Lompat ke isi

Kerajaan Negara Daha: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: propinsi → provinsi
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 38: Baris 38:
== Raja Negara Daha ==
== Raja Negara Daha ==
Raja-raja Negara Daha:<ref>{{en}}{{cite web|url=http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin |title=Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands}}</ref>
Raja-raja Negara Daha:<ref>{{en}}{{cite web|url=http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin |title=Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands}}</ref>
# [[Raden Sekar Sungsang|Raden Sakar Sungsang]]/Raden Sari Kaburungan/Ki Mas Lalana bergelar Maharaja Sari Kaburungan<ref name="hikayat banjar"/> atau Panji Agung Rama Nata<ref name="tutur candi"/> putera dari Putri Kalungsu/Putri Kabu Waringin, ratu terakhir [[Negara Dipa]]
# [[Raden Sekar Sungsang|Raden Sakar Sungsang]]/Raden Sari Kaburungan/Ki Mas Lalana bergelar Maharaja Sari Kaburungan<ref name="hikayat banjar"/> atau Panji Agung Rama Nata<ref name="tutur candi"/> putera dari Putri Kalungsu/Putri Kabu Waringin, ratu terakhir [[Negara Dipa]]
# Raden Sukarama bergelar Maharaja Sukarama, kakek dari [[Sultan]] [[Suriansyah]] (Sultan Banjar I)<ref name="hikayat banjar"/><ref>{{nl icon}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=dPFAAAAAcAAJ&dq=raja%20kotaringin&pg=PA233#v=onepage&q&f=false |pages=223 |title=Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkundem |volume= 6 |issue=3 |author=Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde |year=1857}}</ref>
# Raden Sukarama bergelar Maharaja Sukarama, kakek dari [[Sultan]] [[Suriansyah]] (Sultan Banjar I)<ref name="hikayat banjar"/><ref>{{nl icon}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=dPFAAAAAcAAJ&dq=raja%20kotaringin&pg=PA233#v=onepage&q&f=false |pages=223 |title=Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkundem |volume= 6 |issue=3 |author=Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde |year=1857}}</ref>
# Raden Paksa bergelar Pangeran Mangkubumi, kemudian bergelar Maharaja Mangkubumi<ref name="hikayat banjar"/>
# Raden Paksa bergelar Pangeran Mangkubumi, kemudian bergelar Maharaja Mangkubumi<ref name="hikayat banjar"/>
# Raden Panjang bergelar Pangeran Tumenggung<ref name="hikayat banjar"/>
# Raden Panjang bergelar Pangeran Tumenggung<ref name="hikayat banjar"/>


Wilayah pengaruh kerajaan ini meliputi provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan dengan [[Kerajaan Tanjungpura]], sedangkan sebelah timur berbatasan dengan [[Kerajaan Kutai Kartanegara]].
Wilayah pengaruh kerajaan ini meliputi provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan dengan [[Kerajaan Tanjungpura]], sedangkan sebelah timur berbatasan dengan [[Kerajaan Kutai Kartanegara]].


Islam datang ke daerah Kalimantan Selatan dari [[Giri Kedaton|Giri]] pada masa Raden Sekar Sungsang yang pernah merantau ke pulau Jawa dan disana telah memiliki anak bernama Raden Panji Sekar yang menikahi putri dari [[Sunan Giri]] kemudian bergelar Sunan Serabut.<ref name="tutur candi">{{id icon}}{{cite book|first=Mohamad Idwar |last=Saleh|title=Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah |year=1986}}</ref> Tetapi Islam baru menjadi agama negara pada tahun [[1526]] pada masa kekuasaan Sultan Suryanullah<ref name="hikayat banjar"/> atau Sultan [[Suriansyah]].<ref name="tutur candi"/> Aksara Arab-Melayu telah digunakan sebelum berdirinya Kesultanan Banjar.
Islam datang ke daerah Kalimantan Selatan dari [[Giri Kedaton|Giri]] pada masa Raden Sekar Sungsang yang pernah merantau ke pulau Jawa dan disana telah memiliki anak bernama Raden Panji Sekar yang menikahi putri dari [[Sunan Giri]] kemudian bergelar Sunan Serabut.<ref name="tutur candi">{{id icon}}{{cite book|first=Mohamad Idwar |last=Saleh|title=Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah |year=1986}}</ref> Tetapi Islam baru menjadi agama negara pada tahun [[1526]] pada masa kekuasaan Sultan Suryanullah<ref name="hikayat banjar"/> atau Sultan [[Suriansyah]].<ref name="tutur candi"/> Aksara Arab-Melayu telah digunakan sebelum berdirinya Kesultanan Banjar.


Karena kemelut di [[Kerajaan Kuripan|Kuripan]]/Negara Daha, beberapa [[tumenggung]] melarikan diri ke negeri Paser di perbatasan Kerajaan Kutai Kartanegara dan kemudian mendirikan Kerajaan [[Sadurangas]] di daerah tersebut.<ref>[http://kesultanan_pasir.tripod.com/sadurangas/id02.html Asal Usul Kerajaan Pasir (Sadurangas)]</ref>
Karena kemelut di [[Kerajaan Kuripan|Kuripan]]/Negara Daha, beberapa [[tumenggung]] melarikan diri ke negeri Paser di perbatasan Kerajaan Kutai Kartanegara dan kemudian mendirikan Kerajaan [[Sadurangas]] di daerah tersebut.<ref>[http://kesultanan_pasir.tripod.com/sadurangas/id02.html Asal Usul Kerajaan Pasir (Sadurangas)]</ref>


==Galeri==
== Galeri ==
<gallery>
<gallery>
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Riviergezicht met moskee TMnr 10016657.jpg|Peninggalan Kerajaan Negara Daha dapat dilihat Kota Negara (Daha) dan Amuntai
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Riviergezicht met moskee TMnr 10016657.jpg|Peninggalan Kerajaan Negara Daha dapat dilihat Kota Negara (Daha) dan Amuntai
Baris 65: Baris 65:
{{Kerajaan di Kalimantan}}
{{Kerajaan di Kalimantan}}
{{indo-sejarah-stub}}


[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Negara Daha]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Negara Daha]]
Baris 70: Baris 71:
[[Kategori:Kerajaan Negara Daha| ]]
[[Kategori:Kerajaan Negara Daha| ]]
[[Kategori:Bekas negara di Borneo]]
[[Kategori:Bekas negara di Borneo]]


{{indo-sejarah-stub}}

Revisi per 10 Maret 2016 15.16

Negara Daha
Berdiri 1478-1526
Didahului oleh Kerajaan Negara Dipa
Digantikan oleh Kesultanan Banjar
Ibu kota dan Bandar Perdagangan Nagara, Hulu Sungai Selatan
Bandar Muara Bahan, Barito Kuala (Bandar Perdagangan)
Bahasa Banjar Klasik
Agama Syiwa-Buddha
Kaharingan
Islam (minoritas)
Pemerintahan
-Raja pertama
-Raja terakhir
Monarki
Maharaja Sari Kaburangan sejak ±1478
Pangeran Tumenggung sampai tahun 1526.
Sejarah
-Didirikan
-Zaman kejayaan
-Krisis suksesi

1478
1478-1526
1526
Artefak yang ditemukan di situs Candi Laras koleksi Museum Lambung Mangkurat.

Kerajaan Negara Daha adalah sebuah kerajaan Hindu (Syiwa-Buddha) yang pernah berdiri di Kalimantan Selatan sezaman dengan kerajaan Islam Giri Kedaton. Kerajaan Negara Daha merupakan pendahulu Kesultanan Banjar. Pusat pemerintahan/ibukota kerajaan ini berada di Muhara Hulak atau dikenal sebagai kota Negara (sekarang kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan), sedangkan bandar perdagangan dipindahkan dari pelabuhan lama Kerajaan Negara Dipa yaitu Muara Rampiau (sekarang desa Marampiau) ke pelabuhan baru pada Bandar Muara Bahan (sekarang kota Marabahan, Barito Kuala).[1]

Pusat Kerajaan Negara Daha terletak di tepi sungai Negara dan berjarak 165 km di sebelah utara Kota Banjarmasin, ibukota provinsi Kalimantan Selatan.

Kerajaan Negara Daha merupakan kelanjutan dari Kerajaan Negara Dipa yang saat itu berkedudukan di Kuripan/Candi Agung, (sekarang kota Amuntai). Pemindahan ibukota dari Kuripan adalah untuk menghindari bala bencana karena kota itu dianggap sudah kehilangan tuahnya. Pusat pemerintahan dipindah ke arah hilir sungai Negara (sungai Bahan) menyebabkan nama kerajaan juga berubah sehingga disebut dengan nama yang baru sesuai letak ibukotanya yang ketiga ketika dipindahkan yaitu Kerajaan Negara Daha.

Raja Negara Daha

Raja-raja Negara Daha:[2]

  1. Raden Sakar Sungsang/Raden Sari Kaburungan/Ki Mas Lalana bergelar Maharaja Sari Kaburungan[1] atau Panji Agung Rama Nata[3] putera dari Putri Kalungsu/Putri Kabu Waringin, ratu terakhir Negara Dipa
  2. Raden Sukarama bergelar Maharaja Sukarama, kakek dari Sultan Suriansyah (Sultan Banjar I)[1][4]
  3. Raden Paksa bergelar Pangeran Mangkubumi, kemudian bergelar Maharaja Mangkubumi[1]
  4. Raden Panjang bergelar Pangeran Tumenggung[1]

Wilayah pengaruh kerajaan ini meliputi provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kerajaan Tanjungpura, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara.

Islam datang ke daerah Kalimantan Selatan dari Giri pada masa Raden Sekar Sungsang yang pernah merantau ke pulau Jawa dan disana telah memiliki anak bernama Raden Panji Sekar yang menikahi putri dari Sunan Giri kemudian bergelar Sunan Serabut.[3] Tetapi Islam baru menjadi agama negara pada tahun 1526 pada masa kekuasaan Sultan Suryanullah[1] atau Sultan Suriansyah.[3] Aksara Arab-Melayu telah digunakan sebelum berdirinya Kesultanan Banjar.

Karena kemelut di Kuripan/Negara Daha, beberapa tumenggung melarikan diri ke negeri Paser di perbatasan Kerajaan Kutai Kartanegara dan kemudian mendirikan Kerajaan Sadurangas di daerah tersebut.[5]

Galeri

Rujukan

  1. ^ a b c d e f (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia (Selangor Darul Ehsan): Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983-62-1240-X
  2. ^ (Inggris)"Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands". 
  3. ^ a b c (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. 
  4. ^ (Belanda) Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (1857). "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkundem". 6 (3): 223. 
  5. ^ Asal Usul Kerajaan Pasir (Sadurangas)

Pranala luar