Muara Teweh: Perbedaan antara revisi
Perbaikan Kesalahan Pengetikan |
Penambahan Konten |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Ibukota kabupaten |
{{Ibukota kabupaten |
||
|peta ={{Location map+|Kalimantan Tengah|width=250|float=center|label=[[Kalimantan Tengah]]|caption=|places={{Location map~|Kalimantan Tengah|mark=Red pog.svg|marksize=8|label=Muara Teweh|position=top|label_width=100|label_size=100|lat_deg=-0.95348|lon_deg=114.89807}}}} |
|||
|foto =Balai_Basarah_Induk_Intan_Kaharingan_Muara_Teweh.JPG |
|foto =Balai_Basarah_Induk_Intan_Kaharingan_Muara_Teweh.JPG |
||
|caption =Balai Basarah, rumah ibadah umat Hindu Kaharingan di Muara Teweh |
|caption =Balai Basarah, rumah ibadah umat Hindu Kaharingan di Muara Teweh |
||
Baris 13: | Baris 14: | ||
|pendudukref = |
|pendudukref = |
||
|kepadatan =764 |
|kepadatan =764 |
||
|pushpin_map =Kalimantan Tengah#Indonesia Kalimantan |
|||
|coordinates ={{coords|-0.95348|114.89807|display=title,inline}} |
|coordinates ={{coords|-0.95348|114.89807|display=title,inline}} |
||
|zona = [[Waktu Indonesia Barat]] |
|zona = [[Waktu Indonesia Barat]] |
Revisi per 6 Maret 2022 06.41
Muara Teweh | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Tengah |
Kabupaten | Barito Utara |
Kecamatan | Teweh Tengah |
Luas | |
• Total | 60,76 km2 (23,46 sq mi) |
Populasi (2021) | |
• Total | 46.441 |
• Kepadatan | 764/km2 (1,980/sq mi) |
Zona waktu | UTC+07:00 (Waktu Indonesia Barat) |
Muara Teweh (disingkat: MTW[1]) adalah sebuah kawasan yang terletak di provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, yang merupakan ibu kota dari kabupaten Barito Utara. Wilayah ini berada di kecamatan Teweh Tengah. Wilayah cakupan Muara Teweh adalah kelurahan Lanjas dan kelurahan Melayu.
Pertambangan batu bara dan emas serta perkebunan kelapa sawit, rotan dan karet merupakan produk andalan dari Kabupaten Barito Utara.
Asal usul nama Muara Teweh
- Kota Muara Teweh dan Tanah Dusun merupakan tempat utama perkebunan lada Sultan Sepuh dari Banjar, nama Muara Teweh berasal dari bahasa Banjar Kuala, yaitu muara.[2]
- Dalam komunitas Suku Bayan Dusun Pepas, disebut Nangei Tiwei (Nangei = Tumbang, Muara; Tiwei = Ikan Seluang Tiwei).
- Pada komunikasi Suku Bayan Bintang Ninggi, disebut Nangei Musini (Nangei Musini = Muara Musini).
- Pada Komunitas Suku Dusun Taboyan Malawaken, disebut Ulung Tiwei (Ulung Tiwei = Muara Tiwei, di mana Ulung Tiwei ini merupakan rumpun bahasa sebelah Timur/Mahakam. Misalnya, Ulung Ngiram disingkat Long Ngiram, jadi Ulung Tiwei disingkat Long Tiwei).yang kemudian oleh kolonial Belanda dimelayukan menjadi Muara Teweh.
- Pada komunitas dayak Tewoyan di kecamatan Teweh Timur, kecamatan Gunung Purei, Oleng Tiwei (Muara Teweh)
Sejarah
Di kota Muara Teweh pernah terdapat benteng peninggalan Belanda. Lokasinya dahulu terletak pada lokasi Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Barito Utara yang sekarang. Sebagai ibu kota Kabupaten, hingga sekitar menjelang tahun 1962 masih belum terdapat kendaraan roda empat di kota ini. Transportasi darat di dalam kota biasanya dilakukan dengan menggunakan sepeda roda dua sebagai alternatif berjalan kaki.
Sedangkan hubungan transportasi dengan kota-kota lain di sekitarnya, umumnya dengan memanfaatkan transportasi sungai, melalui sungai Barito. Di pinggiran sungai Barito ini dapat pula terlihat rumah-rumah apung yang dalam bahasa setempat disebut rumah lanting. Kendaraan roda 4 baru masuk di kota ini sekitar tahun 1962, dimulai dengan hadirnya 1 buah mobil jeep (Gaz) dan 1 buah truck, kendaraan dinas yang dimiliki oleh militer. Dan di dekat teluk mati ada kapal onrush milik belanda pernah tenggelam di teluk itu.
Demografi
Suku dan Bahasa
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Tengah sangat beragam dari 2.205.700 jiwa penduduk, yakni suku asal Kalimantan di luar Dayak 588.650 jiwa (26,69%), Jawa 478.434 jiwa (21,69%), Banjar 464.260 jiwa (21,05%), Dayak 450.682 jiwa (20,43%), Melayu 86.322 (3,91%), Madura 42.668 jiwa (1,93%), Sunda 28.565 jiwa (1,30%), Batak 12.324 jiwa (0,56%) dan suku lainnya 2,44%.[3] Suku atau penduduk asli Barito Utara adalah suku Dayak Bakumpai dan Dayak Taboyan atau disebut juga Dayak Tawoyan. Bahasa yang digunakan, selaian bahasa resmi nasional bahasa Indonesia, keseharian penduduk juga memakai bahasa Dayak dialek Barito Utara.[3]
Agama
Tahun 2021, jumlah penduduk Muara Teweh yang mencakup kelurahan Lanjas dan Melayu, sebanyak 46.441 jiwa, dengan kepadatan 764 jiwa/km². Adapun persentasi penduduk Muara Teweh berdasarkan agama yang dianut, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri 2021, yakni pemeluk agama Islam 88,60%, kemudian Kekristenan sebanyak 10,62%, dengan rincian Protestan 8,28% dan Katolik 2,34%. Kemudian yang beragama Hindu, khususnya Kaharingan sebanyak 0,68%, Buddha 0,08% dan lainnya 0,02%.[4]
Transportasi
Referensi
- ^ http://ftp.paudni.kemdiknas.go.id/paudni/2011/06/SNI_7657-2010_Singkatan_Nama_Kota.pdf[pranala nonaktif permanen]
- ^ https://web.archive.org/web/20120118065114/http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf
- ^ a b "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diakses tanggal 9 September 2021.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 9 September 2021.