Lompat ke isi

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 125.162.1.146 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Ezagren
Baris 12: Baris 12:
{{landaspacu|sudut=07R/25L|panjang_f=12,007|panjang_m=3,660|permukaan=Beton}}
{{landaspacu|sudut=07R/25L|panjang_f=12,007|panjang_m=3,660|permukaan=Beton}}
{{landaspacu|sudut=07L/25R|panjang_f=11,811|panjang_m=3,600|permukaan=Beton}}
{{landaspacu|sudut=07L/25R|panjang_f=11,811|panjang_m=3,600|permukaan=Beton}}
{{landaspacu|sudut=07C/25OL|panjang_f=13,123|panjang_m=4,000|permukaan=Beton}}
{{Kotakinfo bandara tutup}}
{{Kotakinfo bandara tutup}}


'''Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta''' {{airport codes|CGK|WIII}} (disingkat '''Bandara Soetta''') merupakan sebuah [[bandar udara]] utama yang melayani kota [[Jakarta]] di pulau [[Jawa]], [[Indonesia]]. Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, [[Soekarno]], dan wakil presiden pertama, [[Muhammad Hatta]]. Bandar udara ini sering disebut '''Cengkareng''', dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK. Kepanjangan dari CGK
'''Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta''' {{airport codes|CGK|WIII}} (disingkat '''Bandara Soetta''') merupakan sebuah [[bandar udara]] utama yang melayani kota [[Jakarta]] di pulau [[Jawa]], [[Indonesia]]. Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, [[Soekarno]], dan wakil presiden pertama, [[Muhammad Hatta]]. Bandar udara ini sering disebut '''Cengkareng''', dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK. Kepanjangan dari CGK
adalah Cengkareng
adalah [[Cengkareng]]


Letaknya sekitar 20 km barat [[Jakarta]] di [[Kota Tangerang]], [[Banten]]. Operasinya dimulai pada tanggal [[1 Januari]] [[1984]], menggantikan [[Bandar Udara Kemayoran]] (penerbangan domestik) di [[Jakarta Pusat]], dan Halim Perdanakusuma di [[Jakarta Timur]]. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tanggal [[1 Januari]] [[1984]].
Letaknya sekitar 20 km barat [[Jakarta]] di [[Kota Tangerang]], [[Banten]]. Operasinya dimulai pada tanggal [[1 Januari]] [[1984]], menggantikan [[Bandar Udara Kemayoran]] (penerbangan domestik) di [[Jakarta Pusat]], dan Halim Perdanakusuma di [[Jakarta Timur]]. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tanggal [[1 Januari]] [[1984]].
Baris 26: Baris 25:
Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional maskapai luar. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional Garuda dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.
Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional maskapai luar. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional Garuda dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.


Terminal 3 telah dibuka untuk umum pada tanggal [[1 Januari]] [[1984]]. Terminal ini bernuansa eco-airport (bandara ramah lingkungan). Terminal 3 akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah dan direncanakan dapat didarati pesawat model [[Airbus A380]].
Terminal 3 telah dibuka untuk umum pada tanggal [[1 Januari]] [[2005]]. Terminal ini bernuansa eco-airport (bandara ramah lingkungan). Terminal 3 akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah dan direncanakan dapat didarati pesawat model [[Airbus A380]].


Bandar udara ini dirancang oleh arsitek [[Amerika Serikat]] seperti [[John F. Kennedy]] yang juga merancang [[Bandar Udara Internasional John F. Kennedy|Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy]] di [[New York City]]. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu. Bagaimanapun, karena perawatannya yang kurang, lokasinya tidak strategis dan pendapatan kurang, bandar udara ini lebih rendah daripada bandara internasional lainnya di daerah itu.
Bandar udara ini dirancang oleh arsitek [[Amerika Serikat]] seperti [[John F. Kennedy|John Fitzgerald Kennedy]] yang juga merancang [[Bandar Udara Internasional John F. Kennedy|Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy]] di [[New York City]]. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu. Bagaimanapun, karena perawatannya yang kurang, lokasinya tidak strategis dan pendapatan kurang, bandar udara ini lebih rendah daripada bandara internasional lainnya di daerah itu.


Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 150 loket check-in, 30 pengklaiman bagasi dan 42 gerbang. Setiap sub-terminal memiliki 25 loket check-in, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang.
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 150 loket check-in, 30 pengklaiman bagasi dan 42 gerbang. Setiap sub-terminal memiliki 25 loket check-in, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang.
Baris 34: Baris 33:
Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal [[haji]] dan 4 [[landasan pacu]].
Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal [[haji]] dan 4 [[landasan pacu]].


Awalnya, Angkasa Pura II menargetkan [[1 Januari]] [[1984]] sebagai hari terhubungnya bandara ini dengan [[Stasiun Manggarai]] (stasiun pusat Jakarta masa depan) oleh kereta api. Namun, rencana ini masih tertunda.{{fact}}
Awalnya, Angkasa Pura II menargetkan [[1 Januari]] [[2005]] sebagai hari terhubungnya bandara ini dengan [[Stasiun Manggarai]] (stasiun pusat Jakarta masa depan) oleh kereta api. Namun, rencana ini masih tertunda.{{fact}}


Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp 100.000 ($9 USD/8 Euro) untuk setiap penumpang internasional dan Rp 40.000 untuk setiap penumpang domestik.
Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp 100.000 ($9 USD/8 Euro) untuk setiap penumpang internasional dan Rp 40.000 untuk setiap penumpang domestik.
Baris 43: Baris 42:
Pada awal [[1970-an]], dengan bantuan [[USAID]], delapan lokasi berpotensi dianalisa untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Sementara itu, [[Pemerintah Indonesia|pemerintah]] memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.
Pada awal [[1970-an]], dengan bantuan [[USAID]], delapan lokasi berpotensi dianalisa untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Sementara itu, [[Pemerintah Indonesia|pemerintah]] memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.


Antara [[1974]]-[[1975]], sebuah konsorsium konsultan [[Kanada]] mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangkan tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada [[20 Februari]] [[1974]] dengan total biaya 1 juta [[Dollar Kanada]]. Proyek satu tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir [[1 Januari]] [[1975]], pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik dan 1 terminal [[Haji]]. Terminal domestik bertingkat tiga dibangun antara [[1975]]-[[1981]] dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari [[1982]]-[[1984]] dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru diberi nama '''Jakarta International Airport''' dari [[Cengkareng, Jakarta Barat|Cengkareng]] (kode: JIA-C), dimulai.
Antara [[1974]]-[[1975]], sebuah konsorsium konsultan [[Kanada]] mencakup '''Aviation Planning Services Ltd''', '''ACRESS International Ltd''', dan '''Searle Wilbee Rowland''' ('''SWR'''), memenangkan tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada [[20 Februari]] [[1974]] dengan total biaya 1 juta [[Dollar Kanada]]. Proyek satu tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir [[1 Maret]] [[1975]], pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik dan 1 terminal [[Haji]]. Terminal domestik bertingkat tiga dibangun antara [[1975]]-[[1981]] dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari [[1982]]-[[1984]] dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.


[[1975]] – [[1977]]: Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan waktu. [[Bandar Udara Internasional John F. Kennedy|Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy]] ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.
[[1975]] – [[1977]]: Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan waktu. [[Bandar Udara Internasional Schiphol]] dari kota [[Amsterdam]] ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.


Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal [[Bandar Udara Internasional John F. Kennedy|Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy]] digunakan karena simpel dan efektif.
Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal [[Bandar Udara Internasional John F. Kennedy|Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy]], [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur]] dan [[Bandar Udara Internasional Pearson Toronto]] digunakan karena simpel dan efektif.


[[12 November]] [[1976]]: Undangan Tender kepada konsultan Perancis dengan pemenangnya Aeroport de Paris.
[[12 November]] [[1976]]: Undangan Tender kepada konsultan [[Amerika Serikat]] dengan pemenangnya [[Bandar Udara Internasional John F. Kennedy|Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy]].


[[18 Mei]] [[1977]]: Kontrak akgir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan Aeroport de Paris dengan biaya 22,323,203 franc dan Rp 177.156.000 yang ekuivalen dengan 2,100,000 Franc. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18 bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.
[[18 Mei]] [[1977]]: Kontrak akgir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan [[Bandar Udara Internasional John F. Kennedy|Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy]]. dengan biaya US$400 dan Rp 177.156.000 yang ekuivalen dengan US$500. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18 bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.


Hasilnya adalah:
Hasilnya adalah:
Baris 62: Baris 61:
[[1 Januari]] [[1978]]: Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.
[[1 Januari]] [[1978]]: Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.


[[1 Januari]] [[1979]]: Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp 384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp 140.450.513.000 dari APBN, 1,223,457 Franc disumbang oleh Perancis dan US$15,898,251 dari pemerintah.
[[1 Januari]] [[1979]]: Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp 384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp 140.450.513.000 dari APBN, US$700 disumbang oleh Perancis dan US$15,898,251 dari pemerintah.


[[1 Desember]] [[1983]]: Bandar udara ini secara fisik selesai.
[[1 Desember]] [[1983]]: Bandar udara ini secara fisik selesai.
Baris 70: Baris 69:
== Statistik Lalu Lintas Penumpang ==
== Statistik Lalu Lintas Penumpang ==
{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
! Tahun Mulai !! Tahun Akhir !! Penumpang !! Kargo{{br}}(ton) !! Pergerakan{{br}}Pesawat
! Tahun !! Penumpang !! Kargo{{br}}(ton) !! Pergerakan{{br}}Pesawat
|-
|-
| 1984 || sekarang || 30,863,806 || 384,050 || 250,303
| 2001 || 11,818,047 || 281,765 || 123,540
|-
| 2002 || 14,830,994 || 306,252 || 144,765
|-
| 2003 || 19,702,902 || 310,131 || 186,695
|-
| 2004 || 26,083,267 || 322,582 || 233,501
|-
| 2005 || 27,947,482 || 336,113 || 241,846
|-
| 2006 || 30,863,806 || 384,050 || 250,303
|}
|}


Baris 87: Baris 96:
|[[AirAsia]]
|[[AirAsia]]
|Kuala Lumpur
|Kuala Lumpur
|2D
|-
|[[Air Canada]]
|Calgary, Edmonton, Montréal-Mirabel, Montréal-Pierre Elliott Trudeau, Ottawa-Macdonald-Cartier, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|2D
|2D
|-
|-
|[[Air China]]
|[[Air China]]
|Beijing, Shanghai-Hongqiao, Shanghai-Pudong, Tianjin
|Beijing-Capital, Xiamen
|2D
|2D
|-
|-
|[[Air Macau]]
|Macau, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|2D
|-
|[[American Airlines]]
|Las Vegas-Mc Carran, Los Angeles, Miami, New York City-Jhon F. Kennendy, New York City-La Guardia, San Francisco, Washington D.C-Dulles, Washington D.C-Ronald Reagan
|2F
|-
|[[Qantas|Ansett Australia Airlines]]
|Melborune, Perth, Sydney, Singapore
|2D
|-
|[[Batavia Air]] (Domestik)
|[[Batavia Air]] (Domestik)
|Ambon, Balikpapan, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Berau, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Langsa, Luwuk, Manado, Manokwari, Makassar, Malang, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta
|Ambon, Balikpapan, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Berau, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Langsa, Luwuk, Manado, Manokwari, Makassar, Malang, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta
Baris 116: Baris 109:
|Guangzhou
|Guangzhou
|2E
|2E
|-
|[[Cathay Pacific]]
|Hong Kong
|2D
|-
|-
|[[Cebu Pacific]]
|[[Cebu Pacific]]
Baris 126: Baris 115:
|-
|-
|[[China Airlines]]
|[[China Airlines]]
|Hong Kong, Taipei-Songshan, Taipei-Taoyuan
|Hong Kong,Taipei-Taoyuan
|2D
|2D
|-
|[[China Eastern Airlines]]
|Beijing, Shanghai-Hongqiao, Shanghai-Pudong, Tianjin
|2D
|-
|[[China Southern Airlines]]
|[[China Southern Airlines]]
|Guangzhou
|Beijing, Shanghai-Hongqiao, Shanghai-Pudong, Tianjin
|2D
|2D
|-
|-
Baris 141: Baris 125:
|1B
|1B
|-
|-
|[[Emirates|Emirates (airline)]]
|[[Czech Airlines]]
|Dubai
|Prague (all airlines)
|2E
|-
|[[Emirates Airline]]
|Abu Dhabi, Dubai
|2D
|2D
|-
|-
|[[Etihad Airways]]
|[[Etihad Airways]]
|Abu Dhabi, Dubai
|Abu Dhabi
|2D
|2D
|-
|-
|[[EVA Air]]
|[[EVA Air]]
|Taipei-Songshan, Taipei-Taoyuan, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|Taipei-Taoyuan
|2D
|2D
|-
|-
|[[American Airlines|FlyUS]]
|New York City-Jhon F. Kennendy, New York City-La Guardia
|2F
|-
|[[Garuda Indonesia]] (Domestik)
|[[Garuda Indonesia]] (Domestik)
|Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Biak, Denpasar/Bali, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Timika, Yogyakarta
|Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Biak, Denpasar/Bali, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu (dimulai 1 Juli 2010), Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Timika, Yogyakarta
|2F
|2F
|-
|-
|[[Garuda Indonesia]] (Internasional)
|[[Garuda Indonesia]] (Internasional)
|Amsterdam, Beijing, Dubai, Hong Kong, Jeddah, Kuala Lumpur, Madinah, Mekkah, Melbourne, Perth, Riyadh, Seoul-Incheon, Shanghai-Hongqiao, Shanghai-Pudong, Singapore, Sydney, Taipei-Songshan, Taipei-Taoyuan, Tokyo-Narita, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|Amsterdam, Beijing, Dammam, Dubai, Guangzhou, Ho Chi Minh City, Hong Kong, Jeddah, Kuala Lumpur, Melbourne, Perth, Riyadh, Seoul-Incheon, Shanghai-Hongqiao, Shanghai-Pudong, Singapore, Sydney, Taipei-Taoyuan, Tokyo-Narita
|2E
|2E
|-
|-
|[[Cathay Pacific|Hong Kong Airlines]]
|[[Cathay Pacific|Cathay Pacific Airways]]
|Hong Kong
|Hong Kong, Taipei-Songshan, Taipei-Taoyuan, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|2D
|2D
|-
|-
Baris 178: Baris 154:
|-
|-
|[[Indonesia AirAsia]] (Internasional)
|[[Indonesia AirAsia]] (Internasional)
|Johor Bahru, Kota Kinabalu, Kuala Lumpur, Penang, Southampton
|Bandar Seri Begawan, Johor Bahru, Kota Kinabalu, Kuala Lumpur, Penang, Singapore, Bangkok-Suvarnabhumi, Ho Chi Minh City
|2D
|2D
|-
|-
|[[Japan Airlines]]
|[[Japan Airlines]]
|Tokyo-Haneda, Tokyo-Narita
|Tokyo-Narita
|2D
|-
|[[Singapore Airlines]]
|Singapore
|2D
|2D
|-
|-
Baris 189: Baris 169:
|1B
|1B
|-
|-
|[[KLM Royal Dutch Airlines]]
|[[KLM]]
|Amsterdam, Den Haag, Kuala Lumpur, Rotterdam
|Amsterdam, Kuala Lumpur
|2E
|2E
|-
|-
|[[Korean Air]]
|[[Korean Air]]
|Seoul-Gimpo, Seoul-Incheon
|Seoul-Incheon
|2E
|2E
|-
|-
Baris 206: Baris 186:
|-
|-
|[[Lion Air]] (Internasional)
|[[Lion Air]] (Internasional)
|Kuala Lumpur, Singapore, Jeddah (Menunggu Persetujuan Pihak Arab Saudi)
|Ho Chi Minh City, Kuala Lumpur, Singapore, Jeddah (Menunggu Persetujuan Pihak Arab Saudi)
|2E
|2E
|-
|-
|[[Lufthansa|Lufthansa German Airlines]] (Domestik)
|[[Lufthansa]]
|Frankfurt, Singapore
|Boyolangu, Kediri, Labo, Malang, Surabaya, Tulungagung
|2D
|-
|[[Lufthansa|Lufthansa German Airlines]] (Internasional)
|Berlin-Schönefeld, Berlin-Tegel, Dortmund, Frankfurt, Hamburg, Hannover, Mainz, Munich, Stuggart
|2D
|2D
|-
|-
|[[Malaysia Airlines]]
|[[Malaysia Airlines]]
|Kuala Lumpur
|Johor Baru, Kuala Lumpur, Melbourne, Shah Alam, Subang, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|2D
|2D
|-
|-
Baris 229: Baris 205:
|2F
|2F
|-
|-
|[[Bandar Udara Internasional Ninoy Aquino|Philippines Airlines]]
|[[Philippine Airlines]]
|Manila, Singapore
|Manila, Singapore
|2D
|2D
Baris 242: Baris 218:
|-
|-
|[[Royal Brunei Airlines]]
|[[Royal Brunei Airlines]]
|Bandar Seri Begawan, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|Bandar Seri Begawan
|2E
|2E
|-
|-
|[[Saudi Arabian Airlines]]
|[[Saudi Arabian Airlines]]
|Jeddah, Madinah, Mekkah, Riyadh
|Jeddah, Dammam, Riyadh
|2E
|2E
|-
|[[Shanghai Airlines]]
|Shanghai-Hongqiao, Shanghai-Pudong
|2F
|-
|-
|[[Shenzhen Airlines]]
|[[Shenzhen Airlines]]
|Nanning
|Shenzhen
|2D
|-
|[[Singapore Airlines]]
|Barcelona, Berlin, Hong Kong, Kuala Lumpur, Las Vegas, Milan, San Francisco, Singapore, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver, Zurich
|2D
|2D
|-
|-
Baris 267: Baris 235:
|[[Sriwijaya Air]] (Internasional)
|[[Sriwijaya Air]] (Internasional)
|Singapore
|Singapore
|2D
|-
|[[EVA Air|Taiwan Airlines]]
|Taipei-Songshan, Taipei-Taoyuan, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|2D
|2D
|-
|-
Baris 277: Baris 241:
|2D
|2D
|-
|-
|[[Turkish Airlines|Turkey Airlines]]
|[[Turkish Airlines]]
|Istanbul-Ataturk
|Istanbul,Singapore
|2D
|2D
|-
|-
|[[Valuair]]
|[[American Airlines|United American Airlines]]
|Singapore
|Las Vegas-Mc Carran, Los Angeles, Miami, New York City-Jhon F. Kennendy, New York City-La Guardia, San Francisco, Washington D.C-Dulles, Washington D.C-Ronald Reagan
|2F
|2D
|-
|-
|[[American Airlines|United States of America Airlines]]
|Las Vegas-Mc Carran, Los Angeles, Miami, New York City-Jhon F. Kennendy, New York City-La Guardia, San Francisco, Washington D.C-Dulles, Washington D.C-Ronald Reagan
|2F
|-
|[[Viva Macau]]
|[[Viva Macau]]
|Macau
|Macau, Toronto-Lester B. Pearson, Vancouver
|2D
|2D
|-
|-
Baris 298: Baris 258:
|-
|-
|[[Yemenia]]
|[[Yemenia]]
|Dubai, Kuala Lumpur, Sana’a
|Dubai, Sana’a
|2D
|2D
|}
|}


=== Maskapai Penerbangan Yang Berhenti Beroperasi Menuju Jakarta ===
=== Berhenti beroperasi ===
* [[Adam Air]] (Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Kupang, Makassar, Singapore, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palembang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Penang, Pontianak, Semarang, Singapore, Solo, Surabaya, Yogyakarta) / Izin penerbangan di cabut
* [[Adam Air]] (Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Kupang, Makassar, Singapore, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palembang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Penang, Pontianak, Semarang, Singapore, Solo, Surabaya, Yogyakarta) karena izin penerbangan di cabut.
* [[Bouraq Indonesia Airlines]] (Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Davao, Denpasar/Bali, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Palembang, Pangkal Pinang, Semarang, Solo, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta) / Izin penerbangan dicabut
* [[Bouraq Indonesia Airlines]] (Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Davao, Denpasar/Bali, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Palembang, Pangkal Pinang, Semarang, Solo, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta) karena izin penerbangan dicabut.
* [[Indonesian Airlines]] (Balikpapan, Batam, Denpasar/Bali, Dubai, Palembang, Surabaya, Yogyakarta) / Izin penerbangan dicabut
* [[Indonesian Airlines]] (Balikpapan, Batam, Denpasar/Bali, Dubai, Palembang, Surabaya, Yogyakarta) karena izin penerbangan dicabut.
* [[Jatayu Airlines]] (Balikpapan, Batam, Guangzhou, Ipoh, Medan, Pekanbaru, Penang, Singapore, Surabaya, Yogyakarta) / Izin penerbangan dicabut
* [[Jatayu Airlines]] (Balikpapan, Batam, Guangzhou, Ipoh, Medan, Pekanbaru, Penang, Singapore, Surabaya, Yogyakarta) karena izin penerbangan dicabut.
* [[Star Air]] (Balikpapan, Denpasar/Bali, Kuala Lumpur, Kupang, Manado, Medan, Pekanbaru, Surabaya) / Izin penerbangan dicabut
* [[Star Air]] (Balikpapan, Denpasar/Bali, Kuala Lumpur, Kupang, Manado, Medan, Pekanbaru, Surabaya) karena izin penerbangan dicabut


== Lounge ==
== Lounge ==

Revisi per 26 November 2010 02.40

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Informasi
JenisPublik
PengelolaAngkasa Pura II
LokasiCengkareng
Zona waktuUTC+7
Koordinat{{{coordinates}}}
Landas pacu
Arah Panjang Permukaan
ft m
Landas pacu
Arah Panjang Permukaan
ft m

|}

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGKICAO: WIII) (disingkat Bandara Soetta) merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani kota Jakarta di pulau Jawa, Indonesia. Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, Soekarno, dan wakil presiden pertama, Muhammad Hatta. Bandar udara ini sering disebut Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK. Kepanjangan dari CGK adalah Cengkareng

Letaknya sekitar 20 km barat Jakarta di Kota Tangerang, Banten. Operasinya dimulai pada tanggal 1 Januari 1984, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tanggal 1 Januari 1984.

Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki dua landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400 m. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines, dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda dan Merpati.

Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B dan 1C digunakan (kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Terminal 1A melayani penerbangan oleh Lion Air dan Wings Air. Terminal 1B melayani penerbangan oleh Batavia Air, Kartika Airlines, dan Sriwijaya Air. Sedangkan terminal 1C melayani penerbangan oleh Airfast Indonesia, Indonesia AirAsia, dan Mandala Airlines.

Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional maskapai luar. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional Garuda dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.

Terminal 3 telah dibuka untuk umum pada tanggal 1 Januari 2005. Terminal ini bernuansa eco-airport (bandara ramah lingkungan). Terminal 3 akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah dan direncanakan dapat didarati pesawat model Airbus A380.

Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Amerika Serikat seperti John Fitzgerald Kennedy yang juga merancang Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy di New York City. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu. Bagaimanapun, karena perawatannya yang kurang, lokasinya tidak strategis dan pendapatan kurang, bandar udara ini lebih rendah daripada bandara internasional lainnya di daerah itu.

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 150 loket check-in, 30 pengklaiman bagasi dan 42 gerbang. Setiap sub-terminal memiliki 25 loket check-in, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang.

Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji dan 4 landasan pacu.

Awalnya, Angkasa Pura II menargetkan 1 Januari 2005 sebagai hari terhubungnya bandara ini dengan Stasiun Manggarai (stasiun pusat Jakarta masa depan) oleh kereta api. Namun, rencana ini masih tertunda.[butuh rujukan]

Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp 100.000 ($9 USD/8 Euro) untuk setiap penumpang internasional dan Rp 40.000 untuk setiap penumpang domestik.

Sejarah

Antara 19281974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional.

Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi berpotensi dianalisa untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Sementara itu, pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.

Antara 1974-1975, sebuah konsorsium konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd, ACRESS International Ltd, dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangkan tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dollar Kanada. Proyek satu tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir 1 Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat tiga dibangun antara 1975-1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari 1982-1984 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.

19751977: Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan waktu. Bandar Udara Internasional Schiphol dari kota Amsterdam ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.

Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy, Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur dan Bandar Udara Internasional Pearson Toronto digunakan karena simpel dan efektif.

12 November 1976: Undangan Tender kepada konsultan Amerika Serikat dengan pemenangnya Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy.

18 Mei 1977: Kontrak akgir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan Bandar Udara Internasional John Fitzgerald Kennedy. dengan biaya US$400 dan Rp 177.156.000 yang ekuivalen dengan US$500. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18 bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.

Hasilnya adalah:

  • 2 landasan pacu termasuk taxiway
  • Jalan aspal: 1 di timur, yang lainnya di barat untuk layanan bandara. Jalan barat ditutup untuk publik.
  • 3 terminal yang dapat menangani sekitar 30 juta penumpang per tahun
  • 1 terminal untuk penerbangan internasional dan 2 untuk domestik
  • Kebun di dalam bandara dipilih sebagai gambaran.

1 Januari 1978: Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.

1 Januari 1979: Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp 384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp 140.450.513.000 dari APBN, US$700 disumbang oleh Perancis dan US$15,898,251 dari pemerintah.

1 Desember 1983: Bandar udara ini secara fisik selesai.

1 Januari 1984: Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 1 Januari 1984. Pada 1 Januari 1984, Kepres No. 64 Tahun 1984 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan.

Statistik Lalu Lintas Penumpang

Tahun Penumpang Kargo
(ton)
Pergerakan
Pesawat
2001 11,818,047 281,765 123,540
2002 14,830,994 306,252 144,765
2003 19,702,902 310,131 186,695
2004 26,083,267 322,582 233,501
2005 27,947,482 336,113 241,846
2006 30,863,806 384,050 250,303

Sumber : Airports Council International

Maskapai Penerbangan

Terminal Penumpang

Maskapai penerbangan yang beroperasi di terminal penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Penerbangan Tujuan Terminal
AirAsia Kuala Lumpur 2D
Air China Beijing-Capital, Xiamen 2D
Batavia Air (Domestik) Ambon, Balikpapan, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Berau, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Langsa, Luwuk, Manado, Manokwari, Makassar, Malang, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta 1B
Batavia Air (Internasional) Guangzhou 2E
Cebu Pacific Manila 2D
China Airlines Hong Kong,Taipei-Taoyuan 2D China Southern Airlines Guangzhou 2D
Citilink Surabaya 1B
Emirates (airline) Dubai 2D
Etihad Airways Abu Dhabi 2D
EVA Air Taipei-Taoyuan 2D
Garuda Indonesia (Domestik) Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Biak, Denpasar/Bali, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu (dimulai 1 Juli 2010), Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Timika, Yogyakarta 2F
Garuda Indonesia (Internasional) Amsterdam, Beijing, Dammam, Dubai, Guangzhou, Ho Chi Minh City, Hong Kong, Jeddah, Kuala Lumpur, Melbourne, Perth, Riyadh, Seoul-Incheon, Shanghai-Hongqiao, Shanghai-Pudong, Singapore, Sydney, Taipei-Taoyuan, Tokyo-Narita 2E
Cathay Pacific Airways Hong Kong 2D
Indonesia AirAsia (Domestik) Medan, Denpasar/Bali, Surabaya, Yogyakarta 3
Indonesia AirAsia (Internasional) Bandar Seri Begawan, Johor Bahru, Kota Kinabalu, Kuala Lumpur, Penang, Singapore, Bangkok-Suvarnabhumi, Ho Chi Minh City 2D
Japan Airlines Tokyo-Narita 2D
Singapore Airlines Singapore 2D
Kartika Airlines Batam, Bengkulu, Medan, Padang, Palembang, Manado, Ternate, Makassar 1B
KLM Amsterdam, Kuala Lumpur 2E
Korean Air Seoul-Incheon 2E
Kuwait Airways Kuwait, Kuala Lumpur 2D
Lion Air (Domestik) Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Banjarmasin, Batam, Bau Bau, Bengkulu, Bima, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Kaimana, Kendari, Kupang, Makassar, Manado, Mataram, Medan, Nabire, Padang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Sorong, Sumbawa, Surabaya, Tahuna, Tual, Yogyakarta 1A
Lion Air (Internasional) Ho Chi Minh City, Kuala Lumpur, Singapore, Jeddah (Menunggu Persetujuan Pihak Arab Saudi) 2E
Lufthansa Frankfurt, Singapore 2D
Malaysia Airlines Kuala Lumpur 2D
Mandala Airlines Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Kupang, Medan, Padang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Tarakan, Yogyakarta 3
Merpati Nusantara Airlines (Domestik) Bandar Lampung, Biak, Denpasar, Jayapura, Makassar, Merauke, Sorong, Surabaya, Timika 2F
Philippine Airlines Manila, Singapore 2D
Qatar Airways Doha, Singapore 2D
Qantas Airways Melborune, Perth, Sydney, Singapore 2D
Royal Brunei Airlines Bandar Seri Begawan 2E
Saudi Arabian Airlines Jeddah, Dammam, Riyadh 2E
Shenzhen Airlines Nanning 2D
Sriwijaya Air (Domestik) Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan 1B
Sriwijaya Air (Internasional) Singapore 2D
Tiger Airways Singapore 2D
Turkish Airlines Istanbul-Ataturk 2D
Valuair Singapore 2D
Viva Macau Macau 2D
Wings Air Bali, Fak Fak, Luwuk, Manado, Mataram, Medan, Palembang, Pekanbaru, Sorong, Surabaya, Ternate, Solo, Yogyakarta 1A
Yemenia Dubai, Sana’a 2D

Berhenti beroperasi

  • Adam Air (Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Kupang, Makassar, Singapore, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palembang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Penang, Pontianak, Semarang, Singapore, Solo, Surabaya, Yogyakarta) karena izin penerbangan di cabut.
  • Bouraq Indonesia Airlines (Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Davao, Denpasar/Bali, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Palembang, Pangkal Pinang, Semarang, Solo, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta) karena izin penerbangan dicabut.
  • Indonesian Airlines (Balikpapan, Batam, Denpasar/Bali, Dubai, Palembang, Surabaya, Yogyakarta) karena izin penerbangan dicabut.
  • Jatayu Airlines (Balikpapan, Batam, Guangzhou, Ipoh, Medan, Pekanbaru, Penang, Singapore, Surabaya, Yogyakarta) karena izin penerbangan dicabut.
  • Star Air (Balikpapan, Denpasar/Bali, Kuala Lumpur, Kupang, Manado, Medan, Pekanbaru, Surabaya) karena izin penerbangan dicabut

Lounge

Terdapat 4 lounge kelas utama dan bisnis di Lounge Transit di area keberangkatan. Jasa Angkasa Semesta (JAS) Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Qantas, Lufthansa, Gulf Air, EVA Air, Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines dan Cathay Pacific.

Pura Indah Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Singapore Airlines (hanya kelas utama), KLM, Malaysia Airlines, Cathay Pacific dan China Airlines.

Lounge kelas utama eksekutif Aerowisata Catering Services (ACS), tersedia hanya untuk penumpang internasional Garuda Indonesia. Lounge ini juga menerima pemegang kartu GECC.

Lounge Garuda Indonesia tersedia untuk penumpang domestik kelas utama dan bisnis dan pemegang kartu GECC.

Transportasi Darat

Bus

Berkas:Damri armadabaru.jpg
Armada Bus DAMRI yang baru
Berkas:Damri ruangtunggu.jpg
Suasana ruang tunggu bus DAMRI

Bus DAMRI tersedia menuju ke pusat kota, termasuk ke stasiun kereta Gambir dan stasiun lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Rute rute yang dilayani oleh Bus dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :

  • Damri : Tujuan Bekasi, Blok M, Bogor, Cikarang, Gambir, Kampung Rambutan, Lebak Bulus, Mangga Dua, Pasar Minggu, Rawamangun, Serang dan Tanjung Priok.

Kereta api

Direncanakan mulai tahun 2009, tersedia hubungan rel langsung ke Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

Taksi

Tersedia banyak taksi, mulai dari Blue Bird Grup (Blue Bird, Pusaka Biru, Pusaka Sentra, Pusaka Nuri, Morante, Silver Bird (VIP), dll), Express Grup (Express, Express VIP), Transcab, Yellow Cab, Celebrity Grup, Mersindo, Golden Taxi, Putera, dll.

Dikenakan biaya surcharge berkisar antara Rp. 7,500 - 11,000 untuk setiap taksi yang keluar dari bandara. Perlu diperhatikan bahwa banyak taksi yang beroperasi tidak menggunakan argo melainkan tawar menawar langsung dengan pengemudinya, pastikan bahwa argo menyala sebelum taksi mulai berjalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Sewa Mobil

Banyak pilihan persewaan mobil termasuk TRAC, Hertz, Avis, dan lain-lain.

Taksi Gelap

Taksi gelap yang dioperasikan perorangan juga banyak ditemui ketika keluar dari terminal kedatangan baik domestik maupun internasional. Taksi gelap ini menawarkan harga yang konon lebih murah dibanding dengan taksi resmi, tetapi tentunya belum tentu lebih murah dan tidaklah dianjurkan karena keselamatan tidak terjamin. Tetapi kebanyakan terdapat taksi gelap yang menawarkan tarif belasan bahkan puluhan kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan taksi resmi.

Ojek

Mungkin inlah satu-satunya Bandara Internasional yang terdapat fasilitas Ojek Sepeda Motor. Para Juru Ojek ini mudah dikenali, karena cukup agresif menawarkan jasanya kepada penumpang yang baru turun, terutama yang sendirian. Ongkos ojek untuk ke dalam kota Tangerang berkisar antar Rp.20.000, sampai Rp. 50.000,-.

Galeri Foto

Lihat pula

Referensi

  • Angkasa. 2002 “Riwayat Penerbangan Cengkareng”. 4 Januari 2002

Pranala luar