Uis Gara: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Menambah Kategori:Wastra Batak Karo menggunakan HotCat Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(23 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Uis Gara''' ([[Surat Batak|Surat Batak Karo]]: ᯥᯀᯘᯪ᯳ ᯎᯒ) adalah salah satu jenis [[uis]]. ''Uis Gara'' biasanya digunakan sebagai busana resmi adat dan kebudayaan, selain digunakan sebagai pakaian resmi dalam kegiatan adat dan budaya, pakaian ini sebelumnya digunakan pula dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Karo.<ref>{{Cite web|last=N|first=C|date=4 -2-2022|title=Pakaian Adat Karo {{!}} Baju pengantin, Foto pengantin, Sejarah mode|url=https://id.pinterest.com/pin/38913984270579444/|website=Pinterest|language=id|access-date=2022-02-04}}</ref> |
|||
[[Berkas:Pakaian_adat_karo.jpg|thumb|260px|Pakaian Adat Karo dari Sumatera Utara]] |
|||
[[Berkas:Uis_gara.jpg|thumb|260px|Jenis-jenis Uis Gara]] |
|||
⚫ | Kata Uis Gara sendiri berasal dari [[bahasa Batak Karo]], yaitu ''Uis'' yang berarti kain dan ''Gara'' yang berarti merah. Disebut sebagai "kain merah" karena pada uis gara warna yang dominan adalah [[merah]], [[hitam]], dan [[putih]], serta dihiasi pula berbagai ragam tenunan dari benang [[emas]] dan [[perak]]. |
||
'''Uis Gara''' atau '''Uis Adat Karo''' adalah pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan adat dan budaya [[Suku Karo]] dari [[Sumatera Utara]]. Selain digunakan sebagai pakaian resmi dalam kegiatan adat dan budaya, pakaian ini sebelumnya digunakan pula dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Karo. |
|||
⚫ | Kata Uis Gara sendiri berasal dari [[ |
||
Secara umum uis gara terbuat dari bahan [[kapas]] yang kemudian dipintal dan ditenun secara manual dan diwarnai menggunakan zat pewarna alami. Cara pembuatannya tidak jauh berbeda dengan pembuatan [[songket]], yaitu menggunakan [[alat tenun bukan mesin]]. |
Secara umum uis gara terbuat dari bahan [[kapas]] yang kemudian dipintal dan ditenun secara manual dan diwarnai menggunakan zat pewarna alami. Cara pembuatannya tidak jauh berbeda dengan pembuatan [[songket]], yaitu menggunakan [[alat tenun bukan mesin]]. |
||
==Fungsi dan kegunaan== |
== Fungsi dan kegunaan == |
||
Pada awalnya kegunaan uis gara, yaitu dibuat untuk dipakai sehari-hari oleh kalangan [[perempuan]] Karo. Namun saat ini uis gara hanya digunakan di setiap upacara adat dan budaya Karo. Baik yang dilaksanakan di daerah Karo sendiri, maupun di luar daerah Karo, selebihnya kerap juga ditemukan dalam bentuk sovenir berupa [[tas]], [[dasi]], [[gorden]], [[ikat pinggang]], [[sarung bantal]], dan lain sebagainya. |
Pada awalnya kegunaan uis gara, yaitu dibuat untuk dipakai sehari-hari oleh kalangan [[perempuan]] Karo. Namun saat ini uis gara hanya digunakan di setiap upacara adat dan budaya Karo. Baik yang dilaksanakan di daerah Karo sendiri, maupun di luar daerah Karo, selebihnya kerap juga ditemukan dalam bentuk sovenir berupa [[tas]], [[dasi]], [[gorden]], [[ikat pinggang]], [[sarung bantal]], dan lain sebagainya. |
||
==Jenis-jenis uis gara== |
== Jenis-jenis uis gara == |
||
Uis gara memiliki berbagai jenis serta fungsinya masing-masing, bahkan ada beberapa diantaranya sudah langka karena tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis dan fungsi khusus uis gara tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: |
Uis gara memiliki berbagai jenis serta fungsinya masing-masing, bahkan ada beberapa diantaranya sudah langka karena tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis dan fungsi khusus uis gara tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: |
||
===Uis Beka Buluh=== |
=== Uis Beka Buluh === |
||
Uis beka buluh memiliki ciri gembira, tegas dan elegan. Kain adat ini merupakan simbol wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang Putra Karo. |
Uis beka buluh memiliki ciri gembira, tegas dan elegan. Kain adat ini merupakan simbol wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang Putra Karo. |
||
* Sebagai Penutup Kepala. Pada saat Pesta Adat, Kain ini dipakai Pria/putra Karo sebagai mahkota di kepalanya pertanda bahwa untuk dialah pesta tersebut diselenggarakan. Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi Mahkota pada saat Pesta Perkawinan, Mengket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua (Upacara Kematian bagi Orang Tua yang meninggal dalam keadaan umur sudah lanjut) |
* Sebagai Penutup Kepala. Pada saat Pesta Adat, Kain ini dipakai Pria/putra Karo sebagai mahkota di kepalanya pertanda bahwa untuk dialah pesta tersebut diselenggarakan. Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi Mahkota pada saat Pesta Perkawinan, Mengket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua (Upacara Kematian bagi Orang Tua yang meninggal dalam keadaan umur sudah lanjut) |
||
* Sebagai Pertanda (Cengkok-cengkok /Tanda-tanda) yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan |
* Sebagai Pertanda (Cengkok-cengkok /Tanda-tanda) yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan segitiga. |
||
* Sebagai Maneh-maneh. Setiap putra karo dimasa mudanya diberkati oleh Kalimbubu (Paman, Saudara Laki-laki dari Ibu, Pihak yang dihormati) sehingga berhasil dalam hidupnya. Pada Saat kematiannya, pihak keluarga akan membayar berkat yang diterima tersebut dengan menyerahkan tanda syukur yang paling berharga kepada pihak kalimbubu tadi yakni mahkota yang biasa dikenakannya yaitu Uis Beka Buluh. |
* Sebagai Maneh-maneh. Setiap putra karo dimasa mudanya diberkati oleh Kalimbubu (Paman, Saudara Laki-laki dari Ibu, Pihak yang dihormati) sehingga berhasil dalam hidupnya. Pada Saat kematiannya, pihak keluarga akan membayar berkat yang diterima tersebut dengan menyerahkan tanda syukur yang paling berharga kepada pihak kalimbubu tadi yakni mahkota yang biasa dikenakannya yaitu Uis Beka Buluh. |
||
===Uis Gatip Jongkit=== |
=== Uis Gatip Jongkit === |
||
Uis Gatip Jongkit menunjukkan ciri atau lambang karakter kuat dan perkasa dan digunakan sebagai pakaian luar bagian bawah untuk Laki-laki yang disebut gonje (sebagai kain sarung). Kain ini dipakai oleh Putra Karo untuk semua upacara Adat yang mengharuskan berpakaian Adat Lengkap. |
Uis Gatip Jongkit menunjukkan ciri atau lambang karakter kuat dan perkasa dan digunakan sebagai pakaian luar bagian bawah untuk Laki-laki yang disebut gonje (sebagai kain sarung). Kain ini dipakai oleh Putra Karo untuk semua upacara Adat yang mengharuskan berpakaian Adat Lengkap. |
||
===Uis Gatip=== |
=== Uis Gatip === |
||
Uis Gatip Jongkit menunjukkan karakter Teguh dan Ulet |
Uis Gatip Jongkit menunjukkan karakter Teguh dan Ulet |
||
* Sebagai Penutup Kepala wanita Karo (tudung) baik pada pesta maupun dalam kesehariannya. |
* Sebagai Penutup Kepala wanita Karo (tudung) baik pada pesta maupun dalam kesehariannya. |
||
* Untuk beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal dunia |
* Untuk beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal dunia |
||
===Uis Nipes Padang Rusak=== |
=== Uis Nipes Padang Rusak === |
||
Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada pesta maupun dalam kehidupan sehari-hari. |
Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada pesta maupun dalam kehidupan sehari-hari. |
||
===Uis Nipes Benang Iring=== |
=== Uis Nipes Benang Iring === |
||
Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat |
Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat dukacita. |
||
===Uis Ragi Barat=== |
=== Uis Ragi Barat === |
||
* Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat sukacita maupun dalam keseharian. |
* Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat sukacita maupun dalam keseharian. |
||
* Lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung) untuk kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap. |
* Lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung) untuk kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap. |
||
===Uis Jujung-jujungen=== |
=== Uis Jujung-jujungen === |
||
Kain ini dipakai hanya untuk lapisan paling luar penutup kepala wanita (tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bahagian depannya. |
Kain ini dipakai hanya untuk lapisan paling luar penutup kepala wanita (tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bahagian depannya. |
||
===Uis Nipes |
=== Uis Nipes Benang iring === |
||
Kain ini dipakai wanita Karo sebagai selendang bahu dalam upacara adat |
Kain ini dipakai wanita Karo sebagai selendang bahu dalam upacara adat dukacita |
||
===Uis Teba=== |
=== Uis Teba === |
||
* Kain ini dipakai wanita Karo lanjut usia sebagai tutup kepala (tudung) dalam upacara yang bersifat |
* Kain ini dipakai wanita Karo lanjut usia sebagai tutup kepala (tudung) dalam upacara yang bersifat dukacita |
||
* Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Puang Kalimbubu (disebut Morah-morah) pada saat seorang wanita yang sudah lanjut usia (cawir metua, semua anaknya telah kawin).meninggal dunia. |
* Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Puang Kalimbubu (disebut Morah-morah) pada saat seorang wanita yang sudah lanjut usia (cawir metua, semua anaknya telah kawin).meninggal dunia. |
||
===Uis Pementing=== |
=== Uis Pementing === |
||
Kain ini dipakai Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat berpakaian Adat lengkap dengan menggunakan Uis Julu sebagai kain sarung. |
Kain ini dipakai Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat berpakaian Adat lengkap dengan menggunakan Uis Julu sebagai kain sarung. |
||
===Uis Julu diberu=== |
=== Uis Julu diberu === |
||
- Untuk pakaian wanita pembalut tubuh dari dada bagian atas hingga ke pergelangan kaki (disebut abit) untuk upacara adat yang diharuskan berpakaian adat lengkap |
- Untuk pakaian wanita pembalut tubuh dari dada bagian atas hingga ke pergelangan kaki (disebut abit) untuk upacara adat yang diharuskan berpakaian adat lengkap |
||
- Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (disebut Maneh-maneh) pada saat seorang pria maupun wanita yang sudah lanjut usia (cawir metua, semua anaknya telah kawin) meninggal dunia.Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (disebut Maneh-maneh) pada saat seorang pria maupun wanita yang sudah lanjut usia |
- Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (disebut Maneh-maneh) pada saat seorang pria maupun wanita yang sudah lanjut usia (cawir metua, semua anaknya telah kawin) meninggal dunia.Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (disebut Maneh-maneh) pada saat seorang pria maupun wanita yang sudah lanjut usia |
||
===Uis Arinteneng=== |
=== Uis Arinteneng === |
||
* Alas pinggan pasu yang dipakai pada waktu penyerehan |
* Alas pinggan pasu yang dipakai pada waktu penyerehan maskawin |
||
* Alas piring makan pengantin saat makan bersama dalam satu piring pada malam hari usai pesta peradatan (man nakan persadan tendi/mukul) |
* Alas piring makan pengantin saat makan bersama dalam satu piring pada malam hari usai pesta peradatan (man nakan persadan tendi/mukul) |
||
===Perembah=== |
=== Perembah === |
||
* Untuk menggendong bayi |
* Untuk menggendong bayi |
||
* Untuk anak pertama, perembah diberikan oleh Kalimbubu seiring doa dan berkat agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses dalam hidupnya kelak. |
* Untuk anak pertama, perembah diberikan oleh Kalimbubu seiring doa dan berkat agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses dalam hidupnya kelak. |
||
===Uis Kelam-kelam=== |
=== Uis Kelam-kelam === |
||
* Penutup kepala wanita Karo (tudung teger) waktu pesta adat dan pesta guro-guro aron. |
* Penutup kepala wanita Karo (tudung teger) waktu pesta adat dan pesta guro-guro aron. |
||
* Kain ini juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang kalimbubu pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (morah-morah) |
* Kain ini juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang kalimbubu pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (morah-morah) |
||
== |
== Referensi == |
||
{{Reflist}} |
|||
Dalam pemberitaan [[media massa]], uis gara sering pula disebut dengan istilah [[ulos]] yang merupakan sebutan kain khas dari [[Tano Batak|Tanah Batak]]. Pada kenyatanya, di daerah Karo, pakaian adat yang dipakai oleh kaum pria dan wanita sejatinya disebut dengan istilah uis gara, dan terkadang disebut juga dengan nama yang lebih spesifik seperti ''uis nipes'' atau ''beka buluh'', dan lain sebagainya. |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/craft/article/download/217/194 Uis Gara di Situs Jurnal ITB] |
* [http://jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/craft/article/download/217/194 Uis Gara di Situs Jurnal ITB] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140808223649/http://jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/craft/article/download/217/194 |date=2014-08-08 }} |
||
* [https://bungarimna.wordpress.com/2011/12/18/kain-adat-t-karo-uis-adat-karo/ Pakaian Adat Karo di Blog Tanah Putra Bumi Turang] |
* [https://bungarimna.wordpress.com/2011/12/18/kain-adat-t-karo-uis-adat-karo/ Pakaian Adat Karo di Blog Tanah Putra Bumi Turang] |
||
{{ |
{{Suku Karo}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Pakaian Indonesia]] |
[[Kategori:Pakaian Indonesia]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Wastra Batak Karo]] |
||
{{Suku Karo}} |
|||
{{pakaian-stub}} |
|||
⚫ |
Revisi terkini sejak 15 April 2024 13.47
Uis Gara (Surat Batak Karo: ᯥᯀᯘᯪ᯳ ᯎᯒ) adalah salah satu jenis uis. Uis Gara biasanya digunakan sebagai busana resmi adat dan kebudayaan, selain digunakan sebagai pakaian resmi dalam kegiatan adat dan budaya, pakaian ini sebelumnya digunakan pula dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Karo.[1]
Kata Uis Gara sendiri berasal dari bahasa Batak Karo, yaitu Uis yang berarti kain dan Gara yang berarti merah. Disebut sebagai "kain merah" karena pada uis gara warna yang dominan adalah merah, hitam, dan putih, serta dihiasi pula berbagai ragam tenunan dari benang emas dan perak.
Secara umum uis gara terbuat dari bahan kapas yang kemudian dipintal dan ditenun secara manual dan diwarnai menggunakan zat pewarna alami. Cara pembuatannya tidak jauh berbeda dengan pembuatan songket, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.
Fungsi dan kegunaan
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya kegunaan uis gara, yaitu dibuat untuk dipakai sehari-hari oleh kalangan perempuan Karo. Namun saat ini uis gara hanya digunakan di setiap upacara adat dan budaya Karo. Baik yang dilaksanakan di daerah Karo sendiri, maupun di luar daerah Karo, selebihnya kerap juga ditemukan dalam bentuk sovenir berupa tas, dasi, gorden, ikat pinggang, sarung bantal, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis uis gara
[sunting | sunting sumber]Uis gara memiliki berbagai jenis serta fungsinya masing-masing, bahkan ada beberapa diantaranya sudah langka karena tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis dan fungsi khusus uis gara tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Uis Beka Buluh
[sunting | sunting sumber]Uis beka buluh memiliki ciri gembira, tegas dan elegan. Kain adat ini merupakan simbol wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang Putra Karo.
- Sebagai Penutup Kepala. Pada saat Pesta Adat, Kain ini dipakai Pria/putra Karo sebagai mahkota di kepalanya pertanda bahwa untuk dialah pesta tersebut diselenggarakan. Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi Mahkota pada saat Pesta Perkawinan, Mengket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua (Upacara Kematian bagi Orang Tua yang meninggal dalam keadaan umur sudah lanjut)
- Sebagai Pertanda (Cengkok-cengkok /Tanda-tanda) yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan segitiga.
- Sebagai Maneh-maneh. Setiap putra karo dimasa mudanya diberkati oleh Kalimbubu (Paman, Saudara Laki-laki dari Ibu, Pihak yang dihormati) sehingga berhasil dalam hidupnya. Pada Saat kematiannya, pihak keluarga akan membayar berkat yang diterima tersebut dengan menyerahkan tanda syukur yang paling berharga kepada pihak kalimbubu tadi yakni mahkota yang biasa dikenakannya yaitu Uis Beka Buluh.
Uis Gatip Jongkit
[sunting | sunting sumber]Uis Gatip Jongkit menunjukkan ciri atau lambang karakter kuat dan perkasa dan digunakan sebagai pakaian luar bagian bawah untuk Laki-laki yang disebut gonje (sebagai kain sarung). Kain ini dipakai oleh Putra Karo untuk semua upacara Adat yang mengharuskan berpakaian Adat Lengkap.
Uis Gatip
[sunting | sunting sumber]Uis Gatip Jongkit menunjukkan karakter Teguh dan Ulet
- Sebagai Penutup Kepala wanita Karo (tudung) baik pada pesta maupun dalam kesehariannya.
- Untuk beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal dunia
Uis Nipes Padang Rusak
[sunting | sunting sumber]Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada pesta maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Uis Nipes Benang Iring
[sunting | sunting sumber]Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat dukacita.
Uis Ragi Barat
[sunting | sunting sumber]- Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat sukacita maupun dalam keseharian.
- Lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung) untuk kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap.
Uis Jujung-jujungen
[sunting | sunting sumber]Kain ini dipakai hanya untuk lapisan paling luar penutup kepala wanita (tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bahagian depannya.
Uis Nipes Benang iring
[sunting | sunting sumber]Kain ini dipakai wanita Karo sebagai selendang bahu dalam upacara adat dukacita
Uis Teba
[sunting | sunting sumber]- Kain ini dipakai wanita Karo lanjut usia sebagai tutup kepala (tudung) dalam upacara yang bersifat dukacita
- Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Puang Kalimbubu (disebut Morah-morah) pada saat seorang wanita yang sudah lanjut usia (cawir metua, semua anaknya telah kawin).meninggal dunia.
Uis Pementing
[sunting | sunting sumber]Kain ini dipakai Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat berpakaian Adat lengkap dengan menggunakan Uis Julu sebagai kain sarung.
Uis Julu diberu
[sunting | sunting sumber]- Untuk pakaian wanita pembalut tubuh dari dada bagian atas hingga ke pergelangan kaki (disebut abit) untuk upacara adat yang diharuskan berpakaian adat lengkap
- Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (disebut Maneh-maneh) pada saat seorang pria maupun wanita yang sudah lanjut usia (cawir metua, semua anaknya telah kawin) meninggal dunia.Kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (disebut Maneh-maneh) pada saat seorang pria maupun wanita yang sudah lanjut usia
Uis Arinteneng
[sunting | sunting sumber]- Alas pinggan pasu yang dipakai pada waktu penyerehan maskawin
- Alas piring makan pengantin saat makan bersama dalam satu piring pada malam hari usai pesta peradatan (man nakan persadan tendi/mukul)
Perembah
[sunting | sunting sumber]- Untuk menggendong bayi
- Untuk anak pertama, perembah diberikan oleh Kalimbubu seiring doa dan berkat agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses dalam hidupnya kelak.
Uis Kelam-kelam
[sunting | sunting sumber]- Penutup kepala wanita Karo (tudung teger) waktu pesta adat dan pesta guro-guro aron.
- Kain ini juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang kalimbubu pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (morah-morah)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ N, C (4 -2-2022). "Pakaian Adat Karo | Baju pengantin, Foto pengantin, Sejarah mode". Pinterest. Diakses tanggal 2022-02-04.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Uis Gara di Situs Jurnal ITB Diarsipkan 2014-08-08 di Wayback Machine.
- Pakaian Adat Karo di Blog Tanah Putra Bumi Turang