Lompat ke isi

De Stem des Bloeds: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
k Melindungi "De Stem des Bloeds": Perlindungan sebagian bawaan untuk semua AP. ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya))
 
(18 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{artikel pilihan}}
{{Infobox film
{{Infobox film
| name = De Stem des Bloeds
|name = De Stem des Bloeds
| image =
|image =
| image size =
|image size =
| border =
|border =
| alt =
|alt =
| caption =
|caption =
| director =[[Ph. Carli]]
|director =[[Ph. Carli]]
| producer =Ph. Carli
|producer =Ph. Carli
| writer =
|writer =
| starring ={{plainlist|
|starring ={{plainlist|
*Sylvain Boekebinder
*Sylvain Boekebinder
*Vally Lank
*Vally Lank
Baris 15: Baris 16:
*Annie Krohn
*Annie Krohn
}}
}}
| music =
|music =
| cinematography =
|cinematography =
| editing =
|editing =
| studio = Cinowerk Carli
|studio = Cinowerk Carli
| distributor =
|distributor =
| released = {{Film date|1930|||Hindia Belanda|df=yes}}
|released = {{Film date|1930|||Hindia Belanda|df=yes}}
| runtime =
|runtime =
| country = [[Hindia Belanda]]
|country = [[Hindia Belanda]]
| language = {{plainlist|
|language = {{plainlist|
*[[bahasa Belanda|Belanda]]
*[[bahasa Belanda|Belanda]]
*<small>([[antarjudul]])</small>
*<small>([[antarjudul]])</small>
}}
}}
| budget =
|budget =
| gross =
|gross =
}}
}}
'''''De Stem des Bloeds''''' ({{lang-id|''Suara Darah''}}), atau '''''Njai Siti''''', adalah film [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) tahun 1930. Film ini disutradarai [[Ph. Carli]] dan dibintangi Annie Krohn, Sylvain Boekebinder, Vally Lank, dan Jan Kruyt. Film ini berkisah tentang seorang pria dan nyainya yang bersatu kembali setelah putranya dan putri angkatnya jatuh cinta. [[Film hitam putih]] yang sekarang dianggap [[film hilang|hilang]] ini memiliki adegan-adegan yang diberi warna lain. Film ini dirilis pada awal 1930 dan sukses di pasaran meski tanggapan kritikusnya tidak seragam.
'''''De Stem des Bloeds''''' ({{lang-id|''Suara Darah''}}), atau '''''Njai Siti''''', adalah film [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) tahun 1930. Film ini disutradarai [[Flip Carli]] dan dibintangi Annie Krohn, Sylvain Boekebinder, Vally Lank, dan Jan Kruyt. Film ini berkisah tentang seorang pria dan nyainya yang bersatu kembali setelah putranya dan putri angkatnya jatuh cinta. [[Film hitam putih]] yang sekarang dianggap [[film hilang|hilang]] ini memiliki adegan-adegan yang diberi warna lain. Film ini dirilis pada awal 1930 dan sukses di pasaran meski tanggapan kritikusnya tidak seragam.


==Alur==
== Alur ==
Van Kempen adalah pengawas di perkebunan teh Ciranu di [[Jawa Barat]]. Ia tinggal bersama seorang nyai bernama Siti. Mereka memiliki dua anak, Adolf dan Annie. Suatu hari, van Kempen pulang ke Belanda dan meninggalkan Siti dan anak-anaknya. Di Belanda, ia menikahi seorang janda muda dan menjadikan putrinya, Ervine, sebagai anak angkatnya. Sementara itu, Siti tinggal bersama pamannya di sebuah rumah di hutan dan terus berdoa agar van Kempen cepat pulang sampai-sampai ia meminta bantuan [[dukun]] setempat.
Van Kempen adalah pengawas di perkebunan teh Ciranu di [[Jawa Barat]]. Ia tinggal bersama seorang nyai bernama Siti. Mereka memiliki dua anak, Adolf dan Annie. Suatu hari, van Kempen pulang ke Belanda dan meninggalkan Siti dan anak-anaknya. Di Belanda, ia menikahi seorang janda muda dan menjadikan putrinya, Ervine, sebagai anak angkatnya. Sementara itu, Siti tinggal bersama pamannya di sebuah rumah di hutan dan terus berdoa agar van Kempen cepat pulang sampai-sampai ia meminta bantuan [[dukun]] setempat.


Lima belas tahun kemudian, setelah istrinya meninggal dunia, van Kempen dan Ervine kembali ke [[Hindia Belanda]]. Ia dipekerjakan sebagai pengawas di perkebunan lain, tidak jauh dari tempat kerjanya sebelumnya. Ia mencari Siti dan anak-anaknya, tetapi tak satupun rekan kerjanya yang tahu keberadaan mereka. Tanpa sepengetahuan van Kempen, anak-anaknya sudah dibesarkan sebagai kaum pribumi dan mengenakan pakaian tradisional, tetapi mereka juga mengenyam pendidikan barat. Adolf menjadi seorang pemburu, sedangkan Annie tinggal di rumah bersama ibunya. Frederick, manajer baru di Ciranu, jatuh cinta dengan Ervine dan gagal merayunya.
Lima belas tahun kemudian, setelah istrinya meninggal dunia, van Kempen dan Ervine kembali ke [[Hindia Belanda]]. Ia dipekerjakan sebagai pengawas di perkebunan lain, tidak jauh dari tempat kerjanya sebelumnya. Ia mencari Siti dan anak-anaknya, tetapi tak satupun rekan kerjanya yang tahu keberadaan mereka. Tanpa sepengetahuan van Kempen, anak-anaknya sudah dibesarkan sebagai kaum pribumi dan mengenakan pakaian tradisional, tetapi mereka juga mengenyam pendidikan barat. Adolf menjadi seorang pemburu, sedangkan Annie tinggal di rumah bersama ibunya. Frederick, manajer baru di Ciranu, jatuh cinta dengan Ervine dan gagal merayunya.


Beberapa lama kemudian, ketika Ervine sedang menjelajah hutan, ia menemukan seekor rusa dan jatuh pingsan. Adolf mencarinya dan membawanya pulang ke perkebunan. Di sana van Kempen mengenali anaknya dan mempekerjakannya sebagai pengawas. Akan tetapi, Frederick cemburu dengan hubungan Adolf dan Ervine dan mengompori para pekerja di perkebunan van Kempen untuk mogok sampai Adolf dipecat. Walaupun tidak tega, van Kempen harus memecat anaknya.
Beberapa lama kemudian, ketika Ervine sedang menjelajah hutan, ia menemukan seekor rusa dan jatuh pingsan. Adolf mencarinya dan membawanya pulang ke perkebunan. Di sana van Kempen mengenali anaknya dan mempekerjakannya sebagai pengawas. Akan tetapi, Frederick cemburu dengan hubungan Adolf dan Ervine dan mengompori para pekerja di perkebunan van Kempen untuk mogok sampai Adolf dipecat. Walaupun tidak tega, van Kempen harus memecat anaknya.


Adolf pergi ke [[Lampung]], [[Sumatera]], untuk berburu gajah. Sementara itu, Frederick mulai merayu Annie, tetapi ditolaknya. Saat Adolf pulang dan mendengar tindakan pengawas tersebut, ia berkelahi dengan Frederick dan mengalahkannya. Ervine mendengar kekasihnya sudah pulang dan pergi ke rumah hutan, nyaris pingsan setelah terjebak badai. Adolf mengirimkan surat ke van Kempen yang memberitahu tempat Ervine berada. Keluarga tersebut akhirnya bersatu.{{efn|Derived from {{harvnb|Biran|2009|pp=120–121}}}}
Adolf pergi ke [[Lampung]], [[Sumatra]], untuk berburu gajah. Sementara itu, Frederick mulai merayu Annie, tetapi ditolaknya. Saat Adolf pulang dan mendengar tindakan pengawas tersebut, ia berkelahi dengan Frederick dan mengalahkannya. Ervine mendengar kekasihnya sudah pulang dan pergi ke rumah hutan, nyaris pingsan setelah terjebak badai. Adolf mengirimkan surat ke van Kempen yang memberitahu tempat Ervine berada. Keluarga tersebut akhirnya bersatu.{{efn|Derived from {{harvnb|Biran|2009|pp=120–121}}}}


==Produksi==
== Produksi ==
''De Stem des Bloeds'' disutradarai oleh [[Flip Carli|Ph. "Flip" Carli]], seorang [[orang Indo|keturunan Indonesia-Eropa]]{{sfn|Abel|2005|p=461}} yang sebelumnya pernah membuat beberapa [[film dokumenter]].{{sfn|JCG, Carli, F}} Ia menargetkan penonton Belanda dan berfokus pada kebiasaan dan model bertani [[pribumi Indonesia|pribumi]]. Adegan tersebut tidak lazim untuk karya fiksi kontemporer, walaupun banyak dokumenter yang sudah mengulas topik yang sama sebelumnya.{{sfn|Biran|2009|p=119}} [[Rumah produksi]] miliknya yang menangani pembuatan film ini adalah Cinowerk Carli yang berkantor pusat di [[Bandung]];{{sfn|Filmindonesia.or.id, De Stem Des Bloed}}{{sfn|Biran|2009|pp=124, 126}} beberapa ulasan kontemporer salah menyebut rumah produksinya menjadi Cosmos Film.{{sfn|Biran|2009|pp=124, 126}}
''De Stem des Bloeds'' disutradarai oleh [[Flip Carli|Ph. "Flip" Carli]], seorang [[orang Indo|keturunan Indonesia-Eropa]]{{sfn|Abel|2005|p=461}} yang sebelumnya pernah membuat beberapa [[film dokumenter]].{{sfn|JCG, Carli, F}} Ia menargetkan penonton Belanda dan berfokus pada kebiasaan dan model bertani [[pribumi Indonesia|pribumi]]. Adegan tersebut tidak lazim untuk karya fiksi kontemporer, walaupun banyak dokumenter yang sudah mengulas topik yang sama sebelumnya.{{sfn|Biran|2009|p=119}} [[Rumah produksi]] miliknya yang menangani pembuatan film ini adalah Cinowerk Carli yang berkantor pusat di [[Bandung]];{{sfn|Filmindonesia.or.id, De Stem Des Bloed}}{{sfn|Biran|2009|pp=124, 126}} beberapa ulasan kontemporer salah menyebut rumah produksinya menjadi Cosmos Film.{{sfn|Biran|2009|pp=124, 126}}


Pembuatannya dimulai pada akhir 1929 atau awal 1930{{sfn|Biran|2009|p=119}} di Jawa Barat dan Sumatera.{{sfn|Filmindonesia.or.id, De Stem Des Bloed}} Film ini dibintangi Annie Krohn, istri ras campuran Carli, sebagai Annie{{sfn|Biran|2009|pp=124, 126}} dan Sylvain Boekebinder (van Kempen), Vally Lank, dan Jan Kruyt. Ceritanya diadaptasi dari novel dengan judul yang sama.{{sfn|De Indiesch Courant 1930, (untitled)}}
Pembuatannya dimulai pada akhir 1929 atau awal 1930{{sfn|Biran|2009|p=119}} di Jawa Barat dan Sumatra.{{sfn|Filmindonesia.or.id, De Stem Des Bloed}} Film ini dibintangi Annie Krohn, istri ras campuran Carli, sebagai Annie{{sfn|Biran|2009|pp=124, 126}} dan Sylvain Boekebinder (van Kempen), Vally Lank, dan Jan Kruyt. Ceritanya diadaptasi dari novel dengan judul yang sama.{{sfn|De Indiesch Courant 1930, (untitled)}}


Sebagaimana halnya film-film kontemporer di Hindia Belanda, ''De Stem des Bloeds'' memiliki biaya produksi rendah.{{sfn|Abel|2005|p=462}} Film ini [[film bisu|bisu]] dan [[film hitam putih|hitam putih]];{{sfn|Filmindonesia.or.id, De Stem Des Bloed}} produksi akhirnya memakan 3.652 meter rol film.{{sfn|De Indische Courant 1930, Tijdschriften}} [[Antarjudul]]nya berbahasa Belanda, yang menurut sejarawan film Indonesia [[Misbach Yusa Biran]] tidak dapat dimengerti kebanyakan penonton, yaitu kaum pribumi atau [[Cina Indonesia|etnis Cina]]. Untuk menampilkan keragaman warna, Carli mewarnai beberapa adegan dengan satu warna saja pada proses pasca-produksi. Misalnya, sebuah adegan petani memanen beras diberi warna ungu.{{sfn|Biran|2009|p=122}}
Sebagaimana halnya film-film kontemporer di Hindia Belanda, ''De Stem des Bloeds'' memiliki biaya produksi rendah.{{sfn|Abel|2005|p=462}} Film ini [[film bisu|bisu]] dan [[film hitam putih|hitam putih]];{{sfn|Filmindonesia.or.id, De Stem Des Bloed}} produksi akhirnya memakan 3.652 meter rol film.{{sfn|De Indische Courant 1930, Tijdschriften}} [[Antarjudul]]nya berbahasa Belanda, yang menurut sejarawan film Indonesia [[Misbach Yusa Biran]] tidak dapat dimengerti kebanyakan penonton, yaitu kaum pribumi atau [[Cina Indonesia|etnis Cina]]. Untuk menampilkan keragaman warna, Carli mewarnai beberapa adegan dengan satu warna saja pada proses pasca-produksi. Misalnya, sebuah adegan petani memanen beras diberi warna ungu.{{sfn|Biran|2009|p=122}}


==Rilis dan tanggapan==
== Rilis dan tanggapan ==
[[File:De Stem Des Bloed 1930.JPG|thumb|alt=A newspaper advertisement|center|600px|Iklan koran, [[Surabaya]]]]
[[Berkas:De Stem Des Bloed 1930.JPG|jmpl|alt=A newspaper advertisement|pus|600px|Iklan koran, [[Surabaya]]]]
''De Stem des Bloeds'' dirilis tahun 1930, tayang perdana di [[Jakarta|Batavia]] (sekarang Jakarta) pada 22 Maret.{{sfn|Biran|2009|p=119}} Pada bulan Juli, film ini ditayangkan di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]].{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1930, Vermakelijkheden en Bioscopen}} Kabarnya film ini sukses besar dan banyak pribumi yang menontonnya di Batavia{{sfn|Biran|2009|p=119}} dan Surabaya.{{sfn|De Indiesch Courant 1930, De Films der Week}}
''De Stem des Bloeds'' dirilis tahun 1930, tayang perdana di [[Jakarta|Batavia]] (sekarang Jakarta) pada 22 Maret.{{sfn|Biran|2009|p=119}} Pada bulan Juli, film ini ditayangkan di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]].{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1930, Vermakelijkheden en Bioscopen}} Kabarnya film ini sukses besar dan banyak pribumi yang menontonnya di Batavia{{sfn|Biran|2009|p=119}} dan Surabaya.{{sfn|De Indiesch Courant 1930, De Films der Week}}


Film ini mendapatkan beragam tanggapan. Sebuah ulasan anonim di ''Doenia Film'' asal Batavia memuji gambar filmnya (terutama warnanya) dan akting Krohn dan Boekebinder.{{sfn|Biran|2009|p=122}} Ulasan di ''De Indiesche Courant'' asal Surabaya juga menyebut film ini "menakjubkan dari awal sampai akhir"{{efn|Teks asli: "''Het werk boeit van het begin tot het eind.''"}} dan menunjukkan bahwa bahkan di Hindia Belanda sekalipun sebuah film "besar" bisa dibuat.{{sfn|De Indiesch Courant 1930, De Films der Week}} Akan tetapi, ulasan tersebut mengkritik kegagalan lembaga sensor menyensor adegan Frederick minum alkohol, yang dianggap "berbahaya bagi prestise [orang Belanda]" dikarenakan jumlah penonton pribumi yang besar.{{efn|Teks asli: "''Daar deze film zoovele duizenden Inlanders trekt, schijnt ons de charge op den blanda-administrateur als drinker gevaarlijker voor het prestige''..."}}{{sfn|De Indiesch Courant 1930, De Films der Week}} Kwee Tek Hoay, mengkriitk film ini habis-habisan di ''Panorama''. Ia menyebut film ini lebih ditujukan pada penonton Belanda di Belanda, karena penonton di Hindia Belanda bisa melihat film ini tidak sesuai kenyataan dan tidak logis. Ia menyebut pewarnaan filmnya aneh sambil merujuk warna ungu pada adegan petani memanen beras saat senja, sesuatu yang tidak pernah terjadi di dunia nyata.{{sfn|Biran|2009|p=122}}
Film ini mendapatkan beragam tanggapan. Sebuah ulasan anonim di ''Doenia Film'' asal Batavia memuji gambar filmnya (terutama warnanya) dan akting Krohn dan Boekebinder.{{sfn|Biran|2009|p=122}} Ulasan di ''De Indiesche Courant'' asal Surabaya juga menyebut film ini "menakjubkan dari awal sampai akhir"{{efn|Teks asli: "''Het werk boeit van het begin tot het eind.''"}} dan menunjukkan bahwa bahkan di Hindia Belanda sekalipun sebuah film "besar" bisa dibuat.{{sfn|De Indiesch Courant 1930, De Films der Week}} Akan tetapi, ulasan tersebut mengkritik kegagalan lembaga sensor menyensor adegan Frederick minum alkohol, yang dianggap "berbahaya bagi prestise [orang Belanda]" dikarenakan jumlah penonton pribumi yang besar.{{efn|Teks asli: "''Daar deze film zoovele duizenden Inlanders trekt, schijnt ons de charge op den blanda-administrateur als drinker gevaarlijker voor het prestige''..."}}{{sfn|De Indiesch Courant 1930, De Films der Week}} Kwee Tek Hoay, mengkriitk film ini habis-habisan di ''Panorama''. Ia menyebut film ini lebih ditujukan pada penonton Belanda di Belanda, karena penonton di Hindia Belanda bisa melihat film ini tidak sesuai kenyataan dan tidak logis. Ia menyebut pewarnaan filmnya aneh sambil merujuk warna ungu pada adegan petani memanen beras saat senja, sesuatu yang tidak pernah terjadi di dunia nyata.{{sfn|Biran|2009|p=122}}


==Pengaruh==
== Pengaruh ==
Carli membuat dua film lagi yang dibintangi Krohn. Film pertama, ''Sarinah'' (1931), adalah sebuah romansa yang berlatar di pantai selatan Jawa dan tokoh utamanya diperankan Krohn.{{sfn|De Indische Courant 1931, Indische filmkunst}} Film kedua, ''[[Karina's Zelfopoffering]]'', dirilis tahun berikutnya. Di film tersebut, Krohn memerankan seorang wanita ras campuran yang tinggal di [[Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat|keraton]] [[Kesultanan Yogyakarta]]. ''Karina's Zelfopoffering'' gagal di pasaran dan tidak lama kemudian Carli pindah ke Belanda.{{sfn|Biran|2009|pp=124, 126}} Ia tinggal di sana sampai meninggal dunia tahun 1972.{{sfn|Biran|2009|p=189}}
Carli membuat dua film lagi yang dibintangi Krohn. Film pertama, ''Sarinah'' (1931), adalah sebuah romansa yang berlatar di pantai selatan Jawa dan tokoh utamanya diperankan Krohn.{{sfn|De Indische Courant 1931, Indische filmkunst}} Film kedua, ''[[Karina's Zelfopoffering]]'', dirilis tahun berikutnya. Di film tersebut, Krohn memerankan seorang wanita ras campuran yang tinggal di [[Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat|keraton]] [[Kesultanan Yogyakarta]]. ''Karina's Zelfopoffering'' gagal di pasaran dan tidak lama kemudian Carli pindah ke Belanda.{{sfn|Biran|2009|pp=124, 126}} Ia tinggal di sana sampai meninggal dunia tahun 1972.{{sfn|Biran|2009|p=189}}


Baris 61: Baris 62:
Film ini bisa jadi tergolong [[film hilang]]. Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Akan tetapi, ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di [[Sinematek Indonesia]] dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}
Film ini bisa jadi tergolong [[film hilang]]. Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Akan tetapi, ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di [[Sinematek Indonesia]] dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}


==Catatan==
== Catatan ==
{{notelist}}
{{notelist}}
==Referensi==
== Referensi ==
{{refs|30em}}
{{refs|30em}}


==Daftar pustaka==
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|40em}}
{{refbegin|40em}}
*{{cite book
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=9cc71Uekc_EC
|url=http://books.google.ca/books?id=9cc71Uekc_EC
|title=Encyclopedia of Early Cinema
|title=Encyclopedia of Early Cinema
|isbn=978-0-415-23440-5
|isbn=978-0-415-23440-5
|last1=Abel
|last1=Abel
|first1=Richard
|first1=Richard
|date=2005
|date=2005
|location=New York
|location=New York
|ref=harv
|ref=harv
|publisher=Routledge
|publisher=Routledge
}}
}}
* {{cite book
* {{cite book
| title = [[Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa]]
|title = [[Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa]]
| trans_title = History of Film 1900–1950: Making Films in Java
|trans_title = History of Film 1900–1950: Making Films in Java
| language = Indonesian
|language = Indonesian
| last = Biran
|last = Biran
| first = Misbach Yusa
|first = Misbach Yusa
| authorlink = Misbach Yusa Biran
|authorlink = Misbach Yusa Biran
| location = Jakarta
|location = Jakarta
| publisher = Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council
|publisher = Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council
| year = 2009
|year = 2009
| isbn = 978-979-3731-58-2
|isbn = 978-979-3731-58-2
| ref = harv
|ref = harv
}}
}}
* {{cite web
* {{cite web
Baris 100: Baris 101:
| location = Jakarta
| location = Jakarta
| accessdate = 29 January 2013
| accessdate = 29 January 2013
| archiveurl = http://www.webcitation.org/6E2Bt0su1
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6E2Bt0su1?url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/238/Carli-F
| archivedate = 29 January 2013
| archivedate = 2013-01-29
| ref = {{sfnRef|JCG, Carli, F}}
| ref = {{sfnRef|JCG, Carli, F}}
| dead-url = no
}}
}}
*{{cite news
* {{cite news
|title=De Films der Week
|title=De Films der Week
|trans_title=Films this Week
|trans_title=Films this Week
|language=Dutch
|language=Dutch
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010279524%3Ampeg21%3Ap002%3Aa0092
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010279524%3Ampeg21%3Ap002%3Aa0092
|work=De Indiesch Courant
|work=De Indiesch Courant
|page=11
|page=11
|date=26 July 1930
|date=26 July 1930
|accessdate=29 January 2013
|accessdate=29 January 2013
|ref={{sfnRef|De Indiesch Courant 1930, De Films der Week}}
|ref={{sfnRef|De Indiesch Courant 1930, De Films der Week}}
}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
}}
* {{cite web
* {{cite web
| title = De Stem Des Bloed (Njai Siti)
| title = De Stem Des Bloed (Njai Siti)
Baris 123: Baris 125:
| location = Jakarta
| location = Jakarta
| accessdate = 22 July 2012
| accessdate = 22 July 2012
| archiveurl = http://www.webcitation.org/69LSLBllJ
| archiveurl = https://www.webcitation.org/69LSLBllJ?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-d022-30-206659_de-stem-des-bloed-njai-siti#.UAvZfqDE_Mw
| archivedate = 22 July 2012
| archivedate = 2012-07-22
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, De Stem Des Bloed}}
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, De Stem Des Bloed}}
| dead-url = no
}}
}}
*{{cite news
* {{cite news
|title=Indische filmkunst
|title=Indische filmkunst
|trans_title=Indies Cinema
|trans_title=Indies Cinema
|language=Dutch
|language=Dutch
|newspaper=De Indische Courant
|newspaper=De Indische Courant
|location=Surabaya
|location=Surabaya
|date=11 June 1931
|date=11 June 1931
|page=5
|page=5
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010279384%3Ampeg21%3Ap005%3Aa0102
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010279384%3Ampeg21%3Ap005%3Aa0102
|ref={{sfnRef|De Indische Courant 1931, Indische filmkunst}}
|ref={{sfnRef|De Indische Courant 1931, Indische filmkunst}}
|access-date=2013-05-15
|archive-date=2013-12-02
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131202184426/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010279384%3Ampeg21%3Ap005%3Aa0102
|dead-url=yes
}}
}}
*{{cite book
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=m4DVrBo91lEC
|url=http://books.google.ca/books?id=m4DVrBo91lEC
|title=Indonesian Cinema: National Culture on Screen
|title=Indonesian Cinema: National Culture on Screen
|isbn=978-0-8248-1367-3
|isbn=978-0-8248-1367-3
|author1=Heider
|author1=Heider
|first1=Karl G
|first1=Karl G
|year=1991
|year=1991
|publisher=University of Hawaii Press
|publisher=University of Hawaii Press
|location=Honolulu
|location=Honolulu
|ref=harv
|ref=harv
}}
*{{cite news
|title=Tijdschriften
|trans_title=Magazines
|language=Dutch
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010279224%3Ampeg21%3Ap005%3Aa0060
|work=De Indische Courant
|location=Surabaya
|page=5
|date=19 March 1930
|accessdate=14 May 2013
|ref={{sfnRef|De Indische Courant 1930, Tijdschriften}}
}}
*{{cite news
|title=(untitled)
|language=Dutch
|url=http://resources2.kb.nl/010275000/pdf/DDD_010279518.pdf
|work=De Indiesch Courant
|page=11
|date=19 July 1930
|accessdate=29 January 2013
|ref={{sfnRef|De Indiesch Courant 1930, (untitled)}}
}}
*{{cite news
|title=Vermakelijkheden en Bioscopen
|trans_title=Amusements and Cinemas
|language=Dutch
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011108675%3Ampeg21%3Ap010%3Aa0135
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|location=Surabaya
|publisher=Kolff & Co.
|page=10
|date=24 July 1930
|accessdate=29 January 2013
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1930, Vermakelijkheden en Bioscopen}}
}}
}}
* {{cite news
|title=Tijdschriften
|trans_title=Magazines
|language=Dutch
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010279224%3Ampeg21%3Ap005%3Aa0060
|work=De Indische Courant
|location=Surabaya
|page=5
|date=19 March 1930
|accessdate=14 May 2013
|ref={{sfnRef|De Indische Courant 1930, Tijdschriften}}
}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite news
|title=(untitled)
|language=Dutch
|url=http://resources2.kb.nl/010275000/pdf/DDD_010279518.pdf
|work=De Indiesch Courant
|page=11
|date=19 July 1930
|accessdate=29 January 2013
|ref={{sfnRef|De Indiesch Courant 1930, (untitled)}}
}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite news
|title=Vermakelijkheden en Bioscopen
|trans_title=Amusements and Cinemas
|language=Dutch
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011108675%3Ampeg21%3Ap010%3Aa0135
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|location=Surabaya
|publisher=Kolff & Co.
|page=10
|date=24 July 1930
|accessdate=29 January 2013
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1930, Vermakelijkheden en Bioscopen}}
}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{refend}}
{{refend}}


==Pranala luar==
== Pranala luar ==
*{{IMDb title|1846527|De Stem des Bloeds}}
* {{IMDb title|1846527|De Stem des Bloeds}}

{{Authority control}}


[[Category:Film hitam putih]]
[[Kategori:Film hitam putih]]
[[Category:Film Hindia Belanda]]
[[Kategori:Film Hindia Belanda]]
[[Category:Film bisu]]
[[Kategori:Film bisu]]

Revisi terkini sejak 23 Juli 2021 03.47

De Stem des Bloeds
SutradaraPh. Carli
ProduserPh. Carli
Pemeran
  • Sylvain Boekebinder
  • Vally Lank
  • Jan Kruyt
  • Annie Krohn
Perusahaan
produksi
Cinowerk Carli
Tanggal rilis
  • 1930 (1930) (Hindia Belanda)
NegaraHindia Belanda
Bahasa

De Stem des Bloeds (bahasa Indonesia: Suara Darah), atau Njai Siti, adalah film Hindia Belanda (sekarang Indonesia) tahun 1930. Film ini disutradarai Flip Carli dan dibintangi Annie Krohn, Sylvain Boekebinder, Vally Lank, dan Jan Kruyt. Film ini berkisah tentang seorang pria dan nyainya yang bersatu kembali setelah putranya dan putri angkatnya jatuh cinta. Film hitam putih yang sekarang dianggap hilang ini memiliki adegan-adegan yang diberi warna lain. Film ini dirilis pada awal 1930 dan sukses di pasaran meski tanggapan kritikusnya tidak seragam.

Alur

Van Kempen adalah pengawas di perkebunan teh Ciranu di Jawa Barat. Ia tinggal bersama seorang nyai bernama Siti. Mereka memiliki dua anak, Adolf dan Annie. Suatu hari, van Kempen pulang ke Belanda dan meninggalkan Siti dan anak-anaknya. Di Belanda, ia menikahi seorang janda muda dan menjadikan putrinya, Ervine, sebagai anak angkatnya. Sementara itu, Siti tinggal bersama pamannya di sebuah rumah di hutan dan terus berdoa agar van Kempen cepat pulang sampai-sampai ia meminta bantuan dukun setempat.

Lima belas tahun kemudian, setelah istrinya meninggal dunia, van Kempen dan Ervine kembali ke Hindia Belanda. Ia dipekerjakan sebagai pengawas di perkebunan lain, tidak jauh dari tempat kerjanya sebelumnya. Ia mencari Siti dan anak-anaknya, tetapi tak satupun rekan kerjanya yang tahu keberadaan mereka. Tanpa sepengetahuan van Kempen, anak-anaknya sudah dibesarkan sebagai kaum pribumi dan mengenakan pakaian tradisional, tetapi mereka juga mengenyam pendidikan barat. Adolf menjadi seorang pemburu, sedangkan Annie tinggal di rumah bersama ibunya. Frederick, manajer baru di Ciranu, jatuh cinta dengan Ervine dan gagal merayunya.

Beberapa lama kemudian, ketika Ervine sedang menjelajah hutan, ia menemukan seekor rusa dan jatuh pingsan. Adolf mencarinya dan membawanya pulang ke perkebunan. Di sana van Kempen mengenali anaknya dan mempekerjakannya sebagai pengawas. Akan tetapi, Frederick cemburu dengan hubungan Adolf dan Ervine dan mengompori para pekerja di perkebunan van Kempen untuk mogok sampai Adolf dipecat. Walaupun tidak tega, van Kempen harus memecat anaknya.

Adolf pergi ke Lampung, Sumatra, untuk berburu gajah. Sementara itu, Frederick mulai merayu Annie, tetapi ditolaknya. Saat Adolf pulang dan mendengar tindakan pengawas tersebut, ia berkelahi dengan Frederick dan mengalahkannya. Ervine mendengar kekasihnya sudah pulang dan pergi ke rumah hutan, nyaris pingsan setelah terjebak badai. Adolf mengirimkan surat ke van Kempen yang memberitahu tempat Ervine berada. Keluarga tersebut akhirnya bersatu.[a]

Produksi

De Stem des Bloeds disutradarai oleh Ph. "Flip" Carli, seorang keturunan Indonesia-Eropa[1] yang sebelumnya pernah membuat beberapa film dokumenter.[2] Ia menargetkan penonton Belanda dan berfokus pada kebiasaan dan model bertani pribumi. Adegan tersebut tidak lazim untuk karya fiksi kontemporer, walaupun banyak dokumenter yang sudah mengulas topik yang sama sebelumnya.[3] Rumah produksi miliknya yang menangani pembuatan film ini adalah Cinowerk Carli yang berkantor pusat di Bandung;[4][5] beberapa ulasan kontemporer salah menyebut rumah produksinya menjadi Cosmos Film.[5]

Pembuatannya dimulai pada akhir 1929 atau awal 1930[3] di Jawa Barat dan Sumatra.[4] Film ini dibintangi Annie Krohn, istri ras campuran Carli, sebagai Annie[5] dan Sylvain Boekebinder (van Kempen), Vally Lank, dan Jan Kruyt. Ceritanya diadaptasi dari novel dengan judul yang sama.[6]

Sebagaimana halnya film-film kontemporer di Hindia Belanda, De Stem des Bloeds memiliki biaya produksi rendah.[7] Film ini bisu dan hitam putih;[4] produksi akhirnya memakan 3.652 meter rol film.[8] Antarjudulnya berbahasa Belanda, yang menurut sejarawan film Indonesia Misbach Yusa Biran tidak dapat dimengerti kebanyakan penonton, yaitu kaum pribumi atau etnis Cina. Untuk menampilkan keragaman warna, Carli mewarnai beberapa adegan dengan satu warna saja pada proses pasca-produksi. Misalnya, sebuah adegan petani memanen beras diberi warna ungu.[9]

Rilis dan tanggapan

A newspaper advertisement
Iklan koran, Surabaya

De Stem des Bloeds dirilis tahun 1930, tayang perdana di Batavia (sekarang Jakarta) pada 22 Maret.[3] Pada bulan Juli, film ini ditayangkan di Surabaya, Jawa Timur.[10] Kabarnya film ini sukses besar dan banyak pribumi yang menontonnya di Batavia[3] dan Surabaya.[11]

Film ini mendapatkan beragam tanggapan. Sebuah ulasan anonim di Doenia Film asal Batavia memuji gambar filmnya (terutama warnanya) dan akting Krohn dan Boekebinder.[9] Ulasan di De Indiesche Courant asal Surabaya juga menyebut film ini "menakjubkan dari awal sampai akhir"[b] dan menunjukkan bahwa bahkan di Hindia Belanda sekalipun sebuah film "besar" bisa dibuat.[11] Akan tetapi, ulasan tersebut mengkritik kegagalan lembaga sensor menyensor adegan Frederick minum alkohol, yang dianggap "berbahaya bagi prestise [orang Belanda]" dikarenakan jumlah penonton pribumi yang besar.[c][11] Kwee Tek Hoay, mengkriitk film ini habis-habisan di Panorama. Ia menyebut film ini lebih ditujukan pada penonton Belanda di Belanda, karena penonton di Hindia Belanda bisa melihat film ini tidak sesuai kenyataan dan tidak logis. Ia menyebut pewarnaan filmnya aneh sambil merujuk warna ungu pada adegan petani memanen beras saat senja, sesuatu yang tidak pernah terjadi di dunia nyata.[9]

Pengaruh

Carli membuat dua film lagi yang dibintangi Krohn. Film pertama, Sarinah (1931), adalah sebuah romansa yang berlatar di pantai selatan Jawa dan tokoh utamanya diperankan Krohn.[12] Film kedua, Karina's Zelfopoffering, dirilis tahun berikutnya. Di film tersebut, Krohn memerankan seorang wanita ras campuran yang tinggal di keraton Kesultanan Yogyakarta. Karina's Zelfopoffering gagal di pasaran dan tidak lama kemudian Carli pindah ke Belanda.[5] Ia tinggal di sana sampai meninggal dunia tahun 1972.[13]

Dalam tulisannya tahun 2009, Biran berpendapat bahwa De Stem des Bloeds jelas-jelas ditulis dari sudut pandang Indo karena peran anak Indo yang positif. Ia menganggap film ini simpatik terhadap budaya pribumi, termasuk nyainya yang setia. Ia menulis bahwa meski kenyataannya anak ras campuran harus menghadapi cemoohan, di De Stem des Bloeds seorang pria Indo menjadi pahlawan yang menyelamatkan wanita Belanda dan berkelahi dengan seorang berkebangsaan Belanda.[5]

Film ini bisa jadi tergolong film hilang. Antropolog visual Amerika Serikat Karl G. Heider menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.[14] Akan tetapi, Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di Sinematek Indonesia dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di Dinas Informasi Pemerintah Belanda.[15]

Catatan

  1. ^ Derived from Biran 2009, hlm. 120–121
  2. ^ Teks asli: "Het werk boeit van het begin tot het eind."
  3. ^ Teks asli: "Daar deze film zoovele duizenden Inlanders trekt, schijnt ons de charge op den blanda-administrateur als drinker gevaarlijker voor het prestige..."

Referensi

Daftar pustaka

Pranala luar