Lompat ke isi

Kereta api Argo Lawu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 107: Baris 107:
Sayangnya, KA ini sering anjlok di jalur selatan yang notabene tidak lurus, maka KA Argo Lawu kembali menggunakan KA eksekutif biasa pada akhirnya, di mana KA Argo Lawu mendapatkan kereta eksekutif argo ''batch'' 2002 milik Argo Muria, sementara rangkaian Anggrek milik Argo Lawu dihibahkan pada KA Argo Muria dan menjadi Argo Sindoro. Akhirnya, sejak Oktober 2008, KA Argo Lawu menggunakan rangkaian kereta baru buatan PT INKA, untuk menggantikan rangkaian generasi pertama buatan 1996 yang dialihkan ke Taksaka ataupun Argo Dwipangga dan rangkaian Anggrek K9 yang sering anjlok saat dipakai oleh Argo Lawu, di mana rangkaian Anggrek K9 ini dipakai oleh Argo Sindoro pada akhirnya sampai tahun 2011.
Sayangnya, KA ini sering anjlok di jalur selatan yang notabene tidak lurus, maka KA Argo Lawu kembali menggunakan KA eksekutif biasa pada akhirnya, di mana KA Argo Lawu mendapatkan kereta eksekutif argo ''batch'' 2002 milik Argo Muria, sementara rangkaian Anggrek milik Argo Lawu dihibahkan pada KA Argo Muria dan menjadi Argo Sindoro. Akhirnya, sejak Oktober 2008, KA Argo Lawu menggunakan rangkaian kereta baru buatan PT INKA, untuk menggantikan rangkaian generasi pertama buatan 1996 yang dialihkan ke Taksaka ataupun Argo Dwipangga dan rangkaian Anggrek K9 yang sering anjlok saat dipakai oleh Argo Lawu, di mana rangkaian Anggrek K9 ini dipakai oleh Argo Sindoro pada akhirnya sampai tahun 2011.


Sampai saat ini, kereta ini sering bertukar rangkaian dengan KA Argo Dwipangga, sehingga seringkali kereta milik KA Argo Lawu dapat tersambung di KA Argo Dwipangga, maupun sebaliknya. Karena kereta pembangkit asli milik kereta ini juga sering dipakai kereta lain, maka kereta ini dan Argo Dwipangga juga terkadang menggunakan kereta pembangkit yang khas (P 0 78 03 SLO), karena mirip dengan kereta bagasi (B). Rangkaian ini kemudian dijadikan sebagai rangkaian fakultatif sejak sejumlah kereta eksekutif milik dipo Solo Balapan dihibahkan.
Sampai saat ini, kereta ini sering bertukar rangkaian dengan KA Argo Dwipangga, sehingga seringkali kereta milik KA Argo Lawu dapat tersambung di KA Argo Dwipangga, maupun sebaliknya. Karena kereta pembangkit asli milik kereta ini juga sering dipakai kereta lain, maka kereta ini dan Argo Dwipangga juga terkadang menggunakan kereta pembangkit yang khas (P 0 78 03 SLO), karena mirip dengan kereta bagasi (B). Rangkaian ini kemudian dijadikan sebagai rangkaian fakultatif sejak sejumlah kereta eksekutif dari milik dipo Solo Balapan dihibahkan ke dipo Jakarta Kota.


Pasca lebaran tahun 2016, kini rangkaian KA Argo Lawu reguler resmi menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru produksi 2016 oleh PT Inka, Madiun, bersamaan dengan KA Argo Dwipangga. Adapun susunan rangkaiannya adalah sebuah lokomotif, delapan kereta eksekutif (K1 0 16 ''xx''), satu kereta makan (M1 0 16 ''xx''), kereta pembangkit (P), dan kereta bagasi (B). Terkadang kereta api ini menggunakan kereta pembangkit tipe lamanya dan bisa bertukar kereta dengan KA Argo Dwipangga yang memiliki jenis kereta yang sama.
Pasca lebaran tahun 2016, kini rangkaian KA Argo Lawu reguler resmi menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru produksi 2016 oleh PT Inka, Madiun, bersamaan dengan KA Argo Dwipangga. Adapun susunan rangkaiannya adalah sebuah lokomotif, delapan kereta eksekutif (K1 0 16 ''xx''), satu kereta makan (M1 0 16 ''xx''), kereta pembangkit (P), dan kereta bagasi (B). Terkadang kereta api ini menggunakan kereta pembangkit tipe lamanya dan bisa bertukar kereta dengan KA Argo Dwipangga yang memiliki jenis kereta yang sama.

Revisi per 22 September 2019 02.09


Kereta api Argo Lawu
Berkas:Papan nama KA Argo Lawu.svg
Berkas:Lawu Tumiyang.jpg
Kereta api Argo Lawu melintasi wilayah Tumiyang di utara Purwokerto
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasi
PendahuluSolo Jaya
Mulai beroperasi21 September 1996
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian800 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalSolo Balapan
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh571 km
Waktu tempuh rerata
  • 8 jam 22 menit (Solo-Gambir)
  • 8 jam 30 menit (Gambir-Solo)
Frekuensi perjalananSatu kali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
Kelas
  • Eksekutif Plus dan Luxury Plus (Reguler)
  • Eksekutif Satwa (Fakultatif)
Layanan disabilitasAda
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat, dengan sandaran kaki. (Kelas Eksekutif)
  • 26 tempat duduk disusun 2-1, reclining seat and model tempat tidur (Kelas Luxury)
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan blinds, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional60 s.d. 100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal
  • 7-8 (Reguler)
  • 7F-8F (Fakultatif)

Kereta api Argo Lawu (bahasa Jawa: ꦱꦼꦥꦸꦂ​ꦲꦂꦒ​ꦭꦮꦸ, translit. Sepur Harga Lawu), merupakan kereta api penumpang Kelas Eksekutif Plus dan Luxury Plus (Reguler) maupun Kelas Eksekutif Satwa (Fakultatif) yang dioperasikan oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta yang melayani rute Solo Balapan-Gambir dan Sebaliknya.

Dalam satu rangkaian, KA Argo Lawu terdiri dari 1 kereta Luxury, 7-9 kereta penumpang eksekutif (K1), 1 kereta makan kelas 1 (M1), dan 1 kereta pembangkit listrik (P). Dengan jumlah kereta yang dibawa, dalam satu kali perjalanan KA Argo Lawu mengangkut sekitar 350 sampai 450 penumpang.

Asal-usul nama

Kata Argo Lawu berasal dari nama dalam bahasa Jawa Argo yang berarti 'Harga', dan juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan kata Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak di sebelah timur laut Kota Surakarta (wilayah administratif Kabupaten Karanganyar, Magetan, dan Ngawi) yang memiliki ketinggian +3.245 m.

Sejarah pengoperasian

KA ini diluncurkan pada tanggal 21 September 1996 dengan tagline JSo-751 (Jakarta-Solo 7 jam di peringatan 51 tahun kemerdekaan RI). Perjalanan Solo-Jakarta sejauh 571 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam dan berhenti di Stasiun Klaten, Yogyakarta, Kutoarjo (kecuali KA fakultatif), Purwokerto, Cirebon, dan Jatinegara (arah Jakarta).

Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Banyumas, Kali Serayu, dan Kali Progo. Sementara perjalanan dari Jakarta-Solo dilakukan pada malam hari. Artinya, perjalanan Argo Lawu berkebalikan dengan Argo Dwipangga.

Rangkaian kereta

Berikut ini adalah stamformasi rangkaian kereta api Argo Lawu (reguler/fakultatif) pada saat ini:

(Rangkaian Solo Balapan)

  • 1 Lokomotif CC 206
  • 1 Kereta Pembangkit
  • 4 Kereta Eksekutif
  • 1 Kereta Makan
  • 5 Kereta Eksekutif
  • 1 Kereta Luxury

(Rangkaian Jakarta Kota)

  • 1 Lokomotif CC 206
  • 5 Kereta Eksekutif
  • 1 Kereta Makan
  • 4 Kereta Eksekutif
  • 1 Kereta Pembangkit

Catatan: Jumlah kereta eksekutif argo/satwa berubah-ubah sesuai keterangan di atas, tetapi total jumlah kereta dalam satu rangkaian termasuk kereta makan dan kereta pembangkit maksimal adalah 12 kereta.

Kereta eksekutif baru tahun 2016 yang dipakai untuk kereta api Argo Lawu.
Kereta Luxury yang terbaru tahun 2019 dipakai untuk kereta api Argo Lawu, Argo Dwipangga, Taksaka dan Gajayana.

Dengan diluncurkannya KA Argo Lawu pada 21 September 1996, maka kereta ini juga mendapat rangkaian baru dari PT INKA dengan kode BP/M1/K1-968xx (no. baru: P/M1/K1 0 96 xx). Rangkaian KA buatan 1996 ini memiliki ciri khas, yaitu menggunakan AC bentuk trapesium, dan letak kaca yang lebih rendah serta ukuran kereta yang lebih tinggi, berbeda dari rangkaian buatan tahun 1995 yang AC-nya berbentuk kotak dan buatan tahun 1998-2002 yang AC-nya berbentuk melengkung.

Ini karena kereta ini merupakan modifikasi dari kereta ekonomi buatan tahun 50-an, namun setelah diretrofit di PT INKA, diganti bogienya menjadi tipe K8, menjadi kereta yang benar-benar baru, dan dapat dianggap buatan tahun 1996.

Rangkaian ini digunakan sekitar tahun 1996 sampai 2000-an awal, sampai kereta ini mendapat surplus kereta kelas Anggrek K9. Rangkaian buatan 1996 pun dihibahkan ke Taksaka maupun Argo Dwipangga.

Sejak awal tahun 2000-an KA Argo Lawu pernah menggunakan gerbong Anggrek K9 setelah adanya surplus rangkaian pada tahun 2000-an awal, karena salah satu dari dua rangkaian Argo Muria telah memakai kereta baru dari INKA pada tahun 2002. Rangkaian ini menggunakan warna ungu, berbeda dengan saat digunakan oleh KA Argo Bromo Anggrek/Muria.

Sayangnya, KA ini sering anjlok di jalur selatan yang notabene tidak lurus, maka KA Argo Lawu kembali menggunakan KA eksekutif biasa pada akhirnya, di mana KA Argo Lawu mendapatkan kereta eksekutif argo batch 2002 milik Argo Muria, sementara rangkaian Anggrek milik Argo Lawu dihibahkan pada KA Argo Muria dan menjadi Argo Sindoro. Akhirnya, sejak Oktober 2008, KA Argo Lawu menggunakan rangkaian kereta baru buatan PT INKA, untuk menggantikan rangkaian generasi pertama buatan 1996 yang dialihkan ke Taksaka ataupun Argo Dwipangga dan rangkaian Anggrek K9 yang sering anjlok saat dipakai oleh Argo Lawu, di mana rangkaian Anggrek K9 ini dipakai oleh Argo Sindoro pada akhirnya sampai tahun 2011.

Sampai saat ini, kereta ini sering bertukar rangkaian dengan KA Argo Dwipangga, sehingga seringkali kereta milik KA Argo Lawu dapat tersambung di KA Argo Dwipangga, maupun sebaliknya. Karena kereta pembangkit asli milik kereta ini juga sering dipakai kereta lain, maka kereta ini dan Argo Dwipangga juga terkadang menggunakan kereta pembangkit yang khas (P 0 78 03 SLO), karena mirip dengan kereta bagasi (B). Rangkaian ini kemudian dijadikan sebagai rangkaian fakultatif sejak sejumlah kereta eksekutif dari milik dipo Solo Balapan dihibahkan ke dipo Jakarta Kota.

Pasca lebaran tahun 2016, kini rangkaian KA Argo Lawu reguler resmi menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru produksi 2016 oleh PT Inka, Madiun, bersamaan dengan KA Argo Dwipangga. Adapun susunan rangkaiannya adalah sebuah lokomotif, delapan kereta eksekutif (K1 0 16 xx), satu kereta makan (M1 0 16 xx), kereta pembangkit (P), dan kereta bagasi (B). Terkadang kereta api ini menggunakan kereta pembangkit tipe lamanya dan bisa bertukar kereta dengan KA Argo Dwipangga yang memiliki jenis kereta yang sama.

Mulai 26 Mei 2019, layanan dari kereta api Argo Lawu ini ditambahkan satu unit kereta kelas luxury.

Lokomotif penarik

Sebagai kereta eksekutif Argo, kereta api ini selalu ditarik lokomotif CC203 secara reguler sejak awal beroperasinya sampai dengan tahun 2006 di mana CC204 batch pertama didatangkan untuk Dipo Lokomotif Yogyakarta (YK). Sejak saat itu, terkadang CC204 juga menarik kereta ini meskipun tidak sering karena saat itu hanya tiga lokomotif CC204 yang ada (CC204 05, 06, dan 07). Sejak CC204 generasi kedua mulai banyak, secara bergantian antara CC203 dan CC204 pun bergantian menarik kereta ini. Pada tahun 2013, sejak kedatangan lokomotif CC206, CC206 pun dijadikan lokomotif penarik utama, hingga saat ini.

Pada budaya populer

Kereta api Argo Lawu bersama kereta api kelas Argo lainnya diangkat menjadi lagu campur sari karya Cak Diqin, "Sepur Argo Lawu".[1] Pada lagu tersebut disebutkan nama Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Wilis, Argo Muria, Argo Bromo Anggrek, dan Sri Tanjung.

Jadwal perjalanan

Berikut ini adalah jadwal perjalanan KA Argo Lawu per 1 April 2017 (berdasarkan Gapeka 2017).

Reguler

Stasiun Datang Berangkat
KA 7 Argo Lawu (Solo Balapan-Yogyakarta-Gambir)
Solo Balapan - 08.00
Klaten 08.25 08.27
Yogyakarta 08.52 08.57
Kutoarjo 09.49 09.53
Kebumen 10.16 10.18
Purwokerto 11.23 11.35
Cirebon 13.29 13.37
Jatinegara 16.11 16.13
Gambir 16.27 -
KA 8 Argo Lawu (Gambir-Yogyakarta-Solo Balapan)
Gambir - 20.15
Cirebon 23.03 23.12
Purwokerto 01.09 01.23
Kebumen 02.27 02.29
Kutoarjo 02.52 02.56
Yogyakarta 03.48 03.53
Klaten 04.17 04.19
Solo Balapan 04.45 -

Fakultatif

Stasiun Datang Berangkat
KA 8F Argo Lawu Fakultatif (Gambir-Solo Balapan)
Gambir - 21.15
Cirebon 00.05 00.26
Purwokerto 02.22 02.35
Yogyakarta 04.58 05.03
Klaten 05.28 05.30
Solo Balapan 05.55 -
KA 7F Argo Lawu Fakultatif (Solo Balapan-Gambir)
Solo Balapan - 09.00
Klaten 09.25 09.28
Yogyakarta 09.53 10.00
Sumpiuh 11.47 11.55
Purwokerto 12.34 12.46
Cirebon 14.43 14.50
Jatinegara 17.32 17.34
Gambir 17.50 -

Tarif

Tarif kereta api ini adalah Rp215.000,00 - Rp900.000,00, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan mulai dua jam sebelum keberangkatan pada stasiun-stasiun yang berada di dalam rute berikut.

Galeri

Foto KA Argo Lawu saat melewati Jembatan Sakalimolas/Sakalibel, Bumiayu, Brebes
Foto-foto lain

Referensi

Pranala luar

(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia