Waduk Jatigede: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
| name = Waduk Jatigede |
| name = Waduk Jatigede |
||
| name_official = Bendungan Jatigede |
| name_official = Bendungan Jatigede |
||
| image = Jatigede |
| image = Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, 26062017.jpg |
||
| image_size = |
| image_size = |
||
| image_caption = |
| image_caption = Genangan Waduk Jatigede |
||
| image_alt = |
| image_alt = |
||
| location_map = |
| location_map = |
||
| location_map_size = |
| location_map_size = |
||
| location_map_caption = |
| location_map_caption = |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
| location = [[Sumedang]], [[Jawa Barat]] |
| location = [[Sumedang]], [[Jawa Barat]] |
||
| status =UC |
| status =UC |
||
| construction_began = |
| construction_began = 2007 |
||
| opening = 2015 |
| opening = 2015 |
||
| demolished = |
| demolished = |
||
| cost = |
| cost = |
||
Baris 63: | Baris 63: | ||
| extra = |
| extra = |
||
}} |
}} |
||
'''Waduk Jatigede''' merupakan sebuah [[waduk]] yang |
'''Waduk Jatigede''' merupakan sebuah [[waduk]] yang terletak di [[Kabupaten Sumedang]], [[Provinsi Jawa Barat]].<ref name="Bendungan Besar">{{cite book|title=Dampak Sosial dan Lingkungan Bendungan Raksasa|author=Goldsmith, Edwards dan Nicholas Hildyard|year=1993||publisher=Yayasan Obor Indonesia}}</ref> Pembangunan waduk ini telah lama direncanakan sejak zaman [[Hindia Belanda]] dan diresmikan pada tahun 2015 serta beroperasi penuh pada 2017<ref>[http://properti.kompas.com/read/2017/04/07/220000521/waduk.jatigede.beroperasi.penuh Waduk Jatigede Beroperasi Penuh]</ref>. Waduk ini dibangun dengan membendung aliran [[Sungai Cimanuk]] di wilayah [[Jatigede, Sumedang|Kecamatan Jatigede]], [[Kabupaten Sumedang]] dengan dengan kapasitas tampung 979,5 juta meter kubik air. Waduk Jatigede merupakan [[waduk]] terbesar kedua di [[Indonesia]]. |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman [[Hindia Belanda]]. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran [[Sungai Cimanuk]], dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar. Namun, pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun [[1990-an]], rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat |
Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman [[Hindia Belanda]]. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran [[Sungai Cimanuk]], dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar. Namun, pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun [[1990-an]], rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat. |
||
⚫ | |||
[[Berkas:Jatigede Dam NFFU.jpg|kanan|jmpl|270px|Penampakan bendungan, sisi hilir di sebelah kiri]] |
|||
Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Area genangan Waduk Jatigede meliputi 28 desa di [[Darmaraja, Sumedang|Kecamatan Darmaraja]], [[Wado, Sumedang|Kecamatan Wado]], [[Jatigede, Sumedang|Kecamatan Jatigede]] dan [[Jatinunggal, Sumedang|Kecamatan Jatinunggal]]. Relokasi pertama dilakukan pada tahun [[1982]]. Desain pembangunan waduk ini dilakukan di tahun 1988, dan disambung 20 tahun kemudian yaitu proses konstruksi di tahun 2007-2015<ref>[http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2688397/ini-latar-belakang-proyek-jatigede-waduk-terbesar-kedua-di-ri Ini Latar Belakang Proyek Jatigede, Waduk Terbesar Kedua di RI]</ref>. Pada 31 Agustus 2015 dilakukan penggenangan [[waduk]] sekaligus peresmian oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono. Waduk Jatigede dibangun dengan biaya anggaran hingga mencapai 467 juta US dolar atau setara dengan Rp 6.538.000.000.000 dengan kurs rupiah Rp 14.000<ref>[http://jabar.tribunnews.com/2015/08/31/pembangunan-waduk-jatigede-habiskan-dana-rp-65-triliun Pembangunan Waduk Jatigede Habiskan Dana Rp 6,5 Triliun]</ref>. |
|||
== Fungsi == |
== Fungsi == |
||
Seperti waduk lainnya, Waduk Jatigede pun memiliki |
Seperti waduk lainnya, Waduk Jatigede pun memiliki fungsi utama untuk sarana [[irigasi]] dan [[pembangkit listrik tenaga air]] (PLTA). Selain itu juga berfungsi sebagai sarana [[budidaya]] perikanan air tawar, sarana [[olahraga]] air, sarana [[rekreasi]], dan lain sebagainya. Waduk Jatigede difungsikan sebagai pusat pengairan untuk 90.000 hektar lahan pertanian produktif di [[Kabupaten Cirebon]], [[Kabupaten Indramayu]] dan [[Kabupaten Majalengka]]. Selain itu, air dari Waduk Jatigede juga akan dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berdaya 110 Mega Watt (MW) yang saat ini tengah dibangun oleh PT PLN (Persero). Waduk ini juga akan memasok air bersih bagi warga sekitar dengan kapasitas hingga 3.500 meter kubik per detik. Selain itu, waduk ini juga akan meredam terjadinya banjir bagi 14.000 hektare kawasan di Jawa barat<ref>[http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3167139/ini-penampakan-waduk-jatigede-setelah-digenangi-air Ini Penampakan Waduk Jatigede Setelah Digenangi Air]</ref>. |
||
Selain memiliki manfaat teknis, Waduk Jatigede juga menawarkan keindahan alam yang 'tak sengaja' terbentuk akibat proses penggenangan. Puncak-puncak bukit yang berada di area genangan berpadu dengan hamparan air yang merefleksikan birunya warna langit menciptakan pemandangan indah yang memanjakan mata. Memanfaatkan keindahan tersebut, masyarakat sekitar menjadikan lokasi tersebut sebagai kawasan wisata alam<ref>[http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3554329/manfaatkan-indahnya-waduk-jatigede-warga-kembangkan-kawasan-wisata. Manfaatkan Indahnya Waduk Jatigede, Warga Kembangkan Kawasan Wisata]</ref>. |
|||
⚫ | |||
== Saat Ini == |
|||
{{sect-stub}} |
|||
== Dampak Sosial == |
== Dampak Sosial == |
||
⚫ | |||
{{sect-stub}} |
{{sect-stub}} |
||
[[Berkas:Aliansi Rakyat Jatigede.jpg|kanan|jmpl|270px]] |
|||
⚫ | Proyek Waduk Jatigede telah dirintis sejak era Sukarno tersebut menyisakan persoalan yang kompleks selain mengakibatkan enam belas ribu warga Kabupaten Sumedang yang terdampak, bencana ekologi yang menyebabkan hilangnya sekitar 1 juta lahan hijau produktif, ancaman pengangguran massif, puluhan situs kebudayaan Sunda sejak era abad ke-8 hingga Kerajaan Pajajaran terancam tenggelam. Proyek multinasional tersebut menyisakan persoalan yang belum terselesaikan hingga detik peluncuran penggenangan yang dibuka oleh Presiden Jokowi akhir Agustus 2015. |
||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
Baris 84: | Baris 88: | ||
* {{id}} [http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan-detail.asp?id=323 Kementerian PU] |
* {{id}} [http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan-detail.asp?id=323 Kementerian PU] |
||
* {{id}} [http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=104&Itemid=60 Pemerintah Kabupaten Sumedang] |
* {{id}} [http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=104&Itemid=60 Pemerintah Kabupaten Sumedang] |
||
* {{id}} [http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3099038/begini-penampakan-waduk-jatigede-setelah-109-hari-penggenangan Begini Penampakan Waduk Jatigede Setelah 109 Hari Penggenangan] |
|||
* {{id}} [http://www.dw.com/id/menteri-pu-resmikan-pengairan-waduk-jatigede-di-sumedang/a-18684141 Menteri PU Resmikan Pengairan Waduk Jatigede di Sumedang] |
|||
[[Kategori:Bendungan dan waduk di Indonesia]] |
[[Kategori:Bendungan dan waduk di Indonesia]] |
Revisi per 20 Februari 2018 06.33
Waduk Jatigede | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Lokasi | Sumedang, Jawa Barat |
Koordinat | 6°51′23″S 108°05′41″E / 6.85639°S 108.09472°E |
Status | UC |
Mulai dibangun | 2007 |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe pelimpah | Chute |
Kapasitas pelimpah | 4.468 m3/s (157.786 cu ft/s) |
{{{plant_name}}} | |
Pengelola | Perusahaan Listrik Negara |
Mulai dioperasikan | 2019 (est.) |
Waduk Jatigede merupakan sebuah waduk yang terletak di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.[1] Pembangunan waduk ini telah lama direncanakan sejak zaman Hindia Belanda dan diresmikan pada tahun 2015 serta beroperasi penuh pada 2017[2]. Waduk ini dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di wilayah Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang dengan dengan kapasitas tampung 979,5 juta meter kubik air. Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia.
Sejarah
Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar. Namun, pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun 1990-an, rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat.
Pembangunan
Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Area genangan Waduk Jatigede meliputi 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede dan Kecamatan Jatinunggal. Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982. Desain pembangunan waduk ini dilakukan di tahun 1988, dan disambung 20 tahun kemudian yaitu proses konstruksi di tahun 2007-2015[3]. Pada 31 Agustus 2015 dilakukan penggenangan waduk sekaligus peresmian oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono. Waduk Jatigede dibangun dengan biaya anggaran hingga mencapai 467 juta US dolar atau setara dengan Rp 6.538.000.000.000 dengan kurs rupiah Rp 14.000[4].
Fungsi
Seperti waduk lainnya, Waduk Jatigede pun memiliki fungsi utama untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Selain itu juga berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya. Waduk Jatigede difungsikan sebagai pusat pengairan untuk 90.000 hektar lahan pertanian produktif di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka. Selain itu, air dari Waduk Jatigede juga akan dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berdaya 110 Mega Watt (MW) yang saat ini tengah dibangun oleh PT PLN (Persero). Waduk ini juga akan memasok air bersih bagi warga sekitar dengan kapasitas hingga 3.500 meter kubik per detik. Selain itu, waduk ini juga akan meredam terjadinya banjir bagi 14.000 hektare kawasan di Jawa barat[5].
Selain memiliki manfaat teknis, Waduk Jatigede juga menawarkan keindahan alam yang 'tak sengaja' terbentuk akibat proses penggenangan. Puncak-puncak bukit yang berada di area genangan berpadu dengan hamparan air yang merefleksikan birunya warna langit menciptakan pemandangan indah yang memanjakan mata. Memanfaatkan keindahan tersebut, masyarakat sekitar menjadikan lokasi tersebut sebagai kawasan wisata alam[6].
Dampak Sosial
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Proyek Waduk Jatigede telah dirintis sejak era Sukarno tersebut menyisakan persoalan yang kompleks selain mengakibatkan enam belas ribu warga Kabupaten Sumedang yang terdampak, bencana ekologi yang menyebabkan hilangnya sekitar 1 juta lahan hijau produktif, ancaman pengangguran massif, puluhan situs kebudayaan Sunda sejak era abad ke-8 hingga Kerajaan Pajajaran terancam tenggelam. Proyek multinasional tersebut menyisakan persoalan yang belum terselesaikan hingga detik peluncuran penggenangan yang dibuka oleh Presiden Jokowi akhir Agustus 2015.
Rujukan
- ^ Goldsmith, Edwards dan Nicholas Hildyard (1993). Dampak Sosial dan Lingkungan Bendungan Raksasa. Yayasan Obor Indonesia.
- ^ Waduk Jatigede Beroperasi Penuh
- ^ Ini Latar Belakang Proyek Jatigede, Waduk Terbesar Kedua di RI
- ^ Pembangunan Waduk Jatigede Habiskan Dana Rp 6,5 Triliun
- ^ Ini Penampakan Waduk Jatigede Setelah Digenangi Air
- ^ Manfaatkan Indahnya Waduk Jatigede, Warga Kembangkan Kawasan Wisata
Pranala luar
- (Indonesia) Kementerian PU
- (Indonesia) Pemerintah Kabupaten Sumedang
- (Indonesia) Begini Penampakan Waduk Jatigede Setelah 109 Hari Penggenangan
- (Indonesia) Menteri PU Resmikan Pengairan Waduk Jatigede di Sumedang