Lompat ke isi

PLN Enjiniring: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Sejarah: pembersihan kosmetika dasar
k Penambahan templat
Baris 26: Baris 26:
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 699,452 milyar <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 699,452 milyar <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| num_employees = 740 <small>(2020)</small><ref name="annual"/>
| num_employees = 740 <small>(2020)</small><ref name="annual"/>
| subsid = PT Prima Power Nusantara
| subsid = PT [[Prima Power Nusantara]]
| slogan =
| slogan =
| homepage = {{URL|www.plne.co.id}}
| homepage = {{URL|www.plne.co.id}}
Baris 34: Baris 34:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Perusahaan ini didirikan oleh PLN pada tahun 2002 untuk menyediakan jasa konsultansi ketenagalistrikan. Pada tahun 2003, perusahaan ini ditunjuk sebagai pengawas proyek pembangunan PLTU Tanjung Tambalong di [[Kalimantan Barat]] dan PLTGU Muara Tawar di [[Jawa Barat]]. Pada tahun 2004, perusahaan ini berinvestasi pada PLTMG Prabumulih yang berkapasitas 2×6 MW. Pada tahun 2005, perusahaan ini berinvestasi pada PLTGU Musi yang berkapasitas 3×4,7 MW dan 1×6 MW, serta berinvestasi pada PLTMG Sako yang berkapasitas 2×6 MW. Pada tahun 2006, perusahaan ini berinvestasi pada PLTU Sarolangun yang berkapasitas 2×7 MW. Pada tahun 2008, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang rekayasa dan pengawas pembangunan Interkoneksi ''High Voltage Direct Current'' (HVDC) [[Pulau Sumatra]] dan [[Pulau Jawa]]. Pada tahun 2009, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang rekayasa pembangkit listrik berskala kecil yang akan dibangun di sejumlah daerah di Indonesia. Pada tahun 2013, perusahaan ini membentuk sebuah [[perusahaan patungan]] bernama PT [[Crompton Prima Switchgear Indonesia]] (CPSI) untuk memproduksi [[switchgear]]. Pada tahun 2014, perusahaan ini meneken kontrak pembangunan pabrik [[CNG]] di [[Bangkinai]], [[Kalimantan Tengah]]. Pada tahun 2014 juga, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang dan pengawas pembangunan PLTU Parit Baru yang berkapasitas 2x50 MW dan PLTA Jatigede yang berkapasitas 2x55 MW. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga ditunjuk sebagai pengawas pembangunan PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 yang berkapasitas 2x200 MW, serta PLTU Takalar yang berkapasitas 2x100 MW.
Perusahaan ini didirikan oleh PLN pada tahun 2002 untuk menyediakan jasa konsultansi ketenagalistrikan. Pada tahun 2003, perusahaan ini ditunjuk sebagai pengawas proyek pembangunan PLTU Tanjung Tambalong di [[Kalimantan Barat]] dan PLTGU Muara Tawar di [[Jawa Barat]]. Pada tahun 2004, perusahaan ini berinvestasi pada PLTMG Prabumulih yang berkapasitas 2×6 MW. Pada tahun 2005, perusahaan ini berinvestasi pada PLTGU Musi yang berkapasitas 3×4,7 MW dan 1×6 MW, serta berinvestasi pada PLTMG Sako yang berkapasitas 2×6 MW. Pada tahun 2006, perusahaan ini berinvestasi pada PLTU Sarolangun yang berkapasitas 2×7 MW. Pada tahun 2008, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang rekayasa dan pengawas pembangunan Interkoneksi ''High Voltage Direct Current'' (HVDC) [[Pulau Sumatra]] dan [[Pulau Jawa]].


Pada tahun 2015, CPSI meletakkan batu pertama pembangunan pabrik switchgear tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi pertama di Indonesia, tepatnya di [[Cikande, Serang|Cikande]]. Perusahan ini juga ditunjuk sebagai konsultan pendukung pembangunan ekstensi PLTGU Grati Peaker yang berkapasitas 450 MW. Pada tahun 2016, perusahaan ini mendirikan PT Prima Power Nusantara agar dapat menyediakan jasa [[EPC]] dan peralatan pendukung ketenagalistrikan. Perusahaan ini juga meneken kontrak operasi dan pemeliharaan PLTMG Bangkanai yang berkapasitas 16x9,7MW. Pada bulan Maret 2017, pembangunan pabrik CNG di Bangkanai dapat diselesaikan. Pada tanggal 20 Agustus 2018, CPSI mulai mengoperasikan pabrik switchgear tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi pertama di Indonesia, yang terletak di Cikande. Pada tahun 2019, perusahaan ini ditunjuk untuk melakukan studi pembangunan interkoneksi dari [[Labuan Bajo]] ke [[Pulau Bajo]]. Pada tahun 2019 juga, perusahaan ini meneken [[nota kesepahaman]] dengan [[GIZ]], [[Fichtner]], dan [[Steag]] untuk melakukan studi mengenai [[energi terbarukan]]. Pada tahun 2020, perusahaan ini ditunjuk untuk membangun PLTS Pulau Sebira yang berkapasitas 400 kWp dan jalur pipa gas PK-52 ke PLTGU Tanjung Batu.<ref name="annual" /><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.plne.co.id/page/profil-perusahaan|title=Profil Perusahaan|publisher=PT Prima Layanan Nasional Enjiniring|language=id|access-date=31 Desember 2021}}</ref> Pada tanggal 12 Agustus 2020, perusahaan ini meneken [[nota kesepahaman]] dengan ThorCon International, Pte. Ltd untuk melakukan [[studi kelayakan]], studi jaringan, dan studi tapak sebagai bagian dari persiapan pembangunan purwarupa Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) pertama di Indonesia, tepatnya di [[Bangka Belitung]].<ref name="thor">{{Cite web|url=https://m.bisnis.com/amp/read/20200812/44/1278426/thorcon-gandeng-pln-enjiniring-studi-kelayakan-pengembangan-pembangkit-thorium|title=Thorcon Gandeng PLN Enjiniring Studi Kelayakan Pengembangan Pembangkit Thorium|publisher=Bisnis.com|language=id|date=12 Agustus 2020|access-date=13 Mei 2022}}</ref>
Pada tahun 2009, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang rekayasa pembangkit listrik berskala kecil yang akan dibangun di sejumlah daerah di Indonesia. Pada tahun 2013, perusahaan ini membentuk sebuah [[perusahaan patungan]] bernama PT [[Crompton Prima Switchgear Indonesia]] (CPSI) untuk memproduksi [[switchgear]]. Pada tahun 2014, perusahaan ini meneken kontrak pembangunan pabrik [[CNG]] di [[Bangkinai]], [[Kalimantan Tengah]]. Pada tahun 2014 juga, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang dan pengawas pembangunan PLTU Parit Baru yang berkapasitas 2x50 MW dan PLTA Jatigede yang berkapasitas 2x55 MW. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga ditunjuk sebagai pengawas pembangunan PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 yang berkapasitas 2x200 MW, serta PLTU Takalar yang berkapasitas 2x100 MW.
Pada tahun 2015, CPSI meletakkan batu pertama pembangunan pabrik switchgear tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi pertama di Indonesia, tepatnya di [[Cikande, Serang|Cikande]]. Perusahan ini juga ditunjuk sebagai konsultan pendukung pembangunan ekstensi PLTGU Grati Peaker yang berkapasitas 450 MW. Pada tahun 2016, perusahaan ini mendirikan PT [[Prima Power Nusantara]] agar dapat menyediakan jasa [[EPC]] dan peralatan pendukung ketenagalistrikan. Perusahaan ini juga meneken kontrak operasi dan pemeliharaan PLTMG Bangkanai yang berkapasitas 16x9,7MW. Pada bulan Maret 2017, pembangunan pabrik CNG di Bangkanai dapat diselesaikan. Pada tanggal 20 Agustus 2018, CPSI mulai mengoperasikan pabrik switchgear tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi pertama di Indonesia, yang terletak di Cikande.
Pada tahun 2019, perusahaan ini ditunjuk untuk melakukan studi pembangunan interkoneksi dari [[Labuan Bajo]] ke [[Pulau Bajo]]. Pada tahun 2019 juga, perusahaan ini meneken [[nota kesepahaman]] dengan [[GIZ]], [[Fichtner]], dan [[Steag]] untuk melakukan studi mengenai [[energi terbarukan]]. Pada tahun 2020, perusahaan ini ditunjuk untuk membangun PLTS Pulau Sebira yang berkapasitas 400 kWp dan jalur pipa gas PK-52 ke PLTGU Tanjung Batu.<ref name="annual" /><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.plne.co.id/page/profil-perusahaan|title=Profil Perusahaan|publisher=PT Prima Layanan Nasional Enjiniring|language=id|access-date=31 Desember 2021}}</ref> Pada tanggal 12 Agustus 2020, perusahaan ini meneken [[nota kesepahaman]] dengan ThorCon International, Pte. Ltd untuk melakukan [[studi kelayakan]], studi jaringan, dan studi tapak sebagai bagian dari persiapan pembangunan purwarupa Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) pertama di Indonesia, tepatnya di [[Bangka Belitung]].<ref name="thor">{{Cite web|url=https://m.bisnis.com/amp/read/20200812/44/1278426/thorcon-gandeng-pln-enjiniring-studi-kelayakan-pengembangan-pembangkit-thorium|title=Thorcon Gandeng PLN Enjiniring Studi Kelayakan Pengembangan Pembangkit Thorium|publisher=Bisnis.com|language=id|date=12 Agustus 2020|access-date=13 Mei 2022}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{PLN}}


[[Kategori:Perusahaan Listrik Negara]]
[[Kategori:Perusahaan Listrik Negara]]

Revisi per 1 April 2023 06.07

PT Prima Layanan Nasional Enjiniring
PLN Enjiniring
Perseroan terbatas
IndustriRekayasa dan konsultansi
Didirikan3 Oktober 2002; 22 tahun lalu (2002-10-03)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Didik Sudarmadi[1]
(Direktur Utama)
Ahmad Rofik[2]
(Komisaris Utama)
Jasa
  • Konsultansi rekayasa dan pengawasan proyek ketenagalistrikan
  • EPC
PendapatanRp 625,344 milyar (2020)[3]
Rp 32,261 milyar (2020)[3]
Total asetRp 1,163 triliun (2020)[3]
Total ekuitasRp 699,452 milyar (2020)[3]
PemilikPerusahaan Listrik Negara
Karyawan
740 (2020)[3]
Anak usahaPT Prima Power Nusantara
Situs webwww.plne.co.id

PT Prima Layanan Nasional Enjiniring atau biasa disingkat menjadi PLN Enjiniring, adalah anak usaha PLN yang bergerak di bidang konsultansi rekayasa ketenagalistrikan. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga tahun 2020, perusahaan ini memiliki satu kantor perwakilan, yakni di Barito Utara.[3][4]

Sejarah

Perusahaan ini didirikan oleh PLN pada tahun 2002 untuk menyediakan jasa konsultansi ketenagalistrikan. Pada tahun 2003, perusahaan ini ditunjuk sebagai pengawas proyek pembangunan PLTU Tanjung Tambalong di Kalimantan Barat dan PLTGU Muara Tawar di Jawa Barat. Pada tahun 2004, perusahaan ini berinvestasi pada PLTMG Prabumulih yang berkapasitas 2×6 MW. Pada tahun 2005, perusahaan ini berinvestasi pada PLTGU Musi yang berkapasitas 3×4,7 MW dan 1×6 MW, serta berinvestasi pada PLTMG Sako yang berkapasitas 2×6 MW. Pada tahun 2006, perusahaan ini berinvestasi pada PLTU Sarolangun yang berkapasitas 2×7 MW. Pada tahun 2008, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang rekayasa dan pengawas pembangunan Interkoneksi High Voltage Direct Current (HVDC) Pulau Sumatra dan Pulau Jawa.

Pada tahun 2009, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang rekayasa pembangkit listrik berskala kecil yang akan dibangun di sejumlah daerah di Indonesia. Pada tahun 2013, perusahaan ini membentuk sebuah perusahaan patungan bernama PT Crompton Prima Switchgear Indonesia (CPSI) untuk memproduksi switchgear. Pada tahun 2014, perusahaan ini meneken kontrak pembangunan pabrik CNG di Bangkinai, Kalimantan Tengah. Pada tahun 2014 juga, perusahaan ini ditunjuk sebagai perancang dan pengawas pembangunan PLTU Parit Baru yang berkapasitas 2x50 MW dan PLTA Jatigede yang berkapasitas 2x55 MW. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga ditunjuk sebagai pengawas pembangunan PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 yang berkapasitas 2x200 MW, serta PLTU Takalar yang berkapasitas 2x100 MW.

Pada tahun 2015, CPSI meletakkan batu pertama pembangunan pabrik switchgear tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi pertama di Indonesia, tepatnya di Cikande. Perusahan ini juga ditunjuk sebagai konsultan pendukung pembangunan ekstensi PLTGU Grati Peaker yang berkapasitas 450 MW. Pada tahun 2016, perusahaan ini mendirikan PT Prima Power Nusantara agar dapat menyediakan jasa EPC dan peralatan pendukung ketenagalistrikan. Perusahaan ini juga meneken kontrak operasi dan pemeliharaan PLTMG Bangkanai yang berkapasitas 16x9,7MW. Pada bulan Maret 2017, pembangunan pabrik CNG di Bangkanai dapat diselesaikan. Pada tanggal 20 Agustus 2018, CPSI mulai mengoperasikan pabrik switchgear tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi pertama di Indonesia, yang terletak di Cikande.

Pada tahun 2019, perusahaan ini ditunjuk untuk melakukan studi pembangunan interkoneksi dari Labuan Bajo ke Pulau Bajo. Pada tahun 2019 juga, perusahaan ini meneken nota kesepahaman dengan GIZ, Fichtner, dan Steag untuk melakukan studi mengenai energi terbarukan. Pada tahun 2020, perusahaan ini ditunjuk untuk membangun PLTS Pulau Sebira yang berkapasitas 400 kWp dan jalur pipa gas PK-52 ke PLTGU Tanjung Batu.[3][4] Pada tanggal 12 Agustus 2020, perusahaan ini meneken nota kesepahaman dengan ThorCon International, Pte. Ltd untuk melakukan studi kelayakan, studi jaringan, dan studi tapak sebagai bagian dari persiapan pembangunan purwarupa Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) pertama di Indonesia, tepatnya di Bangka Belitung.[5]

Referensi

  1. ^ "Dewan Direksi". PT Prima Layanan Nasional Enjiniring. Diakses tanggal 31 Desember 2021. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT Prima Layanan Nasional Enjiniring. Diakses tanggal 31 Desember 2021. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Prima Layanan Nasional Enjiniring. Diakses tanggal 31 Desember 2021. 
  4. ^ a b "Profil Perusahaan". PT Prima Layanan Nasional Enjiniring. Diakses tanggal 31 Desember 2021. 
  5. ^ "Thorcon Gandeng PLN Enjiniring Studi Kelayakan Pengembangan Pembangkit Thorium". Bisnis.com. 12 Agustus 2020. Diakses tanggal 13 Mei 2022.