Rini Soemarno: Perbedaan antara revisi
Update treachery |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) hapus CV. |
||
(90 revisi perantara oleh 47 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox Officeholder |
{{Biografi tambah referensi|date=Agustus 2023}}{{Infobox Officeholder |
||
|name = {{PAGENAME}} |
| name = {{PAGENAME}} |
||
|image = |
| image = Kabinet Kerja Rini M.Soemarno.jpg |
||
|imagesize = |
| imagesize = |
||
|caption = |
| caption = potret, 2014 |
||
| |
| office1 = [[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia]] |
||
| |
| term_start1 = 10 Agustus 2001 |
||
| |
| term_end1 = 20 Oktober 2004 |
||
| |
| president1 = [[Megawati Soekarnoputri]] |
||
| predecessor1 = [[Luhut Binsar Panjaitan]] |
|||
⚫ | |||
| successor1 = [[Mari Elka Pangestu]] {{small|(sebagai Menteri Perdagangan)}}<br />[[Andung A. Nitimiharja]] {{small|(sebagai Menteri Perindustrian)}} |
|||
|president = [[Joko Widodo]] |
|||
⚫ | |||
|predecessor = [[Dahlan Iskan]] |
|||
| |
| order = ke-8 |
||
| term_start = 27 Oktober 2014 |
|||
⚫ | |||
| |
| term_end = 20 Oktober 2019 |
||
| |
| president = [[Joko Widodo]] |
||
| |
| predecessor = [[Dahlan Iskan]] |
||
| |
| successor = [[Erick Thohir]] |
||
| |
| birth_name = Rini Mariani Soemarno |
||
| |
| birth_date = {{birth date and age|1958|6|9}} |
||
| |
| birth_place = [[Maryland]], Amerika Serikat |
||
⚫ | |||
|birth_date = {{Birth date and age|1958|6|9|mf=y}} |
|||
⚫ | |||
|birth_place = {{negara|USA}} [[Maryland]], [[Amerika Serikat]] |
|||
| nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing --> |
|||
|death_date = |
|||
| party = [[Independen (politikus)|Independen]] |
|||
⚫ | |||
| |
| spouse = Soewandi (cerai) |
||
| relations = <!-- Nama kerabat; termasuk hanya jika subjek secara independen sudah terkenal atau sangat relevan; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel; --> |
|||
⚫ | |||
| parents = [[Soemarno (ekonom)|Soemarno]] (ayah)<br>Raden Ayu Soetrepti Martonagoro |
|||
|spouse = Soewandi (cerai) |
|||
| |
| children = 3 |
||
⚫ | |||
|children = |
|||
| occupation = {{hlist|Ekonom|Birokrat}} |
|||
⚫ | |||
| |
| profession = |
||
⚫ | |||
|profession = Pengamat ekonomi<br>Komisaris [[aora]] |
|||
| |
| website = |
||
| |
| footnotes = |
||
|website = |
|||
|footnotes = |
|||
}} |
}} |
||
'''Rini Mariani Soemarno''' |
'''Rini Mariani Soemarno''', [[:en: Bachelor of Arts|B.A.]] ({{lahirmati|[[Maryland]], [[Amerika Serikat]]|9|6|1958}}), adalah [[Daftar Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri Badan Usaha Milik Negara]] dalam [[Kabinet Kerja (2014–2019)|Kabinet Kerja]] periode 2014–2019 oleh Presiden [[Joko Widodo]] sejak 26 Oktober 2014 sampai 20 Oktober 2019. Sarjana Ekonomi lulusan 1981 dari [[Wellesley College]], [[Massachusetts]], [[Amerika Serikat]] ini adalah termasuk salah seorang menteri yang diangkat dari kalangan profesional.<ref>[http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/26/190313526/Rini.Soemarno.Sosok.Pekerja.Keras.yang.Dipilih.Jadi.Menteri.BUMN Kompas: "Rini Soemarno, Sosok Pekerja Keras yang Dipilih Jadi Menteri BUMN"]</ref> Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada [[Kabinet Gotong Royong]] tahun 2001 hingga tahun 2004. Saat ia masih menjadi Menteri BUMN, ia dikenal sebagai pencetus pembangunan [[Kereta kecepatan tinggi di Indonesia|kereta cepat]] di Indonesia.<ref name="ST">{{cite news|title=Indonesia defends bidding process for high-speed rail project after Japan angered at being rejected|date= 2 October 2015|newspaper= The Strait Times|location=Singapore|url=http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesia-defends-bidding-process-for-high-speed-rail-project-after-japan-angered-at|accessdate=2 October 2015}}</ref> |
||
== Keluarga == |
== Keluarga == |
||
Pada masa kecilnya, Rini pernah berpindah Amerika Serikat, Jakarta, dan Belanda karena tugas ayahnya. Rini mendalami studi ekonomi di Wellesley College, Masschusetts, Amerika Serikat pada tahun 1981. Setelah lulus, Rini sempat magang di Departemen Keuangan Amerika Serikat dan memulai |
Pada masa kecilnya, Rini pernah berpindah-pindah antara [[Amerika Serikat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], dan [[Belanda]] karena tugas ayahnya. Rini mendalami studi ekonomi di Wellesley College, Masschusetts, Amerika Serikat pada tahun 1981. Setelah lulus, Rini sempat magang di Departemen Keuangan Amerika Serikat dan memulai kariernya dengan bekerja di Citibank Jakarta pada tahun 1982. |
||
Ayahnya, [[Soemarno (menteri)|Soemarno]], merupakan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Kabinet Kerja III periode 1960-1962. Pada tahun 1962-1963, Soemarno masih menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia dan juga Menteri Urusan Bank Sentral Kabinet Kerja IV. Kemudian mulai 1964-1966, Soemarno menjabat sebagai Menteri Koordinator Kompartimen Keuangan di empat kabinet yang berbeda. Alasan ditunjuknya sebagai Gubernur Bank Indonesia ialah karena Soemarno pernah menjabat sebagai Eksekutif Direktur Bank Internasional untuk Rekontruksi dan Pembangunan di Washington mulai 1 November 1958 hingga Oktober 1960. |
|||
Ibu Rini, Raden Ayu Soetrepti Martonagoro, merupakan puteri Kanjeng Raden Mas Tumenggung [[Iskak Martonagoro]], yang menjadi [[Daftar Bupati Klaten|Bupati Klaten]] di tahun [[1930-an]], dan RA. Hendrarsi Soerjokoesoemo. RA. Hendrarsi Soerjokoesoemo adalah [[cucu]] [[Mangkunegara V]] dari [[putera]]nya Kanjeng Pangeran Haryo Soerjokoesoemo, yang menikah dengan Bendoro Raden Ayu Catharina Bertha, wanita berdarah Indo-Belanda. Dari isteri lain yang merupakan puteri Wreksoadiningrat, [[patih]] [[Kasunanan Surakarta]], KPH. Soerjokoesomo memiliki seorang puteri bernama RA. Soenitoeti, yang menjadi [[permaisuri]] [[Mangkunegara VIII]]. |
|||
Ayahnya, Soemarno Sosroatmojo, merupakan Gubernur DKI Jakarta periode 1960-1964. Di era kepemimpinan Soemarno, sejumlah proyek mercusuar dibangun seperti Monumen Nasional (Monas), Patung Selamat Datang (Bundaran Hotel Indonesia), dan Patung Pahlawan di Kawasan Menteng, dibangun di era Soemarno. Dia juga menciptakan konsep rumah minimum juga dibangun di berbagai tempat di Jakarta. Rumah ini dibangun dengan luas 90 meter persegi, di atas tanah 100 meter persegi, terdiri dari dua lantai, dan lokasinya dekat dengan tempat kerja. Proyek pertama rumah minimum dibangun di Jalan Raden Saleh, selanjutnya di kawasan Karang Anyar, Tanjung Priok, dan Bandengan Selatan. |
|||
Saudara kandung RA. Soetrepti Martonagoro antara lain adalah RA. Noek Soedarti Martonagoro, yang menikah dengan Raden Mas [[Soedjarwadi]], seorang dokter yang namanya diabadikan menjadi nama [[Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Soedjarwadi|rumah sakit jiwa]] di [[Kabupaten Klaten]]. RM. Soedjarwadi adalah adik kandung dari KRMT. [[Wongsonegoro]], yang pernah menjadi [[Wakil Perdana Menteri Indonesia]] dalam [[Kabinet Ali Sastroamidjojo I]]. Di samping RA. Noek Soedarti Martonagoro, RA. Soetrepti Martonagoro juga memiliki saudara kandung bernama RM. Soedarmo Martonagoro, yang merupakan [[menantu]] dari [[Hoessein Djajadiningrat]], orang Indonesia pertama yang meraih gelar profesor, melalui puterinya Partoeti Djajadiningrat. |
|||
== Karier == |
== Karier == |
||
Tahun 1982, setelah mendapat kesempatan bekerja magang di Departemen Keuangan AS, Rini memutuskan kembali ke Indonesia. Rini bekerja di Citibank Jakarta. |
Tahun 1982, setelah mendapat kesempatan bekerja magang di Departemen Keuangan AS, Rini memutuskan kembali ke Indonesia. Rini bekerja di Citibank Jakarta. Kariernya terus melesat hingga menggapai kursi Vice President yang menangani Divisi Coorporate Banking, Marketing and Trainning. Sukses di Citibank tak membuat Rini lantas berpangku tangan malah menginginkan tantangan yang lebih besar. Karena itu, pada 1989 ia kemudian memilih pindah ke [[Astra International|PT Astra Internasional]] untuk dapat terus mengembangkan dirinya. Tahun 1990 ia dipercaya [[William Soerjadjaja|William Soeryadjaya]], komisaris Astra Internasional, menduduki kursi Direktur Keuangan Astra Internasional sampai 1998. |
||
Awal 1998, Rini ditarik ke jajaran birokrasi. Ia dipilih Menteri Keuangan saat itu, Fuad Bawazier, untuk membantunya menjadi asisten bidang Hubungan ekonomi Keuangan Internasional. |
Awal 1998, Rini ditarik ke jajaran birokrasi. Ia dipilih Menteri Keuangan saat itu, [[Fuad Bawazier]], untuk membantunya menjadi asisten bidang Hubungan ekonomi Keuangan Internasional. Pada tahun yang sama, tepatnya bulan April, pemerintah juga mengangkatnya menjadi Wakil Ketua [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN). Dua jabatan itu hanya dijalani Rini dalam hitungan bulan. Rini mengundurkan diri dari dua jabatan tadi dan kembali ke Astra Internasional. |
||
Rini kembali ke Astra saat perusahaan itu mengalami badai krisis ekonomi hampir membuat karam. Kerugian induk perusahaan otomotif terbesar di Indonesia itu pada semester pertama 1998 mencapai Rp 7,36 trilliun. Ketika itu, jika berkaca pada laporan Presiden Direktur Astra dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSBL) 8 Februari 1998, boleh dibilang perusahaan itu sudah bangkrut. Sahamnya sendiri di Bursa Efek Jakarta hanya bernilai Rp 225,- per lembar saham pada September 1998. Bandingkan dengan saat go public menjelang akhir 80-an yang mencapai belasan ribu rupiah. |
Rini kembali ke Astra saat perusahaan itu mengalami badai krisis ekonomi hampir membuat karam. Kerugian induk perusahaan otomotif terbesar di Indonesia itu pada semester pertama 1998 mencapai Rp 7,36 trilliun. Ketika itu, jika berkaca pada laporan Presiden Direktur Astra dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSBL) 8 Februari 1998, boleh dibilang perusahaan itu sudah bangkrut. Sahamnya sendiri di Bursa Efek Jakarta hanya bernilai Rp 225,- per lembar saham pada September 1998. Bandingkan dengan saat go public menjelang akhir 80-an yang mencapai belasan ribu rupiah. |
||
Baris 55: | Baris 58: | ||
Namun, kerja keras dan prestasi Rini itu berbenturan dengan pemegang kebijakan. Kapal yang dinahkodainya dinilai Cacuk Sudaryanto, kepala BPPN yang baru, sebagai tidak kooperatif. Ini berkait dengan rencana BPPN melepas saham Astra yang dipegang pemerintah. Rini dinilai tidak memuluskan pelepasan saham itu karena tidak suka pada investor yang dipilih BPPN. |
Namun, kerja keras dan prestasi Rini itu berbenturan dengan pemegang kebijakan. Kapal yang dinahkodainya dinilai Cacuk Sudaryanto, kepala BPPN yang baru, sebagai tidak kooperatif. Ini berkait dengan rencana BPPN melepas saham Astra yang dipegang pemerintah. Rini dinilai tidak memuluskan pelepasan saham itu karena tidak suka pada investor yang dipilih BPPN. |
||
Rini sempat berang dengan tudingan itu dan mengirim surat kepada Presiden Abdurrahman Wahid. Isinya membantah apa yang diungkapkan Cacuk. Buntutnya terjadi silang pendapat soal rencana penjualan saham Astra dan penggantian dirinya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 8 Februari 2000, dua tahun setelah ia dipilih dalam ajang yang sama, Rini harus merelakan kursi Presiden Direktur Astra Internasional kepada Theodore Permadi Rachmat. Mantan atasannya ketika ia masih menjabat sebagai direktur keuangan perusahaan itu. |
Rini sempat berang dengan tudingan itu dan mengirim surat kepada Presiden Abdurrahman Wahid. Isinya membantah apa yang diungkapkan Cacuk. Buntutnya terjadi silang pendapat soal rencana penjualan saham Astra dan penggantian dirinya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 8 Februari 2000, dua tahun setelah ia dipilih dalam ajang yang sama, Rini harus merelakan kursi Presiden Direktur Astra Internasional kepada [[Theodore Permadi Rachmat]]. Mantan atasannya ketika ia masih menjabat sebagai direktur keuangan perusahaan itu. |
||
Rini masuk ke perusahaan multimedia Agrakom yang dikenal sebagai pemilik situs Detikcom sebagai komisaris. |
|||
== Politik == |
== Politik == |
||
Rini Soemarno merupakan menteri yang |
Rini Soemarno merupakan menteri yang bukan berasal dari partai, tetapi kedekatannya dengan Ketua Umum [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] yang juga Presiden Republik Indonesia ke-5, [[Megawati Soekarnoputri]], membuat dia sering dikaitkan dengan partai berlambang kepala banteng itu. Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo pun membantah bahwa Rini adalah anggota atau kader partai. Menurut Tjahjo, Rini sudah dekat jauh sebelum menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian era Megawati Soekarnoputri. |
||
Rini pun membenarkan perihal kedekatannya dengan Megawati. Rini menceritakan sejarah kedekatan ayahnya dengan Presiden Soekarno, ayah Megawati. Dia mengatakan kakak tertuanya seumuran dan bersahabat dengan Guntur Soekarnoputera (kakak Megawati). Kakak perempuannya satu sekolah dengan Sukmawati Soekarnoputri (adik Megawati). Namun secara pribadi, Rini mengaku tak banyak berinteraksi dengan mereka karena umur jauh berbeda. Setelah menjadi menteri, Rini baru intens berinteraksi dengan Megawati. Rini membantah kedekatannya dengan Megawati membuat dia terpilih menjadi Kepala Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-JK. |
Rini pun membenarkan perihal kedekatannya dengan Megawati. Rini menceritakan sejarah kedekatan ayahnya dengan Presiden Soekarno, ayah Megawati. Dia mengatakan kakak tertuanya seumuran dan bersahabat dengan Guntur Soekarnoputera (kakak Megawati). Kakak perempuannya satu sekolah dengan Sukmawati Soekarnoputri (adik Megawati). Namun secara pribadi, Rini mengaku tak banyak berinteraksi dengan mereka karena umur jauh berbeda. Setelah menjadi menteri, Rini baru intens berinteraksi dengan Megawati. Rini membantah kedekatannya dengan Megawati membuat dia terpilih menjadi Kepala Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-JK. |
||
== Pendidikan == |
|||
1981 : Sarjana Ekonomi di Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat |
|||
== Karier == |
|||
⚫ | |||
* Sejak 2008: Komisaris [[aora]] |
|||
* 2001-2005: Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia |
|||
* 2001-2004: Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong |
|||
* 2000-2001: Presiden Direktur PT Semesta Citra Motorindo |
|||
* 1998-2000: Presiden Direktur [[Astra International|PT Astra Internasional]] |
|||
* 1990-1998: Direktur Keuangan Astra Internasional |
|||
* 2000: Presiden Komisaris [[PT Semesta Citra Motorindo]] |
|||
* 2000: Komisaris [[PT Agrakom]] |
|||
* 1999: Presiden Komisaris [[PT Astra Agro Lestari]] |
|||
* 1998: Staf Ahli [[Departemen Keuangan Republik Indonesia]] |
|||
* 1998: Wakil Ketua [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] |
|||
* 1995: Komisaris PT Astra Agro Lestari |
|||
* 1995: Komisaris [[Bursa Efek Jakarta]] |
|||
* 1993: Wakil Presiden Komisaris [[PT United Tractors]] |
|||
* 1990: Komisaris [[Bank Universal]] |
|||
* 1989: ''General Manager Finance Division'', PT Astra International |
|||
== Penghargaan == |
== Penghargaan == |
||
Baris 89: | Baris 70: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
⚫ | |||
* '''[http://www.sayarini.com/ www.sayarini.com]''' |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
* {{id}} [http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rini-mariani-soemarno-soewandi/] Profil Merdeka.com Rini Soemarno |
* {{id}} [http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rini-mariani-soemarno-soewandi/] Profil Merdeka.com Rini Soemarno |
||
* [http://www.rinisoemarno.com Website] |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{Kotak_mulai}} |
{{Kotak_mulai}} |
||
{{s-off}} |
|||
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Daftar Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia]] | tahun = 27 Oktober 2014 - Sekarang | pendahulu = [[Dahlan Iskan]] | pengganti = -}} |
|||
{{Kotak_suksesi |
{{Kotak_suksesi|jabatan = [[Daftar Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia]] |tahun = |mulai=2014|pendahulu = [[Dahlan Iskan]] |pengganti = [[Erick Thohir]] }} |
||
|- |
|||
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Daftar Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia|Menteri Perindustrian dan Perdagangan]] | tahun = [[2001]] - [[2004]] | pendahulu = [[Luhut Binsar Panjaitan]] | pengganti = [[Andung A. Nitimiharja]]}} |
|||
{{s-bef|before= [[Luhut Binsar Panjaitan]]|rows=2}} |
|||
⚫ | |||
{{s-aft|after=[[Mari Elka Pangestu]]|as=Menteri Perdagangan}} |
|||
|- |
|||
{{s-aft|after=[[Andung A. Nitimiharja]]|as=Menteri Perindustrian}} |
|||
{{Kotak_selesai}} |
{{Kotak_selesai}} |
||
{{Kabinet Kerja}} |
{{Kabinet Kerja}} |
||
{{Kabinet Gotong Royong}} |
{{Kabinet Gotong Royong}} |
||
{{Menteri Perindustrian Indonesia}} |
|||
{{indo-bio-stub}} |
|||
{{DEFAULTSORT:Soewandi, Rini}} |
{{DEFAULTSORT:Soewandi, Rini}} |
||
[[Kategori:Ekonom Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Politikus perempuan Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Menteri Kabinet Kerja]] |
[[Kategori:Menteri Kabinet Kerja]] |
||
[[Kategori:Menteri Indonesia]] |
[[Kategori:Menteri Perindustrian Indonesia]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Menteri Perdagangan Indonesia]] |
||
[[Kategori:Alumni Wellesley College]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Indonesia keturunan Belanda]] |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Maryland]] |
|||
[[Kategori:Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 6 Agustus 2024 13.32
Rini Soemarno | |
---|---|
Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia | |
Masa jabatan 10 Agustus 2001 – 20 Oktober 2004 | |
Presiden | Megawati Soekarnoputri |
Pengganti Mari Elka Pangestu (sebagai Menteri Perdagangan) Andung A. Nitimiharja (sebagai Menteri Perindustrian) | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Rini Mariani Soemarno 9 Juni 1958 Maryland, Amerika Serikat |
Partai politik | Independen |
Suami/istri | Soewandi (cerai) |
Anak | 3 |
Orang tua | Soemarno (ayah) Raden Ayu Soetrepti Martonagoro |
Almamater | |
Pekerjaan |
|
Sunting kotak info • L • B |
Rini Mariani Soemarno, B.A. (lahir 9 Juni 1958), adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara dalam Kabinet Kerja periode 2014–2019 oleh Presiden Joko Widodo sejak 26 Oktober 2014 sampai 20 Oktober 2019. Sarjana Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat ini adalah termasuk salah seorang menteri yang diangkat dari kalangan profesional.[1] Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong tahun 2001 hingga tahun 2004. Saat ia masih menjadi Menteri BUMN, ia dikenal sebagai pencetus pembangunan kereta cepat di Indonesia.[2]
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Pada masa kecilnya, Rini pernah berpindah-pindah antara Amerika Serikat, Jakarta, dan Belanda karena tugas ayahnya. Rini mendalami studi ekonomi di Wellesley College, Masschusetts, Amerika Serikat pada tahun 1981. Setelah lulus, Rini sempat magang di Departemen Keuangan Amerika Serikat dan memulai kariernya dengan bekerja di Citibank Jakarta pada tahun 1982.
Ayahnya, Soemarno, merupakan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Kabinet Kerja III periode 1960-1962. Pada tahun 1962-1963, Soemarno masih menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia dan juga Menteri Urusan Bank Sentral Kabinet Kerja IV. Kemudian mulai 1964-1966, Soemarno menjabat sebagai Menteri Koordinator Kompartimen Keuangan di empat kabinet yang berbeda. Alasan ditunjuknya sebagai Gubernur Bank Indonesia ialah karena Soemarno pernah menjabat sebagai Eksekutif Direktur Bank Internasional untuk Rekontruksi dan Pembangunan di Washington mulai 1 November 1958 hingga Oktober 1960.
Ibu Rini, Raden Ayu Soetrepti Martonagoro, merupakan puteri Kanjeng Raden Mas Tumenggung Iskak Martonagoro, yang menjadi Bupati Klaten di tahun 1930-an, dan RA. Hendrarsi Soerjokoesoemo. RA. Hendrarsi Soerjokoesoemo adalah cucu Mangkunegara V dari puteranya Kanjeng Pangeran Haryo Soerjokoesoemo, yang menikah dengan Bendoro Raden Ayu Catharina Bertha, wanita berdarah Indo-Belanda. Dari isteri lain yang merupakan puteri Wreksoadiningrat, patih Kasunanan Surakarta, KPH. Soerjokoesomo memiliki seorang puteri bernama RA. Soenitoeti, yang menjadi permaisuri Mangkunegara VIII.
Saudara kandung RA. Soetrepti Martonagoro antara lain adalah RA. Noek Soedarti Martonagoro, yang menikah dengan Raden Mas Soedjarwadi, seorang dokter yang namanya diabadikan menjadi nama rumah sakit jiwa di Kabupaten Klaten. RM. Soedjarwadi adalah adik kandung dari KRMT. Wongsonegoro, yang pernah menjadi Wakil Perdana Menteri Indonesia dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Di samping RA. Noek Soedarti Martonagoro, RA. Soetrepti Martonagoro juga memiliki saudara kandung bernama RM. Soedarmo Martonagoro, yang merupakan menantu dari Hoessein Djajadiningrat, orang Indonesia pertama yang meraih gelar profesor, melalui puterinya Partoeti Djajadiningrat.
Karier
[sunting | sunting sumber]Tahun 1982, setelah mendapat kesempatan bekerja magang di Departemen Keuangan AS, Rini memutuskan kembali ke Indonesia. Rini bekerja di Citibank Jakarta. Kariernya terus melesat hingga menggapai kursi Vice President yang menangani Divisi Coorporate Banking, Marketing and Trainning. Sukses di Citibank tak membuat Rini lantas berpangku tangan malah menginginkan tantangan yang lebih besar. Karena itu, pada 1989 ia kemudian memilih pindah ke PT Astra Internasional untuk dapat terus mengembangkan dirinya. Tahun 1990 ia dipercaya William Soeryadjaya, komisaris Astra Internasional, menduduki kursi Direktur Keuangan Astra Internasional sampai 1998.
Awal 1998, Rini ditarik ke jajaran birokrasi. Ia dipilih Menteri Keuangan saat itu, Fuad Bawazier, untuk membantunya menjadi asisten bidang Hubungan ekonomi Keuangan Internasional. Pada tahun yang sama, tepatnya bulan April, pemerintah juga mengangkatnya menjadi Wakil Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dua jabatan itu hanya dijalani Rini dalam hitungan bulan. Rini mengundurkan diri dari dua jabatan tadi dan kembali ke Astra Internasional.
Rini kembali ke Astra saat perusahaan itu mengalami badai krisis ekonomi hampir membuat karam. Kerugian induk perusahaan otomotif terbesar di Indonesia itu pada semester pertama 1998 mencapai Rp 7,36 trilliun. Ketika itu, jika berkaca pada laporan Presiden Direktur Astra dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSBL) 8 Februari 1998, boleh dibilang perusahaan itu sudah bangkrut. Sahamnya sendiri di Bursa Efek Jakarta hanya bernilai Rp 225,- per lembar saham pada September 1998. Bandingkan dengan saat go public menjelang akhir 80-an yang mencapai belasan ribu rupiah.
Beberapa langkah segera Rini ambil, seperti program efisiensi usaha melalui pemotongan gaji jajaran eksekutif, penutupan jaringan distribusi yang kurang strategis, serta pengurangan 20 persen karyawan dari 100 ribu karyawan Astra saat itu. Selain itu, Rini juga mengajak karyawan menjadi bagian dari pemegang saham Astra sehingga kepentingan pemegang saham, perusahaan dan karyawan bisa selaras. Langkah lainnya adalah merestrukturisasi utang Astra Internasional yang mencapai US$ 1 milliar dan Rp 1 trilliun. Akibat langkah-langkah itu, keuntungan Astra untuk seluruh tahun 1999 mencapai Rp 800 milliar dari kerugian mencapai Rp 1,976 trilliun tahun 1998.
Namun, kerja keras dan prestasi Rini itu berbenturan dengan pemegang kebijakan. Kapal yang dinahkodainya dinilai Cacuk Sudaryanto, kepala BPPN yang baru, sebagai tidak kooperatif. Ini berkait dengan rencana BPPN melepas saham Astra yang dipegang pemerintah. Rini dinilai tidak memuluskan pelepasan saham itu karena tidak suka pada investor yang dipilih BPPN.
Rini sempat berang dengan tudingan itu dan mengirim surat kepada Presiden Abdurrahman Wahid. Isinya membantah apa yang diungkapkan Cacuk. Buntutnya terjadi silang pendapat soal rencana penjualan saham Astra dan penggantian dirinya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 8 Februari 2000, dua tahun setelah ia dipilih dalam ajang yang sama, Rini harus merelakan kursi Presiden Direktur Astra Internasional kepada Theodore Permadi Rachmat. Mantan atasannya ketika ia masih menjabat sebagai direktur keuangan perusahaan itu.
Rini masuk ke perusahaan multimedia Agrakom yang dikenal sebagai pemilik situs Detikcom sebagai komisaris.
Politik
[sunting | sunting sumber]Rini Soemarno merupakan menteri yang bukan berasal dari partai, tetapi kedekatannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, membuat dia sering dikaitkan dengan partai berlambang kepala banteng itu. Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo pun membantah bahwa Rini adalah anggota atau kader partai. Menurut Tjahjo, Rini sudah dekat jauh sebelum menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian era Megawati Soekarnoputri. Rini pun membenarkan perihal kedekatannya dengan Megawati. Rini menceritakan sejarah kedekatan ayahnya dengan Presiden Soekarno, ayah Megawati. Dia mengatakan kakak tertuanya seumuran dan bersahabat dengan Guntur Soekarnoputera (kakak Megawati). Kakak perempuannya satu sekolah dengan Sukmawati Soekarnoputri (adik Megawati). Namun secara pribadi, Rini mengaku tak banyak berinteraksi dengan mereka karena umur jauh berbeda. Setelah menjadi menteri, Rini baru intens berinteraksi dengan Megawati. Rini membantah kedekatannya dengan Megawati membuat dia terpilih menjadi Kepala Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-JK.
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]- Pemimpin Puncak Terpuji 1995 dari Majalah Swa Sembada (1995)
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Tokoh Indonesia: Biografi Rini Soemarno Diarsipkan 2010-02-05 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Apa dan siapa Rini Soemarno Diarsipkan 2010-10-24 di Wayback Machine.
- (Indonesia) The Globalist: Profil Rini Soemarno Diarsipkan 2012-10-16 di Wayback Machine.
- (Indonesia) [1] Profil Merdeka.com Rini Soemarno
- Website
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kompas: "Rini Soemarno, Sosok Pekerja Keras yang Dipilih Jadi Menteri BUMN"
- ^ "Indonesia defends bidding process for high-speed rail project after Japan angered at being rejected". The Strait Times. Singapore. 2 October 2015. Diakses tanggal 2 October 2015.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Dahlan Iskan |
Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia | Diteruskan oleh: Erick Thohir |
Didahului oleh: Luhut Binsar Panjaitan |
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia 2001–2004 |
Diteruskan oleh: Mari Elka Pangestu sebagai Menteri Perdagangan |
Diteruskan oleh: Andung A. Nitimiharja sebagai Menteri Perindustrian |