Lompat ke isi

Setu, Bekasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler mengosongkan halaman [ * ]
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 62: Baris 62:


==== SEJARAH PER[[kereta api|KERETAAPI]]AN DI KECAMATAN '''SETU''' ====
==== SEJARAH PER[[kereta api|KERETAAPI]]AN DI KECAMATAN '''SETU''' ====
JAKARTA, [[Kompas (surat kabar)|KOMPAS]] - Berdiri [[kecamatan]] '''Setu''' di [[Kabupaten Bekasi]] pada sekitar tahun [[1878]], tak terlepas dari dibukanya [[pabrik]] [[gula]] di daerah kampung Trewelung, desa [[Pasir Angin, Cileungsi, Bogor|Pasirangin]], kecamatan [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], kabupaten [[Kabupaten Bogor|Bogor]], provinsi [[Jawa Barat]] pada tahun [[1901]], ditemukannya [[sampah]] di daerah kampung Sumur Batu, desa [[Sumurbatu, Bantar Gebang, Bekasi|Sumurbatu]], kecamatan [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantargebang]], kotamadya [[Bekasi]] dan [[minyak]] [[bumi]] di daerah kampung Gapit, desa [[Cikarageman, Setu, Bekasi|Cikarageman]] (akibat pemekaran sekitar dekade [[1980-an]] masuk wilayah desa [[Ragemanunggal, Setu, Bekasi|Ragemanunggal]]), kecamatan [[Setu, Bekasi|Setu]], kabupaten [[Kabupaten Bekasi|Bekasi]], provinsi [[Jawa Barat]] pada tahun [[1892]].
JAKARTA, [[Kompas (surat kabar)|KOMPAS]] - Berdiri [[kecamatan]] '''Setu''' di [[Kabupaten Bekasi]] pada sekitar tahun [[1878]], tak terlepas dari dibukanya [[pabrik]] [[gula]] di daerah kampung Trewelung, desa [[Pasir Angin, Cileungsi, Bogor|Pasirangin]], kecamatan [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], kabupaten [[Kabupaten Bogor|Bogor]], provinsi [[Jawa Barat]] pada tahun [[1901]], ditemukannya [[sampah]] di daerah kampung Sumur Batu, desa [[Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi|Sumurbatu]], kecamatan [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantargebang]], kotamadya [[Bekasi]] pada tahun [[1885]] dan [[minyak]] [[bumi]] di daerah kampung Gapit, desa [[Cikarageman, Setu, Bekasi|Cikarageman]] (akibat pemekaran sekitar dekade [[1980-an]] masuk wilayah desa [[Ragemanunggal, Setu, Bekasi|Ragemanunggal]]), kecamatan [[Setu, Bekasi|Setu]], kabupaten [[Kabupaten Bekasi|Bekasi]], provinsi [[Jawa Barat]] pada tahun [[1893]].


Menurut pantauan [[Kompas|KOMPAS]], Sejarah [[kereta api]] di [[kecamatan]] '''Setu''', sangat tak terlepas setelah diresmikannya jalur [[kereta api]] pertama yakni [[Stasiun Kemijen|Kemijen]]-[[Stasiun Tanggung|Tanggung]] pada tahun [[1867]] dan dari [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-[[Stasiun Bogor|Bogor]] pada tahun [[1873]] yang dimiliki [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] serta jalur [[kereta api]] rute [[Stasiun Surabaya Kota|Surabaya Kota]]-[[Stasiun Pasuruan|Pasuruan]] pada tahun [[1878]] yang dimiliki [[Staats Spoorwegen|SS]], maka perkeretaapian di daerah [[kecamatan]] '''Setu''' dimulai sejak akhir dekade [[1930-an]], maka jalur [[kereta api]] yang menghubungkan daerah kecamatan [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]] ([[Kabupaten Bogor]]), kecamatan [[Setu, Bekasi|Setu]], [[Tambun Selatan, Bekasi|Tambun Selatan]] ([[Kabupaten Bekasi]]) dan kecamatan [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantargebang]] ([[Kota Bekasi]]) serta diresmikan pada hari {{tanggal|16|04|1940}} saat dibukanya lintas ini pada petak [[Stasiun Ciledug|Ciledug]] ke [[Halte Pandak (Bekasi)|Pandak]] kemudian sampai [[Stasiun Setu (Bekasi)|Stasiun Setu]] sepanjang 4,2 [[kilometer|KM]], kemudian diteruskan ke [[Stasiun Jelempong|Jelempong]] pada tanggal [[2 Februari]] [[1940]] serta diresmikan pada tanggal [[2 Februari]] [[1940]] oleh [[Daftar Gubernur Jenderal Hindia-Belanda|Gubjend Hindia-Belanda]] yang menjabat saat itu, setelah sebelumnya dibukanya lintas [[Stasiun Citayam|Citayam]]-[[Stasiun Cianjur|Cianjur]] ruas [[Stasiun Citayam|Citayam]] ke [[Halte Umbulmacan|Umbulmacan]] dan [[jalur pintas]] (''shortcut'') dari [[Halte Umbulmacan|Umbulmacan]] ke [[Stasiun Jonggol|Jonggol]] yang baru pada tanggal [[2 Agustus]] [[1939]], serta [[Stasiun kereta api]] [[Stasiun Jonggol|Jonggol]] yang baru yang berada di Kampung Pakojan, [[Jonggol, Jonggol, Bogor|Desa Jonggol]] menggantikan [[Stasiun kereta api]] [[Stasiun Jonggol|Jonggol]] yang lama yang berada di [[pusat kota]] [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], tepatnya dekat [[alun-alun]], serta [[Stasiun Cileungsi]] dan [[Stasiun kereta api]] [[Stasiun Pendung|Pendung]] yang baru yang berada di Kampung Tamansari, [[Gandoang, Cileungsi, Bogor|Desa Gandoang]] menggantikan [[Stasiun kereta api]] [[Stasiun Pendung|Pendung]] yang lama yang berada di Kampung Pendung, [[Gandoang, Cileungsi, Bogor|Desa Gandoang]] pada tanggal [[6 Agustus]] [[1939]], serta dibukanya pada ruas [[Stasiun Cileungsi|Cileungsi]] ke [[Stasiun Pasir Angin (Bogor)|Pasirangin]] pada tanggal [[28 November]] [[1939]], [[Stasiun Pasir Angin (Bogor)|Pasirangin]] ke [[Cikarageman, Setu, Bekasi|Cikarageman]] (kilang minyak) melalui [[Halte Cepot|Cepot]] pada tanggal [[1 Februari]] [[1940]] dan [[Halte Cepot|Cepot]] ke [[Stasiun Ciledug (Bekasi)|Ciledug]] pada tanggal [[12 Maret]] [[1940]].
Menurut pantauan [[Kompas|KOMPAS]] pada [[minggu]] lalu, Sejarah [[kereta api]] di [[kecamatan]] '''Setu''', sangat tak terlepas setelah diresmikannya jalur [[kereta api]] pertama yakni [[Stasiun Kemijen|Kemijen]]-[[Stasiun Tanggung|Tanggung]] pada tahun [[1867]] dan dari [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-[[Stasiun Bogor|Bogor]] pada tahun [[1873]] yang dimiliki [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] serta jalur [[kereta api]] rute [[Stasiun Surabaya Kota|Surabaya Kota]]-[[Stasiun Pasuruan|Pasuruan]] pada tahun [[1878]] yang dimiliki [[Staats Spoorwegen|SS]], maka perkeretaapian di daerah [[kecamatan]] '''Setu''' dimulai sejak akhir dekade [[1930-an]], maka jalur [[kereta api]] yang menghubungkan daerah kecamatan [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]] ([[Kabupaten Bogor]]), kecamatan [[Setu, Bekasi|Setu]], [[Tambun Selatan, Bekasi|Tambun Selatan]] ([[Kabupaten Bekasi]]) dan kecamatan [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantargebang]] ([[Kota Bekasi]]) serta diresmikan pada hari {{tanggal|16|04|1940}} saat dibukanya lintas ini pada petak [[Stasiun Ciledug|Ciledug]] ke [[Halte Pandak (Bekasi)|Pandak]] kemudian sampai [[Stasiun Setu (Bekasi)|Stasiun Setu]] sepanjang 4,2 [[kilometer|KM]], kemudian diteruskan ke [[Stasiun Jelempong|Jelempong]] pada tanggal [[2 Februari]] [[1940]] serta diresmikan pada tanggal [[2 Februari]] [[1940]] oleh [[Daftar Gubernur Jenderal Hindia-Belanda|Gubjend Hindia-Belanda]] yang menjabat saat itu, setelah sebelumnya dibukanya lintas [[Stasiun Citayam|Citayam]]-[[Stasiun Cianjur|Cianjur]] ruas [[Stasiun Citayam|Citayam]] ke [[Halte Umbulmacan|Umbulmacan]] dan [[jalur pintas]] (''shortcut'') dari [[Halte Umbulmacan|Umbulmacan]] ke [[Stasiun Jonggol|Jonggol]] yang baru pada tanggal [[2 Agustus]] [[1939]], serta [[Stasiun kereta api]] [[Stasiun Jonggol|Jonggol]] yang baru yang berada di Kampung Pakojan, [[Jonggol, Jonggol, Bogor|Desa Jonggol]] menggantikan [[Stasiun kereta api]] [[Stasiun Jonggol|Jonggol]] yang lama yang berada di [[pusat kota]] [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], tepatnya dekat [[alun-alun]], serta [[Stasiun Cileungsi]] dan [[Stasiun kereta api]] [[Stasiun Pendung|Pendung]] yang baru yang berada di Kampung Tamansari, [[Gandoang, Cileungsi, Bogor|Desa Gandoang]] menggantikan [[Stasiun kereta api]] [[Stasiun Pendung|Pendung]] yang lama yang berada di Kampung Pendung, [[Gandoang, Cileungsi, Bogor|Desa Gandoang]] pada tanggal [[6 Agustus]] [[1939]], serta dibukanya pada ruas [[Stasiun Cileungsi|Cileungsi]] ke [[Stasiun Pasir Angin (Bogor)|Pasirangin]] pada tanggal [[28 November]] [[1939]], [[Stasiun Pasir Angin (Bogor)|Pasirangin]] ke [[Cikarageman, Setu, Bekasi|Cikarageman]] (kilang minyak) melalui [[Halte Cepot|Cepot]] pada tanggal [[1 Februari]] [[1940]] dan [[Halte Cepot|Cepot]] ke [[Stasiun Ciledug (Bekasi)|Ciledug]] pada tanggal [[12 Maret]] [[1940]].


Pembangunan jalur [[kereta api]] milik [[Tjitajam-Tjiandjoer Stoomtram Maatschappij|TTSM]] juga diteruskan sampai [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantargebang]], pembangunan jalur ini dimulai pada tahun [[1936]] dan selesai pada tahun [[1940]], serta jalur pada petak [[Stasiun Setu (Bekasi)|Stasiun Setu]] ke [[Halte Cijengkol|Cijengkol]] diresmikan pada tanggal [[23 April]] [[1940]] oleh [[Daftar Gubernur Jenderal Hindia-Belanda|Gubjend Hindia-Belanda]] yang menjabat saat itu, selanjutnya pada petak [[Halte Cijengkol|Cijengkol]] ke [[Halte Panggabayan|Panggabayan]] diresmikan beserta [[jembatan]] [[kereta api]] [[sungai]] Kali Benek (menjadi pembatas alami antara [[kecamatan]] '''Setu''' dan [[kecamatan]] [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantar Gebang]]) sepanjang 972,24 [[meter|m]], [[terowongan]] [[kereta api]] sepanjang 894,25 [[meter|m]] dan [[Stasiun kereta api]] di [[Cijengkol, Setu, Bekasi|Desa Cijengkol]] pada tanggal [[17 Mei]] [[1940]], [[Halte Panggabayan|Panggabayan]] ke [[Stasiun Tanjungsari|Tanjungsari]] diresmikan pada tanggal [[21 Mei]] [[1940]], [[Stasiun Tanjungsari|Tanjungsari]] ke [[Halte Gebangpayak|Gebangpayak]] (akibat pemekaran kecamatan tahun [[2000-an]] sekarang masuk wilayah Kecamatan [[Tambun Selatan, Bekasi|Tambun Selatan]]) diresmikan pada tanggal [[29 Mei]] [[1940]] dan [[Halte Gebangpayak|Gebangpayak]] (akibat pemekaran kecamatan tahun [[2000-an]] sekarang masuk wilayah [[Tambun Selatan, Bekasi|Tambun Selatan]]) ke [[Stasiun Bantar Gebang|Bantar Gebang]] diresmikan pada tanggal [[2 Juni]] [[1940]].
Pembangunan jalur [[kereta api]] milik [[Tjitajam-Tjiandjoer Stoomtram Maatschappij|TTSM]] juga diteruskan sampai [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantargebang]], pembangunan jalur ini dimulai pada tahun [[1936]] dan selesai pada tahun [[1940]], serta jalur pada petak [[Stasiun Setu (Bekasi)|Stasiun Setu]] ke [[Halte Cijengkol|Cijengkol]] diresmikan pada tanggal [[23 April]] [[1940]] oleh [[Daftar Gubernur Jenderal Hindia-Belanda|Gubjend Hindia-Belanda]] yang menjabat saat itu, selanjutnya pada petak [[Halte Cijengkol|Cijengkol]] ke [[Halte Panggabayan|Panggabayan]] diresmikan beserta [[jembatan]] [[kereta api]] [[sungai]] Kali Benek (menjadi pembatas alami antara [[kecamatan]] '''Setu''' dan [[kecamatan]] [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantar Gebang]]) sepanjang 972,24 [[meter|m]], [[terowongan]] [[kereta api]] sepanjang 894,25 [[meter|m]] dan [[Stasiun kereta api]] di [[Cijengkol, Setu, Bekasi|Desa Cijengkol]] pada tanggal [[17 Mei]] [[1940]], [[Halte Panggabayan|Panggabayan]] ke [[Stasiun Tanjungsari|Tanjungsari]] diresmikan pada tanggal [[21 Mei]] [[1940]], [[Stasiun Tanjungsari|Tanjungsari]] ke [[Halte Gebangpayak|Gebangpayak]] (akibat pemekaran kecamatan tahun [[2000-an]] sekarang masuk wilayah Kecamatan [[Tambun Selatan, Bekasi|Tambun Selatan]]) diresmikan pada tanggal [[29 Mei]] [[1940]] dan [[Halte Gebangpayak|Gebangpayak]] (akibat pemekaran kecamatan tahun [[2000-an]] sekarang masuk wilayah [[Tambun Selatan, Bekasi|Tambun Selatan]]) ke [[Stasiun Bantar Gebang|Bantar Gebang]] diresmikan pada tanggal [[2 Juni]] [[1940]].


Pembangunan jalur dan [[stasiun kereta api]] ini untuk memudahkan pengangkutan [[penumpang]], serta juga [[barang]] hasil bumi dan [[tentara]] dari daerah [[kecamatan]] '''Setu''' dan [[kecamatan]] [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantar Gebang]] yang hendak melakukan [[perang]] di daerah [[Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan|Tanjung Barat]] (perbatasan [[Kabupaten Bogor]] dan [[Jakarta Selatan]]), dengan [[kereta api]].
Pembangunan jalur dan [[stasiun kereta api]] ini untuk memudahkan pengangkutan [[penumpang]], serta juga [[barang]] hasil bumi dan [[tentara]] dari daerah [[kecamatan]] '''Setu''' dan [[kecamatan]] [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantar Gebang]] yang hendak melakukan [[perang]] di daerah [[Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan|Tanjung Barat]] (perbatasan [[Kabupaten Bogor]] dan [[Jakarta Selatan]]), dengan [[kereta api]].

''('''Sumber''': [[Kompas|KOMPAS]], {{tanggal|03|05|2004}})''


== Kelurahan/desa ==
== Kelurahan/desa ==

Revisi per 11 April 2017 11.53

Untuk kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Timur, lihat Setu, Cipayung, Jakarta Timur.
Artikel ini bukan mengenai Kabupaten Situbondo, yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Setu
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBekasi
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total111,670 jiwa jiwa
Kode Kemendagri32.16.18 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3216010 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan11

Setu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Setu berbatasan dengan kecamatan Cikarang Barat di utara, Kota Bekasi di barat, kecamatan Serang Baru di timur, dan Kabupaten Bogor di selatan.

Sejarah

Dahulu sampai dengan tahun 1980-an awal, wilayah kecamatan Setu sangat luas, meliputi wilayah kecamatan Bantar Gebang, kecamatan Mustika Jaya dan sebagian wilayah kecamatan Cikarang Barat, dengan jumlah 11 desa dan luas 189,25 km2 dengan jumlah penduduk 239.500 jiwa pada tahun 1950 dan kepadatan penduduk 1.270 jiwa/km2.

Pada awal dekade 1980-an, pada masa pemerintahan Bupati KDH Tk. II Bekasi, H. Abdul Fatah (1973 - 1983), berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 53 tahun 1981, wilayah kecamatan Setu mengalami pemekaran wilayah, menjadi:

  1. kecamatan Setu yang beribukota di desa Cileduk dengan jumlah 11 desa
  2. kecamatan Bantar Gebang yang beribukota di desa Layungsari dengan jumlah 5 desa dengan luas

Transportasi

Transportasi umum

Transportasi umum yang melayani wilayah kecamatan Setu adalah angkot/KOASI, metro mini, bus, elf, becak, taksi dan ojek.

Akses jalan tol

Akses jalan tol ke kecamatan Setu adalah:

Jalan tol Pintu tol KM
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Jati Asih 41
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Bekasi Timur 17
Tambun 21
Cibitung 25
Jalan Tol Jagorawi Cibubur 13
Jalan Tol Cibubur-Padalarang (rencana) Cileungsi 12

Kereta api

Dahulu, sampai dengan tahun 1996, kecamatan Setu masih ramai dan pernah mempunyai jalur kereta api, yang dimiliki Tjitajam-Tjiandjoer Stoomtram Maatschappij (TTSM) pada lintas Cileungsi-Bantargebang yang dibangun tahun 1936 dan selesai tahun 1940, saat ini telah nonaktif serta dulunya pernah ramai dilalui oleh Kereta api penumpang dan barang, sampai menyusutnya okupansi kereta api akhir era Orde baru.

SEJARAH PERKERETAAPIAN DI KECAMATAN SETU

JAKARTA, KOMPAS - Berdiri kecamatan Setu di Kabupaten Bekasi pada sekitar tahun 1878, tak terlepas dari dibukanya pabrik gula di daerah kampung Trewelung, desa Pasirangin, kecamatan Cileungsi, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat pada tahun 1901, ditemukannya sampah di daerah kampung Sumur Batu, desa Sumurbatu, kecamatan Bantargebang, kotamadya Bekasi pada tahun 1885 dan minyak bumi di daerah kampung Gapit, desa Cikarageman (akibat pemekaran sekitar dekade 1980-an masuk wilayah desa Ragemanunggal), kecamatan Setu, kabupaten Bekasi, provinsi Jawa Barat pada tahun 1893.

Menurut pantauan KOMPAS pada minggu lalu, Sejarah kereta api di kecamatan Setu, sangat tak terlepas setelah diresmikannya jalur kereta api pertama yakni Kemijen-Tanggung pada tahun 1867 dan dari Jakarta Kota-Bogor pada tahun 1873 yang dimiliki NIS serta jalur kereta api rute Surabaya Kota-Pasuruan pada tahun 1878 yang dimiliki SS, maka perkeretaapian di daerah kecamatan Setu dimulai sejak akhir dekade 1930-an, maka jalur kereta api yang menghubungkan daerah kecamatan Cileungsi (Kabupaten Bogor), kecamatan Setu, Tambun Selatan (Kabupaten Bekasi) dan kecamatan Bantargebang (Kota Bekasi) serta diresmikan pada hari Selasa, 16 April 1940 saat dibukanya lintas ini pada petak Ciledug ke Pandak kemudian sampai Stasiun Setu sepanjang 4,2 KM, kemudian diteruskan ke Jelempong pada tanggal 2 Februari 1940 serta diresmikan pada tanggal 2 Februari 1940 oleh Gubjend Hindia-Belanda yang menjabat saat itu, setelah sebelumnya dibukanya lintas Citayam-Cianjur ruas Citayam ke Umbulmacan dan jalur pintas (shortcut) dari Umbulmacan ke Jonggol yang baru pada tanggal 2 Agustus 1939, serta Stasiun kereta api Jonggol yang baru yang berada di Kampung Pakojan, Desa Jonggol menggantikan Stasiun kereta api Jonggol yang lama yang berada di pusat kota Jonggol, tepatnya dekat alun-alun, serta Stasiun Cileungsi dan Stasiun kereta api Pendung yang baru yang berada di Kampung Tamansari, Desa Gandoang menggantikan Stasiun kereta api Pendung yang lama yang berada di Kampung Pendung, Desa Gandoang pada tanggal 6 Agustus 1939, serta dibukanya pada ruas Cileungsi ke Pasirangin pada tanggal 28 November 1939, Pasirangin ke Cikarageman (kilang minyak) melalui Cepot pada tanggal 1 Februari 1940 dan Cepot ke Ciledug pada tanggal 12 Maret 1940.

Pembangunan jalur kereta api milik TTSM juga diteruskan sampai Bantargebang, pembangunan jalur ini dimulai pada tahun 1936 dan selesai pada tahun 1940, serta jalur pada petak Stasiun Setu ke Cijengkol diresmikan pada tanggal 23 April 1940 oleh Gubjend Hindia-Belanda yang menjabat saat itu, selanjutnya pada petak Cijengkol ke Panggabayan diresmikan beserta jembatan kereta api sungai Kali Benek (menjadi pembatas alami antara kecamatan Setu dan kecamatan Bantar Gebang) sepanjang 972,24 m, terowongan kereta api sepanjang 894,25 m dan Stasiun kereta api di Desa Cijengkol pada tanggal 17 Mei 1940, Panggabayan ke Tanjungsari diresmikan pada tanggal 21 Mei 1940, Tanjungsari ke Gebangpayak (akibat pemekaran kecamatan tahun 2000-an sekarang masuk wilayah Kecamatan Tambun Selatan) diresmikan pada tanggal 29 Mei 1940 dan Gebangpayak (akibat pemekaran kecamatan tahun 2000-an sekarang masuk wilayah Tambun Selatan) ke Bantar Gebang diresmikan pada tanggal 2 Juni 1940.

Pembangunan jalur dan stasiun kereta api ini untuk memudahkan pengangkutan penumpang, serta juga barang hasil bumi dan tentara dari daerah kecamatan Setu dan kecamatan Bantar Gebang yang hendak melakukan perang di daerah Tanjung Barat (perbatasan Kabupaten Bogor dan Jakarta Selatan), dengan kereta api.

(Sumber: KOMPAS, Senin, 3 Mei 2004)

Kelurahan/desa

Kelurahan atau desa yang berada di kecamatan Setu, yakni:

Referensi