Lompat ke isi

Bahasa Jawa Indramayu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dermajoe (bicara | kontrib)
Mengembalikan revisi oleh tim sejarawan Indramayu
Tag: Pengembalian manual Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Silahkan sertakan referensi terpercaya untuk memastikan pernyataan Anda. Silahkan baca Templat:Cite dan Bantuan: Referensi untuk bantuan dalam mengutip — Membalikkan revisi 22527360 oleh Dermajoe (bicara)
Tag: Pembatalan Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 3: Baris 3:
| nativename = {{jav|ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ}}<!-- LIHAT HALAMAN PEMBICARAAN DAHULU JIKA INGIN MENGGANTI--><br>''Basa Jawa Indramayu''
| nativename = {{jav|ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ}}<!-- LIHAT HALAMAN PEMBICARAAN DAHULU JIKA INGIN MENGGANTI--><br>''Basa Jawa Indramayu''
| states = [[Indonesia]]
| states = [[Indonesia]]
| region = [[Kabupaten Indramayu]], sebagian utara dan timur [[Kabupaten Subang]], sebagian utara [[Kabupaten Karawang]], [[Kabupaten Bekasi]] dan [[Kabupaten Brebes]]
| region = [[Kabupaten Indramayu]], sebagian utara dan timur [[Kabupaten Subang]] dan sebagian utara [[Kabupaten Karawang]] ([[Jawa Barat]])
| speakers = ± 2 juta [[bahasa ibu|penutur jati]]
| speakers = ± 2 juta [[bahasa ibu|penutur jati]]
| date = 2020
| date = 2020
Baris 22: Baris 22:
'''Bahasa Jawa Indramayu''' atau '''Dialek Dermayu''' ({{lang-jv|ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ<!-- LIHAT HALAMAN PEMBICARAAN DAHULU JIKA INGIN MENGGANTI-->|Basa Jawa Indramayu}}) adalah dialek [[bahasa Jawa]] yang dituturkan di pesisir utara [[Jawa Barat]] terutama di [[Kabupaten Indramayu]], sebagian utara dan timur [[Kabupaten Subang]], serta sebagian utara [[Kabupaten Karawang]].<ref>{{Cite web|url=https://bahasa.indramayu.top/|title=Kamus Bahasa Jawa Indramayu Indonesia Lengkap|last=|access-date=2019-08-11}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://indramayukab.go.id/sekilas-indramayu/|title=Sekilas Indramayu – Situs resmi kab. Indramayu|website=indramayukab.go.id|access-date=2019-08-11}}</ref>
'''Bahasa Jawa Indramayu''' atau '''Dialek Dermayu''' ({{lang-jv|ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ<!-- LIHAT HALAMAN PEMBICARAAN DAHULU JIKA INGIN MENGGANTI-->|Basa Jawa Indramayu}}) adalah dialek [[bahasa Jawa]] yang dituturkan di pesisir utara [[Jawa Barat]] terutama di [[Kabupaten Indramayu]], sebagian utara dan timur [[Kabupaten Subang]], serta sebagian utara [[Kabupaten Karawang]].<ref>{{Cite web|url=https://bahasa.indramayu.top/|title=Kamus Bahasa Jawa Indramayu Indonesia Lengkap|last=|access-date=2019-08-11}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://indramayukab.go.id/sekilas-indramayu/|title=Sekilas Indramayu – Situs resmi kab. Indramayu|website=indramayukab.go.id|access-date=2019-08-11}}</ref>


== Sejarah ==
Perbedaan yang mencolok dari kebudayaan masyarakat [[Indramayu]] dengan kebudayaan masayarakat [[Jawa Barat]] pada umumnya terdapat pada bahasa yang digunakan.<ref name="dasuki-1977>{{cite book|author1=Dasuki, H. A.|author2=Sardjono, J. P.|author3=Sumardjo|author4=Djamara|title=Sejarah Indramayu|year=1977|publisher=Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Indramayu|location=Indramayu|pages=359}}</ref> Sebagian besar masayarakat Indramayu menggunakan bahasa Jawa Indramayu sebagai bahasa daerahnya meskipun di beberapa [[kecamatan]] seperti [[Lelea, Indramayu|Kecamatan Lelea]] dan [[Kandanghaur, Indramayu|Kecamatan Kandanghaur]] ada juga yang menggunakan [[bahasa Sunda]].


Pada dasarnya bahasa Jawa yang dipertuturkan di Indramayu dan sekitarnya merupakan bagian dari rumpun dialek [[bahasa Jawa]].<ref name="kasim-2020">{{cite book|last=Kasim|first=Supali|title=Bahasa Jawa Indramayu: Latar Sosiolingustik, Dialektiktologi, Politisasi & Pemertahanan Bahasa|year=2020|publisher=Rumah Pustaka|location=Indramayu|pages=188|isbn=9786237788652}}</ref> Masyarakat Indramayu umumnya dapat berbicara dalam dua bahasa dengan baik atau dapat saling mengerti walaupun mereka masing-masing menggunakan bahasa yang berbeda.<ref name="dahuri-2004>{{cite book|last1=Dahuri|first1=Rokhimin|last2=Irianto|first2=Bambang|last3=Arovah|first3=Eva Nur|title=Budaya Bahari-Sebuah Apresiasi di Cirebon|year=2004|publisher=PNRI|location=Jakarta|pages=103|isbn=9793747064}}</ref>
== Sastra Bahasa ==


=== Asal usul ===
Bahasa tersebut adalah bahasa asli penduduk pribumi jawa kuno, diantaranya masih belum mengenal bahasa jawa tingkatan, anak tetapi bahasa tingkatan(krama) juga masih dilestarikan di sekolah (SMP,SMA & SMK) maupun masyarakat kabupaten indramayu.
Arya Wiralodra sebagai pendiri Indramayu menjadi tonggak awal digunakannya bahasa Jawa di Indramayu.<ref name="kasim-2020"/> Ia diketahui memiliki beberapa julukan di antaranya Pangeran Gagak Wiralodra, Pangeran Darmawijaya dan Pangeran Indrawijaya. Arya Wiralodra adalah putra Adipati Singalodra penguasa Bagelen dari [[Jawa Tengah]].<ref name="prawiradiredja-2005>{{cite book|last=Prawiradiredja|first=Mohammed Sugianto|title=Cirebon: Falsafah, Tradisi, dan Adat Budaya|year=2005|publisher=PNRI|location=Jakarta|pages=39-41|isbn=9793747161}}</ref> Dalam Babad Dermayu koleksi [[Museum Sri Baduga]], diriwayatkan bahwa Arya Wiralodra adalah tokoh yang gagah berani dan memiliki senjata pusaka bernama Cakra Udaksana.<ref name="manasa-2008>{{citation|author=Tim Peneliti-Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manasa) Jawa Barat|title=Babad Dermayu|year=2008|publisher=Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga|location=Bandung|pages=211}}</ref> Arya Wiralodra dinilai sebagai sosok pemimpin ideal yang menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu. Hal ini dibuktikan dengan pemeliharaan situs peninggalan Arya Wiralodra beserta keturunannya yang masih dirawat dengan baik bahkan direvitalisasi beberapa kali dengan biaya yang cukup besar.
Mengingat massa lalu di mana indramayu diambil alih oleh kesultanan mataram islam pada abad 16. Hal ini menjadi bahasa jawa tingkatan (krama/jawa mataram) ikut mempengaruhi dan digunakan di indramayu, sangat wajib bagi penduduk jawa saat itu hingga saat ini.


=== Perkembangan ===
Penggunaan bahasa sehari-hari :
Bahasa Jawa di Indramayu kian mengalami perkembangannya ketika kebijakan Mataram yang mengangkat pejabat-pejabat bawahannya untuk menjaga perbatasan di wilayah Cimanuk. Mereka juga diberi tugas untuk mengolah lumbung padi dan memproduksi beras.<ref name="kasim-2011>{{cite book|last=Kasim|first=Supali|title=Menapak Jejak Sejarah Indramayu|year=2011|publisher=Frame Publishing|location=Yogyakarta|pages=87|isbn=9786025557286}}</ref> Hal ini diperkuat dengan catatan dalam naskah [[Sanghyang Siksa Kandang Karesian]] bahwa orang Sunda baru mulai bercocok tanam paling cepat [[abad ke-16]] dan semakin berkembang pada [[abad ke-17]], karena mereka terbiasa berladang.<ref name="ekadjati-2005>{{cite book|first=Edi S.|last=Ekadjati|title=Kebudayaan Sunda-Zaman Pajajaran. Jilid II|year=2005|publisher=Pustaka Jaya|location=Bandung|pages=151|isbn=9794193348}}</ref> Kegiatan bersawah mulai dikenalkan oleh pasukan Mataram yang sengaja didatangkan ke Indramayu untuk mengolah lumbung padi dan memasok beras kepada pasukan Mataram yang sedang berperang melawan VOC di Batavia pada tahun 1628.<ref name="collier-1986>{{cite book|last1=Collier|first1=William L|last2=Sajogyo (peny.)|title=Budidaya Padi di Jawa|year=1986|publisher=Gramedia|location=Jakarta|pages=339}}</ref>


Pada [[abad ke-19]] pertanian dengan cara bersawah menjadi kegiatan utama masyarakat Indramayu secara umum karena hasilnya lebih menguntungkan.<ref name="collier-1986/> Bukti lebih lanjut dapat ditemukan dalam ''Dagh Register'' yang ditulis oleh VOC pada 9 Desember 1693, melaporkan adanya kegiatan pertanian padi yang dilakukan secara berturut-turut di wilayah Indramayu.<ref name="lubis-2003>{{cite book|author1=Lubis|author2=Herlina, Nina|author3=dkk|title=Sejarah Tatar Sunda. Jilid I|year=2003|publisher=Satya Historika|location=Bandung|pages=61|isbn=9799635365}}</ref> Sejak saat itu Indramayu menjadi daerah di pesisir utara Jawa yang memiliki area persawahan yang cukup luas. Hal ini yang mendorong masyarakat Indramayu lebih dahulu mengenal sistem bersawah dibanding dengan daerah pedalaman Jawa Barat yang masih bergantung dengan sistem berladang.<ref name="lombard-2005>{{cite book|last=Lombard|first=Denys|title=Nusa Jawa: Silang Budaya. Jilid I|year=2005|publisher=Gramedia Pustaka Utama|location=Jakarta|pages=23|isbn=9789796054527}}</ref> Meskipun di pesisir utara Jawa tidak terkena hujan musim kemarau, namun masyarakat Indramayu sudah lebih dahulu mengenal sistem irigasi sehingga penanaman padi tetap dapat dilakukan sepanjang tahun.<ref name="lombard-2005/>
[[Jawa]] & [[Indonesia]].


Berkembangnya sistem pertanian yang terjadi di Indramayu tidak hanya membawa perubahan budaya tetapi juga bahasa.<ref name="dasuki-1977/> Hal ini yang mempengaruhi bahasa Jawa Indramayu lambat laun kian berkembang. Indramayu yang berada di wilayah perbatasan Sunda dan Jawa menjadikan penduduknya dapat memahami dua bahasa dengan baik walaupun dalam percakapan sehari-hari antar keduanya masing-masing saling menggunakan bahasanya tersendiri, namun tetap komunikatif.<ref name="kasim-2020"/>
[[Aksara Jawa]] ꧊ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦗꦮ꧊
Artikel utama: Aksara Jawa
Aksara jawa berbeda dengan huruf Latin yang kita gunakan sekarang ini untuk menulis. Aksara jawa terdiri dari:

[[Aksara Carakan]] / ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦕꦫꦏꦤ꧀
. Aksara inti yang terdiri dari 20 suku kata ato biasa disebut Dentawiyanjana, yaitu: ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga ;

[[Aksara Pasangan]] / ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦥꦱꦔꦤ꧀
. Bentuk mati (huruf) dari aksara inti, yaitu: h, n, c, r, k, d, t, s, w, l, p, dh, j, y, ny, m, g, b, th, ng ; pasangan

[[Aksara Swara]] / ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦱ꧀ꦮꦫ
. Biasanya untuk huruf awal penulisan nama kota ato nama orang yang dihormati yang diawali dengan huruf hidup, yaitu: A, I, U, E, O

[[Aksara Rekan]] / ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦉꦏꦤ꧀
. Untuk penulisan huruf-huruf yang berasal dari serapan bahasa asing, yaitu: kh, f, dz, gh, z

[[Aksara Murda]] / ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦩꦸꦂꦢ
. Biasanya untuk huruf awal penulisan nama kota ato nama orang yang dihormati, yaitu: Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Nya, Ga, Ba

[[Aksara Wilangan]] / ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦮꦶꦭꦔꦤ꧀
. Untuk penulisan bilangan dalam bahasa Jawa, yaitu angka 1 s/d 10 dalam aksara Jawa.

Tanda Baca (Sandangan / ꦱꦤ꧀ꦢꦔꦤ꧀
). Merupakan tanda baca yang biasa digunakan, huruf hidup serta huruf mati yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari, yaitu tanda: koma, titik, awal kamimat, dll. huruf: i, o, u, e. huruf mati: _r, _ng, _ra, _re, dll

[[Tembung]] ꧊ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ꧊
Tembung dalam bahasa Indonesia artinya kata. Artinya kumpulan wanda (sukukata) yang memiliki arti. Tembung yang memiliki satu suku kata (mung sakwanda) disebut Tembung wod. Tembung lingga (Kata dasar) adalah kalimat tembung yang belum berubah dari asalnya. Tembung andhahan (Kata jadian) adalah kalimat tembung yang sudah berubah dari asalnya, karena diberi Ater ater (Awalan),Seselan (Sisipan),Panambang (Akhiran).

Silah silahing tembung atau jenis kata (Gramar) dalam Bahasa Jawa ada 10 macam:

[[Tembung aran]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦲꦫꦤ꧀
(kata benda). contoh: meja, kursi.
[[Tembung Kriya]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦿꦶꦪ꧊
(kata kerja) Contoh: turu, adus.
[[Tembung ganti]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦒꦤ꧀ꦠꦶ
(kata ganti). Contoh: aku, kowe, bapak.
[[Tembung Wilangan]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦮꦶꦭꦔꦤ꧀
(kata bilangan). Contoh: enem, telu, papat.
[[Tembung Kahanan]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦲꦤꦤ꧀
(kata sifat). Contoh: ayu, kuru, seneng.
[[Tembung Katrangan]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦠꦿꦔꦤ꧀
(kata keterangan). Contoh: ngesor, lor, tengah.
[[Tembung Pangguwuh]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦔ꧀ꦒꦸꦮꦸꦃ
(kata seru). Contoh: wah, aduh, ah, eh.
[[Tembung Sandhangan]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦱꦟ꧀ꦝꦔꦤ꧀
(kata sandang). Contoh: Sang, Hyang, Raden.
[[Tembung Panyambung]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦚꦩ꧀ꦧꦸꦁ
(kata sambung). Contoh: lan, mulane, sarta.
[[Tembung Pangarep]] / ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦔꦉꦥ꧀
(kata depan). Contoh: saka, ing, sing.
* Ater ater Seselan Panambang ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦱꦼꦱꦼꦭꦤ꧀ꦥꦤꦩ꧀ꦧꦁ꧊
Ater ater (Awalan),Seselan (Sisipan),Panambang (Akhiran).

* Ater ater ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂ꧊
Ater ater Hanuswara ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦲꦤꦸꦱ꧀ꦮꦫ꧊
m [m+bathik=mbathik]
n [n+tulis=nulis]
ng [ng+kethok=ngethok]
ny [ny+cuwil=nyuwil]
* Ater ater Tripurasa ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦠꦿꦶꦥꦸꦫꦰ꧊
dak [dak+pangan=dakpangak]
ko [ko+jupuk=kojupuk]
di [di+goreng=digoreng]
Ater ater liya ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦭꦶꦪ꧊
a [a+lungguh=alungguh]
ma [ma+lumpat=malumpat]
ka [ka+gawa=kagawa]
ke [ke+sandhung=kesandhung]
sa [sa+gegem=sagegem]
pa [pa+lilah=palilah]
pi [pi+tutur=pitutur]
pra [pra+tandha=pratandha]
tar [tar+buka=tarbuka]
kuma [kuma+wani=kumawani]
kami [kami+tuwa=kamituwa]
kapi [kapi+temen=kapitemen]
Seselan ꧊ꦱꦼꦱꦼꦭꦤ꧀
um [..um..+guyu=gumuyu]
in [..in..+carita=cinarita]
el [..el..+siwer=seliwer]
er [..er..+canthel=cranthel]
Panambang ꧊ꦥꦤꦩ꧀ꦧꦁ꧊
i [kandh+i=kandhani]
ake [jupuk+ake=jupukake]
ne [teka+ne=tekane]
e [omah+e=omahe]
ane [jaluk+ane=jalukane]
ke [kethok+ke=kethokke]
a [dudut+a=duduta]
na [gawa+na=gawakna]
ana [weneh+ana=wenehana]
ku [buku+ku=bukuku]
mu [klambi+mu=klambimu]
e [omah+e=omahe]
Homonim
Homonim yaiku tembung-tembung kata sama ucapannya sama penulisannya tetapi beda arti karena asal kata beda. Contoh:

Kula rade pandung panjenengan punika sinten? (pangling)
Rehning punika kathah pandung, mila kedah ngantos-atos. (maling)
Mengko yen ibu duka kepriye, mbak? (nesu/marah)
Bocah ditakoni kok mung duka bae, sebel aku! (embuh/tidak tahu)
Antonim
Antonim / Tembung kosok balen yaiku tembung kata yang memiliki arti berkebalikan dengan yang lain. Kata kata antonim antara lain: padhang-peteng, bungah-susah, gedhe-cilik, beja-cilaka, kasar-alus, lan sapiturute. Contoh:

Bab sugih mlarat iku sejatine jatahe dhewe-dhewe.
Kali ing Kalimantan kuwi tiga rendheng banyune ajeg gedhe.
Sinonim
Sinonim (nunggal misah) yaiku rong tembung dua kata atau lebih yang bentuk penulisannya beda, arti sama atau hampir sama, arti yang sama persis itu jarang. Contoh:

Bocah kuwi senenge randha kemul.
Bocah kuwi senenge tempe goreng diwenehi glepung.
Tawangmangu iku hawane pancen adhem banget.
Tawangmangu iku hawane pancen atis banget.
Homograf
Homograf yaiku tembung-tembung kata yang penulisannya beda artinya beda. Contoh:

Tiyang punika asring ngagem busana cemeng. cemeng = ireng
Aku yen sowan budhe arep nyuwun cemeng loro. cemeng = anak kucing
Yen duwe meri kudu dikandhangake. meri = anak bebek
Kowe ora perlu meri karo adhimu. meri = ewa, iri
Fungsi Kalimat
Di dalam bahasa Jawa, kalimat atau ukara bisa dibagi menjadi jejer, wasesa, lesan, geganep, dan panerang.

Dalam bahasa indonesia kita mengenal adanya struktur atau susunan kalimat, seperti subjek, predikat dan objek. Dalam bahasa Jawa pun juga memiliki hal yang sama akan tetapi bernama lain,

Jejer ꧊ꦗꦺꦗꦺꦂ꧊
= subjek
Wasesa ꧊ꦮꦱꦺꦰ꧊
= predikat
Lesan ꦭꦺꦱꦤ꧀
= objek
Geganep ꦒꦼꦒꦤꦼꦥ꧀
= pelengkap
Seperti halnya dalam Bahasa Indonesia, jejer dikenai pekerjaan dengan pola sama seperti bahasa Indonesia tidak seperti Bahasa Inggris yang dibolak balik.

Contoh kalimatnya: - Aku mangan. (Aku makan.) aku = jejer mangan = wasesa

- Aku mangan sega. (Aku makan nasi.) aku = jejer mangan = wasesa sega = objek

- Adhikku diwenehi sega pecel. (Adikku diberi nasi pecel.) adhikku = jejer diwenehi = wasesa sega pecel = geganep

Untuk bagian kalimat seperti keterangan (katrangan) sama saja seperti bahasa Indonesia.

Ukara ꧊ꦲꦸꦏꦫ꧊
Silah silahing ukara (Jenis-jenis Kalimat dlm Bhs. Jawa).


== Kosakata ==
== Kosakata ==
{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
|+
|+
! Dialek Dermayu (Dermayon)
! Dialek Indramayu
! Dialek Banyumasan
! Dialek Banyumasan
! Dialek Tegal
! Dialek Tegal
Baris 241: Baris 100:
| bagaimana
| bagaimana
|-
|-
| ora, sejen, bli
| ora, belih, bli
| ora, dudu, seje
| ora, dudu, seje
| ora, dudu, seje
| ora, dudu, seje
| ora, dudu, seje
| ora, dudu, seje
| tidak, bukan
| tidak, bukan
|}

* <br />

== Pengaruh Dermayu ==
Dalam [[Sejarah Indramayu]], terdapat beberapa daerah yang terpengaruhi oleh daerah Dermayu (Indramayu) dalam kosa kata bahasa yang berasal dari aktifitas sosial yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Daerah pertama yang terpengaruhi oleh daerah [[Dermayu, Sindang, Indramayu|Dermayu]] adalah [[Bekasi]], yang mana orang-orang Dermayu atau Indramayu tahun 1550 bermigrasi ke wilayah barat dari sungai Citarum atau wilayah [[Kabupaten Bekasi]]. Mereka dikenal sebagai orang-orang Muhajirin dari Dermayu, justru sejarah pengaruh Dermayu di Bekasi ini ditulis oleh keturunan ulama-ulama Dermayu di Bekasi seperti di daerah Ban Chong, Kemejing, Pilar, Muara Gembong, Pulo Damar, Pulo Murub yang terbit di tahun 1965.

Dalam hal perantauan, yang mana penduduk Indramayu biasanya yang merantau ini adalah kaum laki-laki lajang dan sebagian besar perantau asal Indramayu tahun 1550 itu menikahi penduduk pribumi betawi di Bekasi. Terdapat catatan yang menyebutkan penggunaan [[Bahasa Jawa Indramayu|Bahasa Jawa Dermayu]] di Bekasi seperti pengaruh Kosa Kata :



{| class="wikitable sortable" width="100%"
! Dermayu (Indramayu)
! Bekasi
! Indonesia
|-
| Bagen
| Bagen
| Biarin aja
|-
| Ora
| Ora, Embung
| Tidak
|-
| Madang, Mindo
| Madang, Mindo
| Makan Siang
|-
| Ngendong
| Ngendong
| Menginap
|-
| Medit
| Medit
| Pelit
|-
| Dewekan
| Dewekan
| Sendirian
|-
| Penter
| Penter
| Cuaca Cerah
|-
| Ontong
| Ontong
| Jangan
|-
| Demen
| Demen
| Suka atau Cinta
|-
| Puguh
| Puguh
| Tentu saja
|-
| Nyangcang
| Nyangcang
| Terikat
|-
| Jember
| Jember
| Menjijikan
|-
| Papagan
| Kepapagan
| Berpapasan
|-
| Ongkoh
| Ongkoh
| Santai saja
|-
| Gedig
| Gedig
| Pukulan Palu
|-
| Ilok
| Ilok
| Sering, Masa
|-
| Mendek
| Mendek
| Jongkok
|-
| Gawean
| Gawean
| Pekerjaan
|-
| Angot
| Angot
| Kumat atau Kambuh
|-
| Kukuban
| Kukuban
| Berselimut
|-
| Ngadem
| Ngadem
| Berteduh
|-
| Pengkor
| Pengkor
| Pincang
|-
| Ganjen, Lenjeh
| Ganjen, Lenjeh
| Centil
|-
| Beleguran
| Beleguran
| Suara Meriam Bambu
|-
| Eretan
| Eretan, Getek
| Perahu Rakit
|-
| Gableg
| Gableg
| Punya
|-
| Pilar, Pilaran
| Pilar, Pilaran
| Batas, Penyanggah
|-
| Karang
| Karang
| Hutan, Rumput Belukar
|-
|}
|}

Pada pengaruh Kosa Kata Dermayu di dalam bahasa Betawi Bekasi tidak disengaja, melainkan berasal dari migrasi penduduk Indramayu ke Bekasi di masa lalu. Terdapat beberapa desa di Bekasi yang menggunakan kosa kata dalam Bahasa Jawa Dermayu, misalnya daerah Pasar ''Ban Chong'', yang mana nama Ban Chong berasal dari Bahasa Jawa Indramayu artinya ''Teras Rumah'' atau ''Balkon''. Kemudian nama daerah ''Kemejing'' juga berasal dari Kosa Kata Dermayu yang artinya ''Pohon Kemejing'', selain itu daerah Pilar yang berasal dari kosa kata Dermayu artinya Batas atau Penyangga.
Jika diteliti lebih dalam terutama ''Mencari Keturunan Muhajirin Dermayu di Bekasi'' akan menemukan daerah dengan nama Ban Chong, Kemejing, Pulo Damar, Pulo Murub, Pilar dan Srengseng.

=== Pengaruh Dermayu di Cirebon ===

Perngaruh Dermayu di Cirebon, bisa dikatakan sebagai tindakaan kesengajaan oleh Kepemerintahaan Dermayu di masa lalu, tepatnya pada 18 November 1678 masehi terutama pada wangsakerta (Masa Kertawijaya atau Wiralodra ke VIII)

Putra Sulthonul Wazir Syah Suramenggali (Benggali) Wamsa Dinasti Gagak Singhalodra yaitu Pangeran Kertawijaya diangkat oleh Sultan Hamengkurat I di Kartasura sebagai ''Sulthan Kartawijaya'' dengan nama lain ''Indrawijaya'' atau ''Sultan Anom'' (Sultan Muda). Ia dinobatkan sebagai Sultan untuk mengganti Sulthonul Wazir Syah Syama'un (sultan dermayu ke VII) yang meninggal pada Idhul Fitri hari Jum'at 15 November 1678.

Selain itu Sultan Hamengkurat I menyerahkan wilayah pesisir utara pulau jawa kepada Syah Mansyur Dermayu, Syah Mansyur Jepara dan Syah Mansur Tuban. Daerah-daerah itu adalah daerah yang sengaja dimerdekakan oleh Mataram Islam.

Wilayah Cirebon yang saat itu di duduki Kesultanan Mataram, separuh wilayah Cirebon ini digadaikan ke Kesultanan Dermayu dan separuhnya lagi digadaikan ke Sumedang. Sultan Hamengkurat I menggadaikan Cirebon, dikarenakan memiliki banyak hutang terhadap VOC terutama pada saat cirebon membeli senjata dari VOC untuk menyerang Banten, namun Cirebon mengalami kekalahan dari Banten. Pada saat Mataram menduduki wilayah cirebon, daerah itu memiliki hutang terhadap VOC, sehingga Mataram diburu oleh VOC untuk melunasi hutang, akhirnya cirebon digadaikan ke Dermayu dan Sumedang.

Pada Sulthonul Wazir Syah Kertawijaya atau Indrawijaya menurunkan tahtanya ke Ponakannya yaitu Raden Wiradhibrata sebagai Sulthonul Syah Adhi Mansyur penerus dinasti Indrawijaya II. Pangeran Kertawijaya mendirikan kantor pajak bernama ''Kanoman'' sebagai simbol kedudukan Kesultanan Dermayu di Cirebon.

Disana Kertawijaya melakukan perubahan keras, terutama melarang penduduk Cirebon yang masih menggunakan Bahasa Sunda dan menggantinya menggunakan Bahasa Jawa Dermayu. Saat itu penduduk Cirebon yang mencoba menentang kebijakan Pangeran Kertawijaya ini, mereka tidak dikehendaki hidup dan yang hidup akan diasingkan.
Meskipun demikian Cirebon tidak diduduki VOC atau Mataram tidak menggadaikan Cirebon ke VOC, yang tentunya lebih awal terjajah sebelum daerah lain abad 19.



== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
{{Portal|Bahasa|Indonesia|Jawa}}
{{Portal|Bahasa|Indonesia|Jawa}}
* [[Bahasa Sunda Indramayu]]
* [[Bahasa Cirebon]]
* [[Bahasa Jawa Banyumasan]]
* [[Bahasa Jawa Banyumasan]]
* [[Bahasa Jawa Tegal]]
* [[Bahasa Jawa Tegal]]

Revisi per 31 Desember 2022 10.13

Bahasa Jawa Indramayu
ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ
Basa Jawa Indramayu
Dituturkan diIndonesia
WilayahKabupaten Indramayu, sebagian utara dan timur Kabupaten Subang dan sebagian utara Kabupaten Karawang (Jawa Barat)
EtnisJawa
Penutur
± 2 juta penutur jati (2020)
Lihat sumber templat}}
Posisi bahasa Jawa Indramayu dalam harap diisi Sunting klasifikasi ini 

Catatan:

Simbol "" menandai bahwa bahasa tersebut telah atau diperkirakan telah punah
Aksara Jawa
Abjad Pegon
Alfabet Latin
Status resmi
Diatur olehLembaga Bahasa dan Sastra Jawa Indramayu
Kode bahasa
ISO 639-3
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
jav-ind
Glottologindr1248[1]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Jawa Indramayu atau Dialek Dermayu (bahasa Jawa: ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ, translit. Basa Jawa Indramayu) adalah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di pesisir utara Jawa Barat terutama di Kabupaten Indramayu, sebagian utara dan timur Kabupaten Subang, serta sebagian utara Kabupaten Karawang.[2][3]

Sejarah

Perbedaan yang mencolok dari kebudayaan masyarakat Indramayu dengan kebudayaan masayarakat Jawa Barat pada umumnya terdapat pada bahasa yang digunakan.[4] Sebagian besar masayarakat Indramayu menggunakan bahasa Jawa Indramayu sebagai bahasa daerahnya meskipun di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Lelea dan Kecamatan Kandanghaur ada juga yang menggunakan bahasa Sunda.

Pada dasarnya bahasa Jawa yang dipertuturkan di Indramayu dan sekitarnya merupakan bagian dari rumpun dialek bahasa Jawa.[5] Masyarakat Indramayu umumnya dapat berbicara dalam dua bahasa dengan baik atau dapat saling mengerti walaupun mereka masing-masing menggunakan bahasa yang berbeda.[6]

Asal usul

Arya Wiralodra sebagai pendiri Indramayu menjadi tonggak awal digunakannya bahasa Jawa di Indramayu.[5] Ia diketahui memiliki beberapa julukan di antaranya Pangeran Gagak Wiralodra, Pangeran Darmawijaya dan Pangeran Indrawijaya. Arya Wiralodra adalah putra Adipati Singalodra penguasa Bagelen dari Jawa Tengah.[7] Dalam Babad Dermayu koleksi Museum Sri Baduga, diriwayatkan bahwa Arya Wiralodra adalah tokoh yang gagah berani dan memiliki senjata pusaka bernama Cakra Udaksana.[8] Arya Wiralodra dinilai sebagai sosok pemimpin ideal yang menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu. Hal ini dibuktikan dengan pemeliharaan situs peninggalan Arya Wiralodra beserta keturunannya yang masih dirawat dengan baik bahkan direvitalisasi beberapa kali dengan biaya yang cukup besar.

Perkembangan

Bahasa Jawa di Indramayu kian mengalami perkembangannya ketika kebijakan Mataram yang mengangkat pejabat-pejabat bawahannya untuk menjaga perbatasan di wilayah Cimanuk. Mereka juga diberi tugas untuk mengolah lumbung padi dan memproduksi beras.[9] Hal ini diperkuat dengan catatan dalam naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian bahwa orang Sunda baru mulai bercocok tanam paling cepat abad ke-16 dan semakin berkembang pada abad ke-17, karena mereka terbiasa berladang.[10] Kegiatan bersawah mulai dikenalkan oleh pasukan Mataram yang sengaja didatangkan ke Indramayu untuk mengolah lumbung padi dan memasok beras kepada pasukan Mataram yang sedang berperang melawan VOC di Batavia pada tahun 1628.[11]

Pada abad ke-19 pertanian dengan cara bersawah menjadi kegiatan utama masyarakat Indramayu secara umum karena hasilnya lebih menguntungkan.[11] Bukti lebih lanjut dapat ditemukan dalam Dagh Register yang ditulis oleh VOC pada 9 Desember 1693, melaporkan adanya kegiatan pertanian padi yang dilakukan secara berturut-turut di wilayah Indramayu.[12] Sejak saat itu Indramayu menjadi daerah di pesisir utara Jawa yang memiliki area persawahan yang cukup luas. Hal ini yang mendorong masyarakat Indramayu lebih dahulu mengenal sistem bersawah dibanding dengan daerah pedalaman Jawa Barat yang masih bergantung dengan sistem berladang.[13] Meskipun di pesisir utara Jawa tidak terkena hujan musim kemarau, namun masyarakat Indramayu sudah lebih dahulu mengenal sistem irigasi sehingga penanaman padi tetap dapat dilakukan sepanjang tahun.[13]

Berkembangnya sistem pertanian yang terjadi di Indramayu tidak hanya membawa perubahan budaya tetapi juga bahasa.[4] Hal ini yang mempengaruhi bahasa Jawa Indramayu lambat laun kian berkembang. Indramayu yang berada di wilayah perbatasan Sunda dan Jawa menjadikan penduduknya dapat memahami dua bahasa dengan baik walaupun dalam percakapan sehari-hari antar keduanya masing-masing saling menggunakan bahasanya tersendiri, namun tetap komunikatif.[5]

Kosakata

Dialek Indramayu Dialek Banyumasan Dialek Tegal Dialek Pekalongan Bahasa Indonesia
kula, reang, ingsun inyong, nyong enyong, nyong enyong, aku aku, saya
slira, sira, ira rika, ko rika, kowen sampean, kowe kamu, kau
kita awake dewek awake dewek awake dewe kami
sira kabeh rika kabeh kowen kabeh kowe kabeh kalian
kien, iki kiye, iki kiye, iki kiye, iki ini
kuen, iku kuwe, iku kuwe, iku kuwi, iku itu
kene kene, mrene kene, mrene kene, mene sini
kana kana, mrana kana, mrana kana, mana sana
kepriben, kepriwen, kepriyen kepriwe, keprimen keprimen, kepriben kepriye, kepiye bagaimana
ora, belih, bli ora, dudu, seje ora, dudu, seje ora, dudu, seje tidak, bukan

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Jawa Indramayu". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Kamus Bahasa Jawa Indramayu Indonesia Lengkap". Diakses tanggal 2019-08-11. 
  3. ^ "Sekilas Indramayu – Situs resmi kab. Indramayu". indramayukab.go.id. Diakses tanggal 2019-08-11. 
  4. ^ a b Dasuki, H. A.; Sardjono, J. P.; Sumardjo; Djamara (1977). Sejarah Indramayu. Indramayu: Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Indramayu. hlm. 359. 
  5. ^ a b c Kasim, Supali (2020). Bahasa Jawa Indramayu: Latar Sosiolingustik, Dialektiktologi, Politisasi & Pemertahanan Bahasa. Indramayu: Rumah Pustaka. hlm. 188. ISBN 9786237788652. 
  6. ^ Dahuri, Rokhimin; Irianto, Bambang; Arovah, Eva Nur (2004). Budaya Bahari-Sebuah Apresiasi di Cirebon. Jakarta: PNRI. hlm. 103. ISBN 9793747064. 
  7. ^ Prawiradiredja, Mohammed Sugianto (2005). Cirebon: Falsafah, Tradisi, dan Adat Budaya. Jakarta: PNRI. hlm. 39–41. ISBN 9793747161. 
  8. ^ Tim Peneliti-Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manasa) Jawa Barat (2008), Babad Dermayu, Bandung: Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, hlm. 211 
  9. ^ Kasim, Supali (2011). Menapak Jejak Sejarah Indramayu. Yogyakarta: Frame Publishing. hlm. 87. ISBN 9786025557286. 
  10. ^ Ekadjati, Edi S. (2005). Kebudayaan Sunda-Zaman Pajajaran. Jilid II. Bandung: Pustaka Jaya. hlm. 151. ISBN 9794193348. 
  11. ^ a b Collier, William L; Sajogyo (peny.) (1986). Budidaya Padi di Jawa. Jakarta: Gramedia. hlm. 339. 
  12. ^ Lubis; Herlina, Nina; dkk (2003). Sejarah Tatar Sunda. Jilid I. Bandung: Satya Historika. hlm. 61. ISBN 9799635365. 
  13. ^ a b Lombard, Denys (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya. Jilid I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 23. ISBN 9789796054527. 

Pranala luar