Lompat ke isi

Ensiklopedia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k en:
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 100: Baris 100:
* [[Bahasa Belanda]]
* [[Bahasa Belanda]]
** [[Winkler-Prins Encyclopedie]]
** [[Winkler-Prins Encyclopedie]]
* [[Bahasa Cina]]
* [[Bahasa Tionghoa]]
** [[Yu-hai]], Ensiklopedi yang terbit pada tahun [[1738]] ini terdiri
** [[Yu-hai]], Ensiklopedi yang terbit pada tahun [[1738]] ini terdiri
dari 240 jilid dan merupakan yang terbesar pernah terbit di dunia.
dari 240 jilid dan merupakan yang terbesar pernah terbit di dunia.

Revisi per 9 Desember 2004 03.26

Etimologi

Ensiklopedi, atau kadangkala dieja sebagai ensiklopedia atau ensaiklopedia, adalah atau sejumlah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Kata ensiklopedi diambil dari bahasa Yunani; egkuklios paideia (εγκύκλιος παιδεία) yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya ensiklopedi itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedi dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedi-ensiklopedi awal memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedi ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedi memberikan penjelasan secara lebih mendalam. Sebuah ensiklopedi mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena. Atau lebih singkat: kamus adalah daftar kata-kata yang dijelaskan dengan kata-kata lainnya sedangkan sebuah ensiklopedi adalah sebuah daftar hal-hal.

Ensiklopedi Pada Masa Klasik Antik di Eropa

Kata Ensiklopedi berasal dari bahasa Yunani, sehingga tidaklah aneh bahwa asalnya dari Yunani kuna pula. Tetapi ensiklopedi tertua bukan dari Yunani tetapi dari Kekaisaran Romawi dan ditulis oleh Marcus Porcius Cato yang hidup pada abad ke 3 dan 2 sebelum Masehi. Tetapi ensiklopedi yang masih ada sekarang yang tertua ditulis oleh Caius Plinius Secundus pada abad pertama Masehi. Ensiklopedi Plinius ini terdiri dari 37 jilid.

Sejarah Ensiklopedi di Dunia Modern

Pada era modern kata ensiklopedi secara pertama kali dipakai oleh Paul Scalich, seorang penulis Jerman pada tahun 1559. Lalu filsuf Inggris Francis Bacon pada awal abad ke 17 memakai kata ini pada arti modern.

Tetapi makna kata ensiklopedi baru dipakai dalam artinya seperti hari ini setelah Denis Diderot, seorang penulis dan filsuf Perancis juga memakai kata ini untuk memberi nama proyek yang sedang dikerjannya. Proyeknya yang juga dikatakan proyek abad ke 18 ini berlangsung selama 30 tahun, dari tahun 17501780. Tujuan proyeknya ini untuk menulis secara sistematis semua pengetahuan yang diketahui oleh umat manusia.

Dalam bahasa Perancis ensiklopedi Diderot ini disebutnya: Encyclopédie ou Dictionnaire raisonné des sciences, des arts et des métiers. Artinya dalam bahasa Indonesia ialah “Ensiklopedi atau Kamus Beranotasi tentang Ilmu Pengetahuan, Seni dan Pekerjaan”.

Ensiklopedi di Indonesia Era Klasik

Ensiklopedi tertua di Indonesia berasal dari pulau Jawa dari budaya Jawa-Hindu dan ditulis dalam bahasa Jawa Kuna. Ensiklopedi ini disebut Cantaka Parwa dan berisi segala macam ilmu pengetahun dan cerita-cerita mitologi dan wiracarita. Kemungkinan besar kitab Cantaka Parwa ini ditulis pada abad ke 9 Masehi.

Selain Cantaka Parwa, kitab Canda Kirana yang kurang lebih berasal dari masa yang sama pula pantas disebut pula. Tetapi Canda Kirana sebenarnya lebih menampakkan ciri-ciri khas kamus daripada ensiklopedi.

Lalu pada masa pasca-Hindu atau masa Islam Jawa, antara abad ke 16 sampai abad ke 18, muncul karya-karya sastra yang sebenarnya bukan dimaksudkan sebagai ensiklopedi, tetapi bersifat ensikopedik. Kitab-kitab yang dimaksud ini adalah Serat Centhini dan Serat Cabolang. Kitab-kitab ini berisikan cerita siswa yang mengembara dan belajar di mana-mana. Di setiap tempat di mana ia singgah, di situ ia belajar hal baru. Kitab-kitab ini yang tidak jarang tebalnya berjilid-jilid, pada mulanya memang diperkirakan memang kumpulan karya-karya mengenai segala macam ilmu pengetahuan yang dirangkai menajdi satu.

Kemudian pada pertengahan abad ke 19, sang pujangga Surakarta; Rangga Warsita menulis sebuah karya sastra yang disebutnya Pustaka Raja Purwa (Kitab Raja Kuna). Kitabnya ini yang sangat digemari oleh khalayak ramai kala itu, memuat segala macam cerita tentang sejarah raja-raja kuna dan lain hal. Cerita-cerita ditulis secara khronologis oleh Rangga Warsita. Bahkan setelah Rangga Warsita tidak melanjutkan kitab ini, kitab ini dilanjutkan oleh para penggemarnya.

Kurang lebih bersamaan dengan Rangga Warsita, ditulis pula sebuah karya yang bersifat Ensiklopedik di Surakarta oleh ki Padma Susastra (Wira Pustaka). Kitab ini oleh Padma Susastra dinamainya Bahu Warna. Karyanya ini sudah bersifat modern, karena semua bahan-bahan yang dibahas dan dimuat dalam bukunya disusun menurut abjad. Maka dengan Bahu Warna ini, sudah sampailah kita pada era modern dan menutup era klasik.

Ensiklopedi di Indonesia Dewasa Ini

Orang-orang Indonesia yang mengecap pendidikan kolonial Belanda, mulai akhir abad ke 19 dan awal ke 20 mulai tertarik dengan ide-ide dan gaya pemikiran Dunia Barat. Lalu muncullah karya-karya yang bersifat ensiklopedi dalam bahasa Indonesia. Tetapi ensiklopedi lengkap dalam bahasa Indonesia baru muncul pada tahun 1953, setelah Indonesia merdeka, yaitu Ensiklopedi Indonesia.

Pada era pasca Kemerdekaan Indonesia, terutama dewasa ini ensiklopedi yang terkenal antara lain adalah Ensiklopedi Indonesia yang telah disebut di atas ini. Ensiklopedi ini terdiri dari 7 jilid dan Ensiklopedi Nasional Indonesia yang terdiri dari 18 jilid. Lalu pada dasawarsa terakhir abad ke 20 muncul pula ensiklopedi yang berasaskan agama Islam dan disebut Ensiklopedi Islam Indonesia. Salah seorang penulis ensiklopedi terakhir ini adalah Dr. Nurcholish Madjid.

Ensiklopedi Pada Masa Depan

Dengan munculnya revolusi informasi digital, maka muncullah pula ensiklopedi dalam bentuk perangkat lunak di mana setiap entri atau lemma bisa dicari dengan mudah. Sebuah contoh ialah Encarta, ensiklopedia keluaran Microsoft. Pada tahun 2001 muncul sebuah ensiklopedi populer di internet yang sangat sukses yaitu Wikipedia. Wikipedia berusaha menulis sebuah ensiklopedi yang terlengkap dalam semua bahasa di dunia dan menyajikannya secara cuma-cuma di dunia maya. Ensiklopedi on-line ini tersaji dalam banyak bahasa, antara lain bahasa Indonesia. Sampai saat ini belum terlihat akan redanya semangat para penulis artikel di Wikipedia.

Ensiklopedi Terkenal dalam Bahasa Lain:

dari 240 jilid dan merupakan yang terbesar pernah terbit di dunia.