Kabupaten Jombang: Perbedaan antara revisi
k →Agama |
update link |
||
Baris 217: | Baris 217: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
*{{id}} [http://www.jombang.go.id/ Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Jombang] |
*{{id}} [http://www.jombang.go.id/ Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Jombang] |
||
*{{id}} [http://www. |
*{{id}} [http://www.jombang.go.id/e-gov/SatKerDa/page/1.2.5.2/index.htm Situs Resmi BAPPEDA Kabupaten Jombang] |
||
*{{id}} [http://www.dprdjombang.go.id/ Situs Resmi DPRD Jombang] |
*{{id}} [http://www.dprdjombang.go.id/ Situs Resmi DPRD Jombang] |
||
Revisi per 26 Desember 2005 06.22
Jombang, adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km2, dan jumlah penduduknya 1.160.434 jiwa (2004). Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya kota Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Jogjakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.
Jombang juga dikenal dengan sebutan "kota santri", karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Diantara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum (Rejoso).
Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, diantaranya adalah mantan Presiden Indonesia KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid (Cak Nur), serta budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun).
Konon, kata "Jombang" merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa "ijo" dan "abang". Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
| |||
Berkas:Letak Jombang.GIF | |||
Ibu kota: | Jombang | ||
Luas Wilayah: | 1.159,50 km² | ||
Penduduk - Total: - Kepadatan: | 1.160.434 jiwa (2004) 1.001 jiwa/km² | ||
Kecamatan: | 21 | ||
Bupati: | Drs. H. Suyanto (PDIP) | ||
Kode Pos: | 61400 | ||
Kode Telepon: | 0321 |
Sejarah
Penemuan fosil Homo mojokertensis di lembah Sungai Brantas menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
Tahun 929, Raja Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena letusan Gunung Merapi atau serangan Sriwijaya. Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini terletak di Watugaluh, tepi Kali Brantas yang kini adalah Kecamatan Megaluh (Kabupaten Jombang). Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006). Tahun 1006, Sriwijaya menghancurkan ibukota kerajaan Mataram dan menewaskan Raja Dharmawangsa. Airlangga, putera mahkota yang ketika itu masih muda, berhasil meloloskan diri dari serbuan Sriwijaya, dan ia menghimpun kekuatan untuk mendirikan kembali kerajaan yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga sewaktu menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di Sendang Made, Kecamatan Kudu (Kabupaten Jombang). Tahun 1019, Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan, yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali; serta mengadakan perdamaian dengan Sriwijaya.
Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah yang kini Kabupaten Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa Tunggorono (Kecamatan Jombang), sedang gapura selatan adalah Desa Ngrimbi (Kecamatan Bareng). Hingga ini banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali dengan prefiks mojo-, diantaranya Mojoagung, Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojongapit, dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama Islam mulai berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir pantai utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, Kolonialisasi Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari Hindia Belanda. Etnis Cina juga berkembang; Kelenteng Hong San Kiong di Gudo, yang konon didirikan pada tahun 1700 masih berfungsi hingga kini. Hingga kini pun masih ditemukan sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis Tionghoa dan Arab.
Tahun 1811, didirikan Kabupaten Mojokerto, dimana meliputi pula wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang. Jombang merupakan salah satu residen di dalam Kabupaten Mojokerto. Bahkan Trowulan (dimana merupakan pusat Kerajaan Majapahit), adalah masuk dalam kawedanan (onderdistrict afdeeling) Jombang.
Alfred Russel Wallace (1823-1913), naturalis asal Inggris yang memformulasikan Teori Evolusi dan terkenal akan Garis Wallace, pernah mengunjungi dan bermalam di Jombang ketika mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Tahun 1910, Jombang memperoleh status Kabupaten, yang memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto, dengan Raden Adipati Arya Soeroadiningrat sebagai Bupati Jombang pertama. Masa pergerakan nasional, wilayah Kabupaten Jombang memiliki peran penting dalam menentang kolonialisme. Beberapa putera Jombang merupakan tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, seperti KH Hasyim Asy'ari (salah satu pendiri NU dan pernah menjabat ketua Masyumi) dan KH Wachid Hasyim (salah satu anggota BPUPKI termuda, serta Menteri Agama RI pertama).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Pembagian Wilayah Administratif
Kabupaten Jombang terdiri atas 21 kecamatan, yang mencakup 302 desa dan 4 kelurahan. Sebagai pusat pemerintahan adalah Kecamatan Jombang. Kecamatan Ngusikan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu yang dibentuk pada tahun 2001.
- Plandaan
- Kabuh
- Ploso
- Kudu
- Ngusikan
- Megaluh
- Ploso
- Kesamben
- Bandar Kedung Mulyo
- Perak (Jombang)
- Jombang
- Peterongan
- Mojoagung
- Gudo
- Diwek
- Jogoroto
- Ngoro
- Mojowarno
- Mojoagung
- Bareng
- Wonosalam
Geografi
Relief
Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah, yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 m dpl. Secara umum Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 bagian :
- Bagian utara, terletak di sebelah utara Kali Brantas, meliputi sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, dan sebagian Kecamatan Ngusikan dan Kecamatan Kudu. Merupakan daerah perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 meter di atas permukaan laut. Perbukitan ini merupakan ujung timur Pegunungan Kendeng.
- Bagian tengah, yakni di sebelah selatan Kali Brantas, merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah ini merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif serta kawasan permukiman penduduk yang padat.
- Bagian selatan, meliputi Kecamatan Wonosalam dan sebagian Kecamatan Bareng dan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan dengan kondisi wilayah yang bergelombang. Semakin ke tenggara, semakin tinggi. Hanya sebagian Kecamatan Wonosalam yang memiliki ketinggian di atas 500 meter.
Sungai
Sungai Brantas, yang merupakan sungai terbesar di Jawa Timur, "membelah" Kabupaten Jombang menjadi dua bagian: bagian utara (24%) dan bagian selatan (76%), sepanjang ± 44 km. Sungai-sungai lain yang signifikan adalah S. Marmoyo (23 km), S. Ngotok Ring Kanal (27 km), S. Konto (14 km), S. Gunting (12 km), dan S. Jurangjero (12 km).
Iklim
Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis, dengan suhu rata-rata 27º - 34º C. Di kawasan pegunungan, suhu cukup sejuk (22º C). Menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson, Kabupaten Jombang termasuk tipe iklim B (basah). Curah hujan rata-rata per tahun adalah 1.625 mm. Berdasarkan peluang curah hujan tahunan, wilayah Kabupaten Jombang tergololong beriklim sedang sampai basah. Di bagian tenggara dan timur, curah hujan sedikit lebih besar.
Tata Guna Lahan
Pola penggunaan tanah di Kabupaten Jombang (2003) terbanyak digunakan untuk area persawahan (42%), diikuti dengan permukiman (19%), hutan (18%), tegal (12%), dan lainnya. Sebagian besar sawah (82%) merupakan irigasi teknis, dan sebagian (10%) merupakan sawah tadah hujan.
Penduduk
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Jombang (Prakiraan 2004) adalah 1.155.449 jiwa. Sedikitnya 55% penduduk tinggal di wilayah perkotaan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Jombang sebesar 997 jiwa/km2. Konsentrasi sebaran penduduk terutama di Kecamatan Jombang (dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni 3.198 jiwa/km2), Kecamatan Tembelang (bagian selatan), Kecamatan Peterongan (bagian tengah dan selatan), Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno (bagian utara dan timur), sepanjang jalan raya Jombang-Peterongan-Mojoagung-Mojokerto, serta sepanjang jalan raya Jombang-Diwek-Blimbing-Ngoro-Kandangan. Kawasan padat penduduk lainnya adalah kawasan perkotaan di kecamatan Ploso, Perak, dan Ngoro. Bagian barat laut (yang merupakan perbukitan kapur) dan bagian tenggara (yang merupakan daerah pegunungan) merupakan kawasan yang memiliki kepadatan penduduk jarang. Pertumbuhan penduduk sebesar 0,68% per tahun, sehingga Kabupaten Jombang tidak mengalami permasalahan ledakan penduduk.
Etnis dan Bahasa
Penduduk Jombang pada umumnya adalah etnis Jawa. Namun demikian, terdapat minoritas etnis Tionghoa dan Arab yang cukup signifikan. Etnis Tionghoa umumnya tinggal di perkotaan dan bergerak di sektor perdagangan dan jasa. Terdapat beberapa kawasan di kota Jombang yang dulunya adalah little Chinatown dan Little Arab, meski kini tidak lagi ekslusif.
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa yang dituturkan banyak memiliki pengaruh Dialek Surabaya yang terkenal egaliter dan blak-blakan. Kabupaten Jombang juga merupakan daerah perbatasan dua dialek Bahasa Jawa, antara Dialek Surabaya dan Dialek Mataraman. Beberapa kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk dan Kediri memilki pengaruh Dialek Mataraman yang banyak memiliki kesamaan dengan Bahasa Jawa Tengahan. Salah satu ciri khas yang membedakan Dialek Surabaya dengan Dialek Mataram adalah penggunaan kata arek (sebagai pengganti kata bocah) dan kata cak (sebagai pengganti kata mas).
Agama
Agama Islam dianut oleh 98% penduduk Kabupaten Jombang; diikuti dengan agama Kristen Protestan (1,2%); Katolik (0,3%), Buddha (0,09%); Hindu (0,07%), dan lainnya (0,02%).
Jombang juga dikenal dengan sebutan "kota santri", karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Kehidupan beragama di Kabupaten Jombang sangat toleran. Di Kecamatan Mojowarno, atau sekitar 8 km dari Ponpes Tebuireng, merupakan kawasan dengan pemeluk agama Kristen yang signifikan, dan daerah tersebut pernah menjadi pusat penyebaran salah satu aliran agama Kristen Protestan pada jaman Belanda. Agama Hindu juga dianut sebagian penduduk Jombang, terutama di kawasan tenggara (Wonosalam, Bareng, dan Ngoro). Selain itu, Kabupaten Jombang memiliki dua kelenteng, yakni Hok Liong Kiong di Kecamatan Jombang dan Hong San Kiong di Kecamatan Gudo (yang didirikan tahun 1700).
Pendidikan
Kabupaten Jombang memiliki sejumlah perguruan tinggi, diantaranya: Universitas Darul Ulum (UNDAR), STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara, Universitas Bahrul Ulum, Intitut Keislaman Hasyim Asy'ari (IKAHA), Universitas Pesantren Darul Ulum (UNIPDU), serta 6 akademi (diantaranya Akper/Akbid Pemkab Jombang dan Akper/Akbid Darul Ulum). Universitas Darul Ulum merupakan perguruan tinggi terkemuka di Jombang, yang memiliki jurusan hingga tingkat Pasca Sarjana.
Kabupaten Jombang memiliki 853 SD/MI (581 diantaranya negeri), 229 SLTP (62 diantaranya negeri), dan 157 SLTA (26 diantaranya negeri). SMA Negeri 2 Jombang merupakan Sekolah Standar Nasional; dimana tahun 2004 meraih prestasi peraih NUN (Nilai Ujian Nasional) tertinggi se-Jawa Timur jurusan IPA, sedang tahun 2005 tiga siswanya masuk lima besar peraih NUN se-Jawa Timur. SMA Unggulan BPPT Darul Ulum memiliki reputasi di tingkat nasional, yang oleh Depdiknas ditetapkan sebagai Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI).
Komunikasi dan Media Massa
Jombang memiliki satu kode area dengan Mojokerto, yakni 0321. Khusus untuk Operator CDMA Starone, Jombang memiliki satu kode area dengan Surabaya, yakni 031. Semua operator telepon seluler baik GSM maupun CDMA nasional (kecuali Lippo dan Esia) dapat beroperasi di Jombang. Di Jombang terdapat beberapa stasiun radio FM (termasuk dua milik pemerintah), serta sejumlah tabloid, majalah, dan surat kabar regional. Leading newspaper di Jombang antara lain adalah Jawa Pos (Radar Mojokerto), Kompas, Surya, Bangsa, dan Memorandum. Di Jombang dapat dengan jelas menangkap saluran TVRI, 10 TV swasta nasional serta 2 TV swasta lokal (JTV dan TV Anak Surabaya).
Perekonomian
Pertanian
Pertanian masih merupakan primadona masyarakat Jombang, dimana menyumbang 38,16% total PDRB kabupaten. Meski nilai produksi pertanian mengalami peningkatan, namun kontribusi sektor ini mengalami penurunan. Sektor pertanian digeluti oleh sedikitnya 31% penduduk usia kerja. Tradisi, kemudahan yang disediakan oleh alam, dan adanya terobosan baru rupanya menjadikan alasan untuk bertahan. Kesuburan tanah di sini konon dipengaruhi oleh material letusan Gunung Kelud yang terbawa arus deras Sungai Brantas dan Sungai Konto serta sungai-sungai kecil lainnya. Sistem pengairan juga sangat ekstensif dan memadai, dan 83% diantaranya merupakan irigasi teknis.
Sedikitnya 42% lahan di Jombang digunakan sebagai area persawahan. Letaknya di bagian tengah kabupaten dengan ketinggian 25-100 meter dpl. Lokasi ini ditanamai tanaman padi serta palawija seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas andalan tanaman pangan Kabupaten Jombang di tingkat propinsi adalah padi, jagung, kacang kedelai dan ubi kayu. Besarnya produksi padi telah menempatkan Jombang sebagai daerah swasembada beras di provinsi JawaTimur.
Di bagian utara merupakan sentra buah-buahan seperti mangga, pisang, nangka, dan sirsak. Kecamatan Wonosalam juga merupakan sentra buah-buahan terutama Durian Bido. Kecamatan Perak merupakan penghasil utama jeruk nipis, yang diunggulkan karena tipis kulitnya serta banyak airnya.
Perkebunan
Komoditas andalan perkebunan Kabupaten Jombang di tingkat propinsi adalah tebu. Sedang di tingkat regional, komoditas unggulan adalah serat karung, kelapa, kopi, kakao, jambu mete, randu, tembakau, dan beberapa tanaman Toga (lengkuas, kencur, kunyit, jahe, dan serai). Tebu merupakan bahan mentah utama industri gula di Jombang, (dimana Jombang memiliki dua pabrik gula). Perkebunan tebu tersebar merata di dataran rendah dan dataran tinggi Kabupaten Jombang. Daerah pegunungan di sebelah tenggara (terutama Kecamatan Wonosalam) merupakan sentra tanaman perkebunan kopi, kakao, dan cengkeh. Daerah pegunungan di utara merupakan penghasil utama tembakau di Jombang.
Kehutanan
Hampir 20% wilayah Kabupaten Jombang merupakan kawasan hutan. Kawasan hutan tersebut terdapat di bagian utara (kecamatan Plandaan, Kabuh, Kudu, dan Ngusikan) serta bagian tenggara Kabupaten Jombang (kecamatan Wonosalam, Bareng, dan Mojowarno). Di wilayah hutan Kabupaten Jombang, 61% merupakan hutan produksi, 23% hutan tebang pilih, 15% hutan wisata, dan 1,5% merupakan hutan lindung. Kayu jati adalah komoditas unggulan subsektor kehutanan di Kabupaten Jombang.
Peternakan dan Perikanan
Komoditas peternakan Kabupaten Jombang meliputi ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras, sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, dan itik. Ayam pedaging merupakan komoditas unggulan peternakan di tingkat propinsi. Beberapa perusahaan menengah bergerak di bidang peternakan. Mengingat lokasi Kabupaten Jombang yang bukan kawasan pantai, perikanan perairan umum dan kolam merupakan komoditas unggulan di bidang perikanan.
Perdagangan
Sektor perdagangan menyumbang PDRB kabupaten terbesar kedua setelah pertanian. Majunya pertanian di Jombang rupanya turut menggairahkan sektor perdagangan. Kabupaten Jombang merupakan salah satu penyuplai utama komoditas pertanian tanaman pangan dan perkebunan di Jawa Timur. Kabupaten Jombang memiliki 17 pasar umum yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, serta 12 pasar hewan. Kota Jombang sendiri memiliki Pasar Legi Citra Niaga, Pasar Pon, Pasar Loak, dan Pasar Burung. Perdagangan retail dilayani oleh berbagai pusat perbelanjaan serta supermarket besar maupun kecil. Di samping Pasar Legi Citra Niaga, dua kawasan ruko yang terbesar adalah Kompleks Simpang Tiga dan Kompleks Cempaka Mas. Selain kota Jombang, kawasan pusat komersial regional di Kabupaten Jombang terdapat di Mojoagung, Ploso, dan Ngoro.
Industri Manufaktur
Sektor industri manufaktur menyumbang PDRB kabupaten terbesar ketiga setelah pertanian dan perdagangan. Majunya industri di Jombang ditopang oleh kemudahan transportasi, serta letak Kabupaten Jombang yang strategis (berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa dan bersebelahan dengan kawasan segitiga industri Surabaya-Mojokerto-Pasuruan).
Industri besar di Kabupaten Jombang yang merambah pasar luar negeri diantaranya adalah PT Pei Hai Wiratama Indonesia (produk sepatu, topi dan T-Shirt dengan brand "Diadora" dan "Fila") di Jogoloyo (Jogoroto); PT Japfa Comfeed (produk makanan ternak) di Tunggorono (Jombang); PT Usmany Indah (produk kayu olahan), MKS-Sampoerna (produk rokok) di Ploso, PT Cheil Jedang Indonesia (produk industri kimia setengah jadi) di Jatigedong (Ploso); PT Mentari International (produk maninan anak) di Tunggorono (Jombang), serta PT Seng Fong Moulding Perkasa (produk ubin kayu). Kabupaten Jombang juga memiliki dua pabrik gula: PG Jombang Baru di Kecamatan Jombang dan PG Tjoekir di Kecamatan Diwek.
Sebanyak 96% industri manufaktur di Kabupaten Jombang merupakan industri kecil, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 60%. Industri kecil yang merambah pasar luar negeri adalah industri kerajinan manik-manik kaca (di Desa Plumbon-Gambang, Kecamatan Gudo) dan industri kerajinan cor kuningan (di Desa Mojotrisno, Mojoagung). Kedua kerajinan tersebut adalah khas Jombang. Sementara itu, industri kecil lain yang dipasarkan di tingkat nasional antara lain adalah mebelair (di Mojowarno); anyaman tas (di Mojowarno); limun (di Bareng dan Ngoro); serta Kecap "Ikan Dorang", yang merupakan salah satu trade mark Jombang.
Pertambangan dan Penggalian
Saat ini Kabupaten Jombang tidak terdapat aktivitas pertambangan. Namun diduga bagian utara dan barat Kabupaten Jombang terdapat deposit Minyak Bumi. Sedikitnya terdapat 1 jenis bahan galian tipe B (Yodium) dan 4 jenis bahan galian tipe C (Diatomit, Andesit, Lempung, dan Pasir Batu).
Transportasi
Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (Jogjakarta-Surabaya-Bali). Selain itu, Kabupaten Jombang juga merupakan persimpangan jalur menuju Kediri/Tulungagung, Malang, serta Babat/pantura. Pusat kota Jombang dapat ditempuh 1½ jam dari ibu kota Provinsi Jawa Timur Surabaya, atau dari Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo.
Bus
Terminal Kepuhsari, yang terletak 5 km dari pusat kota Jombang, merupakan terminal utama kabupaten yang menghubungkan Jombang dengan kota-kota lainnya. Jalur bus jurusan Surabaya, Kediri/Tulungagung, dan Solo/Jogja merupakan jalur yang beroperasi 24 jam nonstop.
Kereta Api
Kabupaten Jombang juga dihubungkan dengan kota-kota lain di pulau Jawa dengan menggunakan jalur kereta api. Stasiun Jombang merupakan stasiun utama, disamping 4 stasiun lainnya: Sembung, Peterongan, Sumobito, dan Curahmalang. Jalur kereta api yang melintasi stasiun KA Jombang adalah:
- Surabaya-Jombang PP (KRD)
- Surabaya-Jombang- Kediri-Blitar-Malang-Surabaya PP (KA Rapih Dhoho / Penataran)
- Surabaya-Jombang-Yogyakarta PP (KA Sancaka)
- Banyuwangi-Jember-Surabaya-Jombang-Yogyakarta PP (KA Sri Tanjung)
- Jember-Surabaya-Jombang- Yogyakarta- Purwokerto PP (KA Logawa)
- Surabaya-Jombang- Yogyakarta-Bandung PP (KA Pasundan, Mutiara Selatan, Turangga, Argo Wilis)
- Surabaya-Jombang- Yogyakarta-Cirebon-Jakarta PP (KA Gayabaru Malam, Jayabaya, Bima)
- Jombang-Solo-Semarang-Tegal-Cirebon-Jakarta PP (KA Bangunkarta)
Angkutan Lokal
Untuk transportasi intra wilayah kabupaten, terdapat Angkutan Pedesaan dengan 24 trayek, yang menjangkau ke semua kecamatan. Ini masih ditambah lagi dengan adanya trayek angkutan antarkota yang menghubungkan kota Jombang dengan wilayah kabupaten di sekitarnya, yakni jurusan Pare, Kandangan, Babat, Kertosono, serta Mojokerto.
Pariwisata
Kabupaten Jombang memiliki berbagai keindahan alam dan potensi pariwisata lain yang menarik. Sangat disayangkan, potensi tersebut pada umumnya belum digali, dan tidak memiliki pendukung sarana dan prasarana yang memadai untuk memajukan pariwisata di Kabupaten Jombang; sehingga menunggu adanya investasi untuk menggarapnya. Hal ini sangat penting dan menguntungkan, mengingat posisi Kabupaten Jombang yang bersebelahan dengan daerah tujuan wisata alam Malang di tenggara dan Pacet-Trawas-Tretes di timur; serta wisata historis (situs Majapahit) Trowulan.
- Tirta Wisata. Tempat wisata lokal yang terdapat balekambang, kolam pancing, kolam renang dan lapangan tenis. Tempat ini sering diselenggarakan berbagai konser, baik artis regional hingga artis ibukota. Terletak di tepi jalan raya Jombang-Surabaya, Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan.
- Wanawisata Sumberboto. Merupakan wana wisata binaan dari Perhutani yang banyak dikunjungi wisatawan lokal. Suasana dingin dan asri penuh dengan pepohonan, terdapat pula kolam renang air hangat. Terletak di Desa Grobogan, Kecamatan Mojowarno.
- Wisata Perkebunan Panglungan. Kawasan perkebunan dengan topografi pegunungan yang berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam ini berfungsi sebagai daerah resapan air dan kawasan konservasi lahan. Saat ini Panglungan tengah dikembangkan sebagai agrowisata dengan tanaman utama kakao, cengkeh, melinjo, dan kopi.
- Air Terjun Tretes. Merupakan air terjun yang sangat indah dengan ketinggian 158 meter, dan terletak di ketinggian 1250 meter di atas permukaan air laut. Terletak di Dusun Tretes, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam; sekitar 40 km dari pusat kota Jombang.
- Goa Sigolo-golo. Jombang memiliki goa-goa alami yang indah dan belum dikembangkan sebagai wisata komersial. Salah satunya adalah Goa Sigolo-golo yang terletak di Dusun Kranten, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam.
- Kedung Cinet. Kedung Cinet merupakan wisata alami pegunungan yang sangat mempesona. Aliran sungai yang jernih dan menawan dilintasi oleh "jembatan goyang". Terdapat di desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan.
- Sendang Made. Sendang Made terletak di Desa Made, Kecamatan Kudu. Di kawasan ini terdapat peninggalan sejarah petilasan Raja Airlangga. Selain Sendang Made di sekitarnya terdapat sendang-sendang lain yang lebih kecil, Diantaranya Sendang Payung, Sendang Padusan, Sendang Drajat, Sendang Sinden dan Sendang Omben.
- Pondok Pesantren. Jombang telah lama terkenal dengan julukan kota santri. Dua ponpes terbesar di Kabupaten Jombang adalah Ponpes Tebuireng di Cukir (Kecamatan Gudo) serta Ponpes Darul Ulum di Rejoso (Kecamatan Peterongan).
- Pengajian Padang Mbulan. Pengajian Padang Mbulan merupakan pengajian rutin yang digelar pada setiap malam bulan Purnama. Pengajian ini dirintis oleh budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun). Diadakan di halaman depan asal rumah Cak Nun di Desa Menturo, Kecamatan Sumobito.
- Kelenteng Hong San Kiong. Terletak di desa Gudo, Jombang. Selain dikenal sebagai tempat ibadah Tridarma (Agama Taoisme, Budha, dan Konghucu) juga sebagai tempat berobat. Menariknya yang datang untuk berobat juga banyak yang dari kalangan pribumi. Setiap menjelang Tahun Baru Imlek, kelenteng ini mengadakan acara hajatan yang cukup meriah, seperti Wayang Potehi maupun Pagelaran Barongsay
- Gereja Mojowarno. Gereja Mojowarno merupakan gereja tertua di kawasan, serta dulunya pernah menjadi pusat salah satu aliran Kristen Protestan pada jaman Belanda. Setiap setahun sekali, gereja ini mengadakan Upacara Kebetan dan Unduh-unduh, yang sarat akan kultur lokal.
- Candi Arimbi. Candi Arimbi dulunya merupakan pintu gerbang sebelah selatan Kerajaan Majapahit. Terletak di Desa Ngrimbi, Kecamatan Wonosalam. Letaknya sangat strategis karena berada di tepi jalan utama Mojoagung-Wonosalam.
- Makam K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Wachid Hasyim. K.H. Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Ponpes Tebuireng (Jombang), salah satu pendiri organisasi Nahdatul Ulama. Puteranya, K.H. Wachid Hasyim adalah Menteri Agama RI pertama. Dua makam pahlawan nasional ini terletak di kompleks Ponpes Tebuireng, Cukir, Kecamatan Diwek.
- Makam Sayid Sulaiman. Sayid Sulaiman merupakan salah satu penyebar Islam di kawasan Jombang pada era pasca runtuhnya Majapahit. Pada malam Jum'at Legi, makam ini banyak dikunjungi peziarah. Terletak di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung.
- Makam Gunung Kuncung. Terletak di lereng gunung, di Desa Wonorejo, Kecamatan Wonosalam; yakni di perbatasan dengan Kabupaten Kediri.
- Makam Pangeran Benowo. Makam ini terletak di Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam.
- Wisata Kerajinan Manik-manik Kaca. Lokasi kerajinan dengan skala industri kecil ini terletak di Desa Plumbon-Gambang Kecamatan Gudo. Di sini para pengrajin menyulap kaca-kaca bekas menjadi aneka kerajinan manik-manik yang sangat mengagumkan. Kerajinan ini telah merambah pasar ekspor (Asia dan Eropa), serta menjadi salah satu produk yang banyak dijumpai di Pasar Seni Bali.
- Wisata Kerajinan Cor Kuningan. Lokasi kerajinan cor kuningan ini terletak di Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung. Produk-produk kuningan seperti patung suvenir ini juga telah merambah ke pasar ekspor.
Tokoh Terkenal Kelahiran Jombang
Pahlawan Nasional
- KH Wahab Hasbullah. 1888-1971.
- KH Hasyim Asy'ari. 1871-1947. Kyai ternama pendiri Ponpes Tebuireng (Jombang). Salah satu pendiri Nahdatul Ulama. Pernah pula menjabat sebagai Ketua MIAI dan Ketua Masyumi.
- KH Wahid Hasyim. 1914-1953. Anggota BPUPKI termuda, salah satu penandatangan Piagam Jakarta, penasihat Panglima Sudirman, Ketua PBNU, Menteri Agama RI.
- Dr. Nurcholis Madjid (Cak Nur). "Bapak Bangsa", tokoh Islam moderat.
Tokoh Sosial Politik
- KH Abdurrahman Wahid. Mantan Ketua PBNU, Presiden RI ke-4 (1999-2001).
- KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah). Aktivis HAM, cawapres dari Partai Golkar.
- Mayjen (Purn) Imam Utomo. Mantan Pangdam V Brawijaya, sekarang Gubernur Jawa Timur (menjabat untuk kedua kalinya).
- Prof. Dr. Singgih, SH. Mantan Jaksa Agung RI.
- Muhaimin Iskandar. Elite politik PKB, dan Wakil Ketua DPR RI.
Tokoh Seni dan Budaya
- Emha Ainun Nadjib (Cak Nun). Budayawan yang terkenal dengan sebutan kyai "mbeling".
- Asmuni. Pelawak grup Srimulat.
- Eky Renata. Finalis Akademi Fantasi Indosiar (AFI 3).
- Suro "Ngelantur". Grup finalis Audisi Pelawak TPI (API).
- Nania. Runner up Indonesian Idol.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Jombang
- (Indonesia) Situs Resmi BAPPEDA Kabupaten Jombang
- (Indonesia) Situs Resmi DPRD Jombang
Kategori ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan Provinsi Kabupaten Jombang, Indonesia.