Konstantinus V: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 37: | Baris 37: | ||
== Kampanye ikonoklasme == |
== Kampanye ikonoklasme == |
||
Pada Februari 754, Konstantinus menyelenggarakan sinode di Hieria yang dihadiri oleh para uskup ikonoklas (istilah bagi pendukung ikonoklasme, berkebalikan dengan [[ikonodul]]). Dewan menyetujui kebijakan agama Konstantinus dan mengamankan pemilihan patriarkh ikonoklas yang baru. Sinode itu ditindaklanjuti dengan kampanye menghilangkan gambar-gambar tokoh suci dari dinding-dinding gereja. Sejak biara menjadi benteng dalam menjaga sentimen pemusnahan gambar-gambar tersebut, Konstantinus memusatkan perhatian kepada para biarawan, memaksa mereka untuk menikahi para biarawati, dan mengambil alih kepemilikan biara untuk kepentingan negara dan tentara. Di akhir masa kekuasaan Konstantinus, berdoa dengan perantaraan orang-orang suci dipandang sebagai bid'ah. |
Pada Februari 754, Konstantinus menyelenggarakan sinode di Hieria yang dihadiri oleh para uskup ikonoklas (istilah bagi pendukung ikonoklasme, berkebalikan dengan [[ikonodul]]). Dewan menyetujui kebijakan agama Konstantinus dan mengamankan pemilihan patriarkh ikonoklas yang baru. Sinode itu ditindaklanjuti dengan kampanye menghilangkan gambar-gambar tokoh suci dari dinding-dinding gereja. Sejak biara menjadi benteng dalam menjaga sentimen pemusnahan gambar-gambar tersebut, Konstantinus memusatkan perhatian kepada para biarawan, memaksa mereka untuk menikahi para biarawati, dan mengambil alih kepemilikan biara untuk kepentingan negara dan tentara. Di akhir masa kekuasaan Konstantinus, berdoa dengan perantaraan orang-orang suci dipandang sebagai [[Bidah|bid'ah]]. Puncaknya, kematian para ikonodul dianggap sebentuk hukuman Ilahi dan jenazahnya dibuag di laut. |
||
== Peperangan == |
|||
Pada tahun 746, mengambil keuntungan dari Umayyah yang dilanda perang saudara, Konstantinus menyerang Syiria dan menduduki Jermanikeia (sekarang [[Kahramanmaras]]), tempat lahir ayahnya. Tahun 747, armada laut Konstantinus mengalahkan armada laut Arab di Siprus. Pada 752, dia memimpin penyerangan kepada dinasti kekhalifahan yang baru, [[Abbasiyah]]. |
|||
Sementara di sisi lain, Raja Lombardia, Aistulf, berhasil menduduki [[Ravenna]] yang merupakan pusat kekuatan Kekaisaran Romawi Timur di Italia. |
|||
== Keluarga == |
|||
Sepanjang hidupnya, Konstantinus memiliki tiga permaisuri. |
|||
Tzitzak adalah permaisuri pertamanya. Dia adalah putri [[Bangsa Khazar]]. Kata ''tzitzak'' sepertinya merupakan Helenisasi dari kata Turki ''çiçek'', yang berarti "bunga." Saat pernikahan mereka, Konstantinus baru berusia empat belas tahun dan kemungkinan Tzitzak lebih muda lagi. Tzitzak kemudian menjadi seorang Kristen dan diberi nama baptis Irene. Pada 25 Januari 750, dia melahirkan seorang putra bernama Leo, yang nantinya akan meneruskan tahta ayahnya sebagai [[Leo IV Khazar|Kaisar Leo IV]]. Kelahiran Leo merupakan saat terakhir Irene (Tzitzak) disebutkan dalam cacatan sejarah. Lynda Garland berpendapat bahwa Irene meninggal saat melahirkan. |
|||
Konstantinus menikah dengan Maria dan menjadi permaisuri keduanya antara tahun 750 dan 751, tetapi kemudian meninggal karena sebab yang tidak diketahui pada tahun 751. [[Nikephoros I dari Konstantinopel|Nikephoros I]] dalam ''Chronographikon syntomon'' menyatakan bahwa kematiannya di waktu yang sama dengan diangkatnya Leo sebagai wakil kaisar pada 6 Juni 751. Maria meninggal tanpa memiliki keturunan. |
|||
Kemudian Konstantinus menikahi Eudokia. Tidak diketahui tahun pernikahan mereka, tetapi diperkirakan antara akhir tahun 751 dan 769. Pernikahan ketiga kalinya oleh kaisar ini merupakan sesuatu yang tidak biasa. Hal ini dikarenakan pernikahan ketiga dianggap tidak sah dan bertentangan dengan kebiasaan [[Gereja Ortodoks Timur]] kala itu. Hal ini kemungkinan dapat berdampak pada keabsahan pernikahan Konstantinus dengan Eudokia. Konstantinus adalah seorang pendukung kuat ikonoklasme, tetapi Eudokia tercatat sebagai penyumbang di biara Santa Anthusa, menunjukkan bahwa Eudokia tidak berbagi pandangan keagamaan yang sama dengan suaminya. Tidak diketahui apakah Eudokia masih hidup atau tidak saat suaminya mangkat di tahun 775. Bersama Eudokia, Konstantinus memiliki enam orang anak: Nikheporos, Christopher, Niketas, Anthimos, Evdokimos, dan Anthousa. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 11 Januari 2017 08.10
Kōnstantinos V Κωνσταντίνος Ε΄ | |
---|---|
Kaisar Romawi Timur | |
Berkuasa | 18 Juni 741 – 14 September 775 |
Pendahulu | Leo III |
Penerus | Leo IV |
Kelahiran | 718 Konstantinopel |
Kematian | 14 September 775 |
Pasangan | Tzitzak (Irene), Putri Khazar Maria Eudokia |
Keturunan | Leo IV, Kaisar Romawi Timur Nikephoros, Caesar, Christopher, Caesar Niketas, Nobelissimos, Eudokimos, Nobelissimos, Anthimos, Nobelissimos, Anthousa (Santo Anthousa) |
Wangsa | Isauria |
Ayah | Leo III, Kaisar Romawi Timur |
Ibu | Maria |
Konstantinus V (718 – 14 September 775) (bahasa Yunani: Κωνσταντίνος Ε΄, Kōnstantinos V; diejek oleh musuhnya dengan nama Kopronymos atau Copronymus, yang berarti bernama kotoran) adalah Kaisar Romawi Timur yang berkuasa dari tahun 741 hingga 775.
Awal kehidupan
Konstantinus lahir di Konstantinopel (sekarang Istanbul) pada Juli 718. Ayahnya adalah Kaisar Leo III dan ibunya adalah Permaisuri Maria. Dia naik tahta sebagai Konstantinus V pada 18 Juni 741 setelah mangkatnya sang ayah.
Perang saudara
Pada Juni 741 atau 742, saat Konstantinus menyeberangi Asia Kecil untuk melakukan pertempuran dengan Kekhalifahan Umayyah, terjadi pemberontakan yang dilakukan kakak iparnya, Artabasdos, yang merupakan gubernur militer di wilayah Armeniak. Konstantinus dikalahkan dan mencari perlindungan di wilayah Amorion, sedangkan Artabasdos menguasai Konstantinopel dan diterima menjadi kaisar. Konstantinus mendapat dukungan di wilayah Anatolikon (di tengah Asia Kecil) dan Thrakesion (Asia Kecil sebelah barat), sedangkan Artabasdos mendapat dukungan di wilayah Thrase, Opsikion, dan Armeniak.
Artabasdos melakukan kampanye melawan Konstantinus pada tahun 743, tetapi dapat dikalahkan. Tiga bulan kemudian, Konstantinus berhasil mengalahkan Niketas, putra Artabasdos. Pada awal November, Konstantinus memasuki Konstantinopel.
Pemberontakan Artabasdos ini sangat terkait dengan upaya mengembalikan penggunaan ikon (gambar-gambar tokoh suci) dalam peribadatan. Hal ini menjadikan Konstantinus menjadi lebih kuat dalam upayanya menggencarkan gerakan ikonoklasme di Romawi Timur.
Kampanye ikonoklasme
Pada Februari 754, Konstantinus menyelenggarakan sinode di Hieria yang dihadiri oleh para uskup ikonoklas (istilah bagi pendukung ikonoklasme, berkebalikan dengan ikonodul). Dewan menyetujui kebijakan agama Konstantinus dan mengamankan pemilihan patriarkh ikonoklas yang baru. Sinode itu ditindaklanjuti dengan kampanye menghilangkan gambar-gambar tokoh suci dari dinding-dinding gereja. Sejak biara menjadi benteng dalam menjaga sentimen pemusnahan gambar-gambar tersebut, Konstantinus memusatkan perhatian kepada para biarawan, memaksa mereka untuk menikahi para biarawati, dan mengambil alih kepemilikan biara untuk kepentingan negara dan tentara. Di akhir masa kekuasaan Konstantinus, berdoa dengan perantaraan orang-orang suci dipandang sebagai bid'ah. Puncaknya, kematian para ikonodul dianggap sebentuk hukuman Ilahi dan jenazahnya dibuag di laut.
Peperangan
Pada tahun 746, mengambil keuntungan dari Umayyah yang dilanda perang saudara, Konstantinus menyerang Syiria dan menduduki Jermanikeia (sekarang Kahramanmaras), tempat lahir ayahnya. Tahun 747, armada laut Konstantinus mengalahkan armada laut Arab di Siprus. Pada 752, dia memimpin penyerangan kepada dinasti kekhalifahan yang baru, Abbasiyah.
Sementara di sisi lain, Raja Lombardia, Aistulf, berhasil menduduki Ravenna yang merupakan pusat kekuatan Kekaisaran Romawi Timur di Italia.
Keluarga
Sepanjang hidupnya, Konstantinus memiliki tiga permaisuri.
Tzitzak adalah permaisuri pertamanya. Dia adalah putri Bangsa Khazar. Kata tzitzak sepertinya merupakan Helenisasi dari kata Turki çiçek, yang berarti "bunga." Saat pernikahan mereka, Konstantinus baru berusia empat belas tahun dan kemungkinan Tzitzak lebih muda lagi. Tzitzak kemudian menjadi seorang Kristen dan diberi nama baptis Irene. Pada 25 Januari 750, dia melahirkan seorang putra bernama Leo, yang nantinya akan meneruskan tahta ayahnya sebagai Kaisar Leo IV. Kelahiran Leo merupakan saat terakhir Irene (Tzitzak) disebutkan dalam cacatan sejarah. Lynda Garland berpendapat bahwa Irene meninggal saat melahirkan.
Konstantinus menikah dengan Maria dan menjadi permaisuri keduanya antara tahun 750 dan 751, tetapi kemudian meninggal karena sebab yang tidak diketahui pada tahun 751. Nikephoros I dalam Chronographikon syntomon menyatakan bahwa kematiannya di waktu yang sama dengan diangkatnya Leo sebagai wakil kaisar pada 6 Juni 751. Maria meninggal tanpa memiliki keturunan.
Kemudian Konstantinus menikahi Eudokia. Tidak diketahui tahun pernikahan mereka, tetapi diperkirakan antara akhir tahun 751 dan 769. Pernikahan ketiga kalinya oleh kaisar ini merupakan sesuatu yang tidak biasa. Hal ini dikarenakan pernikahan ketiga dianggap tidak sah dan bertentangan dengan kebiasaan Gereja Ortodoks Timur kala itu. Hal ini kemungkinan dapat berdampak pada keabsahan pernikahan Konstantinus dengan Eudokia. Konstantinus adalah seorang pendukung kuat ikonoklasme, tetapi Eudokia tercatat sebagai penyumbang di biara Santa Anthusa, menunjukkan bahwa Eudokia tidak berbagi pandangan keagamaan yang sama dengan suaminya. Tidak diketahui apakah Eudokia masih hidup atau tidak saat suaminya mangkat di tahun 775. Bersama Eudokia, Konstantinus memiliki enam orang anak: Nikheporos, Christopher, Niketas, Anthimos, Evdokimos, dan Anthousa.
Referensi
- The Oxford Dictionary of Byzantium, Oxford University Press, 1991.
Konstantinus V Lahir: Juli 718 Meninggal: 14 September 775
| ||
Gelar | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Leo III |
Kaisar Romawi Timur 14 September 775 – 18 Juni 780 juga diklaim oleh Artabasdos (741 – 743) |
Diteruskan oleh: Leo IV |