Jatiwarna, Pondokmelati, Bekasi: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan aplikasi seluler |
Tag: Suntingan aplikasi seluler |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
'''Jatiwarna''' adalah salah satu [[kelurahan]] yang berada di [[kecamatan]] [[Pondok Melati, Bekasi|Pondok Melati]], [[Kota Bekasi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. |
'''Jatiwarna''' adalah salah satu [[kelurahan]] yang berada di [[kecamatan]] [[Pondok Melati, Bekasi|Pondok Melati]], [[Kota Bekasi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. |
||
== Luas dan batas wilayah == |
== Geografi == |
||
=== Luas dan batas wilayah === |
|||
=== Luas wilayah === |
==== Luas wilayah ==== |
||
Di era [[Hindia-Belanda]], luas wilayah masih 25 [[hektar|ha]] (0,25 km<sup>2</sup>). Kemudian pada tahun [[1945]] berubah luas menjadi 50 [[hektar|ha]] (0,5 km<sup>2</sup>), pada tahun [[1965]] berubah luas menjadi 60 [[hektar|ha]] (0,6 km<sup>2</sup>), pada tahun [[1974]] saat masuk ke wilayah [[Kabupaten Bekasi]] berubah luas menjadi 150 [[hektar|ha]] (1,5 km<sup>2</sup>) yang terdiri atas pesawahan dan [[rel]] [[kereta api]] dan pada tahun [[1985]] berubah luas menjadi 320 [[hektar|ha]] (3,2 km<sup>2</sup>), yang terdiri dari [[rel]] [[kereta api]] milik [[Kereta Api (perusahaan)|PJKA]] 0,8 km<sup>2</sup> (dengan perincian [[Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih]] 0,5 km<sup>2</sup> dan [[Jalur kereta api Nambo-Jabung]] 0,3 km<sup>2</sup>), lahan [[pesawahan]] 1 km<sup>2</sup>, dan lahan perkebunan [[tebu]] milik [[Pabrik gula|PG]] Gedong Tengeng 0,2 km<sup>2</sup>. Dengan demikian, jumlah penduduk menjadi banyak. |
Di era [[Hindia-Belanda]], luas wilayah masih 25 [[hektar|ha]] (0,25 km<sup>2</sup>). Kemudian pada tahun [[1945]] berubah luas menjadi 50 [[hektar|ha]] (0,5 km<sup>2</sup>), pada tahun [[1965]] berubah luas menjadi 60 [[hektar|ha]] (0,6 km<sup>2</sup>), pada tahun [[1974]] saat masuk ke wilayah [[Kabupaten Bekasi]] berubah luas menjadi 150 [[hektar|ha]] (1,5 km<sup>2</sup>) yang terdiri atas pesawahan dan [[rel]] [[kereta api]] dan pada tahun [[1985]] berubah luas menjadi 320 [[hektar|ha]] (3,2 km<sup>2</sup>), yang terdiri dari [[rel]] [[kereta api]] milik [[Kereta Api (perusahaan)|PJKA]] 0,8 km<sup>2</sup> (dengan perincian [[Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih]] 0,5 km<sup>2</sup> dan [[Jalur kereta api Nambo-Jabung]] 0,3 km<sup>2</sup>), lahan [[pesawahan]] 1 km<sup>2</sup>, dan lahan perkebunan [[tebu]] milik [[Pabrik gula|PG]] Gedong Tengeng 0,2 km<sup>2</sup>. Dengan demikian, jumlah penduduk menjadi banyak. |
||
Namun, setelah pemekaran [[kelurahan]] '''Jatiwarna''' menjadi '''Jatiwarna''' dan [[Jatimelati, Pondok Melati, Bekasi|Jatimelati]], maka luas berkurang menjadi 108 [[hektar|ha]] (1,08 km<sup>2</sup>). |
Namun, setelah pemekaran [[kelurahan]] '''Jatiwarna''' menjadi '''Jatiwarna''' dan [[Jatimelati, Pondok Melati, Bekasi|Jatimelati]], maka luas berkurang menjadi 108 [[hektar|ha]] (1,08 km<sup>2</sup>). |
||
=== Batas wilayah === |
==== Batas wilayah ==== |
||
Batas wilayah [[kelurahan]] '''Jatiwarna''' setelah pemekaran adalah: |
Batas wilayah [[kelurahan]] '''Jatiwarna''' setelah pemekaran adalah: |
||
Baris 30: | Baris 31: | ||
|timur=Kelurahan [[Jatimekar, Jati Asih, Bekasi|Jatimekar]] dan [[Jatisari, Jati Asih, Bekasi|Jatisari]] (Kecamatan [[Jati Asih, Bekasi|Jatiasih]]) dengan pemisah Sungai [[Kali Jatirangga]] |
|timur=Kelurahan [[Jatimekar, Jati Asih, Bekasi|Jatimekar]] dan [[Jatisari, Jati Asih, Bekasi|Jatisari]] (Kecamatan [[Jati Asih, Bekasi|Jatiasih]]) dengan pemisah Sungai [[Kali Jatirangga]] |
||
}} |
}} |
||
=== Penduduk === |
|||
Penduduk di [[kelurahan]] '''Jatiwarna''' saat ini (sejak [[2010]]) mencapai |
|||
== Pendidikan == |
== Pendidikan == |
Revisi per 20 Agustus 2016 09.22
Jatiwarna | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kota | Bekasi | ||||
Kecamatan | Pondok Melati | ||||
Kodepos | 17415 | ||||
Kode Kemendagri | 32.75.12.1002 | ||||
Kode BPS | 3275012003 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Jatiwarna adalah salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.
Geografi
Luas dan batas wilayah
Luas wilayah
Di era Hindia-Belanda, luas wilayah masih 25 ha (0,25 km2). Kemudian pada tahun 1945 berubah luas menjadi 50 ha (0,5 km2), pada tahun 1965 berubah luas menjadi 60 ha (0,6 km2), pada tahun 1974 saat masuk ke wilayah Kabupaten Bekasi berubah luas menjadi 150 ha (1,5 km2) yang terdiri atas pesawahan dan rel kereta api dan pada tahun 1985 berubah luas menjadi 320 ha (3,2 km2), yang terdiri dari rel kereta api milik PJKA 0,8 km2 (dengan perincian Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih 0,5 km2 dan Jalur kereta api Nambo-Jabung 0,3 km2), lahan pesawahan 1 km2, dan lahan perkebunan tebu milik PG Gedong Tengeng 0,2 km2. Dengan demikian, jumlah penduduk menjadi banyak.
Namun, setelah pemekaran kelurahan Jatiwarna menjadi Jatiwarna dan Jatimelati, maka luas berkurang menjadi 108 ha (1,08 km2).
Batas wilayah
Batas wilayah kelurahan Jatiwarna setelah pemekaran adalah:
Utara | Kelurahan Jatirahayu dan Jatikramat (Kecamatan Jatiasih) dengan pemisah Sungai Kali Jatirangga |
Timur | Kelurahan Jatimekar dan Jatisari (Kecamatan Jatiasih) dengan pemisah Sungai Kali Jatirangga |
Selatan | Kelurahan Jatimelati |
Barat | Kelurahan Setu (Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur) dengan pemisah Sungai Kali Sunter |
Penduduk
Penduduk di kelurahan Jatiwarna saat ini (sejak 2010) mencapai
Pendidikan
Jatiwarna memiliki sarana pendidikan, seperti:
- SDN Jatiwarna 1
- SDN Jatiwarna 2
- SDN Jatiwarna 3
- SDN Jatimelati 1
- SMP Al-Ikhlas Jatiwarna
Ibadah
Jatiwarna memiliki sarana ibadah, yakni:
- Gereja GPIB Pasundan Kp. Subah Jatiwarna
- Masjid Al-Falah Kp. Subah Jatiwarna
- Masjid As-Salam Kp. Kota Jatiwarna
- Masjid At-Taqwa Kp. Subah Jatiwarna
Tempat belanja
Jatiwarna memiliki tempat belanja, yakni:
- Pasar Jatimelati
- Pasar Jabung
- Pasar Jatiwarna
- Pasar Gedong Tengeng
- Mall Jatiwarna
- Carrefour Jatiwarna (rencana)
Bangunan bersejarah
Jatiwarna memiliki bangunan bersejarah, yakni:
- eks Stasiun Jatiwarna
- eks Halte Manjah Kidul
- eks Halte Subah
- eks Kantor darurat Staats Spoorwegen Westerlijnen
- eks Pertambangan pasir Jatimekar
- eks Pabrik Gula Jatiwarna
- eks Pabrik Gula Subah
Transportasi
Jalan raya dan Jalan tol
Jatiwarna saat ini dilewati Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, terutama km 37-39, yang memudahkan akses ke Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan TMII. Ada beberapa jalan yang melalui Jatiwarna adalah Jl. Raya Jatiwarna, Jl. Haji Mashudi yang memudahkan akses ke Makasar, Kramat Jati, Pondok Gede, Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma dan Jalan Tol Wiyoto Wiyono, Jl. Ali Sumarmo (Kp. Subah) yang memudahkan akses ke Jatisampurna, Depok, Jalan alternatif Cibubur-Cileungsi dan Bogor, Jl. Jatimekar yang memudahkan akses ke Duren Sawit, Jatikramat dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jl. Ali Sadikin yang memudahkan akses ke Jatiasih dan pusat kota Bekasi.
Angkutan dalam dan antar kota
Angkutan dalam kota
Inilah daftar trayek angkutan kota yang melayani Jatiwarna.
- Koasi K21A ke Pondok Gede via Jalan Raya Kecapi, Buaran, Jati Melati.
- Koasi K21B ke Pondok Gede via Jalan Raya Kecapi, Bantar Gebang.
- KWK T10 jurusan Cililitan-Komplek Chandra.
- Koasi K06 jurusan Kampung Rambutan-Ujung Aspal
- KWK T19 jurusan ke Depok
- Metromini T45 jurusan ke Pulogadung
- Metromini S76A jurusan ke Blok M
- Angkot Kota Depok D112B ke Depok
- Kopaja T57A jurusan ke Blok M
- Kowanbisata T511A jurusan Depok-Pulogadung
Angkutan antar kota
Inilah daftar trayek bus antarkota yang melayani Jatiwarna.
- Elf jurusan Kampung Rambutan-Jonggol
- Elf jurusan Kampung Rambutan-Cianjur
- bus AKAP jurusan Lebak Bulus ke Jawa Tengah dan Jawa Timur
Perkeretaapian di Jatiwarna
Dahulu, pada era Hindia-Belanda, di daerah Jatiwarna merupakan daerah yang sedikit ramai [2] karena ada gereja, kantor pos, kantor desa, balai pemuda, kantor telepon dan stasiun kereta api yang ramai yang dibangun pada tahun 1934 karena memiliki depo lokomotif, parkir yang luas, rel yang banyak (11 jalur), memiliki percabangan ke Pabrik gula Jatiwarna, serta memiliki persilangan dengan jalur decauville milik Pabrik gula Jatiwarna, Tandon untuk lokomotif uap, serta melayani kereta api lokal jurusan Manggarai ke Jatiasih pp, angkutan hewan ternak, beras, semen dan minyak tanah (VR dan VVV), angkutan sayur-sayuran (VW dan VR), angkutan buah-buahan (VVW dan VW), angkutan pasir dan batubara (VW), angkutan pupuk (VW dan VR), angkutan minyak Pertamina (GKW) dan angkutan gula (VR dan VVW) dari Pabrik gula Jatiwarna yang telah ditutup akibat Krisis finansial Asia 1997 dan dibakar akibat Kerusuhan Mei 1998 ketika masih ditarik lokomotif uap (seperti B25 dan C18) dan lokomotif diesel hidrolik (seperti D301, BB301, BB303 dan BB304) untuk diangkut ke pelabuhan kapal di Cikarang (Bekasi) dan Tanjung Priok (Jakarta Utara).
Di era Hindia-Belanda, untuk menunjang perekonomian di Jatiwarna, Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih dan Jalur kereta api Nambo-Jabung merupakan jalur kereta api yang selalu ramai karena banyaknya Kereta api angkutan penumpang dan barang, seperti mengangkut tebu, hasil pertanian, perkebunan dan pertambangan serta terintergrasi dengan pabrik gula, kawasan industri, daerah kebun tebu, daerah perkebunan dan daerah pertambangan serta memiliki banyak Stasiun/halte kereta api.
Namun setelah dibukanya jalur ganda pada ruas Jatimekar ke Setu yang berjarak 4,8 km pada tanggal 1 Februari 1990 dan Setu ke Bambu Apus yang berjarak 1,2 km pada tanggal 15 Februari 1990, dibangunlah stasiun kereta api baru, yang letaknya 500 m sebelah barat stasiun kereta api lama. Namun setelah kemerdekaan, stasiun kereta api ini melayani pemberhentian Kereta api Patas Purwakarta, Kereta api Lokal Cikampek, Kereta api Parahyangan, Kereta api Cirebon Ekspres dan Kereta api Kertajaya, serta persilangan kereta api barang dan pemberangkatan kereta api angkutan gula milik PG Jatiwarna. Namun, setelah dibukanya jalur baru via Tambun pada tanggal 2 September 2000, jalur dan stasiun ini dinonaktifkan.
Halte kereta api
Dahulu di Jatiwarna terdapat 5 stasiun kereta api utama. Dahulu, pada era Hindia-Belanda, di daerah Jatiwarna, untuk menopang perekonomian dengan perekonomian dengan pendapatan per kapita sebesar 9,25 juta gulden pada tahun 1937 dan 10 juta gulden pada tahun 1940, selain stasiun kereta api, terdapat beberapa halte-halte kereta api yang cukup kecil dan melayani kereta api lokal serta percabangan ke Pabrik Gula/Suikerfabriek, seperti:
- Halte Subah memiliki percabangan ke Pabrik gula Subah yang berjarak 500 m ke arah timur
- Halte Manjahkidul memiliki percabangan ke Pabrik gula Bojong yang berjarak 1,2 km ke arah barat laut
- Halte Gang Saulan memiliki percabangan ke Pabrik gula Tanjung Mekar yang berjarak 1,5 km ke arah selatan
- Halte Jabung Pasar memiliki percabangan ke Pabrik gula Gedong Tengeng yang berjarak 2,6 km ke arah barat laut dan 300 m ke arah barat dari halte ini, rel ini berseberangan/bersilangan dengan jalur decauville milik PG Gedong Tengeng dengan gauge 750
- Halte Kundur memiliki percabangan ke Pabrik gula Kundur yang berjarak 1 km ke arah selatan
- Halte Kalijereng memiliki percabangan ke Pabrik gula Kalijereng yang telah ditutup sejak Krisis ekonomi tahun 1997 yang berjarak 1,5 km ke arah barat daya [3] dan 200 m sebelah barat halte ini, rel ini bersilangan dengan decauville dengan 600 [4] milik PG Kalijereng yang melewati perkebunan tebu di empat kelurahan yakni Lubang Buaya, Setu dan Bambu Apus di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta serta Jatiwarna di Kecamatan Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat dengan luas semuanya 12.400 ha (124 km2). Selain itu juga, rel decauville menyeberangi rel trem eks Baccasie Elektrische Tram Maatschappij dengan gauge 600 yang telah dibongkar Jepang pada tahun 1942 untuk dibawa ke Bayah untuk membangun Jalur KA disana
Selain itu, stasiun ini juga dahulu memiliki percabangan ke Tambang batubara pinggir sungai seperti Halte Kundur memiliki percabangan ke daerah tambang batubara di pinggir Kali Sunter yang berjarak 550 m ke arah utara, sepertinya selain melayani kereta api lokal, juga melayani bongkar muat kereta api peti kemas angkutan hasil pertanian, batubara dan gula dari Pabrik gula Kundur.
Kecuali dahulu, di lintas Nambo-Jabung, terdapat 4 buah halte kereta api atau stopplaats, yakni masing-masing di Kp. Manjah, Kp. Subah dan Kp. Rawa Gantung, yang kini telah ditutup sejak era PJKA, tepatnya pertengahan dekade 1980an akibat okupansi penumpang yang minim.
Prasarana
Halte Jabung Pasar
Halte Jabung Pasar pernah melayani Kereta api Patas Purwakarta dan Kereta api lokal jurusan Jatiwarna-Cibinong PP.
Fasilitas
Percabangan
Dari halte ini memiliki cabang ke PG Gedong Tengeng yang berjarak 2,6 km dari halte ini. Hampir 500 m dari halte ini, rel ini berseberangan dengan Decauville milik PG Gedong Tengeng yang memiliki lebar sepur 750.
Stasiun Jatiwarna
Stasiun Jatiwarna | |
---|---|
Lokasi |
|
Koordinat | 6°18′45″S 106°55′47″E / 6.31250°S 106.92972°E |
Ketinggian | +29,5m |
Operator |
|
Letak | |
Jumlah peron | 4 |
Jumlah jalur | 10 (jalur 1 dan 2: sepur lurus) |
Konstruksi | |
Jenis struktur | Atas tanah |
Informasi lain | |
Kode stasiun |
|
Sejarah | |
Dibuka | 12 September 1935 |
Ditutup | 8 Januari 2001 |
Nama sebelumnya | Djatiwarna [7], Halte Oedjoeng aspal, Halte Soemir |
Lokasi pada peta | |
Layout Stasiun Jatiwarna
Stasiun Jatiwarna | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
Stasiun Jatiwarna merupakan bekas sebuah stasiun kereta api yang terletak di Gang Kecapi nomor 5, Kampung Jatiwarna Kota RT 09/RW 11, kelurahan Jatiwarna, kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dahulu, sebelum tahun 1996, stasiun ini memiliki 10 jalur. Sebuah keterangan menyebutkan bahwa di sebelah timur terdapat jalur menuju eks pabrik gula Jatiwarna yang ditutup sejak terjadi Krisis ekonomi 1997, yang terhubung di jalur sembilan. Namun, sejak banjir tahun 1996, jalur 10 ini dibongkar setelah tidak dioperasikan KRD Jatiwarna-Cibinong.
Sejarah
Setelah jalur pertama dengan rute Kemijen-Tanggung dibuka pada tahun 1867 dan Batavia-Buitenzorg pada tahun 1873, NIS melanjutkan pembangunan rel ini dilakukan di daerah Bekasi bagian selatan dan Cibubur bagian timur.
Stasiun Jatiwarna dibangun pada tahun 1934-1935 [9] oleh perusahaan kereta api Hindia-Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij.
Tercatat sebanyak 76.300-82.000 orang penumpang dan sejumlah 250-400 ton barang yang diangkut pertahun dari Stasiun Jatiwarna pada antara tahun 1950-1953.[10]
Percabangan
Dahulu, dari stasiun ini pernah memiliki percabangan ke Pabrik gula Jatiwarna. Dahulu, 500 m setelah stasiun ini, terdapat persilangan dengan decauville milik Pabrik gula Jatiwarna dengan gauge 600.
Galat Lua: unknown error.
Halte Kalijereng
Stasiun Kalijereng | |
---|---|
Lokasi |
|
Koordinat | 6°18′45″S 106°55′47″E / 6.31250°S 106.92972°E{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman |
Ketinggian | +11m |
Operator |
|
Letak | |
Jumlah jalur | 3 |
Konstruksi | |
Jenis struktur | Atas tanah |
Informasi lain | |
Kode stasiun |
|
Sejarah | |
Dibuka | Sekitar tanggal 15 Agustus 1934 |
Ditutup | Sekitar tanggal 18 Maret 1982 |
Nama sebelumnya | Kalidjereng/Halte Kalidjereng |
Lokasi pada peta | |
Peringatan: Kunci pengurutan baku "Kalijereng, Stasiun" mengabaikan kunci pengurutan baku "Jatiwarna, Stasiun" sebelumnya.
Halte Kalijereng merupakan stasiun kereta api nonaktif yang berada di gang Ir.H. Juanda, kel. setu, kec. cipayung, jaktim 13880.
Halte ini sering menjadi tempat pemberhentian kereta api lokal antara tahun 50-an sampai 80-an, serta memiliki cabang ke PG Kalijereng yang terletak 1,5 km ke arah barat daya.
Dahulu stasiun ini pernah melayani kereta api lokal jurusan jatiasih-stasiun kota PP, kereta api lokal jurusan Cibarusah-stasiun jatinegara PP dan angkutan gula dari PG Kalijereng. Dahulu dari stasiun ini terdapat percabangan ke pabrik gula Kalijereng yang berjarak 1,5 km ke arah barat daya. 200 m setelah halte ini, rel ini bersilangan dengan decauville dengan 600
Namun karena ada pembangunan jalur ganda pada ruas stasiun jatimekar ke bambu apus sepanjang 5 km pada tahun 1986, bangunan bekas halte ini dibongkar dan rata dengan tanah serta menyisakan peron kereta api saja. Saat ini, lahan ex halte Kalijereng dan ex pabrik gula Kalijereng telah dipasang papan aset milik perusahaan PT JLJ, PTPN III, PT KAI DAOP 1 Jakarta, pemerintah kota Jakarta Timur dan pemerintah DKI Jakarta sejak dibukanya jalan tol JORR ruas Hankam ke Cikunir pada tahun 2006.
Halte Subah
Stasiun Subah | |
---|---|
Lokasi |
|
Koordinat | 6°18′45″S 106°55′47″E / 6.31250°S 106.92972°E{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman |
Ketinggian | tidak diketahui |
Operator | |
Letak |
|
Jumlah jalur | 5 |
Konstruksi | |
Jenis struktur | Atas tanah |
Informasi lain | |
Kode stasiun |
|
Sejarah | |
Dibuka | 2 Agustus 1934 |
Ditutup | Sekitar pertengahan dekade 1980an |
Nama sebelumnya | Soebah [7] |
Lokasi pada peta | |
Peringatan: Kunci pengurutan baku "Subah, Stasiun" mengabaikan kunci pengurutan baku "Kalijereng, Stasiun" sebelumnya.
Halte Subah merupakan stasiun kereta api non-aktif yang berada di Kampung Subah RT 09/11, Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat 17415. Dahulu dari stasiun ini terdapat percabangan ke Pabrik gula Subah yang terletak 1 km dari halte ini.
Layanan
Dahulu pernah melayani Kereta api lokal jurusan Jabung ke Nambo pp ketika masih ditarik lokomotif uap dan angkutan gula dari Pabrik gula Subah yang kini telah ditutup sejak tahun 1984.
Jalur dan percabangan
Dahulu, Halte Subah ini memiliki 5 jalur dan percabangan ke Pabrik gula Subah yang berjarak 1 km dari stasiun ini serta memiliki persilangan antara Jalur kereta api milik NIS dan decauville milik Pabrik gula Subah.
Penutupan
Namun pada tahun 1986, halte ini dibongkar akibat pembangunan rel ganda ruas Jabung-Bojongkulur sepanjang 10 km.
Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error.
Prasarana transportasi
Terminal Jatiwarna merupakan prasarana transportasi di kelurahan ini. Dahulu, daerah Jatiwarna pernah dilewati rel-rel kereta api, pada rute Tanjung Barat-Jatiasih, Wanaherang-Jabung Trem dan Nambo-Jabung. Namun kini, jalur ini telah dinonaktifkan.
Transportasi umum lain
Transportasi umum lain di wilayah kelurahan Setu, antara lain:
Taksi
Transportasi udara
Bandar udara Jatiwarna
Nantinya, Jatiwarna akan memiliki bandar udara [11]. Nantinya, bandar udara berdiri di atas lahan eks perkebunan tebu milik eks Pabrik gula Kundur seluas 19 km2, tepatnya di Kampung Kundur, menggantikan Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma dan meningkatkan kegiatan penerbangan.
Nantinya, bandar udara di Jatiwarna dibangun pada tahun 2013 [12] [13] dan diresmikan saat Lebaran tahun 2019 nanti [14] saat dibukanya jalur shortcut dari Stasiun Pasar Minggu menuju Stasiun Jatiasih yang dilalui oleh kereta api wisata dan KRL Jabodetabek jalur Manggarai-Bandara Jatiwarna serta jalur dari Stasiun Nambo ke Stasiun Jatimekar dan nantinya Stasiun Jatiwarna diaktifkan kembali dan dibangun yang baru yang terletak hampir 1 km dari stasiun lama serta dibuat percabangan rel ke bandar udara dengan jarak 500 m untuk meningkatkan jumlah penumpang kereta api yang ke Bandara.
Nantinya, akses ke bandar udara juga dijangkau Jalan tol, seperti Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta ruas Hankam - Cikunir dan dari Gerbang tol Jatiwarna dibuat simpang susun jalan tol ke bandar udara dengan jarak 500 m untuk meningkatkan jumlah kendaraan ke bandar udara.
Perusahaan yang tidak beroperasi lagi
BUMD Berkas:Kota Bekasi.jpg Kota Bekasi | |
Pendahulu | Suikermaatschappij Djatiwarna (1916-52) PN Gula Jatiwarna (1952–72) Perjan Gula Jatiwarna (1972–79) Perum Gula Jatiwarna (1979-91) |
Didirikan | 14 Mei 1916[15] |
Ditutup | Akibat Krisis ekonomi 1997 |
Kantor pusat | , Indonesia |
Wilayah operasi |
|
Tokoh kunci | Suyoto Mardono (Direktur Utama Terakhir) (22 Mei 1995-Krisis finansial Asia 1997) |
Produk |
|
Jasa | Industri gula |
Pendapatan | Rp 6.25 triliun (Smt. II 1994)[16] |
Rp 300 miliar (Smt. II 1994)[16] | |
AUM | - |
Total aset | 12 |
Pemilik | DKA/PNKA/PJKA/PERUMKA, Pemerintah Kota Bekasi, PT Perkebunan Nusantara II |
Karyawan | ± 150.000 |
Anak usaha | Perum Gula Jatiwarna Properti Jaya Machine |
Situs web | - |
Dalam tahap pembangunan
Membangun bandara [17]
Berkas:Kota Bekasi.jpg | Artikel ini merupakan bagian dari seri Rahmat Efendi | |
---|---|---|
Walikota Bekasi periode pertama
Walikota Bekasi periode kedua
|
Jatiwarna saat ini telah dibangun bandar udara menggantikan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma [17]. Bandara ini didirikan di atas lahan eks perkebunan tebu milik eks PG Kundur seluas 19 km2. Pembangunan bandar udara menelan dana APBD Kota Bekasi pada tahun 2013 sebesar Rp125.500.000,00 [18].
APBD Kota Bekasi pada tahun 2013 adalah Rp125.500.000,00, yang meliputi:
- Pelebaran Jalan raya Babelan
- Pengadaan air bersih di daerah Kaliabang Tengah dan Perwira (Bekasi Utara), serta di Bojong Rawalumbu (Rawalumbu), di Margahayu (Bekasi Timur), di Jatibening dan Jatiwaringin (Pondok Gede)
- Pengaktifan kembali rel-rel yang dibangun pada era Hindia-Belanda, seperti Jalur kereta api Nambo-Jabung dan Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih
- Pembangunan jalur kereta api shortcut pada ruas Pasar Minggu ke Jatiasih sepanjang 16 km melewati Taman Mini Indonesia Indah dan Pinang Ranti dengan mengaktifkan kembali stasiun-stasiun peninggalan Hindia-Belanda dan membangun 9 stasiun kereta api baru untuk memudahkan angkutan kereta api wisata, KRL Jabodetabek pada rute Manggarai-Pasar Minggu-Bandara Jatiwarna dan KRL Jabodetabek pada rute Manggarai-Pasar Minggu-Taman Mini Indonesia Indah, yakni:
- Pembangunan Bandar udara di Jatiwarna dan pembangunan jalur cabang dari Stasiun Jatiwarna Baru
Layanan masyarakat Jatiwarna
E-KTP
Nomor telepon di Jatiwarna
Nomor telepon darurat di Jatiwarna, seperti:
- Pemadam Kebakaran 021-113
- Polisi 021-112
- Banjir 021-114
- Pemesanan tiket bus 021-77281810
- Stasiun Tanjung Barat 021-7783420
- Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma 021-77283920
Hunting bus
Hunting bus merupakan layanan masyarakat Jatiwarna. Setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu, terutama pada hari raya Idul Fitri, para Bismania dan siswa-siswa sekolah, dari Sekolah dasar (SD) sampai Sekolah menengah atas (SMA) selalu menyaksikan dan memotret bus yang melintasi Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta ruas TMII-Cikunir, terutama pada jam istirahat sekolah.
Foto-foto bus yang dijepret, terutama bus PO. Haryanto dan PO. Shantika, terutama rute-rute ke Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati (Jawa Tengah), yang melaju dari arah Kampung Rambutan. Untuk foto-foto bus hasil jepretan, lihat di [1] dan [2].
Referensi
- ^ Pengaktifan kembali rel Nambo-Jatimekar untuk KRL Jabotabek, Semboyan35.com, diupdate 13-05-2016 jam 06.00 WIB
- ^ Bangunan peninggalan Hindia-Belanda di Jatiwarna, Info Jatiwarna, diupdate 13-05-2016 jam 07.30 WIB
- ^ Kalijereng bukan berada di Kota Bekasi, tetapi berada di Kota Administrasi Jakarta Timur
- ^ "Telusuri rel mati decauville eks PG Kalijereng", Semboyan35.com, 13-05-2016, diupdate 13-05-2016 jam 10.30 WIB
- ^ a b c Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b c Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ a b "Haltestempels Nederlands Indië 1883 - 1891/1950", diupdate 28/12/2015 jam 06.30 WIB
- ^ Sejarah Perkeretaapian di Jawa Barat dan Banten, Ali Suratna, Jakarta: Penerbit Jaya Agung, 1995
- ^ Oegema, J.J.G. 1982. De Stoomtractie Op Java En Sumatra. Deventer: Kluwer Technische Boeken.
- ^ Djawatan Kereta Api, tt., DAFTAR C, 13a. Ichtisar Angkutan Penumpang jang berangkat dan Kiriman Biasa (dalam ton) jang dikirim dari tiap² setasiun² dan perhentian² D.K.A. di DJAWA dan MADURA semasa tahun² 1950-1951-1952 dan 1953 Eksplotasi BARAT. Hlm. 135.
- ^ Jatiwarna akan memiliki bandara dan rel kereta api
- ^ Bandara Jatiwarna dibangun menggantikan Bandara Halim
- ^ Jatiwarna akan memiliki rel kereta api dan bandar udara pengganti Halim
- ^ Bandara dan Jalur KA di Jatiwarna diresmikan saat Lebaran tahun 2019
- ^ Perusahaan Gula Jatiwarna (1952-1997), Informasi Kota Bekasi, diupdate 13 Mei 2016
- ^ a b Ali Sudoyo (22 Mei 1990). "Perusahaan Gula Jatiwarna Siapkan Dana Rp900 M". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 3 Juli 1990.
- ^ a b Jatiwarna akan memiliki Bandar Udara pengganti Halim Perdanakusuma, Poskotanews.Com, diupdate 30 Juni 2013
- ^ Pembangunan Bandara Jatiwarna dan Pengaktifan kembali Jalur KA Nambo-Jabung untuk KRL Jabotabek telan dana Rp125,5 juta, Situs Web Pemerintah Kota Bekasi, diupdate 15 Juni 2015
saya ga tau