Lompat ke isi

Kalimantan Selatan: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 3°29′04″S 114°50′02″E / 3.48453156796°S 114.833782951°E / -3.48453156796; 114.833782951
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Yukihaura (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Yukihaura (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 44: Baris 44:
}}
}}


'''Kalimantan Selatan''' adalah salah satu [[Daftar Provinsi Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak di pulau [[Kalimantan]]. Ibu kotanya adalah [[Banjarbaru]]. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52&nbsp;km²<ref>kalsel.bps.go.id [http://kalsel.bps.go.id/?set=viewDataDetail2&flag_template2=1&id_sektor=32&id=654 Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut BPS]</ref> dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa.
'''Kalimantan Selatan''' adalah salah satu [[Daftar Provinsi Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak di pulau [[Kalimantan]]. Ibu kotanya adalah [[Banjarmasin]]. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52&nbsp;km²<ref>kalsel.bps.go.id [http://kalsel.bps.go.id/?set=viewDataDetail2&flag_template2=1&id_sektor=32&id=654 Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut BPS]</ref> dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa.


Provinsi ini mempunyai 11 [[kabupaten]] dan 4 [[kota]].
Provinsi ini mempunyai 11 [[kabupaten]] dan 4 [[kota]].

Revisi per 20 September 2018 21.40

Kalimantan Selatan
کاليمانتان سلاتن‎
Dari kiri ke kanan: Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Pasar Terapung Banjarmasin, Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Banjar, Jembatan Barito dan Bamboo Rafting Loksado
Dari kiri ke kanan: Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Pasar Terapung Banjarmasin, Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Banjar, Jembatan Barito dan Bamboo Rafting Loksado
Bendera Kalimantan Selatan کاليمانتان سلاتن‎
Julukan: 
Bumi Lambung Mangkurat
Motto: 

Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
حرام ماڽرح واج سمڤاي كاڤوتيڠ
(Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir)
Peta
Peta
Negara Indonesia
Tanggal14 Agustus 1950
Ibu kotaBanjarmasin
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 11
  • Kota: 4
  • Kecamatan: 152
  • Kelurahan: 2.007
Pemerintahan
 • GubernurSahbirin Noor
 • Wakil GubernurRudy Resnawan
 • Sekretaris DaerahArsyadi
 • Ketua DPRDNoormiliyani A. Sulaiman
Luas
 • Total37,530,52 km2[1] km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total3,920,393[2] (2.015)
Demografi
 • AgamaIslam 96.23%
Hindu 1.61%
Kristen Protestan 1.26%
Katolik 0.57%
Buddha 0.33%[3]
 • BahasaIndonesia (bahasa resmi)
Banjar, Melayu, Dayak, Bugis
Zona waktuWITA (UTC+8)
Kode Kemendagri63 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS63 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 1.063.511.441.000.-
Lagu daerahAmpar-Ampar Pisang, Paris Barantai
Rumah adatRumah Bubungan Tinggi
Senjata tradisionalKeris
Situs webwww.kalselprov.go.id

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km²[4] dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa.

Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 4 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Secara historis wilayah Kalimantan Selatan mula-mula dibentuk merupakan wilayah Karesidenan Kalimantan Selatan di dalam Propinsi Kalimantan itu sendiri.

Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa (2010).[5]

Sejarah

Perangko Republik Indonesia (2010).

Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah secara berturut-turut memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara Dipa, diteruskan oleh Kerajaan Negara Daha dan diteruskan oleh Kesultanan Banjar. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan gubernur pertama Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor yang menjabat sampai dibuatnya Perjanjian Linggarjati.

ALRI Divisi IV (A)

Provinsi Borneo saat masa awal kemerdekaan, tahun 1945.

Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan (dan tengah). Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 Agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar oleh Belanda"

Pembentukan Provinsi Kalsel

Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Provinsi Kalimantan pada masa itu terdiri atas 3 (tiga) karesidenan yaitu Karesidenan Kalimantan Barat, Karesidenan Kalimantan Selatan dan Karesidenan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan, kemudian dipecah menjadi 3 provinsi, masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam UU No.25 Tahun 1956. Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27 Tahun 1959.

Kondisi dan sumber daya alam

Geografi

Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.

Keanekaragaman hayati

Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi oleh pemerintah.

Sumber Daya Alam

Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa, biji besi, dll[6]

Demografi

Suku bangsa

Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan adalah etnis Banjar (74,34%) yang terdiri atas 3 kelompok, yaitu Banjar Kuala, Banjar Pahuluan dan Banjar Batang Banyu. Etnis terbesar kedua yaitu etnis Jawa (14,51%) yang menempati kawasan transmigrasi.

Komposisi Suku bangsa di Kalimantan Selatan (Sensus 2010)[7]
Peringkat Suku Bangsa Jumlah (2010) [8] Persentase (2010) Keterangan
1 Banjar 2.686.627 74,34% Etnis mayoritas dan penduduk asli Kalimantan Selatan yang terdiri atas 3 kelompok, yaitu Banjar Kuala (mendiami kawasan Banjar Bakula atau hilir sungai Barito dan anak-anak sungainya), Banjar Pahuluan (mendiami kawasan hulu Banua Anam atau aliran-aliran sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus) dan Banjar Batang Banyu (mendiami kawasan hilir Banua Anam pada aliran sungai Nagara).
2 Jawa 524.276 14,51% Etnis terbesar kedua di Kalsel dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi dan Kota Banjarbaru. Awal mula kedatangan etnis Jawa secara menetap mengikuti program kolonisasi atau transmigrasi pada masa kolonial Hindia Belanda yang untuk pertama kalinya lahan gambut dibuka di Hinda Belanda untuk transmigrasi pada sekitar tahun 1930-an di wilayah Purwosari, Tamban, Barito Kuala. Mereka disebut orang Jawa Tamban. Kedatangan transmigran Jawa semakin masif dan intensif pada masa Orde Baru.
3 Bugis 101.727 2,81% Etnis terbesar ketiga di Kalsel dan mendiami pesisir Tanah Bumbu dan Kotabaru. Kedatangan etnis Bugis dari Sulawesi Selatan secara menetap di bawah pimpinan Puanna Dekke, mereka ditempatkan oleh Sultan Banjar Panembahan Batuah di kawasan Pagatan disebut Bugis Pagatan dan secara umum suku Bugis di Kalimantan disebut Ugi Banjara (Bugis Banjar).
4 Dayak 80.708 2,23% Menempati kawasan Pegunungan Meratus dan aliran Sungai Barito menuju Kalimantan Tengah.
5 Madura 53.002 1,47% Awal mula kedatangan suku Madura secara menetap mengikuti program kolonisasi atau transmigarsi pada masa kolonial Hindia Belanda. Semula mereka akan diperkerjakan untuk pabrik gula di Jember, namun karena pabrik gagal dibangun mereka akhirnya mengikuti program kolonisasi dan ditempatkan di kawasan yang diberi nama Madurejo. Mereka disebut orang Madura Madurejo. Sejak tahun 1970-an orang Madura mulai datang ke Banjarmasin dan mendiami beberapa kantong pemukiman yaitu Kampung Gadang, Kelayan dan Pekapuran.
6 Mandar 39.841 1,10% Kedatangan suku Mandar dari Sulawesi Barat sudah sejak masa Kesultanan Banjar terutama menempati bagian selatan pulau Laut.
7 Sunda 24.592 0,68% Kedatangan Suku Sunda dari Jawa Barat pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi diantaranya desa Hegar Manah.
8 Tionghoa 13.000 0,36% Kedatangan Tionghoa dari Tiongkok sudah sejak masa Kesultanan Banjar. Salah satu kelompok komunitas ini adalah Orang Cina Parit yang didatangkan oleh Alexander Hare di daerah konsesi Maluka (Tanah Laut).
9 Batak 12.408 0,34% Kedatangan suku Batak dari Sumatera Utara sejak masa Orde Lama.
10 Bali 11.966 0,33% Kedatangan Suku Bali secara menetap dari pulau Bali pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi seperti Berambai dan Sari Utama.
Suku-suku lainnya 65.845 1,82% Suku-suku lainnya (1,83%) diantaranya suku Bajau 3 Rampa (Bangsamoro) yang datang dari [[Filipina] Selatan atau Banjar Kulan sudah sejak masa Kesultanan Banjar. Sedangkan kedatangan etnis Sasak/Bima dari NTB dan Flores/Adonara dari NTT di Kalsel pada masa Orde Baru dan menetap di wilayah-wilayah transmigrasi, namun jumlahnya hanya sedikit.
Total 3.613.992 100,00%

Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam keseharian oleh suku Banjar sebagai bahasa ibu dan sebagai lingua franca bagi masyarakat Kalimantan Selatan umumnya adalah Bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala[9] dan dialek Banjar Hulu[10]. Suku Dayak yang mendiami kawasan selatan Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Meratus (d/h Bahasa Bukit)[11] Bahasa Banjar dan bahasa Bukit, keduanya merupakan bahasa Melayik.

Suku Dayak rumpun Dusmala (Dusun-Maanyan-Lawangan) yang menuturkan bahasa Barito Timur mendiami kawasan utara Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Maanyan Warukin[12], bahasa Dayak Dusun Halong[13][14], bahasa Dayak Samihin (Dusun Tumbang)[15], bahasa Dayak Deah/Dusun Deyah[16], bahasa Dayak Lawangan[17] dan bahasa Dayak Abal.[18]

Sedangkan suku Dayak rumpun Biaju yang menuturkan bahasa Barito Barat mendiami aliran sungai Barito menuturkan bahasa ibu antara lain bahasa Dayak Bakumpai[19] dan bahasa Dayak Barangas[20][21]. Termasuk pula bahasa Dayak Ngaju, bahasa yang berasal dari Kalimantan Tengah digunakan sebagai bahasa liturgi di lingkungan sinode Gereja Kalimantan Evangelis (d/h Geredja Dajak Evangelis) yang berkantor pusat di Kota Banjarmasin.[22]

Agama

Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Selatan yang memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar.
Makam Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, ulama fiqih asal Martapura.

Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 96% masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu ada juga penganut agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu serta Kaharingan yang dianut masyarakat di kawasan Pegunungan Meratus. Berikut adalah data penduduk menurut agama yang dianut tahun 2010 dan penduduk menurut agama tahun 2015

dan tempat ibadah data 2010) dan tahun 
Penduduk menurut agama yang dianut[3]
Nomor Agama Jumlah (2015) Konsentrasi Jumlah (2010) Konsentrasi
1 Islam 3.772.700 96.48% 3.505.000 96,67%
2 Kristen Protestan 39.277 1.00% 47.974 1,32%
3 Hindu 63.073 1.61% 16.064 0,44%
4 Katolik 22.234 0.56% 16.045 0,44%
5 Buddha 13.109 0.34% 11.675 0,32%
6 Khonghucu 300 0.01% 236 0,01%
6 Lainnya 28.776 0,79%
Total 3.910.393 100,00% 3.626.616 100,00%
Tempat ibadah (2009)[23]
Nomor Agama Tempat Ibadah Jumlah
1 Islam Masjid 2.368
Musala/Langgar 7.038
Jumlah 9.406
2 Kristen Gereja 86
Semi/Darurat 66
Jumlah 152
3 Katolik Gereja 11
Kapel/Darurat 48
Jumlah 59
4 Hindu Pura/Kuil 62
Sanggah/Balai 1.328
Jumlah 1.390
4 Buddha Vihara/Cetya 21
Klenteng 3
Jumlah 24

Pemerintahan

Daftar Gubernur

Sejak tanggal 14 Agustus 2011, aktivitas pemerintahan Kalimantan Selatan berpindah dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru.

  1. Syarkawi (1957–1959)
  2. Maksid (1959–1963)
  3. Aberani Sulaiman (1963–1968)
  4. Jamani (1968–1970)
  5. Subarjo Sosroroyo (1970–1980)
  6. Mistar Cokrokusumo (1980–1984)
  7. Muhammad Said (1984–1995)
  8. Gusti Hasan Aman (1995–2000)
  9. Sjachriel Darham (2000–2005)
  10. Rudy Ariffin (2005–2015)
  11. Sahbirin Noor (2016–Sekarang)

Dewan Perwakilan

DPRD Kalimantan Selatan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 berasal dari sepuluh partai politik.[24]

Partai Kursi
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 13
Lambang PDI-P PDI-P 8
Lambang PPP PPP 7
Lambang PKB PKB 6
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra 5
Lambang PKS PKS 4
Lambang Partai NasDem Partai NasDem 4
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 3
Lambang Partai Hanura Partai Hanura 2
Lambang PAN PAN 1
Total 55

Daftar Kabupaten dan Kota

Bangunan baru Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Banjar Bubungan Tinggi yang berada di kawasan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Bangunan lama Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi. Kawasan ini juga merupakan situs Kantor Governeur Borneo Hindia Belanda (th. 1938)/Kalimantan (th. 1950).

Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.

Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[25] Jumlah penduduk (2020)[25] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
Peta lokasi
1 Kabupaten Balangan Paringin Abdul Hadi 1.878,30 130.355 8 3/154
2 Kabupaten Banjar Martapura Saidi Mansyur 4.668,00 565.635 20 13/277
3 Kabupaten Barito Kuala Marabahan Mujiyat (Pj.) 2.996,46 313.021 17 6/195
4 Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kandangan Hermansyah (Pj.) 1.804,94 228.006 11 4/144
5 Kabupaten Hulu Sungai Tengah Barabai Aulia Oktafiandi 1.472,00 258.721 11 8/161
6 Kabupaten Hulu Sungai Utara Amuntai Zakly Aswan (Pj.) 892,70 226.727 10 5/214
7 Kabupaten Kotabaru Kotabaru Sayed Jafar Alaydrus 9.482,73 325.622 21 4/198
8 Kabupaten Tabalong Tanjung Anang Syakhfiani 3.766,97 253.305 12 10/121
9 Kabupaten Tanah Bumbu Batulicin Zairullah Azhar 5.006,96 322.646 10 5/144
10 Kabupaten Tanah Laut Pelaihari Syamsir Rahman (Pj.) 3.631,35 348.966 11 5/130
11 Kabupaten Tapin Rantau M. Syarifuddin (Pj.) 2.700,82 189.475 12 9/126
12 Kota Banjarbaru - Aditya Mufti Ariffin 371,00 253.442 5 20/-
13 Kota Banjarmasin - Ibnu Sina 72,00 657.663 5 52/-

Pendidikan

Berkas:Rektorat unlam.jpg
Rektorat Universitas Lambung Mangkurat yang mengadopsi model Rumah Banjar Gajah Manyusu

Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Tanah Laut

Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Banjar
  • Akademi Kebidanan Martapura
  • Akademi Keperawatan Intan Martapura
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Martapura
Kabupaten Tanah Bumbu
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Darul Azhar Batulicin
Kabupaten Tapin
  • Politeknik Islam Syekh Salman Al-Farisi Rantau
Kabupaten Kotabaru
  • Politeknik Kotabaru
  • STIT Darul Ulum Kotabaru
  • STKIP Paris Barantai Kotabaru
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
  • Akademi Keperawatan Barabai
  • Akademi Manajemen Koperasi Barabai

Pesantren

Perekonomian

Tenaga kerja

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga kerja diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen. Status pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen adalah pekerja di sektor informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut berstatus berusaha sendiri (19,66 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas dan pekerja tak dibayar (24,61 persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 36,80 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35 persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).[27]

Pertanian & Perkebunan

Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan, kasturi dan langsat.[28] Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.

Industri

Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.[29] Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009.[30]

Pertambangan

Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.[28]

Keuangan & Perbankan

Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebagai imbas krisis finansial global. Namun beberapa indikator masih mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun. Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.

Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009 mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan 5,86% (y-o-y).

Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember 2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16% (y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81% (y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).

Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% pada tahun 2008 menjadi 75,7%. Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, risiko kredit pada tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar 2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai 4,76%.[31]

Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR) serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan 123 ATM.[28]

Pariwisata

Pasar Terapung di muara Sungai Kuin, Banjarmasin.

Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.[32]

Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata kulinernya.

Olahraga

Musik

Tarian tradisional


Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya Tari Japin dan Tari Baksa Kembang

Rumah Adat

Rumat adat Kalimantan Selatan adalah Rumah Banjar dengan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.

Makanan dan Minuman

Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan dengan dodol dan ketupat khas kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai dengan kuliner dari daging itik, Martapura dengan kelepon buntut, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut rimpi, Soto Banjar, Sate Itik, Nasi Kuning, dan lain-lain.

Seni dan Budaya

Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.

Seni Karawitan

Teater tradisional dan wayang


Tarian

Tarian suku Banjar

Tarian suku Dayak Bukit


  • Tari Tandik Balian
  • Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
  • Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)

Lagu

Lagu Daerah suku Banjar antara lain:

Rumah Adat

Pakaian Adat

Busana Pengantin Suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Pakaian Pengantin Suku Banjar

  • Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
  • Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
  • Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
  • Pangantin Babaju Kubaya Panjang

Pakaian Pemuda-pemudi

Gedung dan Bangunan

Gedung Polda

Tempat Ibadah

Islam
Berkas:Masjid Raya Sabilal Muhtadin (2).jpg
Masjid Raya Sabilal Muhtadin di Kota Banjarmasin
Kristen Protestan
  • Gereja Eppata GKE Banjarmasin
  • Gereja Eben Ezer GKE Banjarmasin
Kristen Katolik
  • Gereja Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin
  • Gereja Katolik Bunda Maria Banjarbaru
  • Gereja Katolik St Yohanes Pemandi Landasan Ulin
  • Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Veteran
  • Gereja Katolik Santa Perawan Maria Kelayan
  • Gereja Katolik St. Theresia Pelaihari
  • Gereja Katolik Stella Maris Sungai Danau
  • Gereja Katolik St. Vincentius a Paulo Batulicin
  • Gereja Katolik St. Yusuf Kotabaru
  • Gereja Katolik Ave Maria Tanjung
Hindu
Budha
Konghucu

Rumah Sakit

  • Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
  • Rumah Sakit Sari Mulya

Hotel

Rujukan

  1. Feuilletau de Bruyn, W.K.H.; Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Hoeloe Soengai, (Zuider a Ooster Afdeeling van Borneo), 19--.
  2. Broersma, R.;Handel en Bedrijf in Zuiz Oost Borneo, S'Gravenhage, G. Naeff, 1927.
  3. Eisenberger, J.; Kroniek de Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, Bandjermasin, Drukkerij Lim Hwat Sing, 1936.
  4. H.Mahmud, ; Banjaran
  5. Bondan, A.H.K.; Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, Banjarmasin, 1953.
  6. Ras, J.J.; Hikajat Bandjar, A study in Malay Histiography, N.V. de Ned. Boeken, Steen Drukkerij van het H.L. Smits S'Graven hage, 1968.
  7. Heekeren, C. van.; Helen, Hazen en Honden Zuid Borneo 1942, Den Haag, 1969.
  8. Riwut, Tjilik; Kalimantan Memanggil, Penerbit Endang, Djakarta.
  9. Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
  10. M. P. Lambut, Kalimantan Selatan (Indonesia). Inspektorat, Mewujudkan good governance di Kalimantan Selatan: kumpulan pikiran urang Banua, PT LKiS Pelangi Aksara, 2007, ISBN 979-3381-26-4, 9789793381268

Pranala luar

Referensi

  1. ^ http://kalsel.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/839
  2. ^ "Provinsin Kalimantan Selatan Dalam Angka 2016"
  3. ^ a b "Provinsi Kalimantan Selatan Dalam Angka 2016". Diakses tanggal 2017-07-09. 
  4. ^ kalsel.bps.go.id Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut BPS
  5. ^ "Sensus Penduduk 2010". Diakses tanggal 2012-04-08. 
  6. ^ Buku Pintar Edisi 38
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama sukukalsel
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama sensusSuku2010
  9. ^ http://multitree.org/codes/bjn-kua
  10. ^ http://multitree.org/codes/bjn-hul
  11. ^ http://multitree.org/codes/bvu
  12. ^ http://multitree.org/codes/mhy
  13. ^ http://multitree.org/codes/mhy-dus
  14. ^ http://www.antaranews.com/berita/433037/balai-bahasa-dokumentasikan-bahasa-dayak-halong
  15. ^ http://multitree.org/codes/mhy-sam
  16. ^ http://multitree.org/codes/dun
  17. ^ http://multitree.org/codes/lbx
  18. ^ https://folksofdayak.wordpress.com/2014/03/09/dayak-abal-sub-suku-dayak-yang-sudah-punah/
  19. ^ http://multitree.org/codes/bkr
  20. ^ (Indonesia) Hapip, Abdul Djebar (1984). Struktur bahasa Barangas. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  21. ^ http://thekopasid.blogspot.com/2014/04/bahasa-daerah-dayak-direkam-karena.html
  22. ^ http://gke-gerejakalimantanevangelis.blogspot.co.id/
  23. ^ "Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009" (PDF). Diakses tanggal 2014-12-28. 
  24. ^ Situs Resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan: Daftar Anggota DPRD Provinsi Kalsel 2014-2019 Terpilih, diakses 3 Juli 2017
  25. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-11. 
  26. ^ [ http://www.stieindonesia-bjm.ac.id/ STIE Indonesia]
  27. ^ Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Februari 2012. Badan Pusat Statistik Kalsel.
  28. ^ a b c Provinsi Kalimantan Selatan - Ekonomi. Bank Sentral Republik Indonesia. Diakses pada 21 November 2012
  29. ^ Usaha Manufaktur Kalsel Naik 4,66 Persen. Radar Banjarmasin, 21 September 2012. Diakses pada 5 Oktober 2012
  30. ^ Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2009-2010. BPS Kalsel. Diakses pada 5 Oktober 2012
  31. ^ Perbankan. www.kalselprov.go.id. Diakses pada 5 Oktober 2012
  32. ^ Daerah Wisata Potensial Kalimantan Selatan. www.indonesia.go.id. Diakses pada 19 September 2013

3°29′04″S 114°50′02″E / 3.48453156796°S 114.833782951°E / -3.48453156796; 114.833782951