Benteng VOC (Jepara): Perbedaan antara revisi
k menghapus pranala promosi |
Memperbarui informasi Tack |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
Pada tahun 1613, [[Pieter Both]], [[Gubernur Jenderal VOC]] pertama, mendirikan kantor dagangnya di Jepara. Pendirian tersebut dikarenakan kantor VOC di [[Gresik]] selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC. |
Pada tahun 1613, [[Pieter Both]], [[Gubernur Jenderal VOC]] pertama, mendirikan kantor dagangnya di Jepara. Pendirian tersebut dikarenakan kantor VOC di [[Gresik]] selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC. |
||
Dua tahun kemudian, [[Sultan Agung dari Mataram]] |
Dua tahun kemudian, [[Sultan Agung dari Mataram]] memberi izin kepada VOC untuk mendirikan sebuah [[loji]] disana sebagai kantor pewakilan dagang VOC. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618. Sebuah konsesi dalam bentuk sewa diberikan [[Amangkurat II]] kepada VOC untuk mendirikan benteng disana pada tahun 1680-an sebagai imbalan atas usaha VOC dalam menumpas [[Pemberontakan Trunajaya]]. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa hingga [[Semarang]] menggantikan fungsinya pada abad ke-18.<ref>{{Cite journal|last=Supriyono|first=Agustinus|date=2013-01-15|title=TINJAUAN HISTORIS JEPARA SEBAGAI KERAJAAN MARITIM DAN KOTA PELABUHAN|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/2494|journal=Paramita: Historical Studies Journal|language=en|volume=23|issue=1|doi=10.15294/paramita.v23i1.2494|issn=2407-5825}}</ref> |
||
Masyarakat sekitar juga ada yang mengenal benteng ini sebagai "Benteng Portugis". Menurut pemahaman mereka, benteng ini pertama kali dibangun oleh [[Portugis]], tetapi belum selesai, hingga akhirnya Belanda yang menyelesaikan pembangunan benteng ini.<ref>{{Cite journal|last=Dra. Sri|first=Indrahti|date=2010-01|title=POTENSI KEBAHARIAN JEPARA SEBAGAI SATU LANDASAN MEWUJUDKAN MODEL REVITALISASI KOTA PELABUHAN|url=http://eprints.undip.ac.id/3263/|journal=Citra Leka dan Sabda}}</ref> |
Masyarakat sekitar juga ada yang mengenal benteng ini sebagai "Benteng Portugis". Menurut pemahaman mereka, benteng ini pertama kali dibangun oleh [[Portugis]], tetapi belum selesai, hingga akhirnya Belanda yang menyelesaikan pembangunan benteng ini.<ref>{{Cite journal|last=Dra. Sri|first=Indrahti|date=2010-01|title=POTENSI KEBAHARIAN JEPARA SEBAGAI SATU LANDASAN MEWUJUDKAN MODEL REVITALISASI KOTA PELABUHAN|url=http://eprints.undip.ac.id/3263/|journal=Citra Leka dan Sabda}}</ref> |
||
Baris 16: | Baris 16: | ||
Pada tahun 2008, Pemerintah [[Kabupaten Jepara]] melakukan pemugaran dan renovasi terhadap benteng ini. |
Pada tahun 2008, Pemerintah [[Kabupaten Jepara]] melakukan pemugaran dan renovasi terhadap benteng ini. |
||
== |
== Keberadaan François Tack == |
||
[[Berkas:Graf van commandant Tack te Djapara.jpg|jmpl|261x261px|Makam Tack di Jepara pada tahun 1911. Foto oleh [[KITLV]]]] |
|||
[[François Tack]] (seorang perwira VOC yang berjasa dalam penumpasan [[Pemberontakan Trunajaya]]) pernah singgah di Jepara ketika dalam perjalanan ke [[Kartasura]]. Waktu itu, ia melihat layaknya pemindahan aktivitas VOC dari Jepara ke Semarang.<ref name=":0">{{Cite book|url=http://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctt1w8h12p.12|title=Islamic States in Java 1500-1700|last=PIGEAUD|first=THEODORE G. Th.|last2=DE GRAAF|first2=H. J.|date=1976|publisher=Brill|series=Eight Dutch Books and Articles by Dr. H.J. de Graaf|pages=93–104|doi=10.1163/j.ctt1w8h12p.12#metadata_info_tab_contents}}</ref> |
|||
Menurut |
Menurut masyarakat sekitar, Tack dimakamkan di benteng ini. Mereka memaparkan analisisnya sebagai berikut:<ref>{{Cite web|url=http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc|title=Benteng VOC - Fort Japara|last=ticjepara|website=tic.jepara.go.id|language=en-gb|access-date=2020-07-28}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://satriamuria.wordpress.com/2009/03/04/menyingkap-tabir-makam-kapten-tack-di-jepara/|title=Menyingkap Tabir Makam Kapten Tack di Jepara|date=2009-03-04|website=Satriamuria's Blog|language=id-ID|access-date=2020-07-28}}</ref> |
||
# Begitu meninggal, Tack langsung dibawa ke [[Semarang]], karena [[Kartasura]] pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana. Kondisi |
# Begitu meninggal, Tack langsung dibawa ke [[Semarang]], karena [[Kartasura]] pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana. Kondisi Kartasura yang hancur akibat perang membuat jenazah Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara militer. (Mungkin ini benar adanya, karena VOC kemudian berangkat ke Semarang dan benteng Kartasura ditinggalkan begitu saja).<ref name=":0" /> |
||
# Dari Semarang, jenazah Tack dibawa ke [[Jepara]] di benteng VOC untuk dimakamkan. |
# Dari Semarang, jenazah Tack dibawa ke [[Jepara]] di benteng VOC untuk dimakamkan. |
||
# Jika jenazah Tack dibawa ke [[Batavia]], ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, diantaranya: |
# Jika jenazah Tack dibawa ke [[Batavia]], ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, diantaranya: |
||
## |
##[[Jalan Raya Daendels]] waktu itu belum ada sehingga tidak bisa dilewati iring-iringan kereta berkuda, sedangkan Jalan Raya Semarang–Solo pada era tahun 1600 an sudah bisa dilewati kereta berkuda. |
||
## Banyaknya pengikut [[Untung Suropati]] (pada waktu perang Untung Suropati, banyak bupati-bupati di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendukung perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan VOC di tengah jalan. |
## Banyaknya pengikut [[Untung Suropati]] (pada waktu perang Untung Suropati, banyak bupati-bupati di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] yang mendukung perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan VOC di tengah jalan. |
||
## Jarak |
## Jarak Kartasura ke Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah Tack yang matinya dalam keadaan luka-luka. |
||
## Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya. |
## Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya. |
||
Sejarahwan [[Lilie Suratminto]] memaparkan dugaan bahwa Tack pernah dimakamkan di benteng ini, kemudian makamnya dipindahkan ke Batavia pada masa pemerintahan [[Joan van Hoorn]] (saudara ipar laki-lakinya). Buktinya, nama Tack terukir di sebuah nisan keluarga [[Pieter van Hoorn]] (ayah Joan) yang sekarang terletak di [[Museum Taman Prasasti]].<ref>{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13287565/selisik-makam-kapten-tack-perwira-voc-abad-ke-17|title=Selisik Makam Kapten Tack, Perwira VOC Abad Ke-17 - National Geographic|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2020-07-28}}</ref> |
|||
== Fasilitas == |
== Fasilitas == |
Revisi per 21 Agustus 2020 01.19
Fort Japara XVI | |
![]() Gerbang depan Benteng VOC Jepara | |
Informasi | |
---|---|
Lokasi | Ujungbatu, Jepara, Jepara. |
Negara | ![]() |
Pemilik | |
Pengelola | Pemkab Jepara |
Dibuat oleh | VOC |
Jenis objek wisata | Wisata Sejarah |
Gaya | Benteng |
Fasilitas | • Benteng • Taman Bunga • Taman Buah • Taman Makam Pahlawan |
Fort Japara XVI[1] atau lebih dikenal dengan Benteng VOC Jepara dan dikenal oleh masyarakat Jepara sebagai Lodji Gunung adalah sebuah benteng yang diperkirakan dibangun pada pertengahan kedua abad ke-17 oleh Belanda yang menjadi pusat kekuasaan VOC di pantai timur Laut Jawa.[2] Benteng ini mengatasnamakan kepentingan penguasa Jepara pada masa itu.[3]
Letak
Benteng ini terletak di sebuah bukit sekitar 0,5 km arah utara alun-alun Jepara dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut. Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Terdapat pula Taman Makam Pahlawan Giri Dharma.[4]
Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup megah bertuliskan "Fort Japara XVI".
Sejarah
Pada tahun 1613, Pieter Both, Gubernur Jenderal VOC pertama, mendirikan kantor dagangnya di Jepara. Pendirian tersebut dikarenakan kantor VOC di Gresik selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC.
Dua tahun kemudian, Sultan Agung dari Mataram memberi izin kepada VOC untuk mendirikan sebuah loji disana sebagai kantor pewakilan dagang VOC. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618. Sebuah konsesi dalam bentuk sewa diberikan Amangkurat II kepada VOC untuk mendirikan benteng disana pada tahun 1680-an sebagai imbalan atas usaha VOC dalam menumpas Pemberontakan Trunajaya. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa hingga Semarang menggantikan fungsinya pada abad ke-18.[5]
Masyarakat sekitar juga ada yang mengenal benteng ini sebagai "Benteng Portugis". Menurut pemahaman mereka, benteng ini pertama kali dibangun oleh Portugis, tetapi belum selesai, hingga akhirnya Belanda yang menyelesaikan pembangunan benteng ini.[6]
Pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Jepara melakukan pemugaran dan renovasi terhadap benteng ini.
Keberadaan François Tack
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5a/Graf_van_commandant_Tack_te_Djapara.jpg/240px-Graf_van_commandant_Tack_te_Djapara.jpg)
François Tack (seorang perwira VOC yang berjasa dalam penumpasan Pemberontakan Trunajaya) pernah singgah di Jepara ketika dalam perjalanan ke Kartasura. Waktu itu, ia melihat layaknya pemindahan aktivitas VOC dari Jepara ke Semarang.[7]
Menurut masyarakat sekitar, Tack dimakamkan di benteng ini. Mereka memaparkan analisisnya sebagai berikut:[8][9]
- Begitu meninggal, Tack langsung dibawa ke Semarang, karena Kartasura pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana. Kondisi Kartasura yang hancur akibat perang membuat jenazah Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara militer. (Mungkin ini benar adanya, karena VOC kemudian berangkat ke Semarang dan benteng Kartasura ditinggalkan begitu saja).[7]
- Dari Semarang, jenazah Tack dibawa ke Jepara di benteng VOC untuk dimakamkan.
- Jika jenazah Tack dibawa ke Batavia, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, diantaranya:
- Jalan Raya Daendels waktu itu belum ada sehingga tidak bisa dilewati iring-iringan kereta berkuda, sedangkan Jalan Raya Semarang–Solo pada era tahun 1600 an sudah bisa dilewati kereta berkuda.
- Banyaknya pengikut Untung Suropati (pada waktu perang Untung Suropati, banyak bupati-bupati di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendukung perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan VOC di tengah jalan.
- Jarak Kartasura ke Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah Tack yang matinya dalam keadaan luka-luka.
- Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya.
Sejarahwan Lilie Suratminto memaparkan dugaan bahwa Tack pernah dimakamkan di benteng ini, kemudian makamnya dipindahkan ke Batavia pada masa pemerintahan Joan van Hoorn (saudara ipar laki-lakinya). Buktinya, nama Tack terukir di sebuah nisan keluarga Pieter van Hoorn (ayah Joan) yang sekarang terletak di Museum Taman Prasasti.[10]
Fasilitas
- Kawasasan Benteng
- Hotspot Area
- Taman Bunga
- Taman Buah-Buahan
- Taman Makam Pahlawan
- Bangunan untuk melihat pemandangan Jepara
Catatan kaki
- ^ http://www.vocsite.nl/geschiedenis/handelsposten/javano.html
- ^ Supriyono, Agustinus (2015-01-31). "TINJAUAN HISTORIS BENTENG VOC DI JEPARA". Paramita: Historical Studies Journal. 25 (1). doi:10.15294/paramita.v25i1.3419. ISSN 2407-5825.
- ^ ticjepara (2017). "Benteng VOC - Fort Japara". TIC Jepara. Diakses tanggal 26 Juli 2020.
- ^ http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc
- ^ Supriyono, Agustinus (2013-01-15). "TINJAUAN HISTORIS JEPARA SEBAGAI KERAJAAN MARITIM DAN KOTA PELABUHAN". Paramita: Historical Studies Journal (dalam bahasa Inggris). 23 (1). doi:10.15294/paramita.v23i1.2494. ISSN 2407-5825.
- ^ Dra. Sri, Indrahti (2010-01). "POTENSI KEBAHARIAN JEPARA SEBAGAI SATU LANDASAN MEWUJUDKAN MODEL REVITALISASI KOTA PELABUHAN". Citra Leka dan Sabda.
- ^ a b PIGEAUD, THEODORE G. Th.; DE GRAAF, H. J. (1976). Islamic States in Java 1500-1700. Eight Dutch Books and Articles by Dr. H.J. de Graaf. Brill. hlm. 93–104. doi:10.1163/j.ctt1w8h12p.12#metadata_info_tab_contents.
- ^ ticjepara. "Benteng VOC - Fort Japara". tic.jepara.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-28.
- ^ "Menyingkap Tabir Makam Kapten Tack di Jepara". Satriamuria's Blog. 2009-03-04. Diakses tanggal 2020-07-28.
- ^ "Selisik Makam Kapten Tack, Perwira VOC Abad Ke-17 - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2020-07-28.
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Commons-logo.svg/30px-Commons-logo.svg.png)