Lompat ke isi

Ridwan Saidi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Hapus entitas non-notable (QuickEdit)
 
(73 revisi perantara oleh 45 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
[[Berkas:Ridwan_saidi.jpg|250px|thumb|Ridwan Saidi.]]
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
'''Ridwan Saidi''' ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|2|7|1942}}) adalah mantan anggota [[DPR]], ahli sejarah dan seorang budayawan [[Betawi]]. Lulusan Fakultas Ilmu Sosial (katanya) Ilmu Politik (FISIP) [[Universitas Indonesia]] ini menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat melalui [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) pada tahun [[1977]]-[[1987]]. Sebagai seorang budayawan Betawi, Ridwan banyak terlibat dalam aktivitas pelestarian budaya serta menulis buku-buku mengenai masyarakat Betawi.<ref>Nurjanah, ''[http://annida-online.com/artikel-2636-lkb-dan-fib-ui-gelar-diskusi-buku-teranyar-ridwan-saidi.html LKB dan FIB UI Gelar Diskusi Buku Teranyar Ridwan Saidi]'', annida-online.com, 11 Feb 2011. Diakses 10 Januari 2011.</ref>
|name = {{PAGENAME}}
|honorific-suffix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/profesi) -->
|image = Ridwan Saidi 2019.jpg
|order =
|office = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat<br> Republik Indonesia]]
|term_start = 1 Oktober 1977
|term_end = 30 September 1987
|predecessor =
|successor =
|constituency = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta (daerah pemilihan)|DKI Jakarta]]
|office1 = Ketua Umum Pengurus Besar [[Himpunan Mahasiswa Islam]]
|term_start1 = 1974
|term_end1 = 1976
|predecessor1 = [[Akbar Tanjung]]
|successor1 = Chumaidi Syarif Romas
|birth_name = Ridwan Saidi
|birth_date = {{Birth date|1942|7|2}}
|birth_place = [[Jakarta]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age |2022|12|25|1942|07|02 |df=yes}}
|death_place = [[Tangerang Selatan]], Indonesia
|resting_place = [[Taman Pemakaman Umum Karet Bivak]]
|nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
|party = [[Partai Persatuan Pembangunan]]<br>[[Partai Masyumi Baru]]
|spouse = Hj. Yahma Wisnani
|children = 5
|alma_mater = [[Universitas Indonesia]]
|website = [https://ridwansaidi.com ridwansaidi.com]
}}


'''[[Doktorandus|Drs.]] [[Haji (gelar)|H.]] Ridwan Saidi''' ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|2|7|1942||25|12|2022}}) adalah seorang [[budayawan]] [[suku Betawi|Betawi]], [[sejarawan]], dan intelektual Islam. Ia juga merupakan mantan anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] melalui [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) versi orde baru pada tahun 1977-1987. Ridwan tercatat sebagai lulusan [[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia|Fakultas Ilmu-ilmu Sosial (FIS)]] [[Universitas Indonesia]]. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar [[Himpunan Mahasiswa Islam|Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)]] pada tahun 1974-1976.<ref>{{Cite web|title=Ridwan Saidi|url=https://tirto.id/m/ridwan-saidi-ti|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-03-20}}</ref>
Ridwan Saidi menikah dengan Yahma Wisnani dan dikaruniai 5 anak.


Sebagai seorang budayawan Betawi, Ridwan banyak terlibat dalam aktivitas pelestarian budaya serta menulis buku-buku mengenai masyarakat Betawi.<ref>{{cite web |author=Nurjanah |url=http://annida-online.com/artikel-2636-lkb-dan-fib-ui-gelar-diskusi-buku-teranyar-ridwan-saidi.html |title=LKB dan FIB UI Gelar Diskusi Buku Teranyar Ridwan Saidi |work=annida-online.com |date=11 Februari 2011 |accessdate=10 Januari 2011 |archive-date=2013-09-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130902182144/http://annida-online.com/artikel-2636-lkb-dan-fib-ui-gelar-diskusi-buku-teranyar-ridwan-saidi.html |dead-url=yes }}</ref> Ridwan Saidi meninggal dunia pada 25 Desember 2022.<ref name=":0">{{Cite web|last=Maulana|first=Gibran|title=Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal Dunia|url=https://news.detik.com/berita/d-6479850/budayawan-betawi-ridwan-saidi-meninggal-dunia|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2022-12-25}}</ref>
== Pendidikan ==

* Fakultas Publistik, [[Universitas Padjadjaran]] (tidak selesai), 1962-1963
== Kehidupan awal ==
* Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP), [[Universitas Indonesia]], 1963-1976
Ridwan Saidi, putra asli [[Suku Betawi|Betawi]] ini lahir di Jakarta, 2 Juli 1942 dari pasangan Abdurrahim dan Muhaya. Ia pernah menempuh jenjang perkuliahan di Fakultas Publistik, [[Universitas Padjadjaran]] pada tahun 1962-1963. Ia tidak menyelesaikan jejang pendidikannya di Fakultas Publistik tersebut dan pindah untuk menuntut kuliah di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang dikenal sebagai FISIP) di [[Universitas Indonesia]] pada tahun 1963-1976.<ref name="profil1">{{cite web |url=https://www.tagar.id/ridwan-saidi-budayawan-betawi-yang-sering-bikin-heboh |date=28 Agustus 2019 |first=Morteza Syariati |last=Albanna |title=Ridwan Saidi Budayawan Betawi yang Sering Bikin Heboh |accessdate=20 Maret 2021 |website=Tagar.id}}</ref>


== Karier ==
== Karier ==
Dalam perjalanan kariernya, Ridwan Saidi cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Ia pernah menjadi Kepala Staf Batalion Soeprapto Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim, pada tahun 1966. Setelah itu, pada tahun 1973-1975, Ridwan Saidi menjadi Sekretaris Jendral Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara. Pada tahun 1974-1976, Ridwan Saidi menjadi Ketua Umum [[Himpunan Mahasiswa Islam|PB HMI]].<ref name="profil2">{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita/d-4685845/profil-ridwan-saidi-yang-sebut-sriwijaya-kerajaan-fiktif |title=Profil Ridwan Saidi yang Sebut Sriwijaya Kerajaan Fiktif |first=Abdul |last=Jalil |work=[[Detik.com|detikcom]] |date=29 Agustus 2019 |accessdate=20 Maret 2021}}</ref>
* Kepala Staf Batalion Soeprapto Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim, 1966
* Sekretaris Jendral Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara, 1973-1975
* Ketua Umum PB [[HMI]], 1974-1976
* Anggota [[DPR]] Fraksi [[Partai Persatuan Pembangunan]], 1977-1982 dan 1982-1987
* Ketua Umum [[Partai Masyumi Baru]], 1995-2003
* Ketua Steering Committee Kongres Kebudayaan, 2003
* Ketua Komite Waspada Komunisme
* Ketua dan Pendiri Yayasan Renaissance, 2013


Dalam perkembangannya kemudian, Ridwan Saidi berkecimpung ke kelompok partai dan menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] dari Fraksi [[Partai Persatuan Pembangunan]] pada tahun 1977-1982 dan 1982-1987.<ref name="profil1" /><ref name="profil2" /><ref>https://books.google.co.id/books?id=_wQ3AAAAIAAJ&pg=PA8</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=hfs2AAAAIAAJ&pg=PA76</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=PdsG-wAeW2wC&pg=PA164</ref> Di bangku parlemen, Ridwan sempat menduduki kursi Wakil Ketua Komisi APBN (1977-1978) dan setelah itu dia konsisten menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi X yang membidang lingkungan hidup dan ilmu pengetahuan sejak 1978-1987.<ref name="profil1" />
== Penerbitan (sebagian) ==
* ''Golkar Pascapemilu 1992'', 1993
* ''Anak Betawi Diburu Intel Yahudi'', 1996
* ''Profil Orang Betawi: Asal muasal, kebudayaan, dan adat istiadatnya'', 1997
* ''Status Piagam Jakarta: Tinjauan hukum dan sejarah'', 2009


Usai jabatannya di DPR berakhir, pada tahun 1995 hingga tahun 2003, Ridwan menjadi Ketua Umum [[Partai Masyumi Baru]]. Ridwan juga pernah aktif dalam kegiatan Muktamar Rakyat Islam se-Dunia di [[Irak]] pada tahun 1993. Selain itu, Ridwan Saidi juga pernah aktif pada Festival Budaya Babylonian (''Babylonian Cultural Festival'') di Irak pada tahun 1994. Pada tahun 2003, Ridwan Saidi kemudian menjadi Ketua ''Steering Committee'' Kongres Kebudayaan. Ia juga pernah menjadi Ketua Komite Waspada Komunisme dan menjadi ketua dan pendiri Yayasan Renaissance pada tahun 2013.<ref name="profil2" />
== Kegiatan ==

* Muktamar Rakyat Islam se-Dunia, [[Irak]], 1993
== Kehidupan pribadi ==
* Babylonian Cultural Festival, [[Irak]], 1994
Ridwan menikah dengan seorang wanita keturunan [[Orang Minangkabau|Minang]] dari [[Sumatera Barat]], bernama Yahma Wisnani, pada tahun 1977. Mereka dikaruniai lima orang anak, antara lain Syarifah Jihan Marina, Syarif Razvi, Rifat Najmi, Ferhat Afkar, dan Shahin Maulana.<ref name="profil2" />

Ridwan meninggal dunia pada 25 Desember 2022. Ridwan meninggal di RSPI Bintaro setelah dirawat di rumah sakit tersebut.<ref name=":0" />

== Kontroversi ==
=== Perseteruan dengan Ahmad Dhani ===
Ridwan Saidi menyulut kontroversi dengan musisi [[Dewa 19]], [[Ahmad Dhani]] dengan menyatakan Dhani sebagai kaum [[Yahudi]] sebagaimana dikutip dalam bukunya ''Fakta dan Data Yahudi di Indonesia : Dulu dan Kini'' (2006) yang ditulis bersama Rizki Ridyasmara. Buku tersebut menilai Dhani merupakan seorang pengikut Yahudi lantaran banyaknya lambang-lambang Yahudi dalam album Ahmad Dhani dan Dewa 19. Namun, menjawab klaim tersebut Dhani mengatakan itu adalah hal yang biasa. Lagi pula ia menganggap semua gambar itu adalah karya seni.<ref>{{Cite news|url=https://hot.detik.com/celeb/d-1595963/pembelaan-lengkap-ahmad-dhani-soal-tuduhan-yahudi |title=Pembelaan Lengkap Ahmad Dhani Soal Tuduhan Yahudi |work=[[Detik.com|detikcom]] |date=18 Maret 2011 |accessdate=20 Maret 2021}}</ref>

Akibat dari buku tersebut, Dhani kemudian mendapat kiriman bom buku yang diterima pada Selasa, 15 Maret 2011, yang ditujukan ke kantor [[Republik Cinta Management]] (RCM). Namun, paket baru dibuka pada Kamis, 17 Maret 2011. Buku berisi bom itu lalu diledakkan Tim [[Gegana]]. Buntut dari bom tersebut, Dhani melaporkan Ridwan Saidi dan Rizki Ridyasmara sebagai pengarang buku yang memuat klaim salah terhadap Dhani tersebut.<ref>{{Cite news|url=https://celebrity.okezone.com/read/2011/03/19/33/436584/ahmad-dhani-tak-kapok-pakai-simbol-yahudi |title=Ahmad Dhani Tak Kapok Pakai Simbol Yahudi |first=Elang Riki |last=Yanuar |date=19 Maret 2011 |accessdate=20 Maret 2021 |work=[[Okezone.com]]}}</ref> Dhani menganggap buku tersebut yang menyebabkan dirinya menjadi target teroris.<ref>{{cite web |url=https://www.cumicumi.com/news/cumi-celebs/18441/ahmad-dhani-laporkan-penulis-buku-yahudi |title=Ahmad Dhani Laporkan Penulis Buku Yahudi |date=18 Maret 2011 |accessdate=20 Maret 2021 |website=Cumicumi.com}}</ref>

=== Tafsiran eksistensi kerajaan Indonesia ===
Pernyataan Ridwan Saidi mengenai 'tafsiran sejarah' eksistensi sejumlah kerajaan di Indonesia menuai protes. Ucapan Ridwan ini terdapat dalam sebuah video berdurasi 15 menit yang diunggah oleh akun Macan Idealis. Pertama, video berjudul MENGEJUTKAN !! Babe Ridwan Saidi Beberkan Mengenai Keberadaan Kerajaan Sriwijaya diunggah 23 Agustus 2019.<ref>{{Citation|title=MENGEJUTKAN !! Babe Ridwan Saidi Beberkan Mengenai Keberadaan Kerajaan Sriwijaya|url=https://www.youtube.com/watch?v=kL3JlDvcPiw|accessdate=2022-06-22|language=id-ID}}</ref> Video kedua berjudul ''GEGER !! Terbongkar Ternyata Sriwijaya Hanyalah Bajak Laut, dan Banyak Kerajaan Fiktif di Indonesia''<ref>{{Citation|title=GEGER !! Ridwan Saidi Ungkap Versi Lain Mengenai Sriwijaya, dan Kerajaan Fiktif di Indonesia|url=https://www.youtube.com/watch?v=ZGHgl6iL1nQ|accessdate=2022-06-22|language=id-ID}}</ref> diunggah 25 Agustus 2019 Dalam video tersebut, Ridwan tampak menjawab sejumlah pertanyaan [[Vasko Ruseimy|Vasco Ruseimy]] yang merupakan mantan Juru Bicara [[Koalisi Indonesia Adil Makmur|Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi]]. Dalam wawancara ini, Ridwan mengatakan Kerajaan Sriwijaya adalah fiktif. Bahkan, ia mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah [[bajak laut]]. Ridwan juga menampik bukti-bukti sejarah Kerajaan Sriwijaya.<ref name="kontroversi">{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita/d-4899353/kontroversi-ridwan-saidi-sriwijaya-bajak-laut-hingga-kerajaan-galuh-brutal |title=Kontroversi Ridwan Saidi: 'Sriwijaya Bajak Laut' Hingga 'Kerajaan Galuh Brutal |first=Rakhmad Hidayatulloh |last=Permana |date=14 Februari 2020 |accessdate=20 Maret 2021 |work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref>

Pernyataan itu lantas menuai protes, karena dinilai menyinggung [[Suku Palembang|masyarakat Palembang]], tempat di mana kerajaan Sriwijaya pernah berdiri. Pemerintah Kota Palembang pun mengungkapkan kekecewaannya.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190827203901-12-425178/sebut-kerajaan-sriwijaya-fiktif-ridwan-saidi-akan-dilaporkan |title=Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ridwan Saidi Akan Dilaporkan |work=[[CNN Indonesia]] |date=27 Agustus 2019 |accessdate=20 Maret 2021}}</ref> Sementara itu, budayawan Sumatera Selatan, Erwan Suryanegara menilai Ridwan salah, karena bajak laut marak justru setelah Sriwijaya runtuh.<ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2019/09/06/23115891/ridwan-saidi-sebut-sriwijaya-kerajaan-fiktif-budayawan-sumsel-bikin-video?page=all |title=Ridwan Saidi Sebut Sriwijaya Kerajaan Fiktif, Budayawan Sumsel Bikin Video Tandingan |work=[[Kompas.com]] |date=6 September 2019 |accessdate=20 Maret 2021|first=Aji YK |last=Putra }}</ref> Namun, Ridwan mempersilakan orang yang mengkritik pendapatnya terkait Kerajaan Sriwijaya tersebut. Ia juga mengaku semua pemaparannya tersebut dari proses penelitian sejarah yang lama, dengan sumber buku seperti ''The Timetables of History: A Horizontal Linkage of People and Events'' oleh Bernard Grun, ''Historica'' oleh [[Josephus]] dan ''[[Geographia]]'' oleh [[Claudius Ptolemaeus]], yang ditulis tahun 161 M.<ref name="kontroversi" />

Masih dalam video yang sama, Ridwan Saidi juga berbicara soal [[Kerajaan Tarumanegara]]. Sama seperti Kerajaan Sriwijaya, Ridwan juga menyebut Kerajaan Tarumanegara itu fiktif. Ridwan menilai hal ini adalah kesalahan arkeolog seperti [[Poerbatjaraka]] yang mengira prasasti-prasasti yang ada di Jawa bagian barat dan Jawa Tengah ber[[bahasa Sanskerta]] dan ber[[aksara Palawa]], menilai bahwa prasasti tersebut berbahasa Hindi-Khmer.<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita/d-4686377/membedah-pernyataan-ridwan-saidi-sriwijaya-dan-tarumanegara-fiktif |title=Membedah Pernyataan Ridwan Saidi 'Sriwijaya dan Tarumanegara Fiktif' |first=Danu |last=Damarjati |date=30 Agustus 2019 |accessdate=20 Maret 2021 |work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref> [[Arkeolog]] Universitas Indonesia (UI) Ninny Soesanti Tedjowasono menjelaskan bahwa sebagai seorang [[epigrafi|epigraf]], Ninny memastikan bahasa yang digunakan di [[Prasasti Tugu]], salah satu prasasti Kerajaan Tarumanegara adalah berbahasa Sanskerta, bukan berbahasa Hindi-Khmer seperti yang dikatakan Ridwan Saidi.<ref name="kontroversi" />

Ridwan Saidi kemudian kembali membuat pernyataan kontroversial. Ridwan menyebut bahwa tidak ada kerajaan di [[Ciamis]], [[Jawa Barat]]. Selain itu, ia menilai bahwa terdapat salah penamaan pada [[Kerajaan Sunda Galuh]]. Pernyataan ini terdapat dalam Video berdurasi 12 menit 31 detik dengan judul ''GEGEER !! TERNYATA KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA SANGAT DITAKUTI DI DUNIA'' yang diunggah 12 Februari 2020. Dia masih ditemani oleh Vasco. Menurutnya kata Galuh berasal dari [[bahasa Armenia]] yang berarti brutal. Ucapan Ridwan tersebut mendapat respon dari sejumlah tokoh hingga unsur masyarakat Ciamis. Ia diminta datang untuk melihat langsung berbagai bukti sejarah terkait kerajaan di Ciamis.<ref name="kontroversi" />

== Penerbitan ==
Ridwan Saidi menerbitkan beberapa karya cetak dalam bidang politik dan kebudayaan. Beberapa di antaranya ialah:<ref name="library">{{cite web |url=https://openlibrary.org/authors/OL312024A/Ridwan_Saidi |title=Ridwan Saidi |website=Open Library |accessdate=20 Maret 2021 |language=en}}</ref>
* ''Golkar Pasca pemilu 1992'' yang terbit pada tahun 1993
* ''Anak Betawi Diburu Intel Yahudi'' yang diterbitkan pada tahun 1996
* ''Profil Orang Betawi: Asal muasal, kebudayaan, dan adat istiadatnya'' yang diterbitkan pada tahun 1997
* ''"Sekitar Tuntutan Rakyat Kembali ke UUD 1945", Orasi Dalam Acara Memorandum Kembali kepada UUD 1945 oleh: Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu'' yang diterbitkan oleh Indonesia Berhimpun pada tahun 2006
* ''Status Piagam Jakarta: Tinjauan hukum dan sejarah'' pada tahun 2009
* ''Aku HMI: Narasi Ridwan Saidi'', yang diterbitkan pada Yayasan Renaissance tahun 2015
* ''Golok Wa Item: Sejarah Power System Sunda Kalapa'' yang diterbitkan Yayasan Renaissance pada tahun 2015
* ''Khazanah Tatar Sunda: Tinjauan Historis'' yang diterbitkan oleh CV. Trinanda pada tahun 2016
* ''Si Manalagi: Narasi Epos Betawi'' yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016
* ''Facta Documenta Jakarta'' yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016
* ''Sejarah Tangerang Selatan'' yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016
* ''Kampungku Kemayoran'' yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2017
* ''Palmera: Fakta kekerabatan Purba Indonesia'' yang diterbitkan Yayasan Renaissance pada tahun 2017
* ''Langkah Bersejarah Dahlan Abdullah'' (Wali kota Jakarta 1942-1945 dan Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat 29 Agustus 1945) yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2018.

Selain karya cetak, juga terdapat beberapa karya yang diterbitkan secara daring dalam versi buku elektronik oleh Ridwan Saidi, yakni:<ref name="library" />
* ''Rekonstruksi Sejarah Indonesia'' (2018, {{isbn|6027261897}})
* ''Biografi politikus dan budayawan Ridwan Saidi'' (2018, {{isbn|6025133522}})
* ''Kronologi Kedatangan Islam di Indonesia'' (2018, {{isbn|6025133514}})
* ''Jakarta dari Majakatera hingga VOC'' (2019, {{isbn|6025133530}})
* ''Kerajaan Sunda dan Sunda Kalapa, serta kemandirian Banten'' (2019, {{isbn|6025133549}})
* ''Flashback Pancasila, tinjauan historis terbentuknya nilai-nilai dasar bernegara sejak era kerajaan VIII M'' (2019, {{isbn|6025133557}})
* ''Kedatangan bangsa Maya hingga Champa dan pengaruhnya di Indonesia'' (2019, {{isbn|602513359X}})


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 32: Baris 94:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-10,H.html/ Profil Ridwan Saidi]
* [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-10,H.html/ Profil Ridwan Saidi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080508045304/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-10,H.html |date=2008-05-08 }}
* [http://openlibrary.org/a/OL312024A/Ridwan_Saidi Open Library] - Buku tulisan Ridwan Saidi
* [http://openlibrary.org/a/OL312024A/Ridwan_Saidi Open Library] - Buku tulisan Ridwan Saidi
* [http://rifat.najmi.org/ Rifat Najmi] - Anak ke-tiga dari Ridwan Saidi


{{authority control}}
{{DEFAULTSORT:Saidi, Ridwan}}


{{DEFAULTSORT:Saidi, Ridwan}}
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPR 1977-1982]]
[[Kategori:Anggota DPR 1982-1987]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Betawi]]
[[Kategori:Tokoh Betawi]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh KNPI]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1977–1982]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1982–1987]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]

Revisi terkini sejak 6 September 2024 15.52

Ridwan Saidi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 1977 – 30 September 1987
Daerah pemilihanDKI Jakarta
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
Masa jabatan
1974–1976
Sebelum
Pendahulu
Akbar Tanjung
Pengganti
Chumaidi Syarif Romas
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Ridwan Saidi

(1942-07-02)2 Juli 1942
Jakarta, Hindia Belanda
Meninggal25 Desember 2022(2022-12-25) (umur 80)
Tangerang Selatan, Indonesia
MakamTaman Pemakaman Umum Karet Bivak
Partai politikPartai Persatuan Pembangunan
Partai Masyumi Baru
Suami/istriHj. Yahma Wisnani
Anak5
Alma materUniversitas Indonesia
Situs webridwansaidi.com
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Drs. H. Ridwan Saidi (2 Juli 1942 – 25 Desember 2022) adalah seorang budayawan Betawi, sejarawan, dan intelektual Islam. Ia juga merupakan mantan anggota DPR melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi orde baru pada tahun 1977-1987. Ridwan tercatat sebagai lulusan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial (FIS) Universitas Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tahun 1974-1976.[1]

Sebagai seorang budayawan Betawi, Ridwan banyak terlibat dalam aktivitas pelestarian budaya serta menulis buku-buku mengenai masyarakat Betawi.[2] Ridwan Saidi meninggal dunia pada 25 Desember 2022.[3]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Ridwan Saidi, putra asli Betawi ini lahir di Jakarta, 2 Juli 1942 dari pasangan Abdurrahim dan Muhaya. Ia pernah menempuh jenjang perkuliahan di Fakultas Publistik, Universitas Padjadjaran pada tahun 1962-1963. Ia tidak menyelesaikan jejang pendidikannya di Fakultas Publistik tersebut dan pindah untuk menuntut kuliah di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang dikenal sebagai FISIP) di Universitas Indonesia pada tahun 1963-1976.[4]

Dalam perjalanan kariernya, Ridwan Saidi cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Ia pernah menjadi Kepala Staf Batalion Soeprapto Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim, pada tahun 1966. Setelah itu, pada tahun 1973-1975, Ridwan Saidi menjadi Sekretaris Jendral Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara. Pada tahun 1974-1976, Ridwan Saidi menjadi Ketua Umum PB HMI.[5]

Dalam perkembangannya kemudian, Ridwan Saidi berkecimpung ke kelompok partai dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan pada tahun 1977-1982 dan 1982-1987.[4][5][6][7][8] Di bangku parlemen, Ridwan sempat menduduki kursi Wakil Ketua Komisi APBN (1977-1978) dan setelah itu dia konsisten menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi X yang membidang lingkungan hidup dan ilmu pengetahuan sejak 1978-1987.[4]

Usai jabatannya di DPR berakhir, pada tahun 1995 hingga tahun 2003, Ridwan menjadi Ketua Umum Partai Masyumi Baru. Ridwan juga pernah aktif dalam kegiatan Muktamar Rakyat Islam se-Dunia di Irak pada tahun 1993. Selain itu, Ridwan Saidi juga pernah aktif pada Festival Budaya Babylonian (Babylonian Cultural Festival) di Irak pada tahun 1994. Pada tahun 2003, Ridwan Saidi kemudian menjadi Ketua Steering Committee Kongres Kebudayaan. Ia juga pernah menjadi Ketua Komite Waspada Komunisme dan menjadi ketua dan pendiri Yayasan Renaissance pada tahun 2013.[5]

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Ridwan menikah dengan seorang wanita keturunan Minang dari Sumatera Barat, bernama Yahma Wisnani, pada tahun 1977. Mereka dikaruniai lima orang anak, antara lain Syarifah Jihan Marina, Syarif Razvi, Rifat Najmi, Ferhat Afkar, dan Shahin Maulana.[5]

Ridwan meninggal dunia pada 25 Desember 2022. Ridwan meninggal di RSPI Bintaro setelah dirawat di rumah sakit tersebut.[3]

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Perseteruan dengan Ahmad Dhani

[sunting | sunting sumber]

Ridwan Saidi menyulut kontroversi dengan musisi Dewa 19, Ahmad Dhani dengan menyatakan Dhani sebagai kaum Yahudi sebagaimana dikutip dalam bukunya Fakta dan Data Yahudi di Indonesia : Dulu dan Kini (2006) yang ditulis bersama Rizki Ridyasmara. Buku tersebut menilai Dhani merupakan seorang pengikut Yahudi lantaran banyaknya lambang-lambang Yahudi dalam album Ahmad Dhani dan Dewa 19. Namun, menjawab klaim tersebut Dhani mengatakan itu adalah hal yang biasa. Lagi pula ia menganggap semua gambar itu adalah karya seni.[9]

Akibat dari buku tersebut, Dhani kemudian mendapat kiriman bom buku yang diterima pada Selasa, 15 Maret 2011, yang ditujukan ke kantor Republik Cinta Management (RCM). Namun, paket baru dibuka pada Kamis, 17 Maret 2011. Buku berisi bom itu lalu diledakkan Tim Gegana. Buntut dari bom tersebut, Dhani melaporkan Ridwan Saidi dan Rizki Ridyasmara sebagai pengarang buku yang memuat klaim salah terhadap Dhani tersebut.[10] Dhani menganggap buku tersebut yang menyebabkan dirinya menjadi target teroris.[11]

Tafsiran eksistensi kerajaan Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Pernyataan Ridwan Saidi mengenai 'tafsiran sejarah' eksistensi sejumlah kerajaan di Indonesia menuai protes. Ucapan Ridwan ini terdapat dalam sebuah video berdurasi 15 menit yang diunggah oleh akun Macan Idealis. Pertama, video berjudul MENGEJUTKAN !! Babe Ridwan Saidi Beberkan Mengenai Keberadaan Kerajaan Sriwijaya diunggah 23 Agustus 2019.[12] Video kedua berjudul GEGER !! Terbongkar Ternyata Sriwijaya Hanyalah Bajak Laut, dan Banyak Kerajaan Fiktif di Indonesia[13] diunggah 25 Agustus 2019 Dalam video tersebut, Ridwan tampak menjawab sejumlah pertanyaan Vasco Ruseimy yang merupakan mantan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Dalam wawancara ini, Ridwan mengatakan Kerajaan Sriwijaya adalah fiktif. Bahkan, ia mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah bajak laut. Ridwan juga menampik bukti-bukti sejarah Kerajaan Sriwijaya.[14]

Pernyataan itu lantas menuai protes, karena dinilai menyinggung masyarakat Palembang, tempat di mana kerajaan Sriwijaya pernah berdiri. Pemerintah Kota Palembang pun mengungkapkan kekecewaannya.[15] Sementara itu, budayawan Sumatera Selatan, Erwan Suryanegara menilai Ridwan salah, karena bajak laut marak justru setelah Sriwijaya runtuh.[16] Namun, Ridwan mempersilakan orang yang mengkritik pendapatnya terkait Kerajaan Sriwijaya tersebut. Ia juga mengaku semua pemaparannya tersebut dari proses penelitian sejarah yang lama, dengan sumber buku seperti The Timetables of History: A Horizontal Linkage of People and Events oleh Bernard Grun, Historica oleh Josephus dan Geographia oleh Claudius Ptolemaeus, yang ditulis tahun 161 M.[14]

Masih dalam video yang sama, Ridwan Saidi juga berbicara soal Kerajaan Tarumanegara. Sama seperti Kerajaan Sriwijaya, Ridwan juga menyebut Kerajaan Tarumanegara itu fiktif. Ridwan menilai hal ini adalah kesalahan arkeolog seperti Poerbatjaraka yang mengira prasasti-prasasti yang ada di Jawa bagian barat dan Jawa Tengah berbahasa Sanskerta dan beraksara Palawa, menilai bahwa prasasti tersebut berbahasa Hindi-Khmer.[17] Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Ninny Soesanti Tedjowasono menjelaskan bahwa sebagai seorang epigraf, Ninny memastikan bahasa yang digunakan di Prasasti Tugu, salah satu prasasti Kerajaan Tarumanegara adalah berbahasa Sanskerta, bukan berbahasa Hindi-Khmer seperti yang dikatakan Ridwan Saidi.[14]

Ridwan Saidi kemudian kembali membuat pernyataan kontroversial. Ridwan menyebut bahwa tidak ada kerajaan di Ciamis, Jawa Barat. Selain itu, ia menilai bahwa terdapat salah penamaan pada Kerajaan Sunda Galuh. Pernyataan ini terdapat dalam Video berdurasi 12 menit 31 detik dengan judul GEGEER !! TERNYATA KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA SANGAT DITAKUTI DI DUNIA yang diunggah 12 Februari 2020. Dia masih ditemani oleh Vasco. Menurutnya kata Galuh berasal dari bahasa Armenia yang berarti brutal. Ucapan Ridwan tersebut mendapat respon dari sejumlah tokoh hingga unsur masyarakat Ciamis. Ia diminta datang untuk melihat langsung berbagai bukti sejarah terkait kerajaan di Ciamis.[14]

Penerbitan

[sunting | sunting sumber]

Ridwan Saidi menerbitkan beberapa karya cetak dalam bidang politik dan kebudayaan. Beberapa di antaranya ialah:[18]

  • Golkar Pasca pemilu 1992 yang terbit pada tahun 1993
  • Anak Betawi Diburu Intel Yahudi yang diterbitkan pada tahun 1996
  • Profil Orang Betawi: Asal muasal, kebudayaan, dan adat istiadatnya yang diterbitkan pada tahun 1997
  • "Sekitar Tuntutan Rakyat Kembali ke UUD 1945", Orasi Dalam Acara Memorandum Kembali kepada UUD 1945 oleh: Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu yang diterbitkan oleh Indonesia Berhimpun pada tahun 2006
  • Status Piagam Jakarta: Tinjauan hukum dan sejarah pada tahun 2009
  • Aku HMI: Narasi Ridwan Saidi, yang diterbitkan pada Yayasan Renaissance tahun 2015
  • Golok Wa Item: Sejarah Power System Sunda Kalapa yang diterbitkan Yayasan Renaissance pada tahun 2015
  • Khazanah Tatar Sunda: Tinjauan Historis yang diterbitkan oleh CV. Trinanda pada tahun 2016
  • Si Manalagi: Narasi Epos Betawi yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016
  • Facta Documenta Jakarta yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016
  • Sejarah Tangerang Selatan yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2016
  • Kampungku Kemayoran yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2017
  • Palmera: Fakta kekerabatan Purba Indonesia yang diterbitkan Yayasan Renaissance pada tahun 2017
  • Langkah Bersejarah Dahlan Abdullah (Wali kota Jakarta 1942-1945 dan Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat 29 Agustus 1945) yang diterbitkan oleh Yayasan Renaissance pada tahun 2018.

Selain karya cetak, juga terdapat beberapa karya yang diterbitkan secara daring dalam versi buku elektronik oleh Ridwan Saidi, yakni:[18]

  • Rekonstruksi Sejarah Indonesia (2018, ISBN 6027261897)
  • Biografi politikus dan budayawan Ridwan Saidi (2018, ISBN 6025133522)
  • Kronologi Kedatangan Islam di Indonesia (2018, ISBN 6025133514)
  • Jakarta dari Majakatera hingga VOC (2019, ISBN 6025133530)
  • Kerajaan Sunda dan Sunda Kalapa, serta kemandirian Banten (2019, ISBN 6025133549)
  • Flashback Pancasila, tinjauan historis terbentuknya nilai-nilai dasar bernegara sejak era kerajaan VIII M (2019, ISBN 6025133557)
  • Kedatangan bangsa Maya hingga Champa dan pengaruhnya di Indonesia (2019, ISBN 602513359X)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Ridwan Saidi". tirto.id. Diakses tanggal 2022-03-20. 
  2. ^ Nurjanah (11 Februari 2011). "LKB dan FIB UI Gelar Diskusi Buku Teranyar Ridwan Saidi". annida-online.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-02. Diakses tanggal 10 Januari 2011. 
  3. ^ a b Maulana, Gibran. "Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal Dunia". detiknews. Diakses tanggal 2022-12-25. 
  4. ^ a b c Albanna, Morteza Syariati (28 Agustus 2019). "Ridwan Saidi Budayawan Betawi yang Sering Bikin Heboh". Tagar.id. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  5. ^ a b c d Jalil, Abdul (29 Agustus 2019). "Profil Ridwan Saidi yang Sebut Sriwijaya Kerajaan Fiktif". detikcom. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  6. ^ https://books.google.co.id/books?id=_wQ3AAAAIAAJ&pg=PA8
  7. ^ https://books.google.co.id/books?id=hfs2AAAAIAAJ&pg=PA76
  8. ^ https://books.google.co.id/books?id=PdsG-wAeW2wC&pg=PA164
  9. ^ "Pembelaan Lengkap Ahmad Dhani Soal Tuduhan Yahudi". detikcom. 18 Maret 2011. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  10. ^ Yanuar, Elang Riki (19 Maret 2011). "Ahmad Dhani Tak Kapok Pakai Simbol Yahudi". Okezone.com. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  11. ^ "Ahmad Dhani Laporkan Penulis Buku Yahudi". Cumicumi.com. 18 Maret 2011. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  12. ^ MENGEJUTKAN !! Babe Ridwan Saidi Beberkan Mengenai Keberadaan Kerajaan Sriwijaya, diakses tanggal 2022-06-22 
  13. ^ GEGER !! Ridwan Saidi Ungkap Versi Lain Mengenai Sriwijaya, dan Kerajaan Fiktif di Indonesia, diakses tanggal 2022-06-22 
  14. ^ a b c d Permana, Rakhmad Hidayatulloh (14 Februari 2020). "Kontroversi Ridwan Saidi: 'Sriwijaya Bajak Laut' Hingga 'Kerajaan Galuh Brutal". detikcom. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  15. ^ "Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ridwan Saidi Akan Dilaporkan". CNN Indonesia. 27 Agustus 2019. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  16. ^ Putra, Aji YK (6 September 2019). "Ridwan Saidi Sebut Sriwijaya Kerajaan Fiktif, Budayawan Sumsel Bikin Video Tandingan". Kompas.com. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  17. ^ Damarjati, Danu (30 Agustus 2019). "Membedah Pernyataan Ridwan Saidi 'Sriwijaya dan Tarumanegara Fiktif'". detikcom. Diakses tanggal 20 Maret 2021. 
  18. ^ a b "Ridwan Saidi". Open Library (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Maret 2021. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]