Kimia Farma: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
Deskripsi Kimia Farmasi Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ] |
||
Baris 58: | Baris 58: | ||
== Pabrik == |
== Pabrik == |
||
Kegiatan usaha manufaktur ini dikelola oleh perusahaan induk yang memproduksi obat jadi dan obat herbal, yodium, kina serta produk-produk turunannya dan minyak nabati, terdapat 5 (lima) fasilitas produksi (Plant) yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. |
|||
'''Plant Jakarta, DKI Jakarta''' |
|||
'''Plant Jakarta''' memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat [[Cara Pembuatan Obat yang Baik]] (CPOB) clan [[ISO-9001]]. |
|||
Satu-satunya pabrik di Indonesia yang ditugaskan pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika dan ARV (Antiretroviral). Memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk semua jenis sediaan yang diproduksi, serta menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008 serta mendapatkan Proper Biru dalam pengolahan limbah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan penghargaan Gubernur DKI untuk Ketaatan & Kinerja Pengelolaan Lingkungan. |
|||
'''Plant Bandung''' memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, rifampicin, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil [[Keluarga Berencana]]. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan [[ISO-9002]]. |
|||
'''Plant Bandung, Jawa Barat''' |
|||
'''Plant Semarang''' mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat [[Cara Pembuatan Obat yang Baik]] (CPOB) dan US-FDA Approval. |
|||
Memproduksi bahan baku kina dan turunannya, serta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang telah mendapatkan US-FD Approval. Memperoleh sertifikat CPOB untuk produksi tablet, tablet salut, sirup, serbuk, Pil KB serta bahan baku kina & turunannya. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008. Mendapat Kosher Certificate dari Court of the Chief Rabbi Beth Din London, Sertifikat dari European Directorate for the Quality of Medicines (EDQM), Sertifikat Halal MUI Jabar serta Sertifikat Food Safety System Certification (FSSC) 22000:2010 untuk produk garam kina dari SGS United Kongdom Ltd. |
|||
'''Plant Sarolangun''' di Jambi Barat mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat [[Cara Pembuatan Obat yang Baik]] (CPOB) dan US-FDA Approval. |
|||
'''Plant Semarang, Jawa Tengah''' |
|||
'''Plant Watudakon''' di [[Jawa Timur]] merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang [[yodium]] di Indonesia. Unit ini memproduksi yodiurn dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak "Yodiol" yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop clan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 clan ISO-14001. |
|||
Khusus memproduksi minyak jarak, minyak nabati, dan kosmetika (bedak). Telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008 dan mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) serta memperoleh sertifikat HACCP untuk memproduksi minyak nabati. |
|||
'''Plant Watudakon, Jombang, Jawa Timur''' |
|||
== Distribusi dan Perdagangan == |
|||
Satu-satunya pabrik pengolah tambang yodium di Indonesia. Memproduksi bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat penambah darah. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008 dan ISO-14001 serta mendapatkan sertifikat CPOB dalam memproduksi sediaan kapsul lunak, tablet, tablet salut, salep dan cairan obat luar. |
|||
⚫ | PT |
||
'''Plant Medan, Sumatera Utara''' |
|||
⚫ | |||
Memproduksi obat dalam sediaan tablet, krim dan kapsul. Mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk seluruh jenis sediaan yang diproduksi serta menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008. |
|||
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk |
|||
== |
== Distribusi Perdagangan == |
||
⚫ | Kegiatan distribusi dilaksanakan PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD), anak perusahaan yang berperan penting dalam upaya peningkatan penjualan produk-produk Perseroan. PT Kimia Farma Trading & Distribution memiliki jaringan sebanyak 45 cabang dan tenaga salesman sejumlah 338 orang untuk melayani 18.672 outlet terdaftar di seluruh wilayah Indonesia. Di samping mendistribusikan produk-produk perusahaan, KFTD juga bertindak sebagai distributor untuk produk-produk principal dari dalam dan luar negeri. |
||
Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti Kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri. |
|||
== Ritel Farmasi == |
|||
Layanan yang diberikan, yaitu : |
|||
* Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS) |
|||
* Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter(APD) |
|||
* Medical Check Up |
|||
* Pemeriksaan Mikrobiologi Industri |
|||
* Pemeriksaan Rujukan |
|||
Melalui anak perusahaannya yaitu PT Kimia Farma Apotek, Perseroan menjadi pemimpin di pasar ritel farmasi dengan jumlah apotek sebanyak 412 apotek. Penambahan outlet apotek menjadi salah satu strategi KFA untuk meningkatkan penetrasi pasar, diantaranya melalui program franchise. Sampai semester II tahun 2015, KFA berhasil mengembangkan apotek menjadi 705 apotek , di mana 10 diantaranya merupakan apotek franchise |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
* Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma telah merintis infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung. |
|||
* Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksaan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya. |
|||
Laboratorium klinik yang dibangun untuk melengkapi portofolio bisnis Perseroan ini, bergerak dalam bidang jasa layanan pemeriksaan kesehatan (medical check up – MCU). Sejak Januari 2010 pengelolaannya telah diserahkan kepada KFA dalam bentuk anak perusahaan bernama PT Kimia Farma Diagnostika (KFD). Pada tahun 2012 KFD memiliki 33 cabang yang terdiri dari 2 laboratorium kelas utama dan 31 laboratorium kelas madya yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. |
|||
* Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, layanan medical check upa dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. |
|||
* Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui layanan e-care service. |
|||
⚫ | |||
Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan. |
|||
Sebagai perwujudan visi menjadi korporasi di bidang kesehatan terintegrasi, Perseroan mengembangkan produk layanan klinik kesehatan terintegrasi dengan apotek dan laboratorium klinik. Unit usaha yang sejak Maret 2009 dikelola oleh KFA ini menyediakan jasa pengobatan kuratif, penanganan gawat darurat tingkat pertama, bedah minor, pelayanan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala, tumbuh kembang dan pemeriksaan kehamilan, keluarga berencana, deteksi dini, rehabilitasi medik terbatas, penyuluhan kesehatan, pelayanan K3 tingkat primer, kunjungan ke rumah (home care service) dan rujukan. Pada tahun 2012 terdapat 64 klinik yang tersebar di seluruh Indonesia dalam bentuk klinik pratama dan utama. |
|||
== Perdagangan Internasional == |
== Perdagangan Internasional == |
||
PT. Kimia Farma juga telah melakukan ekspansi bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga mulai memasuki tingkat perdagangan internasional sesuai dengan visi dan misi perusahaan ke depan menjadi pemain di tingkat global. |
|||
⚫ | |||
⚫ | Produk-produk Kimia Farma yang mencakup produk obat jadi dan sediaan farmasi serta bahan baku obat seperti Iodine dan Quinine telah memasuki pasar dinegara : Erope, India, Jepang, Taiwan and New Zealand. Produk Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yemen, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Sudan, and Papua New Guinea. Demikian juga untuk produk-produk herbal yang berasal dari bahan alami juga telah dipersiapkan proses registrasinya untuk memasuki pasar baru seperti : Filipina, Myanmar, Pakistan, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain and Bangladesh. |
||
== Merger == |
|||
Isu tentang akan mergernya Kimia Farma dengan BUMN Farmasi lainnya sudah dimulai dari tahun 2001. Namun sampai saat ini merger tersebut belum terealisasi. Saat ini sedang dirancang merger antara Kimia Farma dan [[Indofarma]] yang diharapkan selesai paling lambat Quarter I tahun 2010. Setelah lama tidak ada perkembangan, di akhir tahun 2014 Menteri [[BUMN]] mengumumkan bahwa proses penggabungan Kimia Farma dan Indofarma akan menjadikan Kimia Farma sebagai holding. Manajemen kedua perusahaan telah menyelaraskan rancangan bisnis untuk mengantisipasi penggabungan. <ref> [http://m.bisnis.com/market/read/20141209/192/380674/premerintah-siap-merger-inaf-kaef] </ref><ref>http://bisnis.vivanews.com/news/read/41377-target_merger_kimia_farma_indofarma_2010</ref> |
|||
Produk Herbal merupakan target utama korporasi untuk periode mendatang mengingat banyaknya peminat dan pembeli potensial yang telah menunjukkan minat untuk melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan. |
|||
⚫ | |||
{{reflist}} |
|||
⚫ | |||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.kimiafarma.co.id Situs resmi Kimia Farma] |
* [http://www.kimiafarma.co.id Situs resmi Kimia Farma] |
Revisi per 21 Desember 2015 12.24
Berkas:Kimiafarma.png | |
BUMN / Publik | |
Kode emiten | IDX: KAEF |
Industri | farmasi |
Didirikan | 1971 |
Kantor pusat | , Indonesia |
Pendapatan | Rp 4,5 Triliun (2013) |
Rp 247 Milyar | |
Pemilik | Pemerintah Indonesia |
Karyawan | 5.758 |
Situs web | kimiafarma |
PT Kimia Farma Tbk. (IDX: KAEF) adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Sejarah
Kimia Farma[1] adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
Pabrik
Kegiatan usaha manufaktur ini dikelola oleh perusahaan induk yang memproduksi obat jadi dan obat herbal, yodium, kina serta produk-produk turunannya dan minyak nabati, terdapat 5 (lima) fasilitas produksi (Plant) yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Plant Jakarta, DKI Jakarta
Satu-satunya pabrik di Indonesia yang ditugaskan pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika dan ARV (Antiretroviral). Memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk semua jenis sediaan yang diproduksi, serta menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008 serta mendapatkan Proper Biru dalam pengolahan limbah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan penghargaan Gubernur DKI untuk Ketaatan & Kinerja Pengelolaan Lingkungan.
Plant Bandung, Jawa Barat
Memproduksi bahan baku kina dan turunannya, serta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang telah mendapatkan US-FD Approval. Memperoleh sertifikat CPOB untuk produksi tablet, tablet salut, sirup, serbuk, Pil KB serta bahan baku kina & turunannya. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008. Mendapat Kosher Certificate dari Court of the Chief Rabbi Beth Din London, Sertifikat dari European Directorate for the Quality of Medicines (EDQM), Sertifikat Halal MUI Jabar serta Sertifikat Food Safety System Certification (FSSC) 22000:2010 untuk produk garam kina dari SGS United Kongdom Ltd.
Plant Semarang, Jawa Tengah
Khusus memproduksi minyak jarak, minyak nabati, dan kosmetika (bedak). Telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008 dan mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) serta memperoleh sertifikat HACCP untuk memproduksi minyak nabati.
Plant Watudakon, Jombang, Jawa Timur
Satu-satunya pabrik pengolah tambang yodium di Indonesia. Memproduksi bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat penambah darah. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008 dan ISO-14001 serta mendapatkan sertifikat CPOB dalam memproduksi sediaan kapsul lunak, tablet, tablet salut, salep dan cairan obat luar.
Plant Medan, Sumatera Utara
Memproduksi obat dalam sediaan tablet, krim dan kapsul. Mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk seluruh jenis sediaan yang diproduksi serta menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008.
Distribusi Perdagangan
Kegiatan distribusi dilaksanakan PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD), anak perusahaan yang berperan penting dalam upaya peningkatan penjualan produk-produk Perseroan. PT Kimia Farma Trading & Distribution memiliki jaringan sebanyak 45 cabang dan tenaga salesman sejumlah 338 orang untuk melayani 18.672 outlet terdaftar di seluruh wilayah Indonesia. Di samping mendistribusikan produk-produk perusahaan, KFTD juga bertindak sebagai distributor untuk produk-produk principal dari dalam dan luar negeri.
Ritel Farmasi
Melalui anak perusahaannya yaitu PT Kimia Farma Apotek, Perseroan menjadi pemimpin di pasar ritel farmasi dengan jumlah apotek sebanyak 412 apotek. Penambahan outlet apotek menjadi salah satu strategi KFA untuk meningkatkan penetrasi pasar, diantaranya melalui program franchise. Sampai semester II tahun 2015, KFA berhasil mengembangkan apotek menjadi 705 apotek , di mana 10 diantaranya merupakan apotek franchise
Laboratorium Klinik
Laboratorium klinik yang dibangun untuk melengkapi portofolio bisnis Perseroan ini, bergerak dalam bidang jasa layanan pemeriksaan kesehatan (medical check up – MCU). Sejak Januari 2010 pengelolaannya telah diserahkan kepada KFA dalam bentuk anak perusahaan bernama PT Kimia Farma Diagnostika (KFD). Pada tahun 2012 KFD memiliki 33 cabang yang terdiri dari 2 laboratorium kelas utama dan 31 laboratorium kelas madya yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Klinik
Sebagai perwujudan visi menjadi korporasi di bidang kesehatan terintegrasi, Perseroan mengembangkan produk layanan klinik kesehatan terintegrasi dengan apotek dan laboratorium klinik. Unit usaha yang sejak Maret 2009 dikelola oleh KFA ini menyediakan jasa pengobatan kuratif, penanganan gawat darurat tingkat pertama, bedah minor, pelayanan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala, tumbuh kembang dan pemeriksaan kehamilan, keluarga berencana, deteksi dini, rehabilitasi medik terbatas, penyuluhan kesehatan, pelayanan K3 tingkat primer, kunjungan ke rumah (home care service) dan rujukan. Pada tahun 2012 terdapat 64 klinik yang tersebar di seluruh Indonesia dalam bentuk klinik pratama dan utama.
Perdagangan Internasional
PT. Kimia Farma juga telah melakukan ekspansi bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga mulai memasuki tingkat perdagangan internasional sesuai dengan visi dan misi perusahaan ke depan menjadi pemain di tingkat global.
Produk-produk Kimia Farma yang mencakup produk obat jadi dan sediaan farmasi serta bahan baku obat seperti Iodine dan Quinine telah memasuki pasar dinegara : Erope, India, Jepang, Taiwan and New Zealand. Produk Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yemen, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Sudan, and Papua New Guinea. Demikian juga untuk produk-produk herbal yang berasal dari bahan alami juga telah dipersiapkan proses registrasinya untuk memasuki pasar baru seperti : Filipina, Myanmar, Pakistan, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain and Bangladesh.
Produk Herbal merupakan target utama korporasi untuk periode mendatang mengingat banyaknya peminat dan pembeli potensial yang telah menunjukkan minat untuk melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan.