Lompat ke isi

Baju rantai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Baju Rantai''' (juga dikenal sebagai Badjoe-Rante, Baju Besi, Baju Rante, Wadjoe-Rante, and Waju Rante) adalah salah satu jenis zirah (baju pelindung) dari Indone...'
 
Baris 5: Baris 5:


==Deskripsi==
==Deskripsi==
The Baju Rantai is a [[chain mail|chain armor]] that is worked in the form of a shirt. It consists of small [[iron]] rings. It has no collar and sleeves that reach about to the elbow. The lower end is approximately at the height of the thighs. It is used by various ethnic groups in Indonesia.<ref>Albert G. van Zonneveld: ''Traditional weapons of the Indonesian archipelago.'' C. Zwartenkot Art Books, Leiden 2001, ISBN 90-5450-004-2, S. 28.</ref>
Baju Rantai adalah [[zirah rantai]] yang dikerjakan menjadi bentuk baju. Ia terdiri dari cincin besi kecil, tidak memiliki kerah dan lengan yang mencapai siku. Ujung bawah kira-kira setinggi paha. Zirah jenis ini digunakan oleh berbagai kelompok etnis di Indonesia.<ref>Albert G. van Zonneveld: ''Traditional weapons of the Indonesian archipelago.'' C. Zwartenkot Art Books, Leiden 2001, ISBN 90-5450-004-2, S. 28.</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
One of the earliest mention of Baju Rantai is in Kidung Ranggalawe, a javanese ''kidung'' text that tells about the rebellion of Ranggalawe against [[Majapahit]] in 1295 A.D.. The name in the text is ''waju rante'', which means apparel consisting of iron chains. [[Petrus Josephus Zoetmulder|Zoetmulder]] noted the use of special apparel for soldiers: In his research about old Javanese he found a troops called ''bala winaju gangsa ranti'',<ref name=":0">{{Cite book|last=Zoetmulder|first=P. J.|title=Kamus Jawa Kuno – Indonesia|publisher=PT. Gramedia Pustaka Utama|year=1995|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>{{Rp|1370}} which means soldier dressed with ''gangsa'' ''ranti''. [[Gangsa]] (from [[sanskrit]]: ''kangśa'') refers to a kind of [[copper]] and [[lead]] [[alloy]],<ref name=":0" />{{Rp|275}} while ''ranti'' means chain.<ref name=":0" />{{Rp|919}}
Salah satu yang paling awal menyebutkan Baju Rantai adalah dalam Kidung Ranggalawe, sebuah naskah kidung Jawa yang menceritakan tentang pemberontakan Ranggalawe terhadap [[Majapahit]] pada 1295 masehi. Namanya di naskah itu adalah ''waju rante'', yang berarti baju yang terdiri atas rantai-rantai besi. [[Petrus Josephus Zoetmulder|Zoetmulder]] mencatat penggunaan pakaian khusus untuk prajurit: Dalam penelitiannya tentang orang Jawa kuno ia menemukan pasukan yang dipanggil ''bala winaju gangsa ranti'',<ref name=":0">{{Cite book|last=Zoetmulder|first=P. J.|title=Kamus Jawa Kuno – Indonesia|publisher=PT. Gramedia Pustaka Utama|year=1995|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>{{Rp|1370}} yang berarti tentara berbaju ''gangsa'' ''ranti''. [[Gangsa]] (from [[sanskrit]]: ''kangśa'') merujuk pada semacam logam campuran tembaga dan timah,<ref name=":0" />{{Rp|275}} sedangkan ''ranti'' berarti rantai.<ref name=":0" />{{Rp|919}}


The [[Hikayat Banjar|Chronicle of Banjar]] noted the ''Bhayangkara'' equipments in the Majapahit palace, which includes :{{Quote|text=... ''dengan perhiasannya orang berbaju rantai empat puluh serta pedangnya berkopiah taranggos sachlat merah, orang membawa astengger empat puluh, orang membawa perisai serta pedangnya empat puluh, orang membawa dadap serta sodoknya sepuluh, orang membawa panah serta anaknya sepuluh, yang membawa tombak rampukan bersulam emas empat puluh, yang membawa tameng Bali bertulis air empat puluh''.
[[Hikayat Banjar]] mencatat peralatan ''Bhayangkara'' di istana Majapahit, diantaranya:{{Quote|text=... dengan perhiasannya orang berbaju rantai empat puluh serta pedangnya berkopiah taranggos sachlat merah, orang membawa [[Senapan sundut|astengger]] [senapan sundut] empat puluh, orang membawa perisai serta pedangnya empat puluh, orang membawa dadap serta sodoknya sepuluh, orang membawa panah serta anaknya sepuluh, yang membawa tombak rampukan bersulam emas empat puluh, yang membawa tameng Bali bertulis air empat puluh.|sign=|source=Hikayat Banjar. 6.3}}
<br>
... with its jewelry men with [[chain mail]] numbered forty alongside their swords and red skull caps, men carrying [[arquebus|''astengger'']] [arquebus] numbered forty, men carrying shield and swords numbered forty, men carrying ''dadap'' [rattan shield] and ''sodok'' [a kind of spear] numbered ten, (men) carrying bows and arrows numbered ten, (men) who carried spears embroidered with gold numbered forty, (men) who carried Balinese shields with water engraving numbered forty.|sign=|source=Hikayat Banjar. 6.3|title=}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 24: Baris 22:
==Bacaan lanjut==
==Bacaan lanjut==
* William G. Shellabear: ''An English–Malay Dictionary.'' Methodist Publishing House, Singapore 1916, ([https://archive.org/details/aab3248.0001.001.umich.edu Digitalisat]).
* William G. Shellabear: ''An English–Malay Dictionary.'' Methodist Publishing House, Singapore 1916, ([https://archive.org/details/aab3248.0001.001.umich.edu Digitalisat]).
{{Senjata Indonesia}}

{{Indonesian Weapons}}
[[Kategori:Zirah personal]]
[[Kategori:Zirah personal]]
[[Kategori:Penemuan Indonesia]]
[[Kategori:Penemuan Indonesia]]

Revisi per 29 Februari 2020 08.56

Baju Rantai (juga dikenal sebagai Badjoe-Rante, Baju Besi, Baju Rante, Wadjoe-Rante, and Waju Rante) adalah salah satu jenis zirah (baju pelindung) dari Indonesia.

Etimologi

Namanya berakar dari kata bahasa Jawa kuno, baju berasal dari kata waju yang berarti baju atau pakaian, sementara rantai berasal dari kata rante atau ranti.[1]

Deskripsi

Baju Rantai adalah zirah rantai yang dikerjakan menjadi bentuk baju. Ia terdiri dari cincin besi kecil, tidak memiliki kerah dan lengan yang mencapai siku. Ujung bawah kira-kira setinggi paha. Zirah jenis ini digunakan oleh berbagai kelompok etnis di Indonesia.[2]

Sejarah

Salah satu yang paling awal menyebutkan Baju Rantai adalah dalam Kidung Ranggalawe, sebuah naskah kidung Jawa yang menceritakan tentang pemberontakan Ranggalawe terhadap Majapahit pada 1295 masehi. Namanya di naskah itu adalah waju rante, yang berarti baju yang terdiri atas rantai-rantai besi. Zoetmulder mencatat penggunaan pakaian khusus untuk prajurit: Dalam penelitiannya tentang orang Jawa kuno ia menemukan pasukan yang dipanggil bala winaju gangsa ranti,[3]:1370 yang berarti tentara berbaju gangsa ranti. Gangsa (from sanskrit: kangśa) merujuk pada semacam logam campuran tembaga dan timah,[3]:275 sedangkan ranti berarti rantai.[3]:919

Hikayat Banjar mencatat peralatan Bhayangkara di istana Majapahit, diantaranya:

... dengan perhiasannya orang berbaju rantai empat puluh serta pedangnya berkopiah taranggos sachlat merah, orang membawa astengger [senapan sundut] empat puluh, orang membawa perisai serta pedangnya empat puluh, orang membawa dadap serta sodoknya sepuluh, orang membawa panah serta anaknya sepuluh, yang membawa tombak rampukan bersulam emas empat puluh, yang membawa tameng Bali bertulis air empat puluh.

— Hikayat Banjar. 6.3

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Zoetmulder, P. J. (1982). Old Javanese-English dictionary. The Hague: Martinus Nijhoff. ISBN 9024761786. 
  2. ^ Albert G. van Zonneveld: Traditional weapons of the Indonesian archipelago. C. Zwartenkot Art Books, Leiden 2001, ISBN 90-5450-004-2, S. 28.
  3. ^ a b c Zoetmulder, P. J. (1995). Kamus Jawa Kuno – Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 

Bacaan lanjut

  • William G. Shellabear: An English–Malay Dictionary. Methodist Publishing House, Singapore 1916, (Digitalisat).