Lompat ke isi

Kereta api Argo Lawu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 14: Baris 14:
| mulai = 21 September 1996
| mulai = 21 September 1996
| berakhir =
| berakhir =
| penerus = [[Argo Dwipangga|KA Argo Dwipangga]] (GMR-SLO)
| penerus =
| pemilik = [[PT Kereta Api Indonesia]]
| pemilik = [[PT Kereta Api Indonesia]]
| pemiliklama =
| pemiliklama =
Baris 49: Baris 49:


== Sejarah kereta ==
== Sejarah kereta ==
Kereta api ini membawa rangkaian sebanyak 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 penumpang. Perjalanan Solo-Jakarta (571 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam dan hanya berhenti di [[Stasiun Klaten]], [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]], [[Stasiun Cirebon|Cirebon]], dan [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]] (arah Jakarta).
Kereta api ini membawa rangkaian sebanyak 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 penumpang. Perjalanan Solo-Jakarta (571 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 8jam 30menit dan hanya berhenti di [[Stasiun Klaten]], [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]], [[Stasiun Cirebon|Cirebon]], dan [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]] (arah Jakarta).


KA ini diluncurkan pada tanggal 21 September 1996 dengan tagline JSO-751 (Jakarta-Solo 7 jam di peringatan 51 tahun Kemerdekaan RI). KA ini mendapat rangkaian baru dari PT INKA dengan kode BP/M1/K1-968''xx'' (no. baru: P/M1/K1 0 96 ''xx''). Rangkaian KA buatan 1996 ini memiliki ciri khas, yaitu menggunakan AC bentuk trapesium, dan letak kaca yang lebih rendah, berbeda dari rangkaian buatan tahun 1995 yang AC-nya berbentuk kotak dan buatan tahun 1998-2002 yang AC-nya berbentuk melengkung.
KA ini diluncurkan pada tanggal 21 September 1996 dengan tagline JSO-751 (Jakarta-Solo 7 jam di peringatan 51 tahun Kemerdekaan RI). KA ini mendapat rangkaian baru dari PT INKA dengan kode BP/M1/K1-968''xx'' (no. baru: P/M1/K1 0 96 ''xx''). Rangkaian KA buatan 1996 ini memiliki ciri khas, yaitu menggunakan AC bentuk trapesium, dan letak kaca yang lebih rendah, berbeda dari rangkaian buatan tahun 1995 yang AC-nya berbentuk kotak dan buatan tahun 1998-2002 yang AC-nya berbentuk melengkung.
Baris 55: Baris 55:
Kata Argo berasal dari nama dalam bahasa Jawa ''harga'' yang berarti 'gunung', dan juga merupakan ''brand image'' layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung ([[Gunung Lawu]]) yang terletak disebelah timur laut [[Kota Surakarta]] (wilayah administratif [[Kabupaten Karanganyar]] dan [[Kabupaten Magetan|Magetan]]) yang memiliki ketinggian 3.245 m.
Kata Argo berasal dari nama dalam bahasa Jawa ''harga'' yang berarti 'gunung', dan juga merupakan ''brand image'' layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung ([[Gunung Lawu]]) yang terletak disebelah timur laut [[Kota Surakarta]] (wilayah administratif [[Kabupaten Karanganyar]] dan [[Kabupaten Magetan|Magetan]]) yang memiliki ketinggian 3.245 m.


Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di [[Banyumas|Bumi Banyumas]], [[Kali Serayu]] dan [[Kali Progo]]. Sementara perjalanan dari Jakarta-Solo dilakukan pada malam hari. Artinya, perjalanan Argo Lawu berkebalikan dengan [[Kereta api Argo Dwipangga|Argo Dwipangga]]. Rangkaian KA Argo Lawu terdiri dari Lokomotif (CC 206), 7-8 kereta kelas eksekutif argo, 1 Kereta Makan bermotif batik (M1), 1 kereta Bagasi (B), dan 1 gerbong Pembangkit Listrik (P).
Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di [[Banyumas|Bumi Banyumas]], [[Kali Serayu]] dan [[Kali Progo]]. Sementara perjalanan dari Jakarta-Solo dilakukan pada malam hari. Artinya, perjalanan Argo Lawu berkebalikan dengan [[Kereta api Argo Dwipangga|Argo Dwipangga]]. Rangkaian KA Argo Lawu terdiri dari Lokomotif (CC 206), 8-9 kereta kelas eksekutif argo, 1 Kereta Makan (M1), 1 kereta Bagasi (B), dan 1 gerbong Pembangkit Listrik (P).


== Rangkaian kereta ==
== Rangkaian kereta ==
Baris 95: Baris 95:
| [[Stasiun Cirebon|Cirebon]] || 13.29 || 13.37
| [[Stasiun Cirebon|Cirebon]] || 13.29 || 13.37
|-
|-
| [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]] || 16.11 || 16.13
| [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]] ||16.11|| 16.13
|-
|-
| [[Stasiun Gambir|Gambir]] || 16.27 || -
| [[Stasiun Gambir|Gambir]] || 16.27 || -
Baris 117: Baris 117:


== Tarif ==
== Tarif ==
Tarif kereta api ini adalah Rp 215.000,00 - Rp 445.000,00, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan pada stasiun-stasiun yang berada di dalam rute berikut.
Tarif kereta api ini adalah Rp 215.000,00 - Rp 600.000,00, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan pada stasiun-stasiun yang berada di dalam rute berikut.
* [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] - [[Stasiun Solo Balapan|Solo]] maupun sebaliknya: Rp 50.000,00
* [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] - [[Stasiun Solo Balapan|Solo]] maupun sebaliknya: Rp 50.000,00
* [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] - [[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]] maupun sebaliknya: Rp 40.000,00
* [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] - [[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]] maupun sebaliknya: Rp 40.000,00

Revisi per 23 April 2017 05.13

Kereta api Argo Lawu
Berkas:Plat nama KA Argo Lawu.PNG
Berkas:KA Argo Lawu Melintas Stasiun Tambun.jpg
Kereta api Argo Lawu berjalan langsung Stasiun Tambun.

Kereta api Argo Lawu
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi VI Yogyakarta
PendahuluSolo Jaya
Mulai beroperasi21 September 1996
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian800 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalSolo Balapan
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh571 km
Waktu tempuh rerata8 jam 22 menit (Solo-Gambir)
8 jam 30 menit (Gambir-Solo)
Frekuensi perjalananSatu kali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif
Layanan disabilitasAda
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat, dengan sandaran kaki.
Pengaturan tempat tidur-
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan blinds, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional70 s.d. 120 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal7-8

Kereta api Argo Lawu (Hanacaraka: ꧋ꦱꦼꦥꦸꦂ​ꦲꦂꦒ​ꦭꦮꦸ꧉, Sepur Harga Lawu), adalah kereta api kelas eksekutif argo yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VI Yogyakarta di Pulau Jawa dengan jurusan Stasiun Gambir (GMR) - Solo Balapan (SLO) dan sebaliknya.

Sejarah kereta

Kereta api ini membawa rangkaian sebanyak 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 penumpang. Perjalanan Solo-Jakarta (571 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 8jam 30menit dan hanya berhenti di Stasiun Klaten, Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan Jatinegara (arah Jakarta).

KA ini diluncurkan pada tanggal 21 September 1996 dengan tagline JSO-751 (Jakarta-Solo 7 jam di peringatan 51 tahun Kemerdekaan RI). KA ini mendapat rangkaian baru dari PT INKA dengan kode BP/M1/K1-968xx (no. baru: P/M1/K1 0 96 xx). Rangkaian KA buatan 1996 ini memiliki ciri khas, yaitu menggunakan AC bentuk trapesium, dan letak kaca yang lebih rendah, berbeda dari rangkaian buatan tahun 1995 yang AC-nya berbentuk kotak dan buatan tahun 1998-2002 yang AC-nya berbentuk melengkung.

Kata Argo berasal dari nama dalam bahasa Jawa harga yang berarti 'gunung', dan juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak disebelah timur laut Kota Surakarta (wilayah administratif Kabupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 m.

Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Banyumas, Kali Serayu dan Kali Progo. Sementara perjalanan dari Jakarta-Solo dilakukan pada malam hari. Artinya, perjalanan Argo Lawu berkebalikan dengan Argo Dwipangga. Rangkaian KA Argo Lawu terdiri dari Lokomotif (CC 206), 8-9 kereta kelas eksekutif argo, 1 Kereta Makan (M1), 1 kereta Bagasi (B), dan 1 gerbong Pembangkit Listrik (P).

Rangkaian kereta

Kereta eksekutif baru tahun 2016 yang dipakai untuk kereta api Argo Lawu.

Dengan diluncurkannya KA Argo Lawu pada 21 September 1996, maka kereta ini juga mendapat rangkaian baru dari PT Inka dengan kode BP/M1/K1-968xx (no. baru: P/M1/K1 0 96 xx). Rangkaian KA buatan 1996 ini memiliki ciri khas, yaitu menggunakan AC bentuk trapesium, dan letak kaca yang lebih rendah serta ukuran kereta yang lebih tinggi, berbeda dari rangkaian buatan tahun 1995 yang AC-nya berbentuk kotak dan buatan tahun 1998-2002 yang AC-nya berbentuk melengkung.

Ini dikarenakan kereta ini merupakan modifikasi dari kereta ekonomi buatan tahun 50-an, namun setelah diretrofit di PT INKA, diganti bogienya menjadi tipe K8, menjadi kereta yang benar-benar baru, dan dapat dianggap buatan tahun 1996.

Rangkaian ini digunakan sekitar tahun 1996 sampai 2000-an awal, sampai kereta ini mendapat surplus kereta kelas Anggrek K9. Rangkaian buatan 1996 pun dihibahkan ke Taksaka maupun Argo Dwipangga.

Sejak awal tahun 2000-an KA Argo Lawu pernah menggunakan gerbong Anggrek K9 setelah adanya surplus rangkaian pada tahun 2000-an awal, karena salah satu dari dua rangkaian Argo Muria telah memakai kereta baru dari INKA pada tahun 2002. Rangkaian ini menggunakan warna ungu, berbeda dengan saat digunakan oleh KA Argo Bromo Anggrek/Muria. Sayangnya, KA ini sering anjlok di jalur selatan yang notabene tidak lurus, maka KA Argo Lawu kembali menggunakan KA eksekutif biasa pada akhirnya. Akhirnya, sejak Oktober 2008, KA Argo Lawu menggunakan rangkaian kereta baru buatan PT INKA, untuk menggantikan rangkaian generasi pertama buatan 1996 yang dialihkan ke Taksaka ataupun Argo Dwipangga dan rangkaian Anggrek K9 yang sering anjlok saat dipakai oleh Argo Lawu.

Saat ini, kereta ini sering bertukar kereta dengan Argo Dwipangga (K1 0 84/86/02 xx) karena kebijakan rotasi dari dipo, sehingga sering kereta milik Argo Lawu dapat tersambung di kereta Argo Dwipangga, maupun sebaliknya. Karena kereta pembangkit asli milik kereta ini juga sering dipakai kereta lain, maka kereta ini dan Argo Dwipangga juga terkadang menggunakan kereta pembangkit yang khas (P 0 78 03 SLO), karena merupakan modifikasi dari kereta bagasi. Kini rangkaian tersebut dijadikan sebagai rangkaian fakultatif karena sejumlah rangkaian telah dihibahkan.

Saat ini, KA Argo Lawu reguler telah resmi menggunakan kereta eksekutif terbaru produksi PT Inka tahun 2016 yang memiliki penampilan beda dengan bogie K10. Adapun rangkaian kereta api Argo Lawu tersebut terdiri atas sebuah lokomotif, delapan kereta eksekutif baru (K1 0 16 xx), satu kereta makan (M1 0 16 xx), kereta pembangkit (P), dan kereta bagasi (B). Kereta ini terkadang menggunakan pembangkit tipe lamanya.

Pada budaya populer

Kereta api Argo Lawu bersama kereta api kelas Argo lainnya diangkat menjadi lagu campur sari karya Cak Diqin, "Sepur Argo Lawu".[1] Pada lagu tersebut disebutkan nama Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Wilis, Argo Muria, Argo Bromo Anggrek, dan Sri Tanjung.

Jadwal perjalanan

Berikut ini adalah jadwal perjalanan KA Argo Lawu per 1 April 2017 (berdasarkan Gapeka 2017).

Stasiun Kedatangan Keberangkatan
KA 7 Argo Lawu (Solo Balapan-Yogyakarta-Gambir)
Solobalapan - 08.00
Klaten 08.25 08.27
Yogyakarta 08.52 08.57
Kutoarjo 09.49 09.53
Purwokerto 11.23 11.35
Cirebon 13.29 13.37
Jatinegara 16.11 16.13
Gambir 16.27 -
KA 8 Argo Lawu (Gambir-Yogyakarta-Solo Balapan)
Gambir - 20.15
Cirebon 23.03 23.12
Purwokerto 01.09 01.23
Kutoarjo 02.52 02.56
Yogyakarta 03.48 03.53
Klaten 04.17 04.19
Solo Balapan 04.45 -

Tarif

Tarif kereta api ini adalah Rp 215.000,00 - Rp 600.000,00, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan pada stasiun-stasiun yang berada di dalam rute berikut.

Galeri

Foto KA Argo Lawu saat melewati Jembatan Sakalimolas/Sakalibel, Bumiayu, Brebes.
Foto-foto lain

Referensi

Pranala luar