Sartono (politikus): Perbedaan antara revisi
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 40: | Baris 40: | ||
Dilahirkan sebagai keturunan bangsawan [[Suku Jawa|Jawa]], Sartono berturut-turut mengikuti pendidikan di [[HIS]], [[MULO]], [[AMS]], dan [[RHS]] yang ditamatkannya pada tahun [[1922]]. Ia kemudian meneruskan pendidikannya ke [[Universitas Leiden]] [[Belanda]] dan mendapatkan gelar ''Meester in de Rechten'' pada tahun [[1926]]. |
Dilahirkan sebagai keturunan bangsawan [[Suku Jawa|Jawa]], Sartono berturut-turut mengikuti pendidikan di [[HIS]], [[MULO]], [[AMS]], dan [[RHS]] yang ditamatkannya pada tahun [[1922]]. Ia kemudian meneruskan pendidikannya ke [[Universitas Leiden]] [[Belanda]] dan mendapatkan gelar ''Meester in de Rechten'' pada tahun [[1926]]. |
||
== Demokrasi Terpimpin == |
|||
=== Menjadi Wakil Ketua DPA === |
|||
Pada bulan [[Maret]] [[1962]], Sartono menduduki posisi baru sebagai Wakil Ketua [[Dewan Pertimbangan Agung]]. Proses pengangkatan Sartono sebagai Wakil Ketua DPA ini dimulai pada 4 Maret 1962. Pada hari itu, [[Soekarno|Presiden Soekarno]] memanggil dia, [[Abdul Haris Nasution]], [[Juanda]], dan [[Chaerul Saleh]] untuk membicarakan tentang regrouping pemerintahan agar lebih efektif. Pertemuan tersebut dilanjutkan pada keesokan harinya, tetapi yang dipanggil hanya Sartono, [[Iwa Kusumasumantri]], dan [[Arifin Harahap]]. Baru keesokan harinya pengangkatan [[Sartono]] yang menggantikan [[Roeslan Abdulgani]] sebagai Wakil Ketua DPA diumumkan. [[Sartono]] dilantik sebagai Wakil Ketua DPA pada [[8 Maret]] [[1962]], dan pada tanggal [[9 Maret]] [[1962]] sebagai Wakil Menteri Pertama Kabinet Kerja. |
Pada bulan [[Maret]] [[1962]], Sartono menduduki posisi baru sebagai Wakil Ketua [[Dewan Pertimbangan Agung]]. Proses pengangkatan Sartono sebagai Wakil Ketua DPA ini dimulai pada 4 Maret 1962. Pada hari itu, [[Soekarno|Presiden Soekarno]] memanggil dia, [[Abdul Haris Nasution]], [[Juanda]], dan [[Chaerul Saleh]] untuk membicarakan tentang regrouping pemerintahan agar lebih efektif. Pertemuan tersebut dilanjutkan pada keesokan harinya, tetapi yang dipanggil hanya Sartono, [[Iwa Kusumasumantri]], dan [[Arifin Harahap]]. Baru keesokan harinya pengangkatan [[Sartono]] yang menggantikan [[Roeslan Abdulgani]] sebagai Wakil Ketua DPA diumumkan. [[Sartono]] dilantik sebagai Wakil Ketua DPA pada [[8 Maret]] [[1962]], dan pada tanggal [[9 Maret]] [[1962]] sebagai Wakil Menteri Pertama Kabinet Kerja. |
||
== Wafat == |
|||
RM Sartono S.H. meninggal dunia di [[Jakarta]] pada tanggal [[15 Oktober]] [[1968]] setelah menjalani operasi karena penyakit [[prostat]] yang dideritanya. Beliau dimakamkan di Makam Kerabat Mangkunegaran "[[Astana Bibis Luhur]]". |
|||
== Referensi == |
|||
* Daradjadi. 2014. ''Mr. Sartono Pejuang Demokrasi & Bapak Parlemen Indonesia''. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara |
|||
{{s-start}} |
{{s-start}} |
||
{{s-off}} |
{{s-off}} |
Revisi per 23 Januari 2017 11.15
Sartono | |
---|---|
![]() | |
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat 1 | |
Masa jabatan 1949 – 1959 | |
Presiden | Soekarno |
Informasi pribadi | |
Lahir | ![]() | 5 Agustus 1900
Meninggal | 15 Oktober 1968![]() | (umur 68)
![]() ![]() |
Mr. Raden Mas Sartono (5 Agustus 1900 – 15 Oktober 1968) adalah tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menteri pada kabinet pertama Republik Indonesia. Tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Partindo ini juga pernah menjabat ketua parlemen sementara (DPRS) pada Republik Indonesia Serikat (1949) dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat antara tahun 1950 sampai 1959, dan pernah menjabat Gubernur Bank Indonesia.
Menjelang Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928, ia termasuk yang memberi sponsor terlaksana Kongres II bersama temannya Mr. Soenario.
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/83/Sartono1951.jpg/280px-Sartono1951.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/e5/Pejabat_Presiden_Sartono_%281%29.jpg/220px-Pejabat_Presiden_Sartono_%281%29.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/b/be/Sartono_Mahaputera.jpg/220px-Sartono_Mahaputera.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/45/Sartono_dan_Nasution.jpg/280px-Sartono_dan_Nasution.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/eb/Sartono_dan_HB_IX.jpg/280px-Sartono_dan_HB_IX.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/9/9f/DPA1962.jpg/280px-DPA1962.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/ef/Sartono_dan_Lee_Kuan_Yew.jpg/250px-Sartono_dan_Lee_Kuan_Yew.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/a/a3/Sartono_inspeksi.jpg/250px-Sartono_inspeksi.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/5/5d/Sartono_n_family.jpg/280px-Sartono_n_family.jpg)
Dilahirkan sebagai keturunan bangsawan Jawa, Sartono berturut-turut mengikuti pendidikan di HIS, MULO, AMS, dan RHS yang ditamatkannya pada tahun 1922. Ia kemudian meneruskan pendidikannya ke Universitas Leiden Belanda dan mendapatkan gelar Meester in de Rechten pada tahun 1926.
Demokrasi Terpimpin
Menjadi Wakil Ketua DPA
Pada bulan Maret 1962, Sartono menduduki posisi baru sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Proses pengangkatan Sartono sebagai Wakil Ketua DPA ini dimulai pada 4 Maret 1962. Pada hari itu, Presiden Soekarno memanggil dia, Abdul Haris Nasution, Juanda, dan Chaerul Saleh untuk membicarakan tentang regrouping pemerintahan agar lebih efektif. Pertemuan tersebut dilanjutkan pada keesokan harinya, tetapi yang dipanggil hanya Sartono, Iwa Kusumasumantri, dan Arifin Harahap. Baru keesokan harinya pengangkatan Sartono yang menggantikan Roeslan Abdulgani sebagai Wakil Ketua DPA diumumkan. Sartono dilantik sebagai Wakil Ketua DPA pada 8 Maret 1962, dan pada tanggal 9 Maret 1962 sebagai Wakil Menteri Pertama Kabinet Kerja.
Wafat
RM Sartono S.H. meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 1968 setelah menjalani operasi karena penyakit prostat yang dideritanya. Beliau dimakamkan di Makam Kerabat Mangkunegaran "Astana Bibis Luhur".
Referensi
- Daradjadi. 2014. Mr. Sartono Pejuang Demokrasi & Bapak Parlemen Indonesia. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Jabatan baru | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 1949-1959 |
Diteruskan oleh: Zainul Arifin |