Lompat ke isi

Aji Muhammad Parikesit: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arifirfandi (bicara | kontrib)
k 1. Penghapusan nama pada daftar, seperti Adji Dani (nama panggilan) yang dihapus, karena orang yang sama dengan (Adji Putri Mulyati Kardani); 2. Penambahan informasi atas Adji Putri Magdalena yang menikah dengan Adji Bambang Eddy. -Tertanda, Cucu dari Adji Putri Magdalena
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor
Baris 68: Baris 68:
###Adji Syarifuddin Yudho
###Adji Syarifuddin Yudho
###Adji Zamaluddin Yudho
###Adji Zamaluddin Yudho
## YM Adji Putri Jamilah Gelar Aji Putri Mahadewi (Meninggal Dunia Tahun 2009, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) berputra-putri :
## YM Adji Putri Jamilah Gelar Aji Putri Mahadewi (Meninggal Dunia Tahun 2009, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan Adji Machmoed Gelar Adji Raden Ario Adi Putro Bin Adji Abdul Hamid Gelar Aji Pangeran Ratu IV Bin Aji Pangeran Ainuddin Bin Sultan Aji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
### Adji Etna
### Adji Etna
### Adji Ratna Banowati
### Adji Ratna Banowati

Revisi per 22 September 2022 00.33

Aji Muhammad Parikesit
Sultan Aji Muhammad Parikesit bersama Aji Pangeran Ratoe.
Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura
Berkuasa14 November 1920 - 21 Juni 1960
Penobatan14 November 1920
PendahuluAji Muhammad Alimuddin
PenerusAji Muhammad Salehuddin II
Informasi pribadi
Kelahiran(1895-11-21)21 November 1895
Tenggarong
Kematian22 November 1981
Tenggarong
AgamaIslam

Aji Muhammad Parikesit gelar Meruhum Aji Merdeka (dilahirkan dengan nama Aji Kaget) adalah Sultan Kutai Kartanegara ke-19, memerintah dari tahun 1920 sampai 1960 yang juga merupakan sultan terakhir yang memimpin kesultanan sebelum wilayah Kesultanan Kutai resmi masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia dan menjadi "Daerah Istimewa Kutai".

Biografi

Lahir dengan nama Aji Kaget/Aji Geger. Sultan Aji Muhammad Parikesit merupakan putra ke 4 dari Sultan Aji Muhammad Alimuddin serta Putra Ke 2 dari KDYMM Seri Paduka Baginda Ratu Permaisuri Aji Hasanah Gelar Aji Ratu Limah atau Aji Ratu Rebaya Agung II Binti Aji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Beliau mempunyai kakak kandung yang bernama Aji Meleng dan kemudian meninggal muda. Dari kecil ia dididik oleh nendanya Aji Muhammad Sulaiman, Sultan Kutai. Ia masuk sekolah Belanda di Samarinda tahun 1905. Tahun 1909 ia mendapat gelar Adji Endje Renik. Tahun itu jugalah ia masuk sekolah Instituut Bos di Betawi. Tahun 1910 ayahnya wafat, tetapi karena umur ia ketika itu belum dewasa, maka Pemerintahan Kutai dipegang oleh Dewan Perwalian yang dipimpin oleh Aji Pangeran Mangkunegoro.

Tahun 1911 ia menempuh ujian P.H.S. Dua Tahun sesudah itu ia pindah ke sekolah Osvia di Serang. Pada tahun 1917 ia kembali ke Kutai, sebab Pangeran Mangkunegoro ingin mendidik ia untuk memegang pemerintahan dan untuk mengenali adat lembaga negeri. Tahun 1918 ia diberi gelar Aji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soeria Adi Ningrat. Tanggal 14 November 1920 ia dinobatkan menjadi sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Parikesit. Untuk melanjutkan sekolah dan menambah luas pengetahuannya, pada tahun 1928 belliau dengan permaisuri pergi ke negeri Belanda. Dan ketika itulah Aji Muhammad Parikesit dihadiahi gelar Officier der Orde van Oranje Nassau dari Kerajaan Belanda.

Keluarga

Sultan Adji Muhammad Parikesit mempunyai 2 orang Permaisuri serta 10 orang Selir dan 20 Putra-Putri serta 1 Putri Angkat dari Selir diantaranya :

  1. KDYMM Seri Paduka Baginda Ratu Permaisuri Adji Ratu Bahariah (Meninggal Dunia Tahun 1934, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) gelar Adji Ratu Praboeningrat Binti Adji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
    1. YM Adji Putri Sapiah Gelar Adji Putri Piong Gelar Adji Putri Indrayati (Meninggal Dunia Tahun 1921, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan Adji Raden Yusuf
    2. YM Adji Muhammad Idris (Meninggal Dunia Sebelum Dewasa, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara)
    3. YM Adji Pangeran Muslihuddin (Meninggal Dunia Tahun 2018, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) Gelar Adji Pangeran Adipati Praboe Anum Surya Adiningrat gelar Sultan Adji Muhammad Salehuddin II menikah dengan Adji Aida Amidjoyo gelar saat naik takhta : YM Adji Ratu Putro Inderaningrat / YM Adji Ratu Praboeningrat Binti Adji Senudin Gelar Adji Raden Amidjoyo Bin Adji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman. Berputra-putri 10 orang diantaranya :
      1. YM Adji Norce Gelar Adji Putri Praboe
      2. YM Adji Muhammad Ariffin Praboe Gelar Adji Pangeran Muhammad Ariffin Gelar Sultan Adji Muhammad Ariffin.
      3. YM Adji Mulyati Kardani Praboe Gelar Aji Putri Mahadewi
      4. YM Adji Muhammad Khairuddin Praboe
      5. YM Adji Ali Zain Faisal Praboe
      6. YM Adji Zainar Rachmawati Praboe
      7. YM Adji Soraya Praboe
      8. YM Adji Mahmoed Praboe
      9. YM Adji Mardiana Praboe
      10. YM Adji Indah Praboe
    4. YM Adji Putri Mathilda Gelar Adji Putri Indrasari (Meninggal Dunia Tahun 2000, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) berputri diantaranya :
      1. Adji Fera Puspita
      2. Adji Vema Herlina
      3. Adji Septiani Widiarti
    5. YM Adji Putri Magdalena Gelar Adji Putri Indrawati (meninggal dunia tahun 1995, dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan Adji Bambang Eddy Gelar Adji Pangeran Ario Amijoyo (meninggal dunia tahun 2015) Bin Adji Senudin Gelar Adji Raden Amidjojo Bin Adji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman. Berputra-putri diantaranya:
      1. Adji Hasanuddin
      2. Adji Zamila
      3. Adji Erriza
  2. KDYMM Seri Paduka Baginda Ratu Mahadewi Adji Ratu Natung (Meninggal Dunia Tahun 1987, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) Gelar Adji Ratu Purboningrat Binti Adji Raden Musa Hakim Gelar Adji Raden Ario Noto Wijoyo II Bin Adji Raden Hakim Gelar Adji Raden Noto Wijoyo I Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
    1. YM Adji Pangeran Syarifuddin Gelar Adji Pangeran Hario Kusumo Yudo (Meninggal Dunia Tahun 1986, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan Adji Raden Sri Donowati Binti Adji Hasanuddin gelar Adji Pangeran Atmo Kesumo Bin Adji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman Berputra-putri diantaranya :
      1. Adji Bertha Yudho
      2. Adji Benny Yudho
      3. Adji Dick Belly Yudho Atau Adji Deck Yudho Gelar Adji Raden Atmo Kesumo
      4. Adji Nanut Yudho
      5. Adji Ave Maria Yudho
      6. Adji Belly Yudho Gelar Adji Raden Yudho Putro
      7. Adji Dina Yudho
      8. Adji Kusnawan Datul Fuad Yudho
      9. Adji Saiful Azan Yudho
      10. Adji Afianti Yudho
      11. Adji Gamal Al-Fajri Yudho
      12. Adji Muhabir Yudho
      13. Adji Sekar Kedaton Yudho
      14. Adji Heni Yudho
      15. Adji Syarifuddin Yudho
      16. Adji Zamaluddin Yudho
    2. YM Adji Putri Jamilah Gelar Aji Putri Mahadewi (Meninggal Dunia Tahun 2009, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan Adji Machmoed Gelar Adji Raden Ario Adi Putro Bin Adji Abdul Hamid Gelar Aji Pangeran Ratu IV Bin Aji Pangeran Ainuddin Bin Sultan Aji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
      1. Adji Etna
      2. Adji Ratna Banowati
      3. Adji Muhammad
      4. Adji Ainuddin
      5. Adji Yunadji
      6. Adji Hasan Gamal
      7. Adji Farhat Abbas
  3. YM Selir Sang Nata Raden Cubong : Tidak Ada Keturunan
  4. YM Selir Sang Nata Raden Djoewito : Tidak Ada Keturunan
  5. Paduka YM Selir Sang Nata Raden Ayu Hasnah Ratna Suarsih Gelar Raden Ayu Hasanah Gelar YM Adji Raden Khazanah. Berasal dari Solo dan Bangsawan Madoera (Meninggal Dunia Pada Tahun 1970 Di Jakarta).Berputri :
    1. YM Adji Putri Ainun Zariah Gelar Adji Putri Anggorosari (Meninggal Dunia Pada Tahun 1982, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara, ) menikah dengan Adji Raden Saleh Gelar Adji Raden Donorodjoputro (Meninggal Dunia Pada Tahun 1991, Dimakamkan di Pemakaman Awang Long) Bin Adji Raden Dungkang Bin Adji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman Berputra-putri 13 orang diantaranya :
      1. Adji Magdalena Donorodjoputro Gelar Adji Raden Puspaningdya Ningrum (Putri Angkat Sultan Aji Muhammad Parikesit dan Selir Sang Nata Dayang Djahari)
      2. Adji Esmiralda Donorodjoputro
      3. Adji Machmud Donorodjoputro
      4. Adji Nordjannah Donorodjoputro
      5. Adji Bachrul Zaman Donorodjoputro
      6. Adji Usman Donorodjoputro
      7. Adji Iddy Suryati Donorodjoputro
      8. Adji Viradina Donorodjoputro
      9. Adji Mariam Donorodjoputro
      10. Adji Maimunnah Donorodjoputro
      11. H. Adji Syaiful Bachrie Donorodjoputro
      12. Adji Brahim Donorodjoputro
      13. Adji Muhammad Tony Donorodjoputro
  6. YM Selir Sang Nata Dayang Riyah (Meninggal Dunia Tahun 1954) berputra :
    1. YM Adji Pangeran Anuar Gelar Adji Pangeran Hario Kusumo Puger I (Meninggal Dunia Tahun 1994, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan Adji Malikatul Jauharah Gelar Adji Raden Ratnawati (Meninggal Dunia Tahun 2017, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kelambu Kuning) Binti Adji Abdul Hamid Gelar Adji Pangeran Ratu IV Bin Adji Pangeran Ainuddin Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
      1. Adji Siti Syahrah Bagendon Poeger
      2. Adji Haniah Poeger
      3. Adji Ani Thiorda Poeger
      4. Adji Azuar Poeger Gelar Adji Pangeran Hario Kusumo Puger II
      5. Adji Zuliar Gunanti Poeger
      6. Adji Moh Syahrifuddin Poeger
      7. Adji Mina Kumari Poeger
      8. Adji Agus Hasan Poeger
      9. Adji Citra Dewi Poeger
      10. Adji Sofiyan Poeger
      11. Adji Hendrete Nadia Noraini Poeger
      12. Adji Hartaty Poeger
      13. Adji Hetty Novita Poeger
      14. Adji Karmila Poeger
      15. Adji Nazaruddin Poeger
    2. YM Adji Muhammad Salehuddin
  7. YM Selir Sang Nata Dayang Tjasima Gelar Raden Kencoro dari Singaparna, Jawa Barat berputra :
    1. YM Adji Putri Sarah Gelar Adji Putri Parti Wati (Meninggal Dunia Tahun 2000, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan Adji Abdul Jaya Winata gelar Adji Raden Ario Jaya Winata Bin Adji Abdul Hamid gelar Adji Pangeran Ratu IV Bin Adji Pangeran Ainuddin Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
      1. Adji Violetta Winata
      2. Adji Zamrul Syalehin Winata, SH. MM. Gelar Adji Bambang Ario Jaya Winata
      3. Adji Djauhariah Winata
      4. Adji Muhammad Afianto Winata
      5. Adji Maya Winata Gelar Adji Raden Maya Winata
    2. YM Adji Achmad Gelar Adji Pangeran Abdul Hamid (Meninggal Dunia Tahun 1967, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) berputra-putri diantaranya :
      1. Adji Sheila Kumari Hamid
      2. Adji Iskandar Syailan Hamid
      3. Adji Selvi Yunaida Hamid
  8. YM Selir Sang Nata Raden Suwito (Meninggal Dunia Tahun 1958) : Tidak Ada Keturunan
  9. YM Selir Sang Nata Dayang Djahari dari Tanah Hulu, Kutai Kartanegara mengangkat seorang anak yakni :
    1. YM Putri Adji Magdalena (Meninggal Dunia Pada Tahun 2005, Dimakamkan Di TPU Kuburan Muslimin Kampung Jawa, Samarinda) Gelar YM Adji Raden Puspaningdya Ningrum (Putri dari Adji Putri Ainun Zariah) Menikah dengan Adji Ziat Tajoeddin, BA (Meninggal Dunia Pada Tahun 2008, Dimakamkan Di TPU Kuburan Muslimin Kampung Jawa, Samarinda) Bin H. Adji Bambang Tajoeddin Bin Adji Raden Dungkang Bin Adji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
      1. Adji Zain Zariya
      2. Adji Achmad Zairin Karya
      3. Adji Zuhairiyah
      4. Adji Zahrialda
      5. Adji Zahrul Atma
      6. Adji Azma Purwa
      7. Adji Zulia Ekasari
      8. Adji Zamrullah Asqarie
  10. YM Selir Sang Nata Gusti Masdjah Gelar Raden Masdjah (Meninggal Dunia Tahun 1998) berputra-putri :
    1. YM Adji Achmad Gelar Adji Pangeran Hario Adiningrat berputri :
      1. Adji Maya Soraya Hanum Gelar Adji Raden Maya Hanum
      2. Adji Mira Esmeralda
      3. Adji Goya Indrajaya
      4. Adji Galuh Setyawati
    2. YM Adji Mardiah (Meninggal Dunia Tahun 2000, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) berputa-putri :
      1. Fardiza Yudiga
      2. Satrio Digdoyo
      3. Ayu Wulandari
  11. YM Selir Sang Nata Raden Marry Gelar Raden Seri Nilo Putro (Bangsa Belanda) berputra-putri :
    1. YM Adji Yohanna
    2. YM Adji Nelly
    3. YM Adji D. Miznah
    4. YM Adji Jamhar
  12. YM Selir Sang Nata Dayang Hadi berputra-putri :
    1. YM Adji Imaluddin
    2. YM Adji Arpah
    3. YM Adji Hasnania atau Adji Mbam

Masa Pemerintahan

Awal pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit ditandai dengan berakhirnya masa pemerintahan Kabupaten yang dipimpin oleh Aji Pangeran Mangkunegara pada tanggal 14 November 1920. Sultan Aji Muhammad Parikesit pun berkuasa secara penuh dan menjalankan roda pemerintahan yang telah diwariskan oleh para pendahulu beliau.

Sultan Aji Muhammad Parikesit dibantu oleh tiga orang menteri yang memegang Pemerintahan kesultanan. Adapun seluruh daerah kesultanan Kutai itu terbagi atas tiga onderafdeling, yaitu Kutai Barat, Kutai Timur dan Balikpapan. Ibu negeri yang pertama ialah Tenggarong, yang kedua Samarinda dan yang ketiga Balikpapan. Lalu ketiga onderafdeling itu terbagi lagi atas 17 buah district. Menurut cacah jiwa tahun 1934, banyaknya penduduk kesultanan Kutai sekitar 106.559 jiwa, kecuali orang yang bekerja pada Maatschappij.

Selama Sultan Aji Muhammad Parikesit memerintah, banyak sekali perubahan susunan Pemerintahan, sehingga pemerintahan pada zamannya hampir tidak ada bedanya lagi dengan susunan Pemerintahan Daerah Goebernemen. Pada tahun 1931 telah diadakan sebuah persidangan yang bernama Hoofdenvergadering. Sekalian para kepala onderafdeling, district dan onderdistrict yang diundang untuk menghadiri rapat itu akan membicarakan soal-soal yang penting. Yang memimpin rapat itu adalah Sultan Kutai dengan Asisten-Residen. Rapat itu diadakan setiap 4 bulan sekali. Untuk mengadakan rapat itu telah didirikan sebuah gedung yang besar dengan perabotan yang modern dan disana jugalah tempat Sultan bekerja. Lalu, mulai pada tahun 1926 diadakan dua macam pengadilan, yaitu: Kerapatan Besar dan Kerapatan Kecil. Kerapatan Besar terdapat di Tenggarong dan Kerapatan Kecil terdapat di tiap-tiap district dan onderdistrict.[1]

Sultan Aji Muhammad Parikesit sering melakukan kunjungan ke daerah-daerah diwilayah Kesultanan saat itu untuk mengetahui keluhan masyarakat terutama permasalahan yang dihadapi masyarakat utamanya.

Pemerintahan Jepang saat itu sedang gencar-gencarnya menghadapi perang Asia Timur Raya melawan negara Sekutu. Untuk memudahkan mengamankan wilayah Jepang dibagian selatan Kalimantan saat itu maka pemerintah Jepang diwakili oleh Laksamana Madya Sueto Hirose (Komandan Pangkalan Angkatan Laut Khusus Jepang Ke 22) dan rombongan tiba di Istana Kutai pada 19 April 1942 untuk meminta izin kepada Sultan Aji Muhammad Parikesit agar kendaraan militer mereka dapat melewati wilayah Jembayan. Maka Sultan Aji Muhammad Parikesit mengizinkan tentara Jepang untuk melewati Jembayan dan pada saat itu kendaraan militer Jepang tidak dapat melewati Jembayan maka dari itu Sultan bersama rakyat serta Panglima Djaya yaitu Panglima Kesultanan Kutai saat itu membangun jembatan agar kendaraan militer Jepang dapat melewati Jembayan. Untuk mengenang jasa Sultan Aji Muhammad Parikesit maka Kaisar Jepang saat itu memberikan hadiah bendera kekaisaran Jepang dan gelar Koo Kutai kepada Sultan sebagai pengingat persahabatan antara Kesultanan Kutai Kartanegara dan Kekaisaran Jepang.

Untuk mempertahankan stabilitas politik dan keamanan diarea Borneo Timur yang memanas saat itu, Maka Kesultanan yang ada di Kalimantan Timur saat itu menyatakan berdirinya Dewan Federasi Kalimantan Timur yang terdiri dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Kesultanan Sambaliung, Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Bulungan.

Pada tanggal 12 Mei 1947 Dewan Federasi Kalimantan Timur saat itu menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia Serikat memakai sistem negara federal. Maka pada saat itu berdiri Negara Kalimantan Timur yang beribukota di Samarinda. Negara Kalimantan Timur menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia Serikat sebagai Daerah Otonom serta wilayah yang menjadi Negara Kalimantan Timur diantaranya Federasi Kalimantan Timur, Paser, Tidung, Tanah Bumbu. Bentuk pemerintahan Negara Kalimantan Timur dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Parikesit yang pada saat itu sebagai Ketua Dewan Federasi Kalimantan Timur dan beliau ditunjuk menjadi Presiden Negara Kalimantan Timur atau Ketua Dewan Eksekutif Negara Kalimantan Timur dan sebagai Perdana Menteri Negara Kalimantan Timur ialah Aji Pangeran Sasranegara I. Wilayah Negara Kalimantan Timur saat itu sebesar 200.000 km2. Setelah dilakukan konferensi meja bundar maka disepakati pembubaran Republik Indonesia Serikat pada tahun 1950 karena dinilai mewarisi kolonialisme Belanda. Setelah dilakukan pembubaran Republik Indonesia Serikat maka Negara Kalimantan Timur pun dibubarkan pada tanggal 24 Maret 1950. Kesultanan Kutai pun turut ambil bagian dalam konferensi meja bundar dengan mengirim wakilnya yakni Aji Pangeran Kertanegara.

Setelah itu Negara Kalimantan Timur terpecah menjadi Daerah Istimewa yakni terbentuknya Daerah Istimewa Kutai, Daerah Istimewa Berau, Daerah Istimewa Bulungan dan lainnya. Daerah Istimewa Kutai pun didirikan dengan bentuk sebagai Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun 1950 Setelah Negara Kalimantan Timur dibubarkan maka Sultan Aji Muhammad Parikesit memegang tampuk sebagai Kepala Daerah Istimewa Kutai sekaligus sebagai Bupati Kutai Kartanegara yang pertama yang memiliki otoritas penuh untuk menjalankan pemerintahan dibawah kendali Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian status Daerah Istimewa Kutai dihapuskan pada tahun 1960.

Jabatan

  1. 1915-1920 : Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Dengan Gelar "Aji Pangeran Adipati Praboe Anum Surya Adiningrat
  2. 1920-1960 : Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Ke 19
  3. 1945 : Koo Kutai (Gelar Kehormatan Dari Kekaisaran Jepang)
  4. 1947-1949 : Ketua Dewan Federasi Kalimantan Timur
  5. 1948-1950 : Presiden Negara Kalimantan Timur Dalam Negara Republik Indonesia Serikat atau Kepala Dewan Eksekutif Negara Kalimantan Timur
  6. 1950-1960 : Kepala Daerah Istimewa Kutai
  7. 1950-1960 : Bupati Kutai Kartanegara
  8. 1960-1981 : Kepala Dinasti Kutai Kartanegara dan Pemimpin Adat Suku Kutai

Turun Takhta

Gambar Sultan Aji Muhammad Parikesit dalam perangko yang diterbitkan tahun 2006.

Setelah resmi Daerah Istimewa Kutai dihapuskan pada tahun 1960 maka pada tanggal 21 Januari 1960 tepat pada jam 11.15 Wita Sultan Aji Muhammad Parikesit mengumumkan bahwa Kesultanan Kutai Kartanegara resmi dibubarkan dan diserahkan kepada pemerintah daerah melalui Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai, yang diselenggarakan di Balairung Keraton Sultan Kutai, Tenggarong. Maka sejak saat Sultan Aji Muhammad Parikesit secara resmi turun takhta serta sejak itu pula Sultan Aji Muhammad Parikesit beserta keluarganya dan keturunannya hidup sebagai rakyat biasa.[2]

Wafat

Sultan Aji Muhammad Parikesit wafat dalam kesederhanaan pada hari Minggu, 22 November 1981 atau 24 Muharram 1402 Hijriah di Roemah Besar Aji Pangeran Ratu IV Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai. Jenazah Mendiang Sultan Dibawa Ke Istana Baru atau Museum Mulawarman untuk disemayamkan serta memberi kesempatan untuk para kerabat, keturunan beliau dan masyarakat umum untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Sultan. Sultan mangkat pada usia 91 tahun dimakamkan Di Makam Istana Kerajaan Kompleks Istana Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang sekarang digunakan sebagai Museum Mulawarman. Beliau meninggalkan 21 orang anak dan sejumlah cucu . Untuk menghormati Sultan AM Parikesit pemerintah kabupaten kutai kartanegara mengabadikan nama Sultan sebagai nama rumah sakit terbesar di Kutai Kartanegara RSUD Aji Muhammad Parikesit. Sultan Aji Muhammad Parikesit merupakan Raja Terakhir Yang Memerintah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Dan Hampir Seluruh Kalimantan Timur Kecuali Paser dan Berau.

Referensi

  1. ^ "Pandji Postaka, Vol. III 1934, p.1659". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-24. Diakses tanggal 2010-06-28. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-11. Diakses tanggal 2010-06-15. 

Pranala luar

  • Silsilah Keluarga Besar Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura