia]], [[Bandung]], [[Malang]], [[Medan]], [[Padang]], [[Semarang]], dan [[Yogyakarta]]. WZC adalah organisasi yang mengumpulkan dana untuk gerakan [[Zionisme]]. Komunitas orang Yahudi yang tinggal di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah [[Sejarah orang Yahudi di Belanda|Yahudi Belanda]] yang bekerja sebagai pedagang atau berafiliasi dengan pemerintah kolonial. Anggota komunitas Yahudi lainnya adalah imigran dari [[Sejarah orang Yahudi di Irak|Irak]], [[Sejarah orang Yahudi di Aden|Aden]], atau wilayah [[Timur Tengah]] lainnya yang berpusat di [[Surabaya]]. Lalu komunitas terakhir adalah orang Yahudi yang kabur dari kejaran [[Nazi]] dan berasal dari [[Jerman]], [[Austria]], dan Eropa Timur.<ref name="Tempo.co 2023 x490">{{cite news | title=Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia? | work=Tempo.co | date=2023-10-15 | url=https://nasional.tempo.co/amp/1784087/sejak-kapan-komunitas-yahudi-ada-di-indonesia | language=id | access-date=2024-01-23}}</ref>


Pada tahun 1930, sensus oleh pemerintah Hindia Belanda mencatat 1.095 orang Yahudi. Pada akhir tahun 1930-an, jumlahnya meningkat hingga 2.500 orang di [[Pulau Jawa]], [[Pulau Sumatra]], dan wilayah lainnya. Tetapi pada saat [[Perang Dunia 2]], jumlah orang Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa.<ref name="banka"/> Umumnya orang Yahudi Indonesia (terutama yang keturunan Belanda dan Eropa) sangat menderita di bawah [[Pendudukan Jepang di Indonesia]], diasingkan dan mereka [[kerja paksa|dipaksa untuk bekerja]] di kamp penampungan, walau dalam [[Pertempuran Surabaya]], [[Charles Mussry]] (yang merupakan keturunan Yahudi Irak) ikut berjuang bersama laskar-laskar rakyat untuk mempertahankan kedaulatan [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|date=2013-11-11|title=Berdarah Yahudi, bertanah air Indonesia|url=https://www.merdeka.com/khas/berdarah-yahudi-bertanah-air-indonesia-pahlawan-keturunan-yahudi-1.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2022-05-13}}</ref> Setelah perang, orang Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah dan berubahnya situasi politik di Indonesia. Pada tahun 1950-an proses nasionalisasi beberapa perusahaan asing oleh [[Sukarno]], selain itu situasi politik mancanegara seperti [[Konflik Israel-Palestina]], menyebabkan banyaknya migrasi orang Yahudi dari Indonesia. Alih-alih kembali ke [[Belanda]], kebanyakan memilih bermigrasi ke [[California]] di [[Amerika Serikat]], sedangkan kebanyakan keturunan [[Irak]] bermigrasi ke [[Melbourne]], [[Australia]]. Tetapi komunitas Yahudi keturunan Irak yang juga memiliki keturunan Indonesia menetap lebih lama di [[Surabaya]], walau akhirnya kebanyakan bermigrasi ke [[Israel]] pada tahun 1958. Komunitas orang Yahudi di Israel yang berasal dari Hindia Belanda dan Indonesia, mendirikan organisasi ''Tempo Dulu'' dibawah Shoshanna Lehrer.<ref name="banka"/>
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia-Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia diasingkan ketika [[Pendudukan Jepang di Indonesia]] dan mereka dipaksa untuk bekerja di kamp penampungan. Setelah perang, Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah, dan banyak yang berimigrasi ke [[Amerika Serikat]], [[Australia]] atau [[Israel]].


Pada masa [[Orde Lama]], agama Yahudi sempat diakui di [[KTP]] dengan nama ''Hebrani'', walau sejak UU No. 1 PNPS/1965 oleh pemerintah [[Orde Baru]], para keturunan Yahudi diminta untuk berasimilasi dengan penduduk lokal dan dikategorikan dalam sensus dengan agama lain. Sejak lengsernya [[Orde Baru]] dan mulainya [[era Reformasi]], beberapa keturunan Yahudi mulai mengidentifikasi diri mereka dan mulai mempraktikkan agama Yahudi kembali, terutama pada komunitas Yahudi di [[Sulawesi Utara]].<ref name="Utama 2016">{{cite web | last=Utama | first=Abraham | title=Kronik Kehidupan Yahudi di Indonesia | website=nasional | date=2016-08-03 | url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160802221031-20-148780/kronik-kehidupan-yahudi-di-indonesia | language=id | access-date=2023-03-25}}</ref><ref name="Aryani 2022 pp. 199–226"/>
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya, pada masa Pemerintahan Presiden Indonesia yang pertama [[Soekarno]], hak penganut Yahudi sempat disamakan dengan Agama lainnya seperti [[Islam]], [[Kristen Protestan]], dan [[Kristen Katolik]]. Bahkan melalui surat keputusan Menteri Agraria yang dirilis pada tahun [[1961]] menyatakan bahwa Beliau mengakui kaum Agama Israelit (sebutan kaum Agama Yahudi pada masa itu) diakui sebagai Agama resmi di Indonesia. Tidak banyak yang mengetahui pula, bahwa peristiwa 10 November 1945 juga melahirkan seorang pejuang yang berasal dari kaum Yahudi Surabaya, yaitu Charles Mussry. <ref>[http://m.jpnn.com/news.php?id=86712 Yahudi di Indonesia Ingin jadi Agama Resmi]</ref>


== Populasi ==
== Populasi ==
===Asimilasi dan perubahan populasi===
Karakteristik sosial dan budaya [[Indonesia]] berkontribusi pada [[asimilasi budaya|asimilasi]]. Kebanyakan orang Yahudi Indonesia mengubah nama mereka menjadi nama Indonesia. Orang Yahudi diwajibkan untuk mengubah nama dan kepercayaan mereka. Walau sejak [[Era Reformasi]], beberapa keturunan Yahudi mengubah namanya kembali dan mulai mempraktikan agama Yahudi terutama bagi komunitas di Sulawesi Utara.<ref name="Aryani 2022 pp. 199–226"/>


[[Agama di Indonesia]] diatur oleh pemerintah. Orang Yahudi Indonesia menghadapi tantangan untuk mendeklarasikan agama di KTP ([[Kartu Tanda Penduduk]]). Setiap warga negara yang berusia di atas 17 tahun wajib membawa KTP yang mencantumkan agama pemegangnya dan Indonesia hanya mengakui enam agama atau ''kepercayaan kepada Tuhan YME''. Kabarnya, banyak orang Yahudi yang mendaftar sebagai orang Kristen, walau ada pula yang mengosongkan kolom agama pada KTP.<ref name="Lestari 2018"/>
Pada akhir tahun 1960-an, menurut [[Kongres Yahudi Sedunia]] <ref> [http://www.worldjewishcongress.org/comm_asia.html Jumlah Kongres Yahudi Dunia] </ref> populasi Yahudi di Indonesia diperkirakan ada 20 orang Yahudi asli yang tinggal di [[Surabaya]] dan [[Jakarta]]. Nenek moyang mereka adalah imigran Yahudi asal Yaman, Irak, Mesir, Iran, India, Inggris, Belanda, Jerman, Austria, Portugis, Spanyol dan Eropa Timur. Serta 500 orang keturunan Yahudi asal Belanda, Jerman dan El Salvador tinggal di [[Manado]] dan [[Tondano]], yang mana mendapatkan jaminan atas kebebasan beribadah oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, ditandai dengan diizinkannya pendirian sebuah Sinagoga dan tugu berbentuk Menorah. Terdapat pula sejumlah kecil komunitas Yahudi ekspatriat di Bali.


Diperkirakan 20.000 keturunan Yahudi masih tinggal di Indonesia, meski banyak yang kehilangan identitas sejarahnya. Karena sebagian besar orang Yahudi Indonesia sebenarnya juga merupakan keturunan dari Belanda, Eropa Selatan dan Timur Tengah, bahasa yang digunakan oleh mereka termasuk bahasa Indonesia, Melayu, Arab, Ibrani, Portugis, dan Spanyol.<ref>{{cite web |title=Inside the Secret World of Indonesia’s Jewish Community |url=https://www.haaretz.com/world-news/asia-and-australia/.premium.MAGAZINE-inside-the-secret-world-of-indonesia-s-jewish-community-1.7138662 |website=Haaretz}}</ref>
=== Keturunan Yahudi Indonesia ===


==Sinagoge==
Beberapa tokoh umat beragama Yahudi Indonesia di antaranya adalah:<br />
Komunitas Yahudi Indonesia sangat kecil, dengan sebagian besar anggotanya tinggal di Sulawesi Utara dan sebagian kecil di ibu kota Jakarta dan di Surabaya. Banyak pemakaman Yahudi masih ada di seluruh negeri seperti di [[Kerkhof Peucut|Pemakaman Kerkhof]] di [[Aceh]], [[Semarang]] dan [[Surabaya]] di [[Pulau Jawa|Jawa]], di [[Pangkalpinang]] di [[Pulau Bangka]], di [[Palembang]] di [[Sumatera Selatan]], dan di [[Pineleng, Minahasa|Pineleng]] dan [[Matungkas, Dimembe, Minahasa Utara|Matungkas]] di [[Sulawesi Utara]].
# [[Rabi Yaakov Baruch]], [[Rabi]] di [[Indonesia]]
# [[Rabi Yokhanan Eliyahu]], [[Rabi]] di [[Indonesia]]
# [[Rabi Benjamin Verbrugge]], [[Rabi]] & Ketua Umum [[The United Indonesian Jewish Community|UIJC]] di [[Indonesia]]
# [[Irvan Grossman]], aktivis Yahudi di [[Sulawesi Utara]]
# [[Rivka Sayers]], pengurus dan pengelola Synagoga di [[Surabaya]]
# [[Dovid Sayers]], anggota Yeshiva sekolah Yahudi Orthodox di [[Inggris]]
# [[Yosef Aron]], pengurus dan pengelola Synagoga di [[Surabaya]]


Berdasarkan penelitian Zainal Abidin,<ref name="Aryani 2022 pp. 199–226"/> komunitas Yahudi di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu aliran [[Yahudi Ortodoks|Ortodoks]] dan [[Yahudi Reformasi|Reformasi (atau disebut juga liberal)]]. Kelompok Ortodoks berpusat di [[Tondano (kota)|Tondano]] dibawah pimpinan rabi Yaakov Baruch. Sedangkan kelompok kedua terbagi menjadi Konservatif, Reformasi, dan Rekonstruksionis yang bergabung dalam satu organisasi United Indonesia Jewish Community (UIJC), seperti rabi Benjamin Meijer Verbrugge, yang membawahi 6 'para-rabi' untuk komunitas kecil seperti di [[Ambon]], [[Jakarta]], [[Jayapura]], [[Timika]], dan [[Manado]].<ref name="World Union for Progressive Judaism 2019">{{cite web | title=Benjamin Meijer Verbrugge and Rachel Lung Agustini (United Indonesian Jewish Community) | website=World Union for Progressive Judaism | date=2019-03-11 | url=https://wupj.org/news/2019/03/11018/australia-and-new-zealand-a-region-where-jews-are-prospering/upj-2019-1/ | access-date=2023-03-26}}</ref><ref name="Oberlin Shansi 2018">{{cite web | title=An Indonesian Passover. | website=Oberlin Shansi | date=2018-02-01 | url=https://www.shansi.org/eli-fisher-16/an-indonesian-passover | access-date=2023-03-29}}</ref>


===Torat Chaim, Jakarta===
Berdarah Bangsa Yahudi tetapi bukan umat beragama Yahudi/Crypto-Jews:<br />
Jemaat kecil yang dipimpin oleh Rabbi [[Tovia Singer]], yang sebelumnya adalah satu-satunya rabbi di Indonesia saat ini. Sinagoge ini beroperasi bersama dengan Yayasan Eits Chaim Indonesia, satu-satunya organisasi Yahudi di Indonesia yang memiliki sanksi resmi, di bawah naungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen di [[Kementerian Agama Republik Indonesia]].
# [[Marini Sardi]], Artis Senior
# [[Yapto Suryosumarno]], Politikus, Tokoh Pemuda
# [[Azrur Rusydi / Ahmad Jayadi]],
# [[Larasati Suryokumoro]], Pengusaha Ternama
# [[Nafa Urbach]], Penyanyi, Bintang Sinetron
# [[Cornelia Agatha]], Bintang Film
# [[Xaviera Hollander]], Penulis, Bintang Erotika, Pengusaha
# [[Ahmad Dhani]], Musisi
# [[Sheila Marcia Joseph]], Bintang Film
# [[Dolly Zegerius]], Mantan Atlet Puteri Nasional
# [[Mariana Renata]], Top Model, Bintang Film
# [[Charles Mussry]], Pejuang Nasional
# [[Irwan Dhanny Mussry]], Pengusaha Papan Atas


===Sinagoge Beit Torat Chaim, Jayapura===
Adapun ada beberapa suku bangsa di Indonesia yang 'terindikasi' keturunan [[Sepuluh Suku yang Hilang|Sepuluh Suku Israel yang 'Hilang']] pasca peristiwa pembuangan [[Asiria]] (Asyur) pada tahun 721 SM yang terdapat pada Suku [[Suku Nias|Nias]] dan [[Suku Batak|Batak]] di [[Sumatera Utara]], [[Suku Dayak|Dayak]] di [[Kalimantan]], Talaud, Sanghie dan [[Suku Minahasa|Minahasa]] di [[Sulawesi Utara]], [[Suku Toraja|Toraja]] di [[Sulawesi Selatan]], [[Suku Sumba|Sumba]] dan Suku-suku lainnya di [[Nusa Tenggara Timur]]/NTT (Flobamora), Alef'uru dan Suku-suku lainnya di [[Kepulauan Maluku|Maluku]] dan beberapa Suku-suku [[Melanesia]] di [[Papua bagian barat|Papua]] bagian barat.
Sebuah jemaat kecil di Jayapura yang mendirikan sinagoge tahun 2014 di atas lahan seluas 120 meter milik rabi Aharon Sharon Melamdim, pemimpin komunitas Yahudi di [[Jayapura]].<ref>[https://albalad.co/kabar/2019A9388/komunitas-yahudi-di-papua-sudah-miliki-sinagoge/ Sinagoge Beit Torat Chaim Jayapura]</ref>


===Sinagoge Surabaya===
=== Asimilasi dan perubahan populasi ===
[[File:Surabaya Synagogue 2007.jpg|right|thumb|250px|[[Sinagoge Surabaya]], dibongkar tahun 2013.]]
{{Utama|Sinagoge Surabaya}}
Terdapat sinagoge di [[Surabaya]], ibu kota provinsi [[Jawa Timur]] di [[Indonesia]]. Selama bertahun-tahun itu adalah satu-satunya sinagoge di negara itu. Sinagoge ini menjadi tidak aktif mulai tahun 2009 dan tidak memiliki gulungan [[Taurat]] atau [[rabi]]. Itu terletak di Jalan Kayun 6 2.000 m<sup>2</sup> diatas tanah dekat [[Sungai Mas|Sungai Kali Mas]] di rumah yang dibangun pada tahun 1939 selama pemerintahan Belanda.


Rumah itu dibeli oleh komunitas Yahudi setempat (asal Irak) dari seorang dokter Belanda pada tahun 1948 dan diubah menjadi sinagoge. Hanya [[mezuzah]] dan 2 [[Bintang Daud|Bintang Daud]] di pintu masuk yang menunjukkan keberadaan sinagoge. Komunitas di Surabaya tidak lagi cukup besar untuk mendukung [[minyan]], yaitu kumpulan sepuluh orang yang dibutuhkan untuk melakukan ibadah umum. Gedung sinagoge yang merupakan cagar budaya, dijual oleh pemiliknya dan dihancurkan oleh pihak swasta pada tahun 2013 dan dijadikan hotel.<ref>Sinaya, James. (May 30, 2013). Jawa pos newspaper, 26 May 2013, 30 May 2013.</ref><ref>"[http://www.jpost.com/Jewish-World/Jewish-News/Report-Indonesias-last-synagogue-destroyed-327907 Indonesia's Last Synagogue Destroyed]". ''[[The Jerusalem Post]]''. 5 October 2013.</ref>
Karakteristik sosial dan budaya yang sama dari [[Indonesia]] yang difasilitasi ekonomi luar biasa, politik, dan keberhasilan sosial dari komunitas Yahudi Indonesia juga memberikan kontribusi untuk [[Asimilasi (sosial)|asimilasi]].


===Sinagoge Sha'ar Hasyamayim===
Perkawinan silang antar Suku meningkat dari kira-kira 55% pada tahun 1944 menjadi sekitar 90% - 99% pada tahun 2004. Pasangan kawin silang tersebut membesarkan anak-anak mereka dengan pendidikan Agama setempat. Namun, jauh dari kebudayaan keluarga kawin silang untuk membesarkan anak-anak mereka hanya dari budaya Indonesia saja.
{{Main|Sinagoge Sha'ar Hasyamayim (Tondano)}}
Sejak tahun 2003, Sinagoge Shaar Hasyamayim telah melayani komunitas Yahudi lokal sekitar 30-50 orang di kota [[Tondano]], [[Kabupaten Minahasa]], [[Sulawesi Utara]]. Saat ini merupakan satu-satunya sinagoge terbuka di Indonesia yang menyediakan layanan,<ref name="Globe">{{cite web
|url =http://jakartaglobe.id/archive/indonesias-only-synagogue-struggles-to-find-wider-acceptance/
|title =Indonesia's Only Synagogue Struggles to Find Wider Acceptance
|last =Hussain
|first =Zakir
|date =18 Februari 2013
|work =Straits Times
|publisher =Jakarta Globe
|access-date =19 Februari 2013
}}</ref> dan merupakan aliran [[Yahudi Sefardi|Sefardi]], tidak seperti aliran [[Yahudi Hasidut|Hasidut]] seperti kebanyakan keturunan Belanda. Sebuah komunitas kecil Yahudi lokal tetap berada di daerah tersebut, sebagian besar merupakan keturunan Yahudi dan beralih kembali ke Yudaisme.<ref name="Aryani 2022 pp. 199–226"/>


== Orang keturunan Yahudi Indonesia ==
Untuk identitas, isu-isu Pemerintah tentang KTP (Kartu Tanda Penduduk). Setiap warga Negara di atas usia 17 tahun harus membawa KTP. Terdaftar di kartu identitas merupakan seorang pemegang Agama resmi. Indonesia hanya mengakui enam Agama resmi: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Agama Yahudi dan Agama lainnya belum diakui sebagai Agama resmi oleh Pemerintah Indonesia, namun di dalam KTP tergolong ke dalam Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


* [[Japto Soerjosoemarno]], politikus terkemuka Indonesia yang memiliki ibu berdarah Belanda-Yahudi ([[Dolly Zegerius]])
== Menjadikan Yahudi agama resmi ==
* [[Marini Soerjosoemarno]], aktris dan penyanyi Indonesia yang memiliki ibu berdarah Belanda-Yahudi (Dolly Zegerius)
* [[Yaakov Baruch]], rabi Indonesia keturunan Belanda-Yahudi
* [[Charles Mussry]], pengusaha Indonesia abad ke-20 dan aktivis kemerdekaan keturunan Irak-Yahudi
* [[Irwan Mussry]], pengusaha dan pengisi acara [[Juragan Jaman Now]]
* [[David Abraham (pengacara)|David Abraham]], pengacara Indonesia keturunan Irak-Yahudi
* [[Monique Rijkers]], seorang aktivis [[Yahudi (agama)|Yahudi]] pro [[Israel]] asal [[Indonesia]] berdarah Yahudi kelahiran [[Kota Makassar|Makassar]]
* [[Johan Bernard Abraham Fortunatus Mayor Polak]], politikus Indonesia dari [[Partai Sosialis Indonesia]] (PSI) yang memiliki darah Yahudi-Belanda


== Lihat juga ==
Sebagai kaum minoritas, kaum Yahudi sering mendapat perlakuan diskriminatif, baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Hal itu terkait dengan stigma bahwa mereka adalah antek-antek Zionis Israel. Kasus tawuran massal pernah terjadi antara komunitas Arab dengan kaum Yahudi di daerah Pasar Besar, Surabaya pada dekade tahun '70-an. Pernah juga terjadi amuk massa, pengrusakan dan pengibaran bendera Palestina pada awal tahun 2009 di sebuah Sinagoga di jalan Kayoon No. 4, Surabaya. Insiden ini dipicu oleh kebrutalan Israel di Gaza, Palestina dan berujung pada penyegelan sementara yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya atas Sinagoga tersebut, yang merupakan Sinagoga tertua di Indonesia. Pada tahun 2010, ''The United Indonesian Jewish Community'' (UIJC) ingin Yahudi ditulis pada kartu tanda penduduk (KTP) sebagai Agama resmi. Mereka juga ingin pernikahan dengan ajaran Yahudi diakui secara resmi di Indonesia karena selama ini kaum Yahudi di Indonesia "meminjam" prosesi Agama yang mereka peluk agar pernikahan mereka diakui oleh Pemerintah.
{{portal|Indonesia|Agama Yahudi}}

* [[Israelitische Gemeente Soerabaia]]
Karena itu, komunitas Yahudi di Indonesia sedang berupaya agar Yahudi diakui sebagai Agama resmi di Indonesia. Selain itu, mereka meminta Agama Yahudi menjadi salah satu pilihan kolom Agama di KTP. Mereka sudah menyewa pengacara untuk mengusahakannya, baik lewat jalur hukum formal maupun lobi-lobi.
* [[Daftar Yahudi Asia]]

* [[Budaya Yahudi Sekuler]]
== The United Indonesian Jewish Community (UIJC) ==
* [[Jainisme di Asia Tenggara]]

* [[Hinduisme di Asia Tenggara]]
Di Indonesia saat ini telah dibentuk The United Indonesian Jewish Community (UIJC) oleh komunitas Keturunan Yahudi Indonesia. Organisasi ini sudah dibentuk sejak Tahun 2009, tapi baru diresmikan pada Bulan Oktober Tahun 2010. [[The United Indonesian Jewish Community|UIJC]] ini dipimpin oleh keluarga Verbrugge.

Menurut sumber dari [[The United Indonesian Jewish Community|UIJC]] saat ini keturunan Yahudi di Indonesia yang sudah diketahui hampir mendekati 2.000-an orang. Yang sudah terdeteksi 500-an. tersebar hampir merata di seluruh Indonesia, bahkan ada di [[Aceh]], [[Sumatra Utara]] & [[Sumatra Barat]]. Di [[Sulawesi Utara]] mempunyai potensi sampai 800-an orang, di [[Jakarta]] diperkirakan lebih dari 200-an orang dan di [[Surabaya]] mempunyai keturunan Yahudi yang juga cukup banyak jumlah-nya.
Selain itu anggota UIJC juga ada yang berasal dari daerah lain, diantaranya [[Lampung]], [[Kota Tangerang|Tangerang]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Kota Cirebon|Cirebon]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kota Surakarta|Solo]], [[Cilacap]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], & [[Bali]]. Umumnya mereka adalah keturunan campuran antara Indonesia dengan Yahudi Belanda, Jerman, Belgia, Irak, dan Portugis. Meski demikian, bukan berarti anggota UIJC harus beragama Yahudi,karena organisasi ini hanyalah sebagai paguyuban warga keturunan Yahudi di Indonesia.

Begitu juga ada yang 'terindikasi' Keturunan Yahudi yang berasal dari Spanyol, Portugis & Belanda di [[Nusa Tenggara Timur]]/NTT (Flobamora), [[Kepulauan Maluku|Maluku]] & [[Papua bagian barat|Papua]] yang juga cukup banyak jumlah-nya. Dan saat ini yang menjadi anggota [[The United Indonesian Jewish Community|UIJC]] yang sudah terdata sekitar 100 orang dewasa, tapi sekarang mulai bertambah jumlah-nya.

== Kontroversi organisasi IIPAC ==
IIPAC (Indonesia Israel Public Affair) disebut-sebut sebagai lembaga Yahudi Indonesia yang menjembatani kerjasama bisnis orang-orang Yahudi dengan Indonesia. Bahkan banyak yang mengira bahwa Benjamin Ketang (Ketua IIPAC) adalah seorang keturunan Yahudi. Namun agaknya anggapan ini cukup salah kaprah, karena Ketang bukanlah keturunan Yahudi. Nama aslinya adalah Nur Hamid Ketang dan dia adalah salah satu kader muda organisasi Nahdatul Ulama yang pernah menyelesaikan master studinya di Hebrew University, israel. Lembaganya tidak pernah bekerja sama dengan UIJC dan pihak aktivis Synagoga Minahasa, yang merupakan komunitas Yahudi resmi Indonesia yang di akui Israel. UIJC dan aktivis Synagoga Minahasa adalah organisasi keagamaan Yudaisme, bukan organisasi bisnis seperti IIPAC. Pihak UIJC juga menyatakan bahwa organisasinya tidak pernah melakukan kerja sama dengan Benjamin Ketang, selaku pihak IIPAC. Bahkan dinyatakan bahwa kedua belah pihak mengaku tidak saling mengenal.

Kontroversi lain yang pernah dilakukan pihak IIPAC adalah mengenai perayaan HUT negara Israel. Nur Hamid Ketang dan rekannya Unggun Dahana pernah menggagas perayaan HUT Israel di Indonesia 2011 lalu. Publik agaknya telah salah mengerti karena mengira yang merayakan HUT Israel adalah komunitas Yahudi, namun nyatanya bukan. Pihak UIJC dan aktivis Synagoga di Minahasa sendiri menolak untuk merayakan HUT Israel karena mereka tidak merasa sebagai warga negara Israel. Komunitas keturunan Yahudi juga sangat menyayangkan tindakan perayaan HUT Israel oleh IIPAC karena hal tersebut hanya akan mendatangkan kecaman terhadap komunitas Yahudi Indonesia yang sebenarnya sama sekali tidak merayakan HUT Israel.


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 75: Baris 78:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*[https://dbs.bh.org.il/place/indonesia The Museum of the Jewish People at Beit Hatfutsot: ''The Jewish Community of Indonesia''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180612140955/https://dbs.bh.org.il/place/indonesia |date=2018-06-12 }}
* {{id}} [http://www.tempo.co/hg/timteng/2011/08/09/brk,20110809-350916,id.html - Sejarah Komunitas Yahudi di Indonesia]
*[http://eamusic.dartmouth.edu/~larry/misc_writings/jew_indonesia/latitudes.html The Jews of Surabaya]
* {{id}} [http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/yahudi-jawa-dan-yahudi-di-selat-malaka - Yahudi Jawa dan Yahudi di Selat Malaka]
*[https://www.nytimes.com/2010/11/23/world/asia/23indo.html "In a Sliver of Indonesia, a Public Embrace of Judaism"], ''The New York Times''
* {{id}} [http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=86708 - Komunitas Yahudi di Manado]
* [https://web.archive.org/web/20100616071357/http://wahyuni.netfirms.com/The%20Jakarta%20Post%20-%20The%20Journal%20of%20Indonesia%20Today-synagogue.htm ''Jakarta Post'': "Story behind RI's sole synagogue"]
* {{id}} [http://www.jpnn.com/index.php?id=86712&mib=berita.detail - Yahudi di Indonesia Ingin jadi Agama Resmi]
* [https://www.bh.org.il/the-synagogue-of-surabaya-indonesia/ The Museum of the Jewish People at Beit Hatfutsot : ''The Synagogue of Surabaya'']
* {{id}} [http://www.tempo.co/read/news/2011/10/15/118361552/Wawancara-Tempo-dengan-Ketua-Komunitas-Yahudi-di-Indonesia - The United Indonesian Jewish Community (UIJC)]
* [http://www.merdeka.com/khas/penganut-yahudi-tanpa-sinagoge-komunitas-yahudi-di-manado-5.html Penganut Yahudi tanpa sinagoge]
* {{id}} [http://media.kompasiana.com/buku/2011/10/31/ternyata-moyang-orang-maluku-adalah-bangsa-yahudi/ - Sepuluh Suku Israel yang 'Hilang' di Kepulauan Maluku]
{{Topik Asia|Yahudi di}}
* {{id}} [http://old.nabble.com/BANGSO-BATAK-TOBA,-KETURUNAN-ISRAEL-YANG-HILANG-tc14521213.html - Sepuluh Suku Israel yang 'Hilang' pada Suku Batak-Toba]
{{Topik Oseania|Yahudi di}}
* {{en}} [http://iipac.wordpress.com/ - The Indonesia-Israel Public Affairs Committee (IIPAC)]
* {{en}} [http://jewsandjoes.com/the-10-lost-tribes-of-israel.html - The Ten Lost Tribes of Israel]

[[Kategori:Yahudi|Indonesia]]
[[Kategori:Agama di Indonesia]]


[[Kategori:Diaspora Yahudi]]
[[cs:Židé v Indonésii]]
[[Kategori:Hindia Belanda]]
[[de:Geschichte der Juden in Indonesien]]
[[en:History of the Jews in Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia|Yahudi]]
[[Kategori:Sejarah Yahudi menurut negara|Indonesia]]
[[fr:Histoire des Juifs en Indonésie]]
[[Kategori:Imigrasi ke Indonesia]]
[[he:יהדות אינדונזיה]]
[[ms:Yahudi Indonesia]]
[[Kategori:Yahudi dan Yudaisme di Indonesia|Sejarah]]
[[Kategori:Sejarah Yahudi| ]]
[[tr:Endonezya'daki Yahudilerin tarihi]]

Revisi terkini sejak 11 November 2024 02.49

Pembacaan Sefer Torah oleh Jemaat Sha'ar Hashamayim, Tondano.

Sejarah orang Yahudi di Indonesia kemungkinan dimulai dengan kedatangan para penjelajah Yahudi pada abad ke-7 melalui Jalur Sutra Maritim dan terus berlanjut seperti penjelajah dan pemukim Eropa awal, hingga masa modern di wilayah Indonesia.[1][2][3]

Agama Yahudi tidak diakui sebagai salah satu dari enam agama resmi negara Indonesia, dan anggota komunitas Yahudi setempat dapat memilih untuk dikosongkan[4] atau mendaftar sebagai "Kepercayaan kepada Tuhan YME (Yang Maha Esa)" atau agama lain yang diakui pada kartu identitas resmi mereka.[5] Walaupun tidak mendapat pengakuan resmi sebagai agama mayoritas, Kementerian Agama Republik Indonesia tetap memperbolehkan komunitas Yahudi untuk mempraktikkan agamanya,[3] seperti komunitas Sikhisme, Zoroastrianisme, Shinto, Taoisme, dan lain-lain berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945.[6]

Sebagian besar orang Yahudi Indonesia berasal dari Eropa Timur, Eropa Selatan, Inggris, Belanda, Belgia, Jerman, Prancis, Timur Tengah, Afrika Utara, India, Tiongkok, dan Amerika Latin. Yahudi di Indonesia saat ini membentuk komunitas Yahudi yang kecil sekitar 100–550 orang,[7] kebanyakan Yahudi Sephardi dan Yahudi Mizrahi (berasal dari Semenanjung Iberia dan Timur Tengah). Sedangkan jumlah orang Indonesia keturunan Yahudi bisa mencapai ribuan yang kebanyakan tidak mempraktikkan agama Yahudi.[4] Saat ini, salah satu komunitas orang Yahudi ortodoks yang terbuka di Indonesia tinggal di Sulawesi Utara.[8]

Melalui tulisan musafir Abû Zayd Hasan al-Sîrafî tentang Pembantaian Guangzhou dalam Pemberontakan An Shi di abad ke-7, menandakan sudah adanya komunitas Yahudi di Tiongkok, setidaknya di Guangzhou pelabuhan yang menghubungkan Tiongkok dan India, kapal perdagangan untuk pelabuhan tesebut diperkirakan akan melalui wilayah Indonesia. Dengan iklim setempat berupa angin monsun memerlukan kapal untuk berlabuh berbulan-bulan di berbagai pelabuhan diantara kedua lokasi tersebut, seperti di Semenanjung Malaya dan perairan Sumatra. Gambaran lebih pasti berasal dari penulis Persia Buzurg bin Shahriyar di Kitab Aja'ib Al-Hind Barrihi wa Bahrihi wa Jaza'irihi ("Hal-hal menakjubkan mengenai daratan, lautan, dan kepulauan Hindia") yang ditulis pada abad ke-10. Ia menulis seorang Yahudi dari Oman bernama Ish'âq bin al-Yahûdî yang melakukan perjalanan ke Tiongkok dan sempat singgah di Sarîra (Serboza atau Sribuza; mungkin Sriwijaya?). Bukti lain bisa dilihat berdasarkan catatan dari Ibrâhîm bin Mûsâ bin Maymûn (Avraham ben ha-Rambam, Abraham Maimonides) seorang pemimpin Yahudi Kairo (abad ke-13) yang mengeluarkan fatwa (t’shuva) bagi seorang istri yang dalam posisi aguna (terikat), karena ditinggal suaminya yang merupakan pedagang dari Aden ke bilâd al-Hind (Hindia) yang kemudian meninggal dalam perjalanan kembali. Yang menarik adalah ia merupakan pedagang kapur barus (kâfur) dari Fans'ûr, di Sumatra (sekarang Barus). Bukti-bukti tersebut menandakan adanya kaum Yahudi yang terlibat dalam perdagangan dengan wilayah Indonesia di masa lampau.[1][4]

Pada tahun 1850-an, musafir Yahudi Jacob Saphir adalah orang pertama yang menulis tentang komunitas Yahudi di Hindia Belanda setelah mengunjungi Batavia, Hindia Belanda. Dia telah berbicara dengan seorang Yahudi lokal yang memberitahunya tentang sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa lagi di Surabaya dan Semarang. Pada tahun 1921, seorang aktivis Zionis bernama Israel Cohen pergi ke Pulau Jawa dan berdasarkan catatannya ada sekitar 2.000 orang yahudi yang menetap. Beberapa organisasi yang dibangun berbagai komunitas Yahudi ini berupa Association for Jewish Interests in the Dutch East Indies dan World Zionist Conference di Batavia, Bandung, Malang, Medan, Padang, Semarang, dan Yogyakarta. WZC adalah organisasi yang mengumpulkan dana untuk gerakan Zionisme. Komunitas orang Yahudi yang tinggal di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda yang bekerja sebagai pedagang atau berafiliasi dengan pemerintah kolonial. Anggota komunitas Yahudi lainnya adalah imigran dari Irak, Aden, atau wilayah Timur Tengah lainnya yang berpusat di Surabaya. Lalu komunitas terakhir adalah orang Yahudi yang kabur dari kejaran Nazi dan berasal dari Jerman, Austria, dan Eropa Timur.[9]

Pada tahun 1930, sensus oleh pemerintah Hindia Belanda mencatat 1.095 orang Yahudi. Pada akhir tahun 1930-an, jumlahnya meningkat hingga 2.500 orang di Pulau Jawa, Pulau Sumatra, dan wilayah lainnya. Tetapi pada saat Perang Dunia 2, jumlah orang Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa.[5] Umumnya orang Yahudi Indonesia (terutama yang keturunan Belanda dan Eropa) sangat menderita di bawah Pendudukan Jepang di Indonesia, diasingkan dan mereka dipaksa untuk bekerja di kamp penampungan, walau dalam Pertempuran Surabaya, Charles Mussry (yang merupakan keturunan Yahudi Irak) ikut berjuang bersama laskar-laskar rakyat untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.[10] Setelah perang, orang Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah dan berubahnya situasi politik di Indonesia. Pada tahun 1950-an proses nasionalisasi beberapa perusahaan asing oleh Sukarno, selain itu situasi politik mancanegara seperti Konflik Israel-Palestina, menyebabkan banyaknya migrasi orang Yahudi dari Indonesia. Alih-alih kembali ke Belanda, kebanyakan memilih bermigrasi ke California di Amerika Serikat, sedangkan kebanyakan keturunan Irak bermigrasi ke Melbourne, Australia. Tetapi komunitas Yahudi keturunan Irak yang juga memiliki keturunan Indonesia menetap lebih lama di Surabaya, walau akhirnya kebanyakan bermigrasi ke Israel pada tahun 1958. Komunitas orang Yahudi di Israel yang berasal dari Hindia Belanda dan Indonesia, mendirikan organisasi Tempo Dulu dibawah Shoshanna Lehrer.[5]

Pada masa Orde Lama, agama Yahudi sempat diakui di KTP dengan nama Hebrani, walau sejak UU No. 1 PNPS/1965 oleh pemerintah Orde Baru, para keturunan Yahudi diminta untuk berasimilasi dengan penduduk lokal dan dikategorikan dalam sensus dengan agama lain. Sejak lengsernya Orde Baru dan mulainya era Reformasi, beberapa keturunan Yahudi mulai mengidentifikasi diri mereka dan mulai mempraktikkan agama Yahudi kembali, terutama pada komunitas Yahudi di Sulawesi Utara.[11][3]

Asimilasi dan perubahan populasi

[sunting | sunting sumber]

Karakteristik sosial dan budaya Indonesia berkontribusi pada asimilasi. Kebanyakan orang Yahudi Indonesia mengubah nama mereka menjadi nama Indonesia. Orang Yahudi diwajibkan untuk mengubah nama dan kepercayaan mereka. Walau sejak Era Reformasi, beberapa keturunan Yahudi mengubah namanya kembali dan mulai mempraktikan agama Yahudi terutama bagi komunitas di Sulawesi Utara.[3]

Agama di Indonesia diatur oleh pemerintah. Orang Yahudi Indonesia menghadapi tantangan untuk mendeklarasikan agama di KTP (Kartu Tanda Penduduk). Setiap warga negara yang berusia di atas 17 tahun wajib membawa KTP yang mencantumkan agama pemegangnya dan Indonesia hanya mengakui enam agama atau kepercayaan kepada Tuhan YME. Kabarnya, banyak orang Yahudi yang mendaftar sebagai orang Kristen, walau ada pula yang mengosongkan kolom agama pada KTP.[4]

Diperkirakan 20.000 keturunan Yahudi masih tinggal di Indonesia, meski banyak yang kehilangan identitas sejarahnya. Karena sebagian besar orang Yahudi Indonesia sebenarnya juga merupakan keturunan dari Belanda, Eropa Selatan dan Timur Tengah, bahasa yang digunakan oleh mereka termasuk bahasa Indonesia, Melayu, Arab, Ibrani, Portugis, dan Spanyol.[12]

Komunitas Yahudi Indonesia sangat kecil, dengan sebagian besar anggotanya tinggal di Sulawesi Utara dan sebagian kecil di ibu kota Jakarta dan di Surabaya. Banyak pemakaman Yahudi masih ada di seluruh negeri seperti di Pemakaman Kerkhof di Aceh, Semarang dan Surabaya di Jawa, di Pangkalpinang di Pulau Bangka, di Palembang di Sumatera Selatan, dan di Pineleng dan Matungkas di Sulawesi Utara.

Berdasarkan penelitian Zainal Abidin,[3] komunitas Yahudi di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu aliran Ortodoks dan Reformasi (atau disebut juga liberal). Kelompok Ortodoks berpusat di Tondano dibawah pimpinan rabi Yaakov Baruch. Sedangkan kelompok kedua terbagi menjadi Konservatif, Reformasi, dan Rekonstruksionis yang bergabung dalam satu organisasi United Indonesia Jewish Community (UIJC), seperti rabi Benjamin Meijer Verbrugge, yang membawahi 6 'para-rabi' untuk komunitas kecil seperti di Ambon, Jakarta, Jayapura, Timika, dan Manado.[13][14]

Torat Chaim, Jakarta

[sunting | sunting sumber]

Jemaat kecil yang dipimpin oleh Rabbi Tovia Singer, yang sebelumnya adalah satu-satunya rabbi di Indonesia saat ini. Sinagoge ini beroperasi bersama dengan Yayasan Eits Chaim Indonesia, satu-satunya organisasi Yahudi di Indonesia yang memiliki sanksi resmi, di bawah naungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen di Kementerian Agama Republik Indonesia.

Sinagoge Beit Torat Chaim, Jayapura

[sunting | sunting sumber]

Sebuah jemaat kecil di Jayapura yang mendirikan sinagoge tahun 2014 di atas lahan seluas 120 meter milik rabi Aharon Sharon Melamdim, pemimpin komunitas Yahudi di Jayapura.[15]

Sinagoge Surabaya

[sunting | sunting sumber]
Sinagoge Surabaya, dibongkar tahun 2013.

Terdapat sinagoge di Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur di Indonesia. Selama bertahun-tahun itu adalah satu-satunya sinagoge di negara itu. Sinagoge ini menjadi tidak aktif mulai tahun 2009 dan tidak memiliki gulungan Taurat atau rabi. Itu terletak di Jalan Kayun 6 2.000 m2 diatas tanah dekat Sungai Kali Mas di rumah yang dibangun pada tahun 1939 selama pemerintahan Belanda.

Rumah itu dibeli oleh komunitas Yahudi setempat (asal Irak) dari seorang dokter Belanda pada tahun 1948 dan diubah menjadi sinagoge. Hanya mezuzah dan 2 Bintang Daud di pintu masuk yang menunjukkan keberadaan sinagoge. Komunitas di Surabaya tidak lagi cukup besar untuk mendukung minyan, yaitu kumpulan sepuluh orang yang dibutuhkan untuk melakukan ibadah umum. Gedung sinagoge yang merupakan cagar budaya, dijual oleh pemiliknya dan dihancurkan oleh pihak swasta pada tahun 2013 dan dijadikan hotel.[16][17]

Sinagoge Sha'ar Hasyamayim

[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun 2003, Sinagoge Shaar Hasyamayim telah melayani komunitas Yahudi lokal sekitar 30-50 orang di kota Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Saat ini merupakan satu-satunya sinagoge terbuka di Indonesia yang menyediakan layanan,[18] dan merupakan aliran Sefardi, tidak seperti aliran Hasidut seperti kebanyakan keturunan Belanda. Sebuah komunitas kecil Yahudi lokal tetap berada di daerah tersebut, sebagian besar merupakan keturunan Yahudi dan beralih kembali ke Yudaisme.[3]

Orang keturunan Yahudi Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Epafras, Leonard Chrysostomos (2012-09-03). "Realitas Sejarah dan Dinamika Identitas Yahudi Nusantara". Religió Jurnal Studi Agama-agama. 2 (2). ISSN 2503-3778. Diakses tanggal 2023-03-26. 
  2. ^ Klemperer-Markman, Ayala. "The Jewish Community of Indonesia". The Museum of the Jewish People at Beit Hatfutsot. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-12. Diakses tanggal 25 Juni 2018. 
  3. ^ a b c d e f Aryani, Sekar Ayu (2022-06-25). "Dialectic of Religion and National Identity in North Sulawesi Jewish Communities in The Perspective of Cross-Cultural and Religious Psychology". Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies. Al-Jamiah Research Centre. 60 (1): 199–226. doi:10.14421/ajis.2022.601.199-226. ISSN 2338-557X. 
  4. ^ a b c d Lestari, Sri (2018-06-02). "Mengenal komunitas Yahudi di Indonesia". BBC News Indonesia. Diakses tanggal 2023-03-26. 
  5. ^ a b c Banka, Neha (22 April 2019). "Inside the secret world of Indonesia's Jewish community". Haaretz. Diakses tanggal 5 September 2020. 
  6. ^ Armenia, Resty (2016-08-03). "Pemerintah Tidak Melarang Agama Yahudi di Indonesia". nasional. Diakses tanggal 2023-03-26. 
  7. ^ The Jewish Virtual Library - Indonesia
  8. ^ Brieger, Peter; Buol, Ronny (5 Maret 2019). "On remote island in Muslim-majority Indonesia, Jewish community lives in shadows". The Times of Israel. Diakses tanggal 5 September 2020. 
  9. ^ "Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia?". Tempo.co. 2023-10-15. Diakses tanggal 2024-01-23. 
  10. ^ "Berdarah Yahudi, bertanah air Indonesia". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2013-11-11. Diakses tanggal 2022-05-13. 
  11. ^ Utama, Abraham (2016-08-03). "Kronik Kehidupan Yahudi di Indonesia". nasional. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  12. ^ "Inside the Secret World of Indonesia's Jewish Community". Haaretz. 
  13. ^ "Benjamin Meijer Verbrugge and Rachel Lung Agustini (United Indonesian Jewish Community)". World Union for Progressive Judaism. 2019-03-11. Diakses tanggal 2023-03-26. 
  14. ^ "An Indonesian Passover". Oberlin Shansi. 2018-02-01. Diakses tanggal 2023-03-29. 
  15. ^ Sinagoge Beit Torat Chaim Jayapura
  16. ^ Sinaya, James. (May 30, 2013). Jawa pos newspaper, 26 May 2013, 30 May 2013.
  17. ^ "Indonesia's Last Synagogue Destroyed". The Jerusalem Post. 5 October 2013.
  18. ^ Hussain, Zakir (18 Februari 2013). "Indonesia's Only Synagogue Struggles to Find Wider Acceptance". Straits Times. Jakarta Globe. Diakses tanggal 19 Februari 2013. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]