Lompat ke isi

Indosat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Xvroster (bicara | kontrib)
Update infobox
 
(440 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox company
{{kotak info perusahaan
| company_name = PT Indosat Tbk.
| name = PT Indosat Tbk
| company_logo = [[Berkas:Indosat Logo.svg|250px]]
| logo = Indosat Ooredoo Hutchison.svg
| image = Jakarta Indonesia Kantor-Pusat-PT-Indosat-01.jpg
| company_type = [[Perusahaan terbuka|Terbuka]]
| image_size = 250px
| traded_as = {{idx|ISAT}}<br />{{nyse|IIT}}
| image_caption = Kantor pusat Indosat Ooredoo Hutchison di Jakarta<br /><small>(gedung hitam di tengah)</small>
| foundation = 1967
| trading_name = Indosat Ooredoo Hutchison
| location = Jl. Medan Merdeka Barat 21<br />[[Jakarta]], [[Indonesia]]
| type = [[Perusahaan publik|Publik]]
| key_people = Alexander Rusli, Presiden Direktur & Kepala Operasional Eksekutif (''CEO'')
| former_names = {{plainlist|
| industry = Telekomunikasi
* PT Indonesian Satellite Corporation (1967-1984)
| products = Jasa komunikasi untuk telepon genggam, sambungan tetap dan MIDI (''Multimedia, Data, Internet'')
* PT Indosat (Persero) Tbk (1984-2003)}}
| owner = [[Pemerintah Indonesia]] (1967-2008)<br />[[Ooredoo|Ooredoo Asia Pte. Ltd.]] (2008-sekarang)
| predecessor = [[Bimagraha Telekomindo]] (1992-2003)<br />[[Satelindo]] (1993-2003)<br />[[Indosat-M3]] (2001-2003)<br />[[3 Indonesia|Hutchison 3 Indonesia]] (2000-2022)
| subsid = [[IndosatM2]]<br />[[Lintasarta]]<br />SMT
| traded_as = {{BEI|ISAT}}<br>Komponen [[LQ45]]
| homepage = {{URL|http://www.indosat.com}}
| founder = [[w:en:ITT Inc.|ITT Corporation]]
| foundation = {{start date and age|1967|11|10}}
| location = Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| key_people = Halim Alamsyah (Komisaris Utama)<br/>Vikram Sinha (Direktur Utama)
| industry = Telekomunikasi
| products = Jasa komunikasi untuk telepon genggam, sambungan tetap dan MIDI (''Multimedia, Data, Internet'')
| brands = [[IM3]]<br />[[3 Indonesia|3]]<br />Indosat HiFi
| revenue = {{increase}} Rp 51,2 triliun (2023)
| net_income = {{decrease}} Rp 4,5 triliun (2023)
| assets = {{increase}} Rp 114,7 triliun (2023)
| equity = {{increase}} Rp 30,7 triliun (2023)
| owner = [[Ooredoo]] [[Hutchison Asia Telecom Group|Hutchison Asia]] (65,64%)
| num_employees = 2.975 (2023)
| subsid = PT [[Aplikanusa Lintasarta]]<br />Indosat Singapore Pte. Ltd.<ref name=lapq4/>
| homepage = {{URL|indosatooredoo.com }}
}}
}}
'''Indosat''' (lengkapnya '''PT Indosat Tbk.''') adalah salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi di Indonesia.<ref name=IInv> [http://www.indonesia-investments.com/business/company-files/indosat/item200 Indonesia-investments.com: Indosat company profile]<small>di akses 1 Mei 2012</small></ref> Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan pra bayar maupun pascabayar dengan merek jual [[Indosat Matrix|Matrix]], [[Indosat Mentari|Mentari]] dan [[IM3]]; jasa lainnya yang disediakan adalah saluran komunikasi via suara untuk telepon tetap (''fixed'') termasuk sambungan langsung internasional IDD (''International Direct Dialing''), serta jasa nirkabel dengan merk dagang [[StarOne]]<ref name=IInv/><ref name=connexus>[http://www.conexusmobile.com/alliance-sub-indonesia.html Connexusmobile.com: Indosat] <small>di akses 1 Mei 2012</small></ref><ref name="Bisnis">[http://en.bisnis.com/articles/telkom-akuisisi-starone-indosat-oke-saja-kalau-menguntungkan Bisnis.com: TELKOM AKUISISI STARONE: Indosat oke saja kalau menguntungkan] Oleh: Arif Pitoyo 14 Maret 2012. <small>Diakses 6 Mei 2013</small> </ref> Perusahaan ini juga menyediakan layanan multimedia, internet, dan komunikasi data (MIDI= ''Multimedia, Internet & Data Communication Services'')<ref name=connexus/>


'''Indosat Ooredoo Hutchison''' (atau '''Indosat''') adalah salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia.<ref name="indonesia-investments.com">http://www.indonesia-investments.com/business/indonesian-companies/indosat/item200</ref> Perusahaan ini menawarkan layanan komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan prabayar maupun pascabayar dengan merek [[IM3]] dan [[3 Indonesia|3]], ditambah jasa-jasa lainnya seperti saluran internet melalui media [[serat optik]] dengan merek Indosat HiFi; saluran komunikasi via suara untuk [[telepon tetap]], termasuk [[sambungan langsung internasional]]; serta layanan [[multimedia]] dan komunikasi data.<ref>{{Cite web |url=http://www.conexusmobile.com/alliance-sub-indonesia.html |title=Salinan arsip |access-date=2013-05-01 |archive-date=2014-03-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140329023240/http://www.conexusmobile.com/alliance-sub-indonesia.html |dead-url=yes }}</ref>
Pada tahun 2011 perusahaan ini menguasai 21 persen pangsa pasar<ref name=IInv/> dan pada tahun 2013 mengklaim memiliki 58,5 juta pelanggan untuk telpon genggam.<ref name=antara> [http://www.antaranews.com/en/news/87632/indosats-profit-plunges-525-pct Indosat`s profit plunges 52.5 pct]</ref>


== Sejarah ==
Situs investasi untuk Indonesia menyatakan bahwa Indosat kehilangan beberapa persen pasar pelanggan telepon genggamnya pada tahun tahun terakhir.<ref name=IInv/> Sementara situs lainnya (Onbile.com) menempatkan Indosat sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga pada tahun 2013 dibawah [[Telkomsel]] dan [[XL Axiata]].<ref name=Onbile> [http://www.onbile.com/info/top-telecom-companies-in-indonesia/ Onbile.com: Top Telecom Companies in Indonesia] <small>Diakses 1 Mei 2012</small></ref>
{{Multiple image | align = right | direction = vertical | width = 220
| image1 = Indosat Logo (1984-2005).svg
| caption1 = Logo pertama Indosat (1984-2 Februari 2005)<ref>[https://www.youtube.com/watch?v=IGg1fY-px6U Milestone Journey: 54 Tahun Indosat Ooredoo]</ref>
| image2 = Indosat Logo.svg
| caption2 = Logo kedua Indosat (2 Februari 2005-18 November 2015)
| image3 = Indosat Ooredoo logo.svg
| caption3 = Logo ketiga Indosat Ooredoo (18 November 2015-3 Oktober 2019)
| image4 = Indosat Ooredoo.svg
| caption4 = Logo terakhir Indosat Ooredoo (3 Oktober 2019-4 Januari 2022)
}}
=== Pendirian dan perkembangan awal ===
Indosat (singkatan dari '''''Indo'''nesian '''Sat'''ellite Corporation'', dalam [[Bahasa Indonesia]] artinya Perusahaan Satelit Indonesia) didirikan pada 10 November 1967 sebagai salah satu perusahaan [[penanaman modal asing]] (PMA) pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional melalui satelit internasional [[Intelsat]]. Kelahirannya terjadi saat pemerintah hendak menerapkan teknologi komunikasi satelit di Indonesia, namun terkendala biaya sehingga memberikan kesempatan pengembangannya pada pihak swasta.<Ref name=tirto>[https://tirto.id/sejarah-indosat-dibeli-soeharto-dari-itt-dijual-megawati-ke-stt-ezYZ Sejarah Indosat: Dibeli Soeharto dari ITT, Dijual Megawati ke STT]</ref>


Datanglah kemudian [[w:en:ITT Inc.|International Telephone & Telegraph]] (ITT), sebuah perusahaan telekomunikasi [[Amerika Serikat]] yang menawarkan pengerjaan proyek tersebut. Kesepakatan ITT dan pemerintah RI kemudian ditandatangani pada 9 Juni 1967, yang berisi perjanjian bahwa perusahaan tersebut akan membangun [[stasiun bumi]]. Ketika selesai dibangun, infrastrukturnya akan diserahkan kepada negara, namun ITT akan tetap mengoperasikannya dengan menyewanya dari pemerintah selama 20 tahun<ref name=sej>[https://books.google.co.id/books?id=Q_nxfvP3kpUC&pg=RA3-PA186&dq=Indosat+ITT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi5_Ki8-_j9AhURXWwGHe-4BrMQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=Indosat%20ITT&f=false Sejarah pos dan telekomunikasi di Indonesia, Volume 4-5]</ref> dan bekerjasama dengan [[Telkom Indonesia|PN Telekomunikasi]]. Selanjutnya, pembangunan stasiun bumi tersebut dimulai sejak Agustus 1968 dan diresmikan pada 29 September 1969 yang dikenal sebagai [[Stasiun Bumi Jatiluhur]].<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=Nfbkd50TJa4C&pg=RA10-PA12&dq=Indonesian+Satellite+Corporation&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjrkcChvPT9AhXXXGwGHdxLCaIQ6AF6BAgEEAI#v=onepage&q=Indonesian%20Satellite%20Corporation&f=false Focus on Indonesia]</ref><ref name=isat1>[https://web.archive.org/web/20010414033025/http://www.indosat.com/profile/history/ brief in history]</ref>
Pada Februari 2013 perusahaan telekomunikasi [[Qatar]] yang sebelumnya bernama [[Qtel]] dan menguasai 65 persen saham Indosat berubah nama menjadi [[Ooredoo]] dan berencana mengganti seluruh perusahaan miliknya atau dibawah kendalinya yang berada di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara dengan nama Ooredoo pada tahun 2013 atau 2014.<ref name=ITP>[http://www.itp.net/592393-qtel-rebrands-as-ooredoo#.UYVVvYJQ0Vk ITP: Qtel rebrands as Ooredoo] <small>MOBILE WORLD CONGRESS: All Qtel opcos to rebrand under new name</small></ref> Sementara Indosat dalam siaran persnya menanggapi hal ini belum memutuskan akan mengubah nama dari Indosat menjadi Ooredoo atau tidak, karena menganggap nama Indosat telah memiliki "hubungan" dengan pelanggan.<ref name="Tekno">[http://tekno.kompas.com/read/2013/02/27/1521597/Indosat.Ganti.Nama.Jadi.Ooredoo Indosat Ganti Nama Jadi Ooredoo?]</ref>


Adapun ITT menguasai Indosat lewat [[anak usaha]]nya [[:en:American Cable and Radio Corporation|American Cable & Radio Corporation]] (ACR), dengan modal awal sebesar US$ 6 juta.<Ref name=tirto/> Meskipun demikian, 50% pendapatan bersihnya per tahun diberikan ke pemerintah RI. Dengan kehadiran Indosat, lalu lintas telekomunikasi internasional dari dan ke Indonesia naik pesat, baik dalam jasa telepon maupun teleks, yang ikut membuat pendapatannya naik 33% per tahun dari 1969 hingga 1979.<Ref name=making/> Namun, pemerintah kemudian mulai tidak puas pada kesepakatannya dengan ITT, khususnya melihat posisi Perumtel (d/h PN Telekomunikasi) yang dirasa tidak mendapatkan keuntungan apa-apa walaupun Indosat menggunakan infrastrukturnya. Melalui sejumlah perundingan di tahun 1974 dan 1978, dicapai kesepakatan antara Perumtel dan Indosat, dimana sekitar 15% pendapatan Indosat dalam jasa telepon internasional dan pengoperasian kabel laut akan diberikan pada Perumtel.<ref name=sej/>
== Sejarah ==
Indosat memiliki sejarah panjang perpindahan kepemilikan dan perubahan tujuan perusahaan semenjak didirikan pada 20 November 1967.<ref name=IInv/><ref name=indosathis> [http://www.indosat.com/About_Us/Corporate_Profile/History Indosat.com: Corporate Profile History] <small>Diakses 1 Mei 2013</small></ref> Didirikan sebagai perusahaan modal asing oleh pemerintah Indonesia dengan nama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Persero), perusahaan ini mulai beroperasi pada September 1969 sebagai perusahaan komersil penyedia jasa sambungan langsung internasional (IDD). Perusahaan ini membangun, memindahkan, dan melakukan kaidah operasional sebuah organisasi telekomunikasi internasional (''International Telecommunications Satellite Organization'') disingkat Intelsat, untuk mengakses Intelstat lain (satelit) yang berada di Samudra Hindia dengan durasi kesepakatan 20 tahun hingga 1987.<ref name=indosathis/> Sebagai konsorsium global organisasi satelit komunikasi, intelstat memiliki dan mengoperasikan beberapa satelit-satelit komunikasi.<ref name=indosathis/>


Masalah lain pun muncul ketika di bulan Maret 1979, pemerintah Indonesia dan [[Malaysia]] menyepakati pembangunan jalur [[Kabel komunikasi bawah laut|kabel bawah laut]] [[Pulau Pinang]]-[[Medan]], namun Indosat menolak ikut dalam proyeknya karena dianggap tidak menguntungkan. [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] pun kecewa mendengar penolakan tersebut.<Ref name=making>[https://books.google.co.id/books?id=RH88DwAAQBAJ&pg=PA58&dq=Indosat+ITT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj1iNH3vfT9AhU8S2wGHS4gBvAQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=Indosat%20ITT&f=false Making Foreign Investment Safe: Property Rights and National Sovereignty]</ref> Belum lagi suara-suara yang merasa bahwa sudah saatnya sarana komunikasi satelit dikelola oleh putra-putri bangsa, bukannya investor asing.<ref name=sej1>[https://books.google.co.id/books?id=3h8WAQAAMAAJ&pg=PP82&dq=Indosat+ITT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi5_Ki8-_j9AhURXWwGHe-4BrMQ6AF6BAgEEAI#v=onepage&q=Indosat%20ITT&f=false Sejarah dan pembangunan pariwisata, pos, dan telekomunikasi]</ref> Hal tersebut membuat pemerintah RI mulai merencanakan untuk mengambilalih Indosat dari tangan ITT.
Pada tahun [[1980]] Indosat menjadi [[Badan Usaha Milik Negara]] dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.<ref name=IInv/> Pada akhir tahun [[2008]] saham pemerintah Indonesia tinggal 14,3 persen saja, dan sebanyak 65 persen dikuasai oleh [[QTel]].<ref name="CN"> [http://www.cellular-news.com/story/35314.php Cellular-News.com: Qatar Telecom Gets Clearance to Increase Indonesian Investment] Published 29 December 2008 <small>diakses 5 Mei 2013</small> </ref>


Sempat ada usulan untuk me[[nasionalisasi]] Indosat tanpa ganti rugi atau memberikan hukuman tegas pada ITT atau Indosat atas penolakannya. Namun kemudian salah satu menteri, [[J.B. Sumarlin]], menyarankan agar pemerintah membeli seluruh saham ITT/ACR di Indosat dengan baik-baik, dikarenakan pemerintah sedang mendapatkan keuntungan dari ''boom'' [[minyak bumi|minyak]] 1979, ditambah keinginan agar tidak mengganggu iklim investasi. Soeharto pun setuju dan membentuk "tim akuisisi" yang diketuai Sumarlin.<Ref name=tirto/> Adapun negosiasi antara ITT dan pemerintah RI dimulai sejak September 1980, dengan target sebelum 31 Desember 1980 100% saham Indosat sudah beralih ke tangan negara. Perundingan alot pun terjadi, dengan ITT menawarkan harga akuisisi sebesar US$ 72,6 juta, sedangkan pemerintah hanya bersedia mengeluarkan US$ 30 juta.<Ref name=making/>
Karena sebagian besar kepemilikan Indosat dikuasai oleh pemodal asing [[QTel]] (Pemerintah [[Qatar]]), maka berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 penyelenggaraan jaringan telekomunikasi untuk jaringan bergerak baik seluler maupun satelit, kepemilikan modal asing dibatasi 65 persen.<ref name="okezone"/> Sementara untuk jaringan tetap berbasis kabel maupun berbasis radio, dengan teknologi circuit switched atau packet switched, modal asing dibatasi maksimal 49 persen.<ref name="okezone"/> Pada tahun 2008 Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar menegaskan bahwa Indosat diwajibkan melepas lisensi telepon tetap miliknya (fixedline dan wirelessline) jika Qatar Telecom (Qtel) berkeras menambah sahamnya melebihi 49%.<ref name="inet3">[http://inet.detik.com/read/2008/10/14/112611/1019705/328/indosat-harus-lepas-izin-telepon-tetap-jika Inet Detik.com: Indosat Harus Lepas Izin Telepon Tetap, Jika...] oleh Achmad Rouzni Noor II - 4/10/2008 11:26 WIB.<small> Diakses 6 Mei 2013</small></ref> Hingga bulan Maret 2011 Indosat belum melepas StarOne,<ref name="Merdeka">[http://www.merdeka.com/tekno/indosat-belum-berencana-lepas-starone.html Indosat Belum Berencana Lepas Starone]</ref> sementara Telkom menyatakan tertarik untuk mengakusisi [[StarOne]] yang memiliki ijin untuk telepon tetap, SLJJ, dan SLI ini.<ref name="Bisnis"/>


===Nasionalisasi dan perkembangan hingga 2000===
===Perusahaan terbuka===
Akhirnya, pada 20 November 1980, pemerintah RI dan ITT menyepakati kontrak pembelian 100% saham Indosat senilai US$ 43,8 juta, dengan memperhitungkan seluruh aset dan nilai kontrak keduanya dari 1969 hingga 1989.<ref name=sej1/> Awalnya ditargetkan pelunasannya akan diselesaikan di tanggal 15 Januari 1981, namun pemerintah memutuskan melakukannya lebih awal, yaitu pada 30 Desember 1980.<Ref name=making/> Penuntasan transaksi tersebut menjadikan Indosat sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi internasional pertama yang dibeli dan dimiliki 100% sahamnya oleh Pemerintah Indonesia. Setelah akuisisi tersebut, Indosat ditetapkan sebagai perusahaan tunggal yang me[[monopoli]] komunikasi internasional,<ref name=lipute>[https://www.liputan6.com/news/read/47189/indosat-di-tangan-pemodal-asing Indosat di Tangan Pemodal Asing]</ref> berdampingan dengan Perumtel yang memonopoli komunikasi domestik. Indosat pun "berganti baju", dari PMA menjadi [[BUMN]] persero sesuai [[Peraturan Pemerintah]] No. 52 dan No. 53/1980.<Ref name=dharma>[https://books.google.co.id/books?id=kOVc8MAhR44C&pg=RA1-PA47&dq=Indosat+ITT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj1iNH3vfT9AhU8S2wGHS4gBvAQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=Indosat%20ITT&f=false Dharmasena]</ref>
Perusahaan ini kemudian didaftarkan ganda oleh pemerintah Indonesia (''dual listed company'') pada Bursa Efek Indonesia pada 19 Oktober 1994 (BEI:ISAT)<ref name=IInv/><ref>[http://www.idx.co.id/MainMenu/Emiten/CompanyProfile/SubmittedOffline/tabid/234/lang/en-US/language/en-US/Default.aspx Profil Emiten: ISAT-INDOSAT TBK], diakses 1 Oktober 2009.</ref> dan Bursa Efek New York, Amerika Serikat (NYSE:IIT).<ref name=connexus/> Saat didaftarkan pada tahun 1994 pemerintah Indonesia tetap memiliki 65 persen perusahaan ini.<ref name=IInv/>


Dalam menjalankan monopoli komunikasi internasional itu, Indosat menjalankan sejumlah usaha seperti menyediakan jasa telepon internasional; [[teleks]] internasional; [[telegram]] internasional; [[televisi]] internasional; [[Sambungan Langsung Internasional]] (yang kemudian menjadi produk utamanya); biro faks internasional (kerjasama dengan [[Pos Indonesia|PN Pos dan Giro]]); Sambungan Komunikasi Data Paket Internasional (kerjasama dengan Perumtel); stasiun pengendali dan penguji komunikasi satelit dengan satelit Intelsat; transmisi digital [[TDMA]]; pengelolaan dan pembangunan Sentral Gerbang Internasional; transmisi satelit Intelsat dan [[Inmarsat]]; pengelolaan dan pembangunan komunikasi kabel laut; perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan penyediaan sarana telekomunikasi umum; pengelolaan satelit internasional; dan layanan telekomunikasi lainnya. Indosat juga aktif sebagai salah satu anggota Inmarsat, Intelsat dan [[Persatuan Telekomunikasi Internasional]] (ITU).<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=v0pXAAAAMAAJ&pg=RA2-PA41&dq=gerbang+internasional+indosat&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjn8YOY0_T9AhX6TGwGHV3jATMQ6AF6BAgCEAI#v=onepage&q=gerbang%20internasional%20indosat&f=false Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=IJzY4-ZC70cC&pg=RA5-PA186&dq=gerbang+internasional+indosat&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjbjt391PT9AhWZcGwGHS_qCvAQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=gerbang%20internasional%20indosat&f=false Parlementaria, Volume 20-21]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=6lS52wgBIpEC&pg=PA4&dq=gerbang+internasional+indosat&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi6voHX1fT9AhXzTGwGHTkRA644ChDoAXoECAQQAg#v=onepage&q=gerbang%20internasional%20indosat&f=false Laporan tahunan]</ref>
Pada 24 April 2013 Indosat mengumumkan akan menghapus pencatatan American Depositary Shares dari New York Stock Exchange (NYSE)<ref name=indotel>[http://www.indotelko.com/kanal_rumors?it=Indosat-akan-Delisting-Saham-di-Bursa-AS Indotelco.com: Indosat akan Delisting Saham di Bursa AS]</ref><ref name="IFT">[http://www.indonesiafinancetoday.com/read/43958/Indosat-Akan-Hapus-Pencatatan-ADRs-dari-NYSE Indonesian Finance Today: Indosat Akan Hapus Pencatatan ADRs dari NYSE]</ref> dan resmi keluar pada Juli 2013 atas permintaan Menteri BUMN di bulan April 2013.<ref name="indotelco2">[http://www.indotelko.com/kanal_financial?it=Juli-Indosat-Resmi-Hengkang-dari-NYSE Juli, Indosat Resmi Hengkang dari NYSE]</ref> Performa saham indosat di bursa itu terus menurun sejak tahun 2009.<ref name=indotel/>


Untuk memfokuskan bisnisnya, di tahun 1982 pemerintah menata ulang kepemilikan dan pengelolaan sejumlah aset telekomunikasi (baik yang dimiliki secara langsung atau lewat [[BUMN]]), dengan yang ditujukan untuk komunikasi dalam negeri dialihkan ke Perumtel dan untuk komunikasi internasional dialihkan ke Indosat. Aset tersebut seperti jaringan komunikasi, hak pemilikan pada jalur kabel komunikasi bawah laut, dan fasilitas lainnya. Indosat juga mengembangkan sarana Sentral Gerbang Internasional di beberapa tempat, yaitu di [[Medan]] (1985), [[Batam]] (1992) dan [[Surabaya]] (1995), yang menjadi tempat masuknya arus komunikasi internasional (baik lewat satelit, gelombang mikro dan kabel bawah laut) ke dalam negeri. Memasuki tahun 1999, Indosat menghubungkan Indonesia dengan 257 lokasi di seluruh dunia, kapasitas komunikasinya mencapai 624,1 Mbps, lalu lintas komunikasi telepon mencapai 644,7 juta menit, dan sistem transmisi serta ''switching''-nya sudah menggunakan teknologi digital.<ref name=isat1/>
====Akusisi dan pelepasan perusahaan====
Dikarenakan deregulasi peraturan telekomunikasi yang diberlakukan pemerintah dengan tujuan agar [[Telkom]] tidak lagi memonopoli bidang telekomunikasi di Indonesia; pada tahun 1999 dan 2000 Indosat kemudian mengubah tujuannya dari sebuah perusahaan penyedia jasa layanan sambungan langsung internasional menjadi penyedia jaringan telekomunikasi dan jasa komunikasi.<ref name=indosathis/> Pada tahun 2001 Indosat menandatangani perjanjian dengan [[Telkom|Telkom]] untuk menghapuskan penguasaan saham silang pada berbagai perusahaan dan anak perusahaannya diantaranya [[Satelindo]], [[Telkomsel]], dan [[Lintasarta]].<ref name=indosathis/>


Pada 19-20 Oktober 1994, Indosat menjadi [[perusahaan publik]] yang terdaftar di [[Bursa Efek Jakarta]] (BEJ), [[Bursa Efek Surabaya]] (BES) dan [[Bursa Efek New York]],<ref name=isat1/> dengan kepemilikan Pemerintah Indonesia menjadi 65% dan publik 35%. Sekitar 25% saham dilepas di NYSE, sedangkan 10%-nya dilepas di BEJ dan BES. Pemerintah mendapatkan US$ 1,1 miliar dari transaksi ini.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=gp9zCQAAQBAJ&pg=PA156&dq=indosat+1994&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiqiKuEvPT9AhVvUGwGHfGQAxAQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=indosat%201994&f=false Indonesia Beyond Suharto]</ref> Adapun rencana IPO tersebut sebelumnya telah dicanangkan sejak 1993, dengan awalnya hanya direncanakan akan dilepas di NYSE, sebagai cerminan status Indosat yang menjadi gerbang komunikasi Indonesia dengan dunia internasional.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=NvjZDwAAQBAJ&pg=PT133&dq=gerbang+internasional+indosat&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjn8YOY0_T9AhX6TGwGHV3jATMQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=gerbang%20internasional%20indosat&f=false Untold Story IPO Telkom di NYSE & BEJ]</ref> Dengan IPO ini, Indosat menjadi BUMN sekaligus perusahaan Indonesia pertama yang mencatatkan sahamnya di luar negeri.<Ref name=logo/>
Pada tahun 2001 perusahaan ini mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile (IM3) sebagai sebuah operator telepon genggam dengan jaringan GPRS dan layanan multimedia di Indonesia.<ref name=IInv/> Upaya ini dilanjutkan pada tahun 2006 dengan memperoleh ijin untuk jaringan [[3G]] dan memperkenalkan jaringan [[3.5G]] untuk [[Jakarta]] dan [[Surabaya]].<ref name=IInv/>


=== Restrukturisasi, privatisasi dan perubahan kepemilikan ===
Pada tahun 2003 [[Satelindo]] dan [[IM3]] dibubarkan setelah diakusisi penuh oleh Indosat.<ref name="datacon">[http://www.datacon.co.id/Telecommunications-2011Profile.html Cellular Telecommunications in Indonesia 2011]</ref> Ditahun yang sama berdasarkan keputusan Menhub No. KP 130 Tahun 2003, Indosat mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap secara nasional, dengan cakupan terbatas di Surabaya dan Jakarta.<ref name="okezone">[http://economy.okezone.com/read/2008/06/17/21/119389/kontroversi-indosat-belum-berakhir Kontroversi Indosat Belum Berakhir]</ref> Lisensi ini melekat pada anak perusahaan Indosat [[StarOne]], dimana Starone memegang lisensi untuk sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), dan jaringan telepon tetap.<ref name="Bisnis"/> Telkompun dalam pemberitaannya menyatakan tertarik untuk mengakusisi StarOne.<ref name="Merdeka"/>
Pada 2000-2002, Indosat mengambil alih saham mayoritas PT Satelit Palapa Indonesia ([[Satelindo]]) serta mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile ([[Indosat-M3]] - pelopor jaringan [[GPRS]] dan layanan multimedia) dan PT Indosat Mega Media ([[IndosatM2]] - bergerak di bidang [[penyedia jasa internet]] dan [[televisi berlangganan]]). Hal ini dilakukan demi menghadapi liberalisasi industri telekomunikasi, yang membuat Indosat tidak boleh sekadar menjadi pemain utama (atau memonopoli) jasa komunikasi internasional seperti sebelumnya. Sebagai gantinya, Indosat kini harus menjadi penyedia bisnis telekomunikasi yang lengkap dan terintegrasi<ref name="45 kisah bisnis top pilihan">[https://books.google.co.id/books?id=fbXYXaEgiCUC&pg=PA89&dq=Indosat+MultiMedia+Mobile+2001&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiQj7Kiv77uAhUhjOYKHbiEC9wQ6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=Indosat%20MultiMedia%20Mobile%202001&f=false 45 kisah bisnis top pilihan]</ref> dalam waktu lima tahun. Demi mencapai hal tersebut, Indosat memiliki strategi ''4 in 1'', yang memfokuskan bisnisnya pada pengelolaan jaringan, operator seluler, layanan internet, dan layanan multimedia.<ref name=isat1/> Selain tiga perusahaan diatas, Indosat masih memiliki 17 anak usaha lain saat itu.<ref name=lipute/>


Penghapusan monopoli Indosat dalam komunikasi luar negeri (dan Telkom dalam komunikasi domestik) merupakan amanat dari [[Undang-Undang Telekomunikasi|UU No. 36/1999]] tentang Telekomunikasi yang lebih mendukung pasar bebas. Pada 1 Agustus 2002, Indosat resmi mendapat izin untuk mengembangkan layanan [[telepon tetap]]nya sendiri, seiring dengan penghapusan monopoli Telkom di tanggal 31 Juli 2002. Setahun kemudian, pada 1 Agustus 2003, monopoli Telkom dalam layanan SLJJ (dan Indosat dalam layanan SLI) dihapus,<Ref>[https://bisnis.tempo.co/read/28558/izin-sli-telkom-dan-sljj-indosat-diperkirakan-awal-2004 Izin SLI Telkom dan SLJJ Indosat Diperkirakan Awal 2004]</ref><ref name=casz>[https://books.google.co.id/books?id=ySgCXWkmP8AC&pg=PA118-IA30&dq=duopoli+telkom+indosat&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi4-9OYiff9AhUzSmwGHSDXCisQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=duopoli%20telkom%20indosat&f=false Cases in Management Seri 2 (Kasuskasus Manajemen)]</ref> yang disusul pemberian izin SLJJ bagi Indosat (dengan nomor 011) pada Juli 2004.<Ref>[https://bisnis.tempo.co/read/44841/lisensi-sljj-indosat-sudah-keluar Lisensi SLJJ Indosat Sudah Keluar]</ref> Sebagai kompensasi bagi penghentian dini monopoli telekomunikasi internasionalnya yang awalnya direncanakan pada 2004,<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=rPwNWb1M64YC&newbks=1&newbks_redir=0&printsec=frontcover&pg=PA101&dq=telkom+indosat+fixed+line+1995-+2010&hl=id&redir_esc=y#v=onepage&q=telkom%20indosat%20fixed%20line%201995-%202010&f=false Telecommunications Reform in the Asia-Pacific Region]</ref> Indosat mendapat lisensi GSM 1800 pada 14 Agustus 2000 (yang kemudian jaringannya dioperasikan oleh Indosat-M3),<ref name=lapk/> ditambah hak SLJJ dan telepon tetap diatas.<Ref>[https://bisnis.tempo.co/read/33662/restrukturisasi-duopoli-telekomunikasi-selesai-awal-2004 Restrukturisasi Duopoli Telekomunikasi Selesai Awal 2004]</ref> Penghapusan monopoli tersebut juga diiringi kesepakatan bernilai US$ 1,5 miliar pada 15 Februari 2001 yang menghapus kepemilikan bersama/silang Telkom dan Indosat di sejumlah perusahaan.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/telkom-indosat-end-their-cross-ownerships-worth-15b-1447893297 JP/Telkom, Indosat end their cross-ownerships worth $1.5b]</ref> Indosat menjual 35% sahamnya di [[Telkomsel]] senilai US$ 945 juta, sedangkan Telkom menjual sahamnya di [[Aplikanusa Lintasarta|Lintasarta]] sebesar 37,66% senilai US$ 38 juta, mengalihkan haknya di [[kerjasama operasional]] Divre (Divisi Regional) IV Jateng/[[Daerah Istimewa Yogyakarta|DIY]] senilai US$ 375 juta, serta menjual 22,5% sahamnya di Satelindo senilai US$ 186 juta kepada Indosat.<ref>[https://money.kompas.com/read/2020/02/15/165018526/sejarah-telkomsel-dulunya-perusahaan-patungan-indosat-telkom?page=all Sejarah Telkomsel, Dulunya Perusahaan Patungan Indosat-Telkom]</ref> Pemerintah kemudian menetapkan Indosat dan Telkom sebagai pelaku duopoli dalam pelayanan telekomunikasi tetap dalam negeri, sebagai langkah awal membangun iklim usaha yang kompetitif.<ref name=casz/>
====Peralihan kepemilikan====
Pada tahun 2002 Singapore Technologies (ST) Telemedia (perusahaan dimana pemerintah [[Singapura]] menanamkan investasinya) membeli saham Indosat dengan nilai pembelian sebesar 634 juta dolar A.S. untuk 40 persen saham perusahaan ini.<ref name="reuters"> [http://www.reuters.com/article/2007/11/19/indonesia-telecoms-idUSJAK30971220071119 Reuters: UPDATE 1-Indonesia orders Temasek to sell Indosat or Telkomsel]</ref> Perusahaan ST Telemedia sendiri memiliki 75 persen kepemilikan dari [[Asia Mobile Holdings]] dan sisanya dimiliki oleh pemerintah Qatar melalui [[Qatar Telecom]], perusahaan yang sama (Asia Mobile Holdings) juga dimiliki oleh [[Temasek]].<ref name="NYT"> [http://www.nytimes.com/2008/06/09/technology/09iht-indosat.1.13568451.html?_r=0 New York Times: Qatar Telecom is required to make full bid for Indosat] <small> di akses 5 Mei 2013 </small> </ref>


Dalam periode yang sama, pemerintah melepas mayoritas sahamnya di Indosat, dimulai dari 8,1% pada 16 Mei 2002 dengan harga Rp 1,1 triliun.<Ref>[https://plus.bisnis.com/read/kisah-indosat-dari-soeharto-megawati-hingga-jokowi Kisah Indosat: Dari Soeharto, Megawati hingga Jokowi]</ref> Tidak sampai disitu, pemerintah kemudian membuka tender untuk menjual 41,94% sahamnya di BUMN ini. Sejumlah investor pun mendaftarkan diri, seperti [[Telekom Malaysia]] (TM), Singapore Technologies Telemedia (STT, dimiliki oleh perusahaan investasi pemerintah [[Singapura]] [[Temasek Holdings]]), Desa Mahir Sdn. Bhd., Essar Teleholdings Ltd. (perusahaan telekomunikasi [[India]]), AcrossAsia Multimedia Ltd. (perusahaan patungan [[Lippo Group|Lippo]]-[[Hutchison Telecommunications|Hutchison]]), dan Gilbert Global Equity Capital Asia. Setelah melalui dua kali pembicaraan dan seleksi, akhirnya hanya tersisa STT dan TM sebagai calon pembeli Indosat.<Ref>[https://www.liputan6.com/news/read/46378/tersisa-dua-investor-ingin-membeli-saham-indosat Tersisa Dua Investor Ingin Membeli Saham Indosat]</ref><ref>[https://market.bisnis.com/read/20221109/192/1596584/historia-bisnistender-saham-isat-milik-pemerintah-gugurkan-grup-lippo Historia Bisnis: Tender Saham ISAT Milik Pemerintah Gugurkan Grup Lippo]</ref>
Anak perusahaan Temasek diantaranya adalah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), sebanyak 35 persen saham [[Telkomsel]] dimiliki Temasek.<ref name="tempo">[http://www.tempo.co/read/news/2011/02/23/090315409/Temasek-Belum-Lepaskan-Saham-Indosat-dan-Telkomsel Tempo.co: Temasek Belum Lepaskan Saham Indosat dan Telkomsel]</ref><ref name="NYT"/>


Akhirnya, pada 15 Desember 2002, STT terpilih sebagai pemenang divestasi tersebut, dengan total penjualan Rp 5,62 triliun (434 juta saham, Rp 12.950/lembar). STT mengakuisisi saham pemerintah di Indosat lewat anak usahanya, Indonesia Communications Limited (ICLM). Perusahaan Singapura tersebut terpilih karena menawarkan harga pembelian yang lebih tinggi,<Ref>[https://www.liputan6.com/news/read/46422/hari-ini-pemenang-divestasi-indosat-diumumkan Hari Ini Pemenang Divestasi Indosat Diumumkan]</ref> dan sudah melunasi biaya pembeliannya pada 20 November 2003.<Ref>[https://m.tempo.co/read/36205/singapore-telemedia-tak-miliki-langsung-saham-icl Singapore Telemedia Tak Miliki Langsung Saham ICL]</ref> Dengan penjualan tersebut, saham pemerintah di Indosat tersisa 14,96%,<ref name=lipute/> sehingga statusnya kembali menjadi PMA sejak 7 Februari 2003.<ref name=lapk>[https://idnfinancials.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/financial-statements/ISAT/2013/2Q_2013_ISAT_Indosat+Tbk.pdf Lapkeu Indosat Q2 2013]</ref> Hingga kini, transaksi tersebut masih dianggap kesalahan besar dan ditolak banyak pihak, karena sejumlah hal seperti angka penjualan yang terlalu murah dan adanya sarana komunikasi penting yang dikelola Indosat.<ref name=lipute/> Namun bagi pemerintah saat itu, divestasi terpaksa dilakukan demi mengatasi defisit keuangan negara.<Ref name=tirto/> Sebenarnya, sempat muncul wacana pengakuisisian Indosat oleh Telkom atau merger keduanya,<ref name=lipute/><Ref>[https://market.bisnis.com/read/20210607/192/1402113/historia-bisnis-sikap-telkom-untuk-saham-indosat Historia Bisnis : Sikap Telkom untuk Saham Indosat]</ref> namun gagal. Hingga kini, topik tentang pengambilalihan kembali (''buyback'') Indosat ke tangan negara masih sering diperbincangkan, seperti dalam masa pemilihan umum.
Kepemilikan satu perusahaan (Asia Mobile Holdings) yang menguasai dua perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang seharusnya bersaing kemudian dipermasalahkan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha ([[KPPU]]) pada tahun 2007.


Pasca-akuisisi, STT memilih memfokuskan bisnis Indosat pada layanan telepon seluler,<ref name=book>[https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/26016/01311106%20Andrias%20Cahya%20Kusuma.pdf?sequence= ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU PRA BAYAR MENTARI SATELINDO DI YOGYAKARTA]</ref> dengan target menjadi ''full network service provider'' (FNSP). Konsolidasi pun dilakukan, dengan menggabungkan layanan seluler, ''fixed'' dan MIDI ke dalam satu organisasi yang menghadirkan layanan komprehensif.<Ref name=logo>[https://web.archive.org/web/20090214214405/http://www.indosat.com/About_Indosat/Corporate_Profile Corporate Profile]</ref> Salah satu perwujudannya adalah lewat penggabungan Indosat dengan anak usahanya, yaitu PT Indosat-M3, PT [[Bimagraha Telekomindo]] dan PT Satelindo yang dimulai pada 20 November 2003 dan dituntaskan di tahun 2005.<Ref>[https://bisnis.tempo.co/read/29300/rupslb-indosat-setuju-merger-im3-dan-satelindo RUPSLB Indosat Setuju Merger IM3 dan Satelindo]</ref> Produk-produk dari IM3 dan Satelindo kemudian dijadikan produk Indosat, dengan Mentari dan Matrix (eks-Satelindo) menjadi produk utama prabayar dan pascabayar; IM3 (eks-Indosat-M3) menjadi produk prabayar khusus anak muda; sedangkan untuk sambungan internasional, SLI-001 menjadi layanan utama dan SLI-008 (eks-Satelindo) ditujukan bagi pelanggan yang membutuhkan tarif terjangkau.<Ref name=logo2/>
ST Telemedia (milik Asia Mobile Holdings) menguasai 40 persen saham Indosat dan Temasek (milik Asia Mobile Holdings) menguasai 35 persen saham di [[Telkomsel]].<ref name="reuters"/> KPPU menyatakan kepemilikan saham silang ini telah melanggar pasal 27 peraturan anti monopoli dan membawanya pengadilan negeri, dengan tambahan tuntutan sebesar 2,7 juta dolar A.S. karena hal ini mengakibatkan tingginya tarif jasa komunikasi telpon genggam di Indonesia - oleh [[Telkomsel]] sebagai penentu harga.<ref name="reuters"/> Baik Temasek maupun ST Telemedia menolak tuduhan tersebut dan pengacara kedua perusahaan ini berencana mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Negeri.<ref name="reuters"/>


Selain upaya konsolidasi, Indosat juga berusaha menciptakan kebijakan transformasi yang menyeluruh, meliputi [[sumber daya manusia]], budaya dan nilai-nilai korporat, ''platform'' dan teknologi. Citra baru pun hadir dengan penggunaan logo "Techno Flower" pada 2 Februari 2005, sebagai simbol dari perusahaan yang maju, bersahabat, berkomitmen melayani dan dekat dengan pelanggan maupun ''stakeholders''.<Ref name=logo2>[https://swa.co.id/swa/listed-articles/indosat-perkenalkan-logo-baru Indosat Perkenalkan Logo Baru]</ref> Indosat kemudian juga mendapatkan lisensi jaringan [[3G]] dan selanjutnya memperkenalkan layanan 3,5G di Jakarta dan [[Surabaya]] pada 29 November 2006, serta meluncurkan produk [[CDMA]] bernama [[StarOne]]. Program transformasi dan konsolidasi tersebut berhasil memperkuat posisi Indosat, dengan mencatatkan pendapatan Rp 10 triliun di tahun 2004, dan selanjutnya di tahun 2007 meraih hasil terbaik dalam kinerja, cakupan jaringan, inovasi dan pelayanan seperti meraih 24,5 juta pengguna jaringan seluler yang dilayani 10.760 BTS.<Ref name=logo/>
Kantor berita Reuters menyatakan bahwa Indonesia pada tahun 2007 memang menjadi salah satu negara dengan tarif komunikasi telepon genggam termahal di dunia.<ref name="reuters"/>


Namun, masalah mengenai privatisasi Indosat tetap menjadi isu panas, yang mengarah ke sejumlah gugatan yang gagal.<Ref name=tirto/> Lalu, masalah tersebut berbuntut ke tuduhan monopoli oleh Temasek, yang ikut memegang 35% saham [[Telkomsel]] lewat anak usahanya yang lain, [[Singtel]]. Akhirnya, setelah [[Komisi Pengawas Persaingan Usaha]] (KPPU) menyelidiki kasus tersebut, terbuktilah bahwa Temasek melakukan monopoli operator seluler lewat kedua anak perusahaannya sehingga mampu mengendalikan harga lewat putusan yang dibacakan pada 19 November 2007. Sebagai hukumannya, Temasek harus membayar denda<Ref>[https://www.liputan6.com/news/read/150973/temasek-terbukti-monopoli Temasek Terbukti Monopoli]</ref> dan melepas satu dari dua operator yang dimilikinya.<Ref>[https://bisnis.tempo.co/read/111899/kppu-temasek-harus-lepas-telkomsel-atau-indosat KPPU : Temasek Harus Lepas Telkomsel atau Indosat]</ref> Berusaha naik banding, perusahaan "Negeri Singa" tersebut kalah sampai ke [[Mahkamah Agung Indonesia|MA]].<Ref>[https://nasional.kontan.co.id/news/ma-tolak-pk-temasek-atas-putusan-kppu-1 MA Tolak PK Temasek atas Putusan KPPU]</ref>
Pada November 2007 KPPU memutuskan Temasek melakukan monopoli jaringan telekomunikasi, dan diminta melepaskan seluruh saham di Indosat dan Telkomsel.<ref name"B">[http://www.bisnis-kti.com/index.php/2011/01/langgar-uu-anti-monopoli-temasek-bayar-rp15-miliar/ Bisnis KTI.com: Langgar UU Anti Monopoli Temasek bayar Rp15 miliar] publikasi 19 January 2011. <small>Diakses 5 Mei 2013</small></ref> Namun, jika Temasek hanya mengurangi saham 50 persen di masing-masing perusahaan, itu sudah dibenarkan. Keputusan diperkuat Mahkamah Agung dimana Temasek dan anak perusahaannya harus membayar denda masing-masing 15 miliar rupiah.<ref name="tempo"/>


Akhirnya, pada 6 Juni 2008, STT memilih menjual 40,81% saham Indosat (secara tidak langsung, lewat Indonesia Communications Limited dan Indonesia Communication Pte. Ltd.) kepada perusahaan telekomunikasi [[Qatar]], [[Ooredoo|Qtel]] dengan total transaksi Rp 16,7 triliun.<Ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-952540/indosat-dijual-ke-qatar Indosat Dijual ke Qatar]</ref><ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-2684475/indosat-ganti-nama-jadi-indosat-ooredoo Indosat Ganti Nama Jadi Indosat Ooredoo]</ref> Disusul pada 20 Januari 2009, Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik dalam proses ''tender offer'',<Ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1070237/qtel-gelar-tender-offer-saham-indosat-20-januari-2009 Qtel Gelar Tender Offer Saham Indosat 20 Januari 2009]</ref> sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65%. Sebenarnya, akuisisi tersebut masih menyisakan kontroversi, seperti Temasek dianggap "melangkahi" putusan pengadilan dan adanya aturan pembatasan kepemilikan asing 49% bagi perusahaan yang bergerak di bidang telepon tetap (Indosat memiliki PSTN dan FWA StarOne)<Ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/06/17/21/119389/kontroversi-indosat-belum-berakhir Kontroversi Indosat Belum Berakhir]</ref> yang sempat membuat isu bahwa Indosat wajib melepas layanan telepon tetapnya. Namun, kemudian pemerintah membolehkan akuisisi tersebut tanpa perlu melakukan ''spin-off''.<Ref>[https://www.indotelko.com/read/1403496287/jokowi-presiden-indosat-dibeli-kembali Jokowi Presiden, Indosat Dibeli Kembali?]</ref><Ref>[https://www.jpnn.com/news/indosat-tak-perlu-spin-off?page=2 Indosat Tak Perlu Spin Off]</ref> Pada tahun yang sama, Indosat memperoleh lisensi tambahan frekuensi 3G dari [[Kementerian Komunikasi dan Informatika]] serta memenangkan tender untuk lisensi [[WiMAX]] yang diadakan pemerintah.
Pada Juni 2008 Asia Mobile Holdings, melalui ST Telemedia menjual 40.8 persen saham miliknya kepada Qatar Telecom (QTel), perusahaan mitranya, yang setuju untuk membeli seluruh saham tersebut dengan harga 1,8 miliar dolar A.S.<ref name="NYT"/> Harga yang dibayarkan lebih rendah daripada nilai pasar yang berada pada 2,2 miliar dolar A.S.<ref name="reuters"/>


=== Perkembangan di bawah Ooredoo===
Kemudian pada Februari 2009 QTel menaikkan jumlah kepemilikan sahamnya di Indosat menjadi 65 persen setelah pemerintah Indonesia mengklarifikasi peraturan investasi asing yang memperbolehkan hal ini dilakukan dengan syarat Indosat mengalihkan usaha telepon tetapnya kepada perusahaan yang berbeda.<ref name="CN"/> Berdasarkan peraturan perusahaan yang memegang ijin sebagai penyedia telepon tetap hanya boleh diperkenankan memperdagangkan 49 persen sahamnya pada pihak asing, namun perusahaan penyedia komunikasi via telepon bergerak (seluler) diperkenankan untuk dimiliki pihak asing hingga 65 persen.<ref name="CN"/> Harga saham yang dibayarkan sejumlah 7,388 rupiah per lembar saham (2009) dan pemerintah Indonesia memegang 14,3 persen saham.<ref name="CN"/>
Setahun kemudian, Indosat melakukan transformasi kembali untuk menjadi perusahaan yang lebih fokus dan efisien dengan restrukturisasi organisasi, memodernisasi dan ekspansi jaringan seluler serta inisiatif untuk mencapai keunggulan operasional. Tercatat, di tahun 2011, Indosat menguasai 21% pangsa pasar.<ref name="indonesia-investments.com" /> Dua tahun berikutnya (2013), Indosat memiliki 58,5 juta pelanggan,<ref>http://www.antaranews.com/en/news/87632/indosats-profit-plunges-525-pct</ref> yang menjadi 54,9 juta di tahun 2014, dan 68,5 juta di tahun 2015 (naik 24,7%).<ref>http://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=Indosat-Operator-Nomor-Dua-Indonesia</ref>


Di tanggal 16 Mei 2013, Indosat resmi menghentikan perdagangan sahamnya di NYSE,<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/delisting-indosat-dari-nyse-efektif-16-mei-2013 Delisting Indosat dari NYSE efektif 16 Mei 2013]</ref> setelah diundur sejak 2009.<Ref>[https://www.antaranews.com/berita/148610/indosat-kaji-kemungkinan-delisting-dari-nyse Indosat Kaji Kemungkinan Delisting dari NYSE]</ref> ''Delisting'' tersebut dikarenakan performa harga sahamnya di bursa efek tersebut yang terus menurun,<ref>[https://www.indotelko.com/read/1366835746/Indosat-akan-Delisting-Saham-di-Bursa-AS Indosat akan Delisting Saham di Bursa AS]</ref> dan membuat saham Indosat hanya diperdagangkan di BEI sampai saat ini. Namun, pada tahun yang sama, Indosat tetap berekspansi, seperti dengan mengadakan komersialisasi jaringan 3G di frekuensi 900&nbsp;MHz, yang disusul hal serupa pada layanan 4G di 900&nbsp;MHz dengan kecepatan hingga 42 Mbps di beberapa kota besar di Indonesia.
Situs Global Times tahun 2009 memberitakan bahwa Indosat membayarkan 900 miliar rupiah (saat itu setara dengan 90 juta dolar AS) deviden tunai atau 50 persen dari keuntungannya pada tahun 2008.<ref name=GT> [http://www.globaltimes.cn/business/world/2009-06/436925.html Global Times: Indonesia biggest telecom companies pay dividend to shareholders]<small> diakses 3 Mei 2013</small></ref> Ini berarti pemegang sahamnya mendapatkan minimum 172.85 rupiah per lembar saham pada tahun 2009, dibandingkan [[Telkom]] dimana investornya menerima 296.94 rupiah.<ref name=GT/>


Pada tanggal 19 November 2015, Indosat berganti nama dagang menjadi Indosat Ooredoo dan berdampak pada logo yang digunakan perusahaan tersebut.<ref name="liputan6.com_IniKisah`Perkaw">{{Cite news|author=|date=|title=Ini Kisah `Perkawinan` di Balik Nama dan Logo Indosat Ooredoo|url=https://www.liputan6.com/tekno/read/2370135/ini-kisah-perkawinan-di-balik-nama-dan-logo-indosat-ooredoo|work=[[Liputan6.com]]|language=id|archiveurl=|archivedate=|dead-url=no|accessdate={{date|2019-01-29}}|quote=|last=R.|first=Jeko I.|editor-last=Anestia|editor-first=Corry}}</ref> Hal ini seiring dengan perubahan nama pemegang saham utama Indosat dari [[QTel|Qtel]] menjadi Ooredoo sejak Februari 2013, yang dilanjutkan dengan penyeragaman nama pada anak-anak usahanya di sejumlah negara.<ref>http://www.itp.net/592393-qtel-rebrands-as-ooredoo#.UYVVvYJQ0Vk</ref>
Pada Maret 2013 keuntungan Indosat untuk tahun 2012 dilaporkan merosot 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya 2011 dikarenakan biaya operasional, walaupun keuntungan dari pendapatan dari pertambahan layanan komunikasi telepon genggam terus naik.<ref name=antara/>


=== Merger menjadi IOH ===
==Satelit==
Memasuki periode 2010-an, seperti banyak operator seluler lainnya, Indosat mulai dihinggapi isu [[merger dan akuisisi]], seperti dengan [[Smartfren]]<ref name="Rianto">{{Cite news|date=2019-02-26|title=Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya|url=https://infografik.bisnis.com/read/20190226/547/893452/saham-fren-lepas-dari-geng-gocap-ini-kisahnya|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2022-06-06|last=Rianto|first=Surya|editor-last=Rianto|editor-first=Ahmad Rifai & Surya}}</ref> dan [[XL Axiata]]; suatu isu yang dibenarkan oleh pimpinannya.<ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190128190247-213-364538/indosat-bahas-merger-akuisisi-dengan-kompetitor-sejak-2018 Indosat Bahas Merger Akuisisi dengan Kompetitor Sejak 2018]</ref> Isu tersebut muncul di tengah penurunan penggunanya yang drastis (dari 110 juta menjadi 58 juta pada 2017-2018 akibat kebijakan wajib registrasi),<ref>[https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/11/dua-operator-seluler-alami-penurunan-pelanggan-usai-penertiban-sim-prabayar Dua Operator Seluler Alami Penurunan Pelanggan Usai Penertiban SIM Prabayar]</ref> munculnya "perang tarif" yang menggerogoti pendapatan perusahaan, belum lagi sempat merugi Rp 2,4 triliun di tahun 2018.<ref>[https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/23/indosat-catat-laba-rp675-triliun-pada-2021-tertinggi-sejak-2017 Indosat Catat Laba Rp6,75 Triliun pada 2021, Tertinggi Sejak 2017]</ref> Hal tersebut sempat membuat Indosat berencana terjun ke bisnis baru, seperti layanan ''hosting'' dan penyediaan piranti komputer, serta menerapkan strategi baru.<ref>[https://insight.kontan.co.id/news/mengukur-prospek-indosat-di-tengah-kinerja-yang-tersendat Mengukur prospek indosat di tengah kinerja yang tersendat]</ref> Indosat kemudian juga gagal meluncurkan [[Satelit Nusantara Dua]] di tahun 2020, yang memaksanya melepas bisnis satelit eks-Satelindo tersebut karena dirasa tidak menguntungkan dan haknya sudah dialihkan ke [[Telkomsat]]. Tercatat, di tanggal 21 Oktober 2020, Indosat melepas 43,48% saham PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera kepada PT [[Pasifik Satelit Nusantara]].<ref>[https://investor.id/market-and-corporate/233605/indosat-tinggalkan-bisnis-satelit Indosat Tinggalkan Bisnis Satelit]</ref>
===Palapa D===
Pada akhir 31 Agustus 2009 Presiden Direktur Indosat [[Harry Sasongko]] mengumumkan peluncuran [[satelit Palapa-D]] milik perusahaan menuju orbit 113 BT, peluncuran dilakukan di [[Xichang]], [[RRT|Cina]].<ref name="inet">[http://inet.detik.com/read/2009/08/31/074513/1192743/328/satelit-indosat-palapa-d-siap-lepas-landas Detik i net.com: Satelit Indosat Palapa-D Siap Lepas Landas] <small> diakses 4 Mei 2013</small></ref> Satelit Palapa-D memiliki berat 4,1 ton (pada saat peluncuran), memakan daya 7500 watt, dan memiliki kapasitas 120 persen lebih besar dari satelit yang digantikan yaitu satelit Palapa-C2 yang akan habis masa operasinya pada 2011.<ref name="inet"/>


Isu merger yang akhirnya terbukti adalah antara [[3 Indonesia|Tri]] (PT Hutchison 3 Indonesia) dan Indosat. Pada 29 Desember 2020, pemilik Indosat, Ooredoo menandatangani [[nota kesepahaman]] (MoU) dengan pemilik Tri, [[CK Hutchison Holdings]] (CKHH) untuk menggabungkan perusahaan mereka.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-01-12|title=Ini Penjelasan Indosat Terkait Rencana Merger dengan Tri|url=https://money.kompas.com/read/2021/01/12/122607226/ini-penjelasan-indosat-terkait-rencana-merger-dengan-tri|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-02-08}}</ref><ref>{{Cite web|last=developer|first=medcom id|date=2020-12-29|title=Usai Merger, Apa Rencana Indosat dan Tri Selanjutnya?|url=https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/ZkeYv9rk-usai-merger-apa-rencana-indosat-dan-tri-selanjutnya|website=medcom.id|language=id|access-date=2023-02-08}}</ref> Setelah proses pengkajian yang berlarut-larut hingga waktu batasnya diundur beberapa kali (30 April 2021, 30 Juni 2021, 16 Agustus 2021, serta terakhir pada 23 September 2021),<ref>{{Cite web|last=Mediatama|first=Grahanusa|date=2021-07-01|title=Ini update terbaru dari rencana merger Indosat dan Tri Indonesia|url=https://newssetup.kontan.co.id/news/ini-update-terbaru-dari-rencana-merger-indosat-dan-tri-indonesia|website=PT. Kontan Grahanusa Mediatama|language=id|access-date=2023-02-08}}</ref><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-08-18|title=Keputusan Merger Indosat-Tri Diundur Lagi hingga 23 September Halaman all|url=https://tekno.kompas.com/read/2021/08/18/09420037/keputusan-merger-indosat-tri-diundur-lagi-hingga-23-september|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-02-08}}</ref> kedua induk perusahaan resmi mengumumkan kesepakatan merger mereka pada 16 September 2021. Dalam rancangan merger senilai [[Dolar Amerika Serikat|US$]] 6 miliar ini, Indosat akan menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dari PT Hutchison 3 Indonesia, dengan namanya berganti menjadi Indosat Ooredoo Hutchison, dan Ooredoo maupun CKHH akan menjadi pemegang saham bersama mayoritas di perusahaan hasil merger sebesar 50-50%.<ref name="rancangan">{{Cite web|title=Indosat Ooredoo - Merger Plan|url=https://indosatooredoo.com/portal/id/merger-plan|website=indosatooredoo.com|language=id|access-date=2023-02-08}}</ref> Selain itu, Ooredoo Group dan CK Hutchison akan bersinergi membantu mengembangkan Indosat dalam hal infrastruktur, jaringan, teknologi, produk, serta layanan.<ref>{{Cite web|date=2021-09-17|title=Resmi Merger, Nilai Transaksi Indosat dan Tri Capai Rp 85 T|url=https://republika.co.id/share/qzjssj423|website=Republika Online|language=id|access-date=2023-02-08}}</ref>
Pembangunan satelit Palapa-D dimulai sejak 2004, memakan biaya sebanyak 200-300 juta dolar A.S. dan akan beroperasi hingga 2024.<ref name="tempo">[http://www.tempo.co/read/news/2009/08/31/090195222/Indosat-Siap-Luncurkan-Palapa-D-di-Cina Tempo.co: Indosat Siap Luncurkan Palapa-D di Cina]</ref> Satelit Palapa-D dibuat oleh [[Thales Alenia Space France]] (Perancis) berdasarkan platform Spacebus-4000B3.<ref name="inet" /> Satelit ini diluncurkan menggunakan roket ''[[Chinese Long March 3B]]''<ref name="Palapa"> [http://www.palapasat.com/history.php Palapasat.com: History]</ref> Jangkauan satelit termasuk negara-negara ASEAN, negara-negara Asia, timur Tengah dan Australia.<ref name="inet" /><ref name="Palapa" />
Untuk upaya pemeliharaannya perangkatnya Indosat menyiapkan dan meresmikan Gedung Satelit Palapa berlantai dua pada 14 Agustus 2009 dengan luas 2.500m2 di [[Jatiluhur]], [[Purwakarta]], Jawa Barat sebagai lokasi pengendali dan pengawas trafik.<ref name="tempo" /> Serta mengirimkan sejumlah tenaga muda pun pelatihan di Perancis.<ref name="tempo" />


Merger ini resmi dilakukan pada 4 Januari 2022 dan menghasilkan operator seluler terbesar kedua di Indonesia,<ref name="rancangan"/><ref>{{Cite web|date=2021-09-24|title=Potensi dari Merger Raksasa Indosat - Tri - Infografik Katadata.co.id|url=https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/614d71116155b/potensi-dari-merger-raksasa-indosat-tri|website=katadata.co.id|language=id|access-date=2023-02-08}}</ref> dimana pada akhir 2022 mencapai 102,2 juta pengguna.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20230213/192/1627467/penyebab-jumlah-pelanggan-indosat-isat-tembus-102-juta-melonjak-63-persen Penyebab Jumlah Pelanggan Indosat (ISAT) Tembus 102 Juta, Melonjak 63 Persen]</ref> Adapun komposisi kepemilikan Indosat pasca-merger terdiri dari Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd. (perusahaan bersama Ooredoo dan Hutchison) 65,64%, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia 10,8%, PT [[Perusahaan Pengelola Aset]] (Persero) 9,63%, dan masyarakat 14%.<ref name=dilusi/> Saham pemerintah sebelumnya sudah dialihkan ke PPA pada April 2021 yang mulanya sebesar 14,29%<Ref>[https://money.kompas.com/read/2021/04/28/164812126/perkuat-struktur-permodalan-ppa-pemerintah-alihkan-saham-minoritas-5?page=all Perkuat Struktur Permodalan PPA, Pemerintah Alihkan Saham Minoritas 5 Perusahaan]</ref> dan terdilusi pasca-merger.<ref name=dilusi>[https://katadata.co.id/lavinda/finansial/614495dd2c3ab/merger-indosat-dan-tri-berpotensi-pangkas-porsi-saham-pemerintah Merger Indosat dan Tri Berpotensi Pangkas Porsi Saham Pemerintah]</ref> Namun, pemerintah secara langsung masih memiliki [[saham dwiwarna]] seri A di Indosat,<Ref>[https://ioh.co.id/portal/id/ioh-investor-shareholders Shareholders]</ref> yang menandakan hak khusus dalam pengelolaan perusahaan.<Ref>[https://selular.id/2019/05/dirut-indosat-dijabat-asing-saham-dwi-warna-tak-berlaku/ Dirut Indosat Dijabat Asing, Saham Dwi Warna Tak Berlaku?]</ref> Kepemilikan saham lainnya yang berubah kemudian adalah dari PT Tiga Telekomunikasi Indonesia, perusahaan milik [[Trinugraha Thohir]] yang melepas sebagian sahamnya ke publik pada 22 September 2022, sehingga kepemilikannya di Indosat tersisa 8,33%.<Ref>[https://www.liputan6.com/saham/read/5090111/tiga-telekomunikasi-indonesia-lepas-19636-juta-saham-isat-rp-11-triliun Tiga Telekomunikasi Indonesia Lepas 196,36 Juta Saham ISAT Rp 1,1 Triliun]</ref>
== Anak perusahaan ==
* [[Lintasarta|PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta)]]
* [[IndosatM2|PT Indosat Mega Media (IndosatM2)]]
* [[Satelindo|PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo)]]
* [[Indosat-M3|PT Indosat MultiMedia Mobile (Indosat-M3)]]


Pada tanggal 9 September 2022, Indosat Ooredoo Hutchison meluncurkan layanan internet dengan teknologi serat optik (FTTH/''Fiber-to-the-Home'') dengan merek Indosat HiFi yang mampu memberikan kecepatan hingga 100 Mbps tanpa kebijakan FUP (''Fair Usage Policy'').<ref>{{Cite web|title=Beri Pengalaman Internet Fiber yang Nyata Andalnya, IOH Meluncurkan Indosat HiFi|url=https://ioh.co.id/portal/id/iohcorppressreleasedetail?_id=20012544|website=ioh.co.id|language=en|access-date=2023-01-06}}</ref> Hal ini dilakukan setelah IndosatM2 berhenti beroperasi selama hampir setahun, yang sebelumnya menyediakan layanan internet serat optik dengan merek Indosat GIG. Untuk memperluas bisnis "baru"-nya tersebut, pada November 2023 Indosat mengakuisisi 330.000 pelanggan [[MNC Play]], yang menambahkan jumlah ''subscriber'' eksistingnya sebesar 20.000.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/tech/20231128072905-37-492539/akuisisi-mnc-play-indosat-langsung-caplok-300000-pelanggan Akuisisi MNC Play, Indosat Langsung Caplok 300.000 Pelanggan]</ref>
== Mantan perusahaan ==
* PT Bimagraha Telekomindo (yang juga anak perusahaan [[Global Mediacom]], dulu Bimantara Citra)


Pasca-merger, Indosat Ooredoo Hutchison fokus melakukan integrasi jaringan dari bekas kedua perusahaan telekomunikasi tersebut yang ditargetkan rampung pada kuartal pertama tahun 2023.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=IOH Targetkan Integrasi Jaringan Indosat dan Tri Selesai Awal 2023|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230104200238-213-896246/ioh-targetkan-integrasi-jaringan-indosat-dan-tri-selesai-awal-2023|website=teknologi|language=id-ID|access-date=2023-01-06}}</ref> Melalui sebuah siaran pers, pada April 2023, Indosat Ooredoo Hutchison beserta Tri Indonesia menyatakan telah sukses melakukan integrasi jaringan.<ref>{{Cite web|title=Indosat dan Tri Kebut Integrasi Jaringan dalam Setahun Usai Merger|url=https://kumparan.com/kumparantech/indosat-dan-tri-kebut-integrasi-jaringan-dalam-setahun-usai-merger-1xfBc50qqhI|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2023-07-14}}</ref> Selain itu, Indosat Ooredoo Hutchison juga melakukan proses pemadaman jaringan 3G atas perintah dari [[Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia|Kementerian Komunikasi dan Informatika]] (Kemenkominfo) guna mengoptimalkan jaringan 4G dan 5G di Indonesia. Proses pemadaman jaringan 3G tersebut rampung pada tahun 2023.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Suntik Mati 3G IOH: Sisa Jaringan Tri Tapi Sangat Sedikit|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230105192501-213-896776/suntik-mati-3g-ioh-sisa-jaringan-tri-tapi-sangat-sedikit|website=teknologi|language=id-ID|access-date=2023-01-06}}</ref>
== Galeri ==

<gallery>
== Produk ==
Berkas:Indosat Logo (1967-2005).svg|Logo Indosat (1987-2005)
=== Retail ===
Berkas:Indosat Logo.svg|Logo Indosat (2005-sekarang)
* [[IM3]] (Prabayar dan Pascabayar)
Berkas:Indosat Mentari 2012.jpg|Logo [[Indosat Mentari]]
* [[3 Indonesia|3]] (Prabayar dan Pascabayar)
Berkas:logo-matrix.jpg|Logo [[Indosat Matrix]]
* [[Indosat HiFi]]
Berkas:Indosat IM3.jpg|Logo [[IM3]]
* [[MNC Play]] (Kerjasama dengan [[MNC Vision Networks]])
Berkas:Gedung Indosat.jpg|Kantor Pusat PT Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta

</gallery>
=== Skala besar ===
* ''Mobile''
<!-- Perkembangan teknologi yang pesat dan terkini menghasilkan berbagai layanan telekomunikasi yang terintegrasi dan dirancang sesuai kebutuhan pelanggan. Mobile memiliki Paket Pintar, Mobile Device Management (MDM) dan Paket PRO. Berikutnya Mobile juga memiliki Paket Bundling yang memiliki Instant Office, Bundling Modem dan Bundling Ekslusif serta Paket Add-On dengan paket DUO. -->
* ''Convergence''
<!-- Penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan [[Konvergensi media]] biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan. Indosat Ooredoo menyediakan konvergasi media dalam bentuk dua jenis, yaitu: Wireless VPN dan Unified Communication. -->
* ''Machine to Machine'' (M2M)
<!-- Teknologi M2M akan mendorong pertumbuhan bisnis di sejumlah sektor seperti perbankan, transportasi, energi dan dalam upaya melakukan pelayanan masyarakat selain membantu dalam mendukung ekosistem teknologi informasi (TI). M2M memiliki layanan Vehicle Tracking, wireless atm, wireless EDC dan M2M menyediakan solusi seperti Asset monitoring, Financial Service, Smart Metering, Vehicle Telematics, Security and Tele Surveillance dan Healthcare -->
* ''IT Services''
<!-- Indosat Ooredoo menyediakan fasilitas untuk media penyimpanan atau sistem dan menawarkan link koneksi dari pelanggan ke lokasi sistem IT. IT Service menyediakan cloud seperti My Apps dan Cloud Infrastructure-as-a-Service (IaaS), Mail on Cloud serta Infrastructure IT seperti Disaster Recovery Center dan Data Center <ref><nowiki>http://isatdevweb.elasitas.com/Business/Enterprise_Solution/Mobile_Convergence</nowiki></ref> -->
* ''Connectivity''
<!-- Infrastruktur jaringan telekomunikasi terlengkap baik domestik dan internasional seperti Jaringan serat Optik baik untuk kabel Laut maupun terrestrial. Connectivity pada Indosat Ooredoo tersedia dalam Smart Connectivity, Private Leased Circuit, Managed Router Service, IPVPN, IP Transit, Dedicated Intenet Access, Broadband Internet dan Indosat Phone.<ref><nowiki>http://isatdevweb.elasitas.com/Business/Product/Connectivity</nowiki></ref> -->
* ''International & Roaming''
<!-- Fitur layanan untuk melakukan panggilan telepon ke luar Negeri yang menjangkau 173 negara. Service international roaming dengan promo internasonal dan Visit Indonesia untuk wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia -->

=== Digital ===
<!-- Industri telekomunikasi tengah menghadapi tantangan yang signifikan. Pasar yang terus berubah berdampak terhadap meledaknya pengguna data internet, namun hal ini ternyata tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan. Sehingga Indosat Ooredoo mulai melihat berbagai peluang bisnis baru, yaitu memanfaatkan pelayanan di luar produk telekomunikasi, seperti mobile advertising, mobile commerce, mobile banking, dan mobile money. Ada pun produk digital Indosat Ooredoo adalah: -->
* CIPIKA<!--: pada Cipika Apps, pelanggan dapat menikmati fitur Cipika Food, Cipika Gadgets, Cipika Play, Cipika Lifestyle, Cipika Books dan Cipika Home Entertaiment. -->
* Dompetku<!--: Indosat Ooredoo menyediakan layanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pelanggan walaupun tanpa uang tunai. -->
* Dompetku Plus<!--: Indosat Ooredoo menyediakan Dompetku Plus untuk menunjang kemudahan transaksi di jaringan yang luas hanya dengan menggunakan alat elektronik. -->
* Dompetku Pengiriman Uang<!-- Indosat Ooredoo memudahkan pelanggan dalam pengiriman uang secara aman dari pagi sampai malam hari. -->
* On De Go<!--: Transaksi penarikan, penerimaan dan pembayaran dapat dilakukan melalui operator Indosat Ooredoo tanpa harus mengantri di ATM. -->
* Pay Up<!--: Mobile EDC yang di sediakan Indosat Ooredoo yang memungkinkan pembisnis online atau offline untuk menerima pembayaran debit card ATM Bersama kapan pun dan di mana pun. -->
* IMX<!--: joint venture company antara Indosat dan Smaato yang menghadirkan solusi portal advertising di Indonesia. -->
* Ideabox<!--: Membantu para pembisnis baru yang ingin memulai bisnisnya melalui dunia digital. -->
* Arena Seru
* myIM3
** myTV
* Bima+

==Operasional perusahaan==
=== Manajemen<ref>{{Cite news|title=ioh-our-leaders|url=https://ioh.co.id/portal/en/ioh-our-leaders|language=en|access-date=2023-07-24}}</ref> ===
{| {{prettytable}}
|-
| colspan = 4 | '''Dewan Komisaris'''
|-
| 1 || Komisaris Utama || [[Halim Alamsyah]]
|-
| 2 || Wakil Komisaris Utama || [[Canning Fok|Canning Fok Kin-ning]]
|-
| 3 || Wakil Komisaris Utama || [[Aziz Ahmad Al-Uthman Fakhroo]]
|-
| 4 || Komisaris Independen || Hernando
|-
| 5 || Komisaris Independen || [[Wijayanto Samirin]]
|-
| 6 || Komisaris Independen || Elisa Lumbantoruan
|-
| 7 || Komisaris Independen || Syed Maqbul Quader
|-
| 8 || Komisaris Independen || [[Rudiantara]]
|-
| 9 || Komisaris || Frank John Sixt
|-
| 10 || Komisaris || Cliff Woo Chiu-man
|-
| 11 || Komisaris || [[Patrick Sugito Walujo]]
|-
| 12 || Komisaris || Nigel Thomas Byrne
|-
| 13 || Komisaris || Rene Heinz Werner
|-
| 14 || Komisaris || [[Ahmad Abdulaziz Al-Neama]]
|-
| 15 || Komisaris || Meirijal Nur
|-
| colspan = 4 | '''Dewan Direksi'''
|-
| 1 || Direktur Utama || [[Vikram Sinha]]
|-
| 2 || Direktur || Armand Hermawan
|-
| 3 || Direktur || Lee Chi Hung
|-
| 4 || Direktur || Muhammad Danny Buldansyah
|-
| 5 || Direktur || Irsyad Sahroni
|-
| colspan = 4 | '''CxO'''
|-
| 1 || Chief Commercial Officer || Ritesh Singh
|-
| 2 || Chief Technology Officer || Desmond Cheung
|-
| 3 || Chief Business Officer || Bayu Hanantasena
|-
| 4 || Chief Integration Officer || Sanjay Vaghasia
|-
| 5 || Chief Enterprise Data Analytics Officer || Chirag Sukhadia
|-
| 6 || Chief Procurement Officer || Vishal Gupta
|-
| 7 || Chief Internal Audit Officer || Mohammed Afzal Lodhi
|}

=== Anak usaha ===
* PT [[Aplikanusa Lintasarta]]
** PT Arta Integrasi Teknologi
*** PT [[Artajasa|Artajasa Pembayaran Elektronis]]
** PT Lintas Media Danawa
* Indosat Singapore Pte. Ltd.
* PT [[Indonesia Mobile Exchange|Portal Media Digital]] (50%)
* PT [[Starone Mitra Telekomunikasi]] (17,5%)<ref name=lapq4/>

==== Bekas anak usaha ====
* [[IndosatM2]]<!-- adalah sebuah perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Indosat Tbk, penyelenggara jasa telekomunikasi terkemuka di Indonesia. IndosatM2 beroperasi secara penuh sejak tahun 2000 untuk membangun dan menerapkan jasa dan produk berbasis IP, internet dan multimedia di Indonesia. --> (dilikuidasi pada 28 Desember 2022)<ref name=lapq4/>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Ooredoo]] perusahan telekomunikasi milik pemerintah [[Qatar]] pemilik saham terbesar
* [[Daftar produk telekomunikasi di Indonesia]]
* [[Temasek]] perusahaan telekomunikasi milik pemerintah [[Singapura]] mitra [[Ooredoo]]
* Lintasarta, layanan jaringan komunikasi data dan internet dedicated
* Indosat M2, layanan internet, Wi-Fi, dan HotSpots
* [[Aplikanusa Lintasarta|Lintasarta]], layanan jaringan komunikasi data dan internet dedicated
* [[IndosatM2]], layanan internet, Wi-Fi, dan HotSpots
* [[Daftar produk telekomunikasi seluler Indonesia]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{Reflist|colwidth=30em}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{official|https://ioh.co.id/portal/id/iohindex}}
* {{id}} [http://www.indosat.com Portal Resmi Integrasi Indosat]
* {{URL|https://im3.id/portal/id/indexpersonal|Situs produk IM3 }}
* {{id}} [http://satelindo.boleh.com/banner/mg/index.jsp/ Satelindo]
* [https://tri.co.id/ Situs produk Tri Indonesia]
* {{id}} [http://www.indosatm2.com IM2]
* [https://hifi.ioh.co.id/ Situs produk Indosat HiFi]
* {{id}} [http://www.lintasarta.net Lintasarta]
* {{id}} [http://opsel.id/indosat/ Informasi terbaru seputar Indosat]
* {{facebook|indosat.m3}}

{{Operator Seluler Indonesia}}
{{Operator Seluler Indonesia}}
{{Mantan BUMN Indonesia}}


[[Kategori:Perusahaan Indonesia]]
[[Kategori:Indosat| ]]
[[Kategori:Indosat]]
[[Kategori:Danareksa]]
[[Kategori:Merek Indonesia]]

Revisi terkini sejak 7 Agustus 2024 18.07

PT Indosat Tbk
Indosat Ooredoo Hutchison
Sebelumnya
  • PT Indonesian Satellite Corporation (1967-1984)
  • PT Indosat (Persero) Tbk (1984-2003)
Publik
Kode emitenIDX: ISAT
Komponen LQ45
IndustriTelekomunikasi
PendahuluBimagraha Telekomindo (1992-2003)
Satelindo (1993-2003)
Indosat-M3 (2001-2003)
Hutchison 3 Indonesia (2000-2022)
Didirikan10 November 1967; 56 tahun lalu (1967-11-10)
PendiriITT Corporation
Kantor pusatJalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Halim Alamsyah (Komisaris Utama)
Vikram Sinha (Direktur Utama)
ProdukJasa komunikasi untuk telepon genggam, sambungan tetap dan MIDI (Multimedia, Data, Internet)
MerekIM3
3
Indosat HiFi
PendapatanKenaikan Rp 51,2 triliun (2023)
Penurunan Rp 4,5 triliun (2023)
Total asetKenaikan Rp 114,7 triliun (2023)
Total ekuitasKenaikan Rp 30,7 triliun (2023)
PemilikOoredoo Hutchison Asia (65,64%)
Karyawan
2.975 (2023)
Anak usahaPT Aplikanusa Lintasarta
Indosat Singapore Pte. Ltd.[1]
Situs webindosatooredoo.com

Indosat Ooredoo Hutchison (atau Indosat) adalah salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia.[2] Perusahaan ini menawarkan layanan komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan prabayar maupun pascabayar dengan merek IM3 dan 3, ditambah jasa-jasa lainnya seperti saluran internet melalui media serat optik dengan merek Indosat HiFi; saluran komunikasi via suara untuk telepon tetap, termasuk sambungan langsung internasional; serta layanan multimedia dan komunikasi data.[3]

Sejarah

Logo pertama Indosat (1984-2 Februari 2005)[4]
Logo kedua Indosat (2 Februari 2005-18 November 2015)
Logo ketiga Indosat Ooredoo (18 November 2015-3 Oktober 2019)
Logo terakhir Indosat Ooredoo (3 Oktober 2019-4 Januari 2022)

Pendirian dan perkembangan awal

Indosat (singkatan dari Indonesian Satellite Corporation, dalam Bahasa Indonesia artinya Perusahaan Satelit Indonesia) didirikan pada 10 November 1967 sebagai salah satu perusahaan penanaman modal asing (PMA) pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional melalui satelit internasional Intelsat. Kelahirannya terjadi saat pemerintah hendak menerapkan teknologi komunikasi satelit di Indonesia, namun terkendala biaya sehingga memberikan kesempatan pengembangannya pada pihak swasta.[5]

Datanglah kemudian International Telephone & Telegraph (ITT), sebuah perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat yang menawarkan pengerjaan proyek tersebut. Kesepakatan ITT dan pemerintah RI kemudian ditandatangani pada 9 Juni 1967, yang berisi perjanjian bahwa perusahaan tersebut akan membangun stasiun bumi. Ketika selesai dibangun, infrastrukturnya akan diserahkan kepada negara, namun ITT akan tetap mengoperasikannya dengan menyewanya dari pemerintah selama 20 tahun[6] dan bekerjasama dengan PN Telekomunikasi. Selanjutnya, pembangunan stasiun bumi tersebut dimulai sejak Agustus 1968 dan diresmikan pada 29 September 1969 yang dikenal sebagai Stasiun Bumi Jatiluhur.[7][8]

Adapun ITT menguasai Indosat lewat anak usahanya American Cable & Radio Corporation (ACR), dengan modal awal sebesar US$ 6 juta.[5] Meskipun demikian, 50% pendapatan bersihnya per tahun diberikan ke pemerintah RI. Dengan kehadiran Indosat, lalu lintas telekomunikasi internasional dari dan ke Indonesia naik pesat, baik dalam jasa telepon maupun teleks, yang ikut membuat pendapatannya naik 33% per tahun dari 1969 hingga 1979.[9] Namun, pemerintah kemudian mulai tidak puas pada kesepakatannya dengan ITT, khususnya melihat posisi Perumtel (d/h PN Telekomunikasi) yang dirasa tidak mendapatkan keuntungan apa-apa walaupun Indosat menggunakan infrastrukturnya. Melalui sejumlah perundingan di tahun 1974 dan 1978, dicapai kesepakatan antara Perumtel dan Indosat, dimana sekitar 15% pendapatan Indosat dalam jasa telepon internasional dan pengoperasian kabel laut akan diberikan pada Perumtel.[6]

Masalah lain pun muncul ketika di bulan Maret 1979, pemerintah Indonesia dan Malaysia menyepakati pembangunan jalur kabel bawah laut Pulau Pinang-Medan, namun Indosat menolak ikut dalam proyeknya karena dianggap tidak menguntungkan. Presiden Soeharto pun kecewa mendengar penolakan tersebut.[9] Belum lagi suara-suara yang merasa bahwa sudah saatnya sarana komunikasi satelit dikelola oleh putra-putri bangsa, bukannya investor asing.[10] Hal tersebut membuat pemerintah RI mulai merencanakan untuk mengambilalih Indosat dari tangan ITT.

Sempat ada usulan untuk menasionalisasi Indosat tanpa ganti rugi atau memberikan hukuman tegas pada ITT atau Indosat atas penolakannya. Namun kemudian salah satu menteri, J.B. Sumarlin, menyarankan agar pemerintah membeli seluruh saham ITT/ACR di Indosat dengan baik-baik, dikarenakan pemerintah sedang mendapatkan keuntungan dari boom minyak 1979, ditambah keinginan agar tidak mengganggu iklim investasi. Soeharto pun setuju dan membentuk "tim akuisisi" yang diketuai Sumarlin.[5] Adapun negosiasi antara ITT dan pemerintah RI dimulai sejak September 1980, dengan target sebelum 31 Desember 1980 100% saham Indosat sudah beralih ke tangan negara. Perundingan alot pun terjadi, dengan ITT menawarkan harga akuisisi sebesar US$ 72,6 juta, sedangkan pemerintah hanya bersedia mengeluarkan US$ 30 juta.[9]

Nasionalisasi dan perkembangan hingga 2000

Akhirnya, pada 20 November 1980, pemerintah RI dan ITT menyepakati kontrak pembelian 100% saham Indosat senilai US$ 43,8 juta, dengan memperhitungkan seluruh aset dan nilai kontrak keduanya dari 1969 hingga 1989.[10] Awalnya ditargetkan pelunasannya akan diselesaikan di tanggal 15 Januari 1981, namun pemerintah memutuskan melakukannya lebih awal, yaitu pada 30 Desember 1980.[9] Penuntasan transaksi tersebut menjadikan Indosat sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi internasional pertama yang dibeli dan dimiliki 100% sahamnya oleh Pemerintah Indonesia. Setelah akuisisi tersebut, Indosat ditetapkan sebagai perusahaan tunggal yang memonopoli komunikasi internasional,[11] berdampingan dengan Perumtel yang memonopoli komunikasi domestik. Indosat pun "berganti baju", dari PMA menjadi BUMN persero sesuai Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 53/1980.[12]

Dalam menjalankan monopoli komunikasi internasional itu, Indosat menjalankan sejumlah usaha seperti menyediakan jasa telepon internasional; teleks internasional; telegram internasional; televisi internasional; Sambungan Langsung Internasional (yang kemudian menjadi produk utamanya); biro faks internasional (kerjasama dengan PN Pos dan Giro); Sambungan Komunikasi Data Paket Internasional (kerjasama dengan Perumtel); stasiun pengendali dan penguji komunikasi satelit dengan satelit Intelsat; transmisi digital TDMA; pengelolaan dan pembangunan Sentral Gerbang Internasional; transmisi satelit Intelsat dan Inmarsat; pengelolaan dan pembangunan komunikasi kabel laut; perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan penyediaan sarana telekomunikasi umum; pengelolaan satelit internasional; dan layanan telekomunikasi lainnya. Indosat juga aktif sebagai salah satu anggota Inmarsat, Intelsat dan Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU).[13][14][15]

Untuk memfokuskan bisnisnya, di tahun 1982 pemerintah menata ulang kepemilikan dan pengelolaan sejumlah aset telekomunikasi (baik yang dimiliki secara langsung atau lewat BUMN), dengan yang ditujukan untuk komunikasi dalam negeri dialihkan ke Perumtel dan untuk komunikasi internasional dialihkan ke Indosat. Aset tersebut seperti jaringan komunikasi, hak pemilikan pada jalur kabel komunikasi bawah laut, dan fasilitas lainnya. Indosat juga mengembangkan sarana Sentral Gerbang Internasional di beberapa tempat, yaitu di Medan (1985), Batam (1992) dan Surabaya (1995), yang menjadi tempat masuknya arus komunikasi internasional (baik lewat satelit, gelombang mikro dan kabel bawah laut) ke dalam negeri. Memasuki tahun 1999, Indosat menghubungkan Indonesia dengan 257 lokasi di seluruh dunia, kapasitas komunikasinya mencapai 624,1 Mbps, lalu lintas komunikasi telepon mencapai 644,7 juta menit, dan sistem transmisi serta switching-nya sudah menggunakan teknologi digital.[8]

Pada 19-20 Oktober 1994, Indosat menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek New York,[8] dengan kepemilikan Pemerintah Indonesia menjadi 65% dan publik 35%. Sekitar 25% saham dilepas di NYSE, sedangkan 10%-nya dilepas di BEJ dan BES. Pemerintah mendapatkan US$ 1,1 miliar dari transaksi ini.[16] Adapun rencana IPO tersebut sebelumnya telah dicanangkan sejak 1993, dengan awalnya hanya direncanakan akan dilepas di NYSE, sebagai cerminan status Indosat yang menjadi gerbang komunikasi Indonesia dengan dunia internasional.[17] Dengan IPO ini, Indosat menjadi BUMN sekaligus perusahaan Indonesia pertama yang mencatatkan sahamnya di luar negeri.[18]

Restrukturisasi, privatisasi dan perubahan kepemilikan

Pada 2000-2002, Indosat mengambil alih saham mayoritas PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) serta mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile (Indosat-M3 - pelopor jaringan GPRS dan layanan multimedia) dan PT Indosat Mega Media (IndosatM2 - bergerak di bidang penyedia jasa internet dan televisi berlangganan). Hal ini dilakukan demi menghadapi liberalisasi industri telekomunikasi, yang membuat Indosat tidak boleh sekadar menjadi pemain utama (atau memonopoli) jasa komunikasi internasional seperti sebelumnya. Sebagai gantinya, Indosat kini harus menjadi penyedia bisnis telekomunikasi yang lengkap dan terintegrasi[19] dalam waktu lima tahun. Demi mencapai hal tersebut, Indosat memiliki strategi 4 in 1, yang memfokuskan bisnisnya pada pengelolaan jaringan, operator seluler, layanan internet, dan layanan multimedia.[8] Selain tiga perusahaan diatas, Indosat masih memiliki 17 anak usaha lain saat itu.[11]

Penghapusan monopoli Indosat dalam komunikasi luar negeri (dan Telkom dalam komunikasi domestik) merupakan amanat dari UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi yang lebih mendukung pasar bebas. Pada 1 Agustus 2002, Indosat resmi mendapat izin untuk mengembangkan layanan telepon tetapnya sendiri, seiring dengan penghapusan monopoli Telkom di tanggal 31 Juli 2002. Setahun kemudian, pada 1 Agustus 2003, monopoli Telkom dalam layanan SLJJ (dan Indosat dalam layanan SLI) dihapus,[20][21] yang disusul pemberian izin SLJJ bagi Indosat (dengan nomor 011) pada Juli 2004.[22] Sebagai kompensasi bagi penghentian dini monopoli telekomunikasi internasionalnya yang awalnya direncanakan pada 2004,[23] Indosat mendapat lisensi GSM 1800 pada 14 Agustus 2000 (yang kemudian jaringannya dioperasikan oleh Indosat-M3),[24] ditambah hak SLJJ dan telepon tetap diatas.[25] Penghapusan monopoli tersebut juga diiringi kesepakatan bernilai US$ 1,5 miliar pada 15 Februari 2001 yang menghapus kepemilikan bersama/silang Telkom dan Indosat di sejumlah perusahaan.[26] Indosat menjual 35% sahamnya di Telkomsel senilai US$ 945 juta, sedangkan Telkom menjual sahamnya di Lintasarta sebesar 37,66% senilai US$ 38 juta, mengalihkan haknya di kerjasama operasional Divre (Divisi Regional) IV Jateng/DIY senilai US$ 375 juta, serta menjual 22,5% sahamnya di Satelindo senilai US$ 186 juta kepada Indosat.[27] Pemerintah kemudian menetapkan Indosat dan Telkom sebagai pelaku duopoli dalam pelayanan telekomunikasi tetap dalam negeri, sebagai langkah awal membangun iklim usaha yang kompetitif.[21]

Dalam periode yang sama, pemerintah melepas mayoritas sahamnya di Indosat, dimulai dari 8,1% pada 16 Mei 2002 dengan harga Rp 1,1 triliun.[28] Tidak sampai disitu, pemerintah kemudian membuka tender untuk menjual 41,94% sahamnya di BUMN ini. Sejumlah investor pun mendaftarkan diri, seperti Telekom Malaysia (TM), Singapore Technologies Telemedia (STT, dimiliki oleh perusahaan investasi pemerintah Singapura Temasek Holdings), Desa Mahir Sdn. Bhd., Essar Teleholdings Ltd. (perusahaan telekomunikasi India), AcrossAsia Multimedia Ltd. (perusahaan patungan Lippo-Hutchison), dan Gilbert Global Equity Capital Asia. Setelah melalui dua kali pembicaraan dan seleksi, akhirnya hanya tersisa STT dan TM sebagai calon pembeli Indosat.[29][30]

Akhirnya, pada 15 Desember 2002, STT terpilih sebagai pemenang divestasi tersebut, dengan total penjualan Rp 5,62 triliun (434 juta saham, Rp 12.950/lembar). STT mengakuisisi saham pemerintah di Indosat lewat anak usahanya, Indonesia Communications Limited (ICLM). Perusahaan Singapura tersebut terpilih karena menawarkan harga pembelian yang lebih tinggi,[31] dan sudah melunasi biaya pembeliannya pada 20 November 2003.[32] Dengan penjualan tersebut, saham pemerintah di Indosat tersisa 14,96%,[11] sehingga statusnya kembali menjadi PMA sejak 7 Februari 2003.[24] Hingga kini, transaksi tersebut masih dianggap kesalahan besar dan ditolak banyak pihak, karena sejumlah hal seperti angka penjualan yang terlalu murah dan adanya sarana komunikasi penting yang dikelola Indosat.[11] Namun bagi pemerintah saat itu, divestasi terpaksa dilakukan demi mengatasi defisit keuangan negara.[5] Sebenarnya, sempat muncul wacana pengakuisisian Indosat oleh Telkom atau merger keduanya,[11][33] namun gagal. Hingga kini, topik tentang pengambilalihan kembali (buyback) Indosat ke tangan negara masih sering diperbincangkan, seperti dalam masa pemilihan umum.

Pasca-akuisisi, STT memilih memfokuskan bisnis Indosat pada layanan telepon seluler,[34] dengan target menjadi full network service provider (FNSP). Konsolidasi pun dilakukan, dengan menggabungkan layanan seluler, fixed dan MIDI ke dalam satu organisasi yang menghadirkan layanan komprehensif.[18] Salah satu perwujudannya adalah lewat penggabungan Indosat dengan anak usahanya, yaitu PT Indosat-M3, PT Bimagraha Telekomindo dan PT Satelindo yang dimulai pada 20 November 2003 dan dituntaskan di tahun 2005.[35] Produk-produk dari IM3 dan Satelindo kemudian dijadikan produk Indosat, dengan Mentari dan Matrix (eks-Satelindo) menjadi produk utama prabayar dan pascabayar; IM3 (eks-Indosat-M3) menjadi produk prabayar khusus anak muda; sedangkan untuk sambungan internasional, SLI-001 menjadi layanan utama dan SLI-008 (eks-Satelindo) ditujukan bagi pelanggan yang membutuhkan tarif terjangkau.[36]

Selain upaya konsolidasi, Indosat juga berusaha menciptakan kebijakan transformasi yang menyeluruh, meliputi sumber daya manusia, budaya dan nilai-nilai korporat, platform dan teknologi. Citra baru pun hadir dengan penggunaan logo "Techno Flower" pada 2 Februari 2005, sebagai simbol dari perusahaan yang maju, bersahabat, berkomitmen melayani dan dekat dengan pelanggan maupun stakeholders.[36] Indosat kemudian juga mendapatkan lisensi jaringan 3G dan selanjutnya memperkenalkan layanan 3,5G di Jakarta dan Surabaya pada 29 November 2006, serta meluncurkan produk CDMA bernama StarOne. Program transformasi dan konsolidasi tersebut berhasil memperkuat posisi Indosat, dengan mencatatkan pendapatan Rp 10 triliun di tahun 2004, dan selanjutnya di tahun 2007 meraih hasil terbaik dalam kinerja, cakupan jaringan, inovasi dan pelayanan seperti meraih 24,5 juta pengguna jaringan seluler yang dilayani 10.760 BTS.[18]

Namun, masalah mengenai privatisasi Indosat tetap menjadi isu panas, yang mengarah ke sejumlah gugatan yang gagal.[5] Lalu, masalah tersebut berbuntut ke tuduhan monopoli oleh Temasek, yang ikut memegang 35% saham Telkomsel lewat anak usahanya yang lain, Singtel. Akhirnya, setelah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyelidiki kasus tersebut, terbuktilah bahwa Temasek melakukan monopoli operator seluler lewat kedua anak perusahaannya sehingga mampu mengendalikan harga lewat putusan yang dibacakan pada 19 November 2007. Sebagai hukumannya, Temasek harus membayar denda[37] dan melepas satu dari dua operator yang dimilikinya.[38] Berusaha naik banding, perusahaan "Negeri Singa" tersebut kalah sampai ke MA.[39]

Akhirnya, pada 6 Juni 2008, STT memilih menjual 40,81% saham Indosat (secara tidak langsung, lewat Indonesia Communications Limited dan Indonesia Communication Pte. Ltd.) kepada perusahaan telekomunikasi Qatar, Qtel dengan total transaksi Rp 16,7 triliun.[40][41] Disusul pada 20 Januari 2009, Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik dalam proses tender offer,[42] sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65%. Sebenarnya, akuisisi tersebut masih menyisakan kontroversi, seperti Temasek dianggap "melangkahi" putusan pengadilan dan adanya aturan pembatasan kepemilikan asing 49% bagi perusahaan yang bergerak di bidang telepon tetap (Indosat memiliki PSTN dan FWA StarOne)[43] yang sempat membuat isu bahwa Indosat wajib melepas layanan telepon tetapnya. Namun, kemudian pemerintah membolehkan akuisisi tersebut tanpa perlu melakukan spin-off.[44][45] Pada tahun yang sama, Indosat memperoleh lisensi tambahan frekuensi 3G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika serta memenangkan tender untuk lisensi WiMAX yang diadakan pemerintah.

Perkembangan di bawah Ooredoo

Setahun kemudian, Indosat melakukan transformasi kembali untuk menjadi perusahaan yang lebih fokus dan efisien dengan restrukturisasi organisasi, memodernisasi dan ekspansi jaringan seluler serta inisiatif untuk mencapai keunggulan operasional. Tercatat, di tahun 2011, Indosat menguasai 21% pangsa pasar.[2] Dua tahun berikutnya (2013), Indosat memiliki 58,5 juta pelanggan,[46] yang menjadi 54,9 juta di tahun 2014, dan 68,5 juta di tahun 2015 (naik 24,7%).[47]

Di tanggal 16 Mei 2013, Indosat resmi menghentikan perdagangan sahamnya di NYSE,[48] setelah diundur sejak 2009.[49] Delisting tersebut dikarenakan performa harga sahamnya di bursa efek tersebut yang terus menurun,[50] dan membuat saham Indosat hanya diperdagangkan di BEI sampai saat ini. Namun, pada tahun yang sama, Indosat tetap berekspansi, seperti dengan mengadakan komersialisasi jaringan 3G di frekuensi 900 MHz, yang disusul hal serupa pada layanan 4G di 900 MHz dengan kecepatan hingga 42 Mbps di beberapa kota besar di Indonesia.

Pada tanggal 19 November 2015, Indosat berganti nama dagang menjadi Indosat Ooredoo dan berdampak pada logo yang digunakan perusahaan tersebut.[51] Hal ini seiring dengan perubahan nama pemegang saham utama Indosat dari Qtel menjadi Ooredoo sejak Februari 2013, yang dilanjutkan dengan penyeragaman nama pada anak-anak usahanya di sejumlah negara.[52]

Merger menjadi IOH

Memasuki periode 2010-an, seperti banyak operator seluler lainnya, Indosat mulai dihinggapi isu merger dan akuisisi, seperti dengan Smartfren[53] dan XL Axiata; suatu isu yang dibenarkan oleh pimpinannya.[54] Isu tersebut muncul di tengah penurunan penggunanya yang drastis (dari 110 juta menjadi 58 juta pada 2017-2018 akibat kebijakan wajib registrasi),[55] munculnya "perang tarif" yang menggerogoti pendapatan perusahaan, belum lagi sempat merugi Rp 2,4 triliun di tahun 2018.[56] Hal tersebut sempat membuat Indosat berencana terjun ke bisnis baru, seperti layanan hosting dan penyediaan piranti komputer, serta menerapkan strategi baru.[57] Indosat kemudian juga gagal meluncurkan Satelit Nusantara Dua di tahun 2020, yang memaksanya melepas bisnis satelit eks-Satelindo tersebut karena dirasa tidak menguntungkan dan haknya sudah dialihkan ke Telkomsat. Tercatat, di tanggal 21 Oktober 2020, Indosat melepas 43,48% saham PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera kepada PT Pasifik Satelit Nusantara.[58]

Isu merger yang akhirnya terbukti adalah antara Tri (PT Hutchison 3 Indonesia) dan Indosat. Pada 29 Desember 2020, pemilik Indosat, Ooredoo menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemilik Tri, CK Hutchison Holdings (CKHH) untuk menggabungkan perusahaan mereka.[59][60] Setelah proses pengkajian yang berlarut-larut hingga waktu batasnya diundur beberapa kali (30 April 2021, 30 Juni 2021, 16 Agustus 2021, serta terakhir pada 23 September 2021),[61][62] kedua induk perusahaan resmi mengumumkan kesepakatan merger mereka pada 16 September 2021. Dalam rancangan merger senilai US$ 6 miliar ini, Indosat akan menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dari PT Hutchison 3 Indonesia, dengan namanya berganti menjadi Indosat Ooredoo Hutchison, dan Ooredoo maupun CKHH akan menjadi pemegang saham bersama mayoritas di perusahaan hasil merger sebesar 50-50%.[63] Selain itu, Ooredoo Group dan CK Hutchison akan bersinergi membantu mengembangkan Indosat dalam hal infrastruktur, jaringan, teknologi, produk, serta layanan.[64]

Merger ini resmi dilakukan pada 4 Januari 2022 dan menghasilkan operator seluler terbesar kedua di Indonesia,[63][65] dimana pada akhir 2022 mencapai 102,2 juta pengguna.[66] Adapun komposisi kepemilikan Indosat pasca-merger terdiri dari Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd. (perusahaan bersama Ooredoo dan Hutchison) 65,64%, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia 10,8%, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) 9,63%, dan masyarakat 14%.[67] Saham pemerintah sebelumnya sudah dialihkan ke PPA pada April 2021 yang mulanya sebesar 14,29%[68] dan terdilusi pasca-merger.[67] Namun, pemerintah secara langsung masih memiliki saham dwiwarna seri A di Indosat,[69] yang menandakan hak khusus dalam pengelolaan perusahaan.[70] Kepemilikan saham lainnya yang berubah kemudian adalah dari PT Tiga Telekomunikasi Indonesia, perusahaan milik Trinugraha Thohir yang melepas sebagian sahamnya ke publik pada 22 September 2022, sehingga kepemilikannya di Indosat tersisa 8,33%.[71]

Pada tanggal 9 September 2022, Indosat Ooredoo Hutchison meluncurkan layanan internet dengan teknologi serat optik (FTTH/Fiber-to-the-Home) dengan merek Indosat HiFi yang mampu memberikan kecepatan hingga 100 Mbps tanpa kebijakan FUP (Fair Usage Policy).[72] Hal ini dilakukan setelah IndosatM2 berhenti beroperasi selama hampir setahun, yang sebelumnya menyediakan layanan internet serat optik dengan merek Indosat GIG. Untuk memperluas bisnis "baru"-nya tersebut, pada November 2023 Indosat mengakuisisi 330.000 pelanggan MNC Play, yang menambahkan jumlah subscriber eksistingnya sebesar 20.000.[73]

Pasca-merger, Indosat Ooredoo Hutchison fokus melakukan integrasi jaringan dari bekas kedua perusahaan telekomunikasi tersebut yang ditargetkan rampung pada kuartal pertama tahun 2023.[74] Melalui sebuah siaran pers, pada April 2023, Indosat Ooredoo Hutchison beserta Tri Indonesia menyatakan telah sukses melakukan integrasi jaringan.[75] Selain itu, Indosat Ooredoo Hutchison juga melakukan proses pemadaman jaringan 3G atas perintah dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) guna mengoptimalkan jaringan 4G dan 5G di Indonesia. Proses pemadaman jaringan 3G tersebut rampung pada tahun 2023.[76]

Produk

Retail

Skala besar

  • Mobile
  • Convergence
  • Machine to Machine (M2M)
  • IT Services
  • Connectivity
  • International & Roaming

Digital

  • CIPIKA
  • Dompetku
  • Dompetku Plus
  • Dompetku Pengiriman Uang
  • On De Go
  • Pay Up
  • IMX
  • Ideabox
  • Arena Seru
  • myIM3
    • myTV
  • Bima+

Operasional perusahaan

Manajemen[77]

Dewan Komisaris
1 Komisaris Utama Halim Alamsyah
2 Wakil Komisaris Utama Canning Fok Kin-ning
3 Wakil Komisaris Utama Aziz Ahmad Al-Uthman Fakhroo
4 Komisaris Independen Hernando
5 Komisaris Independen Wijayanto Samirin
6 Komisaris Independen Elisa Lumbantoruan
7 Komisaris Independen Syed Maqbul Quader
8 Komisaris Independen Rudiantara
9 Komisaris Frank John Sixt
10 Komisaris Cliff Woo Chiu-man
11 Komisaris Patrick Sugito Walujo
12 Komisaris Nigel Thomas Byrne
13 Komisaris Rene Heinz Werner
14 Komisaris Ahmad Abdulaziz Al-Neama
15 Komisaris Meirijal Nur
Dewan Direksi
1 Direktur Utama Vikram Sinha
2 Direktur Armand Hermawan
3 Direktur Lee Chi Hung
4 Direktur Muhammad Danny Buldansyah
5 Direktur Irsyad Sahroni
CxO
1 Chief Commercial Officer Ritesh Singh
2 Chief Technology Officer Desmond Cheung
3 Chief Business Officer Bayu Hanantasena
4 Chief Integration Officer Sanjay Vaghasia
5 Chief Enterprise Data Analytics Officer Chirag Sukhadia
6 Chief Procurement Officer Vishal Gupta
7 Chief Internal Audit Officer Mohammed Afzal Lodhi

Anak usaha

Bekas anak usaha

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama lapq4
  2. ^ a b http://www.indonesia-investments.com/business/indonesian-companies/indosat/item200
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-29. Diakses tanggal 2013-05-01. 
  4. ^ Milestone Journey: 54 Tahun Indosat Ooredoo
  5. ^ a b c d e Sejarah Indosat: Dibeli Soeharto dari ITT, Dijual Megawati ke STT
  6. ^ a b Sejarah pos dan telekomunikasi di Indonesia, Volume 4-5
  7. ^ Focus on Indonesia
  8. ^ a b c d brief in history
  9. ^ a b c d Making Foreign Investment Safe: Property Rights and National Sovereignty
  10. ^ a b Sejarah dan pembangunan pariwisata, pos, dan telekomunikasi
  11. ^ a b c d e Indosat di Tangan Pemodal Asing
  12. ^ Dharmasena
  13. ^ Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2
  14. ^ Parlementaria, Volume 20-21
  15. ^ Laporan tahunan
  16. ^ Indonesia Beyond Suharto
  17. ^ Untold Story IPO Telkom di NYSE & BEJ
  18. ^ a b c Corporate Profile
  19. ^ 45 kisah bisnis top pilihan
  20. ^ Izin SLI Telkom dan SLJJ Indosat Diperkirakan Awal 2004
  21. ^ a b Cases in Management Seri 2 (Kasuskasus Manajemen)
  22. ^ Lisensi SLJJ Indosat Sudah Keluar
  23. ^ Telecommunications Reform in the Asia-Pacific Region
  24. ^ a b Lapkeu Indosat Q2 2013
  25. ^ Restrukturisasi Duopoli Telekomunikasi Selesai Awal 2004
  26. ^ JP/Telkom, Indosat end their cross-ownerships worth $1.5b
  27. ^ Sejarah Telkomsel, Dulunya Perusahaan Patungan Indosat-Telkom
  28. ^ Kisah Indosat: Dari Soeharto, Megawati hingga Jokowi
  29. ^ Tersisa Dua Investor Ingin Membeli Saham Indosat
  30. ^ Historia Bisnis: Tender Saham ISAT Milik Pemerintah Gugurkan Grup Lippo
  31. ^ Hari Ini Pemenang Divestasi Indosat Diumumkan
  32. ^ Singapore Telemedia Tak Miliki Langsung Saham ICL
  33. ^ Historia Bisnis : Sikap Telkom untuk Saham Indosat
  34. ^ ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU PRA BAYAR MENTARI SATELINDO DI YOGYAKARTA
  35. ^ RUPSLB Indosat Setuju Merger IM3 dan Satelindo
  36. ^ a b Indosat Perkenalkan Logo Baru
  37. ^ Temasek Terbukti Monopoli
  38. ^ KPPU : Temasek Harus Lepas Telkomsel atau Indosat
  39. ^ MA Tolak PK Temasek atas Putusan KPPU
  40. ^ Indosat Dijual ke Qatar
  41. ^ Indosat Ganti Nama Jadi Indosat Ooredoo
  42. ^ Qtel Gelar Tender Offer Saham Indosat 20 Januari 2009
  43. ^ Kontroversi Indosat Belum Berakhir
  44. ^ Jokowi Presiden, Indosat Dibeli Kembali?
  45. ^ Indosat Tak Perlu Spin Off
  46. ^ http://www.antaranews.com/en/news/87632/indosats-profit-plunges-525-pct
  47. ^ http://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=Indosat-Operator-Nomor-Dua-Indonesia
  48. ^ Delisting Indosat dari NYSE efektif 16 Mei 2013
  49. ^ Indosat Kaji Kemungkinan Delisting dari NYSE
  50. ^ Indosat akan Delisting Saham di Bursa AS
  51. ^ R., Jeko I. Anestia, Corry, ed. "Ini Kisah `Perkawinan` di Balik Nama dan Logo Indosat Ooredoo". Liputan6.com. Diakses tanggal 29 Januari 2019. 
  52. ^ http://www.itp.net/592393-qtel-rebrands-as-ooredoo#.UYVVvYJQ0Vk
  53. ^ Rianto, Surya (2019-02-26). Rianto, Ahmad Rifai & Surya, ed. "Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-06-06. 
  54. ^ Indosat Bahas Merger Akuisisi dengan Kompetitor Sejak 2018
  55. ^ Dua Operator Seluler Alami Penurunan Pelanggan Usai Penertiban SIM Prabayar
  56. ^ Indosat Catat Laba Rp6,75 Triliun pada 2021, Tertinggi Sejak 2017
  57. ^ Mengukur prospek indosat di tengah kinerja yang tersendat
  58. ^ Indosat Tinggalkan Bisnis Satelit
  59. ^ Media, Kompas Cyber (2021-01-12). "Ini Penjelasan Indosat Terkait Rencana Merger dengan Tri". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-02-08. 
  60. ^ developer, medcom id (2020-12-29). "Usai Merger, Apa Rencana Indosat dan Tri Selanjutnya?". medcom.id. Diakses tanggal 2023-02-08. 
  61. ^ Mediatama, Grahanusa (2021-07-01). "Ini update terbaru dari rencana merger Indosat dan Tri Indonesia". PT. Kontan Grahanusa Mediatama. Diakses tanggal 2023-02-08. 
  62. ^ Media, Kompas Cyber (2021-08-18). "Keputusan Merger Indosat-Tri Diundur Lagi hingga 23 September Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-02-08. 
  63. ^ a b "Indosat Ooredoo - Merger Plan". indosatooredoo.com. Diakses tanggal 2023-02-08. 
  64. ^ "Resmi Merger, Nilai Transaksi Indosat dan Tri Capai Rp 85 T". Republika Online. 2021-09-17. Diakses tanggal 2023-02-08. 
  65. ^ "Potensi dari Merger Raksasa Indosat - Tri - Infografik Katadata.co.id". katadata.co.id. 2021-09-24. Diakses tanggal 2023-02-08. 
  66. ^ Penyebab Jumlah Pelanggan Indosat (ISAT) Tembus 102 Juta, Melonjak 63 Persen
  67. ^ a b Merger Indosat dan Tri Berpotensi Pangkas Porsi Saham Pemerintah
  68. ^ Perkuat Struktur Permodalan PPA, Pemerintah Alihkan Saham Minoritas 5 Perusahaan
  69. ^ Shareholders
  70. ^ Dirut Indosat Dijabat Asing, Saham Dwi Warna Tak Berlaku?
  71. ^ Tiga Telekomunikasi Indonesia Lepas 196,36 Juta Saham ISAT Rp 1,1 Triliun
  72. ^ "Beri Pengalaman Internet Fiber yang Nyata Andalnya, IOH Meluncurkan Indosat HiFi". ioh.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-06. 
  73. ^ Akuisisi MNC Play, Indosat Langsung Caplok 300.000 Pelanggan
  74. ^ Indonesia, C. N. N. "IOH Targetkan Integrasi Jaringan Indosat dan Tri Selesai Awal 2023". teknologi. Diakses tanggal 2023-01-06. 
  75. ^ "Indosat dan Tri Kebut Integrasi Jaringan dalam Setahun Usai Merger". kumparan. Diakses tanggal 2023-07-14. 
  76. ^ Indonesia, C. N. N. "Suntik Mati 3G IOH: Sisa Jaringan Tri Tapi Sangat Sedikit". teknologi. Diakses tanggal 2023-01-06. 
  77. ^ "ioh-our-leaders" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-24. 

Pranala luar