Nasi kucing: Perbedaan antara revisi
k Reverted 1 edit by 114.4.219.138 (talk) Tag: Pembatalan |
perbaikan Tag: Dikembalikan |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
| region = [[D.I. Yogyakarta]]<br>[[Jawa Tengah]] (kota [[Semarang]], [[Magelang]] dan [[Surakarta]]) |
| region = [[D.I. Yogyakarta]]<br>[[Jawa Tengah]] (kota [[Semarang]], [[Magelang]] dan [[Surakarta]]) |
||
| creator = [[Suku Jawa|Masyarakat Jawa]] |
| creator = [[Suku Jawa|Masyarakat Jawa]] |
||
| course = |
| course = Menu utama |
||
| served = Dalam keadaan hangat |
| served = Dalam keadaan hangat atau suhu ruang |
||
| main_ingredient = Nasi dengan porsi kecil ditambah beragam lauk dan dibungkus daun pisang |
| main_ingredient = Nasi dengan porsi kecil ditambah beragam lauk dan dibungkus daun pisang |
||
| variations = |
| variations = |
||
| calories = |
| calories = 100 calories |
||
| other = |
| other = |
||
}} |
}} |
Revisi per 18 Desember 2020 06.38
Nasi kucing | |
---|---|
Sajian | Menu utama |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | D.I. Yogyakarta Jawa Tengah (kota Semarang, Magelang dan Surakarta) |
Dibuat oleh | Masyarakat Jawa |
Suhu penyajian | Dalam keadaan hangat atau suhu ruang |
Bahan utama | Nasi dengan porsi kecil ditambah beragam lauk dan dibungkus daun pisang |
100 calories kkal | |
Sunting kotak info • L • B | |
Nasi kucing (bahasa Jawa: ꦱꦼꦒꦏꦸꦕꦶꦁ, translit. Sega Kucing)[1] adalah makanan yang berasal dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta. Porsi nasi kucing yaitu sedikit, biasanya ditambah sambal, ikan, dan tempe, lalu dibungkus daun pisang.
Etimologi
Kata "nasi kucing" berarti "nasi untuk kucing", karena porsinya yang kecil. Kata tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang memelihara kucing dan memberikan makanan untuk peliharaannya dengan porsi kecil.[2]
Asal
Nasi kucing berasal dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta.[3]
Penyajian
Nasi kucing memiliki porsi kecil yang ditambah dengan berbagai macam lauk. Jenis lauk yang disediakan biasanya ikan dan tempe.[2] Bahan lain yang dapat ditambahkan yaitu telur, ayam, dan mentimun.[3] Disajikan dengan daun pisang dan bisa langsung disantap.[2]
Variasi dari nasi kucing adalah sego macan, ukurannya tiga kali lebih besar dibandingkan nasi kucing. Biasanya disajikan dengan nasi yang dibakar, ikan, dan sayuran. Seperti nasi kucing, sego macan juga dibungkus daun pisang.[4]
Penjualan
Nasi kucing biasanya dijual dengan harga murah (terkadang Rp 1000 untuk nasi kucing[5] dan Rp 4000 untuk sego macan[4]) di tempat yang kecil, maupun jajanan pinggir jalan yang disebut angkringan.Nasi ini sangat digemari oleh berbagai kalangan terutama kalangan muda seperti mahasiswa.[6]
Lihat pula
Referensi
- ^ Erwin & Erwin 2008, hlm. 6
- ^ a b c Mundayat 2005, hlm. 83
- ^ a b Hermanto; Purwadi, Trias; Jayadi, Fauzan (7 Februari 2007). "Nasi Kucing Juga Dikenal di Makkah". Suara Merdeka.
- ^ a b "Sega Macan Bakal Saingi Nasi Kucing". Kompas. 11 Oktober 2010.
- ^ Yudhono, Jodi (16 April 2011). "Nasi Kucing, soal Rasa Berani Bersaing". Kompas.
- ^ Mundayat 2005, hlm. 73
Daftar pustaka
- Erwin, Lily T.; Erwin, Abang (2008). Peta 100 Tempat Makan Makanan Khas Daerah di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Mundayat, Aris Arif (2005). Ritual and Politics in New Order Indonesia: A Study of Discourse and Counter-Discourse in Indonesia (Tesis Doctorate). Swinburne University of Technology. http://researchbank.swinburne.edu.au/vital/access/services/Download/swin:7520/SOURCE2. Diakses pada 8 Juni 2011.
- Suprihatin, Sri Emy Yuli (April 2002). "Hubungan Patron Klien Pedagang "Nasi Kucing" di Kota Yogyakarta" (PDF). Humaniora. 7 (1): 147–164. Diakses tanggal 8 Juli 2011.