Lompat ke isi

Sin Po: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(39 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{untuk|jaringan televisi berita di Indonesia|Sin Po TV}}
[[Berkas:IndonesiaRaya-SinPo1928.jpg|thumb|upright|Pada 10 November 1928, koran ''Sin Po'' menerbitkan syair lagu ''[[Indonesia Raya]]''.]]
{{Infobox newspaper
| name = Sin Po/Pantjawarta/Warta Bhakti<br />{{Noitalic|新報}}
| school =
| logo = Sin Po 17 March 1923 (page 1 crop).jpg
| logo_size =
| logo_alt =
| image = Sin Po 9 June 1923.pdf
| image_size =
| image_alt =
| caption = Sin Po edisi mingguan 9 Juni 1923
| motto =
| type = Surat kabar mingguan (1910-1912)<br />Surat kabar harian (1912-1965)
| format = [[Lembar lebar]]
| owner = <!-- or |owners= -->
| founders = [[Lauw Giok Lan]] dan [[Yoe Sin Gie]]
| publisher =
| president =
| editor =
| chiefeditor =
| depeditor =
| assoceditor =
| maneditor =
| generalmanager =
| newseditor =
| managingeditordesign =
| dirinteractive =
| campuseditor =
| campuschief =
| metroeditor =
| metrochief =
| opeditor =
| sportseditor =
| photoeditor =
| staff =
| foundation = {{start date|1910|10|01}}
| political = [[Kebangkitan Nasional Indonesia]]
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| ceased publication = 1942 (pertama)<br />{{end date|1965|10|01}} (kedua dan terakhir)
| relaunched = 1946 (kedua)
| headquarters = [[Jakarta]]
| publishing_city =
| publishing_country = [[Hindia Belanda]]<br />[[Indonesia]]
| circulation =
| circulation_date =
| circulation_ref =
| readership =
| sister newspapers =
| ISSN =
| eISSN =
| oclc =
| RNI =
| website =
| free =
}}
[[Berkas:IndonesiaRaya-SinPo1928.jpg|jmpl|lurus|Pada 10 November 1928, koran ''Sin Po'' menerbitkan syair lagu ''[[Indonesia Raya]]''.]]


'''''Sin Po''''' adalah nama sebuah [[surat kabar]] [[Tionghoa]] [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu]] yang terbit di [[Indonesia]] sejak zaman [[Hindia Belanda]] hingga tahun [[1965]]. Pertama kali diterbitkan di [[Jakarta]] sebagai mingguan pada Oktober [[1910]],<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0106/01/dikbud/pers39.htm "Pers Tionghoa, Sensibilitas Budaya, dan Pamali Politik"], ''[[KOMPAS]]'', 1 Juni 2001</ref> ''Sin Po'' berubah menjadi surat kabar harian dua tahun kemudian.<ref>[http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/022006/08/0901.htm "Seabad Pers Jawa Barat"], ''[[Pikiran Rakyat]]'', 8 Februari 2006</ref>
'''''Sin Po''''' ([[Bahasa Mandarin|Mandarin]]: 新報 [[Hanyu Pinyin|Pīnyīn]]: ''Xīn bào'') adalah nama sebuah [[surat kabar]] [[Tionghoa]] [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu]] yang terbit di [[Hindia Belanda]] sejak tahun [[1910]] hingga era setelah kemerdekaan Indonesia tahun [[1965]]. Pertama kali diterbitkan di [[Batavia]] pada [[1 Oktober]] [[1910]] sebagai surat kabar mingguan.<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0106/01/dikbud/pers39.htm "Pers Tionghoa, Sensibilitas Budaya, dan Pamali Politik"], ''[[KOMPAS]]'', 1 Juni 2001</ref> ''Sin Po'' berubah menjadi surat kabar harian pada [[1 April]] [[1912]].<ref>[http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/022006/08/0901.htm "Seabad Pers Jawa Barat"], ''[[Pikiran Rakyat]]'', 8 Februari 2006</ref>


Harian ini adalah harian pertama yang memuat teks lagu kebangsaan Indonesia, ''[[Indonesia Raya]]'', dan turut mempelopori penggunaan nama "Indonesia" untuk menggantikan "Hindia Belanda" sejak [[Sumpah Pemuda]] pada [[28 Oktober]] [[1928]].<ref>[http://indonesiamedia.com/2002/december/tokoh-1202.htm "Bung Karno dan Etnis Tionghoa"], diakses 15 Februari 2006</ref> ''Sin Po'' berhenti terbit saat [[Jepang]] menduduki Indonesia pada tahun [[1942]], namun kembali terbit pada tahun [[1946]]. Pada tahun [[1962]] harian ini berganti nama menjadi ''Warta Bhakti'' sebelum akhirnya dibredel pemerintah pada tahun [[1965]] setelah kejadian [[Gerakan 30 September]].
Harian ini terkenal dengan sikapnya yang mendukung nasionalisme Tiongkok dan perjuangan bumi putra.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/sejarah-sin-po-koran-tionghoa-yang-menyuarakan-indonesia-merdeka-c8Vq|title=Sejarah Sin Po, Koran Tionghoa yang Menyuarakan Indonesia Merdeka|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-01-21}}</ref> Sin Po merupakan harian pertama yang memuat teks lagu kebangsaan Indonesia, ''[[Indonesia Raya]]'', dan turut mempelopori penggunaan nama "Indonesia" untuk menggantikan "Hindia Belanda" sejak [[Sumpah Pemuda]] pada [[28 Oktober]] [[1928]].<ref>[http://indonesiamedia.com/2002/december/tokoh-1202.htm "Bung Karno dan Etnis Tionghoa"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100127182426/http://www.indonesiamedia.com/2002/december/tokoh-1202.htm |date=2010-01-27 }}, diakses 15 Februari 2006</ref> ''Sin Po'' berhenti terbit saat [[Jepang]] menduduki Indonesia pada tahun [[1942]], namun kembali terbit pada tahun [[1946]]. Pada tahun [[1962]] harian ini berganti nama menjadi ''Warta Bhakti'' sebelum akhirnya dibredel pemerintah pada tahun [[1965]] setelah kejadian [[Gerakan 30 September]].<ref>{{Cite news|url=https://nasional.kompas.com/read/2020/01/19/10001171/koran-sin-po-pelopor-istilah-indonesia-yang-hilang-dari-catatan-sejarah|title=Koran Sin Po, Pelopor Istilah "Indonesia" yang Hilang dari Catatan Sejarah...|last=Purnamasari|first=Deti Mega|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-01-21|editor-last=Rastika|editor-first=Icha}}</ref>


==Sejarah==
Salah satu surat kabar terkemuka milik peranakan Cina di Indonesia yang besar yang berkiblat ke Tiongkok. Mula-mula terbit sebagai mingguan pada tanggal 1 Oktober 1910 dan kemudian diubah menjadi harian sejak tanggal 1 April 1912. Sin Po edisi bahasa Indonesia, tempat [[Tan Tek Ho]] bekerja setelah mendapat pendidikan di Kay Lam Hak Tong dan kembali ke Jawa. Kemudian Tan menerbitkan majalah sendiri. Surat kabar yang terbit di Jakarta ini, mula-mula dipimpin oleh [[Lauw Giok Lan]], yang menjadi pemimpin redaksi. Pada waktu yang sama ia juga memimpin surat kabar Perniagaan. Sejak tahun 1925 sampai tahun 1947, pemimpin redaksi Sin Po dijabat oleh [[Kwee Kek Beng]], wartawan terkemuka yang meninggal di Jakarta pada bulan Mei 1979. Sesudah diproklamasikan Republik Cina pada tahun 1912, Sin Po menyuarakan nasionalisme Daratan Cina. Selama 20 tahun surat kabar ini mencerminkan haluan politik sebagian masyarakat Cina peranakan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Surat kabar ini berpendirian bahwa masyarakat Cina di Hindia Belanda harus mempertahankan kewarganegaraan asalnya dan menolak ikut serta dalam percaturan politik kolonial Belanda. Sin Po merupakan surat kabar pertama yang pada bulan November 1928, menyiarkan lagu Indonesia Raya gubahan [[Wage Rudolf Supratman]]. Ia adalah wartawan harian ini sejak tahun 1925. [[Tirto Utomo]] yang kemudian mendirikan perusahaan [[Aqua (air mineral)|Aqua]] pernah bekerja di sini sampai tahun 1959. Mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku sejak bulan Oktober 1958, surat kabar ini mengubah namanya menjadi Pantjawarta dan kemudian Warta Bhakti. Pada tahun 1964 di bawah pemimpin redaksi A. Karim D.P. (Daeng Patombong), surat kabar ini mengikuti sikap kelompok pers Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menentang pers anti-PKI yang tergabung dalam Badan Pendukung Sukarnoisme (BPS). Warta Bhakti termasuk di antara sejumlah koran yang dilarang terbit sejak tanggal 1 Okober 1965 karena dinyatakan terlibat Gerakan 30 September (G-30-S) 1965.
===Lauw Giok Lan===
[[File:Toean Lauw Giok Lan.jpg|thumb|Lauw Giok Lan]]
Koran ini didirikan di [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] pada tanggal 1 Oktober 1910 setelah [[Lauw Giok Lan]] memiliki ide dan mendekati [[Yoe Sin Gie]]. Keduanya pernah bekerja di [[Perniagaan (surat kabar)|Perniagaan]], sebuah koran Tionghoa konservatif yang berhubungan erat dengan sistem [[Kapitan Cina]] dan [[Tiong Hoa Hwee Koan]]. Setelah diluncurkan, Lauw menangani kegiatan editorial di ''Sin Po'', sementara Yoe menangani kegiatan administratif dan [[Hauw Tek Kong]] menjadi direktur.<ref name="Jubelium 3-9">{{cite book |title=Sin Po Jubileum Nummer 1910–1935 |date=1935 |publisher=Sin Po |location=Jakarta |pages=3–9 |language=id}}</ref> Pada awalnya, koran ini hanya terbit satu kali per minggu.<ref name="Jubelium 16-21">{{cite book |title=Sin Po Jubileum Nummer 1910–1935 |date=1935 |publisher=Sin Po |location=Jakarta |pages=3–9 |language=id}}</ref> Walaupun begitu, koran ini ternyata sangat laku.

Lauw sebelumnya juga pernah bekerja di Van Dorp Co., yang menerbitkan ''[[Java Bode]]'' dan ''[[Bintang Betawi]]''.<ref name="Salmon 223">{{cite book |last1=Salmon |first1=Claudine |title=Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography |date=1981 |publisher=Editions de la Maison des sciences de l'homme |location=Paris |isbn=9780835705929 |page=223}}</ref> Ia kemudian menjadi editor di ''Perniagaan'' sejak tahun 1907.<ref name="Salmon 223" />

[[File:Front Covers of 1910 Sin Po newspaper issues.png|thumb|Halaman depan dari terbitan pertama dan keempat dari Sin Po pada bulan Oktober 1910]]

===J. R. Razoux Kühr===
Pada tahun 1912, saat mulai terbit tiap hari, ''Sin Po'' mempekerjakan seorang Eropa ([[Orang Indo|Indo]]), yakni [[J. R. Razoux Kühr]], sebagai kepala editor.<ref name="Jubelium 16-21" /> Status orang Eropa yang lebih tinggi di Hindia Belanda saat itu membuat koran berbahasa Melayu lainnya juga mempekerjakan orang Eropa, karena hukuman yang dikenakan kepada orang Eropa tidak terlalu berat.<ref name="Jubelium 3-9" /> Razoux Kühr sebelumnya bekerja sebagai pegawai pemerintah dan pernah menulis sebuah buku kecil berbahasa Inggris untuk mengkritik sistem hukum Belanda.<ref name="de loopbaan">{{cite news |title=Nederlandsch-Indië. DE LOOPBAAN VAN RAZOUX KüHR. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB08:000127982:mpeg21:a0016
|work=De Preanger-bode |date=1921-01-08 |language=nl}}</ref> Namun, ia memiliki hubungan yang baik dengan komunitas Peranakan Tionghoa dan dapat berbicara dalam beberapa bahasa.<ref name="Termorshuizen">{{cite journal |last1=Termorshuizen |first1=Gerard |title=Jack Razoux Kühr (1882-1958) Fragmenten uit het leven van een rebelse natuur |journal=Indische Letteren |date=2012 |volume=27 |pages=187–206 |url=https://www.mijnedlet.nl/tekst/_ind004201201_01/_ind004201201_01_0021.php |accessdate=16 November 2020 |archive-date=2020-11-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201116050556/https://www.mijnedlet.nl/tekst/_ind004201201_01/_ind004201201_01_0021.php |dead-url=yes }}</ref>

Pada akhir tahun 1912, ia pun dibawa ke pengadilan karena mencetak artikel fitnah di ''Sin Po''. Artikel tersebut meliput pembunuhan seorang Tionghoa di [[Sukabumi]], dan dianggap menimbulkan kebencian kepada pemerintah Hindia Belanda.<ref>{{cite news |title=Een Drukpersdelict. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB19:002789076:mpeg21:a00039
|work=De Expres |date=1912-11-02 |language=nl}}</ref>

Pada awal tahun 1913, ''Sin Po'' berkonflik dengan sejumlah Tionghoa konservatif, karena ''Sin Po'' mengkritik sistem [[Kapitan Cina]]. Konflik tersebut kemudian mengarah pada seruan untuk memboikot ''Sin Po''.<ref>{{cite news |title=Batavia, 4 Febr. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB19:000539030:mpeg21:a00005
|work=De nieuwe vorstenlanden |date=1913-02-05 |language=nl}}</ref> Koran ini terutama menyerang dua orang Kapitan Cina, yakni [[Phoa Keng Hek]] dan [[Khouw Kim An]], dengan menuduh mereka melakukan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.<ref>{{cite news |title=De Ruzie in het Chineesche Kamp. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011036206:mpeg21:a0003
|work=Bataviaasch Nieuwsblad |date=1913-02-05 |language=nl}}</ref> Satu orang editor ''Sin Po'' lalu dikeluarkan dari [[Tiong Hoa Hwee Koan]].<ref>{{cite news |title=De "Sin Po"-campagne. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010167363:mpeg21:a0011
|work=Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië |date=1913-04-15 |language=nl}}</ref>

Pada tahun 1915, ''Perniagaan'' mengobarkan perang terhadap ''Sin Po''. Perniagaan menuduh koran ini, di bawah kepemimpinan Razoux Kühr, menerima bayaran untuk mengirimkan jurnalisnya. Satu bukti yang dikemukakan oleh Perniagaan adalah nota pembayaran untuk seorang jurnalis ''Sin Po'' ke [[Garut]], di mana jurnalis tersebut kemudian dijamu oleh komunitas Tionghoa setempat dan diarahkan untuk menginvestigasi seorang kepala distrik yang telah menganiaya mereka.<ref>{{cite news |title=Van den dag. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB08:000129417:mpeg21:a0002
|work=De Preanger-bode |date=1915-04-22 |language=nl}}</ref> Karena Razoux Kühr saat itu telah menjadi [[paria]] di komunitas Eropa, hal tersebut pun menambah kecurigaan Perniagaan bahwa ia adalah orang yang tidak bermoral.<ref name="de loopbaan" />

Pada bulan Maret 1916, Razoux Kühr mengundurkan diri dari jabatannya karena alasan kesehatan. Koran ini kemudian menunjuk editor Tionghoa pertamanya, yakni [[Kwee Hing Tjiat]].<ref>{{cite news |title=Journalistiek. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011037525:mpeg21:a0005
|work=Bataviaasch nieuwsblad |date=1916-04-04 |language=nl}}</ref> Razoux Kühr lalu sempat menjadi kepala editor di [[Perniagaan (surat kabar)|Perniagaan]] pada tahun 1918, tetapi tidak berlangsung lama.<ref>{{cite news |title=Journalistiek. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011037844:mpeg21:a0030
|work=Bataviaasch nieuwsblad |date=1918-01-05 |language=nl}}</ref>

===Kwee Hing Tjiat===
[[File:Toean Kwee Hing Tjiat.jpg|thumb|Kwee Hing Tjiat]]
Kwee Hing Tjiat adalah seorang jurnalis senior yang pada tahun 1916 telah menjadi editor di ''Bok Tok'' dan [[Tjhoen Tjhioe]] di [[Surabaya]] serta di ''Palita'' di [[Yogyakarta]].<ref name="Salmon 201">{{cite book |last1=Salmon |first1=Claudine |title=Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography |date=1981 |publisher=Editions de la Maison des sciences de l'homme |location=Paris |isbn=9780835705929 |page=201}}</ref> Di bawah kepemimpinannya, koran ini mengambil sudut pandang nasionalis Tionghoa yang lebih agresif. Koran ini tetap mengembangkan sudut pandang pro-Peking dan pro-[[Tionghoa Totok]] serta sangat mengkritik sistem Kapitan Cina.<ref name="Seabad Pers 63-5">{{cite book |last1=Hartanto |first1=Agung Dwi |title=Seabad pers kebangsaan, 1907-2007 |date=2007 |publisher=I:Boekoe |location=Jakarta |isbn=9789791436021 |pages=63–5 |url=https://books.google.com/books?id=docLAQAAMAAJ
|language=id}}</ref> Persaingan antara koran ini dengan ''Perniagaan'' pun tetap berlanjut di bawah kepemimpinan Kwee.<ref>{{cite news |title=Groote delning in de Chineesche wereld. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010333845:mpeg21:a0054
|work=De Sumatra Post |date=1917-09-28 |language=nl}}</ref> Sejarawan [[Leo Suryadinata]] mencatat bahwa Sin Po kemudian secara tidak sengaja membentuk sebuah kelompok yang ia sebut sebagai ''kelompok Sin Po''. Ia menyatakan bahwa kelompok tersebut percaya pada persatuan [[Peranakan]]-[[Totok]], pendidikan bahasa Mandarin untuk [[Peranakan]], dan non-partisipasi di politik lokal Hindia Belanda.<ref name="Su 70-2">{{cite book |last1=Suryadinata |first1=Leo |title=Peranakan Chinese politics in Java, 1917-1942 |date=2005 |publisher=Marshall Cavendish Academic |location=Singapore |isbn=9789812103604 |pages=70–2}}</ref> Pada tahun 1918, Kwee mengundurkan diri dari jabatannya dan kemudian bekerja di sebuah perusahaan bernama ''Hoo Tik Thay''.<ref name="Salmon 201" />

===Tjoe Bou San===
[[File:Toean Tjoe Bou San.jpg|thumb|Tjoe Bou San]]
Pada tahun 1919, Tjoe Bou San, yang sebelumya pernah menjadi kepala editor di ''Tjhoen Tjhioe'' dan ''Hoa Tok Po'', mulai menjabat sebagai kepala editor di ''Sin Po''.<ref name="Salmon 360-1">{{cite book |last1=Salmon |first1=Claudine |title=Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography |date=1981 |publisher=Editions de la Maison des sciences de l'homme |location=Paris |isbn=9780835705929 |pages=360–1}}</ref> Ia sebenarnya telah bekerja di ''Sin Po'' sejak kembali dari Tiongkok pada tahun 1918.<ref name="Salmon 360-1" /> Pada saat yang hampir bersamaan, mantan kepala editor koran ini, Razoux Kühr, yang kemudian menjadi kepala editor di ''Perniagaan'', terlibat kasus hukum dengan direktur ''Sin Po'', Hauw Tek Kong.<ref>{{cite news |title=Persdelict. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010179721:mpeg21:a0017
|work=Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië |date=1919-04-28 |language=nl}}</ref> Tidak jelas apa yang menjadi inti dari kasus tersebut.

Saat [[Hauw Tek Kong]] dilarang masuk ke Hindia Belanda setelah berkunjung ke Tiongkok, Tjoe sempat menjadi direktur dan kepala editor dari koran ini.<ref name="Jubelium 3-9" /> Di bawah kepemimpinannya, ''Sin Po'' meluncurkan edisi [[bahasa Mandarin]] pada bulan Februari 1920.<ref name="Jubelium 16-21" /> [[Lie Chen Fu]] menjadi kepala editor pertama dari versi tersebut, lalu digantikan oleh [[Chuang Yu Lin]] mulai tahun 1921 hingga 1927 dan [[Hsieh Tso Yi]] mulai tahun 1927 hingga 1929.<ref name="Jubelium 3-9" /> Edisi tersebut kemudian menjadi koran berbahasa Tiongkok paling berpengaruh di Hindia Belanda.<ref name="Salmon 360-1" />

Pada tahun 1922, [[Ang Jan Goan]] bergabung ke dewan editorial dari koran ini. Salah satu inovasi pertamanya adalah meluncurkan edisi [[Jawa Timur]] di [[Surabaya]] pada tahun 1922, dengan [[Lim Bok Sioe]] sebagai kepala editor, serta meluncurkan koran baru bernama ''Bin Seng'' di Batavia.<ref name="Jubelium 3-9" /><ref name="Jubelium 16-21" /> Tujuan dari ''Bin Seng'' adalah untuk meliput berita lokal di Batavia.<ref name="Jubelium 3-9" /> Kepala editor ''Bin Seng'' juga Tjoe Bou San yang memakai [[pseudonim]] Oen Tjip Tiong. Sayangnya koran tersebut tidak bertahan lama.<ref name="Salmon 360-1" /> Koran ini juga meluncurkan koran mingguan pada bulan April 1923.<ref name="Jubelium 16-21" />

===Kwee Kek Beng===
Setelah [[Tjoe Bou San]] meninggal pada tahun 1925, [[Kwee Kek Beng]] menjadi kepala editor, sementara Ang Jan Goan dipromosikan menjadi direktur. Keduanya memegang jabatan tersebut selama beberapa dekade<ref name="Suryadinata 1995">{{cite book |last1=Suryadinata |first1=Leo |title=Prominent Indonesian Chinese : biographical sketches |date=1995 |publisher=Institute of Southeast Asian Studies |location=Singapore |isbn=9789813055032 |pages=3–4 |edition=[3rd.] |url=https://books.google.com/books?id=ch7pIrYoF3kC&q=%22Ang+Jan+Goan%22&pg=PA3
}}</ref>

Kwee Kek Beng dulu adalah seorang guru berpendidikan Belanda yang juga berkontribusi ke ''Bin Seng'' dan ''Java Bode'', dan kemudian dipekerjakan sebagai editor junior di ''Sin Po'' mulai tahun 1922.<ref name="Salmon 202">{{cite book |last1=Salmon |first1=Claudine |title=Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography |date=1981 |publisher=Editions de la Maison des sciences de l'homme |location=Paris |isbn=9780835705929 |page=202}}</ref> Seperti pendahulunya, ia adalah seorang nasionalis Tionghoa.<ref name="Salmon 202" /><ref name="tirto kwee bio">{{cite web |title=Kwee Kek Beng, Sang Pendekar Pena dari Batavia |url=https://tirto.id/kwee-kek-beng-sang-pendekar-pena-dari-batavia-ddvu
|website=tirto.id |publisher=Tirto |accessdate=21 November 2020 |language=id}}</ref>

Pada paruh kedua dekade 1920-an, dengan makin kuatnya [[Kebangkitan Nasional Indonesia|gerakan nasionalis Indonesia]], ''Sin Po'' memoderasi sudut pandang Pro-Tiongkok dan menjadi lebih simpatik pada sudut pandang Indonesia.<ref name="Seabad Pers 63-5" /> Kwee sendiri merupakan teman dekat dari [[Sukarno]] dan pemipin-pemimpin lain dari gerakan tersebut.<ref name="tirto kwee bio" /> Koran lain yang sudut pandangnya serupa dengan koran ini, seperti [[Djawa Tengah]] di [[Semarang]], juga menjadi lebih berorientasi pada Hindia Belanda. Sejumlah anggota kelompok Sin Po yang mendorong agar [[Peranakan Tionghoa]] 'kembali' ke Tiongkok untuk belajar dan bekerja pun mengalah pada kampanye tersebut.<ref name="Su 70-2" />

Pada bulan Januari 1927, koran ini meluncurkan jurnal mingguan ''De Chineesche Revue''.<ref name="Jubelium 16-21" /> Jurnal tersebut diterbitkan dalam bahasa asal Eropa, seperti [[bahasa Belanda]]. Di jurnal tersebut, kaum intelektual Tionghoa dapat mendiskusikan isu harian dengan lebih serius.<ref name="Jubelium 3-9" /> Kwee adalah pendorong peluncuran jurnal tersebut, karena ia melihat ada banyak jurnal intelektual yang diterbitkan di Belanda dan ia percaya bahwa orang Tionghoa di Hindia Belanda juga dapat menulis dengan tingkat yang sama.<ref name="tirto kwee bio" /> [[Henri Borel]], seorang [[Sinolog|sinolog]], adalah salah satu kontributor paling berpengaruh di jurnal tersebut.<ref name="Jubelium 3-9" />

Pada akhir dekade 1930-an, Sin Po menggeser kampanyenya ke pengumpulan dana untuk Tiongkok dan penyebaran pesan anti-Jepang. Koran ini pun berhasil mengumpulkan dana sebanyak 1,7&nbsp;juta [[Gulden Belanda|gulden]] mulai tahun 1937 hingga 1942 untuk membantu upaya perang Tiongkok terhadap Jepang.<ref name="Su 70-2" /> Komik ''[[Put On (komik)|Put On]]'', karya [[Kho Wan Gie]], juga ditampilkan di ''Sin Po'' mulai tahun 1931.<ref name=Agus>{{cite web|author=Agus Dernawan T.|url=https://www.thejakartapost.com/life/2019/02/06/kho-wan-gie-and-goei-kwat-siong-chinese-indonesian-artists-behind-legendary-comic-strips.html
|title=Kho Wan Gie and Goei Kwat Siong Chinese-Indonesian artists behind legendary comic strips|work=[[The Jakarta Post]]|date=February 6, 2019|accessdate=14 February 2019}}</ref>
[[File:N.V. Handel Mij & Drukkery Sin Po.jpg|thumb|Kantor Sin Po di Batavia, Hindia Belanda c.1935]]
Selama [[pendudukan Jepang di Indonesia]], Kwee berhasil menghindari penangkapan dan bersembunyi di [[Bandung]] mulai tahun 1942 hingga 1945.<ref name="Salmon 202" /> Walaupun begitu, ''Sin Po'' tetap terbit dalam bentuk terbatas, tanpa kepala editor, dan dibatasi oleh peraturan sensor yang ketat.<ref name="tirto kwee bio" /> Koran lain bernama ''Kung Yung Pao'', dengan [[Oey Tiang Tjoei]] sebagai kepala editornya, pun sempat mengambil alih posisi ''Sin Po'' di Batavia selama periode ini.<ref name="Salmon 278">{{cite book |last1=Salmon |first1=Claudine |title=Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography |date=1981 |publisher=Editions de la Maison des sciences de l'homme |location=Paris |isbn=9780835705929 |page=278}}</ref> Setelah perang berakhir, koran ini kembali diterbitkan dan Kwee kembali menjadi kepala editor. Kwee lalu berselisih dengan Ang Jan Goan, dan akhirnya mengundurkan diri dari jabatan kepala editor pada tahun 1947.<ref name="Salmon 202" />

===Gouw Tiauw Goan===
Setelah Kwee mengundurkan diri, ia digantikan oleh Thio In Lok yang hanya menjabat selama sembilan bulan.<ref name="tirto kwee bio" /> This lalu digantikan oleh seorang jurnalis veteran bernama [[Gouw Tiauw Goan]].<ref name="Suryadinata 4th 42">{{cite book |last1=Suryadinata |first1=Leo |title=Prominent Indonesian Chinese : Biographical Sketches (4th edition). |date=2015 |publisher=ISEAS - Yusof Ishak Institute |location=Singapore |isbn=9789814620512 |page=42 |edition=4th}}</ref> Gouw berpendidikan Tiongkok dan pernah ditahan oleh Jepang selama perang. Kontribusi Gouw di koran ini lebih fokus pada Tiongkok.<ref name="Suryadinata 4th 42" />

Pada tahun 1958, sesuai aturan pemerintah saat itu, koran ini dipaksa mengubah namanya menjadi ''[[Pantjawarta]]'' dan kemudian kembali diubah menjadi ''[[Warta Bhakti]]''. Pada periode ini, koran ini mengambil sudut pandang pro-[[Partai Komunis Indonesia|PKI]], sehingga akhirnya dilarang untuk terbit pasca terjadinya [[Gerakan 30 September]] pada tahun 1965.

== Warisan ==
PT Catra Media Nusantara menggunakan ''Sin Po'' sebagai nama media beritanya, berupa situs web ''SinPo.id'' dan saluran televisi [[Sin Po TV]].<ref>{{cite web|url=https://www.sinpo.id/statis/10/tentang-kami|title=Tentang Kami|publisher=SinPo.id|date=|accessdate=1 November 2023}}</ref>

== Lihat pula ==
{{wikisource}}
* [[Medan Prijaji]]
* [[Kwee Kek Beng]]
* [[Lauw Giok Lan]]
* [[Tirto Utomo]]
* [[Wage Rudolf Supratman]]
* [[Tirto Adhi Soerjo|Tirto Adi Soerjo]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
* [https://repository.monash.edu/collections/show/117 Digitized collection of Sin Po weekly magazine issues] (1923–1941) in the [[Monash University]] online collection
{{Tionghoa Indonesia}}

[[Kategori:Sejarah pers Indonesia]]
[[Kategori:Surat kabar Melayu-Tionghoa]]
[[Kategori:Surat kabar nasional Indonesia]]
[[Kategori:Surat kabar nasional Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Sumpah Pemuda]]
[[Kategori:Indonesia Raya]]

Revisi terkini sejak 24 Juli 2024 00.50

Sin Po/Pantjawarta/Warta Bhakti
新報
Sin Po edisi mingguan 9 Juni 1923
TipeSurat kabar mingguan (1910-1912)
Surat kabar harian (1912-1965)
FormatLembar lebar
PendiriLauw Giok Lan dan Yoe Sin Gie
Didirikan01 Oktober 1910 (1910-10-01)
Pandangan politikKebangkitan Nasional Indonesia
BahasaIndonesia
Berhenti publikasi1942 (pertama)
01 Oktober 1965 (1965-10-01) (kedua dan terakhir)
Diluncurkan kembali1946 (kedua)
PusatJakarta
NegaraHindia Belanda
Indonesia
Pada 10 November 1928, koran Sin Po menerbitkan syair lagu Indonesia Raya.

Sin Po (Mandarin: 新報 Pīnyīn: Xīn bào) adalah nama sebuah surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu yang terbit di Hindia Belanda sejak tahun 1910 hingga era setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1965. Pertama kali diterbitkan di Batavia pada 1 Oktober 1910 sebagai surat kabar mingguan.[1] Sin Po berubah menjadi surat kabar harian pada 1 April 1912.[2]

Harian ini terkenal dengan sikapnya yang mendukung nasionalisme Tiongkok dan perjuangan bumi putra.[3] Sin Po merupakan harian pertama yang memuat teks lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya, dan turut mempelopori penggunaan nama "Indonesia" untuk menggantikan "Hindia Belanda" sejak Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.[4] Sin Po berhenti terbit saat Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, namun kembali terbit pada tahun 1946. Pada tahun 1962 harian ini berganti nama menjadi Warta Bhakti sebelum akhirnya dibredel pemerintah pada tahun 1965 setelah kejadian Gerakan 30 September.[5]

Lauw Giok Lan

[sunting | sunting sumber]
Lauw Giok Lan

Koran ini didirikan di Batavia pada tanggal 1 Oktober 1910 setelah Lauw Giok Lan memiliki ide dan mendekati Yoe Sin Gie. Keduanya pernah bekerja di Perniagaan, sebuah koran Tionghoa konservatif yang berhubungan erat dengan sistem Kapitan Cina dan Tiong Hoa Hwee Koan. Setelah diluncurkan, Lauw menangani kegiatan editorial di Sin Po, sementara Yoe menangani kegiatan administratif dan Hauw Tek Kong menjadi direktur.[6] Pada awalnya, koran ini hanya terbit satu kali per minggu.[7] Walaupun begitu, koran ini ternyata sangat laku.

Lauw sebelumnya juga pernah bekerja di Van Dorp Co., yang menerbitkan Java Bode dan Bintang Betawi.[8] Ia kemudian menjadi editor di Perniagaan sejak tahun 1907.[8]

Halaman depan dari terbitan pertama dan keempat dari Sin Po pada bulan Oktober 1910

J. R. Razoux Kühr

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1912, saat mulai terbit tiap hari, Sin Po mempekerjakan seorang Eropa (Indo), yakni J. R. Razoux Kühr, sebagai kepala editor.[7] Status orang Eropa yang lebih tinggi di Hindia Belanda saat itu membuat koran berbahasa Melayu lainnya juga mempekerjakan orang Eropa, karena hukuman yang dikenakan kepada orang Eropa tidak terlalu berat.[6] Razoux Kühr sebelumnya bekerja sebagai pegawai pemerintah dan pernah menulis sebuah buku kecil berbahasa Inggris untuk mengkritik sistem hukum Belanda.[9] Namun, ia memiliki hubungan yang baik dengan komunitas Peranakan Tionghoa dan dapat berbicara dalam beberapa bahasa.[10]

Pada akhir tahun 1912, ia pun dibawa ke pengadilan karena mencetak artikel fitnah di Sin Po. Artikel tersebut meliput pembunuhan seorang Tionghoa di Sukabumi, dan dianggap menimbulkan kebencian kepada pemerintah Hindia Belanda.[11]

Pada awal tahun 1913, Sin Po berkonflik dengan sejumlah Tionghoa konservatif, karena Sin Po mengkritik sistem Kapitan Cina. Konflik tersebut kemudian mengarah pada seruan untuk memboikot Sin Po.[12] Koran ini terutama menyerang dua orang Kapitan Cina, yakni Phoa Keng Hek dan Khouw Kim An, dengan menuduh mereka melakukan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.[13] Satu orang editor Sin Po lalu dikeluarkan dari Tiong Hoa Hwee Koan.[14]

Pada tahun 1915, Perniagaan mengobarkan perang terhadap Sin Po. Perniagaan menuduh koran ini, di bawah kepemimpinan Razoux Kühr, menerima bayaran untuk mengirimkan jurnalisnya. Satu bukti yang dikemukakan oleh Perniagaan adalah nota pembayaran untuk seorang jurnalis Sin Po ke Garut, di mana jurnalis tersebut kemudian dijamu oleh komunitas Tionghoa setempat dan diarahkan untuk menginvestigasi seorang kepala distrik yang telah menganiaya mereka.[15] Karena Razoux Kühr saat itu telah menjadi paria di komunitas Eropa, hal tersebut pun menambah kecurigaan Perniagaan bahwa ia adalah orang yang tidak bermoral.[9]

Pada bulan Maret 1916, Razoux Kühr mengundurkan diri dari jabatannya karena alasan kesehatan. Koran ini kemudian menunjuk editor Tionghoa pertamanya, yakni Kwee Hing Tjiat.[16] Razoux Kühr lalu sempat menjadi kepala editor di Perniagaan pada tahun 1918, tetapi tidak berlangsung lama.[17]

Kwee Hing Tjiat

[sunting | sunting sumber]
Kwee Hing Tjiat

Kwee Hing Tjiat adalah seorang jurnalis senior yang pada tahun 1916 telah menjadi editor di Bok Tok dan Tjhoen Tjhioe di Surabaya serta di Palita di Yogyakarta.[18] Di bawah kepemimpinannya, koran ini mengambil sudut pandang nasionalis Tionghoa yang lebih agresif. Koran ini tetap mengembangkan sudut pandang pro-Peking dan pro-Tionghoa Totok serta sangat mengkritik sistem Kapitan Cina.[19] Persaingan antara koran ini dengan Perniagaan pun tetap berlanjut di bawah kepemimpinan Kwee.[20] Sejarawan Leo Suryadinata mencatat bahwa Sin Po kemudian secara tidak sengaja membentuk sebuah kelompok yang ia sebut sebagai kelompok Sin Po. Ia menyatakan bahwa kelompok tersebut percaya pada persatuan Peranakan-Totok, pendidikan bahasa Mandarin untuk Peranakan, dan non-partisipasi di politik lokal Hindia Belanda.[21] Pada tahun 1918, Kwee mengundurkan diri dari jabatannya dan kemudian bekerja di sebuah perusahaan bernama Hoo Tik Thay.[18]

Tjoe Bou San

[sunting | sunting sumber]
Tjoe Bou San

Pada tahun 1919, Tjoe Bou San, yang sebelumya pernah menjadi kepala editor di Tjhoen Tjhioe dan Hoa Tok Po, mulai menjabat sebagai kepala editor di Sin Po.[22] Ia sebenarnya telah bekerja di Sin Po sejak kembali dari Tiongkok pada tahun 1918.[22] Pada saat yang hampir bersamaan, mantan kepala editor koran ini, Razoux Kühr, yang kemudian menjadi kepala editor di Perniagaan, terlibat kasus hukum dengan direktur Sin Po, Hauw Tek Kong.[23] Tidak jelas apa yang menjadi inti dari kasus tersebut.

Saat Hauw Tek Kong dilarang masuk ke Hindia Belanda setelah berkunjung ke Tiongkok, Tjoe sempat menjadi direktur dan kepala editor dari koran ini.[6] Di bawah kepemimpinannya, Sin Po meluncurkan edisi bahasa Mandarin pada bulan Februari 1920.[7] Lie Chen Fu menjadi kepala editor pertama dari versi tersebut, lalu digantikan oleh Chuang Yu Lin mulai tahun 1921 hingga 1927 dan Hsieh Tso Yi mulai tahun 1927 hingga 1929.[6] Edisi tersebut kemudian menjadi koran berbahasa Tiongkok paling berpengaruh di Hindia Belanda.[22]

Pada tahun 1922, Ang Jan Goan bergabung ke dewan editorial dari koran ini. Salah satu inovasi pertamanya adalah meluncurkan edisi Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1922, dengan Lim Bok Sioe sebagai kepala editor, serta meluncurkan koran baru bernama Bin Seng di Batavia.[6][7] Tujuan dari Bin Seng adalah untuk meliput berita lokal di Batavia.[6] Kepala editor Bin Seng juga Tjoe Bou San yang memakai pseudonim Oen Tjip Tiong. Sayangnya koran tersebut tidak bertahan lama.[22] Koran ini juga meluncurkan koran mingguan pada bulan April 1923.[7]

Kwee Kek Beng

[sunting | sunting sumber]

Setelah Tjoe Bou San meninggal pada tahun 1925, Kwee Kek Beng menjadi kepala editor, sementara Ang Jan Goan dipromosikan menjadi direktur. Keduanya memegang jabatan tersebut selama beberapa dekade[24]

Kwee Kek Beng dulu adalah seorang guru berpendidikan Belanda yang juga berkontribusi ke Bin Seng dan Java Bode, dan kemudian dipekerjakan sebagai editor junior di Sin Po mulai tahun 1922.[25] Seperti pendahulunya, ia adalah seorang nasionalis Tionghoa.[25][26]

Pada paruh kedua dekade 1920-an, dengan makin kuatnya gerakan nasionalis Indonesia, Sin Po memoderasi sudut pandang Pro-Tiongkok dan menjadi lebih simpatik pada sudut pandang Indonesia.[19] Kwee sendiri merupakan teman dekat dari Sukarno dan pemipin-pemimpin lain dari gerakan tersebut.[26] Koran lain yang sudut pandangnya serupa dengan koran ini, seperti Djawa Tengah di Semarang, juga menjadi lebih berorientasi pada Hindia Belanda. Sejumlah anggota kelompok Sin Po yang mendorong agar Peranakan Tionghoa 'kembali' ke Tiongkok untuk belajar dan bekerja pun mengalah pada kampanye tersebut.[21]

Pada bulan Januari 1927, koran ini meluncurkan jurnal mingguan De Chineesche Revue.[7] Jurnal tersebut diterbitkan dalam bahasa asal Eropa, seperti bahasa Belanda. Di jurnal tersebut, kaum intelektual Tionghoa dapat mendiskusikan isu harian dengan lebih serius.[6] Kwee adalah pendorong peluncuran jurnal tersebut, karena ia melihat ada banyak jurnal intelektual yang diterbitkan di Belanda dan ia percaya bahwa orang Tionghoa di Hindia Belanda juga dapat menulis dengan tingkat yang sama.[26] Henri Borel, seorang sinolog, adalah salah satu kontributor paling berpengaruh di jurnal tersebut.[6]

Pada akhir dekade 1930-an, Sin Po menggeser kampanyenya ke pengumpulan dana untuk Tiongkok dan penyebaran pesan anti-Jepang. Koran ini pun berhasil mengumpulkan dana sebanyak 1,7 juta gulden mulai tahun 1937 hingga 1942 untuk membantu upaya perang Tiongkok terhadap Jepang.[21] Komik Put On, karya Kho Wan Gie, juga ditampilkan di Sin Po mulai tahun 1931.[27]

Kantor Sin Po di Batavia, Hindia Belanda c.1935

Selama pendudukan Jepang di Indonesia, Kwee berhasil menghindari penangkapan dan bersembunyi di Bandung mulai tahun 1942 hingga 1945.[25] Walaupun begitu, Sin Po tetap terbit dalam bentuk terbatas, tanpa kepala editor, dan dibatasi oleh peraturan sensor yang ketat.[26] Koran lain bernama Kung Yung Pao, dengan Oey Tiang Tjoei sebagai kepala editornya, pun sempat mengambil alih posisi Sin Po di Batavia selama periode ini.[28] Setelah perang berakhir, koran ini kembali diterbitkan dan Kwee kembali menjadi kepala editor. Kwee lalu berselisih dengan Ang Jan Goan, dan akhirnya mengundurkan diri dari jabatan kepala editor pada tahun 1947.[25]

Gouw Tiauw Goan

[sunting | sunting sumber]

Setelah Kwee mengundurkan diri, ia digantikan oleh Thio In Lok yang hanya menjabat selama sembilan bulan.[26] This lalu digantikan oleh seorang jurnalis veteran bernama Gouw Tiauw Goan.[29] Gouw berpendidikan Tiongkok dan pernah ditahan oleh Jepang selama perang. Kontribusi Gouw di koran ini lebih fokus pada Tiongkok.[29]

Pada tahun 1958, sesuai aturan pemerintah saat itu, koran ini dipaksa mengubah namanya menjadi Pantjawarta dan kemudian kembali diubah menjadi Warta Bhakti. Pada periode ini, koran ini mengambil sudut pandang pro-PKI, sehingga akhirnya dilarang untuk terbit pasca terjadinya Gerakan 30 September pada tahun 1965.

PT Catra Media Nusantara menggunakan Sin Po sebagai nama media beritanya, berupa situs web SinPo.id dan saluran televisi Sin Po TV.[30]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Pers Tionghoa, Sensibilitas Budaya, dan Pamali Politik", KOMPAS, 1 Juni 2001
  2. ^ "Seabad Pers Jawa Barat", Pikiran Rakyat, 8 Februari 2006
  3. ^ "Sejarah Sin Po, Koran Tionghoa yang Menyuarakan Indonesia Merdeka". Tirto.id. Diakses tanggal 2020-01-21. 
  4. ^ "Bung Karno dan Etnis Tionghoa" Diarsipkan 2010-01-27 di Wayback Machine., diakses 15 Februari 2006
  5. ^ Purnamasari, Deti Mega. Rastika, Icha, ed. "Koran Sin Po, Pelopor Istilah "Indonesia" yang Hilang dari Catatan Sejarah..." Kompas.com. Diakses tanggal 2020-01-21. 
  6. ^ a b c d e f g h Sin Po Jubileum Nummer 1910–1935. Jakarta: Sin Po. 1935. hlm. 3–9. 
  7. ^ a b c d e f Sin Po Jubileum Nummer 1910–1935. Jakarta: Sin Po. 1935. hlm. 3–9. 
  8. ^ a b Salmon, Claudine (1981). Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography. Paris: Editions de la Maison des sciences de l'homme. hlm. 223. ISBN 9780835705929. 
  9. ^ a b "Nederlandsch-Indië. DE LOOPBAAN VAN RAZOUX KüHR". De Preanger-bode (dalam bahasa Belanda). 1921-01-08. 
  10. ^ Termorshuizen, Gerard (2012). "Jack Razoux Kühr (1882-1958) Fragmenten uit het leven van een rebelse natuur". Indische Letteren. 27: 187–206. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-16. Diakses tanggal 16 November 2020. 
  11. ^ "Een Drukpersdelict". De Expres (dalam bahasa Belanda). 1912-11-02. 
  12. ^ "Batavia, 4 Febr". De nieuwe vorstenlanden (dalam bahasa Belanda). 1913-02-05. 
  13. ^ "De Ruzie in het Chineesche Kamp". Bataviaasch Nieuwsblad (dalam bahasa Belanda). 1913-02-05. 
  14. ^ "De "Sin Po"-campagne". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië (dalam bahasa Belanda). 1913-04-15. 
  15. ^ "Van den dag". De Preanger-bode (dalam bahasa Belanda). 1915-04-22. 
  16. ^ "Journalistiek". Bataviaasch nieuwsblad (dalam bahasa Belanda). 1916-04-04. 
  17. ^ "Journalistiek". Bataviaasch nieuwsblad (dalam bahasa Belanda). 1918-01-05. 
  18. ^ a b Salmon, Claudine (1981). Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography. Paris: Editions de la Maison des sciences de l'homme. hlm. 201. ISBN 9780835705929. 
  19. ^ a b Hartanto, Agung Dwi (2007). Seabad pers kebangsaan, 1907-2007. Jakarta: I:Boekoe. hlm. 63–5. ISBN 9789791436021. 
  20. ^ "Groote delning in de Chineesche wereld". De Sumatra Post (dalam bahasa Belanda). 1917-09-28. 
  21. ^ a b c Suryadinata, Leo (2005). Peranakan Chinese politics in Java, 1917-1942. Singapore: Marshall Cavendish Academic. hlm. 70–2. ISBN 9789812103604. 
  22. ^ a b c d Salmon, Claudine (1981). Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography. Paris: Editions de la Maison des sciences de l'homme. hlm. 360–1. ISBN 9780835705929. 
  23. ^ "Persdelict". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië (dalam bahasa Belanda). 1919-04-28. 
  24. ^ Suryadinata, Leo (1995). Prominent Indonesian Chinese : biographical sketches (edisi ke-[3rd.]). Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 3–4. ISBN 9789813055032. 
  25. ^ a b c d Salmon, Claudine (1981). Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography. Paris: Editions de la Maison des sciences de l'homme. hlm. 202. ISBN 9780835705929. 
  26. ^ a b c d e "Kwee Kek Beng, Sang Pendekar Pena dari Batavia". tirto.id. Tirto. Diakses tanggal 21 November 2020. 
  27. ^ Agus Dernawan T. (February 6, 2019). "Kho Wan Gie and Goei Kwat Siong Chinese-Indonesian artists behind legendary comic strips". The Jakarta Post. Diakses tanggal 14 February 2019. 
  28. ^ Salmon, Claudine (1981). Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography. Paris: Editions de la Maison des sciences de l'homme. hlm. 278. ISBN 9780835705929. 
  29. ^ a b Suryadinata, Leo (2015). Prominent Indonesian Chinese : Biographical Sketches (4th edition) (edisi ke-4th). Singapore: ISEAS - Yusof Ishak Institute. hlm. 42. ISBN 9789814620512. 
  30. ^ "Tentang Kami". SinPo.id. Diakses tanggal 1 November 2023. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]